You are on page 1of 8

Nama :hikmah khairani hasibuan

Nim :1213311039
Kelas :I pgsd 21

Pengetahuan Penilaian PPKn

1. Apa pengertian Penilaian menurut 3 pendapat ahli dan buatlah kesimpulan


berdasarkan pendapat ahli tersebut.
Jwb: Berikut adalah pendapat dari tiga ahli tentang pengertian penilaian, beserta nama ahli
tersebut dan kesimpulan berdasarkan pendapat mereka:
➢ Ahli 1: John Dewey
Pendapat: John Dewey, seorang filsuf dan pendidik terkenal, mendefinisikan penilaian
sebagai proses evaluasi yang melibatkan pengumpulan dan interpretasi data tentang hasil
belajar siswa. Menurutnya, penilaian haruslah berfokus pada pemahaman siswa tentang materi
pelajaran dan kemampuan mereka untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Kesimpulan: Berdasarkan pendapat John Dewey, penilaian merupakan alat untuk memahami
tingkat pemahaman siswa dan kemampuan mereka dalam mengaplikasikan pengetahuan
tersebut. Penilaian haruslah melibatkan pengumpulan data yang relevan dan interpretasi yang
cermat untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang prestasi siswa.
➢ Ahli 2: Robert Stake
Pendapat: Robert Stake, seorang ahli pendidikan, berpendapat bahwa penilaian adalah proses
yang lebih luas daripada sekadar mengukur pencapaian siswa. Baginya, penilaian mencakup
pengumpulan berbagai jenis bukti yang mencerminkan kinerja siswa dalam konteks yang
berbeda. Penilaian yang efektif harus menggambarkan gambaran lengkap tentang
perkembangan siswa, termasuk aspek sosial, emosional, dan kreatif.
Kesimpulan: Berdasarkan pandangan Robert Stake, penilaian tidak hanya berkaitan dengan
pencapaian akademik, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain dari perkembangan siswa.
Penting untuk mengumpulkan bukti dari berbagai konteks untuk mendapatkan pemahaman
yang holistik tentang kemajuan siswa.
➢ Ahli 3: Benjamin Bloom
Pendapat: Benjamin Bloom, seorang psikolog dan pendidik terkenal, mengemukakan bahwa
penilaian harus digunakan sebagai alat untuk mempromosikan pembelajaran yang efektif.
Baginya, penilaian seharusnya berfokus pada tingkat pemahaman dan analisis siswa terhadap
materi pelajaran. Bloom juga mengusulkan taksonomi Bloom yang terkenal, yang membagi
tujuan pembelajaran menjadi tingkatan hierarkis yang berbeda.
Kesimpulan: Menurut pandangan Benjamin Bloom, penilaian haruslah digunakan untuk
mendorong pembelajaran yang efektif dengan fokus pada pemahaman siswa. Pendekatan
penilaian yang sesuai dengan taksonomi Bloom dapat membantu mengidentifikasi tingkat
kognitif siswa dan membantu guru merencanakan strategi pembelajaran yang sesuai.
Kesimpulan umum dari pendapat ketiga ahli ini adalah bahwa penilaian merupakan proses
evaluasi yang penting dalam pendidikan. Penilaian haruslah melibatkan pengumpulan data
yang relevan dan interpretasi yang cermat untuk memahami pemahaman dan kemampuan
siswa secara holistik. Penilaian juga seharusnya mendorong pembelajaran yang efektif dengan
fokus pada pemahaman, analisis, dan penerapan pengetahuan siswa.
2. Apa saja Fungsi Penilaian hasil Belajar dalam PPKn SD.
Jwb: Penilaian hasil belajar dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada
tingkat pendidikan dasar (SD) memiliki beberapa fungsi penting. Berikut adalah beberapa
fungsi penilaian hasil belajar dalam PPKn SD:
1. Menilai pemahaman konsep PPKn: Penilaian hasil belajar PPKn SD digunakan untuk
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dasar PPKn, seperti nilai-nilai
Pancasila, UUD 1945, demokrasi, hak dan kewajiban warga negara, serta toleransi dan
kebhinekaan. Dengan penilaian ini, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami
konsep-konsep tersebut.
2. Mengukur penguasaan keterampilan kewarganegaraan: PPKn SD juga melibatkan
pengembangan keterampilan kewarganegaraan, seperti berpartisipasi dalam kegiatan
sosial, berkomunikasi secara efektif, dan menghargai perbedaan. Penilaian hasil belajar
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan ini dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
3. Memberikan umpan balik kepada siswa: Penilaian hasil belajar dalam PPKn SD juga
berfungsi untuk memberikan umpan balik kepada siswa tentang kemajuan belajar mereka.
Guru dapat memberikan informasi spesifik tentang kelebihan dan kekurangan siswa dalam
pemahaman konsep dan penerapan nilai-nilai PPKn. Hal ini membantu siswa untuk
memperbaiki dan meningkatkan pemahaman serta keterampilan mereka.
4. Membantu perencanaan pembelajaran: Penilaian hasil belajar juga digunakan sebagai dasar
perencanaan pembelajaran selanjutnya. Dengan mengetahui kemajuan siswa, guru dapat
merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan
siswa. Penilaian juga membantu guru dalam menyesuaikan metode dan materi
pembelajaran untuk memastikan siswa mencapai tujuan pembelajaran PPKn.
5. Mengukur pencapaian kompetensi: Penilaian hasil belajar PPKn SD berfungsi untuk
mengukur pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kompetensi
PPKn mencakup pemahaman nilai-nilai kebangsaan, sikap demokratis, partisipasi aktif,
toleransi, serta pemahaman tentang sistem pemerintahan dan hak serta kewajiban sebagai
warga negara. Penilaian hasil belajar memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa
mencapai kompetensi tersebut.
6. Evaluasi kurikulum: Penilaian hasil belajar juga digunakan sebagai alat evaluasi terhadap
kurikulum PPKn SD. Dengan mengevaluasi hasil belajar siswa, dapat diketahui efektivitas
kurikulum dan apakah tujuan pembelajaran PPKn telah tercapai dengan baik. Evaluasi ini
membantu dalam perbaikan dan pengembangan kurikulum PPKn yang lebih baik di masa
depan.
3. Jelaskan bagaimana pendidik menilai siswanya dalam pelaksanaan non tes pada
pembelajaran PPKn.
Jwb: Dalam pelaksanaan non tes pada pembelajaran PPKn, pendidik dapat menggunakan
beberapa metode penilaian alternatif untuk mengevaluasi siswa. Berikut adalah beberapa
pendekatan yang dapat digunakan oleh pendidik dalam menilai siswa dalam pembelajaran
PPKn tanpa mengandalkan tes:
1. Observasi: Pendidik dapat menggunakan observasi langsung untuk melihat dan menilai
perilaku, sikap, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PPKn. Mereka dapat
memperhatikan bagaimana siswa berinteraksi dengan lingkungan sekitar, apakah mereka
mempraktikkan nilai-nilai kebangsaan dan keterampilan kewarganegaraan dalam
kehidupan sehari-hari, serta bagaimana mereka berkomunikasi dan berkolaborasi dengan
teman sekelas.
2. Portofolio: Pendidik dapat meminta siswa untuk membuat portofolio yang berisi karya-
karya atau proyek yang menunjukkan pemahaman mereka tentang konsep-konsep PPKn.
Portofolio dapat berupa tulisan, gambar, video, atau presentasi yang mencerminkan
pemahaman nilai-nilai kebangsaan, partisipasi dalam kegiatan sosial, atau proyek yang
berhubungan dengan isu-isu kewarganegaraan.
3. Diskusi dan Debat: Pendidik dapat mengadakan diskusi kelompok atau debat tentang topik-
topik PPKn yang relevan. Melalui diskusi dan debat, pendidik dapat menilai kemampuan
siswa dalam berargumentasi, mendengarkan pandangan orang lain, serta menghargai
perbedaan pendapat dalam konteks kebangsaan dan kewarganegaraan.
4. Peran Serta dalam Kegiatan Masyarakat: Pendidik dapat meminta siswa untuk
berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yang terkait dengan PPKn. Misalnya, siswa dapat
terlibat dalam kegiatan sosial seperti kegiatan gotong royong, kunjungan ke lembaga
pemerintahan, atau kegiatan pengabdian masyarakat. Pendidik dapat menilai partisipasi
siswa, keterampilan sosial, serta kemampuan mereka dalam menerapkan nilai-nilai PPKn
dalam kegiatan tersebut.
5. Proyek Kolaboratif: Pendidik dapat mengorganisir proyek kolaboratif di mana siswa
bekerja dalam kelompok untuk menyelidiki, menganalisis, atau mengatasi isu-isu
kewarganegaraan yang relevan. Dalam proyek ini, siswa dapat mengumpulkan data,
menyusun laporan, atau membuat presentasi tentang temuan dan rekomendasi mereka.
Penilaian dapat dilakukan berdasarkan kualitas proyek yang dihasilkan, kolaborasi dalam
kelompok, dan kemampuan siswa dalam menghubungkan materi dengan situasi nyata.
4. Jelaskan pengertian dari penilaian pada pelaksanaan tes dan non tes pada
pembelajaran PPKn Kurikulum 2013 dan paparkan pendapat Anda mengenai
kedua tes tersebut.
Jwb: Pengertian Penilaian pada Pelaksanaan Tes dan Non Tes dalam Pembelajaran PPKN
Kurikulum 2013:
1. Penilaian pada Pelaksanaan Tes: Dalam konteks PPKN Kurikulum 2013, penilaian pada
pelaksanaan tes mengacu pada proses evaluasi yang menggunakan instrumen tes,
seperti soal pilihan ganda, isian, atau essay. Tes tersebut dirancang untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep PPKn, kemampuan menganalisis, dan
keterampilan berpikir kritis. Penilaian pada pelaksanaan tes menggunakan skor atau
angka sebagai hasil evaluasi siswa.
2. Penilaian pada Pelaksanaan Non Tes: Penilaian pada pelaksanaan non tes dalam
pembelajaran PPKN Kurikulum 2013 melibatkan metode evaluasi selain tes tertulis,
seperti observasi, portofolio, diskusi, proyek, dan partisipasi dalam kegiatan
masyarakat. Pendekatan ini bertujuan untuk menilai pemahaman siswa, penerapan
nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan nyata, keterampilan sosial, dan kemampuan
berpikir kritis serta analitis. Penilaian pada pelaksanaan non tes sering kali
menggunakan penilaian deskriptif, rubrik, atau skala penilaian.
Pendapat Saya:
Kedua jenis penilaian, tes dan non tes, memiliki peran yang penting dalam pembelajaran
PPKN. Penilaian tes memberikan ukuran objektif mengenai pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep PPKn secara lebih terstruktur. Tes dapat memberikan informasi yang berguna
bagi siswa, guru, dan sistem pendidikan dalam mengevaluasi pencapaian akademik siswa.
Namun, penilaian tes juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti fokus pada aspek kognitif
dan kurang mampu mengukur keterampilan sosial dan penerapan nilai-nilai dalam konteks
nyata. Penilaian non tes, di sisi lain, memberikan ruang bagi siswa untuk menunj ukkan
pemahaman mereka dalam konteks yang lebih luas, seperti berpartisipasi dalam kegiatan sosial
atau menyelesaikan proyek. Pendekatan ini mendorong penerapan nilai-nilai kebangsaan
dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan keterampilan sosial siswa. Penilaian non tes
juga dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif tentang perkembangan siswa di
luar aspek kognitif.
Pentingnya menggabungkan kedua jenis penilaian ini dalam pembelajaran PPKN Kurikulum
2013 adalah untuk memberikan pemahaman yang holistik tentang kemajuan siswa dalam aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tes dapat digunakan untuk mengukur pemahaman
konsep secara sistematis, sementara penilaian non tes dapat menilai kemampuan siswa dalam
menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan nyata.
5. Bagaimana Teknik dan Instrumen Penilaian PPKn SD dalam kurikulum 2013.
Jwb: Dalam Kurikulum 2013, terdapat beberapa teknik dan instrumen penilaian yang dapat
digunakan dalam pembelajaran PPKn di tingkat SD. Berikut adalah beberapa contoh teknik
dan instrumen penilaian PPKN SD dalam Kurikulum 2013:
1. Tes Tertulis: Tes tertulis dapat digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep PPKn. Instrumen penilaian berupa soal pilihan ganda, isian, atau essay
dapat dirancang untuk mengukur pemahaman siswa secara kognitif. Misalnya, siswa dapat
diminta untuk menjawab pertanyaan tentang nilai-nilai Pancasila, hak dan kewajiban warga
negara, atau konsep demokrasi.
2. Observasi: Observasi adalah teknik penilaian yang melibatkan pengamatan langsung
terhadap perilaku, sikap, dan partisipasi siswa dalam aktivitas pembelajaran PPKn. Guru
dapat mengamati bagaimana siswa berinteraksi dengan teman sekelas, menghormati
perbedaan, atau berpartisipasi dalam kegiatan kelas yang berkaitan dengan PPKn.
Observasi ini dapat dilakukan dalam bentuk catatan observasi atau lembar penilaian.

3. Portofolio: Portofolio adalah kumpulan karya atau proyek siswa yang mencerminkan
pemahaman mereka tentang konsep-konsep PPKn dan penerapan nilai-nilai kebangsaan
dalam kehidupan nyata. Siswa dapat menyimpan tulisan, gambar, presentasi, atau video
yang mereka buat sebagai bukti pemahaman dan partisipasi dalam kegiatan yang
berhubungan dengan PPKn. Guru dapat menilai portofolio siswa berdasarkan kriteria
tertentu yang telah ditentukan.
4. .Diskusi: Diskusi kelompok merupakan teknik penilaian yang melibatkan interaksi antara
siswa dalam membahas topik-topik PPKn. Guru dapat memberikan pertanyaan atau
permasalahan terkait nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, atau isu-isu kewarganegaraan
kepada siswa. Dalam diskusi, siswa dapat berbagi pendapat, mendengarkan pandangan
orang lain, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta analitis.
5. Proyek: Proyek kolaboratif dapat menjadi instrumen penilaian dalam pembelajaran PPKn.
Siswa dapat diberikan tugas untuk menyelidiki isu-isu kewarganegaraan, membuat laporan,
presentasi, atau kampanye yang menggambarkan pemahaman dan penerapan nilai -nilai
kebangsaan dalam konteks yang relevan. Penilaian dapat dilakukan berdasarkan kualitas
proyek yang dihasilkan, kolaborasi dalam kelompok, dan kemampuan siswa dalam
menerapkan nilai-nilai PPKn dalam proyek tersebut.
6. Bagaimana Pelaksanaan Penilaian dan Pelaporan Hasil Belajar PPKn SD
berbasis Kurikulum 2013
Jwb: Pelaksanaan penilaian dan pelaporan hasil belajar PPKN SD berbasis Kurikulum 2013
dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip penilaian yang holistik, formatif, dan
berkesinambungan. Berikut adalah tahapan pelaksanaan penilaian dan pelaporan hasil belajar
PPKN SD berbasis Kurikulum 2013:
1. Perencanaan Penilaian: Guru merencanakan penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran
PPKn, indikator pencapaian kompetensi, dan strategi pembelajaran yang digunakan. Guru
juga mempersiapkan instrumen penilaian yang sesuai dengan konteks pembelajaran, seperti
tes tertulis, observasi, portofolio, atau proyek.
2. Pelaksanaan Penilaian: Guru melaksanakan penilaian sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Penilaian dapat dilakukan melalui tes tertulis, observasi langsung, pengumpulan
portofolio siswa, atau proyek kolaboratif. Guru juga dapat memanfaatkan teknologi, seperti
penggunaan media digital untuk mengumpulkan hasil penilaian siswa.
3. Pengolahan dan Analisis Hasil: Guru mengolah data hasil penilaian siswa, baik berupa skor
tes, catatan observasi, atau evaluasi portofolio. Data tersebut dianalisis untuk mengevaluasi
pemahaman siswa, perkembangan keterampilan, dan penerapan nilai-nilai PPKn. Analisis
hasil penilaian dapat digunakan untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan
merencanakan tindak lanjut pembelajaran.
4. Pelaporan Hasil Belajar: Guru menyampaikan laporan hasil belajar kepada siswa dan orang
tua atau wali siswa. Laporan tersebut mencakup informasi tentang pemahaman siswa
terhadap konsep PPKn, perkembangan keterampilan, partisipasi dalam kegiatan, dan
penerapan nilai-nilai kebangsaan. Pelaporan dilakukan secara berkala, baik dalam bentuk
laporan tertulis, rapor, atau pertemuan antara guru, siswa, dan orang tua.
5. Tindak Lanjut Pembelajaran: Berdasarkan hasil penilaian dan pelaporan, guru melakukan
tindak lanjut pembelajaran yang sesuai. Guru dapat memberikan umpan balik kepada siswa
tentang kelebihan dan kekurangan mereka dalam pemahaman konsep PPKn, penerapan
nilai-nilai, atau keterampilan kewarganegaraan. Selanjutnya, guru merencanakan kegiatan
pembelajaran yang mendukung perkembangan siswa sesuai dengan kebutuhan mereka.
Proyek penilaian ppkn
❖ Penilaian yg dilakukan dalam kurikulum merdeka dan kurikulum 2013
Bentuk penilaian kurikulum merdeka dari hasil pembelajaran peserta didik yaitu berupa
penilaian formatif dan penilaian sumatif.Sedangkan Dalam Kurikulum 2013, penilaian
dilakukan dengan pendekatan yang holistik, formatif, dan berkelanjutan. Berikut adalah
beberapa poin penting mengenai penilaian dalam Kurikulum 2013:
1. Penilaian sebagai Bagian dari Pembelajaran: Penilaian dianggap sebagai bagian integral
dari proses pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik kepada siswa,
memantau kemajuan mereka, serta melihat sejauh mana siswa mencapai kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum.
2. Pendekatan Penilaian Beragam: Kurikulum 2013 mendorong penggunaan berbagai teknik
dan instrumen penilaian. Selain tes tertulis, penilaian juga melibatkan observasi,
wawancara, portofolio, proyek, diskusi, dan sebagainya. Dengan demikian, penilaian
mencakup berbagai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
3. Penilaian Formatif: Penekanan diberikan pada penilaian formatif, yang bertujuan untuk
memberikan umpan balik kepada siswa secara terus-menerus selama proses pembelajaran.
Guru memberikan umpan balik yang konstruktif, memberi kesempatan siswa untuk
merefleksikan kemampuan mereka, dan merencanakan tindak lanjut pembelajaran yang
sesuai.
4. Penilaian Autentik: Kurikulum 2013 mendorong penggunaan penilaian autentik, yang
mencerminkan situasi atau konteks nyata di luar ruang kelas. Misalnya, melalui proyek atau
tugas berbasis masalah, siswa dapat menunjukkan penerapan pengetahuan dan
keterampilan mereka dalam konteks yang relevan.
5. Penggunaan Skala Penilaian: Penilaian dalam Kurikulum 2013 juga melibatkan
penggunaan skala penilaian atau rubrik untuk memberikan keterangan tentang tingkat
pencapaian siswa. Skala penilaian ini dapat mencakup deskripsi kompetensi dan kriteria
yang jelas untuk setiap level pencapaian.

❖ Aspek-aspek yang dinilai dalam pembelajaran ppkn


Beberapa aspek yang umumnya dinilai dalam pembelajaran PPKN meliputi:
1. Pengetahuan tentang Pancasila: Aspek ini mencakup pemahaman siswa terhadap sila-sila
Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Siswa
diharapkan dapat menjelaskan arti dan makna dari setiap sila serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Pemahaman tentang konstitusi dan sistem pemerintahan: Siswa diharapkan memahami isi
dan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia.
Mereka juga diuji mengenai sistem pemerintahan, seperti pembagian kekuasaan antara
eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta peran masing-masing lembaga tersebut dalam
menjalankan tugasnya.
3. Kesadaran berbangsa dan bernegara: Aspek ini meliputi pemahaman siswa terhadap
identitas nasional, semangat kebangsaan, dan cinta tanah air. Siswa diharapkan memiliki
pemahaman yang kuat tentang sejarah, budaya, dan kekayaan alam Indonesia, serta
menghargai perbedaan yang ada di antara sesama warga negara.
4. Etika dan moral dalam kehidupan berbangsa: Aspek ini menekankan pentingnya perilaku
yang mencerminkan sikap bertanggung jawab, jujur, adil, disiplin, dan menghormati hak
asasi manusia. Siswa diuji dalam hal pengetahuan tentang nilai-nilai etika dan moral serta
kemampuan dalam menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
5. Partisipasi dalam kehidupan demokrasi: Aspek ini melibatkan pemahaman siswa tentang
pentingnya partisipasi aktif dalam kehidupan demokrasi, seperti hak dan kewajiban dalam
pemilihan umum, kebebasan berserikat, dan menghormati pendapat orang lain. Siswa juga
diharapkan memiliki kemampuan untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan sosial dan
politik di lingkungan sekitar.
6. Pemahaman tentang hak asasi manusia: Aspek ini mencakup pengetahuan siswa tentang
hak asasi manusia dan perlindungan hak-hak tersebut. Siswa diuji mengenai pemahaman
mereka tentang hak-hak dasar manusia serta pentingnya menghormati, melindungi, dan
memenuhi hak-hak tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.

❖ Perbedaan penilaian pembelajaran ppkn di dalam kurikulum merdeka dan kurikulum 2013
1. Pendekatan penilaian: Kurikulum Merdeka mungkin mengadopsi pendekatan penilaian
yang berbeda dari Kurikulum 2013. Misalnya, Kurikulum Merdeka mungkin
menekankan penilaian formatif yang lebih berfokus pada pengembangan dan
pemantauan kemampuan siswa secara berkala. Pendekatan ini mungkin melibatkan
penilaian berkelanjutan, observasi guru, dan portofolio siswa.
2. Kompetensi dan indikator penilaian: Kurikulum Merdeka mungkin memiliki perubahan
dalam kompetensi dan indikator penilaian untuk mata pelajaran PPKN. Perubahan ini
dapat mencakup penekanan pada aspek-aspek tertentu yang dianggap lebih penting
dalam konteks pendidikan kewarganegaraan yang aktual.
3. Instrumen penilaian: Kurikulum Merdeka mungkin memperkenalkan instrumen
penilaian yang baru atau direvisi untuk mengukur pemahaman dan pencapaian siswa
dalam PPKN. Instrumen penilaian ini mungkin melibatkan berbagai format seperti tes
tulis, tugas proyek, presentasi, diskusi kelompok, atau bentuk penilaian lainnya.
Sikap penilain ppkn
No perlakuan keterangan
1. Tepat waktu dalam beribadah Ya
2. Berdialog/bengcengkrama bersama orang tua dan anggota Ya
keluarga lain termasuk asisten rumah tangga(jika ada)
3. Siap menerima masukan dari anggota keluarga lain Ya
4. Bergaul dengan baik kepada teman-teman dilingkungan Ya
kampus
5. Lebih memilih produk buatan/produk dalam negeri Ya
6. Jujur(tidak menyontek) ketika ulangan/ujian Ya
7. Berani berpendapat demi kepentingan umum/masyarakat Ya
8. Menjaga fasilitas umum/negara Ya
9. Berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku,baik Ya
peraturan negara maupun peraturan kampus
10 Berpartisipasi dalam kegiatan yang termasuk kebijakan Ya
publik

You might also like