You are on page 1of 11

PRAKTIKUM IV

Kromatografi Pada Kertas

Amelia Agustina
5121012

DIV Teknologi Laboratorium Medik


Fakultas Kesehatan
Institut Kesehatan Rajawali
Tahun 2021/2022
Judul : Kromatografi Pada Kertas

Tanggal Praktikum : 22 – Januari – 2022

I. Pendahuluan

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan


distribusi dari komponen-komponen dalam fasa gerakdan fasa diam. Fasa gerak dapat berupa
gas atau cairan, sedangkan fasa diam dapat berupa cairan atau padatan. Fasa gerak berupa gas
disebut kromatografi gas (Gas Chromatograpgy). Kegunaan dari Gas Chromatograpgy
digunakan untuk identifikasi semua jenis senyawa organik yang mudah menguap dan juga
dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam suatu campuran
(McNair & Miller, 2009). Analisis kuantitatif dengan gas chromatography menggunakan
metode standar internal. Metode ini digunakan karena terdapat ketidakpastian yang
disebabkan injeksi sampel dan kecepatan aliran. Metode ini seringkali digunakan untuk
sampel yang tidak sesuai atau tidak mungkin diinjeksi langsung pada gas chromatography
(Hidayat et al., 2015).

Kromatografi dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada jenis fase gerak dan
mekanisme pemisahannya. Jika ditinjau dari fase geraknya meliputi :

 Kromatografi cair
 Kromatografi gas
Merupakan metode kromatografi yang dinamis untuk memisahkan dan sebagai
pendeteksi senyawa-senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran. Pemisahan
pada kromatografi gas ini didasarkan pada suatu senyawa dikurangi dengan semua
interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam yang terjadi antara solute
dengan fase diam yang terjadi fase gerak pada kromatografi gas ini dapat berupa gas
yang akan mengetahui solute dari ujung kolom lalu akan menghantarkan kepada detektor
yang ada.
 Kromatografi adsorpsi
 Kromatografi partisi
Jika ditinjau dari mekanismenya meliputi kromatografi pertukaran ion dan kromatografi gel. Jika
ditinjau dari fase stasionernya berupa :
 Kromatografi kolom
merupakan metode terbaik untuk melakukan pemisahan campuran dalam jumlah yang
besar dimana fase geraknya dapat berupa zat cair dan fase diam nya dapat berupa zat
padat.
 Kromatografi lapis tipis
merupakan suatu proses pemisahan yang dimana terdapat fase gerak yang dapat berupa
zat cair, sedangkan fase diam nya berupa zat padat. Pada kromatografi lapis tipis ini,
berfungsi untuk pemisahan secara kuantitatif yang cepat dan sering digunakan dengan
menggunakan mkroskop.
 Kromatografi kertas
adalah kromatografi yang merupakan teknik suatu pemisahan dimana fase diamnya
berupa zat cair. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fase diam yaitu
contohnya bubuk selulosa.
Kromatografi memiliki prinsip dasar yaitu jumlah zat yang berbeda-beda untuk
masing-masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan dengan menggunakan metode
kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila suatu molekul maupun senyawa nya
memiliki sifat-sifat yang berbeda, diantaranya adalah memiliki kelarutan yang berbeda-beda
terhadap suatu pelarut, memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berkaikatn yang berbeda, dan
memiliki sifat mudah menguap pada temperature yang berbeda pula.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai Rf (Kromatografi kertas), diantaranya :
 Pelarut
Nilai Rf ini disebabkan oleh pentingnya koefisien dari suatu partisi, maka perubahan
yang sangat kecil dalam komposisi suatu pelarut yang dapat menyebabkan perubahan
harga Rf. Maka dari itu komposisi dari suatu pelarut juga merupakan suatu factor yang
mempengaruhi harga factor retensi.
 Suhu
Suhu dapat mempengaruhi harga faktor atensi karena perubahan yang terjadi pada suhu
juga dapat merubah suatu koefisien partisi yang juga kecepatan aliran.
 Ukuran dari bejana
Refensi perambatan lebih lama seperti perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas,
maka kau efisien dari komposisi mempengaruhi harga Rf.
 Kertas
Pengaruh utama dari kertas yang dapat mempengaruhi harga Rf adalah karena timbulnya
perubahan ion dan serapan yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas sangat
mempengaruhi kecepatan aliran dan juga sangat mempengaruhi pada keseimbangan-
keseimbangan partisi itu sendiri.
 Sifat dan campuran
Berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang sama dari fase tetap
dari bergerak mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu
terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf.

II. Metode
A. Alat
1. Solatip
2. Tusuk sate sebagai penyangga
3. Gelas atau wadah
4. Penggaris
5. Balpoin
6. Gunting

B. Bahan
1. Air (sebagai eluen atau pelarut)
2. kertas buram yang sudah dipotong dengan ukuran 3 x 8 cm dan sudah digarisi di
pojok kanan dan kirinya
3. spidol warna merah dan biru

C. Metode
1. Siapkan semua alat dan bahan
2. Totolkan tinta kedalam garis-garis yang berada di pinggir kertas buram
3. Tempel solatip di ujung salah satu kertas buram
4. Pasangkan solatip dengan sumpit lalu rekatkan solatipnya
5. Simpan di wadah yang telah disediakan dan sudah berisi air secukupnya. Dengan
catatan jangan sampai totolan tinta jangan sampai terendam oleh air
6. Atur timer saat eluen sudah mulai naik
7. Amati dan catat perubahannya
8. Pengamatan dianggap sudah selesai saat pergerakan hendak mencapai batas garis

III. Pembahasan

Data hasil pengamatan :


Eluen : Air putih

No Warna Jarak eluen Noda Jarak noda Gambar


Retardation
totolan (dp)(cm) (cm)(dw)
factor (Rf)
1. Biru 5,8 cm Ungu 2.2 cm 0,37
Ungu 1,4 cm 0,24
muda
Biru muda 1 cm 0,17
Biru tua 1,2 cm 0,20
2. Merah 5,9 cm Pink muda 2,2 cm 0,37
Pink tua 1,4 cm 0,23
Merah ke 1.3 cm 0,22
orenan
Kuning 1 cm 0,16

Untuk mendapatkan hasil dari Rf, maka lakukan dulu perhitungan seperti ini :
dw
Rf =
dp
Keterangan :
Rf : Retardation factor
Dw : Jarak noda tinta dari awal totolan (cm)
Dp : jarak eluen (pelarut) dari titik awal totolan (cm)

Kromatografi kertas ini adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi
yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fase diam. Pada umumnya
kromatografi kertas ini dilakukan dengan cara menotolkan larutan yang berisi sejumlah
komponen.
Praktikum kali ini dilakukan dengan memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui
perubahan warna dan nilai Rf dari pemisahan tinta spidol. Kali ini warna spidol yang
digunakan adalah warna biru dan merah dengan menggunakan metode ascending (menaik).
Metode ascending (menaik) menggunakan eluen air pada tiga kertas buram yang
berbeda, dengan ukuran kertas yaitu 3 x 8 cm. pada kertas buram dengan eluen air, pada
totolan warna biru menghasilkan warna ungu, ungu muda, biru muda dan biru tua. Sedangkan
untuk totolan warna merah memghasilkan warna pink muda, pink tua, merah ke orenan, dan
kuning. Dengan nilai Rf masing-masing totolan yaitu, pada totolan biru adalah 0,37; 0,24;
0,17; dan 0,20. Pada totolan warna merah 0,37; 0,23; 0,22; dan 0,16.
Seperti pada data-data yang terdapat di dalam tabel data pengamatan, besarnya jarak
yang ditempuh noda bergantung pada beberapa hal, diantaranya adalah kelarutan antar noda
dan pelarutnya, jika noda dan pelarutnya bekerja dengan prinsip saling melarutkan karena
memiliki sifat yang sama, maka noda tersebut akan lebih mudah bergerak, sehingga akan
menyebabkan rendahnya harga Rf. Kemampuan pelarut untuk bergerak merambat pada kertas
buram juga mempengaruhi nilai kemaksimalan proses pemisahan.
Kromatografi kertas ini memiliki keuntungan, yaitu kemudahan dan
kesederhanaanya dalam pelaksanaan dan pemisahannya. Yaitu hanya pada lembaran kertas
buram yang berlaku sebagai medium pemisah dan juga sebagai penyangga. Keuntungan
lainnya adalah keterulangan bilangan Rf yang besar pada kertas sehingga pengukuran Rf
merupakan parameter yang berharga yang memaparkan senyawa baru (Harborne, 1967).
Selain memiliki keuntungan, kromatografi kertas ini juga memiliki kekurangan,
khususnya pada percobaan kali ini, dimana hasil dan analis yang digunakan kurang akurat dan
terdapat beberapa kesalahan. Misalnya perubahan pada noa terlalu menyebar, noda melewati
garis garis batas elusi eluen, kesalahan-kesalahan ini dapat terjadi karena ketidaktelitian
praktikan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai Rf, diantaranya :
 Pelarut
 Ukuran dari bejana
 Kertas
 Sifat dari campuran

Dalam praktikum kali ini ada beberapa alat yang digunakan, diantaranya, solatip
yang berfungsi untuk menempelkan kertas buram dan tusuk sate (penyangga), tusuk sate
sebagai penyangga, gelas atau wadah yang berfungsi untuk tempat eluen yaitu air, penggaris
yang berfungsi untuk mengukur ukuran kertas saring, balpoint berfungsi untuk membuat garis
tepi di sisi kiri dan kanan, lalu gunting yang berfungsi untuk menggunting kertas saring yang
telah diukur. Sedangkan bahan yang digunakan alah air sebagai eluen atau pelarut, kertas
buram yang sudah dipotong dengan ukuran 3 x 8 cm dan sudah digarisi di pojok kanan dan
kirinya kertas buram ini berfungsi sebagai tempat berjalannya noda, spidol warna merah dan
biru yang berfungsi sebagai noda yang akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung.

Percobaan ini dilakukan dengan cara yang pertama yaitu menyiapkan semua alat dan
bahannya

Lalu totolkan tinta spidol berwarna merah dan biru kedalam garis-garis yang berada di pinggir
kertas buram
Tempel solatip di ujung salah satu kertas buram lalu pasangkan solatip dengan sumpit lalu
rekatkan solatipnya

Simpan di wadah yang telah disediakan dan sudah berisi air secukupnya. Dengan catatan
jangan sampai totolan tinta jangan sampai terendam oleh air

Atur timer saat eluen sudah mulai naik, amati dan catat perubahannya, pengamatan dianggap
sudah selesai saat pergerakan hendak mencapai batas garis. Tercatat waktu yang diperlukan
untuk melakukan percobaan ini adalah 20 menit dari pukul 12.05 – 12.25 WIB. Dan inilah
hasilnya.
IV. Analisis Kesahalan

Pada saat sedang melakukan percobaan, kertas buram baru diangkat saat sudah mencapai garis
sehingga saat dilakukan proses pendiaman untuk mengeringkan, noda terus bergerak yang pada
akhirnya pergerakan noda melewati garis sehingga perlu dilakukan pengulangan untuk hasil
yang sempurna.

V. kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, jadi dapat disimpulkan bahwa kromatografi kertas
ini adalah salah satu pengembangan dari kromatografi partisi yang menggunakan kertas sebagai
padatan pendukung fase diam. Pada umumnya kromatografi kertas ini dilakukan dengan cara
menotolkan larutan yang berisi sejumlah komponen.
Pada praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode ascending (menaik)
menggunakan eluen air pada tiga kertas buram yang berbeda, dengan ukuran kertas yaitu 3 x 8
cm. pada kertas buram dengan eluen air, pada totolan warna biru menghasilkan warna ungu,
ungu muda, biru muda dan biru tua. Sedangkan untuk totolan warna merah memghasilkan warna
pink muda, pink tua, merah ke orenan, dan kuning. Dengan nilai Rf masing-masing totolan yaitu,
pada totolan biru adalah 0,37; 0,24; 0,17; dan 0,20. Pada totolan warna merah 0,37; 0,23; 0,22;
dan 0,16.
Pada prinsipnya kromatografi kertas memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas.
Dimana like dissolves like ini berpengaruh terhadap jarak terhadap pelarut dan kapilaritas
berpengaruh terhadap daerah penyerapan terlarut terhadap fasa diam.
VI. Daftar Pustaka
 Mr. Phobos. 2020. Laporan Praktikum Kimia Dasar Kromatografi. (Online). Tersedia.
https://informasains.com/edu/post/2020/07/laporan-praktikum-kromatografi
 Zulianita Zulianita. 2017. PEMISAHAN ZAT WARNA DENGAN KROMATOGRAFI
KERTAS. (Online). Tersedia.
https://www.academia.edu/32898040/PEMISAHAN_ZAT_WARNA_DENGAN_KROM
ATOGRAFI_KERTAS
 Hartias Rizalina. 2018. Optimasi Penentuan Kadar Metanol dalam Darah Menggunakan
Gas chromatography. (Online). Tersedia.
https://journal.unnes.sc.id/sju/index.php/ijcs/article/download/26299/11712/

You might also like