Professional Documents
Culture Documents
SK Tentang Pelayanan Lab
SK Tentang Pelayanan Lab
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS PASAR KEMIS
Nomor : / / SK – UKP / PKM - PSK / 2018
TENTANG
PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS PASAR KEMIS
MEMUTUSKAN
Ketiga : Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kesalahan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya;
SALWAH
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PASAR
KEMIS
NOMOR : /00/ SK-UKP / PKM - PSK / 2018
TENTANG : PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS
PASAR KEMIS
BAB I
PENDAHULUA
N
BAB II
KETENAGAA
N
Untuk dapat melaksanakan fungsinya pelayanan laboratorium Puskesmas Pasar Kemis saat ini
memiliki pola ketenagaan sebagai berikut :
BAB III
JAM BUKA PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS PASAR KEMIS
Jam buka pelayanan Laboratorium Puskesmas Pasar Kemis adalah sebagai berikut :
BAB IV
JAM BUKA PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS PASAR KEMIS
DILUAR JAM KERJA
Pelayanan Laboratorium diluar jam kerja dilakukan oleh tenaga bidan untuk pelayanan di
PONED yang telah dilatih dengan ketentuan :
1. Di atas pukul 15.00 WIB untuk pemeiksaan HB dan protein urin dilakukan oleh bidan
PONED yang terlatih
2. Kepala Puskesmas menginstruksikan adanya pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja;
3. Pemeriksaaan laboratorium jam 08.00 – 14.00 dilakukan oleh D3 Analis Kesehatan
4. Pemeriksaan laboratorium diatas Jam 15.00 untuk pemeriksaan Hb, Protein urine
didelegasikan ke bidan PONED yang sudah terlatih;
5. Hasil pemeriksaan laboratorium dicatat di rekam medis pasien dan di buku register
laboratorium;
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium apabila diperlukan perujukan
spesimen:
1. Persyaratan spesimen yang akan dirujuk :
a. Tidak melampaui masa stabilitas spesimen;
b. Tidak terkena sinar matahari langsung;
c. Dikemas dengan baik dan diberi lebel bertuliskan ”Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau
”Bahan Pemeriksaan Berbahaya”;
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat ;
e. Spesimen dikemas dalam coolbox.
2. Spesimen diberi label berisi nomor spesimen, nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal
pengambilan spesimen pada badan wadah.
3. Spesimen disertai formulir pengiriman yang berisi data sebagai berikut:
a. Nomor spesimen;
b. Nama penderita ;
c. Umur;
d. Jenis kelamin;
e. Alamat penderita;
f. Tanggal dan jam pengambilan spesimen;
g. Jenis spesimen dan asal bahan;
h. Diagnosa klinik;
i. Permintaan pemeriksaan;
j. Tanggal pengiriman;
6. Nama serta alamat pengirim :
a. Dokter;
b. Puskesmas ;
c. Dan lain – lain.
5. Kemudian dikirim langsung oleh petugas
BAB V
SARANA, PRASARANA, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
1. SARANA
Gambaran Sarana laboratorium puskesmas Pasar Kemis merupakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah
ruangan Laboratorium Puskesmas Pasar Kemis yang meliputi:
a. Ukuran ruang 6 m x 10 m 2;
b. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan;
c. Dinding berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, dan mudah dibersihkan serta
tahan terhadap bahan kimia (keramik);
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (epoxi, vinyl);
e. Pintu terdiri dari pintu depan dengan Uk 150 cm x 70 cm;
f. Kamar kecil/WC pasien laboratorium berada di luar ruangan laboratorium dan kamar kecil
/ WC petugas berada di dalam ruangan laboratorium.
2. PRASARANA
Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Prasarana-prasarana Laboratorium
Puskesmas yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Pencahayaan cukup;
b. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang baik;
c. Suhu ruangan antara 22°C s/d 28°C;
d. Pengambilan dahak dilakukan di Ruang Tempat Pengambilan Dahak (sputum booth);
e. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup pada bak cuci. Air
tersebut harus memenuhi syarat kesehatan.;
f. Tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang dilengkapi dengan penutupnya
untuk pembuangan limbah padat medis infeksius dan non infeksius pada laboratorium.
Pengelolaan (pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan) limbah padat dilakukan sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku.
3.2.3. Reagensia
Jenis–jenis reagensia yang tersedia di Laboratorium Puskesmas Pasar Kemis
adalah sebagai berikut:
BAB VI
PENGELOLAAN REAGEN
PENERIMAAN REAGENSIA
1. Petugas laboratorium memeriksa daftar reagen yang datang ;
2. Petugas memeriksa keadaan kemasan reagensia (tersegel, tidak terbuka dan tidak rusak
maupun robek);
3. Petugas memeriksa tanggal kadaluarsa reagen yang datang.
PENYIMPANAN REAGENSIA
1. Petugas menyimpan reagen sesuai dengan prosedur penyimpanan yang tertera di dalam
kemasan reagen;
2. Petugas selalu mengontrol suhu kulkas agar sesuai dengan syarat penyimpanan reagen
(untuk Reagen yang harus berada didalam kulkas), dengan cara :
Letakkan thermometer dalam kulkas;
Atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagen;
Usahakan kulkas agar selalu dalam keadaan hidup;
Catat suhu setiap hari dalam checklist pemantauan suhu;
Bersihkan kulkas setiap 2 bulan sekali;
Reagen yang sudah di buka bisa bertahan dalam keadaan stabil bila di simpan pada
suhu (2-8)0C;
Jika suhu penyimpanan di lemari pendingin di luar (2- 8) 0C, maka reagen yang belum
terbuka dapat bertahan 1 minggu, sedangkan reagen yang sudah di buka dapat
bertahan 3 hari.
PEMESANAN REAGEN
1. Petugas laboratorium mengecek persediaan yang akan habis (tinggal 1 box atau 20 test);
2. Petugas mencatat reagen yang akan habis dan melaporkan kepada kepala puskesmas;
3. Petugas laboratorium memeriksa kembali laporan yang diberikan;
4. Petugas mengajukan pemesanan reagen kebagian pembelanjaan barang.
DISTRIBUSI REAGENSIA
1. Petugas laboratorium membuat permintaan tertulis reagen kepada penanggung jawab
Gudang obat;
2. Penanggung jawab Gudang obat menelaah permintaan tertulis dari petugas laboratorium
untuk menilai ketersediaan;
3. Penanggung jawab Gudang obat menyiapakan reagen tersedia yang diminta;
4. Penanggung jawab Gudang obat membuat pencatatan serah terima reagen kepada petugas
laboratorium;
5. Petugas laboratorium menandatangani pencatatan serah terima reagen;
6. Reagen diterima petugas laboratorium dan disimpan di ruang laboratorium.
BAB VII
ALUR PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS PASAR KEMIS
LOKET
LABORATORIUM
KASIR
Keterangan Gambar :
BAB VIII
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM PUSKESMAS PASAR KEMIS
Hb
Golongan Darah
Kimia Darah :
Gula Darah
Asam Urat
Kolesterol Total
Imunologi
HIV
Syphilis
Hbs Ag
BAB IX
PERMINTAAN PEMERIKSAAN, PENERIMAAN SPESIMEN, PENGAMBILAN
DAN PENYIMPANAN SPESIMEN
B. PENERIMAAN SPESIMEN
Prosedur yang dilakukan petugas laboratorium dalam penerimaan specimen agar tidak
terjadi kesalahan antara spesimen yang akan diperiksa dengan identitas pasien.
1. Petugas menerima spesimen harus memeriksa dan mencocokan data pasien antara spesimen
yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat di buku register
laboratorium;
2. Petugas juga harus memperhatikan kondisi spesimen yang diterimanya. Jika spesimen yang
diterima tidak sesuai dengan data dan tidak memenuhi persyaratan hendaknya ditolak.
C. PENGAMBILAN SPESIMEN
Sebelum dilakukan pengambilan specimen petugas laboratorium melakukan pencegahan
terhadap kejadian yang tidak diharapkan dengan melakukan pengendalian mutu pra analitik,
analitik, dan pasca analitik.
1. Untuk melakukan pengambilan spesimen petugas harus menjelaskan dan memberitahu
kepada pasien tentang spesimen yang akan diambil dan diperiksa;
2. Petugas menggunakan APD;
3. Petugas menyiapkan inform consent untuk ditandatangani pasien. Apabila setuju untuk
dilakukan pemeriksaan pasien mennandatangani inform consent dan petugas
mempersilahkan pasien memasuki ruang sampling;
4. Kemudian petugas mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama, umur, alamat pasien
sesuai dengan formulir rujukan laboratorium;
5. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan sesuai
pemeriksaan yang diperlukan;
6. Petugas melakukan pengambilan specimen sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.
D. PENYIMPANAN SPESIMEN
Penyimpanan spesimen dilakukan jika pemeriksaan ditunda atau spesimen akan dikirim ke
laboratorium lain, penyimpanan spesimen di dalam lemari es dengan suhu 2-8⁰C.
1. Petugas Laboratorium membuat specimen yang akan disimpan;
2. Memberi label pada specimen yang akan disimpan sesuai identitas pasien di formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium;
3. Meletakkan specimen pada tempat/rak penyimpanan specimen dan memasukkan ke
refrigerator sesuai suhu yang dibutuhkan specimen.
BAB X
PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PUSKESMAS PASAR KEMIS
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum
(dahak) dan sebagainya untuk menunjang diagnosis, pemeriksaan lanjutan ( follow up) dan
peramalan prognosis suatu penyakit.
BAB XI
PEMANTAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM
BAB XII
PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL
BAB XIII
RENTANG NILAI YANG MENJADI RUJUKAN
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
BAB XIV
RENTANG NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Batas Batas
No Pemeriksaan Satuan Sampel
Bawah Atas
1 Glukosa dewasa Mg / dl 30 500 Serum / sampel
2 Glukosa newborn Mg/dl 30 325 Serum /sampel
3 Glukosa anak Mg/dl 46 445 Serum /sampel
4 Asam Urat Mg /dl 1 17 Serum /sampel
5 Kolesterol Mg/dl 50 400 Serum /sampel
BAB XV
EVALUASI TERHADAP RENTANG NILAI
Suatu kegiatan dalam rangka mendapatkan hasil akurat melalui peningkatan mutu
pemeriksaan laboratorium dengan melakukan evaluasi rentang nilai agar hasil yang didapatkan
lebih akurat dan diketahui apakah rentang nilai masih dapat digunakan atau harus diperbaharui
kembali dimana petugas laboratorium:
1. Mendapatkan alat atau reagen baru;
2. Memahami prinsip kerja alat baru dan reagen baru tersebut;
3. Memahami prosedur kerja alat baru dan reagen baru tersebut;
4. Mempelajari adanya perbedaan rentang nilai antara alat dan reagen baru tersebut dengan
reagen yang lama;
5. Melaporkan kepada penanggung jawab ruang pelayanan lainnya adanya perbedaan rentang
nilai rujukan pada alat dan prosedur baru tersebut;
6. Melaporkan kepada kepala puskesmas adanya perbedaan rentang nilai rujukan tersebut
melalui Penanggung Jawab UKP;
7. Kepala puskesmas memberikan disposisi kepada Tim mutu untuk melakukan evaluasi;
8. Tim mutu melakukan evaluasi;
9. Tim mutu melaporkan kepada kepala puskesmas hasil evaluasi tersebut;
10. Kepala puskesmas merubah rentang nilai lama menjadi rentang nilai baru dengan
membuatkan surat keputusan.
BAB XVI
WAKTU PENYERAHAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Waktu penyerahan hasil pemeriksaan pelayanan laboratorium Puskesmas Pasar Kemis
Rapid Test HIV 30 menit
Test Hbs Ag 30 menit
Pemeriksaan Bumil ( hb, prot urine, goldar,pitc) 60 menit
Kolesterol (strip) 10 menit
GDS (strip) 10 menit
Asam Urat (strip) 10 menit
BAB XVII
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG KRITIS
BAB XVIII
MONITORING PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM YANG KRITIS
BAB XIX
PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PASIEN URGENT ATAU GAWAT DARURAT
Pemantauan waktu penyampaian hasil laboratorium terhadap pasien urgent dan gawat
darurat adalah kegiatan untuk memonitor ketepatan waktu petugas laboratorium dalam
menyampaikan hasil laboratorium dalam menyampaikan hasil laboratorium pasien urgent atau
gawat darurat dan merupakan Sebagai pedoman dalam melakukan pemantauan waktu
penyampaian hasil laboratorium terhadap pasien urgent dan gawat darurat agar bisa cepat
dilakukan penanganan lebih lanjut. Perencanaan pemantauan waktu penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium untuk pasien gawat darurat.
BAB XX
MUTU LABORATORIUM
1. PENGENDALIAN MUTU
1.2. Pengendalian Mutu Eksternal ( PME / External Quality Assesment / proficiency test )
Pengendalian Mutu Eksternal ( PME Adalah kegiatan Pengendalian mutu yang
diselenggarakan secara periodik untuk pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan
untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dibidang pemeriksan
tertentu. Penyelenggaraan PME dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau
international & diikuti oleh semua laboratorium baik pemerintah maupun swasta dan di
kaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinan laboratorium kesehatan
swasta.
Beberapa kegiatan PME yang ada di laboratorium Puskesmas Pasar Kemis antara lain :
a. PME bidang Hematologi yang diselenggarakan oleh Kemenkes setahun sekali.
b. PME bidang Kimia Klinik yang diselenggarakan oleh Kemenkes setahun
sekali. Pengendalian Mutu Eksternal dilakukan dengan cara :
a. Petugas menerima spesimen kontrol dari Kemenkes, BBLK Petugas mencatat tanggal
penerimaan spesimen;
b. Petugas menulis tanggal pelaksanaan pemeriksaan spesimen;
c. Petugas mencatat kondisi spesimen saat menerima;
d. Petugas melakukan pemeriksaan spesimen sesuai ketentuan Pengendalian Mutu
Eksternal;
e. Petugas melaporkan hasil pemeriksaan PME kepada penanggung jawab laboratorium;
f. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil PNPME yang telah
disediakan dan ditandatangani oleh kepala puskesmas;
g. Petugas mengirim hasil pemeriksaan PME;
h. Petugas mendapat hasil balik dari laboratorium penyelenggara;
i. Petugas mendapatkan bukti berupa sertifikat.
BAB XXI
PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PELAYANAN
LABORATORIUM DENGAN PROSEDUR PDCA
Dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien di ruang pelayanan dilakukan melalui
prosedur PDCA yang berkesinambungan antara lain sebagai berikut :
1. Tim mutu mensosialisasikan ke ruang laboratorium tentang Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien;
2. Petugas laboratorium membuat PDCA berdasarkan hasil kinerja atau keadaan di
Laboratorium;
3. Petugas laboratorium mensosialisasikan hasil PDCA ke seluruh staff pada saat lokbul
(lokakarya bulanan);
4. Petugas laboratorium melaksanakan perbaikan mutu dan keselamatan pasien.
5. Tim mutu mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan dan perbaikan;
6. Tim mutu menindaklanjuti hasil evaluasi dan monitoring.
BAB XXII
PELAYANAN LABORATORIUM BERESIKO TINGGI
A. Prosedur kerja
Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan
bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan
sekitarnya. Untuk mengurangi/ mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium
harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut
merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
B. Pengelolaan spesimen
1. Setiap spesimen diperlakukan sebagai bahan infeksius;
2. Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara penerimaan, pengambilan, pengiriman,
pengolahan, dan penyimpanan spesimen dengan benar;
3. Semua spesimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki konstruksi
yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika dipindahkan;
4. Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh: membuka tutup
tabung vakum) menggunakan sarung tangan dan masker;
5. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut cuci tangan dan mengganti sarung tangan;
6. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan dikelola
sesuai ketentuan yang berlaku;
7. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi dengan
desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
C. Pengelolaan limbah
I. Limbah padat medis
1. Petugas selalu gunakan sarung tangan dan sepatu pada saat menangani dan membawa
limbah medis;
2. Petugas membuat label khusus pada bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar;
3. Petugas member plastik limbah berlabel biohazard pada wadah limbah medis;
4. Petugas menggunakan wadah limbah medis yang dilengkapi dengan tutupnya;
5. Petugas menempatkan wadah limbah padat pada tempat yang sesuai, jauh dari
jangkauan anak-anak dan pasien serta tidak dekat dengan ruang makan atau ruang
tunggu;
6. Cleaning servis mengosongkan wadah setiap hari atau sampai ¾ bagiaannya sudah
penuh walau belum 1 hari dan tidak memungut limbah medis tanpa menggunakan
sarung tangan;
7. Petugas mencuci wadah limbah medis dengan larutan desiinfektan dan dibilas dengan
air minimal sekali setiap hari atau bila kelihatan kotoran/kontaminan setelah dipakai;
8. Petugas melepas sarung tangan dan mencuci tangan setelah melakukan penanganan
limbah;
Limbah medis yang disimpan selama 90 hari di TPS limbah medis diambil oleh pihak ke tiga
yang sudah berMOU dengan Puskesmas Pasar Kemis.
II. Cair
Sebelum darah dibuang petugas melakukan desinfeksi dengan menggunakan larutan
hipoklorit 0,1 %, tabung darah direndam dalam larutan hipoklorit selama 24 jam lalu
dibuang ke dalam aliran limbah.
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit dari pasien ke petugas, dari specimen
pasien ke petugas dilakukan proteksi diri petugas laboratorium dengan kewajiban petugas
laboratorium menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dimana petugas laboratorium
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium;
2. Memakai jas laboratorium;
3. Memakai sarung tangan;
4. Menggunakan masker saat pemeriksaan;
5. Menggunakan alas kaki/sepatu tertutup;
6. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan SOP yang telah dibuat;
7. Mencuci tangan dengan sabun sesuai SOP setelah selesai melakukan pemeriksaan
laboratorium;
8. Melepaskan alat Pelindung Diri.
BAB XXIV
PEMANTAUAN TERHADAP PENGGUNAAN APD
BAB XXV
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kegiatan untuk mencegah kejadian atau
peristiwa yang tidak diinginkan yang dapat merugikan petugas dan pasien atau kerugian terhadap
proses di lingkungan kerja dan pencegahan bahaya atau resiko terhadap petugas yang berada di
dalam lab maupun lingkungan sekitarnya merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium dengan
1. Mengecek ruangan laboratorium dan peralatan didalamnya sebelum pelayanan;
2. Selalu memastikan suhu ruangan laboratorium sesuai standar;
3. Menempatkan reagen – reagen di tempat yang telah disediakan;
4. Membersihkan meja dengan alkohol 70% sebelum melakukan Pemeriksaan;
5. Mencuci tangan sesuai SOP cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
laboratorium;
6. Menggunakan alat pelindung diri sebelum melakukan tindakan;
7. Membaca petunjuk penggunaan (KIT Insert) peralatan dan reagen – reagen sebelum
menggunakannya;
8. Tidak boleh mencicipi dan menghirup bahan kimia;
9. Mencuci tabung reaksi sesudah digunakan;
10. Membereskan peralatan dan reagen setelah digunakan;
11. Membuang alat dan bahan habis pakai setelah digunakan ke dalam sampah medis yang telah
disediakan;
12. Membersihkan meja setelah melakukan pemeriksaaan dengan larutan klorin 0,5 % dan
dengan alcohol 70 %;
13. Tidak boleh makan dan minum di dalam ruang laboratorium;
14. Tidak boleh merokok di dalam ruang laboratorium.
BAB XXVI
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
BAB XXVII
PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Limbah dapat dihasilkan dari sebuah layanan kesehatan, umum nya banyak mengandung
bakteri, virus, senyawa kimia dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan
masyarakat sekitar layanan kesehatan, limbah dari laboratorium paling perlu diwaspadai untuk :
a. Melindungi petugas yang menangani limbah dari luka yang tidak sengaja;
b. Mencegah penyebaran infeksi kepada petugas kesehatan yang menangani limbah;
c. Mencegah penyebaran infeksi kepada masyarakat sekitar;
d. Melenyapkan bahan-bahan berbahaya.
A. JENIS LIMBAH
Limbah medis
B. SUMBER LIMBAH
1. Limbah medis
2. Padat
3. Sisa spesimen (sputum)
4. Cair
5. Reagensia kadaluarsa
6. Produksisa proses laboratorium tentang prosedur penanganan limbah klinik
7. Sisa spesimen (darah, urine dan cairan tubuh)
BAB XXVIII
KALIBRASI DAN VALIDASI INSTRUMEN
Kalibrasi dan validasi adalah kegiatan yang diselenggarakan secara berkala oleh petugas
laboratorium yang bekerja sama dengan petugas kalibrasi dari sebuah lembaga/perusahaan yang
mempunyai kompetensi dan pernah dilatih untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium
yang bermutu Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang terpercaya guna
menjamin alat bekerja sesuai yang diperlukan untuk mutu hasil pengujian
Kalibrasi dan Validasi Instrumen dilakukan sebagai berikut :
1. Identifikasi jenis pelaratan Laboratorium yang akan di kalibrasi;
2. Petugas laboratorium membuat surat permintaan untuk kalibrasi sesuai dengan
jadwal kalibrasi kepada bagian logistik;
3. Petugas logistik mengirim surat permintaan harga kepada Lembaga kalibrasi.
4. Petugas logistik menerima harga dari Lembaga kalibrasi;
5. Petugas logistik membuat surat persetujuan dan meminta penjadwalan kepada
Lembaga kalibrasi;
6. Petugas logistik menerima penjadwalan kalibrasi dari Lembaga kalibrasi;
7. Petugas logistik menginformasikan waktu kalibrasi kepada petugas laboratorium;
8. Petugas logistik menerima sertifikat kalibrasi setelah dilakukan kalibrasi oleh
Lembaga kalibrasi;
9. Petugas men-copy sertifikat kalibrasi dan mendokumentasikan.
BAB XXIX
PERBAIKAN ALAT PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Suatu tindakan pemeliharaan yang dilakukan apabila ditemukan kelainan – kelainan baik
hasil maupun proses pemeriksaan dalam penggunaan peralatan laboratorium untuk
menanggulangi kegagalan peralatan dan menjamin alat yang bekerja sesuai yang diperlukan
untuk mutu hasil pengujian.
1. Jika petugas mendapatkan alat dengan hasil yang menyimpang ketika dilakukan
kaliberasi/validasi;
2. Petugas menginventaris alat-alat yang menyimpang tersebut (rusak);
3. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera dilakukan perbaikan;
4. Petugas membuat laporan mengenai alat dan barang yang rusak;
5. Petugas memberikan laporan alat yang rusak kepada pengelola barang;
6. Petugas membuat surat pengajuan perbaikan alat untuk alat-alat yang rusak;
7. Kepala Puskesmas menyetujui rencana perbaikan alat;
8. Petugas meminta kepada pengelola barang untuk dilakukan perbaikan;
9. Petugas menginformasikan kepada koordinator layanan klinis bahwa alat masih dalam
perbaikan;
10.Petugas menerima alat yang sudah diperbaiki dari pengelola barang;
11.Petugas mengajukan alat yang sudah diperbaiki kepada Kepala Puskesmas untuk dilakukan
kalibrasi ulang.
BAB XXX
RUJUKAN LABORATORIUM
BAB XXXI
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LABORATORIUM
Penerapan mengenai tata cara penanganan resiko kerja dengan melakukan identifikasi
risiko, analisis, dan tindak lanjut risiko yang bisa terjadi di laboratorium untuk menjamin
keamanan kerja di laboratorium dan mengetahui cara mengatasi bahaya kerja di laboratorium
BAB XXXII
ORIENTASI PROSEDUR DAN PRAKTIK KESELAMATAN/KEAMANAN KERJA
Orientasi prosedur dan praktik keselamatan / keamanan kerja adalah upaya pelatihan dan
pengembangan awal bagi petugas laboratorium supaya petugas laboratorium dapat mengerti dan
melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi serta mengetahui cara
mengatasi apabila terjadi kecelakaan di laboratorium, sehingga dapat mengurangi dan mencegah
terjadinya bahaya dilaboratorium.
Dalam orientasi prosedur dan praktik keselamatan / keamanan kerja
1. Kepala puskesmas membentuk Tim Mutu UKP dan Tim Mutu keselamatan pasien di
laboratorium;
2. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien laboratorium membuat rencana orientasi
prosedur/praktek keselamatan kerja;
3. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien melaporkan kepada kepala puskesmas pelaksanaan
pelatihan mutu dan keselamatan pasien laboratorium;
4. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien laboratorim memberikan orientasi prosedur
keselamatan kepada petugas laboratorium;
5. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien laboratorim memberikan orientasi praktek
keselamatan kerja kepada petugas laboratorium;
6. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien laboratorium membuat laporan bukti pelaksanaan
orientasi;
7. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien laboratorium melaporkan kepada kepala puskesmas
hasil pelaksanaan orientasi pelatihan prosedur dan praktek keslamatan kerja;
8. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien laboratorium memantau pelaksanaan kaslamatan dan
kesehatan kerja di laboratorium;
9. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien melakukan evaluasi secara berkala pelaksanaan
keslamatan dan kesehatan kerja di laborat secara berkala melalui daftar tilik;
10. Tim mutu UKP dan keselamatan pasien menyusun jadwal kegiatan orientasi secara berkala.
BAB XXXIII
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
Suatu kegiatan Pelatihan dan Pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan
baru, dan adanya bukti pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan yang bertujuan menginformasikan
kepada petugas laboratorium bagaimana penggunaan prosedur baru, bahan berbahaya atau
peralatan baru dilakukan sebagai berikut :
1. KaTu melaporkan kepada Kepala puskesmas bahwa akan ada pelatihan dan Pendidikan untuk
prosedur, bahan yang berbahaya ataupun alat yang baru bagi petugas laboratorium;
2. Kepala puskesmas mengintruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti pelatihan
dan Pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru;
3. Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa pelatihan dan Pendidikan untuk
prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru telah dilaksanakan;
4. Petugas membuat laporan hasil pelatihan Pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan
berbahaya dan alat yang baru;
5. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan Pendidikan melalui rapat lokakarya bulanan
puskesmas;
6. Petugas membuat SOP penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru;
7. Petugas menerapkan pelatihan Pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan
alat yang baru melalui kegiatan pelayanan di laboratorium;
8. Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan laboratorium di puskesmas sesuai SOP;
9. Koordinator layanan klinis melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaan prosedur yang baru,
bahan berbahaya atau alat yang baru menggunakan daftar tilik;
10. Koordinator layanan klinis melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa telah dilakukan
evaluasi.
BAB XXXIV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
BAB
XXXV
PENUTUP