You are on page 1of 31

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAUNDRY SEPATU


PADA REWHITE BREBES BERBASIS WEB

Nama : M RIFQI ZIDAN PASHA

NIM : A12.2019.06224

Program Studi : Sistem Informasi - S1

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2023
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAUNDRY SEPATU
PADA REWHITE BREBES BERBASIS WEB

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian
Nuswantoro

Nama : M Rifqi Zidan Pasha


NIM : A12.2019.06224
Program Studi : Sistem Informasi - S1

Disusun Oleh:

Nama : M RIFQI ZIDAN PASHA

NIM : A12.2019.06224

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2023
ABSTRAK

Perancangan Sistem Informasi Laundry Sepatu pada Rewhite Brebes Berbasis


Web adalah suatu sistem yang digunakan untuk manajemen informasi pelayanan
laundry, data transaksi, laporan keuangan dan data profil pelanggan dan order laundry
sepatu . Dengan adanya Perancangan Sistem Informasi laundry sepatu pada rewhite
brebes ini diharapkan dapat mempermudah pekerjaan yang baik menyimpan data
ataupun mengolah data transaksi pembayaran dari pelanggan dan laporan yang
berkaitan dengan Rewhite Brebes.
Permasalahan yang ada pada rewhite brebes yaitu kurangnya informasi tentang
adanya jasa laundry sepatu Rewhite Brebes. dan malasnya konsumen untuk datang
ketempat laundry sepatu. Kemudian belum adanya pembukuan yang terkomputerisasi
membuat kurangnya informasi tentang pemasukan yang pihak Rewhite Brebes
dapatkan. Maka dari itu dengan adanya Perancangan Sistem Informasi Laundry Sepatu
pada rewhite Brebes Berbasis Web yang digunakan sebagai media promosi untuk
memperluas pasar agar Rewhite Brebes lebih dikenal oleh masyarakat. Mempermudah
konsumen dalam melakukan order laundry sepatu dan mempermudah dan
mempercepat pelayanan laundry dan proses pemesanan jauh lebih mudah dan efektif
karena proses pencatatan data pelanggan sudah terkomputerisasi.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sepatu untuk saat ini tidak lagi hanya dipakai untuk keperluan sehari-hari saja,
namun sudah menjadi bagian dari sebuah gaya hidup dan trend fashion sebagian besar
masyarakat. Masyarakat saat ini memiliki beberapa macam model sepatu dengan
harga yang sangat bervariatif, mulai dari yang murah sampai yang terbilang cukup
mahal. Namun dari berbagai macam model sepatu dan kisaran harga dari yang murah
sampai yang mahal itu, tidak semua masyarakat memiliki pemahaman tentang cara
merawat sepatu dengan baik dan benar. Banyak masyarakat umum mengangap
cara mencuci sepatu itu sama halnya seperti mencuci pakaian. Sedangkan,
merawat sepatu bukan hanya dicuci dengan air lalu disikat dengan sabun dikarenakan
sepatu terbuat dari berbagai jenis bahan yang berbeda dengan perawatan yang berbeda
pula tentunya. Memiliki kesibukan yang sangat padat dan waktu yang tidak cukup
menjadi salah satu alasan orang untuk merawat sepatu mereka bahkan hanya sekedar
untuk mencuci sepatu.
Menyadari berbagai macam kendala yang dialami oleh beberapa pengguna
sepatu, membuat pelaku usaha melihat sebuah peluang usaha dengan cara membuka
jasa layanan cuci sepatu. Melihat perilaku masyarakat yang konsumtif dan serba instan
menjadikan usaha dibidang penyedia layanan jasa laundry sepatu ini banyak
peminatnya. Berawal dari kota-kota besar sebagai pelopor jasa laundry sepatu, kini
jasa laundry sepatu sudah tersedia diberbagai daerah, salah satunya dikota Brebes.
Rewhite Brebes salah satu badan usaha yang bergerak di bidang penyedia jasa
cuci sepatu yang berada di kota Brebes. Rewhite Brebes berdiri sejak tahun 2021dan
memiliki waktu operasional mulai pukul 10.00 WIB hingga dengan pukul 21.00 WIB.
Rewhite Brebes menyediakan beberapa pelayanan yaitu Pencucian sepatu, Repaint
sepatu dan Unyellowing sepatu dan juga menyediakan pencucian tas dan juga topi.
sambutan yang baik diterima oleh Rewhite Brebes dari masyarakat Brebes terhadap
adanya jasa laundry sepatu pertama yang berada di kota Brebes. Namun begitu,
jangkauan pengunjung dan pelanggan Rewhite Brebes masih belum terlalu luas.
Dalam mempromosikan layanan jasanya, Rewhite Brebes hanya mengandalkan media
sosial Instagram dengan jumlah followers yang masih terbilang sedikit. Pencatatan
transaksi juga masih sangat tidak efektif menggunakan proses manual yaitu hanya
dengan menggunakan nota dan ditambah dengan malasnya konsumen untuk datang
langsung ketempat laundry sepatu Rewhite Brebes membuat semakin tidak efektifnya
sistem informasi Rewhite Brebes..
Permasalahan yang terjadi pada Rewhite Brebes yaitu masih kurangnya
informasi bagi calon konsumen terhadap adanya jasa laundry sepatu yang akan
menggunakan layanan jasa Rewhite Brebes dan kendala konsumen dalam melakukan
order laundry sepatu langsung ketempat. pembukuan yang masih menggunakan proses
manual dan belum terkomputerisasi membuat kurangnya informasi tentang pemasukan
yang mereka dapatkan. Dengan begitu mereka tidak dapat melakukan evaluasi secara
maksimal dan membuat perencanaan yang lebih baik kedepanya.
Berdasarkan permasalahan-permasalah tersebut, Rewhite Brebes sudah
waktunya memerlukan perancangan sebuah sistem yang dapat memperluas
penyebaran informasi tentang adanya penyedia jasa laundry sepatu yaitu Rewhite
Brebes. Dan juga mempermudah konsumen dalam melakukan order dan juga
mempermudah pihak Rewhite Brebes dalam melakukan pembukuan dan laporan
keuangan sehingga dapat mempermudah dan memaksimalkan pelayananya.
Dari permasalah permasalahan tersebut mendorong peneliti untuk membuat
perancangan sistem informasi yang nantinya dapat mempermudah jasa laundry sepatu
Rewhite Brebes dalam memperluas media promosi mereka dan juga mempermudah
pihak Laundry melakukan pelayananya dan juga mempermudah konsumen dalam
melakukan order laundry. Kemudian implementasi bisnis dalam bentuk sebuah desain
website. Dengan adanya perancangan sistem informasi berbasis website tersebut
bertujuan untuk mempermudah konsumen dalam melakukan order laundry sepatu dan
mempermudah pemilik usaha dalam mengontrol transaksi laundry sepatu dan
memperluas pasar mereka sehingga Rewhite Brebes dapat lebih dikenal oleh seluruh
masyarakat. Selain itu, dengan adanya perancangan sistem informasi ini diharapakan
dapat memperbanyak keuntungan penjualan, meningkatkan kinerja tempat usaha,
memperluas jaringan bisnis sehingga Rewhite Brebes lebih dikenal lebih jauh.
Berdasarkan keterangan diatas membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI LAUNDRY SEPATU
PADA REWHITE BREBES BERBASIS WEB ”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, yang diantaranya masih
kurangnya informasi tentang adanya jasa laundry sepatu Rewhite Brebes. dan
malasnya konsumen untuk datang ketempat laundry sepatu. Kemudian belum adanya
pembukuan yang terkomputerisasi membuat kurangnya informasi tentang pemasukan
yang pihak Rewhite Brebes dapatkan. maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah bagaimana membangun sebuah perancangan Sistem informasi laundry sepatu
pada Rewhite Brebes berbasis website?

1.3. Batasan Masalah


Pada penelitian ini terdapat batasan dari pembahasan masalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan informasi lebih difokuskan pada layanan yang disediakan oleh jasa
laundry sepatu Rewhite Brebes.
2. Perancangan sistem informasi yang dibangun membahas hal-hal yang berkaitan
dengan informasi pelayanan laundry, data transaksi, laporan keuangan dan data
profil pelanggan dan order laundry sepatu oleh pihak konsumen Rewhite
Brebes yang tersaji menggunakan perancangan aplikasi berbasis website.

1.4. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan yang ingin dicapai dari
pelaksanaan tugas akhir ini adalah :
1. Karena masih kurangnya informasi tentang jasa laundry sepatu Rewhite Brebes
dan dan malasnya konsumen untuk datang langsung ketempat laundry sepatu.
Belum adanya pembukuan yang terkomputerisasi membuat kurangnya
informasi tentang pemasukan yang mereka dapatkan. Maka tujuan penelitian
ini yaitu mengidentifikasi proses sistem yang sedang berjalan pada jasa laundry
sepatu Rewhite Brebes dan Membuat perancangan sistem informasi berbasis
web untuk jasa laundry sepatu Rewhite Brebes yang dapat digunakan sebagai
media promosi untuk memperluas pasar agar Rewhite Brebes lebih dikenal oleh
masyarakat. Mempermudah konsumen dalam melakukan order laundry sepatu
karena sudah memiliki fitur order online yaitu antar jemput sepatu. juga
mempermudah dan mempercepat pelayanan laundry dan proses pemesanan
jauh lebih mudah dan efektif karena proses pencatatan data pelanggan sudah
terkomputerisasi.

1.5. Manfaat Penelitian


Sesuai dengan permasalahan dan tujuan peneliti yang telah diuraikan diatas, penelitian
ini diharapakan dapat memberikan manfaat pada semua pihak yang bersangkutan
1. Bagi penulis
a. Sebagai sarana untuk menumbuh kembangkan kreatifitas dalam
menyusun tugas akhir.
b. Meningkatkan ide dalam menyusun tugas akhir
c. Men ambah penelitian dan pemahaman tentang dunia kerja khususnya
yang berkaitan dengan sistem informasi berbasis website yang didapat
selama perkuliahan.

2. Bagi Rewhite Brebes


a. Mempermudah dalam penyebaran informasi jasa laundry sepatu Rewhite
Brebes
b. Mempermudah dalam pencatatan data pelanggan
c. Mempemudah dalam proses transaksi laundry
d. Mempermudah melakukan evaluasi secara maksimal dan membuat
perencanaan yang lebih baik kedepanya.
3. Bagi Konsumen
a. Dapat mengetahui layanan apa saja yang disajikan oleh jasa laundry
sepatu Rewhite Brebes.
b. Mempermudah melakukan order laundry sepatu dikarenakan tersedianya
layanan antar jemput sepatu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terkait


Dalam melakukan sebuah penelitian, tentunya banyak artikel maupun jurnal ilmiah
yang dijadikan pedoman sebagai landasan teori dalam penulisan. Banyak artikel
ilmiah yang bersangkutan dengan penulisan dalam menyusun sebuah penelitian dan
dijabarkan sebagai berikut :
1. Penelitian berjudul “ Sistem informasi pengelolaan laundry sepatu Youth clean
shoes 22”oleh Prayogo Pangestu pada tahun 2019 dimana dalam penelitian
tersebut dijabarkan bahwa Pencatatan data pelanggan di Youth clean shoes 22
masih menggunakan cara manual dan belum terintegrasi dengan sistem. Dengan
demikian dibuatkanya sebuah sistem informasi pelayanan jasa laundry dan
pengelolaan data sepatu yang dapat membantu pengolaan data pada Laundry
Youth clean shoes 22 dan memudahkan pelanggan melakukan order yang di mulai
dari order hingga pengambilan sepatu. Penelitian ini menggunakan metode
waterfall yang terdiri dari 5 langkah : Analsia kebutuhan, Membuat Desain Sistem,
Penulisan Kode Program, Pengujian Program dan Penerapan Program. [1]

2. Penelitian berjudul “ Sistem Informasi Jasa Laundry Pada Laundry Denok


Berbasis Web Menggunakan Metode System Development Life Cycle (Sdlc)” oleh
Annisa Dian Pertiwi pada tahun 2020. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa pada
laundry Denok masih menggunakan sistem secara manual. Seperti pencatatan yang
masih manual, sehingga rawan terjadi kesalahan dan kecurangan transaksi yang
akan berdampak pada laporan pendapatan usaha laundry itu sendiri. Dengan
demikian dibuatkanya sebuah sistem informasi pelayanan laundry yang bermanfaat
bagi kinerja dari usaha laundry tersebut dan dapat membantu pengelolaan data.
Sistem baru yang nantinya akan digunakan berbasis website dengan database yang
terintegrasi. dalam membuat sistem informasi ini, peneliti menggunakan System
Development Life Cycle (SDLC) dengan metodologi waterfall yang memiliki 5
tahap : Analisa kebutuhan perangkat luna, Desain, implementasi, Pengujian,
Maintenance. [2]

3. Penelitian berjudul “ Sistem Informasi Pelayanan Jasa Laundry Pada Doctor Laundry
Coin Depok” oleh Lestari EW, Dahlia, Dwi Puji Hastuti pada tahun 2020. Dalam
penelitian ini peneliti menjelaskan bahwa sistem masih menggunakan sistem manual
dimana setiap kegiatannya masih dicatat didalam buku besar. Hal ini menimbulkan
permasalahan seperti penyimpanan data pelanggan yang kurang akurat,
kesulitan dalam menemukan data pelanggan, rumitnya membuat laporan karena harus
merekap banyak data, dan proses transaksi yang memakan waktu cukup lama, belum
lagi jika bukti pembayaran hilang atau lupa dalam hal pencatatan transaksi. Untuk itu
perlu adanya sistem yang dapat membantu mempermudah pelayanan pada Doctor
Laundry Coin.  untuk mengembangkan perangkat lunaknya menggunakan metode
Prototyping dengan tahapan Pengumpulan Kebutuhan, Perancangan, Mengkodekan
Sistem, Pengujian Sistem, Evaluasi Sistem, Implementasi Sistem. Sistem ini nantinya
berbasis web dengan fitur mobile. [3]

4. Penelitian berjudul “Sistem Informasi Pelayanan Jasa Cuci Kendaraan Bermotor


Berbasis Web” oleh Endah Wiji Lestari pada tahun 2020. Dalam penelitian ini
peneliti menjelaskan bahwa kebanyakan dari jasa usaha tersebut masih menggunakan
sistem yang konvensional hingga saat ini. Contohnya saja dalam pencatatan transaksi
setiap kendaraan bermotor yang dicuci, pencatatannya dilakukan pada media kertas
satu per satu yang nantinya akan dikumpulkan untuk dimasukan transaksi perharinya
kedalam sebuah buku besar. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah
sistem informasi pelayanan jasa pencucian kendaraan bermotor yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna hingga dapat mempermudah dalam proses penginputan transaksi
sampai pembuatan laporan. Metode yang digunakan pada pada pengembangan
perangkat lunak ini menggunakan model Waterfall yang terdiri dari 5 tahap: Analsia
kebutuhan, Membuat Desain Sistem, Penulisan Kode Program, Pengujian Program
dan Penerapan Program. [4]
5. Penelitian berjudul “Perancangan Sistem Informasi Crm Pada Car Wash Auto 74
Cabang Rajabasa Berbasis Web” oleh Maical Albert pada tahun 2022. Penelitian ini
menjelaskan bagaiman keluhan pelanggan tentang tidak adanya jadwal yang
terstruktur dan proses yang tidak tercatat dalam sistem. Tujuan dari penelitian ini
adalah merancang sebuah sistem informasi booking atau reservasi dan keluhan
pelanggan sehingga memudahkan pelanggan dalam memilih jadwal cuci mobil. Serta
membangun loyalitas pelanggan. Sistem informasi ini nantinya berbasis website
dengan menggunakan metode prototype. [5]

Tabel 2.1. Penelitian Terkait

Nama Peneliti
No Masalah Metode Hasil
dan Tahun
1. Prayogo Sistem yang berjalan Metode Sistem informasi
Pangestu, 2019 masih menggunakan cara Waterfall pelayanan jasa laundry

manual dan belum . dan pengelolaan data

terintegrasi dengan sepatu berbasis web yang

sistem. dapat membantu


pengolaan data pada
Laundry Youth clean
shoes 22 dan memudahkan
pelanggan melakukan
order yang di mulai dari
order hingga pengambilan
sepatu.
2. Annisa Dian Sistem yang berjalan Metode sistem informasi
Pertiwi , 2020 masih menggunakan Waterfall pelayanan laundry Denok
sistem secara manual. . berbasis website yang
Seperti pencatatan yang bermanfaat bagi kinerja
masih manual, sehingga dari usaha laundry
rawan terjadi kesalahan tersebut dan dapat
dan kecurangan transaksi membantu pengelolaan
yang akan berdampak data. Sistem baru yang
pada laporan pendapatan nantinya akan digunakan
usaha laundry itu sendiri. berbasis website dengan
database yang
terintegrasi.
3. Lestari EW, sistem masih metode Sistem Informasi
Dahlia, Dwi menggunakan sistem Prototype Pelayanan Jasa Laundry
Puji Hastuti, manual dimana setiap Pada Doctor berbasis
2020 kegiatannya masih dicatat website menggunakan
didalam buku besar. Hal metode prototyping.
ini menimbulkan Yang nantinya membantu
permasalahan seperti mempermudah pelayanan
penyimpanan data pada Doctor Laundry
pelanggan yang kurang Coin.
akurat, kesulitan dalam
menemukan data
pelanggan
4. Endah Wiji sistem yang masih Metode sebuah sistem informasi
Lestari, 2020 konvensional hingga saat Waterfall pelayanan jasa pencucian
ini. Contohnya saja dalam kendaraan bermotor yang
pencatatan transaksi sesuai dengan kebutuhan
setiap kendaraan pengguna hingga dapat
bermotor yang dicuci, mempermudah dalam
pencatatannya dilakukan proses penginputan
pada media kertas satu transaksi sampai
per satu yang nantinya pembuatan laporan.
akan dikumpulkan untuk
dimasukan transaksi
perharinya kedalam
sebuah buku besar.
5. Maical Albert, bagaiman keluhan metode sistem informasi booking
2022 pelanggan tentang tidak Prototype atau reservasi dan
adanya jadwal yang keluhan pelanggan
terstruktur dan proses sehingga memudahkan
yang tidak tercatat dalam pelanggan dalam memilih
sistem. jadwal cuci mobil. Yang
berguna t membangun
loyalitas pelanggan.
Sistem informasi ini
nantinya berbasis website

2.2. Landasan Teori


2.2.1 Sistem Informasi
Secara umum Sistem Informasi adalah suatu yang menyediakan informasi untuk menajemen
pengembilan keputusan atau kebijakan dan menjalankan operasional dari kombinasi orang-
orang, teknologi dan prosedur-prosedur yang terorganisasi. Menurut Rindi Damayanti (2015)
dalam jurnalnya mendefinisikan bahwa Sistem adalah “sekelompok elemen elemen yang
terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan”. Sedangkan menurut I Putu
Agus Eka Pratama, (2015:7) “Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan.” Fatmawati (2016:14) juga bependapat dalam bukunya mengatakan bahwa “sistem
informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi, mendukung operasi bersifat manajerial, kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. [6]

2.2.2 Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs yang terdapat dalam sebuah domain
atau subdomain yang berada di dalam World Wide Web (WWW) di internet. Alasan
seseorang mengunjungi website adalah karena konten yang tersedia
di website tersebut. Penyebaran informasi melalui website sangat cepat dan mencakup area
yang luas serta tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Oleh sebab itu, website merupakan sarana
penting untuk mendapatkan dan mengelola informasi. Website adalah sebuah software yang
berfungsi untuk menampilkan dokumen pada suatu web yang membuat pengguna dapat
mengakses internet melalui software yang terkoneksi dengan internet. (Mara Destiningrum,
Q. All, 2017).
Menurut agus hariyanto (2015) website diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar, 7 data animasi, suara, video dan gabungan
dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian
bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan
halaman (hyperlink). Dam Menurut Lukmanul Hakim (2004) Website merupakan fasilitas
internet yang menghubungkan dokumen dalam lingkup lokal maupun jarak jauh. Dokumen
dalam website disebut dengan webpage dan link dalam website dapat digunakan oleh
pengguna untuk beralih dari satu halaman ke halaman (hyertext) lain baik antar halam yang
disimpan di server yang sama maupun dalam server yang ada di seluruh dunia. Halaman
(page) dapat di akses atau di baca melalui browser seperti Google Chrome, Mozilla Firefox
dan lain sebagainya. Dan menurut Menurut Robi Abdulloh (2015) web adalah sekumpulan
halaman yang terdiri dari beberapa halaman yang berisi informasi dalam bentuk data digital
baik berupa text, gambar, video, audio, dan animasi lainnya yang disediakan melalui jalur
koneksi internet.[7]

2.2.3 HTML
HTML adalah bahasa standar pemrogaman yang digunakan untuk membuat halaman website,
yang diakses melalui internet. Singkatan dari "Hypertext Markup Language". HTML disusun
berdasar kode dan simbol tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah file atau dokumen.
Sehingga bisa ditampilkan pada layar komputer. Dan bisa dipahami oleh para pengguna
internet. HTML (Hyper Text Markup Language) Yaitu skrip yang berupa tag-tag untuk
membuat dan mengatur struktur website” (Rohi Abdulloh, 2016:1). HTML (Hyper Text
Markup Language) adalah suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat
halaman web” (Dominikus Juju, 2016:5). [8]

2.2.4 MySQL
Pada perkembangannya, MYSQL disebut juga SQL yang merupakan singkatan dari
Structured Query Languange. SQL merupakan bahasa terstruktur yang khusus digunakan
untuk mengolah database. SQL pertama kali didefinisikan oleh American National Standards
Institute (ANSI) pada tahun 1986. MYSQL adalah sebuah sistem manajemen database yang
setbersifat open source. Menurut Andi, Wahana Komputer, 2014:h,73 MYSQL merupakan
sistem manajemen database yang bersifat relational. Artinya, data yang dikelola dalam
database yang akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data
akan jauh lebih cepat. MYSQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang
kecil sampai dengan yang sangat besar. SQL juga merupakan bahasa pemrograman yang
dirancang khusus untuk mengirimankan suatu perintah query (pengaksesan data berdasarkan
pengalamatan tertentu) terhadap sebuah database. Kebanyakan software database
mengimplementasikan SQL secara sedikit berbeda, tapi seluruh database SQL mendukung
subset standar yang ada. [9]

2.2.4 Xampp
XAMPP adalah perangkat lunak yang paling umum digunakan untuk menjalankan server
apache dan melakukan pengnembangan web berbasis PHP. Menurut Jubilee Enterpise 2018:3
berpendapat bahwa Xampp adalah server yang paling banyak digunakan untuk keperluan
belajar PHP secara mandiri, terutama bagi programmer pemula. Sedangkan menurut Imam
Mulhim, 2013:4 XAMPP adalah paket instalasi program yang terdiri atas program apache
HTTP Server, MySQL, database dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa
pemrograman PHP dan perl. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Xampp merupakan tool
pembantu pengembangan paket perangkat lunak berbasis open source yang menggabungkan
Apache web server, MySQL, PHP dan beberpa modul lainnya di dalam satu paket aplikasi.
[8]

2.2.5 PHPMyAdmin
PHPMyAdmin merupakan sebuah aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk mengelola
sebuah database MySQL atau bisa disebut juga sebagai tool database. Menurut Yudho Yudha
Yudayanto, 2018:5 phpMyAdmin adalah alat perangkat lunak gratis yang ditulis dalam PHP
yang dimaksudkan untuk menangani administrasi MySQL melalui internet.[8]

2.2.6 Basis Data


Menurut Adi Nugroho (2011;5) dalam jurnal Fery Wongso (ISSN: 1829 –9822), basis data
sebagai kumpulan terorganisasi dari data-data yang berhubungan sedemikian rupa sehingga
mudah disimpan, dimanipulasi serta dipanggil oleh pengguna. Sedangkan pengertian sistem
basis data adalah sebagai koleksi dari data-data yang terorganisasi sedemikian rupa sehingga
data mudahdisimpan dan dimanipulasi (diperb arui, dicari, diolah dengan
perhitunganperhitungan tertentu, serta dihapus). [9]

2.2.7 BPMN
Menurut Object Management Group seperti yang dikutip oleh Rosing, White, Cummins, &
Man (2015) BPMN merupakan standar untuk pemodelan proses bisnis yang menyediakan
notasi grafis untuk menentukan proses bisnis yang terjadi dalam Business Process Diagram
(BPD). BPMN menyediakan cara untuk berkomunikasi tentang proses bisnis bagi personil
manajemen, analisis bisnis, dan pengembang sehingga memudahkan untuk mendefinisikan
dan menganalisis proses bisnis umum maupun pribadi. [10]

2.2.8 Metode Prototype


Prototype merupakan sebuah metode pengembangan software yang cukup banyak digunakan.
Dengan metode ini, pengembang dan pelanggan bisa saling berinteraksi selama proses
pengembangan software. Hal ini tentu sangat menguntungkan dan semakin memudahkan
dalam pembuatan perangkat lunak. Metode Prototype adalah teknik pengembangan sistem
yang menggunakan prototype untuk menggambarkan sistem sehingga klien atau pemilik
sistem mempunyai gambaran jelas pada sistem yang akan dibangun oleh tim pengembang.
Prototype dalam bahasa Indonesia disebut purwarupa (rupa awal). Prototype adalah rupa awal
dari sistem yang menggambarkan rupa akhir dari sebuah sistem.

Menurut Ogedebe, dkk (2012), menyampaikan bahwa prototyping merupakan metode


pengembangan perangat lunak, yang berupa model fisik kerja sistem dan berfungsi sebagai
versi awal dari sistem. Dengan metode prototyping ini akan dihasilkan prototype sistem
sebagai perantara pengembang dan pengguna agar dapat berinteraksi dalam proses kegiatan
pengembangan sistem informasi. [11]

2.2.9 UI/ UX (User Interface/ User Experience)


User Interface dan User Experience (UI/UX) memiliki peranan penting dalam pembuatan
sebuah aplikasi, karena desain pada sebuah aplikasi harus rapi dan terorganisir sehingga
pengguna dapat dengan mudah memakai fitur-fitur yang telah disediakan oleh sebuah
aplikasi. Desain User Interface dan User Experience (UI/UX) juga harus sesuai dengan
kebutuhan pengguna dari aplikasi yang akan dibangun mulai dari desain tampilan, fitur-fitur,
dan berbagai kebutuhan lainnya. (Solikin et al., 2022). [12]
Sementara Blair-Early& Zender, 2008 berpendapat bahwa User Experience (UX) merupakan
seluruh aspek yang berkaitan dengan pengalaman seorang pengguna (user) dalam
menggunakan sebuah produk, seberapa mudah cara kerjanya untuk dipahami, bagaimana
perasaan ketika menggunakan produk, dan bagaimana pengguna mencapai tujuannya melalui
produk. Sementara, salah satu bagian dari program yang bersentuhan dan berinteraksi
langsung dengan user dinamakan User Interface. Secara umum UX merupakan bagaimana
perasaan orang ketika mereka menggunakan produk atau layanan. [13]
Jika dijelaskan secara rinci lagi, User Interface merupakan sistem yang digunakan oleh
pengguna yang bisa didengar, dilihat bahkan disentuh (Galitz, 2002). Maka dapat disimpulkan
bahwa User Interface adalah sebuah sistem yang mengatur tamplian antarmuka sekaligus
memfasilitasi pengguna untuk berinteraksi dengan sistem. Sedangkan User Experience adalah
sistem yang mengatur pengalaman yang dirasakan pengguna terhadap penggunaan perangkat
lunak yang menilai tentang tingkat kemudahan dan kenyamanan terhadap fungsionalitas dari
sebuah perangkat lunak (Utama, 2020). [12]
u tu
keb h
al an
n
A is
Ev alu
sp
erb id
ak n
a r in
esaP
d se ep
co at

em b
M a ngu
t ty p
ro
p e

Gambar 2.1 Metode prototype

Langkah-langkah dalam prototype adalah sebagai berikut : [11]

1. Analisis kebutuhan

Tahapan model prototype dimulai dari analisis kebutuhan. Dalam tahap ini kebutuhan
sistem didefinisikan dengan rinci. Dalam prosesnya, klien dan tim developer akan bertemu
untuk mendiskusikan detail sistem seperti apa yang diinginkan oleh user.

2. Proses Desain Cepat

Tahap kedua adalah pembuatan desain sederhana yang akan memberi gambaran singkat
tentang sistem yang ingin dibuat. Tentunya berdasarkan diskusi dari langkah 1 diawal.

3. Membangun Prototype

Setelah desain cepat disetujui selanjutnya adalah pembangunan prototipe sebenarnya yang
akan dijadikan rujukan tim programmer untuk pembuatan program atau aplikasi.
4. Evaluasi dan Perbaikan

Di tahap ini, sistem yang telah dibuat dalam bentuk prototipe di presentasikan pada klien
untuk di evaluasi. Selanjutnya klien akan memberikan komentar dan saran terhadap apa
yang telah dibuat. ika klien mempunyai catatan untuk perbaikan sistem, maka fase ini
akan terus berulang sampai klien setuju dengan sistem yang akan dikembangkan.

2.3. Pemodelan Sistem atau Perangkat Lunak


Dalam mendesain sebuah perencanaan sistem atau perangkat lunak dibutuhkan suatu
pemodelan dengan menggunakan Unfied Modelling Languange (UML) yang merupakan
salah satu dari alat bantu pengembangan sistem yang berorientasi pada objekdan dapat
digunakan untuk memodelkan, mendesain dan merancang.
UML adalah sebuah bahasa metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan
juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem. UML saat ini sangat banyak
digunakan dalam dunia industri yang merupakan standar bahasa pemodelan umum. (Gellysa.
H , et. all, 2015) [7]
Didalam UML terdapat beberapa diagram di antaranya :

2.3.1 Use Case Diagram


Use case diagram adalah satu dari berbagai jenis diagram Unified Modelling
Language (UML) yang menggambarkan hubungan interaksi antara aktor dan sistem. Use case
merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pengembangan sebuah software atau sistem
informasi untuk menangkap kebutuhan fungsional dari sistem yang bersangkutan, use case
menjelaskan interaksi yang terjadi antara aktor insisator dari interaksi sistem itu sendiri
dengan sistem yang ada, sebuah Use Case direpresentasikan dengan urutan langkah yang
sederhana. (Gellysa. H , et. all, 2015) [7]
Gambar 2. 2 Notasi pada Use Case Diagram
2.3.2 Activity Diagram
Activity Diagram merupakan rancangan aliran aktivitas atau aliran kerja dalam sebuah sistem
yang akan dijalankan. Activity Diagram juga digunakan untuk mendefinisikan atau
mengelompokan aluran tampilan dari sistem tersebut. Activity Diagram memiliki komponen
dengan bentuk tertentu yang dihubungkan dengan tanda panah. Panah tersebut mengarah ke-
urutan aktivitas yang terjadi dari awal hingga akhir. Use case merupakan sebuah teknik yang
digunakan dalam pengembangan sebuah software atau sistem informasi untuk menangkap
kebutuhan fungsional dari sistem yang bersangkutan, use case menjelaskan interaksi yang
terjadi antara aktor insisator dari interaksi sistem itu sendiri dengan sistem yang ada, sebuah
Use Case direpresentasikan dengan urutan langkah yang sederhana. (Gellysa. H , et. all,
2015). [7]

Gambar 2. 3 Notasi pada Activity Diagram


2.3.3 Class Diagram
Class Diagram Merupakan gambaran struktur, atribut, kelas, hubungan dan metode dengan
sangat jelas dari setiap objeknya. Class Diagram memberikan data berupa hubungan apa yang
terjadi diantara kelas-kelas, bukan menjelaskan kejadiannya. Menurut Gellysa. H , et. all,
2015 adalah hubungan antar kelas secara detail tiap – tiap kelas didalam model desain dari
suatu sistem,memperlihatkan aturan dan operasi dari sebuah kelas dan constraint yang
menentukan perilaku sistem. [7]

Gambar 2. 4 . Notasi pada Class Diagram


BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bagian ini dapat dijelaskan proses penelitian yang dimulai dari proses tahapan
pengumpulan data-data yang dapat digunakan dan kemudian dilanjutkan ketahapan analisis.
Pada proses tahapan ini dapat dilakukan sejumlah tahapan pengumpulan data yaitu dalam
mendapatkan data-data yang dapat digunakan untuk diolah menjadi sebuah informasi dalam
pembuatan perancangan sistem informasi yang dibuat.

3.1 Metode Observasi


Observasi merupakan Teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan pengamatan
secara langsung terhadap masalah yang akan diteliti, sehingga dapat diperoleh informasi yang
lebih akurat dan detail. Dalam teknik ini penulis melakukan observasi langsung di Rewhite
Brebes sehingga mendapatkan beberapa hasil yaitu dari sudut pandang penglola tempat
laundry yang merasa pekerjaannya akan lebih mudah apabila web ini dibuat dan dari sudut
pandang pelanggan yaitu mempermudah pelanggan mendapatkan informasi tentang pelayanan
Jasa laundry sepatu Rewhite Brebes dan pelanggan tidak perlu repot-repot untuk datang ke
lokasi untuk melakukan order. Sehingga penulis dapat menyimpulkan dengan adanya web ini
maka akan mempermudah kedua pihak yaitu karyawan dan pelanggan.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dan informasi di Jasa laundry sepatu Rewhite Brebes yang lengkap,
dibutuhkan suatu metode yang biasa disebut dengan metode pengumpulan data. Dalam tahap
pengumpulan data, penulis menerapkan beberapa metode agar proses mendapatkan data dan
informasi bias lebih valid. Berikut adalah beberapa deskripsi dari metode yang penulis
gunakan:
3.2.1 Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan metode yang dasarnya mendapatkan suatu data dengan
memberikan pertanyaan langsung kepada pihak yang diminta datanya oleh penulis.
Pertanyaan disususn terlebih dahulu agar pertanyaan yang diajukan nantinya bias
mendapatkan sebuah data yang valid. Pernyataan yang diajukan seputar seluruh kegiatan yang
terjadi di jasa Laundry sepatu Rewhite Brebes dari proses bisnis serta permasalahan yang
terjadi pada Rewhite Brebes.

3.2.2 Metode Studi Pustaka


Studi pustaka adalah mencari dan membaca referensi terkait topik dan obyek penelitian
melalui media jurnal ilmiah dan buku yang menyediakan pengetahuan dan informasi awal
sebagai acuan terkait topik yang diambil.
3.2.3 Analisis
Masalah yang ada diidentifikasi dan dievaluasi kembali, kemudian soslusi masalah
dirumuskan dengan tujuan untuk memperbaiki sistem.

3.3 Prosedur Pengembangan Sistem


Dalam melakukan perancangan sebuah sistem yang ada pada penelitian in, diperlukan sebuah
metode yaitu motode prototyping. Hal tersebut dikarenakan pada metode prototyping dapat
memberikan kemudahan dalam melakukan perancangan sebuah sistem informasi. Dalam
metode prorotyping mendeskripsikan sebuah bentuk teknik pengumpulan data dan
pengembangan rancangan aplikasi. Berikut adalah tahap-tahap penelitian yang dapat
dilakukan dalam proses perancangan Sistem informasi laundry sepatu Rewhite Brebes :
ke b
tA
ua h
n lis an
is
Eval u a sid
a n M em
b an gu
n
p erb
ai ka n p ro
t yp e

Gambar 3 1 Metode Pengembangan Sistem Model Prototype

Adapun beberapa tahap dalam perancangan aplikasi pada sebuah penelitian yang menggunakan
metode prototyping, antara lain :

3.3.1 Analisis Kebutuhan


Dalam tahap, developer melakukan sebuah penelitian pada suatu aplikasi dan sistem yang akan
diperlukan. pelanggan dan pengembang bertemu untuk membahas tujuan umum dari proyek dan
kebutuhan yang diketahui oleh pelanggan. Pada tahap ini, detail kebutuhan mungkin belum dibahas
secara terperinci. Tujuan dari proses ini adalah untuk memahami kebutuhan umum pelanggan dan
mengembangkan gambaran umum tentang bagian-bagian yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut.
3.3.2 Membangun Prototype
Membangun prototipe adalah proses membuat rancangan prototype sesuai kebutuhan user,
Perancangan untuk alur proses di dalam sistem, mulai dari, input, output yang sudah
diusulkan oleh klien. Perancangan Unified Modelling Language atau yang disingkat UMl,
perancangan ini bertujuan mengidentifikasikan sistem apa saja yang dibutuhkan serta
bagaimana merealisasikannya. Perancangan wireframe yang berguna untuk menata suatu item
di laman website atau aplikasi. Kemudian dilanjut dengan perancangan prototype Interface
atau tampilan antarmuka melalui Figma serta beragam fitur yang diperlukan klien.

3.3.3 Evaluasi Prototype


Evaluasi ini dilakukan oleh pihak pelanggan, jika sudah sesuai maka langkah selanjutnya akan
diambil . Namun jika belum sesuai maka prototyping nya direvisi dengan mengulang langkah-
langkah sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Pangestu, “Sistem informasi pengelolaan laundry sepatu Youth clean shoes 22,” pp. 1–
8, 2019.
[2] A. D. Pertiwi, “Sistem Informasi Jasa Laundry Pada Laundry Denok Berbasis Web
Menggunakan Metode System Development Life Cycle (Sdlc),” Dspace.Uii, pp. 1–73,
2020.
[3] E. W. Lestari and D. Dahlia, “Sistem Informasi Pelayanan Jasa Laundry Pada Doctor
Laundry Coin Depok,” INFORMATICS Educ. Prof. J. Informatics, vol. 5, no. 1, p. 83,
2020, doi: 10.51211/itbi.v5i1.1384.
[4] E. W. Lestari and F. Ramdani, “Sistem Informasi Pelayanan Jasa Cuci Kendaraan
Bermotor Berbasis Web,” Insa. Pembang. Sist. Inf. dan Komput., vol. 8, no. 1, 2020, doi:
10.58217/ipsikom.v8i1.172.
[5] M. Albert and A. B. Santoso, “Perancangan Sistem Informasi Crm Pada Car Wash Auto
74 Cabang Rajabasa Berbasis Web,” Teknologiterkini.org, vol. 2, no. 3, pp. 1–14, 2022.
[6] R. K. Pratama and F. Piliang, “Rancang Bangun Aplikasi Penyewaan Lapangan Futsal
Berbasis Web,” J. Sist. Inf. dan Sains Teknol., vol. 1, no. 2, 2019, doi:
10.31326/sistek.v1i2.676.
[7] IQROMI NUGRA HENDI, “RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI DESA
BINAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI BERBASIS WEB,” 2020.
[8] Tumini and M. Fitria, “Penerapan Metode Scrum Pada E-Learning Stmik Cikarang
Menggunakan Php Dan Mysql,” J. Inform. Simantik, vol. 6, no. 1, pp. 12–16, 2021.
[9] Novendri, “APLIKASI INVENTARIS BARANG PADA MTS NURUL ISLAM DUMAI
MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL,” Lentera Dumai, vol. 10, no. 2, pp. 46–57, 2019.
[10] N. Nopiansah, “IMPLEMENTASI BPMN UNTUK MEMBANGUN MODEL BISNIS
FORENSIKA DIGITAL,” vol. 6, no. 3, pp. 328–335, 2021.
[11] D. Purnomo, “Model Prototyping Pada Pengembangan Sistem Informasi,” J I M P - J.
Inform. Merdeka Pasuruan, vol. 2, no. 2, pp. 54–61, 2017, doi: 10.37438/jimp.v2i2.67.
[12] M. Naufal, M. A.- Faruq, M. H. Aufan, U. Islam, and N. Walisongo, “Perancangan Ui /
Ux Semarang Virtual Tourism,” vol. 4, no. 1, pp. 43–52, 2022.
[13] T. Albert, J. A. Nugroho, and R. W. Hapsari, “Perancangan Ulang UI/ UX Website sebuah
Perusahaan Farmasi,” J. Rupaka, vol. 4, no. 1, pp. 89–96, 2021.

You might also like