You are on page 1of 20

BAB IV

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN

4.1. Perancangan Umum Sistem


Otomatisasi bel listrik dan pintu gerbang sekolah yang dirancang
dalam skripsi ini terdiri dari perancangan perangkat keras dan perangkat
lunak. Gambar dibawah ini adalah blok diagram sistem yang menunjukkan
hubungan antara mikrokontroler arduino sebagai pusat kontrol dengan
peripheral lainnya.

Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem

Blok diagram sistem merupakan pembagian utama sistem dimana


blok input merupakan gambaran catu daya yang dipergunakan untuk
mengoperasikan sistem, blok Arduino merupakan otak utama dari sistem,
dan blok output yang terdiri dari bel listrik dan motor dc penggerak
gerbang merupakan hasil dari pemrosesan yang terjadi pada blok Arduino.

4.2. Analisis Perancangan Sistem


Pengembangan pada perangkat lunak yang diterapkan melalui
mikrokontroler pada kendali otomatis ini menggunakan bahasa C.
Pengembangan ini mulai dilakukan dari tahapan awal yaitu analisa
kebutuhan, kemudian dilanjutkan dengan membuat desain pada miniatur.

70
Universitas M.H Thamrin
1. Analisis Kebutuhan Software
Untuk dapat menjalankan sistem pada alat otomatisasi pintu
gerbang yang perlu diperhatikan bukan hanya perangkat kerasnya saja, 
tetapi juga perangkat lunaknya (software) sebab mikrokontroler tidak
akan bekerja sesuai dengan yang diharapkan tanpa adanya instruksi-
instruksi program yang dimasukkan kedalam mikrokontroler tersebut.
Dengan adanya instruksi-instruksi program yang telah ditanamkan
didalam alat tersebut sehingga mikrokontroler ini dapat menjalankan
fungsinya yaitu mengontrol atau mengatur jalannya sistem keselurahan
alat otomatisasi pintu gerbang.
Berikut perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan
sistem alat ini :
a. Arduino Uno
b. Arduino RC

4.3. Perancangan Sistem dengan Unified Modeling Language (UML)


Metoda pemodelan dengan analisis semantic dan notasi yang
menggabungkan beberapa jenis pemodelan yang telah ada sebelumnya.
Pemodelan dengan UML ini mulai diperkenalkan pertama kali pada tahun
1997. Model sangat penting karena :
a) Model mengandung suatu struktur dari produk yang akan dibuat
b) Dengan menggunakan suatu pemodelan bisa dicari berbagai solusi
untuk satu masalah.
c) Dengan pemodelan sesuatu yang rumit dapat menjadi sederhana
d) Dengan adanya model maka dapat mengurangi waktu pembuatan,
karena sudah dirancang dan harus tahu kemana arahnya.
e) Menghemat biaya.
f) Dapat dilakukan analisis resiko, sebelum produknya jadi.
Dalam pemodelannya, Sistem Unified Modeling Language (UML)
menggunakan jenis diagram yang mempunyai fungsi masing-masing dalam
mendiskripsikan suatu sistem/aplikasi. Beberapa diagram yang akan
dibahas untuk aplikasi miniatur kendali otomatis ini antara lain:

71
Universitas M.H Thamrin
a) Use Case Diagram
b) Class Diagram
c) Activity Diagram
d) Sequence Diagram
e) Finite State Diagram

4.3.1. Pemodelan Menggunakan Use Case Diagram


Perancangan sistem pada penelitian ini menggunakan Use
Case Diagram, di sini dijabarkan secara grafis dengan
menggambarkan proses kerja alat detektor pintu gerbang ini. Use
Case Diagram dirancang untuk menggambarkan sistem informasi
pengontrolan kerja berbasis perangkat sensor untuk implementasi
alat detektor pintu gerbang, dan bagaimana cara berinteraksi
dengan sistem yang dibuat.
uc Primary Use Cases

SISTEM KERJA PINTU GERBANG


OTOMATIS

On/Off

USER

Proses Aktif

SISTEM PINTU Perhitungan


GERBANG
Waktu

Alarm Berbunyi

Pintu Gerbang
Buka/Tutup

Gambar 4.2 Use Case Diagram

Gambar di atas adalah kegunaan dari Use Case Diagram


untuk menunjukan antara aktor, dengan proses-proses
fungsionalnya dari proses kerja miniatur otomatis, dimulai dari
On/Off kemudian dilanjutkan ke sistem. Dilanjutkan dengan

72
Universitas M.H Thamrin
perhitungan waktu. dengan buka-tutup nya pintu gerbang. Dari
masing - masing karakteristik kerja minatur otomatis ini, kemudian
dijelaskan ke dalam sub karakteristik pada UML.

4.3.2. Perancangan Menggunakan Diagram Class


Perancangan sistem pada penelitian ini menggunakan
Diagram Class, di sini dijabarkan secara grafis dengan
menggambarkan proses pada miniatur otomatisasi. Diagram Class
dirancang untuk menggambarkan bagaimana cara berinteraksi
dengan sistem yang dibuat. Kegunaan dari Diagram Class untuk
menunjukan antara miniatur otomatisasi, dengan proses-proses
fungsionalnya dari proses kerja detektor pintu gerbang, Dari
masing-masing karakteristik kerja miniatur otomatisasi, kemudian
dijelaskan ke dalam subkarakteristik pada Sistem Unified Modeling
Language (UML).

Gambar 4.3 Use Case Diagram

4.3.3. Perancangan Activity Diagram


Activity Diagram menggambarkan berbagai aliran aktifitas
perancangan sistem, bagaimana aliran berawal, keputusan yang

73
Universitas M.H Thamrin
mungkin terjadi, dan bagaimana berakhir. Pada dasarnya Activity
Diagram merupakan flowchart sistem dalam arah sekuensial ( urut
waktu ) dan memungkinkan adanya paralel diagram (dari satu aksi,
dua atau lebih aksi berikutnya). Tujuan dibuatnya Activity Diagram
ini untuk melihat setiap aksi yang terjadi pada kendali otomatisasi
(kapan dimulai, kapan berakhir, aksi apa yang akan terjadi,
keputusan apa yang dibuat).

act Activ ity

Penerapan Sistem
Pintu Gerbang
Otomatis

Timer Counter (Waktu)

Tidak

Waktu
Aktif?

Ya

Pintu Gerbang Buka

Pintu Gerbang Tutup

Gambar 4.4 Activity Diagram

74
Universitas M.H Thamrin
4.3.4. Perancangan Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di
dalam dan di sekitar sistem berupa perintah yang digambarkan
terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario
atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons
dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
Pada dasarnya Sequence diagram merupakan penggambaran
activity diagram dalam bentuk yang sudah dibagi perobjek. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan penggambaran class diagram karena
objek - objeknya sudah ditentukan.
sd Interaction

USER TIMER BUZZER PINTU


GERBANG
On / Off()

Menghitung Waktu()

menghitung Waktu()

Berbunyi()

Aktif Pintu Gerbang()

Pintu Gerbang Terbuka()

Pintu Gerbang Tertutup()

Gambar 4.5 Sequence Diagram

4.3.5. Perancangan State Diagram


State diagram menggambarkan transisi dan perubahan
keadaan (dari satu state ke state lainnya), pada umumnya State
diagram menggambarkan class tertentu (satu class dapat memiliki
lebih dari satu state chart diagram).

75
Universitas M.H Thamrin
stm StateMachine

[Tertutup]
Idle

[Tertutup] [Terbuka]

Pintu Gerbang
Buka / Tutup

[Terbuka]

Gambar 4.6 Sequence Diagram

4.4. Perancangan Perangkat Keras

Rancangan perangkat keras yang diperlukan dalam pembuatan


kontrol otomatis pintu gerbang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Satu buah mikrokontroler Arduino.
2. Rangkaian driver motor DC.
3. Rangkaian power supply.
4. Satu buah motor DC.
5. Sumber tegangan berupa baterai.
6. PCB bolong kecil.
Pada dasarnya pembuatan kontrol otomatis ini terdiri dari beberapa
bagian yaitu bagian rangkaian utama, dan miniatur pintu gerbang.
Rangkaian utama disini tersusun dari rangkaian / blok-blok elektronik
untuk sistem kontrol otomatis yang saling mendukung satu dengan yang
lainnya.

4.4.1. Perancangan Rangkaian Utama


Rangkaian ini terdiri dari tiga blok rangkaian utama yaitu
rangkaian sistem minimum Arduino IDE (bisa untuk men-download
program), rangkaian driver motor dan rangkaian power Supply.

76
Universitas M.H Thamrin
Dengan desain ini dimaksudkan agar bentuk fisik kontrol otomatis
pintu gerbang menjadi fleksibel selain itu juga lebih mudah dan
lebih efektif dalam memprogram alat control otomatis tersebut,
karena downloader tinggal pasang dan melepasnya dari board
utamanya sehingga bisa langsung diketahui program tersebut
berjalan sesuai program yang dimasukkan atau tidak.

Gambar 4.7 Rangkaian Utama

4.4.2. Perancangan Sistem Minimum Arduino


Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler jenis
Arduino yang mempunyai 40 port/pin yang bisa digunakan sebagi
input ataupun output. Pemilihan mikrokontroler jenis ini didasari
kemampuannya, bahasa pemrogramannya dan kemudahan untuk
men-download program ke dalam mikrokontroler.

77
Universitas M.H Thamrin
Gambar 4.8 Rangkaian Sistem Minimum

4.5. Perancangan Power Supply (Catu Daya)


Sumber daya utama yang yang digunakan untuk power supply
adalah transformator 0,5 Ampere yang dihubungkan dengan tegangan 220
Volt. Sumber daya yang dibutuhkan untuk rangkaian board utama dan
motor DC pada kontrol otomatis bel listrik ini adalah berkisar 5 Volt
maupun untuk driver motor dengan arus apabila aktif semua adalah
berkisar 0,5 Ampere.

Gambar 4.9 Rangkaian Power Supply

4.6. Perancangan Rangkaian Tombol Pengaturan

Gambar 4.10 Rangkaian Tombol Pengaturan

78
Universitas M.H Thamrin
Pada sistem terdapat 4 kelompok tombol pengaturan dan masing-
masing kelompok terdiri dari 2 tombol. Berikut rincian fungsi dari masing-
masing tombol :
a. Pengaturan Hari, berfungsi untuk melakukan penggantian hari secara
manual yang disetting dari hari senin hingga hari minggu.
b. Pengaturan jam, berfungsi untuk pengaturan jam secara manual
dengan pengaturan 24jam.
c. Pengaturan Menit, berfungsi untuk pengaturan menit secara manual.
d. Tombol Buka/Tutup Manual, berfungsi sebagai tombol buka/tutup
pintu gerbang secara manual. Tombol ini juga dapat berfungsi sebagai
tombol darurat untuk membuka gerbang.

4.7. Perancangan Driver Motor


Motor DC mempunyai daya dengan tegangan DC (direct current)
atau disebut juga dengan arus searah. Dengan demikian putaran motor DC
akan berbalik arah jika polaritas tegangan yang diberikan juga berubah.
Motor DC juga memiliki tegangan kerja yang bervariasi, ada yang
memiliki tegangan 3V, 6V, 12V dan 24V. Untuk mengontrol motor DC
yang bersifat berubah - ubah dapat dikendalikan dengan menggunakan IC
L2030 yang memiliki struktur rangkaian yang menyerupai H-Bridge. H-
bridge yaitu rangkaian transistor disusun sedemikian rupa hingga
membentuk huruf H atau yang disebut H-bridge transistor, H-bridge
transistor tersusun dari 4 buah transistor dengan memanfaatkan fungsi
transistor sebagai saklar, yaitu titik cut off dan titik saturasi.

79
Universitas M.H Thamrin
Gambar 4.11 Rangkaian Driver Motor

4.8. Perancangan Rangkaian Relay


Pada sistem ini dipergunakan relay 5 volt yang mendapat input
tegangan dari Mikrokontroler. Disaat input diterima dari PORTB.3 maka
akan memicu coil pada relay untuk menggerakkan switch sehingga terjadi
kontak pada jalur tegangan input 220V yang sebelumnya terputus.
Tegangan 220V ini merupakan arus koneksi yang dipergunakan untuk
mengaktifkan bel listrik yang sudah ada.

Gambar 4.12 Rangkaian Relay

4.9. Perancangan Rangka Pintu Gerbang


Perancangan desain pintu gerbang menggunakan kerangka box
pemutar VCD yang dirancang meyerupai dengan cara kerja pintu gerbang
sekolah. Rangka box tersebut diisi dengan driver motornya beserta motor
DC sebagai penggeraknya.

Gambar 4.13 Rangka Pintu Gerbang

80
Universitas M.H Thamrin
4.10. Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak ini merupakan algoritma dalam
bentuk listing program yang dimasukkan kedalam memori flash
mikrokontroler. Sebelum pembuatan program terlebih dahulu dibuatkan
algoritma program dalam bentuk flowchart, dengan tujuan jika terjadi
error pada saat pemrograman atau tidak sesuai dengan hasilnya setelah
pemrograman maka dengan mudah mengetahui letak kesalahan dari
program tersebut. Ada satu hal lagi yang membedakan pemrograman
mikrokontroler dengan pemrograman yang lain yakni selalu adanya
Infinite Looping atau perulangan tak terbatas dengan source code-nya
while (1), dikarenakan 1 adalah merupakan konstanta maka statement
tersebut selalu benar sehingga terjadilah perulangan terus menerus selama
catu daya masih ada (on). Berikut Flowchart atau alur kerja programnya:

Gambar 4.14 Flowchart Program

4.11. Pemrograman Alat

81
Universitas M.H Thamrin
Setelah alat selesai dibuat langkah selanjutnya adalah
pemrograman alat tersebut, untuk lebih jelasnya berikut ini adalah gambar
alat kontrol otomatis pintu gerbang yang sudah jadi :

Gambar 4.15 Tampak Atas

Gambar 4.16 Tampak Samping

82
Universitas M.H Thamrin
Gambar 4.17 Tampak Keseluruhan

Langkah pemrograman yang pertama adalah pembuatan program


yang selanjutnya dikompilasi menjadi .hex menggunakan
Arduino/Genuino Uno serta mentransfer program tersebut kedalam
mikrokontroler untuk downloader.

4.12. Pembuatan Program


Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan program
(berekstensi .hex) menggunakan Arduino/Genuino Uno;
a. Buka program Arduino/Genuino Uno kemudian pilih File- New-
Project dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini sehingga kita
dapat melakukan pengaturan konfigurasi sesuai yang kita butuhkan.

83
Universitas M.H Thamrin
Gambar 4.18 Tampilan Arduino/Genuino Uno
b. Selanjutnya lalu pilih save and quit, setelah itu file-file tersebut
disimpan. Berikut tampilannya :

84
Universitas M.H Thamrin
Gambar 4.19 Proses Menyimpan Program

c. Setelah selesai menyimpan program kita tinggal menuliskan kode


program pada lembar kerja yang telah disediakan.
d. Program yang telah selesai dibuat selanjutnya di compile untuk
mengetahui kesalahan atau dengan menggunakan make yaitu untuk
mengetahui kesalahan pada program tersebut.

4.13. Memprogram Mikrokontroler Arduino


Berikut langkah-langkah men-download program dari komputer
kedalam mikrokontroler.
a. Buka program Arduino/genuine Uno kemudian pilih Tools –
Programmer-AVRISP mkII – Pilih AVRISP mkII. Seperti di bawah
ini :

85
Universitas M.H Thamrin
Gambar 4.20 Tampilan Arduino/Genuino Uno

b. Pasang downloader untuk me-download pogram ke dalam


Mikrokontroler Arduino, seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.21 Pemasangan Downloader

c. Jalankan program Arduino RC pada Handpone, kemudian aktifkan


Bluetooth pilih Proceed, pilih HC-05.00:19:10:11:16:1C karena dalam

86
Universitas M.H Thamrin
alat ini menggunakan bluetooth untuk menghubungkan mikrokontroler
arduino tersebut.
tunggu beberapa saat dan mikrokontroler arduino yang telah terpogram
siap digunakan.
Dengan jenis mikrokontroler arduino telah disetting, maka tinggal
melakukan programming mikrokontroler arduino, dan akan langsung
terlihat hasilnya.

4.14. Pengujian Alat


Pengujian dilakukan untuk mengetahui alat yang dihasilkan apakah
dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Pengujian yang dilakukan secara
bertahap dari blok-blok rangkaian yang paling berpengaruh dan juga
memastikan setiap komponen yang digunakan dalam kondisi bagus dan
terpasang dengan baik pada papan PCB. Hal-hal yang perlu diamati
meliput level tegangan pada power supply, serta mengetahui fungsi dari
driver motor dapat berjalan dengan baik atau tidak.

1. Pengujian Power Supply


Pengujian ini meliputi tegangan output dari power supply
untuk blok mikrokontroler beserta sensornya serta power supply untuk
driver motor.
Tabel 4.1 Tegangan Output Power Supply

Blok mikrokontroler (Volt) Blok driver motor (Volt)

5 5

2. Pengujian Driver
Untuk dapat mengetahui driver dapat bekerja dengan
baik/tidak maka harus diberikan input hight (1) dan low (0) dari pin
mikrokontroler, berikut tabelnya.

Tabel 4.2 Pengujian Driver Motor

87
Universitas M.H Thamrin
Pin
Source code Motor
mikrokontroler

PORTD.1 =1 PD.1 = hight Gerak kekiri (gerbang menutup)

Gerak kekanan (gerbang


PORTD.2=1 PD.2= hight
membuka)

PORTD.1 =0 PD.0=Low Tidak bergerak

PORTD.2=0 PD.1= Low Tidak bergerak

3. Pengujian Relay Bel


Untuk dapat mengetahui driver dapat bekerja dengan baik/tidak
maka harus diberikan input hight (1) dan low (0) dari pin mikrokontroler,
berikut tabelnya.
Tabel 4.3 Pengujian Relay Bel

Source code Pin mikrokontroler Pin Relay

PORTB.3=1 PB.3 = hight NC

PORTB.3=0 PB.3 = Low NO

4. Pengujian Keseluruhan
Di maksudkan untuk mengetahui alat yg dibangun bekerja dengan
baik atau tidak, untuk menghemat waktu uji penulis menguji alat pada
detik ke 1 untuk menyalakan bel 1 kali dan menutup gerbang, pada detik
ke 2, gerbang tidak bergerak dan pada menit ke3 untuk menyalakan bel 2
kali dan membuka gerbang, berikut table hasil uji cobanya:

Tabel 4.4 Pengujian Keseluruhan

Menit Bel Keterangan

88
Universitas M.H Thamrin
1 Berbunyi 1x Gerbang Menutup

2 Berbunyi 2x Gerbang Membuka

89
Universitas M.H Thamrin

You might also like