You are on page 1of 14
BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 39 TAHUN 2019 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI MOJOKERTO, bahwa dalam rangka mendukung terselenggaranya pelayanan perizinan berusaha yang terintegrasi secara elektronik sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, perlu menetapkan Peraturan Bupati _ tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha; 1, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41) juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 90, Tambahan Lembaran Menetapkan Negara Republik Indonesia Nomor 6215); 5. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 221); 6. Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 120); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan ‘Terpadu Satu Pintu Daerah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentuan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten —Mojokerto (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 5); 10. Peraturan Bupati Nomor 71 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mojokerto (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2016 Nomor 75); MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan 1. Daerah adalah Kabupaten Mojokerto. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 3. Bupati adalah Bupati Mojokerto. 4. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat DPMPTSP adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mojokerto. 5. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disebut Kepala DPMPTSP adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Mojokerto. 10. 11. 12. 13, 14, Lembaga Pengelola dan Penyelenggara Online Single Submission yang selanjutnya disebut Lembaga OSS adalah lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi penanaman modal. Perizinan Berusaha adalah persetujuan yang diperlukan Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan diberikan dalam bentuk persetujuan yang dituangkan dalam bentuk surat/keputusan atau pemenuhan persyaratan. Izin Usaha adalah izin yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama bupati setelah Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran dan untuk memulai usaha dan/atau kegiatan sampai sebelum pelaksanaan komersial atau operasional dengan memenuhi persyaratan dan/ atau Komitmen. Izin Operasional atau Komersial adalah izin yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama bupati setelah Pelaku Usaha mendapatkan Izin Usaha dan untuk melakukan kegiatan komersial atau operasional dengan memenuhi persyaratan dan/ atau Komitmen. Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi. Perizinan adalah segala bentuk persetujuan untuk melakukan penanaman modal yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuaan peraturan perundang- undangan Komitmen adalah pernyataan Pelaku Usaha untuk memenuhi persyaratan Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional. Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi. 15. Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah jidentitas Pelaku Usaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS setelah pelaku usaha melakukan Pendaftaran. 16. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan comanditer, perseroan lainnya, badan milik Negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan lainnya. 17. Hari adalah hari kerja sesuai yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasa] 2 (1) Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini adalah dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha serta peningkatan pelayanan prima yang akuntabel, responable, sederhana, aman, efisien dan efektif di daerah melalui penyelenggaraan pelayanan _perizinan berusaha dan non perizinan dengan sistem pelayanan terpadu satu pintu (one stop service). (2) Tujuan disusunnya Peraturan Bupati ini adalah sebagai berikut: a. mewujudkan pelayanan prima; b. meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur Pemerintah Daerah; c. mendorong peningkatan investasi; d. mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang pada gilirannya masyarakat dapat terdorong untuk ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan; dan €. mempermudah dan mempercepat Pelaku usaha dalam mendapatkan perizinan. BAB III JENIS IZIN Pasal 3 Jenis Izin meliputi : a. Izin Dasar; dan b. Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional. Pasal 4 (1) Izin Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 hurufa terdiri dari: 1. Tain Lokasi, meliputi : a. Pemenuhan Izin Lokasi Dengan Komitmen; b. Pemenuhan Persyaratan Izin Lokasi Tanpa Komitmen; dan c. Pemenuhan Komitmen Perpanjangan Izin Lokasi. Pengesahan Rencana Tapak (Site Plan); . Izin Mendirikan Bangunan (IMB), meliputi : a, Rumah Tempat Tinggal : 1) Rumah Tempat Tinggal Sederhana, 1 (satu) Lantai, Luas < 500m?; 2) Rumah Tempat Tinggal Sederhana, 2 (dua) Lantai, Luas < 500m?; dan 3) Rumah Tempat Tinggal Tidak Sederhana, > 2 (dua) Lantai, Luas > 500m? b. Gedung Kepentingan Umum: 1) Ls, 8 Lantai; dan 2) > 8 Lantai. c, Rumah Tempat Tinggal Eksisting (Bangunan Sudah Terbangun): 1) Rumah Tempat Tinggal Sederhana, 1 (satu) Lantai, Luas < 500m?; 2) Rumah Tempat Tinggal Sederhana, 2 (dua) Lantai, Luas < 500m?; dan 3) Rumah Tempat Tinggal Tidak Sederhana, > 2 (dua) Lantai, Luas > 500m2, d. Eksisting Untuk Kepentingan Umum: 1) 1 sd. 8 Lantai; dan 2) > 8 Lantai. e. IMB Perubahan (Mengubah, Memperluas, Mengurangi, dan/atau Merawat Bangunan Gedung) 1) Rumah Tempat Tinggal a) Rumah Tempat Tinggal Sederhana, 1 (satu) Lantai, Luas < 500m? b) Rumah Tempat Tinggal Sederhana, 2 (dua) Lantai, Luas < 500m? ©) Rumah Tempat Tinggal Tidak Sederhana, > 2 (dua) Lantai, Luas > 500m? 2) Untuk Kepentingan Umum a) 1 sd. 8 Lantai b) > 8 Lantai f, IMB Bertahap Untuk Gedung > 8 Lantai dan/atau > 2.000m?: 1) IMB Pondasi; dan 2) IMB Menyeluruh. g. IMB Kolektif Pembangunan Perumahan: 1) IMB Induk; dan 2) Pemecahan IMB Induk. 5. 6. 7. h, IMB Prasarana: 1) Konstruksi © Pembatas/ —- Penahan/ Pengamanan; 2) Konstruksi Penanda Masuk Lokasi; 3) Konstruksi Perkerasan; 4) Konstruksi Penghubung; 5) Konstruksi Kolam/Reservoir Bawah Tanah; 6) Konstruksi Menara; 7) Konstruksi Monumen; 8) Konstruksi Instalasi/Gardu; dan 9) Konstruksi Reklame/Papan Nama. Izin Penyelenggaraan Reklame; Izin Pemakaian Kekayaan Daerah pada Ruang Milik Jalan Daerah; Izin Pemakaian Kekayaan Daerah Bangunan di Atas Saluran Air; dan Izin Lingkungan. (2)Izin Usaha dan Izin Operasional atau Komersial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b terdini dari: A. Sektor Pariwisata: Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP), meliputi: 1. Bidang Usaha Daya Tarik Wisata: a. Pengelolaan Museum; b. Pengelolaan Peninggalan —Sejarah Purbakala; Pengelolaan Pemandian Air Panas Alami; . Pengelolaan Goa; Wisata Agro; Pengelolaan Permukiman dan/atau Lingkungan Adat; dan g. Pengelolaan Objek Ziarah. 2. Kawasan Pariwisata; 3. Jasa Transportasi Wisata: Angkutan Jalan Wisata; Angkutan Wisata dengan Kereta Api; Angkutan Laut Wisata Dalam Negeri; Angkutan Laut Internasional Wisata; dan e. Angkutan Wisata di Sungai dan Danau. 4. Jasa Perjalanan Wisata: a. Agen Perjalanan Wisata; dan b. Biro Perjalanan Wisata. 5. Jasa Makanan dan Minuman: . Restoran dan/ atau Rumah Makan; Jasa Boga; Pusat Penjualan Makanan; . Bar atau Pub; dan Kafe. 6. Penyediaan Akomodasi: a. Hotel; b. Pondok Wisata; c. Bumi Perkemahan; repo poop enogp 12. 13. d. Persinggahan Karavan; e. Villa; f. Kondominium Hotel dan/ atau Apartemen Servis; g. Rumah Wisata; dan h. Jasa Manajemen Hotel dan/ atau Hunian Wisata Senior/ Lanjut Usia. Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi: a. Sanggar Seni; b. Jasa Impresariat/ Promotor; c. Galeri Seni dan gedung Pertunjukan Seni; Rumah Bilyar; Lapangan Golf, Gelanggang Bowling; Gelanggang Renang; Lapangan Sepakbola/ Futsal; Lapangan Tenis; Wisata Olahraga Minat Khusus; Wisata Petualangan Alam; ‘Taman Bertema; . Taman Rekreasi; Kelab Malam dan/ atau Diskotik; Karaoke; Arena Permainan; dan Panti/ Rumah Pijat. Penyelenggaraan Periemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi, dan Pameran; OVOR RSS mee . Jasa Informasi Pariwisata; 10. 11. Jasa Konsultan Pariwisata; Jasa Pramuwisata; . Wisata Tirta; Wisata Arung Jeram; Wisata Selam; Wisata Dayung; Wisata Selancar; Wisata Olahraga Tirta; Wisata Memancing; dan Dermaga Wisata; Solus Per ‘Aqua (Spa). meee gp . Sektor Kesehatan, meliputi: 1. 2. PNAAR w Izin Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT); Izin PRT (Perusahaan Rumah Tangga) Alat Kesehatan dan PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga); Sertifikat Produksi Pangan Rumah Tangga (SPP-ART); Izin Toko Alat Kesehatan; Izin Operasional Klinik; Izin Apotek; Izin Toko Obat; Izin Mendirikan Rumah Sakit Kelas C, Kelas D, dan Kelas D pratama; 9. Izin Operasional Rumah Sakit Kelas C, Kelas D, dan Kelas D pratama; 10. Izin Operasional Laboratorium Klinik Umum Pratama; 11.Izin Penyelenggaran Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit; 12. Puskesmas; 13. Optik; dan 14. Izin Praktik Dokter. C. Sektor Pendidikan, meliputi: 1. Izin Pendirian Program atau Satuan Pendidikan : a. Pendidikan Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Swasta; b. Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Swasta; c. Pendidikan Taman Kanak-kanak swasta; dan d. Pendidikan Taman Kanak-kanak Luar Biasa. . Izin Operasional Satuan Pendidikan Kerja ‘Sama (SPX): a. Pendidikan Kelompok Bermain; b. Pendidikan Taman Penitipan Anak; c. Pendidikan Anak Usia Dini Sejenis Lainnya; d. Pendidikan Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Swasta; e. Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Swasta; f. Pendidikan Taman Kanak-kanak swasta; dan & Pendidikan Taman Kanak-kanak Luar Biasa. . Izin Pendirian Satuan Pendidikan Non Formal: a. Pendidikan Kelompok bermain; b. Pendidikan Taman Penitipan Anak; ¢. Pendidikan Anak Usia Dini sejenis lainnya; d. Jasa Pendidikan Olahraga dan Rekreasi; ¢. Pendidikan Kebudayaan; f. Jasa Pendidikan Manajemen dan Perbankan; g. Jasa Pendidikan Komputer (Teknologi Informasi dan Komunikasi Swasta); h. Pendidikan Bahasa Swasta; i, Pendidikan kesehatan Swasta; j. Pendidikan Bimbingan Belajar dan Konseling Swasta; k. Pendidikan Awak Pesawat dan Jasa Angkutan Udara Khusus Pendidikan Awak Pesawat; 1 ikan Teknik swasta; m. idikan Kerajinan dan Industri; dan n. Pendidikan Lainnya Swasta. 4. Izin Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal dengan Modal Asing: Jasa Pendidikan Olahraga dan Rekreasi; Pendidikan Kebudayaan; Pendidikan Lainnya Pemerintah; Jasa Pendidikan Manajemen dan Perbankan; Jasa Pendidikan Komputer (Teknologi Informasi dan Komunikasi) Swasta; Pendidikan Bahasa Swasta; Pendidikan Kesehatan Swasta; Pendidikan Bimbingan Belajar dan Konseling Swasta; i, Pendidikan Awak Pesawat dan Jasa Angkutan Udara Khusus Pendidikan Awak Pesawat; j. Pendidikan Teknik swasta; k. Pendidikan Kerajinan dan Industri; dan 1. Pendidikan Lainnya Swasta D.Sektor Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, meliputi: 1, Izin Koperasi Simpan Pinjam (KSP)/ Unit Simpan Pinjam (USP); 2. Izin Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS)/ Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS); 3. Izin pembukaan kantor cabang; 4. Izin pembukaan kantor cabang pembantu; dan 5. Izin pembukaan kantor kas. E, Sektor Ketenagakerjaan, meliputi: 1. Izin Lembaga Pelatihan Kerja (LPK); dan 2. Izin Operasional Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh. F. Sektor Perhubungan, meliputi: 1. Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang; dan 2. Surat Izin Usaha Pengusaha Angkutan G. Sektor Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, meliput 1, Tanda Daftar Usaha Perorangan; dan 2. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK). H. Sektor Perdagangan, meliputi: 1. Tanda Daftar Gudang (TDG); 2. Izin Usaha Toko Modern (IU'TM); 3. Surat Izin Tempat Usaha Minuman Beralkohol Golongan B dan/ C (SITU-MB); dan 4. Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol Golongan B dan/ atau C (SIUP- MB). I. Sektor Perindustrian, meliputi: 1. [ein Usaha Industri ([U1); dan 2. Izin Perluasan Usaha Industri; peop > 9 Pee -10- J.Sektor Lingkungan Hidup, meliputi: 1. Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Untuk Penghasil; dan 2. Izin Pembuangan Air Limbah. K. Sektor Pertanian, meliputi: 1. Izin Usaha Peternakan; dan 2. Pendaftaran Usaha Peternakan. BABIV KETENTUAN PERIZINAN Bagian Kesatu Pendaftaran Izin dan Pemenuhan Komitmen Pasal 5 (1) Pelaku Usaha sebelum memulai kegiatan usahanya wajib melakukan pendaftaran perizinan berusaha melaui OSS. (2) Pelaku Usaha yang telah mendapatkan NIB wajib mendapatkan Izin Usaha dan/atau Izin Operasional atau Komersial. (3) Pelaku Usaha yang telah mendapatkan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib melakukan pemenuhan komitmen. (4) Permohonan Pemenuhan Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan ke DPMPTSP untuk dilakukan verifikasi dan validasi. (5) Dalam rangka verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), DPMPTSP dapat melakukan peninjauan lapangan. (6) Apabila berdasarkan verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ternyata pemenuhan komitmen belum dinyatakan benar dan lengkap, maka akan dikembalikan kepada Pelaku Usaha untuk ditindaklanjuti. Apabila berdasarkan verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pemenuhan komitmen telah dinyatakan benar dan lengkap, selanjutnya DPMPTSP mengirimkan surat permohonan rekomendasi/ pertimbangan teknis kepada perangkat daerah teknis/ instansi_ yang membidangi sesuai dengan jenis izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. (8) Berdasarkan rekomendasi/ pertimbangan_ teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (7) maka terhadap Pemenuhan Komitmen akan diberikan: a. Persetujuan Pemenuhan Komitmen, apabila telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau b, Penolakan Persetujuan Komitmen, apabila tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan 7) “lL (9) Persetujuan Pemenuhan Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf a sebagai dasar notifikasi pada sistem OSS. Bagian Kedua Penandatanganan Izin dan Persetujuan/ Penolakan Terhadap Pemenuhan Komitmen Pasal 6 (1) Penandatanganan Izin, pemberian Persetujuan Pemenuhan Komitmen dan Penolakan Pemenuhan Komitmen terhadap permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilaksanakan oleh Kepala DPMPTSP. Kepala DPMPTSP dapat memberikan duplikat izin dan pengesahan salinan izin yang telah diterbitkan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang ditentukan Q Bagian Ketiga Pencabutan Izin Pasal 7 (1) Izin dicabut apabila: a. kegiatan/ usaha yang dilakukan tidak sesuai dengan jenis izin yang telah diterbitkan; dan/ atau b. pemegang izin melakukan __pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetapkan dalam izin dan/ atau peraturan perundang- undangan. (2) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala DPMPTSP. Pasal 8 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan perizinan berusaha sebagaimana tercantum dalam Lampiran | dan Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini AB V TIM TEKNIS PERIZINAN Pasal 9 (1) Dalam rangka mendukung __penyelenggaraan perizinan berusaha di daerah, Bupati dapat membentuk Tim Teknis Perizinan. (2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jenis/ bidang izin yang diselenggarakan oleh DPMPTSP. -la- (3) Pembentukan, susunan keanggotaan dan uraian tugas Tim Teknis Perizinan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1 Terhadap izin yang diterbitkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh Perangkat Daerah teknis terkait sesuai dengan kewenangannya. (2) Hasil pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan —evaluasi perizinan. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku: a. perizinan berusaha yang telah diajukan oleh Pelaku Usaha sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini dan belum diterbitkan _ perizinan berusahanya, diproses melalui sistem OSS sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati ini; b. Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional yang telah diperoleh dan masih berlaku sesuai dengan bidang usaha dan/ atau kegiatannya tetap berlaku dan didaftarkan ke sistem OSS. Pasal 12 (1) Izin Lokasi yang diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhir jangka waktunya. (2) Dalam hal Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum pernah diperpanjang, maka perpanjangan diproses sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bupati ini. (3) Tanah yang diperoleh berdasarkan Izin Lokasi sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, dan belum didaftarkan, wajib didaftarkan paling lama 1 (satu) tahun sejak berakhirnya masa berlaku Izin Lokasi. -13- BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, semua Peraturan Bupati yang mengatur —_mengenai penyelenggaraan perizinan dinyatakan masih tetap berlaku ‘sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Bupati ini. Pasal 14 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku: a, Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perizinan (Berita. Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2017 Nomor 21) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 32 Tahun 2018 (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 30); b. Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penerbitan Izin Pemanfaatan Ruang (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 31); c. Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 32); d. Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 33); e. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Izin dan Perhitungan Nilai Pemungutan Retribusi Izin Pemakaian Kekayaan Daerah Pada Ruang Milik jalan dan Bangunan Diatas Saluran Air (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 34); f. Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Izin Usaha Jasa Konstruksi (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 35); g. Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2018 tentang Tata Cara Perizinan Bidang Industri dan Perdagangan serta Penanaman Modal (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 36); h. Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2018 tentang ‘Tata Cara Penyelenggaraan Izin Lingkungen (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 44); i, Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Izin Pembuangan Limbah Cair (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 45); -14- k. Peraturan Bupati Nomor 81 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2018 Nomor 77); dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangannya Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto Pada tanggal is OU Log WAKIL BUPATI MOJOKERTO, PUNGKASIAD! Diundangkan di Mojokerto Pada tanggal 19 jucr roy SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO, {UWITO BERITA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2019 NOMOR 2.015

You might also like