PENAFSIRAN IKHTILAF MENURUT TAFSIR AL-THABARI
(Studi kitab Jami‘ al-Bayan ‘an Ta'wit Ay al-Qur'an)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin
Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam
Oleh:
RUSLI
NIM. 98532589
JURUSAN TAFSIR HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA.
2003NOTA DINAS PEMBIMBING
Yogyakarta, 20 Juli 2003
Kepada Yth
Dekan Fakultas Ushuluddin
IAIN Sunan Kallijaga
di
Yogyakarta
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Sesudah melakukan beberapa kali binibingan, baik dari segi isi, bahasa maupun
teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : Rusli
NIM 98532589
Jurusan Tafsir Hadis
Judul Skripsi_: PENAFSIRAN IKHTILAF MENURUT TAFSIR AL Begitu juga dengan
karya kesarjanaan yang lain seperti Nanang M Ahmad, dengan judul Asy-
syafi'i dan Ikiuilaf Al-Hadis, Studi Metode Pemahaman Kontradiksi Hadis,
(Skripsi pada Fakultas Ushuluddin, Jogjakarta, IAIN Sunan Kalijaga,1999),
sesuai dengan judul Skripsinya, maka pembahasan ini hanya berkisar pada
ikhtilaf al-hadis menurut pemahaman imam al-Syafi’i, bahwa ikhtilaf al-Hadis
sebagai sebuah kontradiksi lahiriah hadis saja, dan imam al-Syafi’i
berkeyakinan bahwa setiap kontradiksi hadis akan selalu ada solusinya.°®
Dari tinjauan pustaka di atas, ditemukan beberapa karya ilmiah baik
yang tertuang dalam beberapa jilid buku maupun dalam skripsi. Namun dari
semua karya tersebut, ik/wildf diartikan secara sempit (sebatas perbedaan dan
perselisihan pendapat saja) sereta mengkhususkan pada bidang-bidang tertentu.
Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan ini akan berupaya
mengungkapkan bagaiman penafsiran sk/vilaf menurut tafsir al-Thabari dalam
kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta‘wil Ay al-Qur'an. Baik ikhtilaf yang, berkaitan
dengan perkataan maupun yang berkaitan dengan hal keadaan (sebagaimana
yang telah dikemukakan di atas). Terlepas dari pengaruh perbedaan dan
Lihat Muhammad Argom, Ikitilaf Dalam al-Qur'an, Studi Tafsir Tematik, Skripsi S1
(Jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999),
Lihat juga Nanang M Ahmad, Asssyafii dan Ikitilaf Al-Hadis, Studi Metode
Pemahaman Kontraciksi Hash, Skrisi Sl (Jogjakata, IAIN Sunan Kaliags, 1999),17
perselisihan pendapat yang telah terjadi selama ini di dalam kehidupan
bermasyarakat, baik di bidang politik, agama maupun pemikiran.
E. Metode Penelitian
Metode dalam arti luas adalah cara bertindak menurut sistem aturan
tertentu. Hal ini dimaksudkan supaya kegiatan terlaksana secara rasional dan
terarah,*”
Agar suatu tulisan mendapat predikat ilmiah, maka tulisan itu harus
memenuhi beberapa syarat keilmiahan. Salah satunya adalah metode. Dalam
upaya memenuhi syarat tersebut dan untuk memudahkan pemahaman, maka
penulisan skripsi ini menggunakan metode sebagai berikut:
1, Jenis Penelitian
Karena penelitian ini merupakan studi kitab Jami’ al-Baydn ‘an Ta'wil Ay
al-Qur‘an, \ebih bersifat ‘literatur, maka jenis penelitian ini termasuk
kategori jenis penelitian pustaka (library research), dalam mengumpulkan
data penulis tidak perlu terjun ke lapangan.
2. Sumber Data
Sumber data penulisan ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Data Primer
Data Primer berupa tafsir al-Thabari dalam kitab Jami” al-Baydn ‘an
Ta'wil Ay al-Qur'an yang berkaitan langsung dengan ayat-ayat /khtilaf
yang ditafsirkan oleh al-Thabari.
*” Anton Bakker, Metode-Metode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indah, 1986), hm. 10.b. Data Sekunder.
Data Sekunder berupa tulisan-tulisan tokoh yang dilakukan oleh peneliti
lain, karya-karya tentang ikhtilaf pada dunia Islam peran umumnya,
maupun tentang al-Thabari sendiri, serta bahan-bahan lain yang ada
relevansinya dengan kajian ini sebagai data/sumber penunjang atau dapat
membantu.
3. Teknis pengumpula Data
Dilihat dari cara al-Thabari dalam menafsirkan al-Qur'an, maka dapat
dikatakan bahwa metode yang digunakan al-Thabari adalah metode analitis
(tahlili). Mengingat hal demikian, maka teknis pengumpulan data dimulai
dengan menelusuri ayat-ayat yang berkaitan langsung dengan ikhiilaf,
dengan menggunakan kamus al-Qura'an (Mu'jam Mufradat Alfaz al-Qur’an
dan Compact Disk (CD), kemudian menelusuri penafsiran al-Thabari
tentang ayat yang berkaitan langsung dengan kata ikhtilaf, dalam kitab Jami’
al-Bayan, sebagai data primer.
=
Teknis Pengolahan Data
Agar dari keseluruhan data dapat dipahami dengan jelas, maka diperlukan
metode-metode sebagai berikut:
a. Deskriptif
Dalam hal ini penulis menuturkan penafsiran al-Thabari tentang /khtilay,
yang tersebar dalam berbagai penafsiran ayat-ayat al-Qur’'an dipaparkan19
secara konsisten. **
s
Analisis
Analisa berarti perincian istilah-istilah atau pertanyaan-pertanyaan ke-
dalam bagian-bagiannya sedemikian rupa sehingga kita dapat melakukan
pemeriksaan atas makna yang dikandungnya.’ Dengan metode ini
penulis berusaha menelaah secara kritis data-data yang diperoleh agar
didapatkan gambaran yang jelas.
¢. Interpretasi
Interpretasi disini berarti merangkum semua pemikiran/penafsiran al-
Thabar? tentang ayat-ayat yeng berkaitan dengan ikhtilaf dengan melihat
keselarasannya satu sama lain, yakni dengan memperhatikan koherensi
interennya.”°
5. Analisa Data
Dalam analisa data penulis menggunakan metode analisis isi (content
analiysis), yaitu melakukan analisis terhadap makna yang terkandung dalam
teks, dengan kata lain penulis melakukan pengelompokkan maupun
penganalisaan terhadap makna dari teks tersebut dan selanjutnya disusun
secara logis dan sistematis.‘' Hal ini dilakukan dengan proses berpikir secara
**anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodelogi Penelitian Filsafat (Yogyakarta:
Kanisus, 1990), him. 65
*Louis 0. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Ter). Soejono Soemargono (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1989), him. 18,
“Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, op.cit., hlm.41-45.
“'Darmiyati Zuchdi, Panduan Penelitian Analisis Kontens, Yogyakarta: Lembaga
Penelitian Kanesius, 1990) him. 220
induktif maupun deduktif. Penggunaan metode induktif yaitu mengambil
kesimpulan umum dari hal-hal yang khusus."“hal ini dilakukan dalam rangka
merumuskan kesimpulan atas penafsiran al-Thabari tentang ayat-atat yang
berkaitan langsung dengan kata ikitilaf, sehingga diperoleh gambaran yang
jelas tentang pemikiran al-Thabari. Sementara penggunaan metode deduktif
dilakukan untuk menganalisi atau menilai pokok-pokok pemikiran al-
Thabari, yaitu mengambil kesimpulan khusus dari yang bersifat umum,“?
a
Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode
munasabah yaitu dari penafsiran al-Thabari tentang ayat-ayat al-Qur'an yang
berkaitan langsung dengan kata ikhtilaf kemudian dicari keselarasannya,
sehingga akan menemukan adanya hubungan yang sangat erat dan sesuai
(munasabah) antara kata dengan kata, antara satu ayat dengan ayat yang lain
ataupun antara surat dengn surat.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan proses penelitian ini, agar masalah yang diteliti dapat
dianalisa secara tajam, maka penulisan penelitian ini mengikuti sistematika
sebagai beriku:
Bab pertama, merupakan pendahuluan, berisikan argumentasi disekitar
pentingnya penelitian, bab ini mencakup latar belakang masalah, perumusan
Anton Baker dan Achmad Charris Zubair, op. cit., him 43-45,
* bid.21
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian
dan sistematika pembahasan. Menurut hemat penulis hal ini sangat penting di
dalam penulisan sebuah karya ilmiah, sebagai dasar pijakan yang akan
menentukan arah dan jalan pikiran terhadap penelitian ini
Bab kedua, pada bab ini sedikit akan memaparkan biografi al-Thabari,
terdiri dari beberapa subbab di antaranya: riwayat hiudup al-Thabari; realitas
historis seputar penulisan kitab; karakteristik penafsiran al-Thabari. Untuk
membahas bagaimana penafsiran seorang mufassir terhada topik pembahasan
tertentu dalam kitab tafsimya, maka terlebih dahulu haruslah seorang peneliti
mengetahui hal ini, karena dengan demikian kita akan mengetahui dimana
posisi mufassir tesebut dan bagaimana karakteristik penafsirannya, hal ini
dilakukan untuk mempermudah dalam pembahasan selanjutnya.
Bab ketiga, merupakan inti pembahasan pada penulisan skripsi ini, yang
berisi: Panafsiran al-Thabari tentang ayat-ayat yang berkaitan langsung dengan
ikhtilaf, yang terditi dari beberapa subbab di antaranya: /khtilaf bermakna
perselisihan; yang di lakukan oleh orang-orang non-Islam (Yahudi, Nasani,
Majusi dan Ahi al-Kitab), hal-hal yang di perselisihkan antara lain: Isa as dan
kitab Injil, Musa as dan kitab Taurat, kebenaran Nabi Muhammad SAW dan al-
Qur'an, penghormatan terhadap hari sabtu, agama, pahala, azab dan
kebangkitan manusia, ikhvil@f bermakna pergantian atau perputaran; ikiuilaf
bermakna bermacam-macam; ik/tilaf bermakna berlainan. Bab ini merupakan
hasil penelitian sementara yang akan mengantarkan penulis kepada kesimpulan
akhir.22
Bab keempat, merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang berisi
kesimpulan akhir dari penelitian ini dan saran-saran, karena sebuah Karya
ilmiah bersifat bebas untuk dikritik dan tidak menutup kemungkinan karya ini
akan dikritisi oleh pembaca.BAB IV
PENUTUP
‘A. Kesimpulan
Berdasarkan atas persoalan-persoalan yang tercantum dalam rumusan
masalah dan seluruh pembahasan pada skripsi ini, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
Pertama, dalam kitab Jami” al-Bayan, al-Thabari tidak mendefinisikan
kata ikhtilaf secara jelas, tetapi ia memaknai ikhtilaf sesuai dengan teks dan
konteks dari ayat-ayat tersebut. Menurut penafsiran al-Thabari, ikhtilaf tidak
hanya sebatas perbedaan dan perselisihan pendapat saja, Akan tetapi ikhtilaf
lebih luas dan lebih umum, baik yang berkaitan dengan hal keadaan ataupun
perkataan. Secara garis besar menurut penafsiran al-Thabari, ikhtilaf
bermakna:
a. Ikhtilaf bermakna berselisih atau menyelisihi.
b. Ikhtilaf bermakna pergantian atau perputaran; seperti pergantian atau
perputaran siang dan malam.
c. Ikhtilaf bermakna bermacam-macam atau beranekaragam; seperti
bermacam-macam makanan, minuman, bentuk dan warnanya.
d. Jkhtilafbermakna berlainan; seperti berlainan bahasa dan warna kulit.
Kedua, dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘An Ta'wil Ay al-Qur'an, ikhiilaf
berkaitan dengan dua hal yaitu:
95a. Perkataan
Pelaku ikhtilaf di sini adalah orang-orang non-Islam (Yahudi, Nasrani, Ahl
al-Kitab, Bani Israil dan Majusi). Hal ini merupakan ungkapan rasa keras
kepalanya orang-oarang non-Islam terhadap kebenaran yang telah jelas.
Mereka berselisih/menyelisihi terhadap kebenaran Nabi Isa as, Nabi Musa
as dan Nabi Muhammad SAW serta terhadap kitab yang telah diwahyukan-
Nya, penghormatan terhadap hari sabtu, agama, kebangkitan manusia dan
hari pertempuran.
b. Hal keadaan.
Ikhuilaf disini membuktikan akan keesaan dan kekuasaan Allah SWT, seperti
pada pergantian atau perputaran siang dan malam, bermacam-macam
makanan, minuman, bentuk dan wamanya, berlainan bahasa dan wama
kulit, hal ini diciptakan oleh Allah untuk kebutuhan hidup bagi manusia,
bagi orang-orang yang berakal dan mau mengambil pelajaran,
B, Saran-saran
Setelah melewati proses pembahasan dan kajian dari sebuah karya tafsir,
Khususnya kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta'wil Ay al-Qur'an karya al-Thabari,
maka dalam upaya pengembangan kajian dan penelitian di bidang tafsir
berikutnya, ada beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yakni:
Pertama, khusus mengenai karya tafsir al-Thabart ini, penulis
menyarankan untuk dikaji kembali persoalan-persoalan lain disamping makna
ikhtiléf, Begita juga penelitian yang lebih mendalam dari sudut pandang
pendekatan disiplin ilmu kontemporer. Dengan begitu, akan terlihat kontribusi97
al-Thabari dalam meletakkan dasar-dasar_ penafsiran al-Qur'an bagi
pengembangan pemahaman al-Quran di masa sekarang ini.
Kedua, dalam wacana tafsir, munculnya sejumlah besar karya tafsir
dengan berbagai metode dan analisa penafsiran yang khas, semestinya
memberikan stimulus bagi peminat dan pengkaji tafsir, seharusanya dapat
diarahkan kepada penelitian sejauh mana konsistensi sang mufassir terhadap
penafsirannya. Dengan demikian, karya tafsir bukanlah sesuatu hasil yang
final, namun perlu dikaji kembali secara objektif.98
DAFTAR PUSTAKA
‘Abdullah, Shalih. Adab Berselisih Pendapat, ter). Abdul Rasyad siddiq. Jakarta:
Khazanah IImu, 1995.
‘Amin, Husain Ahmad, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, terj. Bahruddin
Fannani. Bandung: Remaja Rosda karya, 195.
Argom, Muhammad. Ikhtilaf Dalam al-Qur'an, Studi Tafsir Tematik. Skripsi Sl.
Jogjakarta: IAIN Sunan Kalijaga,1999.
“Ashi, Husain. Aba Ja‘far Muhammad bin Jarir al- Thabari wa Kitabuhu, Tarikh
al Umam wa al-Muluk. Beirat: Dar al-Kutub al-IImiah, 1992.
Ayub, Mahmud. Qur'an dan Para Penafsirnya, terj. Nick G. Dharma Putra.
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991.
Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran al-Qur'an. Yogyakarta: Pustaka,
"2000.
Bakker, Anton. Metode-Metode Filsafat Jakarta: Ghalia Indah, 1986.
, dan Achmad Charris Zubair. Metodelogi Penelitian Filsafat.
Yogyakarta: Kanisus,1990.
Compact Disk (CD), Holy Qoran.
— , Maktabah al-Tafsir wa “Utiim al-Qur'an, 1999.
Dahlan, Abd. Rahman. Kaedah-Kaedah Penafviran al-Qur'an, Bandung
Mizan,1997.
Departemen Agama R.. Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Menara
Kudus,1990.
Eksiklopedi Islam. Jilid UL, Jakarta: Anda Utama, 1993.
Fachruddin, Fuad Mohd. Sejarah Perkembangan Pemikiran Dalam Islam. Cet. 1
Jakarta: Yasaguna, 1988.
Hadna, Ahmad Musthofa. Problematika Menafsirkan al-Qur'an. Semarang: Toha
Putra Group, 1993.
Hanafi, Hasan. al-Yamin Wa al-Yasar Fi al-fikriu al-Dini. Mesit: Madbuli,1989.99
Haque, M. Hatiqul. Wajah Peradaban, Menelusuri Jejak Pribadi-Pribadi Besar
Islam, terj. Budi Rahman. dkk. cet. I. Bandung: Zaman Wacana Mulia,
1998.
Hidayat, Komaruddin. Memahami Bahasa Agama, Jakarta: Paradikma, 1996
Al-Isfahani, al-Ragib. Mu‘jam Mufradat Alfaz al-Qur'an, Beirut: Dar al-Fikr, t.t
Ismail, Muhammad Bakr. Ibn Jarir al-Thabart wa Manhajuh ft al-Tafsir. Kairo:
Dar al-Manar, 1991.
Ja‘farian, Rasul. “al-Thabari dan Masa Hidupnya”, al-Hikmah, No. 9 Afril,
Bandung: Mizan dan Yayasan Muthahhari, 1993.
AlJawaint, Musthafa al-Sawi, Manahij ff al-Tafsir. Iskandariyah: Mansya’ah al-
Ma’arif, tt.
Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargono. Yogyakarta:
Tiara Wacana,1989.
Mahmud, Yani’ Abd Halim. Manahij al-Mufassirin. Beirut: Dar al-Kitab al-
Banani, t.t.
Nasir, Salihun A. I/mu Tafsir al-Qur'an. Surabaya: al-Ikhlas, 1987.
Al-Qardhawi, Yusuf. Fikhul Ikhtilaf, Antara Perbedaan Yang Dibolehkan dan
Perpecahan Yang Dilarang. terj. Annur Rofiq Shaleh Tamhid. Jakarta:
Robbani Press, 2001.
Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi I/mu-Iimu al-Qur'an, terj. Mudzakir AS. Bogor:
Litera AntarNunsa, 1999.
Al-Qur'an dan Terjemahan, Madinah: Komplek Percetakan al-Qur'an Raja Fadh,
tt
Rahardjo, M. Dawam. Eksitlopedi al-Qur‘an, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
Konsep Kunci. Jakarta: Paramadina, 2002.
Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur'an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2002.
-, Wawasan al-Qur'an, Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan
Umat. Bandung: Mizan, 2001
Al-Thabari, Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir. Jami’ al-Bayan ‘an Ta'wil Ay al-
Qur'an. Beirut: Dar al-Fikr, 1995.100
TIM Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta:
Jambatan, 1992.
Al-‘Ulwani, Thaha Jabir. Beda Pendapat, Bagaimana Menurut Islam, terj. Abu
Fahmi. Jakarta: Gema Insani Perss,1991.
Al-Zahabi, Muhammad Husain. A/-Tafsir wa al-Mufasirun. Jilid 1. Mesir: Dar al-
Kutub al-Hadisah, 1961