You are on page 1of 24

BAB II

TINAJAUAN TEORI

A. KEHAMILAN
1. Pengertian

Menurut Federasi Obsetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional

(Prawirohardjo, 2010: 213).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah

mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang

pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan

mengalami kehamilan (Mandriwati, 2012 : 3).

2. Perubahan Pada Ibu Hamil

a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi wanita Hamil

1) Uterus

a) Ukuran

Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar

akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim, serabut-

serabut kolagennya menjadi higroskopik, endometrium

9
menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan yaitu

30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

b) Berat

Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi

1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu).

c) Bentuk dan konsistensi

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim

seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan, rahim

berbentuk bulat, dan pada akhir kehamilan berbentuk

seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar

telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan

kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu

pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan

bertambah panjang sehingga jika diraba terasa lebih lunak

(soft), disebut tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan, rahim

teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa

tipis. Karena itu, bagian-bagian janin dapat diraba melalui

dinding perut dan dinding rahim.

2) Serviks Uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak

(soft) disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar

dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan

10
dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid, dan

perubahan itu disebut tanda Chadwick.

3) Vagina dan Vulva

Karena pengaruh estrogen, terjadi perubahan pada vagina

dan vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat

lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan porsio

serviks disebut tanda chadwick.

4) Ovarium

a) Ovulasi terhenti

b) Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai

terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen

dan progesteron.

5) Kulit

Pada daerah kulit tertentu, terjadi hiperpigmentasi, yaitu pada :

a) Muka, disebut masker kehmailan (chloasma gravidarum)

b) Payudara, puting susu dan areola payudara

c) Perut, linea nigra striae

d) Vulva

6) Payudara

Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan

berat. Dapat teraba notuli-notuli, akibat hipertrofi kelenjar

alveoli, bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi

11
terjadi pada puting susu dan areola payudara. Kalau diperas,

keluar air susu jolong (kolostrum) yang berwarna kuning.

7) Sirkulasi Darah

a) Volume darah

Volume darah total dan volume plasma darah naik

pesat sejak akhir terimester pertama. Volume darah akan

bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncaknya pada

kehamilan 32 minggu, diikuti pertambahan curah jantung

(cardiac output), yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat

hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4

bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh

dalam keadaan dekompensasi kordis. Kenaikan plasma

darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan.

b) Protein darah

Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah

protein, albumin, dan gamagloubin menurun dalam triwulan

pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir

kehamilan. Beta-gloubulin dan fibrinogen terus meningkat.

c) Hitung jenis dan hemoglobin

Hemaktokrit cenderung menurun karena kenaikan

relatit volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung

meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor O2 yang

sangat diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb

12
terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar

dibandingkan Hb pada orang yang tidak hamil. Anemia

fisiologis ini disebabkan oleh volume plasma yang

meningkat. Dalam kehamilan, leukosit meningkat sampai

10.000/cc, begitu pula dengan produksi trombosit.

d) Nadi dan tekanan darah

Tekanan darah arteri cenderung menurun, terutama

selama trimester kedua, kemudian akan naik lagi seperti

pada pra-hamil. Tekanan darah arteri cenderung menurun,

terutama selama trimester kedua, kemudian akan naik lagi

seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam batas-batas

normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik

setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai

rata-ratanya 84 per menit.

e) Jantung

Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah

kehamilan 3 bulan, dan menurun lagi pada minggu-minggu

terakhir kehamilan. Elektrokardiogram kadang kala

memperlihatkan deviasi aksis ke kiri.

8) Traktus Digestivus (Saluran Pencernaan)

Salivasi meningkat dan pada trimester pertama, timbul

keluhan mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan

melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama

13
berada dalam saluran makanan. Resorpsi makanan baik, tetapi

akan timbul obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum)

sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi

(morning sickness).

9) Sistem Respirasi

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek

napas. Hal itu disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah

diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru sedikit

meningkat selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas

lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernapasan dada

(thoracic breathing).

10) Metabolisme

Umumnya, kehamilan mempunyai efek pada metabolisme.

Karena itu, wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi

dan berada dalam kondisi sehat.

a) Tingkat metabolik basal (Basal Metabolic Rate, BMR) pada

wanita hamil meninggi hingga 15-20%, terutama pada

trimester akhir.

b) Keseimbangan asam-alkali (acic-base balance) sedikit

mengalami perubahan konsentrasi alkali :

(1) Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter

(2) Wanita hamil : 145 mEq/liter

(3) Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter

14
(4) Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter

c) Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus,

alat kandungan, payudara, dan badan ibu, serta untuk

persiapan laktasi.

d) Hidrat arang : seorang wanita hamil sering merasa haus,

nafsu makan bertambah, sering buang air kecil, dan kadang

kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada

diabetes melitus.

e) Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat

sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon

somatomamotropin berperan dalam pembentukan lemak pada

payudara. Deposit lemak lainnya terdapat di badan, perut,

paha dan lengan.

f) Metabolisme mineral

(1) Kalsium, dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari.

Sedangkan untuk pembentukan tulang-tulang, terutama

dalam trimester terakhir dibutuhkan 30-40 gram.

(2) Fosfor dibutuhkan rata-rata 2 g/hari.

(3) Zat besi dibutuhkan tambahan zat besi ± 800 mg, atau

30-50 mg sehari.

(4) Air wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

g) Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg.

Kenaikan berat badan yang terlalu banyak ditemukan pada

15
keracunan hamil (preeklampsi dan eklampsi). Kenaikan berat

badan wanita hamil disebabkan oleh :

(1) Janin, uri, air ketuban, dan uterus

(2) Payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan

retensi air

h) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi.

Kalori terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,

khususnya sesudah kehamilan 5 bulan keatas. Namun jika

dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk mendapatkan tambahan

kalori.

i) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus

mengandung banyak protein. Di Indonesia, masih banyak

dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B. Karena

itu, wanita hamil harus diberikan zat besi dan roboransia

yang berisi mineral dan vitamin.

(Mochtar, 2011: 29-32).

3. Kebutuhan Ibu Hamil

a. Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu:

1) Udara yang bersih

2) Tidak kotor / polusi udara

3) Tidak bau, dan sebagainya.

16
Pada prinsipnya hindari ruangan / tempat yang dipenuhi oleh polusi

udara (terminal, ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok).

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu

hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga

akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan

berpengaruh pada bayi yang di kandung. Untuk mencegah hal tersebut

diatas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :

1) Latihan nafas melalui senam nifas

2) Tindur dengan bantal yang lebih tinggi

3) Makan tidak terlalu banyak

4) Kurangi atau hentikan merokok.

5) Konsul kedokter bila ada kelainan atau gangguan pernafasan seperti

asma dan lain- lain.

6) Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan

oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena

asenden.

b. Nutrisi

Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan

kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk

pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40%

digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya (60%) digunakan untuk

pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hami 11-

13 kg.

17
Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk:

1) Pertumbuhan dan perkembangan janin

2) Mengganti sel- sel tubuh yang rusak

3) Sumber tenaga

4) Mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan

Beberapa hal harus diperhatikan ibu hamil untuk menjalani proses

kehamilan yang sehat, antara lain:

1) Konsumsilah makanan dengan porsi yang cukup dan teratur

2) Hindari makanan yang terlalu asin dan pedas

3) Hindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi

4) Hindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol

5) Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat pewarna

6) Hindari merokok

Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang

dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang

mengandung unsur- unsur sumber tenaga, pembangunan, pengatur dan

pelindung.

1) Sumber Tenaga (Suber Energi)

a) TM I, penembahan energi 180 Kkal/hari.

b) TM II penambahn 300 Kkal/hari

18
2) Sumber Pembangun

Berfungsi membentuk jaringan tubuh yang menyusun struktur

organ seperti tulang dan otot. Dibutuhkan juga untuk tumbuh

kembang janin agar berlangsung optimal. Pembentukan sel darah

merah dalam tubuh janin, kebutuhan protein bertambah 17 gram lebih

banyak. Bahan pangan sumber protein yang dikonsumsi sebaiknya 2/3

berupabahan pangan tinggi kandungan gizinya.

3) Sumber lemak

Merupakan sumber energi yang vital untuk pertumbuhan jaringan

plasenta dan janin. Lemak disimpan sebagai cadangan tenaga untuk

persalinan dan postpartum. Membantu proses pembentukan ASI.

Asam lemak tak jenuh, omega 3 dan omega 6 merupakan asam lemah

esensial yang penting untuk proses tumbuh kembang sel syaraf dan sel

otak janin.

4) Sumber Vitamin

a) Vitamin A

Berperan dalam pergantian sel baru pada semua jaringan tubuh

dan sel tubuh, pembentukan tulang dan gigi, mencegah cacat

bawaan, sistem kekebalan tubuh ibu hamil. Dibutuhkan kira- kira

300 RE/hari dari sebelum hamil.

b) Vitamin B

B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin), B3 (Niasin), B6 (Piridoksi), B9

(Asam Folat), B12 (Kobalamin).

19
c) Vitamin C

Berfungsi penyerapan Fe untuk mencehah anemia, memperkuat

pembuluh darah untuk mencegah perdarahan, mengurangi sakit

saat bekerja (50%), mengaktifkan kerja sel darah putih,

meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ibu hamil dianjurkan

menambah asupan vitamin C 10 mg/hari.

d) Vitamin D

Diperlukan untuk penyerapn kalsium. Vitamin D dapat

diperoleh dari pancaran sinar matahari.

e) Vitamin E

Kebutuhan ibu hamil 15 mg (22,5 IU)/hari. Berfungsi untuk

menjaga struktur dan fungsi komponen tubuh ibu dan janin,

membantu pembentukan sel darah merah, sebagai anti oksidan.

f) Sumber mineral

(1) Kalsium 500 mg/hari

(2) Zat besi 30 mg, minimal 90 tablet selama kehamilan

(Jannah, 2012: 146-149).

4. Ketidaknyamanan Ibu Hamil

a. Sering buang air kecil

Keluhan dirasakan saat kehamilan dini, kemudian kehamilan lanjut.

Disebabkan karena progesteron dan tekanan pada kandung kemih

karena pembesaran rahim atau kepala bayi yang turun ke rongga

panggul. Yang harus dilakukan adalah dengan menyingkirkan

20
kemungkinan infeksi. Berikan nasihat untuk mengurangi minum setelah

makan malam atau minimal 2 jam sebelum tidur, menghindari minum

yang mengandung kafein, jangan mengurangi kebutuhan air minum

(minimal 8 gelas per hari) perbanyak di siang hari, dan lakukan senam

kegel (Admin, 2008: 34).

b. Hemoroid

Disebabkan oleh konstipasi tekanan yang meningkat utreus gravid

terhadap vena hemoroid, dukungan yang tidak memadai pada vena

hemoroid diarea annorektal, kurangnya klep dalam pembuluh darah

yang berakhir pada perubahan secara langsung pada aliran darah.

c. Konstipasi

Terjadi akibat dari peningkatan kadar progesteron yang

menyebabkan peristatis usus jadi lambat, penurunan motilitas sebagai

akibat relaksasi otot-otot halus, penyerapan air dari colon meningkat,

tekanan dari uterus yang membesar pada usus, suplemen zat besi, diit,

dan kurang senam.

d. Sesak nafas

Disebabkan olah kadar progesteron berpengaruh secara langsung

pada pusat pernafasan untuk menurunkan dan meningkatkan kadar CO 2

serta meningkatkan aktifitas metabolisme, uterus membesar dan

menekan pada diafragma.

21
e. Nyeri Ligamentum Rotundum

Disebabkan oleh hipertofi pada peregangan ligamentum selama

kehamilan, dan tekanan dari uterus pada ligamentum.

f. Pusing

Disebabkan oleh hipertensi postural yang berhubungan dengan

perubahan hemodinamis, pengumpulan darah didalam perubahan

tungkai yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan cardiak

output serta tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat,

dan hipoglikemia.

g. Keputihan

Disebabkan oleh hyperplasia mukosa vagina dan peningkatan

produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai akibat dari

peningkatan kadar estrogen.

h. Varises pada kaki/vulva

Disebabkan oleh kongesti dalam vagina bagian bawah yang

meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus yang

hamil, kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh estrogen.

i. Edema Tungkai

Disebabkan karena peningkatan kadar sodium akibat pengaruh

hormonal adan adanya tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvis

karena duduk.

22
j. Susah tidur/insomnia

Disebabkan oleh perasaan gelisah, khawatir ataupun bahagia dan

ketidaknyamanan fisik seperti membesarnya uterus, pergerakan janin,

bangun di tengah malam karena nocturia, dyspnea, heartburn, sakit otot,

stress dan cemas.

5. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam yang terjadi pada wanita hamil dapat

dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Pada awal kehamilan: abortus, mola hidatidosa, dan kehamilan

ektopik terganggu.

2) Pada akhir kehamilan: solusio plasenta dan plasenta previa.

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu yang serius adalah sakit kepala

yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah

satu gejala preeklamsia.

c. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri abdomen yang di maksud adalah yang tidak berhubungan

dengan persalinan normal. Merupakan nyeri erut yang hebat, menetap

dan tidak hilang setelah istirahat bisa berarti appendisitis, abortus,

radang panggul, persalinan preterm, dan gastritis.

d. Bayi kurang bergerak seperti biasa

23
Jika bayi tidur, gerakkannya akan melemah. Bayi harus bergerak

paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Biasanya diukur dalam waktu

12 jam sebanyak 10 kali.

e. Ketuban pecah dini

Dapat diidentifikasi dengan keluarnya cairan mendadak disertai bau

yang khas. Adanya kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan

prematuritas yang dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas ibu

dan bayi.

f. Hiperemesis gravidarum

Terdapat muntah yang terus menerus yang menimbulkan gangguan

kehidupan sehari- hari dan dehidrasi. Gejala hiperemesis lainnya:

1) Nafsu makan menurun

2) Berat badan menurun

3) Nyeri daerah epigastrium

4) Tekanan darah menurun dan nadi meningkat

5) Lidah kering, mata tampak cekung.

g. Demam

Demam tinggi terutama yang diikuti dengan tubuh yang menggigil,

rasa sakit seluruh tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan oleh

malaria. Akibat dari demam dapat terjadi keguguran, persalinan

prematuritas. Dismaturitas, kamatian neonatal tinggi, kala II

memanjang, dan retensio plasenta.

24
h. Anemia

1) Anemia ringan: 9-10 gr%

2) Anemia sedang: 7-8 gr%

3) Anemia berat: <7gr%

Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, partus

prematurus, IUGR, infeksi, hiperemesis gravidarum, dan lain- lain

(Jannah, 2012: 184-190).

B. SECTIO CAESAR

1. Pengertian Sectio Caesar

Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan pembedahan untuk

melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus

(Hanifa, 2002). Menurut Kasdu (2003) Sectio Caesarea (SC) adalah

suatu tindakan yang bertujuan untuk melahirkan bayi melalui tindakan

pembedahan dengan membuka dinding depan perut dan dinding rahim.

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding

rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas

500 gram (Sarwono, 2000).

Tindakan pembedahan yang dilakukan dalam upaya untuk

mengeluarkan bayi akan meninggalkan sebuah kondisi luka insisi.

Menurut Smeltzer & Bare (2002), menjelaskan bahwa luka insisi

dibuat dengan potongan bersih menggunakan instrumen tajam sebagai

contoh; luka yang dibuat oleh ahli bedah dalam setiap prosedur

25
operasi, Seperti pada Sectio Caesaeia (SC) luka steril (luka yang dibuat

secara aseptik) biasanya ditutup dengan jahitan setelah semua

pembuluh yang berdarah diligasi dengan cermat. Akibat dari insisi ini

akan menimbulkan terputusnya jaringan tubuh dan menjadikan luka

pada orang yang dilakukan pembedahan.

Persalinan normal maupun secara SC akan memberikan dampak

psikologis bagi ibu dan keluarganya. Perasaan khawatir menanti

kelahiran bayi akan dialami oleh setiap pasangan. Rasa khawatir dan

cemas tersebut akan semakin bertambah jika ibu harus melahirkan

bayinya melalui tindakan operasi. Kecemasan yang dialami ibu dan

keluarga biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang

harus dijalani dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat

segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan

(Carpenito, 2001).

Kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan secara SC

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu dukungan social, potensi

stressor, keadaan fisik, pendidikan dan status ekonomi, social budaya,

maturitas, dan umur (Hawari, 2001).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Sectio Caesar

a. Faktor Ibu

1) Usia

Usia menjadi indikasi bila ibu yang melahirkan untuk

pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki risiko

26
melahirkan dengan operasi, karena pada usia ini biasanya

seseorang memiliki penyakit yang berisiko (Kasdu, Dini. 2003)

2) Riwayat Persalinan Sebelumnya

Sekitar 75% ibu yang melahirkan melalui operasi Caesarea

bisa melahirkan secara normal pada persalinan berikutnya.

Indikasi dilakukan Sectio Caesarea apabila memang ada

indikasi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan yaitu bayi besar, jalan lahir yang tidak mau

membuka, kelainan letak janin, riwayat persalinan Sectio

Caesarea kurang dari 2 tahun (Kasdu, 2003).

3) Ketuban Pecah Dini (KPD)

Ketuban pecah dini, apabila janin sudah dianggap matang

dan terjadi ketuban pecah dini maka ada dua cara untuk

menenganinya. Pertama, dokter mungkin akan mempercepat

persalinan karena khawatir akan terjadi infeksi pada ibu dan

janin. Semakin lama bayi berada dalam rahim maka akan

semakin besar kemungkinan terjadinya infeksi. Dengan begitu

biasanya dokter akan segera membantu mengeluarkan bayi,

baik melalui persalinan biasa maupun bedah Caesarea. Kedua,

dokter akan membiarkan dulu sekitar 2 x 24 jam, jika bayi

belum lahir barulah dokter akan melakukan tindakan bedah

Caesarea (Kasdu, Dini. 2003).

4) Rasa Takut Kesakitan

27
Umumnya seorang wanita yang melahirkan secara alami

akan mengalami proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas

disertai rasa sakit di pinggang dan pangkal paha yang semakin

kuat dan “menggigit”. Karena keadaan tersebut pernah atau

baru akan terjadi, sering menyebabkan seorang wanita yang

akan melahirkan merasa ketakutan, khawatir, dan cemas

menjalaninya. Akibatnya, untuk menghilangkan itu semua

mereka berfikir melahirkan dengan cara operasi (Kasdu, Dini.

2003).

b. Faktor janin

1) Kelainan letak janin

Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin yang

tidak memungkinkan dilahirkan secara normal, kelainan letak

tersebut yaitu janin dengan letak lintang dan letak sungsang

(Kasdu, Dini. 2003).

2) Keadaan gawat janin atau fetal distress

Dokter dapat mengukur tingkat fetal distress dengan cara

memantau detak jantungnya. Apabila detaknya tidak segera

membaik, dokter akan memilih cara persalinan yang lebih

cepat seperti episiotomi, operasi Caesarea, atau penggunaan

forsep (tang jepit) diperlukan untuk memastikan bayi lahir

dengan selamat (Juditha, Itha. 2015).

3) Bayi besar

28
Bayi terlalu besar Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau

lebih (giant baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan

lahir. Apabila dibiarkan terlalu lama di jalan lahir dapat

membahayakan keselamatan janinnya (Kasdu, Dini. 2003).

3. Pencegahan Sectio Caesar

Pencegahan yang dapat dilakukan agar pada saat persalinan dapat

berjalan normal tanpa harus dilakukan operasi Caesarea, maka yang

harus dilakukan ibu semasa kehamilan adalah melakukan antenatal

care sedini mungkin sejak diketahui bahwa ibu sedang hamil sebab

tujuan dari antenatal care itu sendiri adalah mengurangi komplikasi

antenatal, mempersiapkan mental ibu dalam menghadapi persalinan,

mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, supaya persalinan

berlangsung aman, kesehatan bayi optimal, dan mengurangi

prematuritas, stiil birth serta kematian neonatal.

4. Dampak Sectio Caesar

Dampak dari dilakukan operasi Caesarea tidak hanya berdampak

pada angka kesakitan ibu tetapi juga merugikan janin. Dampak operasi

Caesarea pada ibu dapat meliputi infeksi, perdarahan yang meningkat,

pembentukan gumpalan darah, komplikasi pasca operasi, waktu

pemulihan pasca persalinan yang lebih lama (Mundy, 2004).

Dampaknya pada bayi misalnya saja terjadi waktu operasi yang

terlalu lama. Akibatnya, anestesi yang semula hanya ditujukan buat si

ibu, bisa mempengaruhi janin. Sehingga bayi yang dilahirkan tidak

29
langsung menangis. Kelambatan menangis ini bisa menyebabkan

kelainan hemodinamika. Begitu juga saat pengeluaran air ketuban di

saluran napas, pada persalinan normal karena bayi melewati jalan lahir

yang sempit sehingga sisa cairan terperas keluar, tidak demikian

halnya pada persalinan Caesarea. Kondisi - kondisi tersebut tentu akan

berpengaruh pada skor apgar, yaitu penilaian terhadap kemampuan

adaptasi bayi dengan lingkungan barunya.

5. Prosedur Sectio Caesar

Sectio caesarea merupakan tindakan medis yang diperlukan untuk

membantu persalinan yang tidak bisa dilakukan secara normal akibat

masalah kesehatan ibu atau kondisi janin. Tindakan ini diartikan

sebagai pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding

perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk

melahirkan janin dari dalam rahim dengan melakukan anatesi terlebih

dahulu. Anestesi spinal melibatkan suntikan anastesi lokal dan obat

penghilang rasa sakit pada sebuiah daerah yang disebut rung

subrachnoid, dekat sumsum tulang belakang. Hal ini dapat mematikan

saraf dan menghilangkan rasa nyeri di daerah tertentu pada bagian

tubuh.

Operasi sectio caesar melibatkan tiga tahap utama, yaitu :

 Sayatan pada perut

Pada umumnya dokter bakan melakukan

penyayatan secara horizontal dan mengikuti batas rambut

30
kemaluan, setelah itu sayatan akan dibuat lapis demi lapis

dan melewati jaringan lemak serta jaringan ikat, kemudian

otot perut dipisahkan agar ringga perut dapat terlihat.

 Sayatan pada rahim

Sayatan lain dapat digunakan selain sayatan horizontal atas

indikasi posisi janin dan komplikasi yang terjadi, misalnya

plasenta previa.

 Persalinan

Bayi akan dikeluarkan melaui sayatan yang telah dibuat.

6. Etika Kesehatan dalam Persalianan Sectio Caesar

Tenaga medis tentunya paham mengenai risiko dilakukannya

tindakan sectio caesarea, termasuk risiko medis akibat tindakan ini.

Namun demikian, banyak tenaga medis yang mempermudah izin

tindakan ini hanya karena kemauan pasien atau kondisi medis yang

sebenarnya dapat diatasi tanpa sectio caesarea. Hal ini terkait dengan

bioetika atau etika kesehatan yang salah satu prinsipnya adalah

benifience, mendahulukan kepentingan atau keselamatan pasien, tidak

hanya pada konteks kekinian melainkan juga pada konteks di 11

Dumilah Ayuningtyas : Etika Kesehatan pada Persalinan melalui

Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis masa depan dan mengusahakan

agar kebaikan atau manfaat dari tindakan yang diambil itu lebih

banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya.

31
Adanya trend peningkatan tindakan sectio caesarea (SC) di

sejumlah rumah sakit, baik di RS swasta maupun RS pemerintah,

padahal risiko klinis terhadap ibu yang melahirkan melalui operasi SC

lebih besar dibandingkan dengan risiko persalinan normal

(pervaginam). Risiko psikologis juga tidak dapat dihindarkan karena

rasa sakit pasca operasi caesarea yang lebih lama serta adanya risiko

pada bayi. Risiko akibat pasca SC yang merugikan ini perlu dikaji

lebih jauh dari segi etika kesehatan, mulai dari proses pengambilan

keputusan dokter dalam melakukan operasi sectio caesarea

32

You might also like