You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohiim

Assalamu’alaikum warohmatullohi wa barokaatuh Segala puji dan syukur kehadirat Alloh ‘azza
wajala Robb semesta alam karena atas hidayah dan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik, insya Alloh. Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad sholallohu ‘alaihi wasalam serta segenap keluarga dan sahabatnya serta para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Makalah yang membahas tentang Kemu’jizatan al-Quran ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat
bagi mahasiswa semua, meskipun dalam penyusunannya jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
tanpa mengurangi rasa hormat kami, penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun baik dari dosen mata kuliah maupun dari mahasiswa sekalian. Kesempurnaan dan
kebenaran itu hanya dari Alloh ‘azza wajala sedangkan kesalahan dan kekurangan adalah dari
manusia kami pribadi.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULAN....................................................................................... 3

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah............................................................................................. ..3

BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................... 4

A. Pengertian Kemukjizatan al-Quran...................................................................... 4

B. Tahap-tahap Rasulullah menantang bangsa Arab dengan al-Quran......................4

C. Macam-macam kemukjizatan al-Quran................................................................ 5

D. Segi-segi kemukjizatan al-Quran........................................................................... 5

BAB III : KESIMPULAN......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, kita sering menilai sesatu itu mustahil
karena akal manusia yang terbatas dan terpaku dengan hukum-hukum alam atau hukum
sebab akibat yang telah kita ketahui. Sehingga kita sering menolak suatu yang tidak
sejalan dengan logika atau hukum yang berlaku. Manusiadengan akal yang dimilikinya
tidak mampu merenungkan ciptaan Allah di muka bumi dan di alam semesta. Mereka
tidak mencoba untuk menyempatkan diri mentadabburi kebesaran Tuhan yang terlukis
pada alam semesta. Sehingga Allah mengutus setiap rasul pada kaumnya. Kemudian
bersamaan dengan itu Allah bekali setiap rasul dengan mukjizat sebagai tandingan
terhadap kemampuan diluar kebiasaan yang berkembang ditengah-tengah kaumnya.
Kemampuan luar biasa atau yang lebih sering dikenal sebagai mukjizat yang dimiliki
oleh setiap rasul untuk menandingi dan mengalahkan kemampuan luar biasa yang ada di
kaum mereka sehingga dengan adanya itu mereka tidak sanggup melawan dan muncullah
perasaan lemah dalam diri mereka yang pada akhirnya membawa mereka pada keimanan
dengan risalah yang dibawa oleh rasul. Pembicaraan tentang kemukjizatan al-Quran
merupakan suatu mukjizat tersendiri, dimana para peneliti tidak bisa mencapai
kesempurnaan dari setiap sisi-sisi kemukjizatannya. Dan berbagai pertanyaan lainnya
seputar kemukjizatan Alquran akan penulis coba paparkan jawabannya dalam makalah
ini.

Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kemukjizatan al-Quran.
b. Apa saja ruang lingkup kemukjizatan al-Quran.
c.. apa manfaan dan kemujizatan alquran
BAB II
PEMBAHASAN

DEFINISI KEMUKJIZATAN AL-QURAN


Kata mukjizat dari segi bahasa berarti melemahkan, menundukkan, atau ketidak
mampuan mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah berarti suatu perkara yang tidak
dapat dilakukan manusia baik secara individu maupun kolektif.
Dikehendaki dengan i’jaz dalam pembahasaan ini ialah:
‫إظهار صد ق ا لنبي فى دعو ى ا لر سا ل@@ة بإظه@@ار عج@@ز الع@@رب عن مع@@ار ض@@ته فى معجزت@@ه الخال@@دة وهي الق@@ران‬
‫وعزاألجيال بعدهم‬. “Memperlihatkan kebenaran nabi dalam pernyataan sebagai seorang rosul,
dengan memperlihatkan kelemahan orang arab dalam menantangnya terhadap mu’jizatnya
yang kekal yaitu al-Qur’an dan kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka”.
Dan mu’jizat ialah:
‫“ أمر خارق للعادة يظهره هللا على يد نبي تابدا لنبوته‬Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat
kebiasaan yang ditampakkan Allah diatas kekuasaan seorang nabi untuk memperkuat
kenabiannya”
.Sedangkan menurut Manna al-Qattan, I’jaz (kemukjizatan) adalah menetapkan
kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum adalah ketidak mampuan mengerjakan
sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power, kemampuan). Apabila kemukjizatan muncul,
maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan. Yang dimaksud dengan
i’jaz dalam pembahasan ini ialah menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya
sebagai seorang rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab dalam melawan
mukjizat yang kekal yakni al-Quran dan orang-orang sesudah mereka.

Maka mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi
dengan tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang orang-orang Arab, mereka
tidak kuasa melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain
karena al-Quran adalah mukjizat. Al-Quran memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan
mukjizat-mukjizat para nabi sebelumnya. Mukjizat para nabi sebelumnya merupakan mukjizat
yang hanya dapat diindera dan dibuktikan oleh kaum dan orang-orang yang sezaman dengan
nabi tersebut, dan tidak dapat diketahui oleh orang-orang setelahnya kecuali melalui berita,
sedangkan mukjizat al-Quran adalah mukjizat yang dapat diindera dan dibuktikan oleh seluruh
manusia disetiap masa sampai hari kiamat.

TAHAP-TAHAP RASULULLAH MENANTANG BANGSA ARAB DENGAN AL-QURAN

1. Rasulullah Saw. menantang bangsa Arab dengan Al-Qur`an secara keseluruhannya, dalam
bentuk cakupan yang luas meliputi seluruh jin dan manusia. Dalam hal ini Allah
menjelaskan dalam Al-Qur`an

‫قل لئن اجتمعت اإلنس والجن على ان يأتوا بمثل هذا القران اليأتونبمثله@ ولو كان بعضهم لبعض ظهيرا ۝‬

Artinya : Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa (dengan) Al-Qura`an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.
2. Rasulullah Saw. menantang bangsa Arab dengan sepuluh surat dari Al-Qur`an, sebagaimana
di jelaskan dalam firman Allah
Bahkan mereka mengatakan, "Dia (Muhammad) telah membuat-buat Al-Qur`an itu."
Katakanlah, "(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surat semisal dengannya (Al-Qur`an)
yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja diantara kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar." Rasulullah menantang mereka dengan satu surat, hal ini
dijelaskan dalam firman Allah di surah ( yunus : 38 )

Yang Artinya : Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-
buatnya? Katakanlah, "Buatlah sebuah surat yang semisal dengan surat (Al-Qur`an), dan ajaklah
siapa saja diantara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang
yang benar."

Di ayat lain : ‫وان كنتم في ريب مما نزلنا على عبدنا فأتوا بسورة من مثله ۖ واعواشهداءكم من دون هللا ان كنتم صادقين ۝‬

Artinya : Dan jika kamu meragukan (Al-Qur`an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad), maka buatlah satu surat semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."

Pada masa itu kita ketahui bahwa bangsa arab adalah para ahli bahasa dan balaghah,
namun keunggulan yang mereka miliki itu membuat mereka tidak mampu untuk mendatangkan
tandingan Al-Qur`an. Mereka telah berupaya keras untuk mencari-cari sisi kelemahan dan
kekurangan dalam Al-Qur`an, tapi pada akhirnya upaya mereka tidak membuahkan hasil.
Mereka terbungkam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sehingga untuk merendahkan al-Qur`an
mereka mencoba dengan cara lain, dengan mengatakan : al-Qur`an adalah sihir, perkataan ahli
sya`ir, atau orang gila atau dongeng orang-orang masa lampau, sehingga telah nyata bahwasanya
bangsa Arab tidak sanggup menandingi kehebatan al-Qur`an meskipun mereka pakar dalam
bidang bahasa dan balaghah. Dan juga kemukjizatan al-Qur`an sebagai tantangan untuk seluruh
umat dalam segala masa.
MACAM-MACAM KEMUKJIZATAN AL-QURAN

Secara garis besar macam-macam mukjizat terbagi menjadi dua, yaitu mukjizat yang
bersifat Material Inderawi yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis dan dapat dibuktikan
sepanjang masa.
1. Mukjizat Material Inderawi Mukjizat ini terdapat pada nabi-nabi terdahulu, artinya
bahwa keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh
umat-umat tempat nabi-nabi menyampaikan risalah. Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas
petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang
demikian dahsyat. Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s dalam kobaran api yang sangat
besar; berubah wujudnya tongkat Nabi Musa a.s. menjadi ular; penyembuhan yang
dilakukan oleh Nabi Isa a.s. atas izin Allah, dan lain-lain, kesemuanya bersifat material
indrawi, sekaligus terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan
wafatnya mereka

2. Mukjizat Immaterial Logis Yaitu mukjizat yang diturunkan kepada nabi terakhir yaitu
Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-Quran yang sifatnya bukan
inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi oleh suatu tempat
atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang
menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun. · Perbedaan ini disebabkan oleh dua hal
pokok :
 Para Nabi sebelum Nabi Muhammad shalallahu’alai
wasallam, ditugaskan untuk masyarakat dan masa tertentu.
Karena itu,mukjizat mereka hanya berlaku untuk masa dan
masyarakat tersebut, tidak untuk sesudah mereka. Ini
berbeda dengan mukjizat Nabi Muhammadshalallahu’alai
wasallam yang diutus untuk seluruh umat manusia sampai
akhir zaman
 Manusia mengalami perkembangan dalam pemikiranya.
Umat para Nabi khususnya sebelum Nabi
Muhammadshalallahu’alai wasallam membutuhkan bukti
kebenaran yang sesuai dengan tingkat pemikiran mereka.
Bukti tersebut harus demikian jelas dan langsung
terjangkau oleh indra mereka. Akan tetapi, setelah manusia
mulai menanjak ke tahap kedewasaan berpikir, bukti yang
bersifat indrawi tidak dibutuhkan lagi.
SEGI-SEGI KEMUKJIZATAN AL-QURAN

Para ulama telah menyebutkan aspek-aspek kemukjizatan al-Quran. Namun demikian


mereka berbeda pendapat dalam meninjau segi kemukjizatan al-Quran.

 Perbedaan itu adalah sebagai berikut:


1. Abu Ishaq Ibrahim An-Nazham dan pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, bahwa
kemukjizatan al-Quran adalah dengan cara shifrah (pemalingan). Arti shifrah dalam
pandangan An-Nazam ialah, Allah memalingkan orang-orang arab untuk menantang al-
Quran, padahal sebenarnya mereka mampu menghadapinya.

2. Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran adalah karena ia


mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang telah dikenal oleh
orang-orang arab seperti fashilah dan maqtha’.

3. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran itu terkandung
balaghah tangkat tinggi, redaksinya yang bernilai sastra dan susunannya yang indah,
karena nilai sastra yang terkandung dalam al-Quran itu sangat tinggi dan tidak ada
bandingannya.

4. Ulama lain berpendapat bahwa kemukjizatan itu karena al-Quran terhindar dari adanya
pertentangan, dan mengandung arti yang lembut dan memuat hal-hal ghaib diluar
kemampuan manusia dan diluar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya.

5. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Quran adalah
mengandung bermacam-macam ilmu dan hikmahyang sangat dalam, baik dalam
permulaan, tujuan maupun dalam menutup setiap surat. Adapun mengenai segi manakah
kemukjizatan itu kami akan menguraikan tiga macam Aspek kemukjizatan al-Quran
seperti: aspek bahasa, aspek Ilmiah,Aspek Tasyria (Hukum).

Aspek Kemukjizatan Bahasa Dalam sejarah mengatakan bahwa


pada masa itu bangsa Arab adalah para ahli bahasa dan balaghah.
Para pakar bahasa Arab ttelah menekuni ilmu ini sejak awal.
Mereka merubah puisi, prosa, kata-kata bijak, dan matsal yang
dideskripsikan dalamredaksi-redaksiyang memukau. Para ahli
bahasa telah terjun dalam festival bahasa dan mereka memperoleh
kemenangan. Akan tetapi tidak seorangpun dari mereka yang
sanggup menandingi keindahan bahasa yang terdapat dalam al-
Quran. Bahkan sejarah mencatat kelemahan bahasa ini terjadi pada
masakemajuan dan kejayaannya ketika al-Quran diturunkan. Al-
Qur'an memperlihatkan kefasihan dan balaghah-nya. Artinya,
untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalam setiap masalah,
Allah SWT menggunakan kata dan kalimat yang paling lembut,
indah, ringan, serasi, dan kokoh. Melalui cara tersebut, Dia
menyampaikan makna-makna yang dimaksudkan kepada para
mukhathab, yaitu melalui sastra yang paling baik dan mudah
dipahami. Setiap orang yang berkonsentrasi mempelajari al-Quran
tentu akan mendapati keindahan bahasa yang dimiliki al-Quran,
yaitu dalam keteraturan bunyinya yang indah melalui nada-nada
hurufnya ketika ia mendengar harakat dan sukun-nya, madd dan
ghunnah-nya, fashilah dan maqtha’nya sehingga tidak pernah
menjadikan bosan siapa saja yang mempelajarinya. Tentunya,
tidak mudah memilih kata dan kalimat yang akurat dan sesuai
dengan makna-makna yang tinggi dan mendalam kecuali bagi
orang yang telah menguasai sepenuhnya ciri-ciri kata, makna yang
dalam dan hubungan imbal balik antara kata dan maknanya agar
dapat memilih kata dan ungkapan yang paling baik dengan
memperhatikan seluruh dimensi, kondisi dan kedudukan makna
yang dimaksudkan. Pengetahuan lengkap tentang hal itu tidak
mungkin dapat dicapai oleh siapapun kecuali dengan bantuan
wahyu dan ilham Ilahi. Kemukjizatan dapat didapatkan pula pada
khithab dimana berbagai golongan manusia yang berbeda tingkat
intelektualnya dapat memahami khithab itu sesuai dengan tingkat
akalnya, sehinggamasing-masing mereka memandangnya
cocokdengan tinkatan akalnya, baik mereka yang awam maupun
orang berilmu.

Aspek Kemukjizatan Ilmiah Kebanyakan manusia keliru ketika


mereka beranggapan bahwa Al-Qur`an mengandung semua teori
ilmiah. Sehingga setiap kali muncul teori keilmuwan yang baru,
mereka berupaya mencocokkannya dengan Al-Qur`an agar sesuai
dengan teori tersebut. Sumber kekeliruan dalam hal ini adalah,
bahwa ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan seiring
dengan perubahan dan tuntutan zaman. Sehingga ilmu itu masih
dalam upaya penyempurnaan terus menerus dan terkadang
mengalami kekeliruan. Dan ini terus berlanjut sampai mendekati
pada kebenaran dan derajat yakin. Dan setiap teori akan melewati
masa pengkajian, percobaan sampai pada tahap pembenaran.
Orang-orang yang menafsirkan Al-Qur`an dengan mencocokannya
dengan teori ilmiah, dan berupaya untuk mengambil dari Al-
Qur`an pencocokan terhadap berbagai permasalahn dalam lingkup
ilmiah, sama halnya mereka telah berlaku buruk pada Al-Qur`an,
walaupun mereka beranggapan bahwa tindakan itu benar. Karena
problem-problem keilmuwan selalu mengalami perubahan,
sehingga ketika penafsiran Al-Qur`an dengan cara demikian,
kemudian teori itu berubah atau gagal maka sama halnya
kebenaran al-Qur`an akan menjadi diragukan. Al-Qur`an adalah
kitab hidayah dan aqidah, yang mengajak jiwa-jiwa manusia untuk
menempuh jalan-jalan mulia dan terpuji. Kemukzijatan ilmiah
yang dimiliki oleh Al-Qur`an bukan terletak pada sisi cakupannya
terhadap seluruh aspek teori-teori ilmiah yang akan selalu
bertambah dan mengalami perubahan, akan tetapi terletak pada
anjurannya untuk selalu berfikir. Al-Qur`an memerintahkan
manusia untuk menggunakan akalnya memikirkan penciptaan alam
semesta. Maka teori keilmuwan apapun, kaidah apapun, yang akan
meneguhkan posisi akal, menguatkan keyakinannya, terwujud dari
aplikasi berfikir yang sehat sebagaimana yang dianjurkan Al-
Qur`an. Al-Qur`an menjadikan upaya berfikir terhadap penciptaan
alam semesta sebagai bentuk sarana menumbuhkan dan menambah
keimanan pada Allah. Al-Qur`an memerintahkan untuk
memikirkan tentang makhluk Allah yang ada di langit dan bumi
[Ali Imran : 190-191] Al-Qur`an juga memerintahkan manusia
memikirkan tentang dirinya, tentang bumi yang ia tinggal di
dalamnya dan tentang alam yang mengitarinya [Ar-Rum: 8] Al-
Qur`an juga memerintahkan untuk menggunakan akal untuk
memahami, mengetahui terhadap berbagai hal [ Al-Baqarah: 219]
Al-Qur`an telah mengangkat posisi muslim dengan keutamaan
ilmu [Almujadalah : 11] Dengan demikian jelas bagi kita bahwa
kemukjizatan ilmiah Al-Qur`an menuntun untuk berfikir dan
membuka untuk kaum muslimin pintu-pintu pengetahuan, dan
mengajak mereka untuk berkontribusi di dalamnya, berkembang
dan menerima setiap inovasi yang dimunculklan dari penemuan-
penemuan ilmiah. Begitulah isyarat-isyarat ilmiah dalam Al-
Qur`an yang datang dalam bentuk petunjuk ilahi agar manusia
mencari dan terus melakukan berbagai perenungan.

Aspek Kemukjizatan Syariat Manusia secara gharizah(naluri)


merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dan
rasa saling membutuhkan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari
manusia. Sikap hidup saling bantu membantu merupakan
gambaran begitu perlunya terbina hubungan yang harmonis antara
satu dengan yang lain. Namun disi lain, sering kali kita temukan
seseorang berlaku zhalim pada orang lain, atau mengambil hak-
hak orang lain dengan paksa. Hal ini terjadi disebabkan tidak
adanya nya peraturan atau undang-undang yang diberlakukan
untuk menjaga kehormanisan kehidupan ditengah manusia.
Sehingga pada akhirnya kehidupan manusia akan kacau dan hak-
hak setiap orang terampas oleh orang yang lebih kuat. Sudah
banyak kita temukan dalam sejarah kehidupan manusia tentang
upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kehidupan yang
damai dan adil, tapi sering kali upaya itu tidak sampai pada tujuan
yang diinginkan. Sehingga kehidupan harmonis yang diharapkan
tidak pernah terealisasi. Islam datang membawa keadilan,
membawa syariat untuk menciptakan kenyaman dalam hidup
bermasyarakat. Dalam pembentukan masyarakat yang baik tidak
dapat terlepas dari upaya awal untuk membentuk dan mendidik
kepribadian yang baik pula. Sehingga bila setiap individu yang
menjadi anggota masyarakt telah baik, secara tidak langsung
kebaikan itu akan memunculkan kebaikan koletif. Al-Qur`an
menuntun setiap muslim untuk memegang teguh ketauhidan yang
merupakan landasan pokok dalam beramal. Ketauhidan ini akan
menjauhkan dirinya dari keyakinan terhadap khurafat, keraguan,
dan dari menjadi budak nafsu serta penyembahan terhadap
syahwat. Sehingga ia menjadi seorang hamba yang bersih
keyakinannya pada Allah. Yang hanya patuh dan tunduk pada
Tuhan yang satu. Tidak butuh kepada selainNya. Tuhan yang
memiliki kesempurnaan. Yang darinya datang segala kebaikan
untuk segenap makhlukNya. Dialah tuhan yang satu, pencipta
yang satu, yang maha kuasa atas segala sesuatu. Apabila akidah
seorang muslim telah lurus dan benar maka hendaklah ia
mengambil konsep hidupnya sesuai dengan tuntunan syariat yang
dinyatakan dalam Al-Qur`an. Setiap ibadah fardhu yang ditujukan
untuk kemaslahatan individu akan tetapi pada waktu yang
bersamaan ia juga bertujuan untuk kemaslahatan hidup bersama.
Ibadah shalat bertujuan untuk mencegah seseorang dari
berperilaku keji dan mungkar [Al-Angkabut : 45]. Dengan
terlaksananya shalat dengan baik, akan terpancarlah pada diri
seorang muslim sikap yang baik pula, tenang dan membawa
kedamaian pada orang yang ada disekitarnya. Zakat membuang
dari diri sikap bakhil, kecintaan pada dunia, ketamakan pada harta.
Disisi lain zakat akan menjadi sarana saling tolong menolong
antara yang kaya pada yang miskin. Dimana yang kaya
memberikan sebahagian dari hartanya untuk membantu orang-
orang yang membutuhkan dan berhak. Ibadah haji adalah sarana
untuk latihan diri menempuh kesulitan. Pada saat haji semua
manusia akan berkumpul pada satu tempat, semuanya dengan
pakaian yang sama, dan tidak ada yang membedakan mereka
kecuali ketakwaan. Sedangkan puasa melatih seseorang untuk
mengendalikan hawa nafsunya. Ketika berpuasa seseorang akan
dilatih untuk menahan amarahnya. Disamping akan terlatih
kejujurannya. Semua ibadah diatas bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya akan melahirkan dalam diri setiap muslim
pribadi yang soleh, Al-Qur`an juga mengajarkan untuk berlaku
sabar, jujur, bersikap adil, ihsan, memaafkan orang lain dan sikap-
sikap mulia lainnya. Al-Quran juga telah menetapkan
perlindungan terhadap dharuriyah al-khomsahatau (lima
kebutuhan primer) bagi kehidupan manusia yaitu :
jiwa,agama,kehormatan,harta benda,dan akal. Lalu menerapkan
hukuman-hukuman yang tegas pada setiap poin-poinya sehingga
dikenal dalam fiqih islam hukum jinayat dan hudud. Al-Quran
juga menetapkan hukum terntang hubungan internasional antara
kaum muslimin dengan negara tetangga atau dengan merika yang
mengadakan perjanjian damai (mu’ahad). Juga kekuasaan
legislatif dalam sistem pemerintahan islam diatur dalam al-Quran.
Ringkasnya al-quran meupakan Dustur Tasyri’i (sistem
perundang-undangan) paripurna yang membangun kehidupan
manusia diatas dasar konsep yang paling tinggi dan mulia.
Kemukjizatan Tasyri’inya ini tidak bisa dipisahkan dari
kemukjizatan ilmiah dan kemukjizatan bahasanya. Ketiganya akan
senantiasa eksis bersama tak seorangpun dapat mengingkari
bahwa al-Quran memiliki kemukjizatan sebagai bukti kekuasaan
Allah
BAB III

KESIMPULAN

Mukjizat adalah sebuah peristiwa, urusan, perkara yang luar biasa yang dibarengi dengan
tantangan dan tidak bisa dikalahkan. al-Quran menantang orang-orang Arab, mereka tidak kuasa
melawan meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena al-Quran
adalah mukjizat. Mukjizatterbagi menjadi dua,yaitu mukjizat yang bersifat Material Inderawi
yang tidak kekal dan mukjizat immaterial logis. Mukjizat Material Inderawi adalah mukjizat
yang dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera dan terdapat pada rasul-rasul
terdahulu yang sifatnya terbatas pada lokasi tempat mereka berada, dan berakhir dengan
wafatnya rasul tersebut. Sedangkan mukjizat imaterial logis merupakan mukjizat yang
diturunkan kepada nabi terakhir yaitu Muhammad shallalu’alai wasallamberupa mukjizatal-
Quran yang sifatnya bukan inderawi atau material tetapi dapat dipahami akal dan tidak dibatasi
oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang
menggunakan akalnya dimana dan kapan-pun. Segi kemukjizatan al-Quran dilihat dari 3 aspek
yang pertama dari segi bahasanya yangmemperlihatkan kefasihan dan menggunakan kata dan
kalimat yang paling lembut, indah, ringan, serasi, dan kokoh serta melalui sastra yang paling
baik dan mudah dipahami.Kedua, segi ilmiah dimana al-Qur'anmenuntun manusia untuk berfikir
dan membuka pintu-pintu pengetahuan, dan mengajak untuk berkontribusi di dalamnya,
berkembang dan menerima setiap inovasi yang dimunculklan dari penemuan-penemuan ilmiah
akan tetapi hal ini bukan berarti al-Quran mengandung semua teori ilmiah. Yang ketiga dari segi
syariat dimana al-Quran meupakan Dustur Tasyri’i (sistem perundang-undangan) paripurna yang
membangun kehidupan manusia diatas dasar konsep yang paling tinggi dan mulia sehingga
terciptalah kehidupan yang adil dan sejahtera. Al-Quran sebagai mukjizat menunjukkan kepada
kita tentang kebenaran nabi sebagai seorang rosul, dengan memperlihatkan kelemahan orang
arab dalam menantangnya dan kelemahan orang-orang yang datang sesudah mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy , Ilmu-ilmu Al-quran,Semarang :Pustaka Rizki Putra,


2012, Cetakan Ke-4 Hal: 293

Manna Khalil al-Qattan , Studi Ilmu-ilmu Al-quran,Bogor: Litera Antar Nusa, 2004,
Cetakan Ke-8 Hal: 371

You might also like