You are on page 1of 7

Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021

DIABETES MELITUS TIPE 2: FAKTOR RISIKO, DIAGNOSIS, DAN


TATALAKSANA

Kadek Resa Widiasari1, I Made Kusuma Wijaya2, Putu Adi Suputra3


1
Prodi Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha
2
Prodi Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha
3
Prodi Kedokteran, Universitas Pendidikan Ganesha

e-mail: resa.widiasari@undiksha.ac.id, kusuma.wijaya@undiksha.ac.id,


dr.adisuputra@gmail.com

Abstrak
Diabetes melitus menggambarkan sekelompok penyakit metabolik yang temuan
umumnya adalah kadar glukosa darah yang meningkat. Pada usia 20-79 tahun, terdapat
463 juta atau setara 9,3% orang di dunia menderita diabetes pada tahun 2019. Penulisan
artikel ini menggunakan metode literature review dan diharapkan dapat dijadikan acuan
kedepan dalam melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan pasien diabetes
melitus sehingga prevalensi berkurang dan komplikasi dapat dihindari. Diabetes melitus
tipe 2 ditandai dengan defisiensi insulin relatif yang disebabkan oleh disfungsi sel
pankreas dan resistensi insulin. Faktor risiko penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu
faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Gejala klasik diabetes
seperti poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Empat tes diagnostik untuk diabetes yaitu pengukuran glukosa
plasma puasa, glukosa plasma 2 jam setelah TTGO 75 g, HbA1c, dan glukosa darah
acak dengan adanya tanda dan gejala klasik diabetes. Tatalaksana dibagi menjadi dua,
yaitu farmakologi dan non farmakologi. Tatalaksana non farmakologis terdiri atas
edukasi, nutrisi medis, dan latihan fisik. Terapi farmakologis terdiri atas obat oral dan
bentuk suntikan dalam bentu obat anti hiperglikemik dan insulin. Terapi farmakologi dan
non farmakologi ini berjalan beriringan.

Kata Kunci: Diabetes melitus, faktor risiko, diagnosis, tatalaksana

Abstract
Diabetes mellitus describes a group of metabolic diseases whose common finding is
elevated blood glucose levels. At the age of 20-79 years, there were 463 million or 9.3%
of people in the world suffer from diabetes in 2019. The writing of this article uses the
literature review method and is expected to be used as a future reference in carrying out
prevention and treatment of diabetes mellitus patients so that prevalence is reduced and
complications can be avoided. Type 2 diabetes mellitus is characterized by relative insulin
deficiency caused by pancreatic cell dysfunction and insulin resistance. The risk factors
that cause it are divided into two, namely modifiable and non-modifiable risk factors. The
classic symptoms of diabetes include polyuria, polydipsia, polyphagia and unexplained
weight loss. The four diagnostic tests for diabetes are measurement of fasting plasma
glucose, plasma glucose 2 hours after OGTT 75 g, HbA1c, and randomized blood
glucose in the presence of classic signs and symptoms of diabetes. Treatment is divided
into two, namely pharmacological and non-pharmacological. Non-pharmacological
management consists of education, medical nutrition, and physical exercise.
Pharmacological therapy consists of oral drugs and injections in the form of anti-
hyperglycemic drugs and insulin. Pharmacological and non-pharmacological therapy
goes hand in hand.

Keywords: Diabetes mellitus, risk factors, diagnosis, management

GMJ | 114
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021

PENDAHULUAN fungsional berbagai jaringan dan organ


Sebanyak 41 juta orang meninggal (5).
dunia karena Penyakit Tidak Menular Klasifikasi saat ini untuk diabetes
(PTM) atau setara dengan 71% dari melitus dibagi menjadi dua yaitu diabetes
semua kematian di dunia setiap tahunnya. melitus tipe 1 dan tipe 2. Selanjutnya,
Terdapat 15 juta orang lebih dengan kriteria untuk diagnosis biokimia yang
rentang usia 30 sampai 69 tahun dipakai yaitu pengukuran glukosa darah
meninggal karena PTM, 85% diantaranya selama puasa dan tes toleransi glukosa
berasal dari negara yang memiliki oral serta penggunaan hemoglobin A1c
penghasilan menengah kebawah. Empat (HbA1c) (5). Diabetes adalah krisis global
penyakit yang berkontribusi besar dalam yang terutama didorong oleh urbanisasi
kematian PTM ini antara lain, penyakit yang cepat, gaya hidup yang berubah,
kardiovaskuler sebanyak 17,9 juta orang, dan pola makan yang tidak merata.
penyakit kanker sebanyak 9,3 juta orang, Sangat penting untuk memprediksi
penyakit pernapasan sebanyak 9,3 juta prevalensi diabetes pada individu untuk
orang, dan diabetes sebanyak 1,5 juta mengurangi risiko perkembangan
orang setiap tahunnya (1). Diabetes diabetes melitus dan menyelamatkan
melitus tipe 2 merupakan krisis global nyawa pasien.
yang mengancam kesehatan dan Diabetes diperkirakan terjadi karena
perekonomian dunia. Sekitar 1 dari setiap beberapa faktor risiko seperti asam urat
11 orang dewasa menderita DM tipe 2 serum tingkat tinggi, kualitas/kuantitas
secara global, dan sekitar 75% pasien tidur yang buruk, merokok, depresi,
diabetes melitus tinggal di negara penyakit kardiovaskular, dislipidemia,
berkembang (2). hipertensi, penuaan, etnis, riwayat
Organisasi International Diabetes keluarga diabetes, ketidakaktifan fisik, dan
Federation (IDF) memperkirakan bahwa obesitas (6). Keseimbangan kalori yang
pada kelompok usia 20-79 tahun, terdapat tidak baik dari kebiasaan diet yang tidak
463 juta orang di dunia menderita sehat, penurunan aktivitas fisik, dan
diabetes pada tahun 2019 atau sama peningkatan kegiatan yang menggunakan
dengan 9,3% dari jumlah total penduduk energi yang sedikit menyebabkan
pada usia tersebut. Di Asia Tenggara, peningkatan adipositas, yang pada
dimana Indonesia salah satu negara di akhirnya menyebabkan pembentukan
dalamnya, menempati peringkat ke-3 kembali jaringan adiposa dan obesitas.
dengan jumlah penderita diabetes melitus Kelebihan adipositas ini, pada gilirannya,
sebesar 11,3%. Indonesia meraih secara nyata meningkatkan risiko penyakit
peringkat 7 dari 10 jumlah penderita kardiometabolik, terutama diabetes
terbanyak dengan jumlah 10,7 juta orang melitus tipe 2 (7). Selain itu, kebiasaan
(3). Prevalensi diabetes melitus meningkat merokok juga berhubungan, perokok aktif
dari 6,9% menjadi 10,9% pada penduduk dan pasif sangat terkait dengan kejadian
usia ≥15 tahun (4). diabetes tipe 2 (6).
Diabetes melitus menggambarkan Rekomendasi gaya hidup untuk
sekelompok penyakit metabolik, yang menyeimbangkan kalori dengan aktivitas
temuan umumnya adalah kadar glukosa fisik sangatlah bijaksana untuk saat ini (8).
darah yang meningkat, yang dikenal Faktor risiko paling menonjol adalah
sebagai hiperglikemia. Hiperglikemia berat obesitas yang lebih sering terjadi pada
dapat menimbulkan gejala seperti poliuria, perempuan. Perkembangan, predisposisi,
polidipsia, polifagia, penurunan berat dan gejala klinis antara laki-laki dan
badan yang tidak dapat dijelaskan, perempuan dipengaruhi oleh beberapa
kelelahan dan penurunan kinerja, hal, seperti perbedaan gaya hidup,
gangguan penglihatan dan rentan lingkungan, biologis, dan sosial ekonomi
terhadap infeksi ketoasidosis atau non- (9).
ketoasidosis. Hiperglikemia kronis juga Penulisan artikel ini bertujuan untuk
menyebabkan gangguan sekresi dan/atau membahas mengenai faktor risiko,
kerja insulin serta dikaitkan dengan diagnosis, dan tatalaksana dari diabetes
kerusakan jangka panjang dan gangguan melitus sebagai penyakit tidak menular

GMJ | 115
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021

dengan prevalensi cukup tinggi di dunia mg/dL, mengonsumsi makanan yang tidak
dengan dampak yang serius apabila sehat, mengandung tinggi glukosa dan
dibiarkan tanpa diberikan tatalaksana rendah serat dapat memberikan peluang
yang tepat. Diharapkan, artikel ini tinggi untuk menderita intoleransi glukosa
dijadikan sebagai acuan kedepan dalam atau prediabetes dan DM tipe 2.
melakukan tindakan pencegahan dan Sedangkan beberapa faktor risiko yang
pengobatan pasien diabetes melitus tipe tidak dapat dimodifikasi, seperti usia, jenis
2 sehingga prevalensi berkurang dan kelamin, riwayat keluarga menderita
komplikasi dapat dihindari. diabetes melitus, ras dan etnis, pernah
melahirkan bayi dengan berat badan lahir
METODE bayi lebih dari 4 kg atau memiliki riwayat
Artikel ini ditulis menggunakan menderita diabetes melitus gestasional,
metode literature review atau tinjauan riwayat lahir dengan berat badan rendah
pustaka. Penulisan artikel ini mengambil kurang dari 2500 gram (11)(12). Berbagai
sumber dari artikel, jurnal, dan web resmi macam faktor gaya hidup juga sangat
(WHO, Kemenkes) yang berkaitan penting untuk perkembangan DM tipe 2,
dengan artikel yang dibuat yaitu terkait seperti kurangnya aktivitas fisik,
faktor risiko, diagnosis, dan tatalaksana kebiasaan merokok, dan sering
dari diabetes melitus tipe 2. Artikel dan mengonsumsi alkohol. Pada studi
jurnal penelitian didapat dari hasil epidemiologis substansial menunjukkan
pencarian menggunakan kata kunci yang bahwa obesitas adalah faktor risiko
telah ditetapkan pada platform Google terpenting untuk DM tipe 2, yang dapat
Scholar, Science Direct, dan Pubmeds. mempengaruhi perkembangan penyakit
Sumber yang dipilih merupakan sumber dan resistensi insulin (13) (2).
yang dipublikasikan minimal 10 tahun Seiring meningkatnya usia, maka
terakhir. risiko untuk menderita intoleransi glukosa
juga meningkat. Pada jenis kelamin,
HASIL DAN PEMBAHASAN wanita lebih berisiko karena dilihat secara
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 ditandai fisik wanita memiliki peluang yang lebih
dengan defisiensi insulin relatif yang tinggi dalam peningkatan IMT (Indeks
disebabkan oleh disfungsi sel beta Massa Tubuh). Selain itu, sindrom
pankreas dan resistensi insulin pada sebelum menstruasi dan setelah
organ target (10). DM tipe 2 disebabkan menopause dapat mengakibatkan
oleh karena adanya kelainan dalam distribusi lemak tubuh terganggu sehingga
sekresi insulin, cara kerja insulin, ataupun mudah terakumulasi dan dapat
kelainan pada keduanya (11). DM tipe 2 meningkatkan risiko wanita menderita DM
terjadi dikaitkan dengan beberapa organ tipe 2 (14). Memiliki keluarga seperti ibu,
pada tubuh, yang dikenal dengan istilah ayah, dan saudara kandung yang
ominous octet yaitu kegagalan sel beta menderita DM dapat meningkatkan risiko
pankreas dalam mensekresikan insulin menderita DM (15). Obesitas merupakan
yang cukup dalam upaya mengompensasi penumpukan lemak di dalam tubuh yang
peningkatan resistensi insulin (11). dikarenakan oleh ketidak seimbangan
antara jumlah kalori yang masuk dan
a. Faktor Risiko kalori yang ke luar tubuh. Lebih tinggi
Terdapat dua pembagian faktor kalori masuk dibandingkan dengan kalori
risiko yang dapat memicu kejadian yang ke luar disebabkan oleh kurangnya
diabetes melitus, antara lain faktor risiko aktivitas fisik yang dilakukan sehingga
yang dapat dimodifikasi (di ubah) dan lemak menumpuk di tubuh dan
tidak dapat di modifikasi. Faktor risiko meningkatkan risiko diabetes melitus tipe
yang dapat dimodifikasi antara lain 2. (16). Pada perokok, cenderung memiliki
obesitas atau berat badan lebih dengan akumulasi lemak sentral daripada bukan
IMT ≥23 kg/m2, hipertensi dengan tekanan perokok, dan perokok diketahui memiliki
darah >140/90 mmHg, aktivitas fisik resistensi insulin dan respons sekresi
kurang, dislipidemia dengan kadar insulin kompensasi yang dapat
HDL<35 mg/dL dan/atau trigliserida >250

GMJ | 116
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021

menjelaskan peningkatan risiko DM tipe 2 untuk promosi kesehatan, sebagai bagian


pada orang yang merokok (2). dari upaya pencegahan dan pengelolaan
Manifestasi klinis dari penyandang DM secara holistik. Contohnya saja
diabetes melitus dapat dibagi menjadi dua seperti cara merawat luka pada kaki yang
yaitu gejala klinis klasik dan gejala umum. terdapat ulkus dan selalu menggunakan
Gejala klasik dari diabetes melitus adalah alas kaki. Selanjutnya nutrisi medis, sama
4P (Polidipsia, Polifagia, Poliuria, dan seperti anjuran makan untuk masyarakat
Penurunan berat badan yang umum, anjuran makan bagi penderita DM
penyebabnya tidak dapat dijelaskan). adalah makanan seimbang yang
Sedangkan gejala umum antara lain menyesuaikan dengan zat gizi dan
kelelahan, kegelisahan, nyeri tubuh, kebutuhan kalori dari masing-masing
kesemutan, mata kabur, gatal, dan individu. Penderita DM perlu diberikan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus edukasi mengenai betapa pentingnya
vulva pada wanita (11). keteraturan terhadap jenis makanan,
jadwal makan, dan jumlah kalori yang
b. Diagnosis terkandung dalam makanannya, terlebih
Empat tes diagnostik untuk diabetes pada penderita DM yang mengonsumsi
yang direkomendasikan saat ini, yaitu obat-obatan yang berfungsi untuk
pengukuran glukosa plasma puasa, meningkatkan sekresi insulin atau
glukosa plasma 2 jam setelah TTGO 75 g, menggunakan terapi insulin. Komposisi
HbA1c, dan glukosa darah acak dengan karbohidrat 45-65%, lemak 20-25%, dan
adanya tanda dan gejala klasik diabetes. protein 30-35%, menggunakan pemanis
Orang dengan nilai glukosa plasma puasa tak berkalori. Ketiga adalah latihan fisik.
≥7,0 mmol/L (126 mg/dL), glukosa plasma Program latihan fisik secara teratur
pasca-beban 2 jam ≥11,1 mmol/L (200 selama sekitar 30–45 menit sehari,
mg/dL), HbA1c ≥ 6,5% (48 mmol/mol), dilakukan 3–5 hari dalam seminggu, dan
atau glukosa darah acak ≥11,1 mmol/L total per minggu yaitu 150 menit.
(200) mg/dL) dengan adanya tanda dan Usahakan jeda tidak lebih dari 2 hari
gejala klasik dianggap menderita berturut-turut antara dua latihan. Latihan
diabetes. Pada seseorang yang tidak fisik yang dianjurkan untuk penderita DM
memiliki gejala tetapi nilai tesnya adalah latihan fisik dengan intensitas
meningkat, maka disarankan untuk sedang dan bersifat aerobik seperti
melakukan pengujian ulang dengan tes jogging, jalan cepat, bersepeda santai,
yang sama sesegera mungkin agar dan berenang (11) .
diagnosis dapat dipastikan (17). Terapi farmakologis pada DM tipe 2
diberikan beriringan dengan pengaturan
c. Tatalaksana pola makan, latihan fisik, dan gaya hidup
Tujuan terapi DM tentunya untuk sehat. Terapi farmakologis terdiri atas
mengurangi risiko komplikasi jangka obat yang diminum oral dan bentuk
pendek dan jangka panjang. Terapi obat suntikan. Berikut adalah obat antidiabetes
memiliki efek menguntungkan pada risiko non-insulin umum antara lain golongan
komplikasi, tetapi tidak cukup untuk biguanida. Biguanida adalah salah satu
membalikkannya. Indikasi terkuat yang kelas utama obat antidiabetes, di
dibagikan oleh pedoman terbaru dan antaranya metformin. Metformin
dokumen konsensus tentang pengelolaan merupakan obat paling umum dan
penyakit diabetes membutuhkan perhatian menjadi lini pertama untuk penderita DM
terus menerus untuk penerapan gaya dan telah terbukti bermanfaat dalam
hidup yang benar dan perlunya mengurangi angka kematian akibat DM
personalisasi terapi, dengan adaptasi tipe 2 karena dapat meningkatkan
farmakologis dan non-farmakologis (terapi sensitivitas insulin, menurunkan glukosa
nutrisi, latihan fisik) dengan profil darah, menekan risiko hipoglikemia dan
metabolik dan klinis pasien individu (18). kardiovaskuler serta merupakan satu-
Tatalaksana non farmakologis terdiri satunya agen hipoglikemik untuk
atas edukasi, nutrisi medis, dan latihan meningkatkan hasil makrovaskular (19).
fisik. Edukasi dilakukan dengan tujuan Sulfonilurea merupakan obat yang banyak

GMJ | 117
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021

digunakan sebagai terapi lini kedua dalam retina dan sistem saraf) (2). CVD,
pengobatan pasien DM tipe 2 yang tidak termasuk penyakit jantung koroner,
mengalami obesitas berat, yang bekerja penyakit pembuluh darah perifer dan
langsung pada sel pulau untuk menutup penyakit serebrovaskular, adalah
saluran K+ yang sensitif terhadap ATP penyebab utama morbiditas dan
dan merangsang sekresi insulin. mortalitas di Amerika Serikat. Sekitar 10%
Thiazolidinediones atau TZDs kematian pada orang dengan DM tipe 2
adalah kelas sensitizer insulin, termasuk disebabkan oleh gagal ginjal. Prevalensi
zona troglita, rosiglitazone, dan retinopati diabetik adalah sekitar 28,5% di
pioglitazone. Mereka merupakan ligan Amerika Serikat dan berkisar antara 16%
peroxisome proliferator-activated receptor hingga 35% di negara-negara Asia. DM
(PPAR-γ) yang mengontrol otot rangka tipe 2 adalah penyebab utama amputasi
normal dan sensitivitas insulin hati. tungkai bawah non-trauma di Amerika
Glucosidase inhibitors (AGIs), termasuk Serikat. Di Inggris, sekitar satu dari tiga
acarbose, voglibose dan miglitol, sangat orang yang diamputasi menderita
efektif untuk hiperglikemia postprandial. diabetes melitus (2).
Mereka dapat menghambat enzim
mukosa usus (α-glucosidase) yang KESIMPULAN
mengubah kompleks polisakarida menjadi Diabetes melitus merupakan
monosakarida, sehingga dapat penyakit metabolik yang temuan
mengurangi penyerapan karbohidrat. umumnya adalah kadar glukosa darah
Terapi berbasis inkretin, Inkretin adalah yang meningkat. Sekitar 1 dari setiap 11
hormon yang merangsang sekresi insulin orang dewasa menderita DM tipe 2
dan menekan sekresi glukagon secara global, dan sekitar 75% pasien
postprandial dengan cara yang diabetes mellitus tinggal di negara
bergantung pada glukosa. Agonis reseptor berkembang (2). Diabetes melitus tipe 2
GLP-1, termasuk exenatide dan ditandai dengan defisiensi insulin relatif
liraglutide, dapat menurunkan kadar yang disebabkan oleh disfungsi sel
hemoglobin A1c (HbA1c) sebesar 0,8% pankreas dan resistensi insulin. Faktor
menjadi 1,5 (13) (12). risikonya dapat dimodifikasi dan tidak
Dengan berbagai kemungkinan dapat dimodifikasi. Tatalaksana dibagi
terapi antidiabetik oral dengan atau tanpa menjadi dua, yaitu farmakologi dan non
kombinasi dengan GLP-1-RA, terapi farmakologi. Tatalaksana non
insulin dalam banyak kasus dapat ditunda farmakologis terdiri atas edukasi, nutrisi
ke tahap penyakit selanjutnya. Namun, medis, dan latihan fisik. Terapi
pemberian insulin yang diperlukan tidak farmakologis terdiri atas obat oral dan
boleh ditunda selama bertahun-tahun. bentuk suntikan dalam bentuk obat anti
Terapi insulin dapat dengan mudah hiperglikemik dan insulin. Terapi
dikombinasikan dengan obat antidiabetes farmakologi dan non farmakologi ini
lainnya, dan sejumlah besar insulin dan berjalan beriringan agar prevalensi DM
alat bantu injeksi memfasilitasi tipe 2 dapat berkurang dan komplikasi
individualisasi terapi (12). Jenis dan lama dapat dihindari.
kerja insulin berbeda-beda, insulin terbagi Kasus DM tipe 2 ini dapat dicegah
menjadi 5 jenis, yakni: insulin kerja cepat, dengan menghindari faktor risiko yang
insulin kerja pendek, insulin kerja dapat dimodifikasi seperti menjaga berat
menengah, insulin kerja panjang, insulin badan yang sehat dengan fokus menjaga
kerja ultra panjang , dan insulin campuran keseimbangan energi dengan melakukan
tetap, kerja pendek dengan menengah aktivitas fisik secara teratur dan
dan kerja cepat dengan menengah mengonsumsi makanan yang sehat.
(premixed insulin). Mencegah dan mengelola diabetes
Komplikasi diabetes melitus dibagi melitus gestasional untuk menghentikan
menjadi komplikasi makrovaskular lingkaran setan di mana diabetes melitus
(misalnya, penyakit kardiovaskular (CVD)) dapat melahirkan diabetes melitus. Untuk
dan komplikasi mikrovaskular (misalnya, manajemen DM tipe 2, modifikasi gaya
komplikasi yang mempengaruhi ginjal, hidup, dukungan sosial, dan kepatuhan

GMJ | 118
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021

pengobatan penting dilakukan untuk Type 2 Diabetes: a Review of


menghindari komplikasi makrovaskular Recent Research. Curr Nutr Rep.
dan mikrovaskular. 2018;7(4):214–26.
Kautzky-Willer A, Harreiter J, Pacini G.
DAFTAR PUSTAKA Sex and gender differences in risk,
pathophysiology and complications
WHO. Noncommunicable diseases of type 2 diabetes mellitus. Endocr
[Internet]. 2018 [cited 2021 Apr 4]. Rev. 2016;37(3):278–316.
Available from: Chatterjee S, Khunti K, Davies MJ. Type 2
https://www.who.int/news- diabetes. Lancet [Internet].
room/fact- 2017;389(10085):2239–51.
sheets/detail/noncommunicable- Available from:
diseases http://dx.doi.org/10.1016/S0140-
Zheng Y, Ley SH, Hu FB. Global aetiology 6736(17)30058-2
and epidemiology of type 2 Parkeni. Konsesus Pengelolaan Dan
diabetes mellitus and its Pencegahan Diabetes Melitus
complications. Nat Rev Endocrinol Tipe2 Di Indonesia 2015 [Internet].
[Internet]. 2018;14(2):88–98. Perkeni. 2015. 82 p. Available from:
Available from: https://www.google.com/url?sa=t&s
http://dx.doi.org/10.1038/nrendo.20 ource=web&rct=j&url=https://pbperk
17.151 eni.or.id/wp-
Kementrian Kesehatan RI. Infodatin: content/uploads/2019/01/4.-
Tetap Produktif, Cegah, dan Atasi Konsensus-Pengelolaan-dan-
Diabetes Melitus. 2020. Pencegahan-Diabetes-melitus-tipe-
Direktorat Jenderal Pencegahan dan 2-di-Indonesia-PERKENI-
Pengendalian Penyakit. Buku 2015.pdf&ved=2ahUKEwjy8KOs8cf
Pedoman Penyakit Tidak Menular. oAhXCb30KHQb1Ck0QFjADegQIB
Kementeri Kesehat RI [Internet]. hAB&usg=AOv
2019;101. Available from: Landgraf R, Aberle J, Birkenfeld AL,
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/ Gallwitz B, Kellerer M, Klein HH, et
VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVB al. Therapy of type 2 diabetes. Exp
ndz09/2019/03/Buku_Pedoman_Ma Clin Endocrinol Diabetes.
najemen_PTM.pdf 2019;127(1):S73–92.
Harreiter J, Roden M. Diabetes mellitus— Wu Y, Ding Y, Tanaka Y, Zhang W. Risk
Definition, classification, diagnosis, factors contributing to type 2
screening and prevention (Update diabetes and recent advances in
2019). Wien Klin Wochenschr. the treatment and prevention. Int J
2019;131(Update):6–15. Med Sci. 2014;11(11):1185–200.
Ismail L, Materwala H, Kaabi J Al. Setyorogo S, Trisnawati S. Faktor Resiko
Association of Risk Factors with Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di
Type 2 Diabetes : A Systematic Puskesmas Kecamatan
Review. Comput Struct Biotechnol J Cengkareng Jakarta Barat Tahun
[Internet]. 2021; Available from: 2012. J Ilm Kesehat. 2013;5(1):6–
https://doi.org/10.1016/j.csbj.2021.0 11.
3.003 Isnaini N, Ratnasari R. Faktor risiko
Carbone S, Del Buono MG, Ozemek C, mempengaruhi kejadian Diabetes
Lavie CJ. Obesity, risk of diabetes mellitus tipe dua. J Kebidanan dan
and role of physical activity, Keperawatan Aisyiyah.
exercise training and 2018;14(1):59–68.
cardiorespiratory fitness. Prog Utomo AA, Aulia A, Rahmah S, Amalia R.
Cardiovasc Dis [Internet]. Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe
2019;62(4):327–33. Available from: 2: A Systematic Review. J Kaji dan
https://doi.org/10.1016/j.pcad.2019. Pengemb Kesehat Masy [Internet].
08.004 2020;1(1):44–52. Available from:
Rice Bradley BH. Dietary Fat and Risk for https://jurnal.umj.ac.id/index.php/A

GMJ | 119
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021

N-NUR
WHO. Classification of diabetes mellitus.
Vol. 21, Clinics in Laboratory
Medicine. 2019.
Cannata F, Vadalà G, Russo F, Papalia R,
Napoli N, Pozzilli P. Beneficial
effects of physical activity in
diabetic patients. J Funct Morphol
Kinesiol. 2020;5(3).
Sanchez-Rangel E, Inzucchi SE.
Metformin: clinical use in type 2
diabetes. Diabetologia.
2017;60(9):1586–93.

GMJ | 120

You might also like