Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Diabetes melitus menggambarkan sekelompok penyakit metabolik yang temuan
umumnya adalah kadar glukosa darah yang meningkat. Pada usia 20-79 tahun, terdapat
463 juta atau setara 9,3% orang di dunia menderita diabetes pada tahun 2019. Penulisan
artikel ini menggunakan metode literature review dan diharapkan dapat dijadikan acuan
kedepan dalam melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan pasien diabetes
melitus sehingga prevalensi berkurang dan komplikasi dapat dihindari. Diabetes melitus
tipe 2 ditandai dengan defisiensi insulin relatif yang disebabkan oleh disfungsi sel
pankreas dan resistensi insulin. Faktor risiko penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu
faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Gejala klasik diabetes
seperti poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Empat tes diagnostik untuk diabetes yaitu pengukuran glukosa
plasma puasa, glukosa plasma 2 jam setelah TTGO 75 g, HbA1c, dan glukosa darah
acak dengan adanya tanda dan gejala klasik diabetes. Tatalaksana dibagi menjadi dua,
yaitu farmakologi dan non farmakologi. Tatalaksana non farmakologis terdiri atas
edukasi, nutrisi medis, dan latihan fisik. Terapi farmakologis terdiri atas obat oral dan
bentuk suntikan dalam bentu obat anti hiperglikemik dan insulin. Terapi farmakologi dan
non farmakologi ini berjalan beriringan.
Abstract
Diabetes mellitus describes a group of metabolic diseases whose common finding is
elevated blood glucose levels. At the age of 20-79 years, there were 463 million or 9.3%
of people in the world suffer from diabetes in 2019. The writing of this article uses the
literature review method and is expected to be used as a future reference in carrying out
prevention and treatment of diabetes mellitus patients so that prevalence is reduced and
complications can be avoided. Type 2 diabetes mellitus is characterized by relative insulin
deficiency caused by pancreatic cell dysfunction and insulin resistance. The risk factors
that cause it are divided into two, namely modifiable and non-modifiable risk factors. The
classic symptoms of diabetes include polyuria, polydipsia, polyphagia and unexplained
weight loss. The four diagnostic tests for diabetes are measurement of fasting plasma
glucose, plasma glucose 2 hours after OGTT 75 g, HbA1c, and randomized blood
glucose in the presence of classic signs and symptoms of diabetes. Treatment is divided
into two, namely pharmacological and non-pharmacological. Non-pharmacological
management consists of education, medical nutrition, and physical exercise.
Pharmacological therapy consists of oral drugs and injections in the form of anti-
hyperglycemic drugs and insulin. Pharmacological and non-pharmacological therapy
goes hand in hand.
GMJ | 114
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021
GMJ | 115
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021
dengan prevalensi cukup tinggi di dunia mg/dL, mengonsumsi makanan yang tidak
dengan dampak yang serius apabila sehat, mengandung tinggi glukosa dan
dibiarkan tanpa diberikan tatalaksana rendah serat dapat memberikan peluang
yang tepat. Diharapkan, artikel ini tinggi untuk menderita intoleransi glukosa
dijadikan sebagai acuan kedepan dalam atau prediabetes dan DM tipe 2.
melakukan tindakan pencegahan dan Sedangkan beberapa faktor risiko yang
pengobatan pasien diabetes melitus tipe tidak dapat dimodifikasi, seperti usia, jenis
2 sehingga prevalensi berkurang dan kelamin, riwayat keluarga menderita
komplikasi dapat dihindari. diabetes melitus, ras dan etnis, pernah
melahirkan bayi dengan berat badan lahir
METODE bayi lebih dari 4 kg atau memiliki riwayat
Artikel ini ditulis menggunakan menderita diabetes melitus gestasional,
metode literature review atau tinjauan riwayat lahir dengan berat badan rendah
pustaka. Penulisan artikel ini mengambil kurang dari 2500 gram (11)(12). Berbagai
sumber dari artikel, jurnal, dan web resmi macam faktor gaya hidup juga sangat
(WHO, Kemenkes) yang berkaitan penting untuk perkembangan DM tipe 2,
dengan artikel yang dibuat yaitu terkait seperti kurangnya aktivitas fisik,
faktor risiko, diagnosis, dan tatalaksana kebiasaan merokok, dan sering
dari diabetes melitus tipe 2. Artikel dan mengonsumsi alkohol. Pada studi
jurnal penelitian didapat dari hasil epidemiologis substansial menunjukkan
pencarian menggunakan kata kunci yang bahwa obesitas adalah faktor risiko
telah ditetapkan pada platform Google terpenting untuk DM tipe 2, yang dapat
Scholar, Science Direct, dan Pubmeds. mempengaruhi perkembangan penyakit
Sumber yang dipilih merupakan sumber dan resistensi insulin (13) (2).
yang dipublikasikan minimal 10 tahun Seiring meningkatnya usia, maka
terakhir. risiko untuk menderita intoleransi glukosa
juga meningkat. Pada jenis kelamin,
HASIL DAN PEMBAHASAN wanita lebih berisiko karena dilihat secara
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 ditandai fisik wanita memiliki peluang yang lebih
dengan defisiensi insulin relatif yang tinggi dalam peningkatan IMT (Indeks
disebabkan oleh disfungsi sel beta Massa Tubuh). Selain itu, sindrom
pankreas dan resistensi insulin pada sebelum menstruasi dan setelah
organ target (10). DM tipe 2 disebabkan menopause dapat mengakibatkan
oleh karena adanya kelainan dalam distribusi lemak tubuh terganggu sehingga
sekresi insulin, cara kerja insulin, ataupun mudah terakumulasi dan dapat
kelainan pada keduanya (11). DM tipe 2 meningkatkan risiko wanita menderita DM
terjadi dikaitkan dengan beberapa organ tipe 2 (14). Memiliki keluarga seperti ibu,
pada tubuh, yang dikenal dengan istilah ayah, dan saudara kandung yang
ominous octet yaitu kegagalan sel beta menderita DM dapat meningkatkan risiko
pankreas dalam mensekresikan insulin menderita DM (15). Obesitas merupakan
yang cukup dalam upaya mengompensasi penumpukan lemak di dalam tubuh yang
peningkatan resistensi insulin (11). dikarenakan oleh ketidak seimbangan
antara jumlah kalori yang masuk dan
a. Faktor Risiko kalori yang ke luar tubuh. Lebih tinggi
Terdapat dua pembagian faktor kalori masuk dibandingkan dengan kalori
risiko yang dapat memicu kejadian yang ke luar disebabkan oleh kurangnya
diabetes melitus, antara lain faktor risiko aktivitas fisik yang dilakukan sehingga
yang dapat dimodifikasi (di ubah) dan lemak menumpuk di tubuh dan
tidak dapat di modifikasi. Faktor risiko meningkatkan risiko diabetes melitus tipe
yang dapat dimodifikasi antara lain 2. (16). Pada perokok, cenderung memiliki
obesitas atau berat badan lebih dengan akumulasi lemak sentral daripada bukan
IMT ≥23 kg/m2, hipertensi dengan tekanan perokok, dan perokok diketahui memiliki
darah >140/90 mmHg, aktivitas fisik resistensi insulin dan respons sekresi
kurang, dislipidemia dengan kadar insulin kompensasi yang dapat
HDL<35 mg/dL dan/atau trigliserida >250
GMJ | 116
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021
GMJ | 117
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021
digunakan sebagai terapi lini kedua dalam retina dan sistem saraf) (2). CVD,
pengobatan pasien DM tipe 2 yang tidak termasuk penyakit jantung koroner,
mengalami obesitas berat, yang bekerja penyakit pembuluh darah perifer dan
langsung pada sel pulau untuk menutup penyakit serebrovaskular, adalah
saluran K+ yang sensitif terhadap ATP penyebab utama morbiditas dan
dan merangsang sekresi insulin. mortalitas di Amerika Serikat. Sekitar 10%
Thiazolidinediones atau TZDs kematian pada orang dengan DM tipe 2
adalah kelas sensitizer insulin, termasuk disebabkan oleh gagal ginjal. Prevalensi
zona troglita, rosiglitazone, dan retinopati diabetik adalah sekitar 28,5% di
pioglitazone. Mereka merupakan ligan Amerika Serikat dan berkisar antara 16%
peroxisome proliferator-activated receptor hingga 35% di negara-negara Asia. DM
(PPAR-γ) yang mengontrol otot rangka tipe 2 adalah penyebab utama amputasi
normal dan sensitivitas insulin hati. tungkai bawah non-trauma di Amerika
Glucosidase inhibitors (AGIs), termasuk Serikat. Di Inggris, sekitar satu dari tiga
acarbose, voglibose dan miglitol, sangat orang yang diamputasi menderita
efektif untuk hiperglikemia postprandial. diabetes melitus (2).
Mereka dapat menghambat enzim
mukosa usus (α-glucosidase) yang KESIMPULAN
mengubah kompleks polisakarida menjadi Diabetes melitus merupakan
monosakarida, sehingga dapat penyakit metabolik yang temuan
mengurangi penyerapan karbohidrat. umumnya adalah kadar glukosa darah
Terapi berbasis inkretin, Inkretin adalah yang meningkat. Sekitar 1 dari setiap 11
hormon yang merangsang sekresi insulin orang dewasa menderita DM tipe 2
dan menekan sekresi glukagon secara global, dan sekitar 75% pasien
postprandial dengan cara yang diabetes mellitus tinggal di negara
bergantung pada glukosa. Agonis reseptor berkembang (2). Diabetes melitus tipe 2
GLP-1, termasuk exenatide dan ditandai dengan defisiensi insulin relatif
liraglutide, dapat menurunkan kadar yang disebabkan oleh disfungsi sel
hemoglobin A1c (HbA1c) sebesar 0,8% pankreas dan resistensi insulin. Faktor
menjadi 1,5 (13) (12). risikonya dapat dimodifikasi dan tidak
Dengan berbagai kemungkinan dapat dimodifikasi. Tatalaksana dibagi
terapi antidiabetik oral dengan atau tanpa menjadi dua, yaitu farmakologi dan non
kombinasi dengan GLP-1-RA, terapi farmakologi. Tatalaksana non
insulin dalam banyak kasus dapat ditunda farmakologis terdiri atas edukasi, nutrisi
ke tahap penyakit selanjutnya. Namun, medis, dan latihan fisik. Terapi
pemberian insulin yang diperlukan tidak farmakologis terdiri atas obat oral dan
boleh ditunda selama bertahun-tahun. bentuk suntikan dalam bentuk obat anti
Terapi insulin dapat dengan mudah hiperglikemik dan insulin. Terapi
dikombinasikan dengan obat antidiabetes farmakologi dan non farmakologi ini
lainnya, dan sejumlah besar insulin dan berjalan beriringan agar prevalensi DM
alat bantu injeksi memfasilitasi tipe 2 dapat berkurang dan komplikasi
individualisasi terapi (12). Jenis dan lama dapat dihindari.
kerja insulin berbeda-beda, insulin terbagi Kasus DM tipe 2 ini dapat dicegah
menjadi 5 jenis, yakni: insulin kerja cepat, dengan menghindari faktor risiko yang
insulin kerja pendek, insulin kerja dapat dimodifikasi seperti menjaga berat
menengah, insulin kerja panjang, insulin badan yang sehat dengan fokus menjaga
kerja ultra panjang , dan insulin campuran keseimbangan energi dengan melakukan
tetap, kerja pendek dengan menengah aktivitas fisik secara teratur dan
dan kerja cepat dengan menengah mengonsumsi makanan yang sehat.
(premixed insulin). Mencegah dan mengelola diabetes
Komplikasi diabetes melitus dibagi melitus gestasional untuk menghentikan
menjadi komplikasi makrovaskular lingkaran setan di mana diabetes melitus
(misalnya, penyakit kardiovaskular (CVD)) dapat melahirkan diabetes melitus. Untuk
dan komplikasi mikrovaskular (misalnya, manajemen DM tipe 2, modifikasi gaya
komplikasi yang mempengaruhi ginjal, hidup, dukungan sosial, dan kepatuhan
GMJ | 118
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021
GMJ | 119
Ganesha Medicina Journal, Vol 1 No 2 September 2021
N-NUR
WHO. Classification of diabetes mellitus.
Vol. 21, Clinics in Laboratory
Medicine. 2019.
Cannata F, Vadalà G, Russo F, Papalia R,
Napoli N, Pozzilli P. Beneficial
effects of physical activity in
diabetic patients. J Funct Morphol
Kinesiol. 2020;5(3).
Sanchez-Rangel E, Inzucchi SE.
Metformin: clinical use in type 2
diabetes. Diabetologia.
2017;60(9):1586–93.
GMJ | 120