You are on page 1of 4

A.

Media pembelajaran dalam perspektif sejarah


Pada awalnya media hanya digunakan sebagai alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Alat
bantu yang di pakai adalah alat bantu visual , misal gambar, model objek dan lain lain. Media
pembelajaran awalnya dikenal melalui suatu gerakan pendidikan yang dinamakan “Visual Educational”
pada tahun 1920-an. Gerakan ini diilhami oleh aliran realisme dalam pendidikan pada abad ke 17 yang
dipelopori oleh Johan Amos Comenius yang mengarang buku teks pendidikan pertama yang berjudul
ORBIS PICTUS (dunia dalam gambar) untuk memudahkan belajar bahasa latin .aliran realism tersebut
mendorong munculnya gerakan visual education, dimana seorang guru diminta untuk menggunakan
gambar Setelah media visual berkembang pesat dengan berbagai kreasi, muncullah media audio yang
diawali dengan ditemukannya radio pada tahun 1930-an. Pada masa ini timbullah gerakan yang
menggunakan Audiovisual Education yang menekankan pentingnya penggunaan Audio Visual dalam
pembelajaran. Pada periode ini mulailah dikenal AVA yang diebut juga teaching aids .AVA (audiovisual
aida) adalah alat peraga yang menyajikan bahan bahan audio visual untuk memperjelas penyampaian guru
pada siswa.
Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi yangberawal dari diciptakannnya model komunikasi untuk
kegiatan elektronika dan dalam kawasan matematika oleh Thomas dan Weaver mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu audio visual sehingga peran media berkembang sebagai penyalur pesan atau
informasi belajar.
Pada tahun 1960-1965 ketika teori behaviorisme berkembang, siswa mulai dipandang sebagai
komponen penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran berkembang lagi pada tahun 1965-
1970, hai ini terkait dengan pendekatan system (system approach). Pendekatan sistem ini mendorong
digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Program pembelajaran harus
direncanakan sistematis berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan
tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Pada tahun 1990-an media komunikasi semakin berkembang sesuai dengan tiga jenis modalitas
belajar anak yaitu auditorial,visual, dan kinestetik.pendek kata, sejarah perkembangan media
pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan pola hidup masyarakat. Perkembangan
media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa awalnya hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar, lalu
berkembang menjadi penyalur pesan dan saat ini media menjadi bagian integral dalam pembelajaran.
B. Pengertian media, sumber belajar dan alat peraga
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah “perantara”
atau “pengantar”. Sedangkan dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam
pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media, sehingga media dalam proses
belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Sumber belajar adalah perangkat, bahan (materi), peralatan, pengaturan, dan orang di mana
pembelajar dapat berinteraksi dengannya yang bertujuan untuk memfasilitasi belajar dan memperbaiki
kinerja1.
Edgar Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah pengalaman pengalaman yang pada dasarnya
sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat
menimbulkan peristiwa belajar2.

1
Arsyad, azhar. 2017. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajagrafindo Persada). H. 8
2
Musfiqon,HM.2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta :Prestasi Pustaka). H 129
Dalam Association of Education and Communication Technology (AECT), sumber belajar di
definisikan sebagai berikut :
“Learning resources (for educational technology) all of the resources ( data, people,
and things) which may be used by the learner in isolation or in combination, usually in
an formal manner, to facilitate learning; they include messages, people, materials,
device, techniques, and settings”3.

Dari uraian di atas, dapat kita fahami bahwa komponen sumber belajar terdiri dari pesan, manusia,
material ( media-software), peralatan (hardware), teknik (metode), dan lingkungan yang dipergunakan
secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya tindak belajar.
Pengertian dan contoh dari setiap bagian sumber belajar dapat diuraikan sebagaimana berikut:
a. Pesan ( message) ; informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti
dan data. Contoh: semua bidang studi seperti IPA,IPS,c dan lain sebagainya.
b. Manusia (people); adalah manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyimpan
pesan. Contoh : guru, teman, dan lain lain.
c. Media-software ( materials) : sesuatu yang menyimpan pesan untuk ditransmisikan dengan
menggunakan peralatan, kadang-kadang oleh dirinya sendiri. Contoh : transparansi, slide, film,
tape,buku,jurnal, dan lain sebagainya
d. Peralatan-hardware (divide); yaitu sesuatu yang mentransmisikan pesan yang tersimpan dalam
material (media). Contoh :OHP, proyektor slide, video tape recorder dan lain lain
e. Teknik-metode; ialah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan,
material, peralatan, lingkungan,dan orang untuk mentransmisikan pesan. Contoh : pengajaran
dengan bantuan computer, pengajaran terprogram dan lain lain.
f. Lingkungan (setting); yaitu lingkungan sekitar di mana pesan itu diterima. Contoh ; lingkungan
fisik berupa : gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan. Lingkungan non fisik seperti
penerangan, sirkulasi udara dan lain sebagainya.

Sumber belajar merupakan daya dan kekuatan yang diperlukan dalam rangka proses pembelajaran,
sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Sumber belajar dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang (by designed), dan sumber belajar yang tinggal pakai
( by utilization). Sumber belajar yang dirancang adalah sesuatu yang memang dari awal dirancang dan
diproduksi oleh pelaku pembelajaran untuk keperluan belajar, sedang sumber belajar tinggal pakai adalah
sesuatu yang pada mulanya sudah ada dan tidak melalui produksi manusia.
Alat peraga adalah segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian dikonkritkan dengan
menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran sederhana, dapat dilihat, dipandang dan dirasakan.
Alat peraga juga dapat didefinisikan sebagai alat-alat yang digunakan guru yang berfungsi membantu
guru dalam proses mengajarnya dan membantu peserta didik dalam proses belajarnya.
C. Pentingnya media pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan
media pengajaran. Kedua aspek ini sangat berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.

3
Musfiqon,HM.2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta :Prestasi Pustaka). H 129
Sekarang Media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam pembelajaran, yang
keberadaannya tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Penelitian telah
membuktikan bahwa pembelajaran yang menggunakan media mempunyai hasil yang lebih optimal.
Walter Mc Kenzie dalam bukunya Multiple Intelligences and instructional Technology menngatakan
bahwa media memiliki peran penting dalam pembelajaran, yang mempengaruhi kualitas dan tingkat
keberhasilan dalam pembelajaran.
Kemp dan Dayton berpendapat bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila
media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,
yaitu: memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi dan memberi instruksi 4.
Media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:
a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran
b. Meningkatkan gairah belajar siswa
c. Meningkatkan minat dan motivasi belajar
d. Menjadikan siswa berinteraksi langsung dengan kenyataan
e. Mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam
f. Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran
g. Meningkatkan kualitas pembelajaran
Fungsi umum media adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator semua materi
tuntas disampaikan dan peserta didik memahami secara lebih mudah dan tuntas.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara
guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada
beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton 5 misalnya : mengidentifikasi beberapa
manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6) Media memungkinnkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8) Merubah peran guru kearah yang lebih positif.

Dalam proses pembelajaran antara materi, guru, strategi dan media, dan siswa menjadi rangkaian
mutual yang saling mempengaruhi sesuai kedudukan masing-masing. Guru berkedudukan sebagai
penyalur pesan, murid sebagai penerima pesan. Sedangkan media berperan sebagai perantara dalam
pembelajaran. Namun, pemilihan media yang tepat sangat dipengaruhi strategi, pendekatan, metode, dan
format pembelajaran yang digunakan guru. Dalam penerapan media pembelajaran diperlukan kolaborasi
antara materi pelajaran, strategi, siswa dan guru. Sebagus apapun media yang digunakan tanpa didukung
metode yang tepat dan guru yang terampil menggunakan media maka tidak akan efektif pembelajaran
tersebut.
D. Landasan penggunaan media pembelajaran
Beberapa landasan dalam penggunaan media pembelajaran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi
guru dalam memilih media yang tepat sesuai isi dan tujuan pembelajaran, antara lain landasan filosofis,
psikologis, teknologis dan empiris.
a) Landasan filosofis

4
Arsyad, azhar. 2017. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajagrafindo Persada). H.23
5
Arsyad, azhar. 2017. Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajagrafindo Persada). H.25
Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran perlu memperhatikan landasan filosofis.
Artinya, penggunaan media semestinya didasarkan pada nilai kebenaran yang telah ditemukan dan
disepakati banyak orang.
b) Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka penepatan pemilihan
mediadan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Disamping itu,
persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu, dalam pemilihan media,
disamping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut maka perlu : diadakan
pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek
yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang kena diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang kongkrit
ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan
media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya
mengunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film kemudian belajar dengan simbol, yaitu
menggunakan kata-kata. Hal ini juga berlaku tidak untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua,
bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia
membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat
jenjang kongkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata,
kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan kesiswa sebagai pengamat
kekejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan
dengan simbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditujukan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman.
c) Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-
masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi
pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk : kesatuan komponen-komponen sistem
pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi desain atau seleksi dan dalam pemanfaatan serta
dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk
pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar.

d) Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan
mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan
karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atua film.
Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti
radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe
belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut,
maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik peserta belajar, karakteristik media pelajaran, dan
karakteristik media itu sendiri

You might also like