Professional Documents
Culture Documents
23 SKBK 09. A. Contoh Tahapan Stusdi Kasus Dari A-I
23 SKBK 09. A. Contoh Tahapan Stusdi Kasus Dari A-I
NPM : 201901500614
Kelas : R.6F
Mata Kuliah : Studi Kasus dalam BK
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat diidentifikasi masalah-masalah
sebagai berikut :
1. Kecanduan merokok
2. Tidak disiplin
3. Malas
4. Penurunan prestasi belajar
5. Kesehatan terganggu
D. Teori Masalah
1. Kecanduan Merokok
a. Pengertian kecanduan merokok
Kecanduan adalah satu kondisi yang membuat seseorang kehilangan kontrol terhadap
suatu hal. Biasanya hal ini merujuk pada rasa suka yang terlalu dan didorong oleh keinginan
kuat atau kegemaran terhadap satu hal. Seseorang yang mengalami kecanduan biasanya tidak
akan memiliki kendali atas apa yang ia lakukan, konsumsi, atau gunakan.
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan
kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap
seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya
dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis
bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan
dapat menyebabkan kanker.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan
dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok
termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).
Perilaku merokok merupakan segala bentuk kegiatan individu dalam membakar rokok
kemudian menghisap dan menghembuskannya keluar sehingga menimbulkan asap yang dapat
terhirup oleh orang disekitarnya (Nasution, 2007). Sedangkan menurut Sitepoe (dalam
Sanjiwani & Budisetyani, 2014), perilaku merokok adalah suatu perilaku yang melibatkan
proses membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok
ataupun pipa. Kemudian tokoh lain, Shiffman (dalam Astuti, 2012) menjelaskan bahwa
merokok adalah menghirup atau menghisap asap rokok yang dapat diamati atau diukur dengan
melihat volume atau frekuensi merokok. Berdasarkan uraian-uraian pengertian perilaku
merokok menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah segala
bentuk aktivitas individu dalam membakar tembakau yang kemudian dihisap dan dihembuskan
kembali asapnya, yang dapat diamati atau diukur dengan melihat volume atau frekuensi
merokok.
b. Faktor-faktor kecanduan merokok
Menurut Sarafino dalam Aula (2010: 38) faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang
berperilaku merokok antara lain :
1) Faktor Sosial
Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang saling ketergantungan atau tidak bisa hidup
sendiri. Dalam menjalani interaksi sosial, seorang individu akan menyesuaikan diri dengan
yang lain ataupun sebaliknya, sehingga perilaku seorang individu tidak lepas dari
lingkungan sosialnya. Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor sosial atau
lingkungan.
2) Faktor Psikologis
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang berperilaku merokok, yaitu
demi relaksasi atau ketenangan, dan mengurangi kecemasan atau ketegangan. Pada
kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok dikarenakan adanya kebutuhan untuk
mengatasi diri sendiri secara instan
3) Faktor Genetik
Faktor genetik juga dapat menjadikan seseorang tergantung dengan rokok. Faktor genetik
atau biologis ini dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain, seperti faktor sosial dan psikologi.
c. Jenis kecanduan merokok
1) Perokok aktif adalah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok. Merokok
telah menjadi bagian hidupnya sehingga rasanya tidak enak jika sehari tidak merokok.
Seorang perokok akan berupaya untuk mendapatkan rokok setiap hari.
2) Perokok pasif adalah individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa
harus mengisap asap rokok yang dihembuskan orang lain yang kebetulan berada di
dekatnya. Mereka tidak memiiki niat dan tidak mempunyai kebiasaan merokok dalam
kehidupan sehari-harinya. Jika tidak merokok, mereka tidak merasakan apa-apa dan tidak
terganggu aktivitasnya. Tipe perokok ini dapat dijumpai pada mereka yang duduk di halte,
di dalam bus kota, atau di tempat umum ketika di dekat seseorang atau beberapa orang
yang sedang merokok. Jadi, perokok pasif dianggap sebagai korban dari perokok aktif
d. Cara mengatasi kecanduan merokok
1) Cobalah Terapi Pengganti Nikotin
Tanyakan kepada dokter tentang terapi penggantian nikotin. Pilihannya meliputi:
a) Resep nikotin dalam semprotan hidung atau inhaler.
b) Tambalan nikotin, permen karet, dan permen pelega tenggorokan yang dijual bebas.
c) Resep obat penghenti rokok non-nikotin seperti bupropion (Zyban) dan varenicline
(Chantix).
d) Terapi penggantian nikotin jangka pendek (seperti permen karet nikotin, pelega
tenggorokan, semprotan hidung, atau inhaler) dapat membantu mengatasi keinginan
merokok yang intens.
2) Hindari Pemicu Kebiasaan Merokok
Beberapa situasi, seperti berada di suatu pesta, bar, merasa sedang stres, atau sedang
menyesap kopi, dapat membuatmu merasa terdorong untuk merokok. Oleh karena itu, kamu
perlu mengidentifikasi situasi yang dapat memicu kamu untuk merokok dan
menghindarinya. Ganti kebiasaan lama dengan kebiasaan baru, misalnya kamu biasanya
merokok sambil menelepon, kamu bisa menggantinya dengan mencoret-coret kertas
dengan pulpen.
3) Penundaan
Jika kamu merasa akan menyerah pada keinginan merokok, katakan pada diri
sendiri bahwa kamu harus menunggu 10 menit lagi. Kemudian, lakukan sesuatu untuk
mengalihkan perhatian selama jangka waktu tersebut.
4) Mengunyah Sesuatu
Mengunyah permen karet tanpa gula, atau mengunyah wortel mentah, seledri,
kacang-kacangan, atau biji bunga matahari bisa membantumu meredakan keinginan untuk
merokok.
5) Lakukan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat membantu mengalihkan pikiran dari merokok dan mengurangi
intensitasnya. Kamu bisa keluar rumah untuk jalan-jalan, joging, maupun bersepeda. Jika
aktivitas fisik tidak menarik minatmu, cobalah menjahit, menulis jurnal, atau lakukan
pekerjaan lainnya.
6) Berlatih Teknik Relaksasi
Merokok mungkin merupakan cara kamu untuk mengatasi stres. Menahan
keinginan akan tembakau sendiri bisa membuat stres. Hilangkan stres dengan
mempraktikkan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dalam, relaksasi otot, yoga,
visualisasi, atau mendengarkan musik yang menenangkan seperti music klasik.
2. Tidak disiplin
a. Pengertian tidak disiplin
Disiplin merupakan salah satu kebiasaan yang baik dalam pola hidup masyarakat secara
umum. Tidak hanya itu, bahkan sebagian orang percaya bahwa disiplin dapat menjadi salah
satu kunci sukses keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu dan dalam hal-hal yang lain.
Karena pentingnya hal ini, setiap orang wajib mengetahui segala informasi tentang disiplin
agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian disiplin adalah ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Dalam pengertian disiplin tersebut,
ada 2 kata kunci utama yakni taat (patuh) dan aturan (tata tertib). Hal ini dapat dimaknai bahwa
disiplin tumbuh dari sikap patuh dalam diri seseorang untuk mengikuti aturan yang telah dibuat
untuk diri maupun lingkungan sekitarnya.
Jadi dapat disimpilkan bahwa tidak disiplin adalah keterbalikan dari disiplin itu sendiri,
yaitu kebiasaan buruk seperti tidak menaati peraturan yang berlaku baik di lingkungan sekolah,
msyarakat ataupun keluarga.
b. Faktor-faktor tidak disiplin
1) Faktor internal
Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan,
adapaun faktor intern tersebut adalah:
a) Faktor Pembawaan
Menurut aliran nativisme bahwa nasib seseorang itu sebagian besar berpusat pada
pembawaannya, sedangkan pengaruh lingkungan hidupnya sedikit saja. Baik buruknya
perkembangan seseorang sepenuhnya bergantung pada pembawaannya. Pendapat ini
menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan orang berdisiplin adalah
pembawaan yang merupakan warisan atau keturunan.
b) Faktor Kesadaran
Kesadaran adalah hati yang terbuka atas pikiran yang telah terbuka tentang apa yang
telah dikerjakan. Disiplin akan lebih mudah ditegakkan bila timbul dari kesadaran
setiap insan untuk selalu berbuat sesuai dengan aturan tanpa paksaan dari luar.
c) Faktor Minat dan Motivasi
Minat adalah suatu perangkat manfaat yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan
campuran dari berbagai perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan
lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
d) Faktor Pengaruh Pola Pikir
Pola pikir dalam diri seseorang yang telah ada terlebih dulu sebelum tertuang dalam
perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak atau keinginan. Jika
seseorang mulai berpikir akan pentingnya disiplin maka ia akan melakukannya.
2) Faktor Eksternal
Faktor ekstern adalah faktor yang timbul dari luar diri seseorang yang bersangkutan,
faktor ekstern tersebut adalah:
a) Contoh atau Teladan
Contoh atau teladan adalah perbuatan dan tindakan sehari-hari dari seseorang yang
berpengaruh.
b) Nasehat Memberikan
Nasehat yang baik akan menjadikan seseorang untuk berbuat yang lebih teratur dari
perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian seseorang akan melatih
dirinya untuk berdisiplin sesuai dengan nasehat yang sudah diterimanya.
c) Latihan
Latihan melakukan sesuatu dengan penuh disiplin yang baik dapat dilakukan sejak kecil
dan terus-menerus akan menjadikannya terbiasa melaksanakannya, jadi dalam hal
disiplin yang ada pada seseorang selain berasal dari pembawaan bisa dikembangkan
melalui latihan secara terus-terusan.
d) Lingkungan
Menurut F. Patty dalam bukunya Baharuddin yang berjudul Psikologi Pendidikan
menjelaskan bahwa: Lingkungan merupakan sesuatu yang mengelilingi individu di
dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orangtua, rumah, kawan
bermain, dan masyarakat sekitar maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti
perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita, persoalan-persoalan yang dihadapi dan
sebagainya.
c. Jenis disiplin
1) Disiplin Terhadap Waktu
Disiplin waktu adalah bentuk kedisiplinan yang diterapkan seseorang untuk menggunakan
waktunya selama 24 jam dalam sehari. Tidak hanya persoalan memulai dan menutup hari
dari dan hingga pukul berapa, tetapi juga terhadap hal lainnya yang berhubungan dengan
orang lain. Misalnya menghargai waktu orang lain ketika membuat janji dengan kita, yang
artinya kita harus tiba tepat waktu. Atau ketika memiliki pekerjaan dengan batas waktu
tertentu, maka sebaiknya dikerjakan sejak awal sehingga tidak dikejar-kejar deadline.
2) Disiplin Terhadap Aturan
Dalam kehidupan sosial, menghargai aturan yang belaku dalam masyarakat adalah sebuah
kewajiban. Sebab dengan menaati peraturan-peraturan yang berlaku, akan membangun
kerukunan dan keseimbangan ditengah-tengah masyarakat. Misalnya dengan menjaga
ketertiban adan kebersihan lingkungan, atau dengan mengikuti semua aturan di lingkungan
tempat tinggal atau tempat bekerja.
3) Disiplin Dalam Berbangsa dan Bernegara
Sikap disiplin dalam berbangsa dan bernegara sangat dibutuhkan oleh semua elemen
masyarakat supaya proses pencapaian tujuan pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan
berbangsa dan bernegara bisa tercapai. Misalnya dengan membayar pajak sesuai peraturan
yang berlaku maupun menjalankan prosedur administrasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Atau yang paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah seperti menaati rambu-
rambu lalu lintas.
4) Disiplin Dalam Beribadah
Semua agama yang ada di Indonesia mempunyai aturan yang harus ditaati oleh para
penganutnya, agar penganut agama tersebut bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Misalnya
dengan menjalankan pribadatan sesuai dengan aturan dan ketetapan agama yang dianut.
Atau bisa juga dengan menghargai dan menghormati orang yang memiliki keyakinan
berbeda dengan kita, baik di ruang publik maupun di ruang tertutup.
d. Cara mengatasi tidak disiplin
1) Membuat Jadwal Belajar
Konselor meminta klien membuat jadwal belajar atau jadwal aktivitas sehari-hari
dari senin sampai jumat.
Jadwal Kegiatan Sehari-hari
No Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
1 05.15 05.15 05.15 05.15 05.15
Bangun tidur Bangun tidur Bangun tidur Bangun tidur Bangun tidur
2 06.00 06.00 06.00 06.00 06.00
Berangkat Berangkat Berangkat Berangkat Berangkat
sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah
3 06.30-14.00 06.30-14.00 06.30-14.00 06.30-14.00 06.30-14.00
Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah
4 14.30-16.00 14.30-17.00 14.30-16.00 14.30-17.00 14.30-16.00
Istirahat Bimbingan Istirahat Bimbingan Istirahat
belajar belajar
5 16.00-17.00 17.00-18.00 16.00-17.00 17.00-18.00 16.00-17.00
Membaca Istirahat Membaca Istirahat Membaca
6 17.30-19.30 17.30-19.30 17.30-19.30 17.30-19.30 17.30-19.30
Ibadah Ibadah Ibadah Ibadah Ibadah
Makan Makan Makan Makan Makan
Malam Malam Malam Malam Malam
7 19.30-21.00 19.30-21.00 19.30-21.00 19.30-21.00 19.30-21.00
Mengerjakan Mengerjakan Mengerjakan Mengerjakan Mengerjakan
tugas tugas tugas tugas tugas
sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah
8 21.00-05.00 21.00-05.00 21.00-05.00 21.00-05.00 21.00-05.00
Tidur Tidur Tidur Tidur Tidur
2) Ingatkan Peraturan dan Tata Tertib Sekolah
Selain peraturan dan tata tertib yang tertulis di setiap kelas, peraturan dan tata tertib
sekolahpun harus senantiasa selalu diingatkan oleh gurunya kepada murid. Tujuannya
untuk memunculkan kesadaran bagi para murid untuk mematuhi dan taat terhadap
peraturan atau tata tertib yang ada di sekolah.
Tata Tertib Sekolah
1. Semua siswa hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran
dimulai yaitu pukul 06.50.
2. Siswa yang terlambat harus meminta izin kepada kepala sekolah sebelum masuk
kelas.
3. Siswa yang piket harus dating lebih awal.
4. Siswa yang tidak masuk karena suatu hal, harus izin kepada guru.
5. Setiap siswa wajib berpakaian rapi dan bersih sesuai dengan ketentuan sekolah.
6. Bagi siswa perempuan dilarang memakai perhiasan yang berlebihan.
7. Selama jam sekolah dilarang keluar halaman sekolah tanpa seizin guru piket.
8. Setiap hari senin siswa diwajibkan mengikuti upacara bendera dengan memakai
seragam sekolah lengkap.
9. Setiap siswa wajib menjaga nama baik sekolah.
10. Pelanggaran terhadap tata tertib sekolah akan mendapatkan sanksi.
3. Malas
a. Pengertian malas
Malas adalah perilaku seseorang yang cenderung tidak aktif dan kurang semangat
dalam melakukan aktivitas (Bella & Ratna, 2018). Sifat malas adalah dampak dari kurangnya
kecakapan dalam mengatur waktu dan kurangnya disiplin diri, bukan dari faktor genetik (Bella
& Ratna, 2018). Dalam buku Kamus Lengkap Bahasa Indonesia oleh M.K. Abdullah, malas
memiliki arti enggan, segan.
Menurut (Edy Zaqeus: 2008) Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar
rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda
sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll. Pendapat lain menyebutkan bahwa malas juga
merupakan salah satu bentuk perilaku negatif yang merugikan. Pasalnya pengaruh malas ini
cukup besar terhadap produktivitas.
Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan
terasa lesu, semangat dan gairah menurun, ide pun tak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan
apapun yang membuat Anda bisa bekerja. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan
semakin ‘kronis’. Pada era globalisasi, perilaku malas sangat merugikan. Sebab, pada era ini
berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Tapi tentu saja,
perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah.
Menurut pakar psikologi, seseorang berperilaku malas terhadap pekerjaan atau suatu
kegiatan disebabkan karena dia tidak memiliki motivasi yang kuat setiap kali mengerjakan
sesuatu. Oleh karena itu perlu adanya kiat atau cara mengatasi penyakit malas ini.
Jadi, perilaku malas merupakan hasil suatu bentukan. Artinya, perilaku itu bisa
dibentuk kembali menjadi baik atau tidak malas. Pembentukan kembali perilaku seseorang tadi
sebetulnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, bisa orang tua, teman, atau orang
lain di sekitarnya. So, dalam mengubah perilaku seseorang, yang paling mendasar adalah
mengubah persepsinya. Untuk itu, perlu mempelajari dan mengambil sistem nilai yang bisa
mengubah persepsinya atau memberikan sistem nilai lain yang baru baginya.
b. Faktor-faktor malas
Berdasarkan penelitian para ahli, ada beberapa faktor yang menyebabakan timbulnya
rasa malas. Menurut Philip G. Zimbardo dan Scott Foresman dalam buku Psychology of Life,
kemalasan memiliki dua bentuk. Pertama, kemalasan yang bersifat sementara. Kedua,
kemalasan yang bersifat akut.
Kemalasan yang sementara merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh faktor luar
atau eksternal diri seseorang. Biasanya hal ini menjangkit hampir setiap orang. Sebagai contoh,
seorang siswa SMP malas berangkat sekolah karena tak menyukai pelajaran Fisika. Atau
contoh lain, seorang karyawan perusahaan malas berangkat bekerja karena merasa memiliki
gaji yang kecil.
Sedang kemalasan akut berbeda dengan kemalasan yang sementara. Ia ternyata lebih
berbahaya dari yang sementara. Sebab sifatnya menetap dan sukar disembuhkan. Bahkan jika
dimotivasi pun belum tentu bisa keluar dari kemalasan. Contoh, seorang karyawan malas pergi
ke kantor. Meski ia dimotivasi dengan gaji dalam jumlah besar, ia tetap malas saja dalam
bekerja. Hidupnya hanya untuk hal yang serba instan dan pragmatis.
c. Jenis malas
1) Malas karena depresi
Rasa malas yang pertama yaitu karena depresi. Biasanya, orang yang malas karena depresi
bersifat sangat intens dan dalam, bahkan terkadang terjadi begitu saja disertai dengan
perasaan sedih. Perasaan malas yang muncul bisa berupa hilangnya minat belajar atau
melakukan sesuatu, kurang energi, konsentrasi terganggu, dan munculnya perasaan
bersalah.
2) Malas karena kurangnya motivasi
Rasa malas juga bisa muncul karena kamu tidak memiliki motivasi, misalnya motivasi
belajar. Jika dibiarkan, jenis malas ini bisa membuat kamu tak kunjung meraih impian dan
target belajar yang telah dibuat. Rasa malas karena kurangnya motivasi ini termasuk jenis
rasa malas yang dapat diselesaikan sesuai kemauan individunya.
3) Malas akibat kelelahan fisik
Kelelahan fisik juga bisa menjadi pemicu rasa malas, bahkan menjadi jenis malas paling
umum yang dialami siswa. Khususnya bagi siswa yang tengah belajar intensif untuk
persiapan ujian atau seleksi masuk perguruan tinggi. Kalau kamu terlalu sibuk mempelajari
materi yang cukup menguras energi, bukan tidak mungkin kamu akan kelelahan dan
berakibat pada rasa malas. Malas karena kelelahan fisik biasanya disertai gejala nafsu
makan berkurang, nyeri otot, atau bahkan burn out. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi
kesehatan kamu apabila terus dibiarkan.
4) Malas akibat suhu/cuaca
Hal ini terjadi karena cuaca dapat memengaruhi perasaan atau mood seseorang. Setiap
orang memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap perubahan cuaca yang terjadi. Ada yang
tidak bisa fokus belajar saat cuaca panas, ada pula yang konsentrasi belajarnya mudah
terganggu saat cuaca terlalu dingin. pada cuaca yang ekstrem, tubuh kita membutuhkan
banyak energi untuk mengontrol suhu. Itulah sebabnya rasa malas juga bisa muncul akibat
energi yang terkuras karena perubahan suhu.
5) Malas karena cerdas
Biasanya, orang yang malas dalam golongan ini, tidak mau terlalu repot mengerjakan suatu
hal. Akhirnya, mereka memunculkan ide kreatif yang dapat diterapkan dalam
menyelesaikan sesuatu secara efisien.
d. Cara mengatasi malas
1) Konselor menggali sebab-sebab klien malas
Konselor memberikan tabel
No Kegiatan Rajin Malas
1 Belajar secara mandiri √
2 Belajar dengan kelompok atau bersama-sama √
Mendengarkan guru menjelaskan teori pelajaran di
3 √
kelas
4 Mempraktekan langsung teori yang di jelaskan √
Setelah klien mengisi tabel tersebut, setiap isi tabel dibahas untuk kebaikan klien suapaya
dapat menghilangkan rasa malas.
Keterangan :
(1) Klien bersikap malas ketika belajar mandiri karena klien malas berpikir sendiri, ia merasa
terbebani ketika harus menyelesaikan tugas-tugas atau belajar secara mandiri.
(2) Klien bersikap rajin ketika belajar kelompok atau bersama-sama dengan teman, karena
menurut klien dengan belajar kelompok ia merasa tugas-tugas yang dikerjakan terasa lebih
mudah dan cepat selesai.
(3) Klien bersikap malas ketika harus mendengarkan guru menjelaskan teori pelajaran dikelas,
karena menurut klien hal tersebut sangat membosankan dan hanya membuat ngantuk saja.
(4) Klien bersikap rajin ketika pelajaran yang dijelaskan dipraktekan langsung di lapangan,
hal ini dikarenakan klien merasa dengan dipraktekan materi yang disampaikan pun
menjadi lebih mudah di pahami.
Setelah klien menjelaskan alasan mengapa bisa merasa rajin dan malas, kemudian
konselor memberi pemahaman terhadap sikap malas tersebut, dan memberi dorongan
kepada klien supaya bisa menghilangkan rasa malas tersebut.
5. Kesehatan terganggu
a. Pengertian Kesehatan terganggu
Pengertian kesehatan yaitu merupakan sebuah kondisi yang stabil atau umum dalam
sistem koordinasi badan dan jiwa raga manusia atau makhluk hidup lainnya pada rata-rata
normal. Berkaitan dengan badan kesehatan tersebut sering dijuluki sebagai kesehatan jasmani
yaitu jika koordinasi organ-organ tubuh manusia atau makhluk hidup lainnya dalam keadaan
yang stabil atau normal. Sementara kesehatan rohani merupakan kesehatan jiwa manusia atau
makhluk hidup yang memiliki akal dan pikiran, apabila seorang tersebut memiliki koordinasi
pikiran dan hati yang tenang sekaligus nyaman pada saat itu.
Pengertian kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun
1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental,
dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”. Pada tahun
1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian
kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan
adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
Jika menilik lebih luas lagi yaitu kesehatan menurut undang-undang ada 5, yaitu :
1) Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
3) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4) Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
5) Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna
b. Faktor-faktor Kesehatan terganggu
Menurut Hendrick L. Blumm, ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan
manusia, diantaranya sebagai berikut :
1) Faktor perilaku
Perilaku sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Kebanyakan
penyakit yang menyerang manusia disebabkan oleh perilaku yang tidak bertanggung jawab
pada tubuhnya sendiri. Beberapa perilaku yang mempengaruhi kesehatan antara lain pola
makan yang sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur. Contohnya penyakit yang
mungkin timbul akibat tidak menjaga perilaku kesehatan adalah tekanan darah tinggi dan
kolesterol, akibat terlalu banyak makan makanan yang berlemak. Selain itu, diabetes akibat
terlalu sering makan makanan yang manis.
2) Faktor lingkungan
Lingkungan yang bersih sangat berperan dalam meningkatkan kesehatan manusia.
Lingkungan yang tidak terawat dan kotor berisiko menimbulkan berbagai penyakit, seperti
demam berdarah, diare, dan gatal-gatal.
3) Faktor pelayanan kesehatan
Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang baik akan mempercepat kesehatan
masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan yang baik meliputi mutu pelayanan yang baik,
ketersediaan tenaga kesehatan yang berkompetensi, akses yang mudah, serta mencapai ke
pelosok.
4) Faktor keturunan
Ketiga faktor di atas dapat mencegah berbagai penyakit. Namun, ada beberapa penyakit
yang sulit dihindari karena faktor keturunan. Ini merupakan faktor yang mempengaruhi
kesehatan manusia yang keempat. Beberapa penyakit mungkin langsung diturunkan oleh
orangtua, seperti asma. Namun ada pula beberapa penyakit yang menimbulkan risiko
terkena lebih tinggi, namun masih bisa dicegah. Contohnya seperti tekanan darah tinggi,
diabetes, dan kanker.
c. Jenis Kesehatan
1) Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik adalah kondisi yang dimiliki tubuh manusia yang mana setiap organ atau
bagian tubuh manusia berfungsi dengan baik. Seseorang yang dikatakan sehat apabila tidak
merasakan sakit atau keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
2) Kesehatan Mental
Kesehatan mental biasanya disebut sebagai kesehatan jiwa atau kesehatan rohani adalah
kondisi yang berkaitan erat dengan tiga komponen dalam jiwa manusia, yakni:
a) Pikiran yang sehat terlihat dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b) Emosional yang sehat dapat dilihat dari cara seseorang dalam mengekspresikan emosi
dan perasaannya
c) Spiritual yang sehat tercermin dari seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan, dan lain sebagainya terhadap Tuhan yang Maha Esa. Contohnya
dengan menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianut.
3) Kesehatan Sosial
Kesehatan sosial adalah kondisi yang mana manusia mampu mewujudkan interaksi tanpa
membedakan perbedaan suku, ras, maupun warna kulit, sehingga tercipta rasa toleransi dan
persatuan. Kesehatan sosial dapat dilihat dari cara seseorang berinteraksi dan mengambil
sikap ketika menghadapi orang lain.
d. Cara mengatasi kesehatan terganggu
1) Menerapkan Pola Makan Sehat
Makanan yang perlu dikonsumsi oleh klien sesuai dengan golongan darahnya yaitu B,
Golongan darah B lebih fleksibel dibandingkan dengan golongan darah lainnya khususnya
A dan O karena mereka dapat mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani
maupun nabati. Mereka dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi daging merah, sayuran
hijau, telur, dan produk susu rendah lemak.
Namun, pemilik golongan darah B tidak dianjurkan untuk konsumsi ayam, gandum,
jagung, kacang, tomat, kacang tanah dan biji wijen karena makanan tersebut dapat
mempengaruhi proses metabolisme tubuh yang dapat mengakibatkan kelelahan, retensi
cairan, dan hipoglikemia.
2) Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
Minum air putih yang cukup agar tetap terhidrasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari
dehidrasi, kondisi yang dapat menyebabkan sembelit dan perubahan suasana pada hati.
3) Berolahraga secara Teratur
Olahraga dapat memberikan manfaat, baik secara fisik maupun psikologis. Dengan
berolahraga tuguh akan terasa lebih fit dan bugar, sehingga kesehatan akan terus terjaga
dengan baik.
4) Tidur yang Cukup
Saat tubuh mendapatkan istirahat yang cukup, maka sistem imun tubuh akan
meningkat, sehingga dapat meminimalisir terkena penyakit. Secara umum, kebutuhan tidur
bagi setiap kelompok usia tak sama. Alhasil, jam tidur yang baik untuk tiap kelompok usia
pun berbeda-beda. National Sleep Foundation merekomendasikan jam tidur yang baik
untuk masing-masing kelompok usia sebagai berikut:
(1) Balita (1-2 tahun): 11-14 jam setiap hari.
(2) Pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam setiap hari.
(3) Usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam setiap hari.
(4) Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam setiap hari.
(5) Dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam setiap hari.
(6) Dewasa (26-64 tahun): 7-9 jam setiap hari.
(7) Lansia (65 tahun ke atas): 7-8 jam setiap hari.
Dalam hal ini klien termasuk pada usia remaja yaitu 14-17 tahun, di mana idealnya
kebutuhan tidurnya berkisar antara 8-10 jam perhari. Dengan menerapkan jam tidur yang
baik setiap hari, nantinya akan mendapatkan manfaat tidur secara maksimal. Selain itu,
semua organ yang lelah bekerja tentu membutuhkan waktu istirahat, termasuk otak, kulit,
sistem metabolisme, dan hormon dalam tubuh.
Sel dalam tubuh akan beregenerasi saat tidur pada tingkat paling maksimal. Oleh
karena itu, tak jarang, jika tidur sesuai dengan rekomendasinya, kulit Anda akan terlihat
sehat dan kencang. Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga akan meningkat karena sel-sel
diperbarui.
E. Data Pribadi
1. Nama konseli : TR
2. Tempat, tanggal lahir : Kuningan, 12 April 2005
3. Usia : 17 Tahun
4. Golongan darah :B
5. Agama : ISLAM
6. Anak Ke- :5
7. Status dalam keluarga : Anak kandung
8. Alamat : Desa Ciniru – Kuningan Jawa Barat
9. Tinggi badan : 167 cm
10. Berat badan : 55 kg
11. Hobby : Bermain alat musik
12. Pekerjaan orangtua : Pedagang
F. Data Penunjang
No Data Penunjang Ya/Tidak
1. Kartu Pelajar √
2. Surat Keterangan Sehat dari Dokter √
3. Kartu Keluarga -
G. Diagnosis
Inti masalah konseli adalah, sebagai berikut :
1. Klien memiliki masalah kecanduan merokok
2. Klien memiliki kedisiplinan yang kurang
3. Klien memiliki sikap malas
4. Klien mengalami penurunan prestasi dalam belajar
5. Kesehatan klien terganggu
H. Prognosis
1. Klien memiliki masalah kecanduan merokok
a. Sekarang : klien mengalami gangguan kesehatan
b. Yang akan datang : klien bisa meninggal
2. Klien memiliki kedisiplinan yang kurang
a. Sekarang : perilaku klien menjadi acak-acakan
b. Yang akan datang : klien menjadi pribadi yang tidak konsisten
3. Klien memiliki sikap malas
a. Sekarang : klien terbiasa menunda-nunda sesuatu
b. Yang akan datang : klien tidak bisa mencapai cita-citanya
4. Klien mengalami penurunan prestasi dalam belajar
a. Sekarang : klien merasa terpuruk
b. Yang akan datang : klien tidak bisa menggapai cita-citanya
5. Kesehatan klien terganggu
a. Sekarang : klien aktivitasnya menjadi terbatas
b. Yang akan datang : klien bisa meninggal
I. Treatment
1. Kecanduan merokok
A. Pendekatan
1) a. Pengertian Konseling Realitas
a) William Glasser
Glaser menyebut konseling realitas ini sebagai terapi realitas karena didasarkan
pada asal usul William Glasser yang merupakan seorang psikiater maka ia memakai
nama teori ini dengan terapi realitas, namun ketika banyak orang berbeda-beda dalam
hal penyebutan antara konseling realitas dan terapi realita maka akan menimbulkan
pertanyaan apakah diantara keduanya merupakan teori yang sama atau berbeda. Dilihat
dari berbagai sumber buku mengenai konseling realitas dan terapi realitas baik dari
konsep utama, tujuan, ciri-ciri, teknik-teknik, peran dan fungsi konselor maka
pembahasanya sama saja hanya saja setiap orang berbeda-beda dalam pemakaian nama
antara konseling realitas dengan terapi realitas.
Konseling realitas merupakan suatu bentuk teknik konseling yang berorientasi
pada tingkah laku sekarang dan konseling realitas merupakan suatu proses yang
rasional. Klien diarahkan untuk menumbuhkan tanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konseling realitas memandang konseling sebagai suatu proses yang rasional. Dalam
proses tersebut konselor harus menciptakan suasana yang hangat dan penuh pengertian
serta yang paling penting menumbuhkan pengertian klien bahwa mereka harus
bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.
Konsep utama menurut pandangan Glasser yang dikemukakannya adalah
sebagai berikut:
1. Manusia adalah makhluk rasional oleh karena itulah pola tingkah laku individu
lebih banyak dipengaruhi oleh pola pikir individu tersebut
2. Manusia memiliki dorongan untuk belajar dan tumbuh Sebagai makhluk yang
memiliki potensi dan kekuatan, manusia dipandang mampu mengambil keputusan
bagi dirinya sendiri yang biasa disebut (self determining)
3. Manusia memiliki kebutuhan dasar Glasser lebih memusatkan perhatian pada
kebutuhan psikologis dasar yang penting, yaitu kebutuhan cinta mencintai, dan
kebutuhan akan kebergunaan diri, merasa dirinya berguna atau berharga.
4. Manusia memerlukan hubungan dengan orang lain Pemenuhan kebutuhan dasar
memerlukan keterlibatan orang lain. Jika individu mengasingkan diri dalam
kehidupan sosialnya, maka kebutuhan dasar individu tidak akan terpenuhi.
5. Manusia mempunyai motivasi dasar untuk mendapatkan identitas diri yang sukses
Hal tersebut menunjukkan pada penentuan diri seseorang, yang mencakup
keunikan, keterpisahan, dan kebermaknaan diri.
6. Manusia selalu menilai tingkah lakunya Terkait dengan konsep sebelumnya bahwa
manusia pada dasarnya selalu mengadakan penilaian terhadap tingkah lakunya
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia terikat pada 3R (Responsibility,
reality, dan right)
(a) Responsibility merupakann tanggung jawab atas perilaku dan pemenuhan
kebutuhan dirinya.
(b) Reality yakni perilaku yang tampak saat sekarang adalah bagian dari realitas.
Di mana realitas merupakan suatu fenomena yang dapat diamati, fakta yang
tersusun dalam kenyataan.
(c) Right yakni manusia bertingkah laku sesuai dengan keputusan nilai yang
dibuatnya tentang baik buruk dan benar salah.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan konsep utama konseling realitas
adalah manusia merupakan makhluk rasional, memiliki kebutuhan dasar, kemampuan
untuk mengubah identitas kegagalan menjadi identitas kesuksesan, selalu menilai
tingkah lakunya, serta memiliki faktor tanggung jawab, realitas dan kebenaran dalam
memenuhi kebutuhannya.
2. Tidak disiplin
A. Pendekatan
1) a. Pengertian Konseling Kognitif
a) DeRubeis & Beck
Konseling kognitif adalah konseling yang berfokus pada wawasan yang
menekankan pengakuan dan mengubah pikiran negatif dan keyakinan maladaptif.
Inti dari Konseling kognitif kognitif didasarkan pada alasan teoritis bahwa cara
manusia merasa dan berperilaku ditentukan oleh bagaimana mereka memandang dan
menstruktur pengalaman mereka (Corey, 2009). Menurut Weishaar (dalam Corey,
2009) asumsi teoritis konseling kognitif adalah 1) bahwa komunikasi internal
manusia dapat diakses oleh introspeksi, 2) bahwa kepercayaan konseli memiliki
makna yang sangat pribadi, dan 3) bahwa makna ini dapat ditemukan oleh konseli
daripada yang diajarkan atau ditafsirkan oleh konseli.
DeRubeis & Beck (dalam Corey, 2009) menyatakan bahwa teori dasar
konseling kognitif adalah untuk memahami hakikat dari peristiwa emosional atau
gangguan perilaku adalah mutlak untuk fokus pada isi kognitif dari reaksi individu.
Tujuannya adalah untuk mengubah cara konseli berpikir dengan
menggunakan pikiran-pikiran otomatis mereka untuk mencapai skema inti dan mulai
memperkenalkan gagasan restrukturisasi skema. Hal ini dilakukan dengan
mendorong konseli untuk mengumpulkan dan mempertimbangkan bukti untuk
mendukung keyakinan mereka.
3. Malas
A. Pendekatan
1) a. Pengertian Konseling Kognitif
a) DeRubeis & Beck
Konseling kognitif adalah konseling yang berfokus pada wawasan yang
menekankan pengakuan dan mengubah pikiran negatif dan keyakinan maladaptif.
Inti dari Konseling kognitif kognitif didasarkan pada alasan teoritis bahwa cara
manusia merasa dan berperilaku ditentukan oleh bagaimana mereka memandang dan
menstruktur pengalaman mereka (Corey, 2009). Menurut Weishaar (dalam Corey,
2009) asumsi teoritis konseling kognitif adalah 1) bahwa komunikasi internal
manusia dapat diakses oleh introspeksi, 2) bahwa kepercayaan konseli memiliki
makna yang sangat pribadi, dan 3) bahwa makna ini dapat ditemukan oleh konseli
daripada yang diajarkan atau ditafsirkan oleh konseli.
DeRubeis & Beck (dalam Corey, 2009) menyatakan bahwa teori dasar
konseling kognitif adalah untuk memahami hakikat dari peristiwa emosional atau
gangguan perilaku adalah mutlak untuk fokus pada isi kognitif dari reaksi individu.
Tujuannya adalah untuk mengubah cara konseli berpikir dengan
menggunakan pikiran-pikiran otomatis mereka untuk mencapai skema inti dan mulai
memperkenalkan gagasan restrukturisasi skema. Hal ini dilakukan dengan
mendorong konseli untuk mengumpulkan dan mempertimbangkan bukti untuk
mendukung keyakinan mereka.
Setelah klien mengisi tabel tersebut, setiap isi tabel dibahas untuk kebaikan klien
suapaya dapat menghilangkan rasa malas.
Keterangan :
(1) Klien bersikap malas ketika belajar mandiri karena klien malas berpikir sendiri,
ia merasa terbebani ketika harus menyelesaikan tugas-tugas atau belajar secara
mandiri.
(2) Klien bersikap rajin ketika belajar kelompok atau bersama-sama dengan teman,
karena menurut klien dengan belajar kelompok ia merasa tugas-tugas yang
dikerjakan terasa lebih mudah dan cepat selesai.
(3) Klien bersikap malas ketika harus mendengarkan guru menjelaskan teori
pelajaran dikelas, karena menurut klien hal tersebut sangat membosankan dan
hanya membuat ngantuk saja.
(4) Klien bersikap rajin ketika pelajaran yang dijelaskan dipraktekan langsung di
lapangan, hal ini dikarenakan klien merasa dengan dipraktekan materi yang
disampaikan pun menjadi lebih mudah di pahami.
Setelah klien menjelaskan alasan mengapa bisa merasa rajin dan malas, kemudian
konselor memberi pemahaman terhadap sikap malas tersebut, dan memberi
dorongan kepada klien supaya bisa menghilangkan rasa malas tersebut.
b) Jangan Menunda Suatu Hal
Jangan pernah menunda suatu hal. Cobalah untuk melakukannya sekarang
juga. Menunda sebenarnya justru akan membuat beban anda menjadi lebih berat.
Usahakan untuk segera melakukan tugas ataupun hal yang kecil sekalipun. Jika anda
sudah terbiasa mengerjakan suatu hal secara langsung atau dalam kata lain tidak
menundanya niscaya anda dapat terhindar dari rasa malas.
c) Buat Target
Buatlah target sesuai kemampuan anda. Dengan adanya target anda pasti
akan berusaha mencapai target tersebut. Tanamkan pada diri anda bahwa anda pasti
dapat menyelesaikan target yang anda buat. Dengan demikian anda akan merasa
lebih bersemangat dan giat dalam melakukan suatu hal.
Tabel Target Harian
No Target yang harus dicapai
1 Bagun di pagi hari
2 Mengerjakan shalat di awal waktu
3 Mempelajari materi sebelum berangkat sekolah
4 Sampai di sekolah 10 menit sebelum masuk
5 Mempelajari kembali materi pelajaran sepulang sekolah
6 Mengerjakan PR di awal waktu
7 Belajar minimal 30 menit sehari
8 Menjaga kebersihan kamar
9 Tidak bergadang
5. Kesehatan terganggu
A. Pendekatan
1) a. Pengertian Konseling Self/CCT (Rogers)
a) Carl Rogers
Client Centered Therapy (CCT), mendasarkan diri pada pandangannya tentang
sifat dan hakikat manusia. Pandangannya terutama tertuju pada penghargaan martabat
manusia. Menurut Rogers:
(1) Hakikat manusia pada dasarnya baik dan penuh dengan kepositifan
(2) Manusia mempunyai kemampuan untuk membimbing, mengantur dan mengontrol
dirinya sendiri.
Setiap individu pada dirinya terkandung motor penggerak, yang ciri-cirinya:
(1) terbuka terhadap pengalamanya sendiri
(2) hidup dengan menempuh jalan dan dalam alam berdasarkan kenyataan.
(3) Percaya pada diri sendiri, walaupun individu sedan bermasalah mengalami
gangguan psikis tertentu, diatetap memiliki daya penggerak alamiah terus-menerus
mendoroong. Hidupnya, yaitu kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri
(selfactualization). Setiap individu mempunyai kemampuan untuk beradap tasi dan
menyukai diri, serta mempunyai dorongan yang kuat kearah kedewasaan dan
kemerdekaan.
Kemampuan itu akan terwujud, bila konselor menciptakan suasana psikologis
yang mempunyai sifat-sifat:
(1) Menerima (acceptance) terhadap klien sebagai pribadi yang berharga.
(2) Konslor secara terus-menerus barusaha unuk mengerti perasaan-perasaan klien dan
menerimanya sperti yang dirasakan klien, tanpa ada usaha mendiagnosis atau
mengubah perasaan tersebut.
(3) Usaha terus-menerusuntuk menunjukan simpati, artinya konselor bisa mengerti,
menghayati dan merasakan sebagai yang dialami klien.
1) b. Pengertian Konseling Kognitif
a) DeRubeis & Beck
Konseling kognitif adalah konseling yang berfokus pada wawasan yang
menekankan pengakuan dan mengubah pikiran negatif dan keyakinan maladaptif.
Inti dari Konseling kognitif kognitif didasarkan pada alasan teoritis bahwa cara
manusia merasa dan berperilaku ditentukan oleh bagaimana mereka memandang dan
menstruktur pengalaman mereka (Corey, 2009). Menurut Weishaar (dalam Corey,
2009) asumsi teoritis konseling kognitif adalah 1) bahwa komunikasi internal
manusia dapat diakses oleh introspeksi, 2) bahwa kepercayaan konseli memiliki
makna yang sangat pribadi, dan 3) bahwa makna ini dapat ditemukan oleh konseli
daripada yang diajarkan atau ditafsirkan oleh konseli.
DeRubeis & Beck (dalam Corey, 2009) menyatakan bahwa teori dasar
konseling kognitif adalah untuk memahami hakikat dari peristiwa emosional atau
gangguan perilaku adalah mutlak untuk fokus pada isi kognitif dari reaksi individu.
Tujuannya adalah untuk mengubah cara konseli berpikir dengan
menggunakan pikiran-pikiran otomatis mereka untuk mencapai skema inti dan mulai
memperkenalkan gagasan restrukturisasi skema. Hal ini dilakukan dengan
mendorong konseli untuk mengumpulkan dan mempertimbangkan bukti untuk
mendukung keyakinan mereka.
Dalam hal ini klien termasuk pada usia remaja yaitu 14-17 tahun, di mana
idealnya kebutuhan tidurnya berkisar antara 8-10 jam perhari. Dengan menerapkan
jam tidur yang baik setiap hari, nantinya akan mendapatkan manfaat tidur secara
maksimal. Selain itu, semua organ yang lelah bekerja tentu membutuhkan waktu
istirahat, termasuk otak, kulit, sistem metabolisme, dan hormon dalam tubuh.
Sel dalam tubuh akan beregenerasi saat tidur pada tingkat paling maksimal.
Oleh karena itu, tak jarang, jika tidur sesuai dengan rekomendasinya, kulit Anda akan
terlihat sehat dan kencang. Selain itu, sistem kekebalan tubuh juga akan meningkat
karena sel-sel diperbarui.