You are on page 1of 4

NAMA: MUHAMMAD RIZKI ZUL FAHMI

NIM. :042857156

TUGAS DISKUSI 3 PEREKONOMIAN INDONESIA

Perbankan Indonesia pada krisis moneter 1997/1998

Krisis moneter 1997 berdampak luas dan lama terhadap perekonomian dan khususnya perbankan di
Indonesia. Sejak di gulirkan pak Harto 1998 sudah dapat terindikasi lemahnya perbankan Indonesia.
Pertama rendahnya rasio modal terhadap aktivitas produktif, kedua adanya persyaratan modal
minimum untuk mendirikan bank di Indonesia (merupakan yang terendah di Asia saat itu) dan faktor
ketiga adalah tingginya jumlah kredit yang bermasalah.

Dampak terbesar krisis moneter bagi perbankan adalah menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
bank. Om punya sektor perbankan saat itu sangat berpengaruh dalam kegiatan ekonomi masyarakat
terutama yang menggunakan fasilitas bank.

Pada bank swasta banyak kredit yang tersedot oleh beberapa pihak saja yang berkaitan dengan bank,
sedangkan di bank pemerintah terjadi campur tangan pemerintah sehingga intan oleh penyalahgunaan
wewenang oleh oknum pejabat tercatat bahwa jumlah kredit macet pada tahun 1997 mencapai 10,2
triliun tingginya angka ini dikarenakan pelanggaran terhadap batas maksimum pemberian kredit bank
yang bermodal kecil titik besarnya kredit yang kurang terkontrol lemahnya pengawasan dan
kemampuan mendeteksi resiko membuat keadaan perbankan semakin parah saat krisis ekonomi.

Sebagai konsekuensi dari krisis moneter ini, Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1997 terpaksa
membebaskan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, khususnya dollar as, dan membiarkannya
berfluktuasi secara bebas (free floanring) menggantikan sistem managed floating yang dianut
pemerintah sejak devaluasi Oktober 1978 dengan demikian Bank Indonesia tidak lagi melakukan
intervensi di pasar valuta asing untuk menopang nilai tukar rupiah sehingga nilai tukar ditentukan oleh
kekuatan pasar semata titik nilai tukar rupiah kemudian dengan cepat dan tajam dari rata-rata 2,450 per
dollar AS Juni 1997 menjadi Rp akhir Januari 1998, namun kemudian berhasil menguat kembali menjadi
sekitar 8 .000 awal Mei 1999 dalam kondisi yang demikian pemerintah melakukan wangka pengetatan
moneter sebagai reaksi maksudnya nilai rupiah terhadap valuta asing. B1 juga melakukan penghentian
transaksi surat berharga pasar uang (SBPU), MENARIK DANA BUMN dan menaikkan suku bunga sertifikat
Bank Indonesia (SBI).
Arsitektur perbankan Indonesia (API)merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang
bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk dan tatanan industri perbankan untuk tantang
waktu sampai 10 tahun kedepan titik arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang
oleh API hubungan yang dilandasi visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien
guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional.

ADA 6 PILAR SISTEM PERBANKAN NASIONAL DALAM API, YAITU:

-struktur perbankan yang sehat

-sistem pengaturan yang efektif

-industri perbankan yang kuat

-sistem pengawasan yang invention dan efektif

-infrastruktur pendukung yang mencukupi

-perlindungan Konsumen

Ada beberapa cara yang telah ditempuh pemerintah untuk menyehatkan perbankan Indonesia, yaitu
sebagai berikut

-likuidasi bank

-penggabungan bank (Marger)

-Restrukturisasi perbankan

-rekapilaritas perbankan

Kondisi perbankan Indonesia pada tahun 2020 dan solusi bank Indonesia untuk tetap menjaga stabilitas
sistem keuangan dan memelihara perbankan di masa pademi covid-19.

Indonesia kembali diprediksi masuk ke jurang resesi akibat pandemi covid 19, kata menteri keuangan,
Sri Mulyani Indrawati. Diperkirakan perekonomian Indonesia akan masuk ke euh teritori negatif pada
kuartal tiga, sementara kuat 4 memiliki potensi yang sama. Sri Mulyani mengatakan perekonomian
Indonesia pada kuartal 3 akan-2,9% hingga - 1%.
Resesi akan terjadi jika Indonesia mencatatkan pertumbuhan minus dalam dua triwulan berturut-turut.
Menurut pengamat ekonomi, dampak dari resesi yang berpotensi paling dirasakan masyarakat adalah
sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan disusul dengan jatuhnya daya beli masyarakat karena
berkurangnya pendapatan. Jika resesi terjadi diperkirakan Indonesia akan membutuhkan waktu lebih
dari 5 tahun untuk memulihkan ekonomi, berkaca dari kasus ekonomi yang terjadi pada 1998. Pada
kuartal kedua tahun ini, perekonomian Indonesia tercatat mengalami kontraksi sebesar 5,32%.

Dampak pada mi covid-19 diperkirakan lebih besar dari krisis keuangan global seperti yang terjadi di
tahun 2008. Bahkan organisation for economic cooperation and development (OECD) memperkirakan
bahwa ekonomi dunia hanya akan tumbuh 1,5% pada tahun ini jika pada mi ini berlanjut Dan
memburuk. Terganggunya ekonomi negara-negara Mitra dagang Indonesia, belum lagi masalah ekonomi
domestik sendiri yang terhambat tentu perkembangan ekonomi dalam negeri akan terganggu.

Hal yang memperparah kondisi ini adalah pademi ini ini dampak akan memiliki dampak tabi dahulu pada
fakta usaha UMKM titik sektor yang paling terdampak karena pademi ini adalah pariwisata, hotel,
dagangan, manufaktur dan keuangan titik sedangkan pada krisis finansial global 2008, krisis keuangan
terjadi dengan episentrum di Amerika dengan dampak paling besar di negara-negara memiliki
ketergantungan dengan sektor keuangan Amerika dan Eropa. Sedangkan Indonesia masih mengalami
pertumbuhan ekonomi mencapai 4,6% pada periode tersebut titik lebih dari satu dekade yang lalu ini
juga ga hanya berdampak pada korporasi-korporasi besar di seluruh dunia. Dengan sektoral yang
terdampak adalah sektor keuangan, terutama perbankan dan pasar modal.

Sementara itu, pada krisis finansial Asia 1998 hanya beberapa negara yang benar-benar merasakan
dampaknya.krisis ini memiliki episentrum di Indonesia, Thailand dan Korea Selatan titik sedangkan
negara-negara maju tak pengaruh krisis ini. Namun demikian, kondisi yang dialami Indonesia ketika itu
ada ekonomi mengalami kontraksi mencapai-13% dalam krisis ini dampak negatif pada korporasi besar,
khususnya yang memiliki kewajiban utang luar negeri sangat besar. Sedangkan sektor yang terdampak
adalah perbankan akibat gagal bayarnya dari korporasi.

Gurbernur Bank Indonesia Ferry wajio menekankan kondisi perekonomian saat ini terdampak
penyebaran virus Corona lebih baik dan aman dari pada saat terjadi krisis moneter Asia tahun 1998
silam titik B1 bersama pemerintah, OJK dan LPS terus berkoordinasi memantau stabilisasi makro
ekonomi dan sistem keuangan untuk memitigasi dampak negatif dari wabah virus Corona. Ini beda
dengan 1998 karena industri perbankan kita dalam kondisi sehat dengan CAR (capital Adequacy Ratio)
atau rasio kecukupan modal yang tinggi sekitar 23% NPL(kredit macet) rendah sekitar 2,5% atau 1,3%
net titik dalam upaya menjaga kestabilan sistem keuangan dan perbankan Indonesia apa demi covit 19,
sesuai dengan pasal 16 UU nomor 1 tahun 2020 Bank Indonesia mempunyai kewenangan dalam upaya
menjaga stabilitas sistem keuangan dengan cara memberikan pinjaman di likuiditas jangka pendek atau
pembiayaan likuiditas jangka pendek berdasarkan prinsip syariah kepada bank sistem sistemik/non
sistemik kesuluruhan bank lain atau sektor jasa keuangan, baik secara operasional atau finansial jika
bank tersebut mengalami gangguan atau gagal.

Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan moneter tersebut bertujuan untuk menambah likuiditas
dengan cara membeli surat berharga jangka panjang perbankan konvensional untuk meningkatkan
jumlah uang beredar dan mendorong pinjaman dan telah memberi dana likuiditas ke perbankan dalam
jumlah besar sehingga secara total mencapai sekitar 503,8 triliun.

Rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15 - 16 Juli 2020 memutuskan untuk menurunkan BI
7-Day Reverse Repo Rate(BI7DRR) sebesar 25 BPS menjadi 4,00% suk suku bunga deposit facility sebesar
25 BPS menjadi 3,25% dan suku bunga wedding facility sebesar 25 BPS menjadi 4,75%. Keputusan ini
konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap anda stabilitas eksternal yang terjaga dan sebagai langka
lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pada mi covid-19.

Dalam masa pademi ini dampak dari resesi yang berpotensi paling dirasakan masyarakat adalah sulitnya
mendapatkan lapangan pekerjaan di susu dengan jatuhnya daya beli masyarakat karena berkurangnya
pendapatan titik seperti halnya di negara lain pemerintah memberikan (cash payout scheme) atau dana
bantuan kepada masyarakatnya, begitu juga halnya pemerintah Indonesia memberikan bansos kepada
masyarakat.

SUMBER: BMP ESPA4314/3SKS/MODUL

SUMBER: MATERI INISIASI 3 HAL.3.3-329

You might also like