You are on page 1of 28

PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA

TEOREMA NORTON

Nama : Ahmad Sholikhin

NIM : 2105036048

Program Studi : Pendidikan Fisika

Kelas : Reguler B

Kelompok : IV (Empat)

Universitas Mulawarman
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1

Laboratorium Pendidikan Fisika


TEOREMA NORTON

A. Dasar Teori
Pada tahun 1926, sekitar 43 tahun setelah Thevenin menerbitkan
teoremanya, E. L. Norton, seorang insinyur Amerika di Bell Telephone
Laboratories, mengajukan teorema serupa 1 . Teorema Norton menyatakan
bahwa rangkaian linier dua terminal dapat diganti dengan rangkaian ekivalen
yang terdiri dari sumber arus 𝐼𝑁 yang diparalel dengan resistor 𝑅𝑁 , di mana 𝐼𝑁
adalah arus hubung singkat yang melalui terminal dan 𝑅𝑁 adalah input atau
hambatan ekuivalen pada terminal ketika sumber independen dimatikan.2
Pada Gambar 5.2a, arus Norton 𝐼𝑁 didefinisikan sebagai arus beban
ketika resistor beban dihubung singkat. Karena itu, arus Norton kadang-kadang
disebut arus hubung singkat. Sebagai definisi:3
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑁𝑜𝑟𝑡𝑜𝑛: 𝐼𝑁 = 𝐼𝑆𝐶 (Persamaan 5.1)
Resistansi Norton adalah resistansi yang diukur ohmmeter melintasi
terminal beban ketika semua sumber dikurangi menjadi nol dan resistor beban
terbuka. Sebagai definisi:4
𝑅𝑒𝑠𝑖𝑠𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑁𝑜𝑟𝑡𝑜𝑛: 𝑅𝑁 = 𝑅𝑂𝐶 (Persamaan 5.2)
Karena resistansi Thevenin juga sama dengan 𝑅𝑂𝐶 , kita dapat menulis:5
𝑅𝑁 = 𝑅𝑇𝐻 (Persamaan 5.3)
Derivasi ini mengatakan bahwa resistansi Norton sama dengan
resistansi Thevenin. Jika Anda menghitung hambatan Thevenin sebesar 10 kV,
Anda segera mengetahui bahwa hambatan Norton sama dengan 10 kV.6

1
Alexander, C. K., & Sadiku, M. N. O. (2017). Fundamentals of Electric Circuits (6 ed.).
McGraw-Hill Education. Hal. 143
2
Ibid
3
Malvino, A., & Bates, D. (2016). Electronic Principles (8 ed.). McGraw-Hill Education. Hal.
16-17
4
Ibid. Hal. 17
5
Ibid
6
Ibid

1
Jaringan linier, aktif, resistif yang berisi satu atau lebih sumber tegangan
atau arus dapat diganti dengan sumber tegangan tunggal dan hambatan seri
(Teorema Thevenin), atau dengan sumber arus tunggal dan hambatan paralel
(Teorema Norton). Tegangan tersebut disebut tegangan ekuivalen Thevenin, 𝑉′,
dan arus tersebut disebut arus ekuivalen Norton, 𝐼′.7

Gambar 5.1 Rangkaian Terbuka Norton


Dari Gambar 5.1 terbukti bahwa arus ini harus 𝐼′ dari rangkaian
ekuivalen Norton. Oleh karena itu 𝐼 ′ 𝑉 ′ = 𝑅′. Jika keduanya 𝑉′ dan 𝐼′ telah
ditentukan dari jaringan aktif, maka 𝑅 ′ 𝑉 ′ = 𝐼′.8
Lihat Gambar 5.2a. Kotak hitam ini dapat berisi rangkaian apa pun
dengan sumber dc dan resistansi linier. Norton membuktikan bahwa rangkaian
di dalam kotak hitam pada Gambar 5.2a akan menghasilkan tegangan beban
yang persis sama dengan rangkaian sederhana Gambar 5.2b. Sebagai turunan,
teorema Norton terlihat seperti ini:9
𝑉𝐿 = 𝐼𝑁 (𝑅𝑁 ||𝑅𝐿 ) (Persamaan 5.4)
Dengan kata lain: Tegangan beban sama dengan arus Norton dikalikan
hambatan Norton secara paralel dengan hambatan beban.10
Sebelumnya kita telah melihat bahwa hambatan Norton sama dengan
hambatan Thevenin. Tetapi perhatikan perbedaan letak resistornya: Resistansi
Thevenin selalu seri dengan sumber tegangan; Resistansi Norton selalu paralel
dengan sumber arus.11

7
Nahvi, M., & Edminister, J. A. (2003). Schaum’s Outline of Theory and Problems of Electric
Circuits (4 ed.). McGraw-Hill Companies. Hal. 45
8
Malvino, A., & Bates, D. Loc. cit
9
Ibid
10
Ibid
11
Ibid

2
Jika Anda menggunakan aliran elektron, perhatikan hal berikut. Dalam
industri elektronik, panah di dalam sumber arus hampir selalu ditarik ke arah
arus konvensional. Pengecualian adalah sumber arus yang digambar dengan
panah putus-putus, bukan panah padat. Dalam hal ini, sumber memompa
elektron ke arah panah putus-putus.12

(a)

(b)
Gambar 5.2 (a) Kotak hitam memiliki sirkuit linier di dalamnya; (b) sirkuit Norton.
Teorema Norton dapat diturunkan dari prinsip dualitas. Ini menyatakan
bahwa untuk setiap teorema dalam analisis rangkaian listrik, ada teorema ganda
(berlawanan) di mana satu menggantikan besaran asli dengan besaran ganda.
Berikut adalah daftar singkat dari kuantitas ganda:13
Arus ↔ Tegangan
Sumber tegangan ↔ Sumber arus
Seri ↔ Paralel
Resistansi seri ↔ Resistansi paralel

(a)

(b)

12
Ibid
13
Ibid. Hal. 17-18

3
Gambar 5.3 Prinsip dualitas: Teorema Thevenin menyiratkan teorema Norton dan sebaliknya.
(a) Mengubah Thevenin ke Norton; (b) mengubah Norton ke Thevenin
Gambar 5.3 merangkum prinsip dualitas yang berlaku untuk sirkuit
Thevenin dan Norton. Ini berarti bahwa kita dapat menggunakan salah satu
sirkuit dalam perhitungan kita. Seperti yang akan Anda lihat nanti, kedua
rangkaian ekivalen berguna. Terkadang, lebih mudah menggunakan Thevenin.
Di lain waktu, kami menggunakan Norton. Itu tergantung pada masalah
spesifik. Ringkasan tabel 5.1 menunjukkan langkah-langkah untuk
mendapatkan besaran Thevenin dan Norton.14
Rangkuman Tabel 5.1 Nilai Thevenin dan Norton
Proses Thevenin Norton
Langkah 1 Buka resistor beban. Hubung singkat resistor
beban.
Langkah 2 Hitung atau ukur tegangan Menghitung atau mengukur
rangkaian terbuka. Ini adalah arus hubung singkat. Ini
tegangan Thevenin. adalah arus Norton.
Langkah 3 Hubung singkat sumber Hubung singkat sumber
tegangan dan buka sumber tegangan, buka
arus. sumber arus, dan buka
beban resistor.
Langkah 4 Hitung atau ukur resistansi Hitung atau ukur resistansi
rangkaian terbuka. Ini adalah rangkaian terbuka. Ini adalah
resistensi Thevenin. resstensi Norton.

Tabel 5.1 Langkah kerja percobaan Teorema Norton

14
Ibid. Hal. 18

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh resistor beban (𝑅𝐿 ) terhadap kuat arus Norton
(𝐼𝑁 ) dan resistor Norton (𝑅𝑁 )?
2. Bagaimana pengaruh resistor beban (𝑅𝐿 ) terhadap kuat arus beban (𝐼𝐿 ) dan
tegangan beban (𝑉𝐿 )?

C. Hipotesis
3. Semakin besar resistor beban (𝑅𝐿 ) yang digunakan, maka kuat arus Norton
(𝐼𝑁 ) dan resistor Norton (𝑅𝑁 ) akan semakin besar.
4. Semakin besar resistor beban (𝑅𝐿 ) yang digunakan, maka arus beban (𝐼𝐿 )
dan tegangan beban (𝑉𝐿 ) akan semakin besar.

D. Pengujian Variabel
5. Variabel
a. Variabel bebas : Resistor (𝑅)
b. Variabel kontrol : Tegangan Sumber (𝑉𝑠 )
c. Variabel terikat : Resistor Norton (𝑅𝑁 ), kuat arus Norton (𝐼𝑁 ),
tegangan beban (𝑉𝐿 ), dan kuat arus beban (𝐼𝐿 )
6. Definisi Operasional
a. Resistor adalah variabel yang divariasikan dalam percobaan
b. Resistor Norton adalah nilai hambatan total pada rangkaian
c. Kuat arus Norton adalah arus pada rangkaian terbuka yang nilainya
dapat dilihat melalui multimeter
d. Tegangan beban adalah tegangan pada resistor yang didapatkan dari
perhitungan
e. Kuat arus beban adalah nilai kuat arus yang mengalir pada beban yang
didapatkan dari perhitungan
7. Definisi Konsepsional
a. Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian
b. Kuat arus Norton adalah kuat arus pada rangkaian terbuka yang
dihubungkan singkat
5
c. Tegangan beban adalah banyaknya tegangan yang bekerja pada
komponen dan memiliki muatan listrik
d. Resistor Norton adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada
terminal beban saat seluruh sumber diturunkan menjadi 0 dan hambatan
beban dilepas
e. Kuat arus beban adalah aliran beban yang memiliki muatan listrik

6
E. Alat dan Bahan
Alat
1. Multimeter 1 unit
2. Project Board 1 unit
3. Kabel Penghubung 3 buah
4. Kabel penjepit buaya 2 buah
Bahan
1. Resistor 5 buah

7
F. Prosedur Kerja
1. Dibuat rangkaian elektronika dengan menggunakan resistor dan dihubungkan
dengan kabel penghubung.
2. Dihubungkan kabel penghubung dengan sumber tegangan baterai.
3. Diukur arus Norton pada rangkaian terbuka.
4. Dilepaskan sumber tegangan untuk menentukan resistor Norton.
5. Diulangi percobaan dengan mengubah nilai resistor.
7. Dicatat dan dimasukkan data dalam tabel pengamatan.

8
9
10
11
12
13
14
15
1
I. Pembahasan
Praktikum Elektronika yang kami lakukan kali ini berjudul Teorema
Norton. Teorema Norton adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis
rangkaian listrik. Teorema Norton menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan
listrik tertentu, kecuali beban, dapat diganti dengan rangkaian ekuivalen yang
hanya mengandung sumber arus listrik independen dengan sebuah resistor yang
terhubung secara paralel, sehingga hubungan antara arus listrik dan tegangan
pada beban tidak berubah. Rangkaian listrik baru hasil dari aplikasi teorema
Norton disebut dengan sirkuit ekuivalen Norton. Penggunaan utama dari
teorema Norton adalah menyederhanakan sebagian besar dari sirkuit dengan
sirkuit ekuivalen yang sederhana.
Untuk alat dan bahan dalam percobaan ini kami menggunakan
Multimeter sebagai alat untuk mengukur brsar arus, tegangan, dan besar
hambatan yang ada di rangkaian Norton, alat yang kedua yaitu “Project boar”
sebagai tempat untuk rangkaian. Selanjutnya da kabel penghubung, dan penjepit
buaya sebagai penghubung rangkaian. Dan bahan pada praktikum kali ini
adalah resistor sebagai hambatan rangkaian. Prosedur kerja yang dilakukan
pada praktikum ini adalah sebagai berikut; pertama, kami merangkai rangkaian
elektronika dengan komponen terdiri dari tiga buah resistor (𝑅1 , 𝑅2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅3 ),
satu buah resistor beban (𝑅𝑁 ) , dan sebuah sumber arus baterai yang
dihubungkan menggunakan kabel penghubung.
Selanjutnya, kami melepas resistor beban untuk mengukur arus Norton
yang mengalir pada rangkaian tersebut menggunakan multimeter. Setelah itu,
kami melepas sumber arus baterai dan merangkainya membentuk hubung
singkat, lalu ukur besar hambatan norton yang terdapat pada rangkaian. Setelah
itu, ulangi percobaan tadi sebanyak tiga kali dengan mengubah besar resistor
(𝑅1 ). Semua pengukuran yang didapatkan selanjutnya akan dicatat ke dalam
tabel pengamatan yang telah disediakan. Terakhir kami mencari
𝐼𝑁 , 𝑅𝑁 , 𝐼𝐿 , 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝐿 yang didapatkan melalui perhitungan.

18
Data yang kami dapatkan dari praktikum kali ini adalah sebanyak dua
data yang terdiri dari data percobaan dan perhitungan. Data-data tersebut kami
dapatkan dengan mengubah besar tegangan sumber (𝑉𝑆 ). Besar resistor yang
kami gunakan terdiri dari 98,7 Ω, 1475 Ω, dan 98,5 Ω. Data percobaan yang
didapatkan pada resistor 98,7 Ω adalah terdiri dari 𝐼𝑁 sebesar 0,0045 A, 𝑅𝑁
sebesar 1,565 Ω, 𝐼𝐿 sebesar 0,0045, dan 𝑉𝐿 sebesar 0,45 V. Data percobaan
yang didapatkan pada resistor 1475 Ω adalah terdiri dari 𝐼𝑁 sebesar 0,00225 A,
𝑅𝑁 sebesar 92,7 Ω, 𝐼𝐿 sebesar 0,00013, dan 𝑉𝐿 sebesar 0,195 V. Data percobaan
yang didapatkan pada resistor 2000 Ω adalah terdiri dari 𝐼𝑁 sebesar 0,0015 A,
𝑅𝑁 sebesar 92,9 Ω , 𝐼𝐿 sebesar 0,00009, dan 𝑉𝐿 sebesar 0,135 V. Data
perhitungan yang didapatkan pada resistor 98,5 Ω adalah terdiri dari 𝐼𝑁 sebesar
0,0045 A, 𝑅𝑁 sebesar 91,89 Ω, 𝐼𝐿 sebesar 0,0002, dan 𝑉𝐿 sebesar 0,30 V. Data
perhitungan yang didapatkan pada resistor 1500 Ω adalah terdiri dari 𝐼𝑁
sebesar 0,0027 A, 𝑅𝑁 sebesar 92,57 Ω, 𝐼𝐿 sebesar 0,00016, dan 𝑉𝐿 sebesar 0,24
V. Data perhitungan yang didapatkan pada resistor 99,1 Ω adalah terdiri dari 𝐼𝑁
sebesar 0,0045 A, 𝑅𝑁 sebesar 15,65 Ω, 𝐼𝐿 sebesar 0,0045, dan 𝑉𝐿 sebesar 0,45
V. Ketidakpastian relatif yang didapatkan antara data percobaan dan
perhitungan adalah tidak terlalu tinggi. Nilai ketidakpastian tertinggi terdapat
pada data 1 pada bagian 𝐼𝑁 sebesar 88%.
Rumusan masalah yang kami buat pada praktikum kali ini adalah
mengenai pengaruh besar resistor beban (𝑅𝐿 ) terhadap kuat arus Norton (𝐼𝑁 )
dan resistor Norton (𝑅𝑁 ) dan pengaruh besar resistor Beban (𝑅𝐿 ) terhadap arus
beban (𝐼𝐿 ) . Hipotesis yang kami buat untuk menjawab rumusan masalah
tersebut adalah semakin besar resistor beban (𝑅𝐿 ) yang digunakan, maka
semakin besar kuat arus (𝐼𝑁 ), dan semakin besar resistor Norton (𝑅𝑁 ) yang
dihasilkan. Hipotesis yang kami buat tersebut pada praktikum ini hanya terdapat
satu yang terbukti benar dan yang lain terbukti salah. Hipotesis yang terbukti
benar adalah semakin besar resistor beban (𝑅𝐿 ) yang digunakan, maka semakin
besar arus beban (𝐼𝐿 ) dan tegangan beban (𝑉𝐿 )yang dihasilkan. Hipotesis yang
terbukti salah adalah semakin besar resistor (𝑅) yang digunakan, maka semakin

19
besar kuat arus (𝐼𝑁 ) yang dihasilkan. Hasil yang didapatkan pada praktikum
kali ini adalah semakin besar resistor maka semakin kecil kuat arus (𝐼𝑁 ) yang
dihasilkan.
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama praktikum ini berjalan
adalah kami melakukan kesalahan dalam merangkai rangkaian elektronika pada
“project board”. Namun, kesalahan tersebut langsung dapat diperbaiki oleh
kami melalui arahan asisten praktikum, sehingga rangkaian dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Dan contoh penerapan Teorema Norton adalah
rangkaian instalasi listrik di rumah tangga.

20
J. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang telah dijabarkan
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi:
1. Semakin besar resistor beban (𝑅𝐿 ) yang digunakan, maka kuat arus Norton
(𝐼𝑁 ) dan resistor Norton (𝑅𝑁 ) akan semakin besar. Terbukti salah karena tidak
sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan.
2. Semakin besar resistor beban (𝑅𝐿 ) yang digunakan, maka arus beban (𝐼𝐿 )
dan tegangan beban (𝑉𝐿 ) akan semakin besar. Terbukti benar karena sesuai
dengan analisis data yang telah dilakukan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, C. K., & Sadiku, M. N. O. (2017). Fundamentals of Electric Circuits (6


ed.). McGraw-Hill Education. Hal. 143

Malvino, A., & Bates, D. (2016). Electronic Principles (8 ed.). McGraw-Hill


Education. Hal. 16-18

Nahvi, M., & Edminister, J. A. (2003). Schaum’s Outline of Theory and Problems
of Electric Circuits (4 ed.). McGraw-Hill Companies. Hal. 45

\
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 18 April 2023


Asisten Praktikum, Praktikan,

Rahmiati Ahmad Sholikhin


NIM. 2005035007 NIM. 2105036048

\
\
\
\
\

You might also like