Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii Sosial Budaya
Bab Ii Sosial Budaya
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KEBUDAYAAN
a. Pengertiaan Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam
bahasa Indonesia.
Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan,
keyakinan, seni, susila, hukum adat serta setiap kecakapan, dan kebiasaan.
Bisa juga diartikan sebagai segala hal yang kompleks, yang di dalamnya berisikan
kesenian, kepercayaan, pengetahuan, hukum, moral, adat istiadat serta keahlian
ataupun ciri khas lainnya yang diperoleh individu sebagai anggota dalam suatu
masyarakat.
Menurut KBBI
1) Hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat; 2) Antar keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta
pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
b. Tujuan Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.
Berbagai macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya
seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat itu
sendiri tidak selalu baik baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan
juga kepuasaan, baik di bidang spiritual maupun materiil. Kebutuhan-kebutuhan
masyarakat tersebut di atas unutk sebagai besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan
manusia terbatas, sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil
ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Fungsi kebudayaan pada hakikatnya adalah untuk mengatur agar manusia dapat
mengerti satu sama lainnya, bagaimana manusia bertindak dan bagaimana manusia
itu berbuat untuk kebaikan bersama. Jadi pada initinya kebudayaan ini sebagai
cerminan kehidupan manusia, jika suatu masyarakat memegang teguh kebudayaannya
maka akan tercipta kehidupan yang harmonis.
c. Unsur-unsur Kebudayaan
Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi
kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan
yang sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang
kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan
menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal.
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua
bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut
adalah :
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi
mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman
tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya
kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian,
bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender
pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah
digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut
Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari
2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan
antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan
mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil
pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa
alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan
menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut
untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang
kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di
langit
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak
mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu
sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
a. alam sekitarnya;
b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh manusia;
f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
g. ruang dan waktu.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat
yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian
hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus
modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama
dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup
manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil
produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan
pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam
masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu
kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan
mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari
hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam
penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur
seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni
pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan
benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti
perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni
lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan
seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari,
yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.
Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan
seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
d. Bentuk Kebudayaan
Kebudayaan dibagi menjadi dua bentuk, yakni :
1. Kebudayaan materi
Kebudayaan materi terdiri atas benda-benda hasil karya dari suatu kebudayaan yang
meliputi segala sesuatu yang diciptakan dan digunakan oleh manusia dan mempunyai
bentuk yang dapat dilihat dan diraba yang memiliki nilai lisan.
Contoh : Rumah, pakaian, mobil, kapal, gedung, dan peesawat televisi
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak
bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia. Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-
hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
2. Kebudayaan Non Materi
Kebudayaan non materi terdiri dari kata-kata yang dipergunakan orang, hasil
pemikiran adat istiadat, keyakinan, dan kebiasaan yang diikuti anggota masyarakat.
Norma-norma dan adat istiadat.
Contoh : berbagai norma yang mengatur prilaku manusia (norma agama,norma
hukum, norma kesopanan, dan norma kesusilaan)
Suatu contoh dari suatu unsur nilai budaya yang biasa merintangi pembangunan di
bidang kesehatan :
“Seorang bidan hanya menilai baik program yang yang sudah berjalan, tetapi
meremehkan peninjauan terhadap masa depan”.
Suatu nilai budaya serupa itu hanya akan merindukan saja masa kejayaan yang
lampau, tanpa mencoba mencapai pengertian tentang masa kejayaan tadi, tak kan
mendorong usaha perencanaan sampai sejauh mungkin ke depan berdasarkan atas
data-data yang dikumpulkan secara seksama.
Sistem sosial
Suatu sistem yang sudah distabilisasikan dan merupakan hasil dari hubungan antara
struktur sosial dan sistem kebudayaan.
Terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia atau tindakan-tindakan dan tingkah laku
berinteraksi antar – individu dalam rangka kehidupan masyarakat. ( Lebih konkret
dan nyata dari sistem budaya).
Pendekatan struktural-fungsional memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang
secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk keseimbangan, sehingga sering
disebut pula pendekatan tertib sosial, pendekatan integrasi atau pendekatan
keseimbangan.
Asumsi dasar dari pendekatan struktural fungsional adalah :
1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem dari suatu sistem daripada bagian-
bagian yang salaing berhubungan satu sama lain.
2. Hubungan antara setiap bagian adalah bersifat saling mempengaruhi dan timbal
balik
3. Sistem sosial cenderung bergerak ke arah keseimbangan yang bersifat dinamis,
artinya menanggapi perubahan-perubahan yang datang dari luar dengan memelihara
perubahan yang terjadi agar perubahannya terjadi secara minimal. Meskipun
menyadari bahwa integrasi sosial tidak mungkin tercapai secara sempurna.
4. Sistem sosial selalu mengarah ke integrasi sosial, melalui penyesuian ketegangan –
ketegangan dan proses institusionalisasi.
Penyebab perubahan yang bersumber dari dalam ( internal ) masyarakat antara lain :
Rangkaian proses penemuan, pengembangan dan persebaran suatu hasil kebudayaan baru
tersebut, serta cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam
masyarakat, dinamakan sebagai innovation ( inovasi). Di dalam kehidupan masyarakat dapat
ditemukan beberapa faktor pendorong untuk memunculkan penemuan-penemuan baru, antara lain:
Adanya penghargaan dari masyarakat dalam bentuk tanda jasa, hadiah dan sebagainya terhadap
mereka yang berhasil menciptakan penemuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat, menjadi
motivasi untuk meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan ciptaan / penemuan baru.
Pengaruh dari suatu penemuan baru, tidak hanya terbatas pada satu bidang tertentu saja, namun
dapat menyebar ke bidang-bidang lainnya :
Pertentangan ( Conflict)
Pertentangan yang terjadi antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan
kelompok dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial masyarakatnya. Seperti yang sering
terjadi pada masyarakat yang tengah mengalami pergeseran dari masyarakat traditional menuju
masyarakat modern, pertentangan terjadi antara kelompok generasi tua dengan kelompok generasi
muda yang lebih cepat menerima unsur-unsur kebudayaan modern.
Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Terjadinya pemberontakan atau Revolusi dalam sutau pemerintahan negara akan meyebabkan
terjadinya perubahan – perubahan besar dalam kehidupan negara tersebut. Seluruh lembaga
kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih mengalami perubahan-perubahan
yang mendasar.
Masuknya pengaruh kebudayaan masyarakat lain juga bisa terjadi secara sepihak, misalnya melalui
media massa ( siaran TV ), masyarakat pemirsa siaran TV dapat terpengaruh oleh isi siaran yang
ditayangkan.
Berlangsungnya proses perubahan sosial di dalam masyarakat juga akan dipengaruhi oleh faktor -
faktor yang dapat menjadi pendorong maupun yang jadi penghambat / penghalang jalannya proses
perubahan sosial tersebut.
C. KONSEP MASYARAKAT
a. Pengertian Masyarakat
suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama di suatu wilayah dan
membentuk sebuah sistem, baik semi terbuka maupun semi tertutup, dimana interaksi
yang terjadi di dalamnya adalah antara individu-individu yang ada di kelompok
tersebut.
Secara etimologis kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu “musyarak”
yang artinya hubungan (interaksi). Sehingga definisi masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang hidup bersama-sama di suatu tempat dan saling berinteraksi
dalam komunitas yang teratur.
1. Paul B. Harton
Menurut Paul B. Harton, pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu relatif cukup lama, mendiami suatu
wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar
kegiatan dalam kelompok manusia tersebut.
2. Ralp Linton
Menurut Ralp Linton, pengertian masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup
dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebaga suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan secara jelas.
3. John J. Macionis
Menurut John J. Macionis, definisi masyarakat adalah orang-orang yang berinteraksi
dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki budaya bersama.
4. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, pengertian masyarakat adalah proses terjadinya interaksi
sosial, suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua
syarat yaitu interaksi sosial dan komunikasi.
5. Selo Sumardjan
Menurut Selo Sumardjan, pengertian masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan suatu kebudayaan.
b. Unsur-unsur Masyarakat
Kepercayaan dan Pengetahuan
Unsur kepercayaan dan juga pengetahuan adalah unsur utama dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini disebabkan karena setiap perilaku anggota dalam masyarakat
sangat dipengaruhi oleh hal yang mereka yakini serta suatu hal yang diketahui tentang
kebenaran, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang Pencipta Alam
Semesta. Adalah bagian utama dari unsur yang ada dalam terbentuknya masyarakat.
Perasaan
Perasaan merupakan keadaan jiwa yang dimiliki oleh kepada manusia lainnya.
Perasaan ini kan terbentuk dalam masyarakat setelah melakukan hubungan sosial
secara ajeg (konsiten) dalam kurun waktu tertentu, sikap perasaan yang dimiliki oleh
masyarakat ini adalah bagian daripada upaya menciptakan hubungan harmonis dalam
masyarakat.
Tujuan
Tujuan adalah unusr masyarakat yang mampu mengakomodir keinginan dan harapan
berbagai individu yang tergabung, setiap masyarakat bisa dikatakan masyarakat jika
memiliki tujuan yang disamakan, akan tetapi scara garis besar tujuan dalam
masyarakat tersebut adalah menciptkan kehidupan yang damai, tentram, dan
harmonis dengan sesama.
Kedudukan (Status)
Kedudukan sosial akan dihasilkan oleh masyarakat yang mampu mengintegrasikan
keinginan-keinginan bersama. Kedudukan ini bisa dihiasilkan dari terbetunya
lembaga sosial yang ada di tengah-tengah kehidupan, misalnya saja kedudukan
sebagai Kepada Desa, Kyai, dan lain sebagainya.
Peran (Role)
Peran sosial bisa dikatakan sebagai unsur masyarakat jika mampu mengupyakan
pelaksanaan hak dan kewajiban yang dimilikinya sesuai dengan kedudukan yang di
dapatkan dalam masyarakat. Peran ini sebagai upaya menjaga kesetabilan dalam
lingkungan sosial di masyarakat.
Norma
Norma adalah bagian penting dari adanya unsur masyarakat, setiap masyarakat yang
tergabnung dalam wilayah tertentu akan menghasilan norma, upaya ini dilakukan
untuk memberikan perlindiangan dan menjaga terjadinya konflik yang ada di
lingkungan.
Sanksi
Sanksi adalah suatu bentuk imbalan yang akan diberikan oleh masyarakat kepada
setiap individu yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada. Sanksi menjadi
bagian penting dalam unsur masyarakat, alasannya dengan memiliki saksi masyarakat
akan mampu terjaga dari perpecahan dalam kehidupannya.
Fasilitas
Fasilitas (sarana) adalah semua bentuk cara serta metode yang menunjang dalam
kehidpan bersama, fasilitas menjadi unsur dalam masyarakat lantaran setiap
masyarakat memiliki keinginan untuk mendapatkan apa yang menjadi kewajibannya
setelah hak dikeluarkan, misalnya saja dalam kehidupan bernegara, masyarakat wajib
membayar pajak dengan pajak yang diberikan masyarakat juga berhak mendapatkan
fasilitas yang diinginkan.
Budaya
Budaya adalah unsur masyarakat yang terkhir, kebudayaan ini terbetuk karena adanya
hubungan sosial yang dilakukan secara terus menerus da menciptakan kebiasaan
(adat). Kebudayaan bisa menjadi ciri khas dan kebanggaan bagi setiap individu yang
tergabung dalam masyarakat.
c. Syarat-syarat Masyarakat
Syarat mutlak yang menjadi konsep tentang terbentuknya masyarakat, di dalam
kehidupan manusia, antara lain adalah sebagai berikut:
Melakukan Sosialisasi
Syarat kelompok sosial dikatakan sebagai masyarakat haruslah mampu memberikan
edukasi pada generasi berikutnya, yang menjadi bagian panting dalam pengenalan
dan tredisi adanya pewarisan trah dan keturunan terhadap anggota baru yang ada
dalam kehidupan masyarakat. Selengkapnya, baca; Pengertian Sosialisasi, Proses,
Tujuan, Bentuk, dan Media Sosialisasi
Selain adanya syarat masyarakat seperti yang sudah disebutkan di atas. Ada syarat
lainnya setiap individu dikatakan sebagai masyarakat setempat (community), antara
lain syarat tersebut adalah sebagai berikut;
D. MASYARAKAT PEDESAAN
a. Ciri-ciri Masyarakat Desa
a) Sangat erat hubungan atau ikatan masyarakat desa dengan tanah
Tanah merupakan sumber kehidupan pokok bagi masyarakat desa, sehingga
bagaimanapun sempitnya tanah dan rendahnya tingkat kesuburan tanah tersebut,
pemiliknya akan berusaha mempertahankan dan mempertaruhkan segala-galanya
untuk tetap memilikinya, serta secara terus menerus untuk mengolah dan
mengusahakannya. Kedudukan sosial setiap warga desa sedikit banyaknya masih
ditentukan berdasarkan luas tidaknya pemilikan atas tanah.
Tanah bagi masyarakat desa memiliki nilai-nilai, bukan saja nilai ekonomis,
melainkan juga nilai sosial budaya yang tinggi, serta nilai spiritual.
Masyarakat bersikap rendah hati terhadap alam semesta, dan memohon kepada
alam semesta agar dapat membentuk keberhasilan usaha manusia di dalam
keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. Di samping itu masyarakat seringkali
menggunakan kekuatan yang ada pada dirinya untuk memaksa alam memberikan
apa yang dikehendakinya, misalnya dengan kekuatan mantra, kekuatan magis,
serta tindakan ritual lainnya. Upacara-upacara yang sering dilakukan bertujuan
untuk memelihara dan mempertahankan kesuburan, menambah, mendapatkan,
dan meningkatkan hasil, mengendalikan hama penyakit tanaman, merupakan
manifestasi dari kehidupan magis religius dalam kehidupan masyarakat desa.
Setiap pelanggaran dianggap akan membawa akibat yang dapat merugikan bagi
seluruh kehidupan masyarakat, baik menyangkut bidang materiil, maupun bidang
spiritual yang dapat berpengaruh terhadap keseluruhan kehidupan sosial
masyarakat.
b. Sumber Daya yang Ada di Pedesan dalam Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Tingkat kepercayaan masyarakat desa terhadap petugas kesehatan masih rendah
karena mereka masih percaya kepada dukun, sehingga kita perlu untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat desa tentang dunia medis.
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokkan dalam sajian
informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.
v Sarana Kesehatan
1. Puskesmas
Di desa untuk saat ini hampir 100% sudah membangun puskesmas untuk
mensejahterakan masyarakatnya. Secara konseptual, puskesmas menganut konsep
wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran jumlah penduduk yang ada di
wilayah masing-masing.
2. BPS (Bidan Praktek Swasta)
Merupakan salah satu sumber daya yang dapat mensejahterakan kesehatan ibu
dan anak. Di BPS bidan dapat memberikan penyuluhan yang dapat meningkatkan
kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut, khususnya di daerah pedesaan.
3. Sarana Kesehatan di Desa Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang
ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
diantaranya adalah:
a. Posyandu
Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini.
Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan
penanggulangan Diare. Terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap
penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah,
sebaiknya posyandu digiatkan kembali sperti pada masa orde baru karena terbukti
ampuh mendeteksikan permasalahn gizi dan kesehatan di berbagai daerah.
Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah
kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika
posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.
Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi:
1. Meja 1: Pendaftaran
2. Meja 2: Penimbangan
3. Meja 3: Pengisian kartu menuju sehat
4. Meja 4: Penyuluhan kesehatan pemberian oralit vitamin A, dan tablet besi
5. Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan, serta pelayanan keluarga berencana
b. PKK
Adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan
wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau
kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk
ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga
yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga yang dapat menikmati
keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan bathin (keluarga
sejahtera).
c. Pos Obat Desa (POD)
Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan
sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana.
Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi
kegiatan preventif dan promotif yang telah di laksanakan di posyandu. Dalam
implementasinya POD dikembangkan melalui beberapa pola di sesuaikan dengan
stuasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan POD itu antara lain:
a. POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.
b. POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat.
c. POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu.
d. POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes.
e. Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa
pondok pesantren.
POD jumlahnya belum memadai sehingga bila ingin digunakan di unit-unit desa,
maka seluruh, diluar kota yang jauh dari sarana kesehatan sebaiknya
mengembangkan Pos Obat Desa masing-masing.
d. Poskesdes
Merupakan pelayanan kesehatan yang bersumber pada daya masyarakat yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan dan menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat yang ada di desa.
e. Polindes
Merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan
pelayanan kebiadanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
v Sarana Tenaga Kesehatan
a. Bidan Desa
Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas
melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi satu atau dua desa yang
dalam melaksanakan tugas pelayanan medik baik di dalam maupun di luar jam
kerjanya bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas dan bekerja sama
dengan perangkat desa.
b. Dukun Bersalin
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan
oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji.
Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat
setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang
atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas.
Dukun dapat dibedakan menjadi:
1. Dukun Terlatih
Dukun terlatih adalah dukun yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
2. Dukun tidak terlatih
Dukun tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Peranan dukun beranak sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan
masyarakat dan tenaga terlatih yang masih belum mencukupi. Dukun beranak
masih dapat dimanfaatkan untuk ikut serta memberikan pertolongan persalinan
Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang pendidikan
di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses terutama
pendidikan. Hal ini yang menyebabkan kesadaran masyarakat di desa sangat
kurang dan tidak antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan. Selain
itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama
menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
a. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat
rendah.
b. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing
dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya.
c. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru
menguntungkan mereka yang relatif kaya.
d. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul
pengelolaan yang tidak efisien. Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja
mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan
ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang
pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata
pemerintah.
E. MASYARAKAT PERKOTAAN
a. Ciri-ciri Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :