Professional Documents
Culture Documents
KTI Kelompok 15 Revisi 3
KTI Kelompok 15 Revisi 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupakan hasil buangan manusia atau hewan yang bersifat
padat atau semi padat, yang tidak memiliki nilai guna atau nilai ekonomi,
sehingga perlu dibuang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia (UURI)
No. 18 tahun 2008 mendefinisikan sampah sebagai sisa kegiatan manusia
sehari-hari dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah
dikenal pula sebagai limbah. Acuan mengenai timbunan sampah kota di
Indonesia adalah SNI S-04-1993-03 yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (SNI), SNI tersebut telah ditetapkan bahwa sampah di kota sedang
adalah 0,7-0,8 kg/orang setiap harinya, sedangkan di kota kecil sebesar 0,5-0,6
kg/orang setiap harinya.
Menurut San (2013) volume sampah/limbah di Kota Makassar tercatat
cukup tinggi. Kota dengan luasan 177.557 ha ini mampu memproduksi sampah
hingga 500 ton, atau sekitar 4.000 meter kubik per hari. Sampah telah menjadi
masalah yang besar, bagi kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta,
Surabaya, termasuk Makassar. Secara nyata banyak dijumpai saat musim buah
terdapat limbah yang berserakan di jalan atau di pasar-pasar. Hal tersebut
sesuai dengan data yang diperoleh dari SLHD (2008) volume sampah di
Indonesia tahun 2008 tercatat 4330 dengan perbandingan sampah organik
(buah) 87,21%, kertas 4,42% dan plastik 5,84%. Peningkatan produksi limbah
dari tahun ke tahun akan berdampak buruk bagi lingkungan cairan hasil
rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari
air, berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa ikan akan
mati. Salah satu upaya pengurangan limbah di lingkungan yaitu dengan
melakukan proses daur ulang atau melakukan inovasi pemanfaatan limbah
alam agar dapat digunakan sebagai bahan ekonomi atau bahan-bahan untuk
dijadikan energi tertentu.
Energi dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu kebutuhan
utama yang wajib. Salah satu jenis kebutuhan utama pada era modern yaitu
2
energi listrik, yang mana salah satu sumber energi listrik. Kebutuhan-
kebutuhan akan energi ini untuk setiap waktunya akan mengalami peningkatan.
Maka diperlukan adanya sebuah energi yang tidak dapat diperbarui,
mendorong dilakukannya usaha penghematan energi dan melakukan
pencaharian energi baru sebagai alternatif (Yani, 2015).
Sebagai suatu upaya mencegah sumber energi terus berkurang yaitu
dengan membuat sebuah inovasi bahan baku energi untuk pemanfaatan energi
alternatif terbarukan yang dapat dihasilkan secara praktis. Ketersediaan bahan
yang banyak dan ramah lingkungan bahan tersebut juga dapat mendukung
kebutuhan energi yang diperlukan baik di wilayah pedesaan maupun wilayah
perkotaan. Salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan yaitu dari limbah
buah-buahan seperti limbah kulit mangga. Limbah kulit mangga dapat
digunakan sebagai aplikasi biobaterai. Biobaterai adalah suatu alat yang
menghasilkan energi listrik yang bersumber dari makluk hidup (Bestari, 2014).
Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan buah mangga.
Mangga sudah menjadi buah-buahan konsumsi masyarakat setelah makanan
pokok. Meskipun begitu, konsumsi buah mangga di Indonesia cenderung
masih rendah, hal tersebut disebabkan karena buah mangga bukan merupakan
tanaman musiman. Sesuai dengan data dari Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian (2013) menyatakan bahwa konsumsi masyarakat terhadap buah
mangga dalam setahun hanya sekitar 0.16 kg/kap/tahun. Namun penyediaan
buah mangga cenderung meningkat tiap tahunnya dengan kisaran antara 2,1
juta ton sampai 2,3 juta ton (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2013).
Lebih lanjut, penggunaan buah mangga untuk bahan makanan berkisar antara
1,9 – 2,1 juta ton dan untuk konsumsi sebagai buah mentah berkisar 149 – 160
ribu ton. Buah mangga dikenal di masyarakat Indonesia sebagai buah yang
memiliki kandungan air yang tinggi begitupula pada vitamin C nya. Hal
tersebut menjadi salah satu alasan masyarakat mengonsumsi buah mangga.
Namun, masyarakat Indonesia belum mengetahui bahwa selain daging dari
buah mangga yang manis ketika matang dan juga kaya akan vitamin C, kulit
dari buah mangga juga memiliki kandungan yang bermanfaat misalnya
3
baik ion positif maupun negatif ikut bergerak bersama elektron (Andinata,
2012).
Proses menghasilkan energi pada sel dalam keadaan tanpa oksigen
(anaerob) disebut sebagai proses fermentasi (Suyani, 2010). Faktor-faktor yang
berpengaruh pada proses fermentasi suatu bahan antara lain substrat, suhu, pH,
oksigen dan mikroba yang digunakan (Hendri, 2015). Aktivitas yang terjadi
selama fermentasi berupa penguraian mikroorganisme. Semakin lama
fermentasi maka semakin banyak mikroorganisme yang aktif (Ningsih, 2014).
Terdapat mikroorganisme yang melestarikan energi dan mendukung
pertumbuhan dengan mengoksidasi senyawa organik menjadi karbon dioksida
dengan langsung mentransfer elektron. Elektron yang dihasilkan tersebut
bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah sehingga menghasilkan
tegangan. Berdasarkan latar belakang dan data-data yang telah dikemukan di
atas maka kelompok kami mengambil judul “Pengaruh Waktu Fermentasi
Terhadap Kelistrikan dari Sel Akumulator dengan Menggunakan Larutan Kulit
Mangga (Mangifera indica)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap kelistrikan dari sel
akumulator dengan menggunakan larutan kulit manga (Mangifera indica)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh waktu fermentasi terhadap kelistrikan dari sel
akumulator dengan menggunakan larutan kulit mangga (Mangifera indica).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah tentang potensi berbagai
kulit mangga (Mangifera indica) sebagai energi alternatif khususnya untuk
biobaterai.
2. Manfaat Praktis
5
a. Bagi Pemerintah
Sebagai alternatif solusi penanganan limbah dengan menggunakan
limbah kulit mangga (Mangifera indica).
b. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran terhadap masyarakat terutama yang petani
mangga tentang pemanfaatan limbah kulit mangga yang awalnya
dibuang, namun dengan penelitian ini limbah kulit mangga dapat
dimanfaatkan dan bernilai jual.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi sebagai dasar
penelitian selanjutnya khususnya dalam pengelolahan limbah.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
B. Accumulator
Sumber listrik umumnya diperoleh dari generator dan accumulator
(Accumulator, baterai dan capasitor). Arus listrik terbagi atas dua jenis yaitu
listrik dengan menggunakan arus searah (direct current) dan listrik dengan
arus bolak-balik (alternating current). Accumulator atau yang biasa dikenal
dengan accumulator adalah sebuah alat yang dapat menyimpan suatu energi
yang pada umumnya berupa energi listrik dalam bentuk energi kimia (Saiful,
2008).
Accumulator diklasifikasikan menjadi accumulator basah dan
accumulator kering. Accumulator basah merupakan accumulator yang paling
umum digunakan dimana didalam prosesnya masih membutuhkan cairan.
Accumulator kering merupakan jenis accumulator yang tidak memakai cairan.
Accumulator didalamnya terdapat elemen dan sel yang menyimpan
arus dimana elemen dan sel tersebut mengandung asam sulfat (H2SO4) tiap sel
berisikan pelat positif (Anode) dan pelat negatif (Catode). Pada pelat anode
terkandung oksid timbal coklat (PbO2), sedangkan pelat catode mengandung
timbal (Pb) kedua pelat tersebut saling terhubung satu sama lain namun
9
B. Fermentasi
Sebagai sebuah proses kimia, fermentasi mempunyai pengertian
aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk
yang bernilai tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal,
antibiotika,dan biopolymer. Fermentasi merupakan proses yang relative murah
pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara
tradisional dengan produk-produknya yang biasa dikonsumsi.manusia sampai
sekarang, seperti tape tempe,oncom, dan lain-lain (Setyawati, 2009).
Fermentasi adalah proses memproduksi energi di dalam sel dalam
keadaan tanpa oksigen (anaerob). Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi
suatu bahan antara lain substrat, suhu, pH, oksigen dan mikroba yang
digunakan. Aktivitas yang terjadi selama fermentasi berupa penguraian
mikroorganisme. Semakin lama fermentasi maka semakin banyak
mikroorganisme yang aktif. Baru-baru ini ditemukan bahwa mikroorganisme
dapat melestarikan energi untuk mendukung pertumbuhan dengan
mengoksidasi senyawa organik menjadi karbon dioksida dengan langsung
mentransfer electron (Hendri, 2015).
Adapun tahap-tahap proses fermetasi menurut Santi (2008) adalah:
1. Pengolahan bahan baku
Pengolahan bahan baku sangat penting dalam proses pembuatan
alkohol. Pengolahan ini dimaksutkan untuk mendapatkan kondisi yang
optimum untuk pertumbuhan khamir dan untuk fermentasi selanjutnya. Hal
terpenting dalam pengolahan ini adalah pH, konsentrasi dalam pemakaian
nutrisi.
2. Sterilisasi bahan
Untuk mencegah adanya mikrobia kontaminan hidup selama
pembibitan maupun selama fermentasi. Dilakukan sterilisasi dengan
pemanasan pada suhu 750C. Kemudian didinginkan selama 1 jam sampai
11
suhu 300C. Bahan yang telah disterilkan untuk kebutuhan pembibitan dan
fermentasi.
3. Pembibitan khamir
Proses ini dimaksudkan untuk memperbanyak sel-sel khamir supaya
sejumlah sel khamir tersebut cukup digunakan dalam fermentasi alkohol.
Pengembangan sel-sel khamir ini dapat dilakukan secara bertahap. Mula-
mula dilakukan dalam jumlah kecil pada skala pembuatan alkohol dengan
proses fermentasi buah jambu mente (Sintha S.S.) di laboratorium.
Kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam tangki-tangki secara bertahap
dari tangki stater terus ke tangki induk. Tahap-tahap pembiakan tersebut
dilakukan secara aerobic dengan aerasi udara. Tangki-tangki tersebut
dilengkapi dengan pendingin dengan maksud untuk mengatur suhu 28-300C
selama inkubasi. Pengembangbiakan dilakukan berulang kali dan berganti-
ganti menurut tahapan pembiakan sehingga bibit dapat dipertahankan untuk
mencukupi kebutuhan bibit selama beroperasi.
4. Fermentasi
Fermentasi dilakukan dalam tangki fermentasi, pH diatur antara 4-5.
Untuk terjadinya fermentasi alkohol, maka dibutuhkan kondisi anaerob
hingga diharapkan sel-sel ragi dapat melakukan fermentasi yang akan
mengubah gula menjadi alkohol. Pada proses fermentasi terjadi peningkatan
panas, agar panas yang timbul dapat diserap maka diperlukan proses
pendinginan untuk menjaga suhu tetap pada 300C selama proses fermentasi
yang berlangsung selama 30-72 jam.
5. Distilasi
Produk hasil fermentasi mengandung alkohol rendah (8-10%) yang
disebut bir, oleh karena itu perlu dinaikkan konsentrasinya dengan jalan
distilasi yaitu untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Larutan
yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya,
maka distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikannya dan
merupakan cara pemisah metode thermal yang effisien. Pada tekanan
atmosfir, air mendidih pada suhu 1000C dan etanol mendidih pada suhu
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian rancangan acak lengkap (RAL)
dengan mengukur arus listrik dan tegangan dari hasil fermentasi kulit mangga
dengan 3 kali pengulangan pengukuran kelistrikan pada setiap variasi waktu
fermentasi untuk mengurangi kesalahan alat ukur yang digunakan.
Tabel 1. Desain penelitian rancangan acak lengkap (RAL)
Pengulangan (Y)
Waktu (X)
I II III
3 hari X1Y1 X1Y2 X1Y3
e. Tissue 1 bungkus
G. Prosedur Kerja
Penelitian ini diadopsi dari penelitian Hendri (2015) dan Azizah (2012).
Berikut ini prosedur kerja yang terdiri atas preparasi bahan dan pengukuran
kelistrikan:
1. Preparasi Bahan:
a. Kulit mangga diambil dari berbagai tempat hasil konsumsi masyarakat;
b. Kulit mangga dibersihkan dengan air yang mengalir;
c. Kulit mangga dipotong kecil-kecil;
d. Kulit mangga dikukus 10-15 menit;
e. Setelah kulit mangga selesai dikukus, lalu kulit mangga lalu didinginkan;
f. Buat media tumbuh jamur (substrat), substrat terbuat dari campuran gula
pasir, ragi roti (fermipan), dan aquadest;
g. Dimasukkan 100 g gula pasir, 1000 ml aquades dan 55 gram ragi ke
dalam baskom;
h. Substrat didiamkan selama 8 jam;
i. Setelah itu kulit mangga dibagi menjadi 4 bagian masing-masing 200
gram, kemudian dimasukkan ke dalam toples;
j. Dimasukkan substrat ke dalam toples yang berisi kulit mangga;
k. Toples ditutup dengan rapat menggunakan selotip sampai tak ada udara
yang dapat keluar atau masuk;
l. Proses fermentasi dilaksanakan dalam waktu tertentu yaitu 3 hari, 6 hari,
9 hari, dan 12 hari, dilakukan pengujian terhadap pH pada tiap waktunya.
2. Pengukuran pH dan kelistrikan
a. Indikator universal dicelupkan kedalam larutan uji;
b. Dilakukan pencocokkan warna indikator universal kemudian hasil yang
diperoleh dicatat pada kolom hasil penelitian;
c. Wadah sel akumulator yang telah diisi larutan uji, disambungkan dengan
multimeter digital;
d. Tegangan dan arus yang muncul pada multimeter dicatat hasil
pengukurannya;
16
Keterangan:
= Rata-rata
b. Standar Deviasi
17
Keterangan:
SD : Standar deviasi
2. Analisis regresi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Regresi dalam
pengertian modern menurut Susetyo (2009) ialah sebagai kajian terhadap
ketergantungan satu variabel, yaitu variabel tergantung terhadap satu atau
lebih variabel lainnya atau yang disebut sebagai variabel–variabel
eksplanatori dengan tujuan untuk membuat estimasi atau memprediksi
rata–rata populasi atau nilai rata-rata variabel tergantung dalam kaitannya
dengan nilai–nilai yang sudah diketahui dari variabel ekslanatorinya.
Selanjutnya analisis regresi tidak harus menyiratkan sebab–akibat
(causation). Regresi dikembangkan menjadi persamaan estimasi
(estimating equation), yaitu rumus matematika yang menghubungkan
variabel-variabel yang diketahui dengan variabel-variabel yang tidak
diketahui. Setelah dipelajari pola hubungannya, kemudian dapat
mengaplikasikan analisis korelasi (correlation analysis) untuk menentukan
tingkatan dimana variabel tersebut berhubungan.
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil pengukuran kelistrikan
Tabel 2. Hasil pengamatan tegangan (v) dan arus (A) pada akumulator
Hari Tegangan (v) Arus listrik (A) × 10-3 pH
ke-
3 hari |0,240±0,001| |8,50±0,01| 5
|0,240±0,001| |8,29±0,01|
|0,240±0,001| |8,82±0,01|
6 hari |0,580±0,001| |15,7±0,01| 4
|0,580±0,001| |15,4±0,01|
|0,570±0,001| |15,6±0,01|
9 hari |0,403±0,001| |13,73±0,01| 4
|0,404±0,001| |11,11±0,01|
|0,404±0,001| |13,93±0,01|
12 |0,350±0,001| |11,69±0,01| 5
hari |0,348±0,001| |11,29±0,01|
|0,347±0,001| |11,10±0,01|
3 hari
19
6 hari
9 hari
12
0
hari
R Square Constant b1 b2
Berikut data hasil perhitungan untuk arus (A) dengan menggunakan SPSS model
summary and parameter estimates
Tabel 5. Hasil output data kuat arus dengan menggunakan program SPSS
R Square Constant b1 b2
Berdasarkan tabel output data kuat arus tersebut diperoleh nilai R2 tertinggi
sebesar 0.936 berada pada persamaan kubik yang artinya lama waktu fermentasi
mempengaruhi 93.6% terhadap kuat arus yang dihasilkan. Grafik yang digunakan
adalah grafik polynomial orde 3 (persamaan kubik). Berdasarkan model yang
sesuai didapatkan grafik hubungan sebagai berikut:
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat
kelistrikan dari sel akumulator dengan menggunakan larutan kulit mangga
dengan memvariasikan waktu fermentasi. Penelitian ini dilakukan dengan
variasi waktu fermentasi 3 hari, 6 hari, 9 hari dan 12 hari. Pengambilan variasi
waktu fermentasi ini berdasarkan Azizah (2012) yang mana bahwa waktu
22
terbaik Masing-masing larutan uji diukur kelistrikan dan nilai pH-nya pada
masing-masing variasi waktu. Kelistrikan yang diukur yaitu kuat arus dan
tegangan dengan pengukuran sebanyak 3 kali untuk masing-masing variasi
waktu.
Pada penelitian ini akumulator yang digunakan memiliki 6 sel dengan
tegangan maksimal 12 volt dan kuat arus maksimal 0,7 A. pH untuk hasil
fermentasi setiap variasi waktu 3, 6, 9 dan 12 hari berturut-turut diperoleh 5, 4,
4 dan 5. Hasil dari pH ini diperoleh data yang tidak signifikan penurunannya.
Dimana pada hari ke 12 pH larutan kembali naik ke 5. Hal ini disebabkan
karena faktor lingkungan sekitar yang mempengaruhi larutan. Selain itu hasil
penelitian diperoleh nilai tegangan maksimum pada hari ke-6 dengan rata-rata
| |volt. Kuat arus maksimum diperoleh pada hari ke-6 dengan rata-
akan diperoleh nilai dimana baik kuat arus maupun tegangan akan mencapai
titik jenuh.
Penelitian ini memiliki kekurangan dari segi jumlah sampel yang
kurang dimana dalam penelitian ini sampel kulit mangga tidak dibuat dalam
ekstrak melainkan hanya dipotong sehingga fermentasi yang terajdi tidak
maksimal. Penelitian yang dilakukan tidak memperoleh nilai 12 volt sesuai
dengan tegangan maksimal akumulator karena pengaruh luas penampang
terhadap proses fermentasi yang menyebabkan larutan yang diukur tidak
maksimal.
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh variasi waktu fermentasi kulit mangga terhadap
kelistrikan sel akumulator dengan menggunakan larutan kulit manga dengan
melihat R2 dari analisis regresi model kubik. Besar R2 tertinggi sebesar 1,000
yang artinya lama waktu fermentasi menurut persamaan kubik cocok 100%
terhadap tegangan yang dihasilkan. Sedangkan data output hubungan kuat arus
terhadap waktu fermetasi dari SPSS diperoleh nilai R2 tertinggi sebesar 0,936
yang artinya lama waktu fermentasi menurut persamaan kubik cocok 93,6%
terhadap kuat arus yang dihasilkan.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini masih perlu dilakukan proses fermentasi lanjutan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik dan sebaiknya kulit mangga yang
digunakan nanti dibuat dalam bentuk larutan untuk memaksimalkan proses
fermentasi.
2. Bagi Masyarakat
Limbah mangga ini dapat dijadikan salah satu altenatif peluang usaha bagi
masyarakat yang ingin mengembangkan produk yang telah dibuat ini. Selain
itu hasil dari fermentasi limbah mangga ini dapat lebih bermanfaat
dibandingkan hanya menjadi limbah buangan.