You are on page 1of 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah merupakan hasil buangan manusia atau hewan yang bersifat
padat atau semi padat, yang tidak memiliki nilai guna atau nilai ekonomi,
sehingga perlu dibuang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia (UURI)
No. 18 tahun 2008 mendefinisikan sampah sebagai sisa kegiatan manusia
sehari-hari dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah
dikenal pula sebagai limbah. Acuan mengenai timbunan sampah kota di
Indonesia adalah SNI S-04-1993-03 yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (SNI), SNI tersebut telah ditetapkan bahwa sampah di kota sedang
adalah 0,7-0,8 kg/orang setiap harinya, sedangkan di kota kecil sebesar 0,5-0,6
kg/orang setiap harinya.
Menurut San (2013) volume sampah/limbah di Kota Makassar tercatat
cukup tinggi. Kota dengan luasan 177.557 ha ini mampu memproduksi sampah
hingga 500 ton, atau sekitar 4.000 meter kubik per hari. Sampah telah menjadi
masalah yang besar, bagi kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta,
Surabaya, termasuk Makassar. Secara nyata banyak dijumpai saat musim buah
terdapat limbah yang berserakan di jalan atau di pasar-pasar. Hal tersebut
sesuai dengan data yang diperoleh dari SLHD (2008) volume sampah di
Indonesia tahun 2008 tercatat 4330 dengan perbandingan sampah organik
(buah) 87,21%, kertas 4,42% dan plastik 5,84%. Peningkatan produksi limbah
dari tahun ke tahun akan berdampak buruk bagi lingkungan cairan hasil
rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari
air, berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa ikan akan
mati. Salah satu upaya pengurangan limbah di lingkungan yaitu dengan
melakukan proses daur ulang atau melakukan inovasi pemanfaatan limbah
alam agar dapat digunakan sebagai bahan ekonomi atau bahan-bahan untuk
dijadikan energi tertentu.
Energi dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu kebutuhan
utama yang wajib. Salah satu jenis kebutuhan utama pada era modern yaitu
2

energi listrik, yang mana salah satu sumber energi listrik. Kebutuhan-
kebutuhan akan energi ini untuk setiap waktunya akan mengalami peningkatan.
Maka diperlukan adanya sebuah energi yang tidak dapat diperbarui,
mendorong dilakukannya usaha penghematan energi dan melakukan
pencaharian energi baru sebagai alternatif (Yani, 2015).
Sebagai suatu upaya mencegah sumber energi terus berkurang yaitu
dengan membuat sebuah inovasi bahan baku energi untuk pemanfaatan energi
alternatif terbarukan yang dapat dihasilkan secara praktis. Ketersediaan bahan
yang banyak dan ramah lingkungan bahan tersebut juga dapat mendukung
kebutuhan energi yang diperlukan baik di wilayah pedesaan maupun wilayah
perkotaan. Salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan yaitu dari limbah
buah-buahan seperti limbah kulit mangga. Limbah kulit mangga dapat
digunakan sebagai aplikasi biobaterai. Biobaterai adalah suatu alat yang
menghasilkan energi listrik yang bersumber dari makluk hidup (Bestari, 2014).
Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan buah mangga.
Mangga sudah menjadi buah-buahan konsumsi masyarakat setelah makanan
pokok. Meskipun begitu, konsumsi buah mangga di Indonesia cenderung
masih rendah, hal tersebut disebabkan karena buah mangga bukan merupakan
tanaman musiman. Sesuai dengan data dari Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian (2013) menyatakan bahwa konsumsi masyarakat terhadap buah
mangga dalam setahun hanya sekitar 0.16 kg/kap/tahun. Namun penyediaan
buah mangga cenderung meningkat tiap tahunnya dengan kisaran antara 2,1
juta ton sampai 2,3 juta ton (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2013).
Lebih lanjut, penggunaan buah mangga untuk bahan makanan berkisar antara
1,9 – 2,1 juta ton dan untuk konsumsi sebagai buah mentah berkisar 149 – 160
ribu ton. Buah mangga dikenal di masyarakat Indonesia sebagai buah yang
memiliki kandungan air yang tinggi begitupula pada vitamin C nya. Hal
tersebut menjadi salah satu alasan masyarakat mengonsumsi buah mangga.
Namun, masyarakat Indonesia belum mengetahui bahwa selain daging dari
buah mangga yang manis ketika matang dan juga kaya akan vitamin C, kulit
dari buah mangga juga memiliki kandungan yang bermanfaat misalnya
3

digunakan sebagai energi alternatif. Hal tersebut juga di dukung dengan


semakin meningkatnya ketersediaan buah mangga per tahunnya, mengingat
kulit mangga pada umumnya masih sebagai bahan yan dibuang ketika
menginsumsi buah mangga.
Kulit mangga mengandung variasi komponen bioaktif (Acid) dan
ekstrak kulit yang berpotensi sebagai zat antioksida (Ajila, 2010). Asam (Acid)
merupakan salah satu parameter yang berpengaruh terhadap sifat kelistrikan
dari suatu bahan bioetanol. Asam sebagai elektrolit dapat diaplikasikan dalam
pembuatan fuel cell. Fuel cell dengan elektrolit fosfor ini dinamakan
Phosphoric acid Fuel Cell (PAFC) (Yani, 2015). Lebih lanjut, komponen
bioaktif dalam kulit mangga yaitu berupa protease, peroxidase, polyphenol
oxidase, xylanase serta amylase dalam jumlah yang signifikan (Ajila, 2007).
Sementara itu aki mengandung partikel bermuatan yang meliputi ion positif
dan negatif yang berperan dalam proses transfer elektron. Banyaknya jumlah
ion-ion nantinya akan berperan dalam menghantarkan arus listrik. Apabila
suatu bahan terdapat ion-ion di dalamnya diberikan dua buah elektroda yang
memiliki beda potensial maka ion-ion yang ada dalam bahan tersebut akan
terdisosiasi dan mengalami proses reaksi elektrolitik. Proses elektrolitik ini
dapat mengakibatkan adanya pertukaran ion yang nantinya akan menyebabkan
sebuah aliran elektron dari beda potensial yang menghasilkan tegangan dan
arus listrik (Suyani, 2010).
Arus listrik terdiri dari muatan-muatan yang bergerak dari satu daerah
ke daerah yang lainnya. Jika gerak muatan ini berlangsung di dalam sebuah
lintasan konduksi yang membentuk sebuah simpal tertutup, maka lintasan itu
dinamakan rangkaian listrik. Material pengangkut arus yang berbeda, muatan
partikel yang bergerak itu dapat positif atau negatif. Logam muatan yang
bergerak itu selalu elektron (negatif), sedangkan dalam gas yang terionisasi
(plasma) atau larutan ion muatan yang bergerak itu dapat memasukkan kedua
elektron dan ion bermuatan positif (Young, 2012). Jumlah aliran muatan listrik
bergantung pada bahan yang dilalui muatan tersebut dan beda potensial dalam
bahan tersebut (Young, 2012). Pada fluida elektrolit atau gas ruang hampa,
4

baik ion positif maupun negatif ikut bergerak bersama elektron (Andinata,
2012).
Proses menghasilkan energi pada sel dalam keadaan tanpa oksigen
(anaerob) disebut sebagai proses fermentasi (Suyani, 2010). Faktor-faktor yang
berpengaruh pada proses fermentasi suatu bahan antara lain substrat, suhu, pH,
oksigen dan mikroba yang digunakan (Hendri, 2015). Aktivitas yang terjadi
selama fermentasi berupa penguraian mikroorganisme. Semakin lama
fermentasi maka semakin banyak mikroorganisme yang aktif (Ningsih, 2014).
Terdapat mikroorganisme yang melestarikan energi dan mendukung
pertumbuhan dengan mengoksidasi senyawa organik menjadi karbon dioksida
dengan langsung mentransfer elektron. Elektron yang dihasilkan tersebut
bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah sehingga menghasilkan
tegangan. Berdasarkan latar belakang dan data-data yang telah dikemukan di
atas maka kelompok kami mengambil judul “Pengaruh Waktu Fermentasi
Terhadap Kelistrikan dari Sel Akumulator dengan Menggunakan Larutan Kulit
Mangga (Mangifera indica)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap kelistrikan dari sel
akumulator dengan menggunakan larutan kulit manga (Mangifera indica)?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh waktu fermentasi terhadap kelistrikan dari sel
akumulator dengan menggunakan larutan kulit mangga (Mangifera indica).

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah tentang potensi berbagai
kulit mangga (Mangifera indica) sebagai energi alternatif khususnya untuk
biobaterai.
2. Manfaat Praktis
5

a. Bagi Pemerintah
Sebagai alternatif solusi penanganan limbah dengan menggunakan
limbah kulit mangga (Mangifera indica).
b. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran terhadap masyarakat terutama yang petani
mangga tentang pemanfaatan limbah kulit mangga yang awalnya
dibuang, namun dengan penelitian ini limbah kulit mangga dapat
dimanfaatkan dan bernilai jual.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi sebagai dasar
penelitian selanjutnya khususnya dalam pengelolahan limbah.

BAB II
6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mangga (Mangifera indica)


Indonesia telah dikenal sebagai negara penghasil mangga dengan
kualitas terbaik. Buah dari tanaman ini sering dikonsumsi karena rasanya yang
menyegarkan dan manis, kaya akan antioksidan, vitamin C dan E, serta dapat
menumpas kanker karena kandungan karotenoid yang dimilikinya. Sedangkan
getah dari tanaman ini juga berguna untuk obat pereda rasa nyeri.  Untuk
daunnya dapat dimanfaatkan untuk mencegah penyakit diabetes karena
mengandung tanin dan anthocyanin (Suroko, 2009).

Gambar 1. Tumbuhan Mangga


Sumber: Plants, 2007
Berikut ini klasifikasi mangga menurut Wulandari (2010) sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
7

Pohon besar dapat mencapai tinggi 50 m. Akar memiliki sistem


perakaran tunggang dan struktur kuat. Batang besar, berkayu, berbentuk bulat,
kasar, berwarna coklat, arah tumbuhnya tegak lurus (erectus), apabila dilukai
kulit batang akan mengeluarkan getah yang mula-mula bening kemudian
kemerah-merahan dan akhirnya menghitam, getah ini berbau dan tajam, dapat
melukai kulit sehingga iritasi, percabangan simpodial, cabang tinggi,
membentuk tajuk yang rapat dan rindang, arah tumbuh cabang tegak
(fastigitus), daun merupakan tunggal tidak lengkap, terdiri dari tangkai daun
dan lamina, tidak memiliki pelepah daun, tersusun dalam spiral atau spiral
rapat, permukaan daun licin, (leavis), permukaan daun atas berwarna hijau
muda dan permukaan daun bawah berwarna hijau tua, bentuk daun jorong,
tangkai daun panjang, ujung daun meruncing, tepi daun merombak, daging
daun tebal dan kaku seperti kulit (coriaceus) (Badan Penelitian Tanah, 2008).
Buah mangga adalah buah khas daerah tropis. Mangga (Mangifera
indica) mengandung vitamin (A, B, C), karoten, niacin, riboflavin. Mangga
juga mengandung senyawa bioflavonoid yang tinggi dapat berfungsi sebagai
antioksidan yang dapat mencegah kanker. Mangga mengandung asam galat
yang baik bagi pencernaan. Selain itu buah mangga juga dapat dijadikan obat
asma, bronchitis, sesak nafas, dan influenza (Wulandari, 2010). Pada kulit
mangga tersimpan seluruh senyawa penting antara lain AHA atau alpha
hydroxyl acids. Senyawa ini juga dijumpai pada kosmetika sebagai salah satu
bahan pencerah alamiah kulit. Jadi, selepas mengkomsumsi daging mangga,
jangan buang bagian kulitnya. Selain AHA, kulit mangga juga mengandung
senyawa tertentu yang menjadi bersifat antihelmintik. Dengan demikian, kulit
mangga bisa membunuh kuman yang berbahaya bagi kesehatan manusia
(Paramita, 2010).
Mangga adalah salah satu buah tropis yang penting dan selama
pengolahannya, kupas adalah utama bagi produk. Mangga kupas ditemukan
menjadi sumber yang baik dari senyawa bioaktif seperti polifenol, karotenoid,
vitamin, enzim dan serat makanan (Ajila, 2007). O-flavonol dan C-glikosida
xanton juga merupakan hasil ekstraksi dari kulit buah tumbuhan mangga
(Mangifera indica) dan dikarakterisasi menggunakan alat HPLC. Diantara
8

komponen yang telah dianalisa, tujuh senyawa merupakan turunan quercetin


O-glikosida, dan empat turunan xanton C-glikosida juga telah ditemukan pada
tumbuhan tersebut (Andreas, 2007).
Total fenol yang ditemukan pada kulit buah mangga lebih banyak
dibanding total fenol di daging buah mangga, dengan total fenol 4066 mg
(GAE)/kg. Komposisi polifenol pada kulit mangga termasuk mangiferin,
kuersetin, kaemferol dan rhamnetin. Kuersetin, salah satu bagian dari
flavonoid, merupakan komposisi terbesar dalam kulit mangga beserta dengan
mangiferin (Masibo, 2008). Fenol merupakan senyawa organik yang
mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin
benzena. Berbeda dengan alkohol biasa, fenol bersifat asam. Keasaman fenol
ini disebabkan adanya pengaruh cincin aromatik dan adanya kemampuan fenol
untuk melepaskan H+ , sehingga kepolarannya cukup tinggi. Fenol dalam
limbah cair biasanya (Isyuniarti, 2008)

B. Accumulator
Sumber listrik umumnya diperoleh dari generator dan accumulator
(Accumulator, baterai dan capasitor). Arus listrik terbagi atas dua jenis yaitu
listrik dengan menggunakan arus searah (direct current) dan listrik dengan
arus bolak-balik (alternating current). Accumulator atau yang biasa dikenal
dengan accumulator adalah sebuah alat yang dapat menyimpan suatu energi
yang pada umumnya berupa energi listrik dalam bentuk energi kimia (Saiful,
2008).
Accumulator diklasifikasikan menjadi accumulator basah dan
accumulator kering. Accumulator basah merupakan accumulator yang paling
umum digunakan dimana didalam prosesnya masih membutuhkan cairan.
Accumulator kering merupakan jenis accumulator yang tidak memakai cairan.
Accumulator didalamnya terdapat elemen dan sel yang menyimpan
arus dimana elemen dan sel tersebut mengandung asam sulfat (H2SO4) tiap sel
berisikan pelat positif (Anode) dan pelat negatif (Catode). Pada pelat anode
terkandung oksid timbal coklat (PbO2), sedangkan pelat catode mengandung
timbal (Pb) kedua pelat tersebut saling terhubung satu sama lain namun
9

didalam accumulator juga terdapat Pemisah atau separator yang menjadi


isolasi diantara kedua pelat, hal ini bertujuan agar baterai acid mudah beredar
disekeliling pelat. Elektron ditransfer dari mikroorganisme ke anoda melalui
tiga mekanisme yang mungkin yaitu kontak langsung, nano wire, dan
mediator redoks. Elektron-elektron itu kemudian melewati sebuah rangkaian
listrik dan berakhir di kutub negatif. Elektron tersebut mengurangi akseptor
elektron akhir dalam reaksi kimia atau mikroba yang dimediasi. Ketika
elektron dikirim ke anoda, elektron tersebut mengalir melalui sebuah rangkaian
listrik menuju katoda, di mana elektron tersebut mengurangi akseptor elektron
terminal. Dimediasi transfer elektron berarti bolak aktif mediator redoks larut
antara mikroorganisme dan anoda. Selama proses transfer elektron dari positif
ke negatif terdapat pergerakan elektron dalam rangkaian yang menghasilkan
tegangan dan arus (Parhan, 2013).
Air mengandung partikel ion yang bermuatan positif dan negatif dapat
berperan dalam proses transfer elektron. Jumlah dari ion-ion sangat berperan
dalam menghantarkan arus listrik. Apabila suatu bahan terkandung ion-ion
didalamnya jika diberikan dua buah elektroda yang memiliki beda potensial
maka ion yang ada dalam bahan tersebut akan mengalami proses reaksi
elektrolitik. Proses ini dapat mengakibatkan terjadinya pertukaran ion yang
menyebabkan sebuah aliran elektron dari beda potensial yang menghasilkan
tegangan dan arus listrik (Hendri, 2015).
Arus listrik meliputi muatan-muatan yang bergerak dari satu daerah ke
daerah yang lain. Jika muatan ini bergerak di dalam sebuah lintasan konduktor
yang membentuk sebuah simpal tertutup, maka lintasan itu dinamakan
rangkaian listrik. Jumlah aliran muatan listrik bergantung pada bahan yang
dilalui muatan tersebut dan beda potensial dalam bahan tersebut. Pada fluida
elektrolit atau gas pada ruang hampa, baik ion positif maupun negatif ikut
bergerak bersama elektron (listrik bermuatan negatif). Pada elektrolisis, arus
dihasilkan oleh aliran ion-ion positif yang searah arus ditambah aliran ion-ion
negatif dan elektron yang berlawanan arah dengan arus.mangga sebagai sampel
utama pada penelitian ini didasarkan pada prinsip sel volta. Sel volta yang
10

diaplikasikan pada accu (baterai). Akumulator adalah sumber tegangan yang


berasal dari reaksi kimia (Hendri, 2015).

B. Fermentasi
Sebagai sebuah proses kimia, fermentasi mempunyai pengertian
aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk
yang bernilai tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal,
antibiotika,dan biopolymer. Fermentasi merupakan proses yang relative murah
pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara
tradisional dengan produk-produknya yang biasa dikonsumsi.manusia sampai
sekarang, seperti tape tempe,oncom, dan lain-lain (Setyawati, 2009).
Fermentasi adalah proses memproduksi energi di dalam sel dalam
keadaan tanpa oksigen (anaerob). Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi
suatu bahan antara lain substrat, suhu, pH, oksigen dan mikroba yang
digunakan. Aktivitas yang terjadi selama fermentasi berupa penguraian
mikroorganisme. Semakin lama fermentasi maka semakin banyak
mikroorganisme yang aktif. Baru-baru ini ditemukan bahwa mikroorganisme
dapat melestarikan energi untuk mendukung pertumbuhan dengan
mengoksidasi senyawa organik menjadi karbon dioksida dengan langsung
mentransfer electron (Hendri, 2015).
Adapun tahap-tahap proses fermetasi menurut Santi (2008) adalah:
1. Pengolahan bahan baku
Pengolahan bahan baku sangat penting dalam proses pembuatan
alkohol. Pengolahan ini dimaksutkan untuk mendapatkan kondisi yang
optimum untuk pertumbuhan khamir dan untuk fermentasi selanjutnya. Hal
terpenting dalam pengolahan ini adalah pH, konsentrasi dalam pemakaian
nutrisi.
2. Sterilisasi bahan
Untuk mencegah adanya mikrobia kontaminan hidup selama
pembibitan maupun selama fermentasi. Dilakukan sterilisasi dengan
pemanasan pada suhu 750C. Kemudian didinginkan selama 1 jam sampai
11

suhu 300C. Bahan yang telah disterilkan untuk kebutuhan pembibitan dan
fermentasi.
3. Pembibitan khamir
Proses ini dimaksudkan untuk memperbanyak sel-sel khamir supaya
sejumlah sel khamir tersebut cukup digunakan dalam fermentasi alkohol.
Pengembangan sel-sel khamir ini dapat dilakukan secara bertahap. Mula-
mula dilakukan dalam jumlah kecil pada skala pembuatan alkohol dengan
proses fermentasi buah jambu mente (Sintha S.S.) di laboratorium.
Kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam tangki-tangki secara bertahap
dari tangki stater terus ke tangki induk. Tahap-tahap pembiakan tersebut
dilakukan secara aerobic dengan aerasi udara. Tangki-tangki tersebut
dilengkapi dengan pendingin dengan maksud untuk mengatur suhu 28-300C
selama inkubasi. Pengembangbiakan dilakukan berulang kali dan berganti-
ganti menurut tahapan pembiakan sehingga bibit dapat dipertahankan untuk
mencukupi kebutuhan bibit selama beroperasi.
4. Fermentasi
Fermentasi dilakukan dalam tangki fermentasi, pH diatur antara 4-5.
Untuk terjadinya fermentasi alkohol, maka dibutuhkan kondisi anaerob
hingga diharapkan sel-sel ragi dapat melakukan fermentasi yang akan
mengubah gula menjadi alkohol. Pada proses fermentasi terjadi peningkatan
panas, agar panas yang timbul dapat diserap maka diperlukan proses
pendinginan untuk menjaga suhu tetap pada 300C selama proses fermentasi
yang berlangsung selama 30-72 jam.
5. Distilasi
Produk hasil fermentasi mengandung alkohol rendah (8-10%) yang
disebut bir, oleh karena itu perlu dinaikkan konsentrasinya dengan jalan
distilasi yaitu untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Larutan
yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya,
maka distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikannya dan
merupakan cara pemisah metode thermal yang effisien. Pada tekanan
atmosfir, air mendidih pada suhu 1000C dan etanol mendidih pada suhu
12

770C. Perbedaan titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan etanol


dan air.
6. Media
Media ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan
mikroba, media dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba. Supaya
mikroba dapattumbuh baik dalam suatu media, perlu dipenuhi syarat-syarat
berikut:
a. Media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh
mikroba
b. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH
yang sesuai
c. Media harus steril
d. Media tidak mengandung penghambat
Media substrat untuk penelitian ini digunakan perasan kulit mangga
dilakukan proses blanching terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya
kontaminasi, sebelum diblanching diolah dulu untuk menghindari rasa sepat
dan panas dari zat tanin. Cara pengolahannya adalah dengan cara dikukus di
atas dandang selama 10-15 menit. Proses blanching ini disamping untuk
menghindari kontaminasi dengan bakteri lain juga untuk menghilangkan rasa
sepat dan panas untuk menghilangkan rasa sepat dan panas (Soraya, 2008).
13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratory dengan
pendekatan korelasi untuk mengetahui hubungan antara waktu fermentasi
terhadap kelistrikan dari sel akumulator dengan menggunakan larutan kulit
mangga (Mangifera indica).

B. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah waktu fermentasi. Waktu
fermentasi yang digunakan adalah 72 jam, 144 jam, 216 jam dan 288 hari.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelistrikan dengan mengukur
arus listrik dan tegangan.

C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian rancangan acak lengkap (RAL)
dengan mengukur arus listrik dan tegangan dari hasil fermentasi kulit mangga
dengan 3 kali pengulangan pengukuran kelistrikan pada setiap variasi waktu
fermentasi untuk mengurangi kesalahan alat ukur yang digunakan.
Tabel 1. Desain penelitian rancangan acak lengkap (RAL)
Pengulangan (Y)
Waktu (X)
I II III
3 hari X1Y1 X1Y2 X1Y3

6 hari X2Y1 X2Y2 X2Y3


9 hari X3Y1 X3Y2 X3Y3
12 hari X4Y1 X4Y2 X4Y3
Keterangan : XaYb = Hari ke a pengulangan ke b
14

D. Populasi Dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah kulit mangga yang ada di kota Makassar.
Sampel yang digunakan adalah limbah kulit mangga (Mangifera indica) yang
berasal dari beberapa tempat seperti penjual rujak, mangga, dan manisan.

E. Tempat Dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 April – 3 Mei 2016 dan
dilaksanakan di beberapa tempat yaitu untuk pengambilan sampel berbagai
kulit mangga dari hasil konsumsi masyarakat dan untuk proses penelitian
dilakukan di Pondok Graha 12, Jl. Dg. Tata VII no. 6 dan di Jl. Muh. Paleo
no.4A Antang.

F. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Multimeter digital 1 buah
b. Pipet tetes 2 buah
c. Baskom 1 buah
d. Toples 4 buah
e. Selotip 1 buah
f. Pisau 1 buah
g. Timbangan 1 buah
h. Panci 1 buah
i. Kompor 1 buah
j. Sendok 1 buah
k. Piring 4 buah
l. Indikator universal 1 buah
m. Akumulator 1 buah
2. Bahan
a. Ragi roti (Fermipan) 5 bungkus
b. Kulit manga 800 gram
c. Aquades 1000 ml
d. Gula 100 gram
15

e. Tissue 1 bungkus

G. Prosedur Kerja
Penelitian ini diadopsi dari penelitian Hendri (2015) dan Azizah (2012).
Berikut ini prosedur kerja yang terdiri atas preparasi bahan dan pengukuran
kelistrikan:
1. Preparasi Bahan:
a. Kulit mangga diambil dari berbagai tempat hasil konsumsi masyarakat;
b. Kulit mangga dibersihkan dengan air yang mengalir;
c. Kulit mangga dipotong kecil-kecil;
d. Kulit mangga dikukus 10-15 menit;
e. Setelah kulit mangga selesai dikukus, lalu kulit mangga lalu didinginkan;
f. Buat media tumbuh jamur (substrat), substrat terbuat dari campuran gula
pasir, ragi roti (fermipan), dan aquadest;
g. Dimasukkan 100 g gula pasir, 1000 ml aquades dan 55 gram ragi ke
dalam baskom;
h. Substrat didiamkan selama 8 jam;
i. Setelah itu kulit mangga dibagi menjadi 4 bagian masing-masing 200
gram, kemudian dimasukkan ke dalam toples;
j. Dimasukkan substrat ke dalam toples yang berisi kulit mangga;
k. Toples ditutup dengan rapat menggunakan selotip sampai tak ada udara
yang dapat keluar atau masuk;
l. Proses fermentasi dilaksanakan dalam waktu tertentu yaitu 3 hari, 6 hari,
9 hari, dan 12 hari, dilakukan pengujian terhadap pH pada tiap waktunya.
2. Pengukuran pH dan kelistrikan
a. Indikator universal dicelupkan kedalam larutan uji;
b. Dilakukan pencocokkan warna indikator universal kemudian hasil yang
diperoleh dicatat pada kolom hasil penelitian;
c. Wadah sel akumulator yang telah diisi larutan uji, disambungkan dengan
multimeter digital;
d. Tegangan dan arus yang muncul pada multimeter dicatat hasil
pengukurannya;
16

e. Pengukuran diulang sebanyak 3 kali untuk setiap variasi waktu


fermentasi.

H. Teknik Analisis Data


Hasil yang diperoleh dari pengukuran tegangan dan kuat arus listrik
pada sel akumulator ditabelkan dan dianalisis. Setelah itu dibuat grafik
tegangan dan kuat arus sel akumulator pada setiap variasi waktu fermentasi
terhadap kulit mangga. Grafik tersebut dibuat dengan menggunakan aplikasi
SPSS.
1. Analisis deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Metode deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang (Nazir, 2008). Sedangkan Sugiyono (2011) menyatakan
bahwa metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif
menurut Susetyo (2009) terdiri dari:
a. Mean
Mean merupakan istilah lain dari angka rata-rata. Dari segi aritmetika,
mean adalah jumlah nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu. Adapun
rumus untuk mencari rata-rata yaitu:

Keterangan:

= Rata-rata

= Jumlah kejadian dalam distribusi

Sampel 1, 2,... ke-n

b. Standar Deviasi
17

Standar deviasi merupakan jumlah deviasi kuadrat dibagi banyaknya


individu dalam distribusi. Standar deviasi diperoleh dengan mencari
mean dengan rumus:

Keterangan:
SD : Standar deviasi

: Jumlah deviasi kuadrat

: Jumlah kejadian dalam distribusi

2. Analisis regresi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Regresi dalam
pengertian modern menurut Susetyo (2009) ialah sebagai kajian terhadap
ketergantungan satu variabel, yaitu variabel tergantung terhadap satu atau
lebih variabel lainnya atau yang disebut sebagai variabel–variabel
eksplanatori dengan tujuan untuk membuat estimasi atau memprediksi
rata–rata populasi atau nilai rata-rata variabel tergantung dalam kaitannya
dengan nilai–nilai yang sudah diketahui dari variabel ekslanatorinya.
Selanjutnya analisis regresi tidak harus menyiratkan sebab–akibat
(causation). Regresi dikembangkan menjadi persamaan estimasi
(estimating equation), yaitu rumus matematika yang menghubungkan
variabel-variabel yang diketahui dengan variabel-variabel yang tidak
diketahui. Setelah dipelajari pola hubungannya, kemudian dapat
mengaplikasikan analisis korelasi (correlation analysis) untuk menentukan
tingkatan dimana variabel tersebut berhubungan.
18

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Hasil pengukuran kelistrikan
Tabel 2. Hasil pengamatan tegangan (v) dan arus (A) pada akumulator
Hari Tegangan (v) Arus listrik (A) × 10-3 pH
ke-
3 hari |0,240±0,001| |8,50±0,01| 5
|0,240±0,001| |8,29±0,01|
|0,240±0,001| |8,82±0,01|
6 hari |0,580±0,001| |15,7±0,01| 4
|0,580±0,001| |15,4±0,01|
|0,570±0,001| |15,6±0,01|
9 hari |0,403±0,001| |13,73±0,01| 4
|0,404±0,001| |11,11±0,01|
|0,404±0,001| |13,93±0,01|
12 |0,350±0,001| |11,69±0,01| 5
hari |0,348±0,001| |11,29±0,01|
|0,347±0,001| |11,10±0,01|

Tabel 3. Hasil rata-rata dan standar deviasi


Standar Kuat arus Standar
Hari Tegangan
deviasi ( rata-rata deviasi (
ke- rata-rata (

3 hari
19

6 hari
9 hari
12
0
hari

2. Uji linearitas antara variabel tegangan dengan lama waktu fermentasi


Berikut data hasil perhitungan uji linearitas antara variabel tegangan dengan
lama waktu fermentasi
Model summary and parameter estimates
Tabel 4. Hasil output data tegangan dengan menggunakan program SPSS

Equation Model Parameter Estimates


Summary

R Square Constant b1 b2

Linear 0.019 .354 .005

Logarithmic 0.099 .253 .074

Inverse 0.224 .495 -.594

Quadratic 0.668 -.136 .168 -.011

Cubic 1.000 -1.234 .750 -.098


Compound 0.073 .309 1.026

S 0.351 -.652 -1.920

Growth 0.073 -1.175 .025

Exponential 0.073 .309 .025

Logistic 0.073 3.238 .975

Berdasarkan tabel output data tegangan tersebut diperoleh nilai R 2 tertinggi


sebesar 1.000 berada pada persamaan kubik yang artinya lama waktu
fermentasi mempengaruhi 100% terhadap tegangan yang dihasilkan serta
grafik yang digunakan adalah grafik polynomial orde 3 (persamaan kubik).
20

Berdasarkan model yang sesuai didapatkan grafik hubungan sebagai


berikut:

Grafik 1. Hubungan antara waktu fermentasi (hari) terhadap tegangan (volt)

Berikut data hasil perhitungan untuk arus (A) dengan menggunakan SPSS model
summary and parameter estimates

Tabel 5. Hasil output data kuat arus dengan menggunakan program SPSS

Equation Model Parameter Estimates


Summary

R Square Constant b1 b2

Linear .061 10.640 .194

Logarithmic .175 8.094 2.114

Inverse .320 14.764 -15.362

Quadratic .727 -.102 3.775 -.239

Cubic .936 -18.920 13.751 -1.732

Compound .110 9.991 1.022


21

Power .247 7.859 .215

S .406 2.725 -1.478

Growth .110 2.302 .022

Exponential .110 9.991 .022

Logistic .110 .100 .978

Berdasarkan tabel output data kuat arus tersebut diperoleh nilai R2 tertinggi
sebesar 0.936 berada pada persamaan kubik yang artinya lama waktu fermentasi
mempengaruhi 93.6% terhadap kuat arus yang dihasilkan. Grafik yang digunakan
adalah grafik polynomial orde 3 (persamaan kubik). Berdasarkan model yang
sesuai didapatkan grafik hubungan sebagai berikut:

Grafik 2. Hubungan antara waktu (hari) terhadap Arus listrik (mA)

B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat
kelistrikan dari sel akumulator dengan menggunakan larutan kulit mangga
dengan memvariasikan waktu fermentasi. Penelitian ini dilakukan dengan
variasi waktu fermentasi 3 hari, 6 hari, 9 hari dan 12 hari. Pengambilan variasi
waktu fermentasi ini berdasarkan Azizah (2012) yang mana bahwa waktu
22

terbaik Masing-masing larutan uji diukur kelistrikan dan nilai pH-nya pada
masing-masing variasi waktu. Kelistrikan yang diukur yaitu kuat arus dan
tegangan dengan pengukuran sebanyak 3 kali untuk masing-masing variasi
waktu.
Pada penelitian ini akumulator yang digunakan memiliki 6 sel dengan
tegangan maksimal 12 volt dan kuat arus maksimal 0,7 A. pH untuk hasil
fermentasi setiap variasi waktu 3, 6, 9 dan 12 hari berturut-turut diperoleh 5, 4,
4 dan 5. Hasil dari pH ini diperoleh data yang tidak signifikan penurunannya.
Dimana pada hari ke 12 pH larutan kembali naik ke 5. Hal ini disebabkan
karena faktor lingkungan sekitar yang mempengaruhi larutan. Selain itu hasil
penelitian diperoleh nilai tegangan maksimum pada hari ke-6 dengan rata-rata
| |volt. Kuat arus maksimum diperoleh pada hari ke-6 dengan rata-

rata |15,5±0,17| mA membentuk grafik polynomial orde 3. Hasil yang


diperoleh ini tidak mendekati nilai tegangan dan arus maksimal dari aki
dikarenakan larutan dimasukkan ke dalam 1 akumulator saja yang mana pada
hari ke 6 tegangan akumulator yang digunakan tidak dapat dipastikan lagi
sama dengan tegangan awal akumulator sebelum diisi larutan kulit mangga.
Berdasarkan data output hubungan tegangan dengan waktu fermentasi
dari SPSS diperoleh nilai R2 tertinggi sebesar 1,000 yang artinya lama waktu
fermentasi menurut persamaan kubik cocok 100% terhadap tegangan yang
dihasilkan. Sedangkan data output hubungan kuat arus terhadap waktu
fermetasi dari SPSS diperoleh nilai R2 tertinggi sebesar 0,936 yang artinya
lama waktu fermentasi menurut persamaan kubik cocok 93,6% terhadap kuat
arus yang dihasilkan. Berdasarkan data output dari SPSS baik untuk tegangan
dan kuat arus dapat diketahui bahwa data R 2 tertinggi berada pada persamaan
kubik, artinya model ini dapat menggambarkan dengan baik variansi dari
variabel yang digunakan dan menggunakan grafik polynomial orde 3
(persamaan kubik). Berdasarkan hasil grafik yang diperoleh baik data untuk
tegangan dan kuat arus awalnya mengalami peningkatan kemudian menurun
dan kembali meningkat yang artinya pada waktu fermentasi tertentu nantinya
23

akan diperoleh nilai dimana baik kuat arus maupun tegangan akan mencapai
titik jenuh.
Penelitian ini memiliki kekurangan dari segi jumlah sampel yang
kurang dimana dalam penelitian ini sampel kulit mangga tidak dibuat dalam
ekstrak melainkan hanya dipotong sehingga fermentasi yang terajdi tidak
maksimal. Penelitian yang dilakukan tidak memperoleh nilai 12 volt sesuai
dengan tegangan maksimal akumulator karena pengaruh luas penampang
terhadap proses fermentasi yang menyebabkan larutan yang diukur tidak
maksimal.
24

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh variasi waktu fermentasi kulit mangga terhadap
kelistrikan sel akumulator dengan menggunakan larutan kulit manga dengan
melihat R2 dari analisis regresi model kubik. Besar R2 tertinggi sebesar 1,000
yang artinya lama waktu fermentasi menurut persamaan kubik cocok 100%
terhadap tegangan yang dihasilkan. Sedangkan data output hubungan kuat arus
terhadap waktu fermetasi dari SPSS diperoleh nilai R2 tertinggi sebesar 0,936
yang artinya lama waktu fermentasi menurut persamaan kubik cocok 93,6%
terhadap kuat arus yang dihasilkan.

B. Saran
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini masih perlu dilakukan proses fermentasi lanjutan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik dan sebaiknya kulit mangga yang
digunakan nanti dibuat dalam bentuk larutan untuk memaksimalkan proses
fermentasi.
2. Bagi Masyarakat
Limbah mangga ini dapat dijadikan salah satu altenatif peluang usaha bagi
masyarakat yang ingin mengembangkan produk yang telah dibuat ini. Selain
itu hasil dari fermentasi limbah mangga ini dapat lebih bermanfaat
dibandingkan hanya menjadi limbah buangan.

You might also like