Professional Documents
Culture Documents
KAJIAN TEORETIK
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah
2015) Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam
pembangunan. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur kependidikan
tenaga profesional. Pada diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa
peran yang paling pokok dalam proses belajar mengajar, yaitu: (1) guru sebagai
demonstrator, (2) guru sebagai pengelola kelas, (3) guru sebagai mediator dan
fasilitator, dan (4) guru sebagai evaluator. Keempat peran guru inilah yang harus
1. Pendidik
orang dewasa. Melalui proses pembelajaran, segala sikap dan tingkah laku siswa
ditingkatkan menjadi lebih baik sehingga terbentuk sebuah karakter yang baik.
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta
didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
2. Pengajar
dan metode sehingga proses transfer ilmu pengetahuan kepada siswa menjadi
kondisi supaya siswa belajar. Guru dikatakan belum mengajar kalau siswa belum
proses belajar siswa terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam
pembelajaran diantaranya:
a. Membuat ilustrasi
b. Mendefinisikan
c. Menganalisis
d. Menyintesis
e. Bertanya
f. Merespons
g. Mendengarkan
h. Menciptakan kepercayaan
3. Pembimbing
itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan
produktif. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi guru dalam
pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak, dan latar belakang
yang dimilikinya.
3) Guru seharusnya nya dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh
kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya, apabila data itu bersifat pribadi.
belajarnya.
4. Pelatih
Guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas untuk melatih peserta
dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual
peserta didik, dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun
tidak mencakup semua hal, dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu
tidaklah mungkin.
5. Penasihat
Guru adalah seorang penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihat dan dalam
beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasihati orang. seorang guru harus
bertindak sebagai konsultan yang siap memberikan nasihat kepada peserta didik.
Menjadi guru pada tingkat mana pun berarti menjadi penasihat dan menjadi orang
kepercayaan, kegiatan pembelajaran pun meletakkannya pada posisi tersebut.
dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Semakin guru itu kreatif, maka
kepercayaan diri.
Sejak zaman dahulu sampai sekarang, guru masih dianggap sebagai pekerjaan
yang luhur, yang memiliki sifat dan karakter yang mulia yang dijadikan ‘model’
atau ‘teladan’ bagi masyarakat. Perhatian masyarakat terhadap guru begitu besar
sehingga setiap apa yang terjadi dengan guru langsung dikomentari oleh
masyarakat. Perilaku guru di sekolah selalu menjadi figur dan dijadikan dalil bagi
para siswanya untuk meniru perilaku tersebut. Hal ini wajar karena peserta didik
lakunya. Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua
orang yang menganggap dia Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang
dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar
itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian, dan bila perlu
a. Sikap dasar
c. Kebiasaan bekerja
f. Hubungan kemanusiaan
g. Proses berpikir
h. Selera
i.Keputusan
j.Kesehatan
7. Pribadi
Guru dituntut untuk memiliki kepribadian yang kukuh yang dapat dijadikan
panutan bagi masyarakat. Segala tindak tanduknya selalu mendapat respons dari
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Guru sebagai pribadi harus
8. Peneliti
Manusia adalah makhluk yang unik, satu sama lain berbeda. Manusia yang
satu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, mereka juga
memiliki kelemahan yang tidak dimiliki yang lainnya. Oleh karena itu, guru
adalah seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak
tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan subjek pembelajaran. Dengan
melalui kegiatan penelitian. Usaha mencari sesuatu itu adalah mencari kebenaran,
mengemukakan kebenaran.
9. Motivator
ini.
a. Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian
terhadap pekerjaannya.
sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih
yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan
dibangkitkan oleh kesadaran itu, ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator,
yang berada di pusat proses pendidikan. Akibat Akibat dari fungsi ini, guru
senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani
peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif
dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa
apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan
sebelumnya dan apa yang akan dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari
sekarang.
peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang
dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak
sendiri tidak memilikinya. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran
tentang hakikat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran
Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin
yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak
dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru
13. Aktor
Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah
kepada penonton. Penampilan yang bagus dari seorang aktor akan mengakibatkan
para penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh-sungguh, dan bisa pula
14. Evaluator
karena melibatkan banyak latar belakang banyak latar belakang dan hubungan,
serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks
yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian, karena
penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk
15. Pengawet
generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang
16. Fasilitator
menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang
berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas
belajar. Oleh karena itu, menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas,
17. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis
baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi
lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas
guru yang sebenarnya. Standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang
Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan “Kompetensi guru
diperoleh melalui pendidikan profesi”. Bahwa guru yang profesional itu memiliki
serta sikap yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya secara profesional. Kompetensi guru dapat dinilai sebagai tolak ukur
dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
pedagogik adalah sejumlah kemampuan yang dimiliki oleh pendidik, yang terdiri
kemampuan pendidik dalam mengajar atau mendidik peserta didik. Dalam hal
pembelajaran dengan baik, akan tetapi harus mampu memahami karakteristik dan
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 28 ayat 3 butir
bakat, potensi, kondisi psikologis, dan fisik, pola belajar dan lain sebagainya.
yang disesuaikan dengan kondisi dan karakter peserta didik sampai pada
menentukan kemana arah bakat dan minat serta potensi yang dimiliki oleh peserta
didik. Dengan demikian, pendidik dapat ikut andil dalam membantu peserta didik
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual. Kompetensi ini harus meliputi, memahami karakteristik peserta
didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, spiritual, dan
latar belakang sosial budaya.Selain itu seorang guru juga harus mampu mengidentifikasi
potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu, mengidentifikasi bekal ajar awal
peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu, serta dapat mengidentifikasi kesulitan
b. Menguasai teori belajar dan prinsip- prinsip pembelajaran yang mendidik. Seorang guru
harus mampu memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Di samping itu harus terampil dalam
menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran secara kreatif
dahulu.Setelah itu, baru menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.Selain itu, guru
harus mampu menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan,
disamping pandai memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.Setelah memilih materi, guru juga harus pandai
menata materi pembelajaran secara benar sesuai sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
penilaian.
mampu menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara utuh. Seorang guru juga dituntut dapat mengambil keputusan
transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
zaman modern ini guru harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
potensi yang dimiliki Demi tercapainya tujuan pembelajaran, seorang guru guru harus rela
prestasi secara optimal dan untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik Guru harus dapat
memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan,
tulisan, dan/atau bentuk lain. Selain itu, guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari: (1) penyiapan
kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan
contoh, (2) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagin, (3) respons peserta didik
terhadap ajakan guru, dan (4) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Guru mampu memahami
prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dnegan karakteristik
mata pelajaran yang diampu. Juga seorang guru harus dapat menentukan aspek- aspek
proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diampu. Selanjutnya, guru harus mampu menentukan
prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Dalam hal penilaian guru
diwajibkan mengetahui dalam pengembangan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar, selanjutnya mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
melakukan evaluasi.
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi belajar untuk kepentingan pembelajaran Setelah
mendapatkan berkas administrasi penilaian proses dan hasil belajar, guru menggunakan
informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar dan digunakan
untuk merancang program remidial dan pengayaan. Juga hasil tersebut di atas digunakan
pembelajaran.
refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang
diampu. Guru juga dituntut untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
Selain itu juga mendorong guru untuk memahami dan mengenal karakteristik
tahunan, program semester, silabus, dan RPP. Guru yang profesional dapat
pembelajaran secara detil dan lengkap. Sehingga ketika memulai suatu proses
pembelajaran, guru sudah sepenuhnya siap sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapainya.
dengan istilah standar proses. Seorang guru disebut profesional jika ia dapat
4. Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu
dan hal-hal terkait seperti membuat kisi-kisi soal dan sistem penilaian. Yang
tidak kalah pentingnya adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan hasil
Kompetensi pedagogik adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh guru. Guru
yang
ini meliputi kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Seorang
guru harus mempunyai peran ganda. Peran tersebut diwujudkan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi. Adakalanya guru harus berempati pada
siswanya dan ada kalanya guru harus bersikap kritis. Berempati maksudnya guru
harus dengan sabar menghadapi keinginan siswanya juga harus melindungi dan
melayani siswanya tetapi disisi lain guru juga harus bersikap tegas jika ada
cerminan prilaku bagi para siswa- siswanya (Sudarlan & Rifadin, 2016).
nilai-nilai tinggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur
dalam perbuatan dan perkataan sehingga guru dapat mengarahkan para peserta
didiknya untuk berjiwa baik juga guru dianggap sebagai partner yang siap
meliputi: (1) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai
dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma; (2) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai
guru; (3) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan
memiliki perilaku yang disegani; (5) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan
menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. Menurut (Huda,
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia Seorang guru ketika berinteraksi dengan siswa harus menghargai peserta didik
tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender,
serta bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta
didik dan masyarakat Seorang guru harus berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi, harus
berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Sehingga guru dapat
berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
Guru harus menampilkan sebagai pribadi yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan
rasa percaya diri Ketika mengajar, guru harus menunjukkan etos kerja dan tanggung
jawab yang tinggi. Guru harus mempunyai rasa bangga menjadi guru dan percaya pada
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru seorang guru harus memahami dan
menerapkan kode etik profesi guru, serta berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
professional, tentunya akan mampu membawa peserta didik ke arah yang lebih
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam dengan sub komponen :
ilmiah. hasil peneiitian di bidang pendidikan, karya tulis berupa tinjauan ilmiah
media massa serta menulis buku peiajaran, diktat peiajaran atau modul.
Menurut Darmadi (2015) Sub kompetensi dalam Kompetensi Profesional:
(1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
kompetensi profesional :
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu. Penjabaran dari kompetensi ini, yaitu guru dapat
menginterpretasikan dan menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu
yang relevan dengan pembelajaran mata pelajaran yang diampu. Selain itu, harus
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. Guru
mata pelajaran harus senantiasa memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Guru harus mampu
memilih dan mengolah materi pembelajaran yang diampu secara kreatis sesuai dengan
kinerja sendiri secara terus-menerus, dapat memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka
belajar dari berbagai sumber. Saat ini, seorang guru dituntut mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi serta untuk pengembangan
diri.
efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan
dan status sosial keluarga; (2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
lisan maupun tulisan. Sedangkan menurut Huda (2018) Sub Kompetensi dalam
Kompetensi Sosial :
e. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
Guru hendaknya Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat
dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran, dan tidak bersikap terhadap
peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena
perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat. Guru harus mampu berkomunikasi dengan
teman dan komunitas dan komunitas teman ilmiah lainnya secara santun, empatik dan
efektif. Guru juga harus mampu berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan
kemajuan peserta didik.Guru harus mengikutsertakan orang tua peserta didik dan
masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta
didik.
d. Guru harus mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
e. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain.Guru harus pandai berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah,
dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan
dalam upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal teknologi
pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan
proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat
dalam jumlah yang besar. teknologi satu ini efektif dan efisien.
manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi ini sebagai pendekatan
yaitu :
rendah.
sistematis
9) Sebagai sarana meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
banyak dan hal ini tergantung dari siapa yang memanfaatkannya. Berikut adalah
beberapa manfaat dari teknologi pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik:
1. Secara Fisik
prasarana, tetapi masih sangat minim baik dari segi jumlah maupun
2. Secara Non-fisik
para ahli.
mereka.
c. Sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan.
pengetahuan guru dan keyakinan tentang berbagai aspek seperti pedagogik, siswa,
pengetahuan yang dikembangkan oleh guru dari waktu ke waktu dan melalui
untuk meningkatkan pengalaman siswa PCK dari seorang guru bisa sama dengan
guru lain, tetapi juga bisa berbeda . Hal ini dipengaruhi oleh konteks pengajaran,
akan terangkum menjadi satu dalam PCK. Kemampuan PCK mengacu pada
Dengan demikian setiap guru dapat mengembangkan PCK sendiri sesuai dengan
Knowledge)
Menurut Purnawati (2020) TPACK merupakan sebuah kerangka kerja dalam
teknologi sebagai bahan ajar belajar, dalam framework TPACK, pedagogi adalah
biologis.
antara tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru, yaitu pengetahuan
teknologi, pedagogi, dan konten. TPACK ini perlu dikuasai oleh guru agar
Knowledge (TPACK)
antara komponen yang saling beririsan dari Content (C) yaitu tentang materi
pembelajaran yang akan dipelajari, Pedagogic (P) yaitu teori belajar, prinsip-
dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, (2)
dan evaluasi proses dan hasil belajar, (3) Pengetahuan teknologi (Technological
teknik/metode keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan dengan mata pelajaran
dukungan akses internet, software, media pembelajaran dan sarana TIK lainnya.
Knowledge (TPACK)
baik yang analog maupun digital, lunak maupun keras, dan terkait hal teknis.
Teknologi analog atau yang disebut juga dengan teknologi rendah meliputi buku,
pensil, penggaris, papan tulis, dan kapur. Sedangkan teknologi digital meliputi
internet, digital video, papan tulis interaktif, laptop, tablet, dan lainnya. Perangkat
lunak komputer adalah seperti program pengolahan kata, kolom dan gambar,
mengenai penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar (Rochaendi, 2021).
pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Content
konten meliputi pengetahuan terhadap teori, konsep, fakta dan prosedur dalam
disiplin ilmu materi tertentu juga merupakan bagian dari pengetahuan konten
(Rahmadi, 2019).
bagaimana teknologi dan konten terkait secara timbal balik. Pengetahuan ini
representasi baru pada konten yang spesifik. Termasuk dalam pengetahuan ini
2019).
media pembelajaran dan sarana TIK lainnya. Terjadinya multi interaksi antar
teknologi dalam sebuah konten yang unik dan sinergis berbasis TIK. Menurut
untuk mengajarkan suatu konten yang spesifik dengan efektif. Pengetahuan ini
teknologi yang tepat pada strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengajarkan
(TPACK)
TPACK dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Pada umumnya, terdapat 5 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan
1) Self report-measure merupakan metode yang meminta responden untuk memilih tingkat
kesesuaian suatu penyataan dengan kondisi nyata yang terjadi pada diri responden.
4) Interview merupakan metode yang berisi serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada
5) Observation merupakan metode yang mengamati perubahan nyata yang terjadi pada
yang didapatkan.
(TPACK)
Knowledge (TPACK) juga berfungsi sebagai sebuah teori dan konsep untuk
peneliti dan pendidik dalam mengukur kesiapan calon guru dan guru dalam
antara teknologi, pedagogi, dan konten yang melekat. Oleh karena itu guru
(TPACK)
TPACK yang masih lemah. Menurut (Mouza, 2016: 176) Berbagai cara dapat
perkuliahan; dan
pendidikan guru
Pengembangan TPACK juga harus dilakukan pada satu konten yang spesifik.
Menurut (Nofrion, 2012) Oleh sebab itu, pola pengembangan kompetensi guru
kebijakan selanjutnya
(TPACK)
para guru serta masih diinterpretasikan secara beragam oleh para guru. Dalam hal
sebagian besar guru Sekolah Dasar kurang memiliki penguasaan teknologi, literasi
sarana TIK. Dari beberapa hambatan tersebut di atas, interpretasi dan preferensi
penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
guna mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang sesuai dengan kaidah
Telah ada penelitian yang relevan yang akan dilakukan oleh peneliti. Salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ryan Dwi Kurniawan dan Nanik
pembelajaran berbasis daring berada pada kategori “sedang” atau cukup baik.
Pada tingkat kompetensi komponen Technological Knowledge (TK) dengan
komponen Content Knowledge (CK) dengan persentase sebesar 44%. Pada tingkat
Knowledge (TPACK) Guru Biologi SMA memiliki kompetensi paling tinggi pada
Content knowledge (CK) dan kompetensi paling rendah terdapat pada kompetensi
Penelitian lain yang serupa adalah penelitian yang dilakukan oleh Joni Ruta
pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil masing-masing ketujuh
Penelitian lain yang serupa adalah penelitian yang dilakukan oleh imam
muslim, I Komang Werdhiana, dan Amiruddin Kade (2020) dari program studi
Universitas Tadulako termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari
oleh Ahmad Yani, Mamat Ruhiyat, dan Asep Mulyani (2019) dari Jurusan
geografi Provinsi Jawa Barat, Provinsi Bengkulu, dan provinsi lainnya telah mampu
menguasai TPACK dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil masing-masing ketujuh
Knowledge (TPK) .
yang akan diteliti oleh peneliti memiliki persamaan dan perbedaan dengan
dilakukan oleh peneliti terletak pada ruang lingkup penelitian dimana penelitian
Ditinjau dari subjek penelitian ini yaitu guru sekolah menengah atas sedangkan
Guru SMP
Studi Awal Sekecamatan TPACK
pasar jambi
TK CK PK PCK TPK
TCK
2.3 Hipotesis Penelitian Kesimpulan
TPACK
v
CK TPK
PK PCK
TK TCK
a) Bagaimana pengaruh Content Knowledge (CK) terhadap Technological
Pasar Jambi
Pasar Jambi
Pasar Jambi
Jambi
j) Bagaimana Pengaruh Technological Pedagogical Knowledge (TPK)
METODE PENELITIAN
Jambi. Waktu penelitian seperti yang dijabarkan dalam tabel dibawah ini.
1. Persiapan Penelitian
a. Mengurus Perizinan
b. Koordinasi Dengan
Kepala Sekolah Dan
Guru
c. Menyusun Angket
d. Merevisi Angket
e. Finalisasi Dan
Penggandaan Angket
2. Pelaksanaan
Penelitian
a. Membagikan Angket
Kesekolah
b. Analisis Data
digunakan adalah desain penelitian survei. Penelitian survei itu sendiri merupakan
harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa yang ingin diselidiki, juga disebut
ini adalah kuantitatif. Menurut Siyoto & Sodik (2015), metode penelitian
yang banyak melibatkan angka, bisa juga disertai tabel, grafik, gambar, atau yang
berupa angket atau kuisioner, dalam bentuk tes, data nominal, data sekunder
(Santosa,2018).
3.3.1 Populasi
pengamatan dan memiliki sifat-sifat yang sama. Dengan kata lain, populasi adalah
kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji.
hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian. Populasi sering
juga disebut universe atau sekelompok individu atau objek yang memiliki
karakteristik yang sama, misalnya status sosial sama, atau obyek lain yang
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk dijadikan objek
Dengan kata lain sampel adalah bagian yang di ambil dari populasi (Nuryadi,
2017) . Sampel adalah sebagian, atau subset (himpunan bagian), dari suatu
populasi. Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh
kaidah-kaidah ilmiah, maka biasanya sangat mungkin diperoleh hasil- hasil dari
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yakni teknik sampling yaitu
sampel yang didasarkan pada area atau cluster (Prabowo, 2016). Teknik sampling
daerah (cluster sampling) digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara,
propinsi atau kabupaten (Nuryadi, 2017). Sampel pada penelitian ini adalah guru
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa yang ingin
Penyusunan Angket:
tersebut.
valid atau tidaknya item instrumen penelitian (Kusnadi, 2016). Validitas ialah
indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen betul-betul mengukur apa
yang perlu diukur (Anwar, 2009). Validasi pada penelitian ini adalah validasi isi.
Validasi isi suatu tes mempermasalahkan sejauh mana suatu tes mengukur tingkat
penguasaan terhadap isi atau konten atau materi tertentu yang seharusnya dikuasai
pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili
secara keseluruhan dan proporsional Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu
Item
(TK) teknologi
Keterampilan menggunakan 4
teknologi
teknologi
materi
kurikulum
Proses pembelajaran 5
Metode pembelajaran 5
Model pembelajaran 5
pembelajaran
perkembangan pengetahuan
Data diperoleh dari lembar jawaban guru mengenai pengaruh variabel TPACK
guru SMP Se-Kecamatan Pasar Jambi. Data dari kuesioner/angket pada penelitian
ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari penelitian kuantitatif.
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya (Siyoto & Sodik, 2015). Dengan langkah-langkah menurut Purwanto
(2020) yaitu :
Pernyataan Positif
Kategori Skor
Setuju (S) 4
R
NP = x 100 %
SM
Keterangan :
NP = Nilai Persentase
Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah smartPLS 3.0.
Equation Model SEM adalah teknik analisis regresi korelasi, yang bertujuan untuk
menguji hubungan-hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu
istilah yang digunakan dalam PLS berbeda dengan pengolahan statistik lainnya
seperti SPSS.
konstruk
Kelebihan SMARTPLS
1. Smart PLS atau Smart Partial Least Square adalah software statistik
yang sama tujuannya dengan Lisrel dan AMOS yaitu untuk menguji
Kelemahan SMARTPLS
1. SmartPLS hanya bisa membaca data excel dalam bentuk csv
7. Klik kanan pada double-click pada project explore dan pilih import
bidang gambar
kembali.
sebuah indikator bisa dihapus. Dikatakan valid jika nilai sig-nya > 0,5
akan
14. Muncul bidang set up, kemudian klik Start Calculation, maka hasil
peneliti memperoleh hasil sesuai yang diinginkan. Tahapan tersebut antara lain .
sekolah yang akan diteliti, selanjutnya setelah koordinasi dengan sekolah peneliti
Atika, T. A., & Tarigan, U. (2014). Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun
Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian Daerah Deli Serdang.
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik UMA (Journal of
Governance and Political Social UMA), 2(1), 18–30.
http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma/article/view/578/922
Hatmoko, J. . (2015). Survei Minat Dan Motivasi Siswa Putri Terhadap Mata
Pelajaran Penjasorkes Di Smk Se-Kota Salatiga Tahun 2013. E-Jurnal
Physical Education, Sport, Health and Recreation, 4(4), 1729–1736.
https://doi.org/10.15294/active.v4i4.4855
Huda, M. N., & Dosen. (2018). Peran Kompetensi Sosial Guru dalam pendidikan.
Peran Kompetensi Sosial Guru Dalam Pendidikan, VI(2), 42–62.
Huliyah, M. (2016). Hakikat pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal.
Mulhayatiah, D., Ramdiani, N. A. E., Setya, W., Suhendi, H. Y., & Kuntadi, D.
(2018). PCK Model Shulman Berdasarkan Pengalaman Mengajar Guru
Fisika. Thabiea : Journal of Natural Science Teaching, 1(2), 84–90.
https://doi.org/10.21043/thabiea.v1i2.4392
Nofrion, Wijayanto, B., Wilis, R., & Novio, R. (2012). Analisis Technological
Pedagogical and Content. Jurnal Geografi, 10(2), 105–116.
Sumar, W. T., Lamatenggo, N., & ... (2020). Strategi Guru dalam Implementasi
https://ejournal-fip-ung.ac.id/ojs/index.php/jeej/article/view/143
Syaidah, U., Suyadi, B., & Ani, H. M. (2018). Pengaruh Kompetensi Guru
https://doi.org/10.19184/jpe.v12i2.8316
Tarihoran, E. (2019). Guru dalam pengajaran abad 21. Jurnal Kateketik Dan
4891-ab16-b6f5cf42a9a7
1689–1699.