You are on page 1of 10

I.

Tanggal Praktikum :

II. Judul Praktikum : Pengamatan Anti Predator pada Passer montanus

III. Tujuan Praktikum :

Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu:

Mengetahui tingkat kewaspadaan dari burung gereja (Passer montanus) terhadap

predator (dalam hal ini praktikan).

IV. Dasar Teori :

Keanekaragaman dan kelimpahan jenis burung yang ditemukan dalam suatu

kawasan dapat mengindikasikan bagaimana keadaan di kawasan tersebut. Sebagai

salah satu komponen dalam ekosistem, keberadaan burung dapat menjadi indikator

apakah lingkungan tersebut mendukung kehidupan suatu organisme atau tidak karena

mempunyai hubungan timbal balik dan saling tergantung dengan lingkungannya.

Burung sebagai indikator perubahan lingkungan, dapat digunakan sebagai indikator

dalam mengambil keputusan tentang rencana strategis dalam konservasi lingkungan

yang lebih luas. Setiap jenis burung pada dasarnya memiliki potensi habitat yang

berbeda-beda, suatu habitat yang digemari oleh suatu jenis burung belum tentu sesuai

untuk jenis burung yang lain (Paramita, 2015: 161).

Burung diketahui sebagai satwa yang secara cepat mengalami perubahan

ukuran bobot tubuh sebagai respons terhadap perubahan kondisi lingkungan.

Di wilayah empat musim, bobot tubuh burung Passerine bervariasi pada musim
yang berbeda. Hal ini merupakan strategi burung dalam pengaturan suhu

tubuh (termoregulasi) serta sebagai cadangan akibat kurangnya kesempatan

mencari makan akibat cuaca buruk (Dewi, 2013: 152).

Burung merupakan satwa yang mempunyai mobilitas tinggi dan mudah

ditemukan hampir di setiap lingkungan bervegetasi. Kehadiran suatu jenis burung

umumnya menyesuaikan dengan kesukaannya terhadap suatu habitat karena pada

habitat tersebut burung dapat dengan mudah mendapatkan sumber daya untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Populasi burung dapat menurun akibat dari dampak

antropogenik, seperti pembakaran hutan dan padang rumput, perladangan berpindah,

perburuan, dan perdagangan burung. Penurunan kualitas, modifikasi dan hilangnya

habitat merupakan ancaman yang berarti bagi jenis-jenis burung. Saat ini diketahui

sekitar 50% burung di dunia terancam punah karena menurunnya kualitas dan

hilangnya habitat (Indra, 2020: 41).

Tanggap fungsional merupakan salah satu ukuran untuk menentukan efektifitas

suatu predator dalam pengendalian hayati. Tanggap fungsional dibedakan atas tiga

tipe. Tipe I atau tipe tanggap fungsional linier merupakan laju memangsa meningkat

atau menurun sehubungan dengan meningkat atau penurunan tingkat populasi

mangsa. Pada tipe II atau tanggap fungsional hiperbolik, laju pemangsaan menurun

dengan meningkatnya kerapatan mangsa yang rendah, sedangkan tipe III atau

tanggap fungsional sigmoid, pada awalnya peningkatan pemangsan berlangsung

lambat, diikuti dengan peningkatan yang lebih cepat kemudian konstan (Ginting,

2017: 197).
Interaksi antara burung predator dan mangsa pada suatu ekosistem akan lebih

jelas apabila keduanya memiliki periode waktu aktivitas yang relatif sama.

Kesamaan tersebut merupakan bentuk sinkronisasi yang sangat mempengaruhi

predasi. Jika kondisi ini berlangsung dalam lingkungan yang optimal maka supresi

dan regulasi oleh burung predator terhadap mangsa dapat berjalan stabil (Lala, 2010:

23).

V. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. Stopwatch

2. Meteran

3. Patok besi dan kayu

4. 4.Tali rafia

5. Termometer

6. Alat tulis

b. Bahan

1. Burung Gereja (Passer montanus)

VI. Cara Kerja :

1. Ditentukan habitat secara menyeluruh.

2. Ditentukan individu dan kelompok burung gereja yang akan diamati.

3. Dihitung frekuensi burung menengok ke kanan-kiri dan mematuk-matuk.

4. Diukur jarak terdekat antara pengamat dengan burung gereja hingga akhirnya

burung gereja terbang menjauhi pengamat.


X. Daftar Pustaka
Dewi, L. K., Mulyani, Y. A., Mardiastuti, A., & Tirtaningtyas, F. N. 2013.
Penggunaan Jala Kabut untuk Studi Populasi Burung Gereja Erasia
(Passer montanus) Di Kampus IPB Dramaga: Variasi Jumlah
Tangkapan dan Bobot Tubuh Pada Musim Berbeda. Jurnal Media
Konservasi, 18:3, 152 – 160.
Ginting, T. Y., Darma, B., & Marheni. 2017. Daya Predasi dan Respon
Fungsional Curinus coeruleus Mulsant (Coleoptera; Coccinelide)
Terhadap Paracoccus marginatus Williams dan Granara De Willink
(Hemiptera; Pseudococcidae) di Rumah Kaca. Jurnal Pertanian, 4:3,
196-202.
Indra, S. K., Kustiati, & Rafdinal. 2020. Jenis Burung di Kampus Universitas
Tanjungpura. Jurnal Protobiont, 9:1, 41-49.
Lala, F. 2010. Aktivitas Harian dan Preferensi Burung Predator Lanius sp.
Terhadap Hama Sexava spp. Jurnal Perlindungan Tanaman
Indonesia, 16:1, 22–27.
Paramitha, E. C., Sunu, K., & Reni, A. 2015. Keanekaragaman dan Kelimpahan
Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban. Jurnal Lentera
Bio, 4:3, 161-167.

You might also like