You are on page 1of 42

SIKLUS 1: PENETAPAN STANDAR MUTU

Resiko Jika Standar


Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
sarana 5,1 Ketersediaan dan 5.1.1 ❖ Untuk SD harus memiliki ❖ Kedalaman substansi
pendidik dan kompetensi guru kualifikasi akademik pendidikan materi pembelajaran kurang
tenaga 5.1. sesuai ketentuan minimum diploma empat (D- maksimal
kependidikan 1 Berkualifikasi IV) atau sarjana (S1) dalam
minimal S1/D4 bidang pendidikan SD/MI (D-
IV/S1
PGSD/PGMI) atau psikologi
yang diperoleh dari program
studi yang tera- kreditasi.
❖ Untuk SMP/SMA/SMK
(pada kelompok mata pelajaran
normatif dan adaptif)
harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum
diploma empat (D- IV) atau
sarjana (S1) program studi yang
sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan
diperoleh dari program studi
yang terakreditasi.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.1. Rasio guru kelas 5.1.2 ❖ Pendidik pada SD terdiri atas ❖ Tidak dapat menjamin
2 dan guru mata guru kelas dan guru mata kualitas layanan pendidikan
pelajaran terhadap pelajaran yang penu- gasannya ❖ Tidak dapat
rombongan belajar ditetapkan oleh masing-masing meningkatkan mutu
seimbang satuan Pendidikan sesuai dengan pendidikan.
keperluan. ❖ Pendidik terkendala
❖ Pendidik pada SD mengajar dalam mendapat tunjangan
dengan rasio minimal jumlah sertifikasi
siswa adalah
20:1.
❖ Pendidik pada SMP dan
SMA mengajar dengan rasio
minimal jumlah siswa adalah
20:1.
❖ Pendidik pada SD mengajar
dengan rasio minimal jumlah
siswa adalah 15:1.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.1. Tersedia untuk ❖ Guru mata pelajaran pada ❖ Guru yang tidak sesuai
3 tiap mata SD mencakup guru mata dengan latar belakang
pelajaran pendidikan/jurusan akan
pelajaran agama dan akhlak sulit memahami materi
mulia serta guru mata pembelajaran.
pelajaran pendidikan jasmani, ❖ Layanan siswa belum
olah raga, dan kesehatan. terfasilitasi dengan baik
❖ Pendidik pada SMP dan ❖ Kegiatan belajar
mengajar menjadi kurang
SMA terdiri atas guru mata tepat sasaran
pelajaran yang penu-
gasannya ditetapkan oleh
masing-masing satuan
pendidikan sesuai dengan
keperluan.
❖ Pendidik pada SMK terdiri
atas guru mata pelajaran dan
instruktur bidang
kejuruan yang penugasannya
ditetapkan oleh masing-
masing satuan pendidi- kan
sesuai dengan keperluan.

5.1. Bersetifikat ❖ Guru memiliki sertifikat ❖ Mengurangi nilai


4 pendidik profesi guru sesuai jenjang profesionalisme guru.
pendidikannya. ❖ Pendidikan yang
bermutu tidak dapat
terselenggara tanpa
adanya guru profesional.
❖ Rancangan isi
pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran dan
penilaian
pembelajaran kurang
maksimal.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.1. Berkompetensi ❖ Memiliki kompetensi dalam: ❖ Guru belum mampu
5 pedagogik  Mengintegrasikan menyelenggarakan proses
minimal baik karakteristik siswa dari aspek pembelajaran dengan
fisik, agama dan moral, sosial, sebaik- baiknya sesuai
kultural, emosional, dan peran guru sebagai agen
intelektual dalam pembelajaran ❖
pembelajaran Menyebabkan pengelolaan
 Memilih teori belajar dan pembelajaran menjadi
prinsip-prinsip pembelajaran kurang efektif. ❖ Kurang
yang sesuai dengan menguasai menguasai
karakteristik siswa. karakteristik siswa dari
 Merancang kegiatan aspek fisik, moral, so- sial,
pembelajaran siswa kultural, emosional, dan
berdasarkan kurikulum. intelektual
 Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
 Menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi serta
bahan ajar untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan
pengembangan yang
mendidik.
 Mengembangkan potensi
siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai
po- tensi yang dimiliki.
 Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun
dengan siswa.
 Melaksanakan penilaian
proses dan hasil belajar.
 Menggunakan hasil penilaian
proses dan hasil belajar untuk
eningkatkan kualitas
pembelajaran.
 Melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai
po- tensi yang dimiliki.
 Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun
dengan siswa. Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsipenilaian
 Melaksanakan Mutu Tidak Tercapai
proses dan hasil belajar.
1 2 3
 Menggunakan hasil penilaian 4
proses dan hasil belajar untuk
eningkatkan kualitas
pembelajaran.
 Melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.1. Berkompetensi Memiliki kompetensi dalam:  ❖ Belum dapat dijadikan
6 kepribadian Bertindak sesuai dengan teladan bagi siswa. ❖
minimal baik norma agama, hukum, sosial, Kesulitan dalam mengelola
dan kebudayaan nasional kelas dengan baik.
Indonesia.
 Menampilkan diri sebagai
pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan bagi siswa
dan masyarakat.
 Menampilkan diri sebagai
pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa.
 Menunjukkan etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi,
rasa bangga men- jadi guru,
dan rasa percaya diri.
Menjunjung tinggi kode etik
profesi guru.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.1. Berkompetensi ❖ Memiliki kompetensi ❖ Belum terbentuknya
7 profesional dalam: penguasaan materi
minimal baik
 Menguasai materi, pembelajaran secara luas
struktur, konsep, dan pola dan men- dalam oleh
pikir keilmuan yang men- pendidik dalam
dukung mata pelajaran yang membimbing siswa
diampu. belajar.
 Menguasai kompetensi inti
dan kompetensi dasar mata
pelajaran yang di- ampu.
 Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu
secara kreatif.
 Mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
 Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.1. Berkompetensi ❖ Memiliki kompetensi ❖ Guru belum mampu
8 sosial minimal dalam: berkomunikasi secara
baik
 Komunikasi sesama guru efektif dan santun dengan
dibuktikan melalui sesama guru, tenaga
pengamatan asesor selama kependidikan, siswa, dan
visitasi. orangtua siswa.
 Komunikasi guru dengan ❖ Belum dapat dijadikan
tenaga kependidikan teladan bagi siswa.
dibuktikan melalui penga- ❖ Pengelolaan kelas oleh
matan asesor selama visitasi. guru yang bersangkutan
 Komunikasi guru dengan terkendala.
siswa dibuktikan melalui
wawancara, observasi kelas,
dan melihat hasil supervisi
kepala sekolah.
 Komunikasi guru dengan
orangtua dibuktikan melalui
dokumen per-
temuan berkala guru dengan
orangtua dan catatan guru
BK.
 Komunikasi guru dengan
masyarakat dibuktikan
melalui dokumen per-
temuan guru dengan
masyarakat.

5.2 ketersediaan dan 5.2.1 ❖ Memiliki kualifikasi ❖ Tata kelola sekolah yang
5.2. kompetensi kepala akademik sarjana (S1) atau dilakukan kurang terstruktur
1 sekolah sesuai diploma empat (D-IV) kepen- dan mendalam.
ketentuan Kepala didikan atau nonkependidikan
pada perguruan tinggi yang
Sekolah terakreditasi
Berkualifikasi
minimal S1/D4
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.2. Berusia sesuai 5.2.2 ❖ Berusia setinggi tingginya ❖ Jiwa kepemimpinan
2 kriteria saat 56 tahun saat diangkat belum optimal.
pengangkatan ❖ Rentan bersinggungan
sebagai kepala sekolah dengan guru senior.

5.2. Berpengalaman ❖ Memiliki pengalaman ❖ Kemampuan supervisi


3 mengajar selama mengajar sekurang- akademik belum memadai.
waktu yang ❖ Proses pembelajaran
ditetapkan kurangnya 5 (lima) tahun rentan terlaksana kurang
menurut jenjang sekolah sesuai dengan standar yang
masing-masing. ditetapkan.

5.2. Berpangkat ❖ Memiliki pangkat ❖ Kemampuan tata kelola


4 minimal III/c atau serendah-rendahnya III/c sekolah yang dilakukan
setara kurang terstruktur dan men-
bagi pegawai negeri sipil dalam.
(PNS) dan bagi non-PNS ❖ Pengalaman akademik
disetarakan dengan masih kurang
kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan
atau lembaga yang
berwenang.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.2. Bersertifikat ❖ Memiliki sertifikasi ❖ Kemampuan supervisi
5 pendidik pendidik yang dikeluarkan akademik belum memadai.
❖ Proses pembelajaran
oleh lembaga pendidik dan rentan terlaksana kurang
tenaga kependidikan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
❖ Kemampuan tata kelola
sekolah yang dilakukan
kurang terstruktur dan men-
dalam.

5.2. Bersertifikat ❖ Memiliki sertifikat kepala ❖ Kemampuan supervisi


6 kepala sekolah sekolah yang diterbitkan akademik belum memadai.
❖ Proses pembelajaran
oleh lembaga yang rentan terlaksana kurang
ditetapkan Pemerintah sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.2. Berkompetensi ❖ Memiliki kompetensi ❖ Efektifitas pengelolaan
7 kepribadian dalam: Pendidikan berkurang.
minimal baik ❖ Tidak dapat dijadikan
 Berakhlak mulia, teladan bagi guru dan siswa.
mengembangkan budaya dan
tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia
bagi komunitas di sekolah.
 Memiliki integritas
kepribadian sebagai
pemimpin.
 Memiliki keinginan yang
kuat dalam pengembangan
diri sebagai kepala sekolah.
 Bersikap terbuka dalam
melaksanakan tugas pokok
dan fungsi.
 Mengendalikan diri dalam
menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala
sekolah.
 Memiliki bakat dan minat
jabatan sebagai pemimpin
pendidikan.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.2. Berkompetensi ❖ Memiliki kompetensi dalam: ❖ Pengelolaan pendidikan
8 manajerial  Menyusun perencanaan sekolah berjalan tidak efektif
minimal baik untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
 Mengembangkan organisasi
sekolah sesuai dengan kebutuhan. 
Memimpin sekolah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya
sekolah secara optimal.
 Mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah menuju
organisasi
pembelajar yang efektif.
 Menciptakan budaya dan iklim
sekolah yang kondusif dan inovatif
bagi pembelajaran siswa.
 Mengelola guru dan staf dalam
rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal.
 Mengelola sarana dan prasarana
sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
 Mengelola hubungan sekolah
dan masyarakat dalam rangka
pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah.
 Mengelola siswa dalam rangka
penerimaan siswa baru, dan
penempatan dan pengembangan
kapasitas siswa.
 Mengelola pengembangan
kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah
dan tujuan pendidikan nasional.
 Mengelola keuangan sekolah
sesuai dengan prinsip pengelolaan
yang akuntabel, transparan, dan
efisien.
 Mengelola ketatausahaan
sekolah dalam mendukung
pencapaian tujuan
sekolah.
 Mengelola unit layanan khusus
sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan siswa di
sekolah.
 Mengelola sistem informasi
sekolah dalam mendukung
penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
 Memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah.
 Melakukan monitoring, evaluasi,
dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah dengan
pembiayaan sekolah.
 Mengelola siswa dalam rangka
penerimaan siswa baru, dan
penempatan dan pengembangan
kapasitas siswa.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
 Mengelola pengembangan
kurikulum dan kegiatan
Mutu Tidak Tercapai
1 2 pembelajaran3sesuai dengan arah 4
dan tujuan pendidikan nasional.
 Mengelola keuangan sekolah
sesuai dengan prinsip pengelolaan
yang akuntabel, transparan, dan
efisien.
 Mengelola ketatausahaan
sekolah dalam mendukung
pencapaian tujuan
sekolah.
 Mengelola unit layanan khusus
sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan siswa di
sekolah.
 Mengelola sistem informasi
sekolah dalam mendukung
penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
 Memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan
manajemen sekolah.
 Melakukan monitoring, evaluasi,
dan pelaporan pelaksanaan
program kegiatan sekolah dengan
prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.2. Berkompetensi Memiliki kompetensi dalam: ❖ Mengurangi efektifitas
9 kewirausahaan  Menciptakan inovasi yang pengelolaan pendidikan
minimal baik
berguna bagi pengembangan
sekolah.
 Bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah sebagai
organisasi pembelajar yang
efektif.  Memiliki motivasi
yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin
sekolah.
 Pantang menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik dalam
menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah.
 Memiliki naluri kewirausahaan
dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah sebagai
sumber belajar siswa.

5.2. Berkompetensi ❖ Memiliki kompetensi dalam: ❖ Mengurangi efektifitas


10 supervisi minimal  Merencanakan program pengelolaan pendidikan
baik
supervisi akademik dalam
rangka peningkatan
profesionalisme guru.
 Melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan
menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi
yang tepat.
 Menindaklanjuti hasil
supervisi akademik terhadap
guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
11 Berkompetensi ❖ Memiliki kompetensi dalam: ❖ Terhambatnya hubungan
sosial minimal  Bekerja sama dengan pihak komunikasi dengan sesama
baik warga sekolah dan
lain untuk kepentingan sekolah
 Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat ❖ Kemitraan
sosial kemasyarakatan.
dan pelibatan masyarakat
dalm pengeleloaan sekolah
 Memiliki kepekaan sosial
terkendala.
terhadap orang atau kelompok
lain.

5.3

5.3.
1
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
Resiko Jika Standar
Standar Indikator Mutu Deskripsi
Mutu Tidak Tercapai
1 2 3 4
5.3

Mengetahui
Kepala SDN 17 Dauh Puri

Drs. I Dewa Ketut Artana, M.Pd. H


NIP. 19641231 1982081 001
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Masih ada guru kurang 1. Merekrut guru 1. Guru, kepala sekolah,
termotivasi untuk meningkatkan dengan mata pelajaran Pengawas, Dinas
kualifikasi akademik. yang diajarkan atau pendidikan
❖ Komitmen dari menempuh kuliah
penyelenggara pendidikan tambahan bagi guru
dalam merekrut guru dengan yang tidak sesuai
kualifikasi minimum. dengan bidangnya
❖ Biaya untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang S1/D4
terbatas.
❖ Lokasi perguruan tinggi yang
jauh dari tempat tinggal.
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya komitmen 1. mengusulkan 1. Guru, kepala sekolah,
penyelenggara pendidikan dalam menambah robel atau Pengawas, Dinas
mewujudkan rasio guru terhadap menambah tenaga pendidikan
rombongan belajar. pengajar
❖ Penyelenggara pendidikan
masih memperhitungkan
kepentingan bisnis.
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Komitmen penyelenggara
pendidikan terhadap
ketersediaan guru untuk tiap
mata pelajaran ❖
Penyelenggara pendidikan
masih memperhitungkan
kepentingan bisnis.

❖ Adanya kuota terhadap 1. mengusulkan ke 1. Guru, kepala sekolah,


jumlah guru yang disertifikasi. dinas terkait tentang Pengawas, Dinas
❖ Biaya PLPG yang cukup penjaminan mutu pendidikan
besar. ❖ Kurangnya tenaga pendidikan
untuk menyelenggarakan diklat
guru.
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya pemahaman 1. mengadakan 1. Guru, kepala sekolah,
tentang kompetensi pedagogik workshop tentang Pengawas, Dinas
❖ Paradigma guru dalam peningkatan mutu pendidikan
pengembangan belum pendidikan
berkembang ❖ Proses
pengawasan dan pembinaan
dari kepala sekolah dan
pengawas tidak ditindaklanjuti
oleh penyelenggara Pendidikan.
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya pemahaman
tentang kompetensi
kepribadian. ❖ Paradigma guru
dalam mengembangan
kompetensi kepribadian masih
belum terbentuk. ❖ Kurangnya
komitmen lembaga penjamin
mutu untuk melakukan
penyegaran
kepada para guru. ❖ Proses
pengawasan dan pembinaan
dari kepala sekolah dan
pengawas tidak ditindaklanjuti
oleh penyelenggara Pendidikan.
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya pemahaman
tentang kompetensi
profesional.
❖ Paradigma guru terhadap
kompetensi profesional belum
terbentuk
❖ Proses pengawasan dan
pembinaan dari kepala
sekolah dan pengawas tidak
ditindaklanjuti oleh
penyelenggara Pendidikan.
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya pemahaman
tentang kompetensi
kepribadian
❖ Paradigma guru terhadap
kompetensi sosial belum
terbentuk
❖ Proses pengawasan dan
pembinaan dari kepala
sekolah dan pengawas tidak
ditindaklanjuti oleh
penyelenggara Pendidikan.

❖ Kurangnya komitmen
penyelenggara sekolah dalam
merekrut kepala sekolah
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya komitmen
penyelenggara sekolah dalam
merekrut kepala sekolah
❖ Terbatasnya jumlah guru yang
disiapkan oleh penyelenggara
pendidikan un-
tuk dijadikan calon kepala
sekolah

❖ Komitmen penyelenggara
sekolah dalam merekrut kepala
sekolah
❖ Terbatasnya jumlah guru yang
disiapkan oleh penyelenggara
pendidikan un- tuk dijadikan
calon kepala sekolah

❖ Kurangnya komitmen
penyelenggara sekolah dalam
merekrut kepala sekolah
❖ Kepala sekolah tidak
memiliki cukup waktu untuk
menguru kepangkatan.
❖ Kualifikasi akademik Kepala
Sekolah belum terpenuhi.
❖ Birokrasi pengajuan kenaikan
pangkat tidak mudah dilakukan.
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya komitmen
penyelenggara sekolah dalam
merekrut kepala sekolah

❖ Komitmen perekrutan kepala


sekolah seringkali belum
mengikuti aturan
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya pemahaman
tentang kompetensi kepribadian
❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi
kepribadian belum ter- bentuk
❖ Kurangnya komitmen kepala
sekolah
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya pemahaman
tentang kompetensi manajerial
❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi manajerial
masih belum ter- bentuk
❖ Kurangnya komitmen kepala
sekolah
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya pemahaman
tentang kompetensi
kewirausahaan
❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi
kewirausahaan belum ter- bentuk
❖ Kurangnya komitmen kepala
sekolah

❖ Kurangnya pemahaman
tentang kompetensi supervisi
❖ Paradigma Kepala Sekolah
terhadap kompetensi supervisi
belum terbentuk
❖ Tugas Kepala sekolah sangat
banyak, sehingga supervisi
akademik maupun manajerial
yang harusnya dilakukan oleh
kepala sekolah sering tidak
terlaksana, sehingga kerapkali
diserahkan kepada wakil kepala
sekolah
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
❖ Kurangnya pemahaman
tentang kompetensi sosial yang
harus dimiliki kepala sekolah.
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7
Penyebab Tidak Pelibatan
Penyelesaian
Tercapainya Standar Mutu
5 6 7

Penanggung jawab
Sarana Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dra. Ni Wayan Ardani


NIP. 19630502 198112 2 001
SIKLUS 2: ANALISIS PEMETAAN MUTU

Analisis Lingkungan Alternatif


Standar Indikator Kondisi Saat Ini Masalah Akar Masalah Rekomendasi
Kekuatan Kelemahan Solusi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sarana pendidik 5.1 Ketersediaan dan Ketersediaan dan 1. Rasio guru kelas 1). Bersetifikat 1). Belum semua guru 1). Adanya kuota 1). mengirim dinas pendidikan
dan tenaga kompetensi guru sesuai kompetensi guru sesuai terhadap rombongan pendidik 2. bersetifikat pendidik 2. terhadap jumlah usulan bagi guru
kependidikan ketentuan ( 3,71 ) ketentuan belajar seimbang berkopetensi belum berkopetensi guru yang yang belum
kepribadian minimal kepribadian minimal disertifikasi 2). bersertifikasi. 2).
baik 3. berkopetensi baik 3. belum Kurangnya Mengadakan
sosial minimal baik berkopetensi sosial komitmen lembaga workshop
Informasi kurang minimal baik penjamin mutu peningkatan mutu
terkelola dengan baik, Informasi kurang untuk melakukan pendidikan
Layanan jasa dan terkelola dengan baik, penyegaran kepada
sumber informasi Layanan jasa dan para guru 3).
kurang dan Penerapan sumber informasi Proses pengawasan
teknologi informasi kurang dan Penerapan dan pembinaan dari
dan komunikasi teknologi informasi kepala sekolah dan
kurang berkembang dan komunikasi kurang pengawas tidak
berkembang ditindaklanjuti oleh
penyelenggara
pendidikan
5.2 Ketersediaan dan Ketersediaan dan berpangkat minimal 1). Berkualifikasi 1). Belum 1). Kurangnya 1). Melanjutkan dinas pendidikan
kompetensi kepala sekolah kompetensi kepala III/c atau setara minimal S1/D4 2). berkualifikasi minimal komitmen kuliah agar linier
sesuai ketentuan (2,74) sekolah sesuai Berusia sesuai kriteria S1/D4 2). Belum penyelenggara sesuai dengan
ketentuan saat pengangkatan 3). berusia sesuai kriteria sekolah dalam profesi yang
merekrut kepala
Berpengalaman saat pengangkatan 3). sekolah 2). diampu 2).
mengajar selama yang Belum berpengalaman Terbatasnya bekerjasama
ditetapkan 4). mengajar selama yang jumlah guru yang dengan dinas
Bersertifikat pendidik ditetapkan 4). Belum disiapkan oleh terkait dengan
5). Bersertifikat bersertifikat pendidik penyelenggara membuat
kepala sekolah 6). 5). Belum bersertifikat pendidikan untuk pelaporan 3).
Berkopetensi kepala sekolah 6). dijadikan calon Mengadakan
kepribadian minimal Belum berkopetensi kepala sekolah 3). workshop
baik 7). Berkopetensi kepribadian minimal Kurangnya peningkatan mutu
komitmen kepala
managerial minimal baik 7). Belum sekolah pendidikan.
baik 8). berkopetensi berkopetensi
supervisi minimal managerial minimal
baik 9). berkopetensi baik 8). belum
sosial minimal baik. berkopetensi supervisi
minimal baik 9). belum
berkopetensi sosial
minimal baik.
5.3 ketersediaan dan ketersediaan dan 1). Tersedia tenaga 1). Tersedia kepala 1). belum tersedia 1). Masih banyak bekerjasama dinas pendidikan
kompetensi tenaga kompetensi tenaga pelaksana urusan administrasi 2). kepala administrasi 2). sekolah yang tidak dengan dinas
administrasi sesuai administrasi sesuai administrasi Memiliki kepala belum memiliki kepala memiliki kepala terkait dengan
ketentuan ( 6,1) ketentuan tenaga administrasi tenaga administrasi TAS, karena membuat
pertimbangan
berkualifikasi berkualifikasi minimal biaya 2). Tenaga pelaporan
minimal SMK/sederajat 3). administrasi yang
SMK/sederajat 3). belum memiliki kepala ada di sekolah
Memiliki kepala tenaga administrasi diberi beban
tenaga administrasi bersertifikat 4). Belum ganda, misalnya
bersertifikat 4). berkompetensi menjalankan tugas
Berkompetensi kepribadian minimal selain administrasi
kepribadian minimal baik 5). Belum 3). Lembaga
baik 5). berkompetensi teknis sertifikasi untuk
tenaga
Berkompetensi teknis minimal baik 6). belum kependidikan
minimal baik 6). berkompetensi masih terbatas.
berkompetensi manajerial minimal 4). Tenaga
manajerial minimal baik kependidikan
baik masih terbatas
sehingga sekolah
belum fokus pada
kompetensi.
5.4 Ketersediaan dan Ketersediaan dan 1). Tesedia kepala 1). belum tesedia kepala 1). Dana yang bekerjasama dinas pendidikan
kompetensi laboran sesuai kompetensi laboran tenaga laboratorium 2) tenaga laboratorium 2) dimiliki sekolah dengan dinas
memiliki kepala tenaga belum memiliki kepala terbatas untuk
ketentuan ( 0) sesuai ketentuan tenaga laboratorium terkait dengan
laboratorium menyediakan membuat
berkualifikasi sesuai 3). raung laboran dan
berkualifikasi sesuai 3). belum memiliki kepala pelaporan
Memiliki kepala laboratorium bersertifikat 4). kepala tenaga
laboratorium belum Tersedia kepala laboratorium.
bersertifikat 4). Tersedia tenaga laboratorium
kepala tenaga berpengalaman sesuai 5).
laboratorium belum Tesedia tenaga teknisi
berpengalaman sesuai laboran 6). belum memiliki
5). Tesedia tenaga tenaga teknisi laboran
berpendidikan sesuai
teknisi laboran 6). ketentuan 7). belum tersedia
memiliki tenaga teknisi tenaga laboran 8). belum
laboran berpendidikan memiliki tenaga laboran
sesuai ketentuan 7). berpendidikan sesuai
tersedia tenaga laboran ketentuan 9). belum
8). memiliki tenaga berkopentensi kepribadian
laboran berpendidikan minimal baik 10). belum
sesuai ketentuan 9). berkopetensi sosial minimal
baik 11). belum
berkopentensi berkopetensi managerial
kepribadian minimal minimal baik 12 ) blum
baik 10). berkopetensi berkopetensi profesional
sosial minimal baik 11). minimal baik.
berkopetensi managerial
minimal baik 12 )
berkopetensi profesional
minimal baik.
5.5 Ketersediaan dan Ketersediaan dan 1). Tersedia kepala 1). belum Tersedia kepala 1). Dana yang bekerjasama dinas pendidikan
kompetensi pustakawan kompetensi pustakawan pustakawan 2). Memiliki pustakawan 2). belum dimiliki sekolah dengan dinas
kepala tenaga pustakawan Memiliki kepala tenaga terbatas untuk
sesuai ketentuan (0) sesuai ketentuan berkualifikasi sesuai 3). pustakawan berkualifikasi terkait dengan
menyediakan membuat
Memiliki tenaga sesuai 3). belum Memiliki kepala tenaga
pustakawan bersertifikat tenaga pustakawan
pustakawan 2). pelaporan
4). Memiliki kepala tenaga bersertifikat 4). belum
pustakawan Memiliki kepala tenaga Tenaga
berpengalaman sesuai 5). pustakawan berpengalaman kependidikan
Tersedia tenaga sesuai 5). belum Tersedia masih terbatas
pustakawan 6). Memiliki tenaga pustakawan 6). sehingga sekolah
tenaga pustakawan belum Memiliki tenaga belum fokus pada
berpendidikan sesuai pustakawan berpendidikan kompetensi.
ketentuan 7). berkopetensi sesuai ketentuan 7). belum
managerial minimal baik berkopetensi managerial
8). berkopetensi minimal baik 8). belum
pengelolaan informasi berkopetensi pengelolaan
minimal baik 9). informasi minimal baik 9).
berkopetensi kependidikan belum berkopetensi
minimal baik 10). kependidikan minimal baik
berkopetensi kepribadian 10). belum berkopetensi
minimal baik 11). kepribadian minimal baik
berkopetensi sosial 11). belum berkopetensi
minimal baik 12). sosial minimal baik 12).
brkopetensi pengembangan belum brkopetensi
profesi minimal baik pengembangan profesi
minimal baik

Mengetahui
Kepala SDN 17 Dauh Puri Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Drs. I Dewa Ketut Artana, M.Pd. H Dra. Ni Wayan Ardani


NIP. 19641231 1982081 001 NIP. 19630502 198112 2 001
SIKLUS 3: PERENCANAAN PENJAMINAN MUTU

Standar Rekomendasi Program Kegiatan Volume Kebutuhan Biaya Sumber Dana


1 2 3 4 5 6 7
sarana pendidik dan Rapat dewan Guru mengadakan workshop untuk Workshop guru = 34 orang konsumsi = 35 orang x Rp Bos Reguler
tenaga beserta Dinas terkait dan peningkatan mutu pendidikan nara sumber = 1 35.000 = Rp 1.225.000
kependidikan Pemerintah orang

Mengetahui Penanggung jawab


Kepala SDN 17 Dauh Puri Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Drs. I Dewa Ketut Artana, M.Pd. H Dra. Ni Wayan Ardani


NIP. 19641231 1982081 001 NIP. 19630502 198112 2 001
SIKLUS 4: PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU

Pemangku Kepentingan
Program Kegiatan Penanggung Jawab Waktu Pelaksanaan Bukti Fisik
Yang Dilibatkan
1 2 3 4 5 6
Membuat proposal tentang mengadakan workshop untuk Kepala Sekolah Pengawas Sekolah, Kepala September 2018 Daftar Hadir, berita acara,
kekurangan sarana dan peningkatan mutu pendidikan sekolah, Guru, Dinas terkait notulen dan dokumentasi
prasarana di sekolah

Mengetahui Penanggung jawab


Kepala SDN 22 Dauh Puri Standar Sarana Pendidik dan Tenaga Kapendidikan

Drs. I Dewa Ketut Artana, M.Pd. H Dra. Ni Wayan Ardani


NIP. 19641231 1982081 001 NIP. 19630502 198112 2 001
SIKLUS 5: EVALUASI

Indikator Capaian Kesimpulan dan


Program Kegiatan
Input Proses Output Outcome Rekomendasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat proposal mengadakan workshop
tentang kekurangan untuk peningkatan mutu
sarana dan prasarana di pendidikan
sekolah

Mengetahui Penanggung jawab


Kepala SDN 17 Dauh Puri Standar Sarana Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Drs. I Dewa Ketut Artana, M.Pd. H Dra. Ni Wayan Ardani


NIP. 19641231 1982081 001 NIP. 19630502 198112 2 001

You might also like