You are on page 1of 2

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerald Plate telah dijadikan

tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Johnny dijadikan tersangka dugaan korupsi
penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G untuk wilayah 3T (terdepan,
terpencil dan tertinggal). Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyebut
nilai kerugian keuangan negara akibat kasus BAKTI Kominfo mencapai Rp8 triliun.

Kejaksaan Agung resmi menahan Menkominfo, Johnny Gerald Plate, pada Rabu (17/05), setelah
menetapkannya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi.

Sejauh ini Kejaksaan agung telah menetapkan lima orang tersangka lainnya, di antaranya adalah
Direktur Utama (Dirut) Bakti Kominfo, Anang Achmad Latif). Adapun empat tersangka lainnya
adalah Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment, Mukti
Ali (MA), Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan (IH), Direktur Utama PT Mora
Telematika Indonesia, Galubang Menak, serta Tenaga Ahli Human Development, Universitas
Indonesia Tahun 2020, Yohan Suryanto, sebagai tersangka.

Di sisi lain Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan pihaknya "menghormati
proses hukum" yang berjalan dan menunjuk Hermawi Taslim sebagai pelaksana tugas Sekjen
Nasdem, menggantikan Plate. Terkait isu intervensi politik dalam penetapan Plate sebagai
tersangka, Surya Paloh berharap hal itu "tidak benar". Namun Bagaimanapun, Surya Paloh
meminta pihak berwenang melakukan "pendalaman" dalam kasus ini.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate adalah menteri kelima
dalam Kabinet Joko Widodo yang telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Sebelumnya, ada
empat menteri lainnya yang terjerat kasus korupsi dan sudah divonis bersalah. 4 diantaranya
yaitu:

1. Idrus Marham

Eks Menteri Sosial, Idrus Marham terjerat kasus suap sebesar Rp 500 juta terkait proyek kontrak
kerja sama pembangunan PLTU Riau di Provinsi Riau.

2. Imam Nahrawi

Eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, terjerat kasus korupsi penyaluran
dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) melalui Kemenpora tahun anggaran
2018.

3. Edhy Prabowo

Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terjerat kasus suap persetujuan pemberian
izin budi daya lobster dan izin ekspor Benih Bening Lobster (BBL) kepada para eksportir.
4. Juliari Peter Batubara

Eks Menteri Sosial Juliari Peter Batubara terbukti menerima suap sekitar Rp 32,482 miliar
terkait pelaksanaan paket bansos sembako penanganan Covid-19.

Upaya pemerintah dalam penanganan korupsi di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Prof. Dr.
Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P. menyebutkan ada tiga upaya yang dilakukan
pemerintah dalam penanganan korupsi di Indonesia. Upaya pemerintah meliputi sinkronisasi
perundang-undangan atau penataan regulasi, pembinaan SDM, dan digitalisasi pemerintahan.

Menurut Menko Mahfud, banyak peraturan yang tumpang tindih di Indonesia, sehingga perlu
diatur dalam satu wadah aturan, yaitu Omnibus Law. Omnibus law, satu wadah aturan yang
mengatur banyak hal di dalam satu tempat

Metode atau sistem Omnibus Law merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah
dalam penataan regulasi atau sinkronisasi perundang-undangan di Indonesia.

Kemudian upaya kedua adalah pembinaan SDM. Pembinaan SDM dilakukan agar masyarakat
Indonesia mampu bekerja secara efisien dan efektif, serta mampu menguasai teknologi.

Lalu yang ketiga digitalisasi, dan memperbaiki birokrasi pemerintah di Indonesia, sehingga
korupsi itu bisa dihilangkan.

Solusi

Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sudah dilakukan melalui berbagai cara, namun
hingga saat ini masih saja terjadi korupsi yang dilakukan oleh berbagai lembaga. Terdapat
beberapa bahaya sebagai akibat korupsi, yaitu bahaya terhadap masyarakat dan individu,
generasi muda, politik, ekonomi bangsa dan birokrasi.

Terdapat hambatan dalam melakukan pemberantasan korupsi, antara lain berupa hambatan
struktural, kultural, instrumental, dan manajemen.

Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi adanya tindakan korupsi
yaitu dengan mendesain dan menata ulang pelayanan publik, memperkuat transparansi,
pengawasan dan sanksi yang tegas, dan meningkatkan pemberdayaan perangkat pendukung
dalam pencegahan korupsi.

You might also like