You are on page 1of 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini.
Yang berjudul “ANALISIS MANAJEMEN WAKTU PADA
PROYEK PEMBANGUNAN PEKERJAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN DAERAH SAMARINDA“
Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam
pembahasan materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan saya.
Sehingga saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun mudah-
mudahan dikemudian hari dapat memperbaiki segala kekuarangan itu.
Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi semua pihak
sebagai refrensi maupun tugas-tugas yang lain. Saya ucapkan terima kasih untuk
semuanya.

Samarinda, 2023

Penulis

S.Muhammad
Nasem Hamed
20.11.1001.7311.096
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3. Maksud dan Tujuan...............................................................................................
1.4. Batasan Masalah....................................................................................................
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................................
1.6. Sistematika Penulisan............................................................................................
1.7. Latar Belakang.......................................................................................................
1.8. Rumusan Masalah..................................................................................................
1.9. Maksud dan Tujuan...............................................................................................
1.10. Batasan Masalah....................................................................................................
1.11. Manfaat Penelitian.................................................................................................
1.12. Sistematika Penulisan............................................................................................

II
DASAR TEORI
2.1. Proyek Konstruksi......................................................................................................
2.2. Tujuan dan Ciri – Ciri Proyek....................................................................................
2.3. Jenis – Jenis Proyek Konstruksi.................................................................................
2.4. Manajemen Proyek.....................................................................................................
2.5. Penjadwalan Proyek...................................................................................................
2.6. Metode Penjadwalan dan Pengendalian.....................................................................
2.7. Metode Critical Path Method (CPM).........................................................................
2.8. Metode PERT (Project Evaluation and Review Technique)....................................
2.9. Tahap – Tahap Pengerjaan PERT.............................................................................
2.10. Perbedaan CPM dan PERT........................................................................19
2.11. Durasi Proyek.............................................................................................19
2.12. Analisis Optimasi.......................................................................................19
2.13. Kerangka Pemikiran...................................................................................21

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan


sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga sering kali
melibatkan penelitian atau desain, yang direncanakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Semakin maju peradaban manusia, semakin besar dan
kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan bahan-
bahan (material), tenaga kerja, dan teknologi yang makin canggih. Proyek
pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus
diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Berkaitan dengan masalah proyek ini maka keberhasilan pelaksanaan
sebuah proyek tepat pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik
bagi pemilik proyek maupun kontraktor.

Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang


dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat
diselesaikan . Penjadwalan proyek merupakan sesuatu yang lebih spesifik
dan menjadi bagian dari perencanaan proyek. Penjadwalan proyek
dicantumkan tentang penetapan waktu, tahapan pelaksanaan kegiatan-
kegiatan seperti yang telah direncanakan semula .

Ketepatan waktu penyelesaian merupakan salah satu aspek penilaian


keberhasilan proyek. Karena itu, melalui perencanaan yang baik diharapkan
proyek dapat selesai sesuai target waktu yang ditentukan, dengan
penggunaan biaya yang efisien, dan kualitas pekerjaan sesuai yang
diharapkan. Untuk itu, telah banyak metode-metode yang dikembangkan
untuk penjadwalan waktu pelaksanaan proyek, antara lain CPM (Critical
Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique).

2
Untuk mencapai pembangunan yang berbobot dan ideal maka diperlukan
manajemen yang tersusun dengan baik agar proyek dapat selesai tepat waktu dan
sesuai dengan jadwal. Lama pengerjaan tidak akan bisa diprediksi yang akhirnya
akan mengakibatkan terganggunya manajemen suatu proyek pembangunan dan
akhirnya kerugian yang akan terjadi. Mengingat perlunya hal tersebut di atas
maka penulis berminat untuk mengambil judul : “ANALISIS MANAJEMEN
WAKTU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PEKERJAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN DAERAH SAMARINDA”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah pada penyusunan Penelitian ini adalah :


1. Apakah ada perbedaan lintasan kritis Metode PERT dan Metode CPM
dalam penjadwalan Proyek gedung Perpustakaan Daerah Samarinda?
2. Bagaimana Hasil perbandingan durasi proyek metode PERT dengan
Metode CPM yang telah direncanakan?

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah Sebagai Berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk penjadwalan proyek dengan Metode PERT
dan Metode CPM.

2. Untuk Mengetahui seberapa efisien metode PERT dan CPM dalam


mempercepat durasi pelaksanaan Pekerjaan .
1.4 Batasan Masalah
Pembatasan permasalahan pada Proyek Penelitian yang akan dibangun
harus diberikan untuk memperjelas dan mencapai tujuan utama. Batasan
masalah dari sistem yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Sistem tidak membahas proses desain bangunan.

2. Sistem tidak membahas faktor eksternal. Meliputi cuaca dan bencana.

3
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diambil dari Penelitian Proyek
Pembangunan Perpustakaan Daerah Samarinda adalah sebagai berikut :
1. Agar mengetahui menyelesaikan proyek tepat waktu sehingga
penggunaan anggaran menjadi efisien.
2. Meningkatkan pengetahuan bagi penulis Penjadwalan waktu pada
Proyek Pembangungan.
3. Masukan bagi pengelola proyek untuk memperhatikan aktivitas-
aktivitas yang kritis.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika Penulisan dalam Tugas Akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,Rumusan


Masalah Penelitian,Batasan Masalah Penelitian,Maksud dan Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian,dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang alur pikir dan perkembangan


keilmuan topik kajian. Pada Hakikatnya, hasil penelitian seorang
peneliti bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan
sesuatu yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya.

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Proyek Konstruksi

Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan sebagai


sebuah usaha kolaboratif dan juga sering kali melibatkan penelitian atau desain,
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu . Proyek dapat juga
didefinisikan sebagai usaha sementara,temporer, dan bukan permanen,
yang memiliki sasaran khusus dengan waktu pelaksanaan yang tegas (Wikipedia).

Sedangkan Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana


maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah
konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah
area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai
objek keseluruhan bangun(an) yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal,
Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari
struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan,
Konstruksi Kapal, dan lain lain.

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan
tersebut, ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil
kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan itu
tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek
dibedakan atas hubungan fungsional dan hubungan kerja. Dengan banyaknya
pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi, maka potensi terjadinya konflik
sangat besar sehingga dapat dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung
konflik yang cukup tinggi.

5
2.2 Tujuan dan Ciri – Ciri Proyek

Menurut Larson yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014,


p.3), menjelaskan tujuan utama proyek adalah memuaskan kebutuhan pelanggan.
Disamping kemiripan, karakteristik dari sebuah proyek membantu membedakan
proyek tersebut dari yang lainnya dalam organisasi.

- Karakteriktik utama proyek adalah :

1. Penetapan tujuan

2. Masa hidup yang terdefinisi mulai awal hingga akhir

3. Melibatkan beberapa departemen dn profesional

4. Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya

5. Waktu, biaya dan kebutuhan yang spesifik

- Berdasarkan pengertian proyek di atas, ciri-ciri proyek antara lain :

1. Sistem satu siklus

2. Bersifat dinamis

3. Hanya ada satu kali kegiatan tanpa berulang untuk kegiatan sejenis

4. Dibatasi oleh waktu, biaya, dan kualitas tertentu

5. Memiliki banyak aktivitas yang saling terkait

6. Melibatkan banyak ragam sumber daya, keahlian, keterampilan, dan

teknologi

7. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan

6
2.3 Jenis – Jenis Proyek Konstruksi

Jenies jenis Proyek Konstruksi adalah sebagai berikut :

A. Proyek Bangunan Perumahan atau Bangunan Pemukiman


(Residential Construction)

B. Konstruksi Bangunan Gedung (Building Construction)

C. Proyek Konstruksi Teknik Sipil (Heavy Engineering Construction)

2.4 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah yaitu suatu metode pengelolaan yang


dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk
menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. Hal ini merupakan usaha
agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara efisien dan efektif.

Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan
sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu, dan lain-lainnya.
Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub-kegiatan
secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-
lain. Oleh sebab itu, manajemen pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu
hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena tanpa hal ini, konstruksi akan
sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas.

2.5 Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek adalah rencana pengurutan kerja untuk menyelesaikan


suatu pekerjaan dengan sasaran khusus dengan saat penyelesaian yang jelas.
Sebelum proyek dikerjakan perlu adanya tahap-tahap pengelolaan proyek yang
meliputi tahap perencanaan, tahap penjadwalan, dan tahap pengkoordinasian. Dari
ketiga tahapan ini, tahap perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang paling
menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek, karena penjadwalan adalah tahap
ketergantungan antar tugas yang membangun proyek secara keseluruhan.

7
Adapun suatu penjadwalan diperlukan untuk menunjukkan hubungan tiap
aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan proyek, mengidentifikasikan hubungan
yang harus didahulukan diantara aktivitas, menunjukkan perkiraan biaya dan
waktu yang realistis untuk tiap aktivitas, dan membantu penggunaan tenaga kerja,
uang dan sumber daya lainnya dengan cara yang optimal pada suatu proyek.

2.6 Metode Penjadwalan dan Pengendalian


Dalam Penjadwalan sebuah Proyek memiliki beberapa metode yang umum
digunakan, yaiitu :
1. Critical Path Method (CPM)
2. Precedence Diagramming Method (PDM)
3. Project Evaluation and Review Technique (PERT)
Dari ketiga metode diatas akan digunakan 2 Metode Dalam Penjadwalan
Proyek Gedung Dinas Perpustakaan Daerah Kota Samarinda yaittu Metode
Critical Path Method (CPM) dan Metode Project Evaluation and review
Technique (PERT).

2.7 Metode Critical Path Method (CPM)


CPM (Critical path Method) yang dikenal sebagai jalur kritis,
dikembangkan oleh J.E Kelly dari perusahaan Remington Rand dan M.R Walker
dari DuPont dalam rangka mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen.
Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar
kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain dan
konstruksi.
Dalam pekerjaan proyek terdapat hubungan ketergantungan antara
aktivitas satu dan lainnya dengan cara digambarkan dalam Diagram Network hal
ini disebut jaringan kerja (network Planning). Ini artinya, tidak terselesaikannya
tepat watu suatu pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan kritis akan menyebabkan
proyek mengalami keterlambatan karena waktu finish proyek akan menjadi
mundur atau delay.
Konsep ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi proyek
yang ada. Langkah standar dalam penentuan CPM adalah sebagai berikut:

8
1. Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang
dapat dikatakan sejenis.
2. Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone.
3. Menentukan keterkaitan (interdependencies) antara kelompok-kelompok
pekerjaan tersebut.
4. Menentukan critical path method atas milestone berdasarkan hubungan
saling keterkaitannya.
5. Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.

2.8 Analisis Jaringan Kerja CPM (Critical Path Method)


1. Tahapan Analisis Jaringan Kerja
- Membuat uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian,
menentukan syarat-syarat pendahuluan, menntukan interelasi dan
interpendensi antara kegiatan.
- Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap
kegiatan, menentukan kapan suatu kegitan dimulai dan kapan
berakhir, menentukan keseluruhan proyek berakhir.
- Jika dibutuhkan, tetapkan alokasi biaya dan peralatan guna
pelaksanaan tiap kegiatan, meskipun pada dasarnya hal itu tidak
begitu penting.

2. Diagram Jaringan CPM


Dalam diagram jaringan CPM, dikenal beberapa simbol diagram
yang digunakan untuk mendeskripsikan urutan, waktu pelaksanaan dan
jenis kegiatan pada suatu proyek. Beberapa simbol tersebut antara lain :
A. Anak panah (arrow)
 Menyatakan kegiatan (panjang panah tidak mempunyai arti
khusus)
 Pangkal dan ujung panah menerangkan kegiatan mulai dan
berakhir

9
 Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu
tertentu dengan pemakaian sejumlah sumber (manusia, alat,
bahan dan dana)
 Pada umumnya kegiatan diberi kode huruf a, b, c dst.

Gambar 2.1 Anak Panah (Arrow)


B. Simpul (node)
- Menyatakan suatu kejadian kejadian atau peristiwa
- Kejadian diartika sebagai awal atau akhir dari satu atau
beberapa kegiatan
- Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3, dst,
yang disebut nomor kejadian.

Gambar 2.2 Simpul (Node)

C. Anak panah putus – putus (dummy)


 Menyatakan kegiatan semu (dummy)
 Dummy sebagai pemberitahuan bahwa terjadi perpindahan
satu kejadian ke kejadian lain pada saat yang sama
 Dummy tidak memerlukan waktu dan tidak
menghabiskan sumber.

Gambar 2.3 Anak panah putus – putus (dummy)

10
Simpul(Node) Arah Panah
(arrow)

Dummy
Gambar 2.4 Contoh diagram jaringan CPM
Dalam penggunaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan
mengikuti
aturan-aturan sebagai berikut.
1. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya boleh digambarkan
satu anak panah.
2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor
kejadian
3. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke
kejadian bernomor tinggi.
4. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian
(initial event) dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian
(terminal event).

3. Menentukan waktu penyelesaian


Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian
digunakan beberapa terminologi dasar berikut:

A. TE = E (earliest event occurence time )


Waktu paling awal / tercepat peristiwa dapat terjadi, yang berarti
waktu paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut
dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu
kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu / sebelumnya
telah selesai.

11
B. TL = L (Latest event occurence time)
Waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu
peristiwa terjadi.
C. ES (earliest activity start time)
Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai
dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal
kegiatan dimulai.
D. EF (earliest activity finish time)
Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu
= ES kegiatan berikutnya.

E. LS (latest activity start time)


Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat
proyek secara keseluruhan.

F. LF (latest activity finish time)


Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat
penyelesaian proyek.
G. T (activity duration time)
Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu,
bulan).
Berikut adalah gambar potongan jaringan keja AOA dengan
penempatan ES, LS, EF, dan LF.

Gambar 2.5 ES, LS, EF, dan LF

12
4. Cara Perhitungan

Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar yaitu :


A. Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal

event (finish).
B. Waktu tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
C. Waktu paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES.

Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian


(Lintasan Kritis) terdiri dari dua tahap, yaitu perhitungan maju (forward
pass) dan perhitungan mundur (backward pass).
1. Hitungan Maju (Forward Pass)
Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal
event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu
kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat
paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E). Kecuali kegiatan awal,
maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang
mendahuluinya (predecessor) telah selesai. E(1) = 0
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan
waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan
yang mendahuluinya.
2. Hitungan Munduer (Backward Pass)
Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi
saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling
lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu
peristiwa terjadi (L).
Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan
waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya
kegiatan yang bersangkutan.Apabila suatu kegiatan terpecah
menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF)
kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS)
kegiatan berikutnya yang terkecil.

13
Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka
dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah
kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja.
Dimana, terdapat dua macam jenis Slack yaitu Total Slack dan
Free Slack. Untuk melakukan perhitungan maju dan mundur maka
lingkaran atau event dibagi menjadi tiga bagian yaitu.

Gambar 2.6 Contoh 2 Kegiatan

 Contoh Ilustrasi Soal

Gambar 2.7 Contoh Soal

Hitunglah Jumlah waktu penyelesaian proyek dan Total Slack-nya!

Jawaban :

 Perhitungan Maju
1. Aturan Pertama
Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai
bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
E(1) = 0
2. Aturan Kedua
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu
mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang
mendahuluinya.

14
EF (i-j) = ES(i-j) + t (i-j)
Maka : EF (1-2) = ES(1-2) + D = 0 + 2 = 2
EF (2-3) = ES(2-3) + D = 2 + 5 = 7
EF (2-4) = ES(2-4) + D = 2 + 3 = 5
EF (3-5) = ES(3-5) + D = 7 + 6 = 13
EF (4-5) = ES(4-5) + D = 5 + 4 = 9

3. Aturan Ketiga
Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan
terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES)
kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal
(EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
Misalnya:

Gambar 2.8 Diagram Contoh Soal


Bila EF(c) > EF(b) > EF(a), maka ES(d) = EF(c)

Maka: EF(5-6) = EF(4-5) + D = 13 + 3 = 16

Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Maju untuk Mendapatkan EF

15
Dari perhitungan pada tabel di atas diperoleh waktu
penyelesaian proyek adalah selama 16 minggu.

 Perhitungan Mundur
Beberapa prinsip yang digunakan dalam perhitungan mundur
adalah :
a. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu
selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya
kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) – t

Maka LS(5-6) = EF(5-6) – D = 16 – 3 = 13

LS(4-5) = EF(4-5) – D = 13 – 4 = 9

LS(3-5) = EF(3-5) – D = 13 – 6 = 7

LS(2-4) = EF(2-4) – D = 9 – 3 = 6

LS(2-3) = EF(2-3) – D = 7 – 5 = 2

b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan


waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang
bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)
c. Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka
waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai
paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

a c

Gambar 2.9 Diagram Contoh Soal

16
Jika LS(b) < LS(c) < LS(d) maka LF(a) = LS(b)

Sehingga: LF(1-2) = LS(2-3) = 2 dan LS(1-2) = EF(1-2) – D = 2 – 2 = 0

Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Mundur untuk mendapatkan LF

KEGIATAN KURUN PALING AWAL PALING AKHIR


WAKTU
MULAI SELESAI MULAI SELESAI
I J
(t)
(ES) (EF) (LS) (LF)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 2 2 0 2 0 2

2 3 5 2 7 2 7

2 4 3 2 5 6 9

3 5 6 7 13 7 13

4 5 4 5 9 9 13

5 6 3 13 16 13 16

4. Float total
Float total menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu
kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian
proyek secara keseluruhan. Float total dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
TF = LF – EF = LS – ES atau TF = L(j) – E(i) – D(i-j)
Untuk memanfaatkan float total, maka kegiatan terdahulu harus mulai
seawal mungki (= ES), sebaliknya kegiatan berikutnya harus mulai
selambat mungkin (= LS).

17
Gambar 2.10, posisi dan hubungan antara ES, LS, EF, LF, D dan float
total

2.9 Metode PERT (Project Evaluation and Review Technique)


PERT atau Project Evaluation and Review Technique adalah sebuah
model Management Science untuk perencanaan dan pengendalian sebuah proyek
(Siswanto, 2007). Metode PERT adalah cara perencanaan dengan jaringan-
jaringan pekerjaan yang dihubungkan dengan pertimbangan tertentu. Metode ini
seperti halnya CPM (Critical Path Method) memerlukan beberapa parameter,
salah satunya durasi aktivitas. Penentuan durasi aktivitas pada CPM mengacu
pada durasi pasti (fix duration).
artinya cukup melakukan estimasi satu durasi aktivitas.Karakteristik
proyek menyebabkan durasi aktivitas menjadi hal yang tidak pasti karena durasi
aktivitas dipengaruhi oleh bermacam-macam kondisi yang bervariasi. Metode
PERT member asumsi pada durasi aktivitas sebagai hal yang probabilistik
(stochastic) dikarenakan aktivitas konstruksi bervariasi.
Metode ini bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya
penundaan maupun gangguan konflik suatu jadwal. PERT pada prinsipnya
adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang harus
didahulukan. Metode PERT ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu hubungan

18
ketergantungan yang logis, sehingga memungkinkan proyek dikendalikan dengan
23 jelas. Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa
perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat
subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung
terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

2.10 Tahap – Tahap Pengerjaan PERT


Metode PERT dan CPM hampir sama dalam pengelolaan jarigannya
Perbedaannya terdapat pada penentuan durasi aktivitas dan durasi jalur kritis.
Garis besar metode PERT adalah sebagai berikut :
1. Penentuan aktivitas beserta durasinya PERT menggunakan tiga asumsi durasi
aktivitas, yakni to (waktu optimistic), tp (waktu pesimistik) dan tm (waktu yang
paling mungkin)
2. Korelasi waktu dengan continuous distribution, serta menentukan expected time
(te), standar deviasi (se) dan varian (ve)
3. Expected time (te) ditentukan sebagai durasi aktivitas, kemudian dicari jalur
kritis seperti halnya pada CPM
4. Tentukan durasi proyek dari lintasan kritis tersebut (Stevens, 1990, pp. 142 –
143)
Hal-hal diatas memberi pemahaman terhadap PERT bahwa durasi aktivitas
merupakan hal yang probabilistik. Asumsi PERT yang harus dilakukan adalah :
1) Masing-masing durasi aktivitas ditunjukan sebagai continuous
probability distribution dengan durasi rata-rata, standar deviasi dan varian
yang dapat ditentukan.
2. Distribusi dari durasi jalur kritis dapat ditentukan dari durasi rata-rata dan
varian
jalur kritis
Penentuan to, tp dan tm merupakan langkah awal dari PERT, karena ketiga
asumsi waktu ini menentukan te. Tiga durasi tersebut diasumsikan sebagai fungsi
atau generalisasi dari distribusi beta dengan variable durasi aktivitas yan berarti
durasi PERT merupakan statistical data tidak keluar dari daerah distribusinya.

19
2.11 Perbedaan CPM dan PERT
Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai
berikut :
a.PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum
pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan
biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
b. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama
serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu
pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu
proyek.
c. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu
maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat
biaya.
d. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil),
sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.

2.12 Durasi Proyek


Durasi proyek adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan proyek (Maharany dan Fajarwati, 2006). Maharany dan Fajarwati
(2006) menjelaskan bahwa faktor yang berpengaruh dalam menentukan durasi
pekerjaan adalah volume pekerjaan, metode kerja (construction method), keadaan
lapangan, serta keterampilan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan proyek.

2.13 Analisis Optimasi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian analisis optimasi
dipecah menjadi dua, yaitu analisis dan optimasi. Analisis (analisis data) diartikan
sebagai penelaahan dan penguraian atas data hingga menghasilkan simpulan
simpulan, sedangkan optimasi (optimalisasi) diartikan sebagai pengoptimalan,
yaitu proses, cara, perbuatan untuk menghasilkan yang paling baik. Maharany dan

20
Fajarwati (2006) menjelaskan bahwa analisis optimasi merupakan suatu proses
penguraian data-data awal dengan menggunakan suatu metode sebelumnya.
Dalam penelitian ini, analisis optimasi diartikan sebagai suatu proses penguraian
durasi proyek untuk mendapatkan percepatan durasi yang paling baik (optimal)
dengan menggunakan berbagai alternatif ditinjau dari segi biaya. Proses
memperpendek waktu kegiatan dalam jaringan kerja untuk mengurangi waktu
pada jalur kritis, sehingga waktu penyelesaian total dapat dikurangi disebut
sebagai crashing proyek (Heizer dan Render, 2005).

Kondisi yang diobservasi model CPM antara lain kondisi penyelesaian proyek
secara normal dan kondisi penyelesaian proyek yang dipercepat. Menurut
Siswanto (2007), dari dua kondisi yang diobservasi, model CPM menurunkan
empat macam parameter, yaitu :
a. Waktu penyelesaian normal atau waktu normal (Wn)
b. Biaya penyelesaian normal atau biaya normal (Bn)
c. Waktu penyelesaian yang dipercepat atau waktu cepat (Wc)
d. Biaya penyelesaian yang dipercepat atau biaya cepat (Bc)

Gambar 2.12 Empat Parameter Model CPM


Garis yang menghubungkan kedua titik ( ) disebut kurva waktu-biaya.
Menurut Soeharto (1995), jika diketahui bentuk kurva waktu-biaya suatu kegiatan,
artinya dengan mengetahui berapa slope atau sudut kemiringannya, maka bisa
dihitung berapa besar biaya untuk mempersingkat waktu satu hari.

21
2.14 Kerangka Pemikiran
Perencanaan dan pengendalian proyek merupakan pengaturan aktivitas ktivitas
melalui koordinasi waktu dalam menyelesaikan keseluruhan pekerjaan dan
pengalokasian sumber daya pada masing-masing aktivitas, agar keseluruhan
pekerjaan dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang efisien. Manajemen
proyek menetapkan dan mengkoordinasikan tujuan proyek serta merencanakan
dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai efisiensi pelaksanaan proyek.
Tujuan proyek biasanya dinyatakan dalam bentuk penghematan waktu dan biaya

produksi.

Gambar 2.13 Kerangka Pemikiran Teor

22
23

You might also like