You are on page 1of 17

MAKALAH

MEMAHAMI TEKNIK-TEKNIK DALAM KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Pranikah


Dosen Pengampu:
Moh. Mahfudz Faqih, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh:

1. Nanda Mayang Wahyuningtias (204103030032)


2. Silvia Petanti Mavika Mandra Sari (201103030020)
3. Wanda Hamidah Chamelia (204103030043)
4. Ahmad Ifan Hakiki (204103030051)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER


FAKULTAS DAKWAH
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONELING ISLAM
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh
dengan ilmu seperti yang dapat kita rasakan saat ini.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Moh. Mahfudz Faqih, S.Pd.,
M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah konseling pranikah yang dengan sabar membimbing
kami. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman yang
telah membacanya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konseling Pranikah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memahami lebih dalam terkait
Teknik-Teknik Dalam Konseling. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan agar
kedepannya bisa lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jember, 04 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
I. Pengertian Teknik Konseling...........................................................................................................5
II. Macam-macam Teknik Konseling...................................................................................................5
A. Reassurance.................................................................................................................................5
B. Forking Respon............................................................................................................................6
C. Investigation................................................................................................................................6
D. Interpretation...............................................................................................................................7
E. Confrontation...............................................................................................................................8
F. Rejection....................................................................................................................................11
G. Diagnosis...................................................................................................................................12
H. Mengambil Inisiatif...................................................................................................................13
I. Summarization...........................................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konseling merupakan proses interaksi antara konselor dan konseli dengan tujuan
menangani suatu permasalahan yang dialami oleh konseli yang dibantu oleh seorang
konselor dengan menggunakan teknik-teknik yang sudah diatur dalam kode etik
konseling. Konseling juga dapat didefinisikan dengan hubungan timbal balik antara
konselor dan konseli, dimana seorang konselor berusaha membantu konseli untuk
mencapai pemahaman tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah
yang dihadapinya.
Dalam prosesnya, bimbingan dan konseling bukan hanya sekedar interaksi antara
dua orang saja, akan tetapi dalam implementasinya diperlukan adanya teknik-teknik
tertentu yang dipakai oleh seorang konselor dalam memberikan layanannya, tahapan-
tahapan mulai dari awal sampai akhir perlu diperhatikan dengan baik, karena langkah-
langkah yang diambil oleh konselor menjadi indikator keberhasilan dalam proses
konseling. Maka dari itu bagi seorang konselor harus memaksimalkan potensi yang
dimilikinya dengan merujuk pada langkah-langkah atau prosedur yang telah diatur dalam
proses pemberian layanan konseling, apabila konselor melalaikan prosedur dalam
memberikan layanan konseling hasil yang didapatkan menjadi kurang memuaskan dan
kurang maksimal serta konseli akan merasa tidak nyaman dengan layanan yang
diberikan. Maka dari itu penulis perlu menerangkan kembali terkait teknik-teknik dalam
proses konseling, tujuannya yaitu agar supaya seorang konselor dapat memahami dengan
baik teknik-teknik dalam konseling dan dapat mengaplikasikannya dalam memberikan
layanan konseling.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan teknik-teknik dalam konseling?
2) Apa saja teknik-teknik yang ada dalam konseling?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian teknik-teknik dalam konseling

4
2) Untuk mengetahui teknik-teknik yang ada dalam konseling.

BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Teknik Konseling


Teori dan Teknik Konseling merupakan dasar pengetahuan keterampilan profesional.
Pembahasan berbagai pengetahuan tersebut sangat diperlukan untuk memperkuat penguasaan
dan memperluas wawasan kemampuan profesional dalam melakukan proses pelayanan
bimbingan dan konseling secara efektif. Kemampauan seseorang konselor mamadukan berbagai
teori dan teknik konseling sebagai suatu pendekatan dalam proses pelayanannya mencirikan
karakteristik profesional yang melekat pada drinya. Dengan kata lain, bentuk dan corak serta
kualitas pelayanan suatu konseling, sesungguhnya, sangat diwarnai oleh dan bergantung pada
kemampuan profesional seorang konselor dalam mengaplikasikan teori dan menerapkan teknik-
tekniknya, sehingga aktivitas pemikiran, pertimbangan, perasaan, pemaknaan, ego, dan
perspektif, serta pengalaman konseli dapat terlibat secara aktif.

II. Macam-macam Teknik Konseling


Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor seharusnya menggunakan respon-respon
yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Secara umum, respon-respon tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam teknik-teknik dasar komunikasi konseling. Berikut penjelasan
mengenai teknik-teknik dasar dalam komunikasi konseling, sebagai berikut :

A. Reassurance
Reassurance merupakan teknik yang digunakan oleh konselor untuk memberikan
penguatan/dukungan terhadap pernyataan positif konseli agar menjadi lebih yakin dan percaya
diri. Dalam teknik reassurance ini juga dapat digunakan untuk mendorong diri konseli agar
dirinya lebih bisa menghadapi situasi atau hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya.

Resassurance terdiri dari tiga jenis yaitu pertama, Predication reassurance (penguatan
prediksi) merupakan penguatan yang dilakukan oleh konselor terhadap pernyataan positif yang
akan dilaksanakan oleh konseli.

5
Kedua, posdiction reassurance (penguatan postdiksi) merupakan penguatan konselor
terhadap tingkah laku positif yang telah dilakukan konseli dan hasil yang diperoleh dari apa yang
dilakukan oleh konseli tersebut.

Ketiga, factual reassurance (penguatan factual) merupakan penguatan yang digunakan


oleh konselor untuk mengurangi beban penderitaan secara psikis konseli dengan cara
mengumpulkan buktibukti/fakta bahwa kejadian yang tidak diharapkan yang menimpa konseli
bila dialami oleh orang lain akan memberi dampak yang sama atau relatif sama dengan apa yang
dialami oleh konseli.

B. Forking Respon
Penyajian Alternatif (Forking Response) adalah salah satu teknik konseling yang verbal dimana
konselor memberikan konseli beberapa alternatif pemecahan masalah konseli, konseli memilih
salah satu alternatif.

Contoh :

Konselor : “Tekad Saudara untuk menjadi seorang dokter ini dapat bersumber pada
keinginan untuk menjadi kaya;dapat juga berpangkal pada kerelaan mengabdi kepada sesama
manusia.Mana kiranya yang mendorong Anda?”

Konselor :”Pilihan Anda untuk menjadi seorang pramugari ini cukup baik. Karena
pramugari adalah pekerjaan yang dapat menghasilkan banyak uang dan dapat berjalan-jalan ke
luar negri secara gratis. Kiranya mana yang menjadi pilihan Anda untuk tetap mempertahankan
pekerjaan Anda sekarang ini?”

C. Investigation
Penyelidikan (investigation), konselor mengajak konseli untuk bersama-sama menyelidiki
berbagai alternatif yang dapat dipilih,meninjau bersama-sama alasan pro dan konta pada masing-
masing alternatif,memprakirakan segala akibat yang kiranya timbul jika alternatiof tertentu
dipilih.Untuk biasanya sangat perlu lebih dulu menentukan alternatif-alternatif yang
ada(inventarisasi).Teknik ini paling sering digunakan dalam fase penyelesaian masalah yang
memungkinkan beberapa alternatif pemecahan,dalam rangka apa yang disebut decision making.

Definisi : Salah satu teknik verbal konseling dimana

6
Contoh

Kr :”Apa keuntungan bagi Anda kalau memilih program studi Arsitektur? Lalu apa
kerugiannya?”

Kr :”Bagaimana? Apakah Saudara masih melihat kemungkinan lain?”

Definisi : Penyelidikan (investigation) adalah salah satu teknik konseling yang verbal

D. Interpretation
a) definisi teknik interpretasi

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, yang disebut interpretasi yakni


memberikan kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran.
Kemudian dibawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian interpretasi dalam
konseling menurut beberapa ahli, yakni:
 Menurut Hariastuti dan Eko Darminto (2007), menyebutkan bahwa interpretasi
merupakan suatu keterampilan yang melibatkan pemahaman dan
pengkomunikasian makna pesan-pesan konseli.
 Dan Menurut Brammer dan Shostrom dalam Hariastuti dan Eko Darminto
(2007), mengartikan interpretasi sebagai suatu bentuk respon yang menyatakan
hipotesis tentang hubungan atau makna antara perilaku-perilakunya.
 Sedangkan menurut Fauzan Lutfi dkk (2008), interpretasi yakni pernyataan
konselor yang mengkomunikasikan penjelasan makna, tafsiran makna, atau
dugaan pesan dari sikap dan perilaku konseli.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa interpretasi yakni
keterampilan yang digunakan konselor dalam proses untuk konseling makna dari
pesan yang di ungkapkan konseli, baik itu perasaan, ide-ide, pikiran, perilaku maupun
sikap dari konseli.
Kemudian agar interpretasi dapat berjalan sebagaimana mestinya,, terdapat
beberapa aturan yang harus seorang konselor perhatikan, yakni:
1) Perhatikan dengan cermat kesiapan konseli. Konselor harus yakin bahwa
konseli telah siap untuk mengeksplorasi dirinya sendiri sebelum menggunakan
interpretasi. Pada umumnya respons interpretasi diberikan pada sesi akhir dan

7
bukan awal proses konseling, karena konselor harus terlebih dahulu
memperoleh banyak data sebagai dasar untuk membuat interpretasi dan
konseli membutuhkan bebrapa sesi pertemuan untuk mempersiapkan dirinya
mengambil risiko dalam proses bantuan bantuan.
2) Interpretasi model berdasarkan pada pesan-pesan aktual konseli dan bukan
bias dan nilai-nilai konselor sendiri yang diproyeksikan kepada konseli.
Jangan memproyeksikan pengalaman diri kepada konseli sebagai dasar untuk
membuat interpretasi materi. Bekerjalah menggunakan kerangka kerja yang
dapat dipertanggung jawabkan (menggunakan landasan ilmiah dan teori)
3) Gunakan kata-kata atau frase yang tepat dalam interpretasi tanggapan

b) Tujuan Interpretasi
Tujuan dari interpretasi adalah membantu konseli lebih memahami diri sendiri
bilaman konseli bersedia mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka. Menurut
Lutfi Fauzan dalam Teknik-teknik Komunikasi Untuk Konselor (2008),adapun tujuan
dari interpretasi yaitu:
1) Mengembangkan hubungan menyehatkan melalui dorongan pengungkapan
diri konseli,peningkatan kredibilitas konselor,dan pengkomunikasian sikap-
sikap menyehatkan kepada konseli.
2) Mengenali hubungan sebab akibat di antara pesan dan perilaku eksplisit dan
implisit konseli.
3) Membantu konseli mengkaji tingkah laku,pemikiran-pemikiran dari sudut
tinjauan lain dengan penjelasan lain.
4) Memotivasi konseli menggantikan pemikiran merusak diri atau tingkah laku
tidak efektif.

E. Confrontation
a) Definsi Teknik Konfrontasi
Johnson (1972) mendefinisikan konfrontasi sebagai usaha yang disengaja
untuk membantu orang lain atau memeriksa konsekuensi dari beberapa aspek
perilakunya. Konfrontasi harus didasarkan pada pemahaman inti konseli dan harus
muncul dari perhatian empatik yang tulus, dan Konfrontasi merupakan ekspresi

8
konselor tentang tidak cocokannya dengan perilaku konseli.Dengan kata lain,
konfrontasi juga di sebut ketrampilan konselor untuk menunjukkan adanya
kesenjangan, diskrepensi, atau inkongruensi dalam diri konseli dan kemudian
konselor mengumpan balikkan kepada konseli.

b) Tahap-tahap mengimplemantasikanTeknik konfrontasi


merupakan sebuah proses empat langkah lazim digunakan untuk
mengimplemantasikan teknik konfrontasi, yaitu :
1) mendengarkan untuk menemukan diskrepansi
2) merangkum dan mengklarifikasi
3) mengkonfrontasikan secara empatik
4) mengamati dan mengevaluasiSelama masing-masing langkah, konselor terus
menggunakan microskill terpusat dan konseling untuk memahami pikiran,
perasaan, dan perilaku konseli, termasuk mendengarkan aktif,
memfarafrasekan, refleksi perasaan, dan merangkum (Ivey et al., 2014;
Young, 2013).

c) Langkah atau prosedur penerapan teknik Confrontation


Langkah Atau Prosedur Menurut (Erford, 2017), langkah yang digunakan untuk
mengimplementasikan teknik konfrontasi yaitu:
1) Mendengarkan konseli secara aktif untuk mengidentifikasi diskrepansi,
ambivalensi, dan pesan-pesan campur-aduk. Mengidentifikasi enam tipe
diskrepansi yang harus disimak konselor, termasuk :
 Diskrepansi antara pesan verbal dan nonverbal
 Keyakinan dan pengalaman
 Nilai-nilai dan perilaku
 Ucapan dan perilaku
 Pengalaman dan rencana
 Pesan verbal
2) Konselor profesional membantu merangkum dan mengklarifikasi diskrepansi
konseli, kemudian menggunakan keterampilan observasi dan mendengarkan

9
tambahan untuk membantu konseli mengatasi konflik-konflik internal dan
eksternal yang yang diakibatkan oleh diskrepansi tersebut
3) Mengusulkan konselor profesional untuk mengonfrontasi konseli secara
empatik dengancara yang dapat diterima oleh konseli. Mengetahui cara yang
mungkin diterima atau tidak diterima oleh konseli membutuhkan banyak
keterampilan, dan pengalaman.
4) Melibatkan mengamati/mengobservasi dan mengevaluasi efektifitas
konfrontasi, mendengarkan konseli untuk menemukan kesenjangan antara
kata dan perbuatannya, merangkum dan mengklarifikasikan konflik internal
dan eksternal yang diakibatkan oleh diskrepansi,mengonfrontasikan dengan
mengintegrasikan kedalam tanya jawab dan refleksi perasaan .

d) Tujuan Teknik Confrontation


Teknik Confrontation membantu konseli untuk mengenali manipulasi dan
pola komunikasi konseli yang tidak efektif. Konseli sering tidak menyadari
kebingungan yang mereka hasilkan melalui pesan yang bertentangan. Konfronasi
ditunjukan untuk membantu konseli mengidentifikasikan pesan-pesan kontradiktif
mereka dan mengembangkan tindakan yang lebih kongruen.
Seperti yang dikatakan Berenson dan Mitchell (1974) tujuan konfrontasi
adalah memungkinkan konseli untuk merekonsiliasi pandangan yang bertentangan
tentang dirinya. Perbedaan dapat terjadi antara ideal konseli dan diri nyata konseli,
antara perkataan konseli dengan tindakan konseli atau dalam persepsi konseli tentang
realitas. Konfrontasi meningkatkan kesadaran diri yang lebih besar dan menangtang
konseli untuk bertindak lebih konstruktif.Tujuan kedua dari teknik konfrontasi adalh
untuk membantu konseli dalam mengevaluasi konsekuensi dari perilaku maladaptiv.
Konfrontasi membantu konseli menemukan bagaimana perilaku maladaptif mereka
mempengaruhi orang lain dan menghasilkan keterasingan. Konfrontasi membantu
konseli untuk melakukan diskriminasi yang sesuai dari perilaku maladaptif.
Konfrontasi juga membantu konseli berhubungan dengan perasaan kesepian, takut
dan marah. Kepemilikan perasaan atau mengambil tanggung jawab atas tindakan

10
adalah tujuan ketiga untuk konfrontasi. Ini membantu konseli untuk kebutuhan
pribadi dan menerima emosi mereka.

F. Rejection
a) Pengertian
Rejection adalah keterampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk
melarang konseli melakukan rencana yang akan membahayakan atau merugikan
dirinya atau orang lain. Rejection dapat dilakukan oleh konselor secara tersamar
maupun secara langsung.

b) Jenis-jenis Rejection
Penolakan langsung atau terang-terangan Konselor memberikan batasan dalam
sifat, keadaan segera atau darurat dan konselor membatasi semua ucapan, tindakan
dan pemikiran konseli yang kurang tepat.
Contoh:
Konseli : “Bu saya sangat kesal dengan teman saya, dia memang baik terhadap
saya tetapi dia sangat selalu menyontek tugas saya, dia tidak pernah mengerjakan
tugasnya sendiri dengan alasan tidak sempat, tidak bisa dan banyak lagi alasannya.
Mulai dari sekarang saya tidak mau lagi mengenalnya, menyapanya, membantunya
pokoknya saya tidak mau mengenalnya walaupun kami satu kelas”.
Konselor : “Jangan, jangan lakukan perbuatan seperti itu karena itu dapat merusak
hubungan pertemanan kalian” Penolakan tidak langsung atau secara halus Penolakan
ini diberikan dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada konseli agar
memikirkan kembali rencana yang akan dilakukanya. Penolakan ini digunakan
bila ungkapan verbal dan non verbal konseli dianggap belum darurat.
Contoh:
Konseli : “Bu saya sangat kesal dengan teman saya, dia memang baik terhadap
saya tetapi dia sangat selalu menyontek tugas saya, dia tidak pernah mengerjakan
tugasnya sendiri dengan alasan tidak sempat, tidak bisa dan banyak lagi alasannya.
Mulai dari sekarang saya tidak mau lagi mengenalnya, menyapanya, membantunya
pokoknya saya tidak mau mengenalnya walaupun kami satu kelas”.

11
Konselor : “Coba kamu pikirkan lagi apa yang akan kamu lakukan itu, karena biar
bagaimanapun dia adalah teman kamu”.

c) Tujuan Rejection
 Agar konseli tidak melakukan rencana yang membahayakan dan merugikan
diri sendiri dan orang lain
 Agar konselimemikirkan kembali rencanya yang sudah diputuskan
 Agar konseli tidak cepat mengambil keputusan yang salah serta
membahayakan
 Membuka wawasan konseli atas beberapa alternatif tindakan yang lebih
menguntungkan.
 Mendorong konseli menempuh tindakan lain sebagai pengganti tindakannya
yang merugikan.

d) Waktu Pemberian Rejection


Rejection diberikan oleh konselor kepeda konseli ketika konseli akan melakukan
rencana yang akan membhayakan/merugikan diinya sendiri atau orang lain.

e) Modalita
– ”Coba pikirkan lagi”
– ”Jangan…. jangan Anda berbuat seperti itu”
– ”Saya tidak setuju dengan rencana Anda”

G. Diagnosis
a) Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meneliti
kasus, menemukan penyebab timbulnya masalah serta usaha untuk menemukan letak
dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa dan menetapkan kemungkinan-
kemungkinan bantuan yang akan diberikan sehingga siswa yang bersangkutan
terlepas dari kesulitan yang dialaminya. Guru atau pembimbing sebaiknya
menghindari segala perbuatan yang dapat mengecilkan hati anak yang sedang
menemui kesulitan belajar, tunjukkanlah pemecahan kesulitan yang sedang dihadapi.

12
Ajaran islam melarang memberikan kesulitan melainkan menunjukkan kepada hal
kemudahan.
b) Tujuan Diagnosis
Kata kunci dari diagnosis adalah menemukan penyebab timbulnya masalah serta
usaha mencari solusinya, maka tujuan diagnosis adalah menemukan penyebab
timbulnya masalah serta usaha untuk menemukan letak dan jenis kesulitan belajar
yang dialami siswa. Dengan demikian jelas bahwa tujuan diagnosis yaitumenemukan
penyebab timbulnya masalah guna menetapkan kemungkinan-kemungkinan bantuan
yang akan diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
c) Prosedur Diagnosis
Menurut Samuel S. Kirlk (1986:265) dalam Mulyono bahwa,Prosedur Diagnosis
mencakup lima langkah:
 Menentukan potensi atau kapasitas anak
 Menentukan taraf kemampuan dalam suatu bidang studi yang memerlukan
pengajaran remedial
 Menentukan gejala kegagalan dalam suatu bidang studi
 Menganalisis faktor-faktor yang terkait
 Menyusun rekomendasi untuk pengajaran remedial.
Menurut Mulyadi, diagnosis kesulitan belajar dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
 Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu
 Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan
pelajaran manakah kesulitan terjadi
 Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar.

H. Mengambil Inisiatif
Sering kejadian dimana konseli kurang bersemangat atau suka diam dalam
suatudiskusi konseling. Keadaan ini mungkin karena konseli masih ragu untuk terlibat
dalam diskusi, kurang mempunyai pengetahuan dalam mengemukakan masalahsecara
rinci, kehilangan ara pembicaraan atau dalam kondisi cemas dansebagainya.Untuk
mengatasi hal ini konselor harus menggunakan teknik mengambil inisiatif.Memberi

13
nasihat Mungkin banyak konseli dan calon konseli mengira bahwa bimbingan konseling
adalalembaga nasihat. Sehingga jika tidak ada kebutuhan seperti itu maka solah-
olahlembaga itu tidak ada gunanya. Padahal konseling bukan hanya untuk memberi
nasihat saja namun lebih luas lagi yakni untuk pengembangan potensi konseli dan
membantu konseli mengatasi masalahnya sendiri. Karena itu sebaiknya nasiat diberikan
jika konseli memintanya. Memberi informasi dalam hal informasi yang diminta konseli
sama halnya dengan pemberian nasehat. jika Konselor tidak memiliki informasi
sebaiknya dengan jujur katakan bahwa tidak mengetahui hal itu. "kan tetapi, jika konselor
mengetahui informasi,sebaiknya upayakan agar Konseli tetap mengusahakan nya.
Misalnya konseli menanyakan persyaratan untuk memasuki sekolah penerbang. Karena
konselor kurang menguasai informasi itu

I. Summarization
Membuat ringkasan adalah ketrampilan konselor untuk mendapatkan kesimpulan
atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan oleh konseli. Pada proses
wawancara konseling. Okun (1987) mengemukakan bahwa summary adalah teknik yang
dipergunakan konsetor untuk menyimpulkan hal-hal yang dikomunikasikan selama
session bantuan dan hal-hal tersebut merupakan bagianbagian yang penting.
Summary bermanfaat sangat penting bagi konselor dan konseli, karena memberi
kesempatan berpartisipasi pada keduanya. Selain itu summary sangat penting untuk
mengakhiri satu bagian atau bagian pertama yang kemudian dilanjutkan pada bagian
berikutnya dan juga memberikan kesempatan bagi konselor untuk mendorong konseli
mengutarakan perasaannya mengenai proses konseling. Summary dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1) kesimpulan bagian, Kesimpulan bagian dibuat pada percapakan konseli dan
konselor yang dipandang telah sampai pada titik penting, dan dibuat dengan
menggunakan kata-kata, seperti: “untuk sementara ini….”, “sejauh percakapan
kita ini…..”, “sampai saat ini…”.
2) kesimpulan akhir, Kesimpulan akhir dibuat setelah konselor menganggap bahwa
percapakan telah sampai pada titik akhir Simpulan akhir merupakan review dari
keseluruhan wawancara pada suatu sesi konseling. Dalam membuat kesimpulan
akhir, biasanya menggunakan kata-kata pendahuluan, seperti:“dari awal dan akhir

14
percakapan kita, maka dapat disimpulkan….”, “sebagai kesimpulan akhir
pembicaraaan kita…”. Pembuatan kesimpulan dapat dimulai oleh konseli atau
konselor atau dibuat secara kolaboratif.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori dan Teknik Konseling sangat penting karena merupakan dasar pengetahuan
keterampilan profesional. Pembahasan berbagai pengetahuan tersebut sangat diperlukan untuk
memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kemampuan profesional dalam melakukan
proses pelayanan bimbingan dan konseling secara efektif. Kemampauan seseorang konselor
mamadukan berbagai teori dan teknik konseling sebagai suatu pendekatan dalam proses
pelayanannya mencirikan karakteristik profesional yang melekat pada drinya.

Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor seharusnya menggunakan respon-respon


yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Adapun teknik-teknik yang dapat dilakukan
saat proses konseling yaitu, Reassurance, Forking Respons, Investigation, Interpretatin,
Confrontation, Rejection, Diagnosis, Mengambil Inisiatif, Summarization.

B. Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

https://rielalaring.wordpress.com/2014/01/17/keterampilan-konseling-teknik-rejection-and-
advice/#:~:text=Rejection%20adalah%20keterampilan%20atau%20teknik,secara
%20tersamar%20maupun%20secara%20langsung
Johnson, D. W. (1972) Reaching out. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall.

Ivey, A.E., Ivey; M.B., & Zalaquett, C.P. (2014). Intentional interwiewing and counseling.
Belmont, CA: Brooks/Cole.

Munahar Aris, Koseling Kelompok Realita Dengan Teknik Confrontation. UNNES. : (TAHUN
2019).

Rosdiana, Jurnal Bimbingan Dan Konseling, THE APPLICATION OF CONFRONTATION


TECHNIQUES TO IMPROVE STUDENTS’SELF- CONFIDENCE.: ( Oktober 2019 ).

Erford, B. (2017). 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor. Yogyakarta:


PustakaBelajar.

http://animenekoi.blogspot.com/2011/07/kdk-konfrontrasi-dan-interpretasi.html?m=1

Anugrah, Putro. “Mengambil_inisiatif.” Academia, 2023.


https://www.academia.edu/11302915/Mengambil_inisiatif.
Obed, Nugroho. “Teknik Summary (Ringkasan) Dalam Konseling.” Counseling, 2014.
https://medium.com/etsah/teknik-summary-ringkasan-dalam-konseling-
525252ff32e2#:~:text=Membuat ringkasan adalah ketrampilan konselor,Pada proses
wawancara konseling.

17

You might also like