You are on page 1of 23

PEMBAHASAN SOAL THT KL II

UKMPPD FEBRUARI BATCH 1 2021

1. Seorang wanita 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pilek sejak 4 minggu yang lalu.
Pasien juga sering mengeluhkan bersin berulang setiap pagi, dan hidung gatal. Sejak 3 hari
lalu pasien juga merasakan sakit kepala terutama daerah antara kedua mata. Pasien juga
merasa ingus tertelan di tenggorokan. Pemeriksaan fisik terlihat benjolan di dalam lubang
hidung. Dokter menduka hal tsb edema konka atau polip. Bagaimana cara membedakan
antara kedua kemungkinan tsb?
a. Melakukan cuci hidung
b. Melihat dengan bantuan spekulum hidung
c. Memasukkan tampon hidung lidokain
d. Memasukkan tampon antibiotik
e. Memasukkan tampon hidung dengan vasokonstriktor
2.

AC dan BC >25dB, gap (+)  campur


Apa kesimpulan berdasarkan hasil audiogram tersebut? AD karena merah dan symbol O<

a. Tuli konduktif telinga kanan derajat berat AD 70 dBsedang berat

b. Tuli campur telinga kanan derajat sedang berat


c. Tuli sensorineural telinga kiri sedang berat
d. Tuli sensorineural telinga kanan derajat berat
e. Tuli konduktif terlinga kiri derajat berat
3. Seorang anak perempuan usia 4 tahun dibawa ke puskesmas sukadiri dengan keluhan demam
dan keluar cairan kekuningan dari telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan diawali batuk
pilek. Sebelumnya terdapat keluar cairan telinga berwarna bening 2 minggu lalu, namun
membaik sehingga tidak dibawa berobat. Riwayat sering batuk pilek dan napas berbunyi sejak
2 tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani perforasi. Apakah obat yang
diindikasikan pada pasien ini?
DX OMA stadium perforasi
a. Antibiotik sistemik  OMA sblm perforasi
b. Antibiotik topikal
c. Dekongestan topikal
d. Antihistamin generasi pertama
e. Dekongestan sistemik
4. An. Putri 11 tahun datang dengan keluhan sakit telinga kanan disertai demam tinggi terus
menerus sejak 2 hari lalu. Pasien terdapat batuk pilek 5 hari lalu dan belum diberikan obat
apapun. Pada PF telinga tampak liang telinga lapang, sekret tidak ada, membrane timpani
utuh, kemerahan, dan menonjol. Diagnosis yang tepat pada pasien adalah
a. Otitis media akut stadium oklusi  MT retraksi, efusi blm terlihat
b. Otitis media akut stadium hiperemis  MT hiperemis, eksudat/sekret masih sulit dilihat
c. Otitis media akut stadium supurasi
d. Otitis media akut stadium perforasi  keluar cairan (+), keluhan membaik
e. Otitis media akut stadium pre supurasi = hiperemis

Gambaran MT Bulging

5. Perempuan 18 tahun datang ke klinik dengan keluhan telinga kiri gatal sejak 5 hari. Tidak ada
keluhan keluar cairan maupun gangguan pendengaran. Pasien hobby berenang, dan
menggunakan hijab. Pada pemeriksaan fisik telinga liang telinga kiri hiperemis, tampak
struktur seperti kapas halus berwarna kehitaman hingga menempel ke membrane timpani.
Apakah usulan pemeriksaan yang dapat diajukan untuk menegakkan diagnosis?
a. Pewarnaan Gram
b. Biopsi Otomikosis AS

c. Kultur jamur
d. PCR virus
e. Pewarnaan giemsa
6. An. Melon 3 tahun dibawa ke dokter dengan karena rewel dan demam sejak 3 hari. Keluhan
disertai batuk pilek, anak juga sering terlihat memegang telinga kanannya. Pemeriksaan fisik
suhu 38.6 C, membran timpani hiperemis. Apakah diagnosis dan tatalaksana yang tepat
untuk kasus ini?
a. OMA fase oklusi – tetes hidung efedrin 0.5%  MT retraksi ec tek negatif
b. OMA fase presupurasi – antibiotic anelgetik
c. OMA fase supurasi – miringotomi  MT bulging
d. OMA fase presupurasi – tetes hidung efedrin 0.5%
e. OMA fase supurasi – antibiotic tetes telinga  Antibiotik oral
7. Nn. Zifa 20 tahun datang ke klinik anda dengan keluhan pusing berputar yang memberat sejak
kemarin. Pusing tidak dipengaruhi perubahan posisi, terasa seperti isi ruangan berputar.
Keluhan disertai sensasi telinga berdenging disertai penurunan pendengaran telinga kiri.
Pasien sebelumnya terdapat batuk pilek namun sembuh sendiri. Tanda vital dalam batas
normal. Otoskopi telinga kiri sekret (-), membran timpani intak, kolesteatoma (-). Tidak
didapatkan deficit neurologis. Diagnosis yang sesuai untuk kasus tersebut adalah
a. Neuritis vestibularis
LABIRINITIS
b. OMSK  MT perforasi
Klasifikasi general (vertigo berat, SNHL berat), sirkumskripta (tuli saja
c. Penyakit meniere atau vertigo saja)
d. Labirinitis
Klasifikasi  serosa (difus/sirkumskripta), supuratif (akut/kronik)
e. Vertigo sentral
Etio sirkumskripta (pd komplikasi OMSK bahaya), serosa (trauma atau
infeksi virus atau baketri tanpa invasi sel radang), supuratif (komplikasi
OMSK, invasi bakteri dan sel radang, terjadi kerusakan irreversible)
Etiologi ggn vestibular Vertigo sentral vs perifer
8. An. Luna 8 tahun dibawa ke RS dengan keluhan nyeri menelan sejak 3 hari. Keluhan disertai
demam, lesu, dan tidak mau makan. PF HR 90x/mnt, RR, 22x/mnt, suhu 38. PF tonsil T3/T3
hiperemis, terdapat bercak detritus membentuk alur seperti sungai, uvula di tengah. Diagnosis
pasien adalah
a. Tonsilitis difteri
b. Tonsilitis lakunaris
c. Tonsilitis folikularis
d. Abses quinsy
e. Abses peritonsillar
9. Tn. Takur 26 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama hidung tersumbat dan bersin
sejak 2 hari yang lalu. Pasien merasakan hidung tersumbat sering berganti kanan kiri. Pasien
mengaku akhir-akhir ini sulit tidur karena banyak deadline pekerjaan. Pada pemeriksaan fisik
suhu 37.6, mukosa hidung edema, tonsil T1/T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-). Nasal
crease (-), allergic shiner (-). Diagnosis kasus ini adalah
a. Rhinitis alergi
b. Rhinosinusitis akut
c. Rhinitis vasomotor
d. Swine flu
e. Influenza
10. Tn. Iwan 39 th mengeluh wajahnya mencong sejak 3 hari. Pasien menyadari sudut bibir kiri
tampak jatuh. Pasien menyangkal adanya kelemahan pada anggota gerak. Pasien terdapat
riwayat keluar cairan dari telinga 2 tahun lalu namun pasien tidak pernah berobat sebelumnya.
Tidak ada riwayat DM dan hipertensi. TTV dalam batas normal. Pemeriksaan neurologi
dijumpai adanya wajah asimetris, pasien tidak mampu mengangkat alis atau mengerutkan
dahi, sudut bibir kiri lebih rendah. Kelainan saraf pada kasus tersebut adalah
a. Parese NC VII tipe sentral
b. Parese NC V tipe perifer
Susp OMSK bahaya dengan komplikasi parese nervus VII
c. Parese NC VII tipe perifer
d. Parese NC V tipe sentral
e. Parese NC XII tipe sentral
11. Apakah pemeriksaan baku emas pada kasus no. 10?
a. Audiometri nada murni
b. Foto schuller
c. Biopsi
d. CT scan
e. EMG
12. Ny. Selvi 45 tahun datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang lalu. Pusing
muncul jika saat berubah posisi seperti saat bangun tidur atau mendongak. Keluhan disertai
mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nystagmus horizontal. Pernyataan
yang tepat sesuai kondisi ny. Selvi yaitu
a. Disebabkan otolith pada kanalis semisirkularis
b. Hipertensi merupakan faktor risiko BPPV
c. Sering disertai gangguan koordinasi
d. Terapi dengan melakukan manuver dix hallpike  untuk diagnostik
e. Disebabkan oleh hydrops endolimf  meniere
13. Tn. Geri 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dan penurunan pendengaran telinga
kiri yang tiba-tiba 30 menit lalu. Hal ini terjadi pada saat pasien sedang berlatih menembak.
Pemeriksaan otoskopi didapatkan membrane timpani rupture dan terdapat bercak darah.
Pemeriksaan audiometri didapatkan tuli sensorineural sedang (60dB). Apakah diagnosis dan
tatalaksana tepat untuk pasien?
a. Presbiakusis – alat bantu dengar
b. Trauma akustik – timpanoplasti tipe I
c. Trauma akustik – timpanoplasti tipe II
d. NIHL – mastoidektomi
e. Sudden deafness – kortikosteroid
14. An. Jean 4 tahun dibawa ke puskesmas karena keluhan rewel dan demam sejak 3 hari lalu.
Pasien tampak memegangi telinganya dan tampak kesakitan. Pasien sering mengeluhkan
batuk pilek berulang. TTV HR 102x/mnt, RR 22x/mnt, suhu 39. Apakah hasil pemeriksaan
otoskopi yang mungkin didapatkan?
OMA supurasi?
a. Retraksi membran timpani, tampak keruh pucat
b. Membran timpani hiperemis
c. Membran timpani bulging, eksudat di cavum timpani
d. Membran timpani perforasi, eksudat mengalir dari cavum timpani
e. Membran timpani perforasi, sekret (-)
15. Seorang perempuan datang dengan keluhan nyeri dan merah pada hidung kiri. Pasien pernah
mengalami keluhan serupa pada 3 tahun lalu namun hilang sendirinya. Tidak ada keluhan
demam. Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambar seperti
berikut:
Apakah diagnosis dan tatalaksana yang sesuai diberikan oleh dokter?
a. Polip nasi, kortikosteroid intranasal
b. Polip nasi pseudoefedrin
c. Folikulitis, hidrokortison topikal
d. Dermatitis nasi, deksametason oral
e. Furunkel nasi, mupirocin topikal
16. Tn. Yayat 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan darah dari hidung sejak 2 jam SMRS.
Darah mengalir tiba-tiba saat pasien sedang di rumah. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan
DM namun tidak minum obat teratur. TD 170/90 mmHg, tanda vital lainnya normal.
Pemeriksaan orofaring tampak darah menetes ke faring. Pembuluh darah yang sering
terkena pada kasus tn. Yayat adalah
a. Pleksus kisselbach
b. A. etmoidalis anterior
c. A. palatina major
d. A. sfenopalatina
e. A. labialis superior
17. Ny. Ayu 25 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran telinga kiri yang semakin
memberat. Pasien mengatakan ayahnya juga mengalami gangguan pendengaran dan
menggunakan alat bantu dengar sejak muda. Pemeriksaan membran timpani intak dengan
bayangan merah kebiruan. Hasil pemeriksaan garputala telinga kiri rinne BC>AC, weber
lateralisasi ke kiri. Makna pemeriksaan garpu tala dan diagnosis yang tepat pada ny. Ayu
adalah
a. Tuli sensorineural kiri, prebiakusis
b. Tuli campur kiri, NIHL
c. Tuli konduktif kiri, NIHL
d. Tuli sensorineural kiri, otosklerosis
e. Tuli konduktif kiri, otosklerosis
18. An. Beta 2 tahun dibawa orang tua ke poli dengan keluhan sulit menelan karena benjolan di
lehernya. Keluhan pertama kali dirasakan 6 bulan lalu dan dirasa semakin membesar. Pada
pemeriksaan fisik teraba benjolan, lunak, dan dapat terkompresi. Benjolan tidak nyeri, berada
di posterior triangle. Pada pemeriksaan transiluminasi (+). Diagnosis tepat adalah
a. Branchial cleft cyst lokasi lateral leher, anterior dari m. sterncleidomastoideus, biasanya
terdiagnosis saat dewasa (terinfeksi), tidak ikut saat menelan, massa tidak nyeri, fistula +/-
b. Tiroiditis sub akut
c. Kista ductus tyroglossus  lokasi midline leher, batas tegas, ikut saat menelan, elevasi
saat menjulurkan lidah, sinus +/-
d. Hipertiroid kongenital
e. Hygroma kistik lokasi posterior triangle, dapat terkompresi, transluminasi (+)
19. Tn. Ali 33 tahun datang ke IGD dengan keluhan sensasi berputar. Keluhan dipengaruhi
perubahan posisi kepala terutama saat pasien tidur dan kemudian berdiri dengan cepat. Mual
muntah ada namun tidak menyemprot. Keluhan merupakan pertama kali. Trauma (-). DM
maupun hipertensi disangkal. Tidak ada gangguan pendengaran ataupun berdenging. Tanda
vital dalam batas normal. Pemeriksaan neurologi tidak ada kelainan. Dokter kemudian
mengajarkan pasien sebuah terapi berupa Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan di rumah.
Apakah nama terapi yang disarankan oleh dokter tersebut?
a. Romberg
b. Manuver Semont
c. Manuver Dix hallpike
d. Manuver Brandt-Daroff
e. Manuver Epley
20. An. Megami 5 tahun dibawa oleh ayahnya ke klinik karena hidung tersembut sebelah sisi,
tampak bersin dan keluar ingus kental. Setelah dilakukan anamnesis an. Megami mengatakan
memasukkan kacang hijau ke hidungnya saat bermain dengan temannya di sekolah.
Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah
a. Ekstraksi dengan klem lurus Panjang
b. Ekstraksi dengan pinset cirurgis
c. Suction
d. Antibiotik oral 5 hari
e. Ekstraksi dengan pengait
21. Tn. Alfa 36 tahun datang ke dokter dengan keluhan keluar cairan dari telinga kanan sejak 1
hari. Pasien juga mengeluhkan batu pilek 3 hari sebelumnya. Pasien pernah mengalami
keluhan serupa 3 tahun lalu yang tidak diobati secara tuntas. Nyeri disangkal, terdapat
penurunan pendengaran memberat 3 tahun lalu, gatal (-), berdenging (-), pusing berputar (-).
Pemeriksaan telinga luar dalam batas normal, otoskopi sekret kuning kehijauan, membran
timpani perforasi di tepi, tampak massa keputihan. Apakah diagnosis dan tatalaksana yang
tepat untuk pasien tersebut?
a. OMA stadium perforasi, ofloxacin tetes telinga dan H202 cuci telinga
b. OME, pipa Grommet dan dekongestan oral
c. OMSK maligna, miringotomi
d. OMSK benigna, cuci telinga H202 dan ofloxacin tetes telinga
e. OMSK maligna, timpanoplasti
22. Tn. B 65 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri pada daun telinga kanan disertai mulut
mencong sejak 4 hari SMRS. Pasien memiliki riwayat DM tidak terkontrol sejak 10 tahun.
Pada PF nyeri tekan tragus (+) dan nyeri tarik, otoskopi didapatkan edema kanalis akustikus
eksterna, membrane timpani sulit dinilai. Terdapat parese nervus VII dekstra, lainnya dalam
batas normal. Diagnosis dan tatalaksana yang tepat adalah
a. Herpes zoster oticus, asiklovir
b. Otitis eksterna maligna, ciprofloxacin
c. Otitis eksterna difus, polymyxin B
d. Otitis eksterna sirkumskripta, bacitracin
e. Otitis media supuratif kronik, ciprofloxacin
DX Otitis eksterna maligna, EC  ec pseudomonas, FR lansia, DM, imunokompromais

Klinis  OE difus tp dengan nyeri hebat, jar. Granulasi di MAE, parese nervus fasialis, infeksi mudah
meluas/komplikasi ke sekitarnya

PP CT scan (+/-destruksi tulang sekitarnya)

TX kontrol DM/faktor risiko, ear toilet, antibiotic (yang efektif terhadap pseudomonas/sesuai
kultur) bisa 6-8 mgg, contoh antibiotic (kombinasi gentamisin-tikarsilin parenteral, sefalosporin gen 3,
quinolone oral), debridement

23. Tn. Kopi 33 tahun datang dengan keluhan kemerahan pada daun telinga kiri setelah dipukuli
saat tawuran di kampung. Pada pemeriksaan didapatkan pinna hiperemis, edema, nyeri Tarik
(+). Jika tidak ditangani, komplikasi akhir yang mungkin muncul pada pasien adalah?
a. Mastoiditis
b. Hematom aurikula
c. Abses aurikula
d. Cauliflower ear tulang rawan daun telinga hancur
e. Perikondritis
24. Tn. Aril 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan suara semakin menghilang sejak 3 hari
terakhir. Keluhan diawalin serak sejak lama namun tidak berobat. Pasien merupakan seorang
penyanyi Band di suatu kafe setiap malam. Pasien juga seorang perokok. Pada laringoskopi
didapatkan gambaran nodul simetris bilateral 1/3 tengah plica vocalis. Diagnosis yang tepat
pada pasien adalah
a. Karsinoma laring  perokok, gejala sistemik, dispnea, stridor, nyeri tenggorok, batuk,
hemoptisis, odinofagia, nyeri alih ke telinga, pembesaran KGB
b. Polip laring  massa bertangkai, uni/bilateral, gejala sama dgn nodul dan bisa ec
penggunaan suara berlebih
c. Laringitis akut  gejala sistemik, difonia/afonia, nyeri menelan/berbicara, gejala
sumbatan laring, batuk kering lama kelamaan jd dahak kental, mukosa laring hiperemis,
edema, sering disertai radanf faring / hidung
d. Nodul laring / singer’s/screamer’s node ec penggunaan/penyalahgunaan suara klinis:
serak, vocal fatig, batuk, PF nodul sebesar kacang ijo atau lebih, berwarna keputihan,
biasanya bilateral, TX voice therapy
e. Granuloma laring  FR Gastric reflux, massa unilat/bilateral
nodul Polip granuloma Ca laring

25. Tn. Yogi 73 tahun datang bersama anaknya ke RS karena penurunan pendengaran sejak 1
tahun terakhir. Keluhan dirasakan perlahan dan semakin memberat. Tidak ada riwayat
terpapar pajanan suara keras. Tidak ada keluar cairan, gangguan keseimbangan, maupun
berdenging. Apakah hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan pada kasus tn. Yogi?
a. Penurunan konduksi tulang dan udara pada frekuensi tinggi  presbikusis SNHL
b. Rinne -/-, weber tidak ada lateralisasi, swabach memendek
c. Konduksi tulang normal, konduksi udara menurun dengan air-bone gap 30 dB
d. Terdapat takik frekuensi 4000Hz
e. Konduksi tulang dan udara di bawah 80 dB tanpa air-bone gap
26. An. Gita 9 tahun diantar ibunya ke suatu RS di Bekasi dengan keluhan pendengaran pada
telinga kirinya menurun sejak 10 hari yang lalu. Pasien mengatakan sering mendengar seperti
suara gemericik air pada telinga kirinya. Ibu pasien sebelumnya telah memberikan tetes
hidung namun keluhan tidak membaik. Pada pemeriksaan otoskopi didapatkan membrane
timpani intak, retraksi (+), tampak air bubble, darah (-). Gambaran yang ditemukan pada
timpanometri sesuai hasil PF tersebut adalah
a. Tipe A
b. Tipe B
c. Tipe C
d. Tipe As
e. Tipe Ad
27. Ny. A 45 tahun datang dengan keluhan hidung berlendir kehitaman sejak 3 minggu terakhir.
Napas dirasakan berbau dan merasakan nyeri hebat pada pipi kiri. Terkadang mengeluhkan
hidung tersumbat sesisi. Pasien merupakan penderita HIV/AIDS. Pasien sebelumnya berobat
ke puskesmas dan diberikan antibiotik namun keluhan tidak membaik. Pada PF terdapat nyeri
tekan sinus maksilla sinistra. Rinoskopi anterior didapatkan cavum nasi mukosa berwarna
biru gelap dan terdapat jaringan nekrotik pada septum. Tatalaksana tepat pada pasien adalah
a. Amfoterisin B  rinosinusitis jamur
b. Kortikosteroid sistemik
c. Amoxicillin
d. Ceftriaxon
e. Kortikosteroid intranasal
28. An. G 8 tahun dibawa orang tuanya ke klinik. Pasien dikatakan oleh gurunya sering tertidur
dan mengorok di kelas, prestasinya juga kurang baik. Pada pemeriksana fisik yampak
pandangan kosong pada wajah, mulut terbuka dan gigi atas prominen. Pasien tampak
bernapas dari mulut. Indikasi tindakan operatif pada pasien ini
adalah
a. Usia > 5 tahun
b. Ganguan menelan
c. Penurunan prestasi
d. Gangguan berbicara
e. Facies adenoid  hipertrofi adenoid

Adenoid  jar limfoid di nasofaring  membesar usia


3 th dan mengecil dan hilang sekitar 14 th

Hipertrofi Adenoid ec riwayat ISPA berulang


sumbatan coana dan tuba  napas mulut  facies
adenoid, OMA berulang, mengorok, pertumbuhan dan
perkembangan terganggu

PF rinoskopi anterior tampak tertahannya Gerakan


velum palatum mole saat fonasi, PP lateral leher

TX Adenoidektomi

29. Tn. Andre 66 tahun datang ke poli RS dengan keluhan sering keluar darah dari hidung sejak 1
bulan lalu, terdapat keluhan sakit kepala, dan pandangan ganda. Pada rinoskopi posterior
tampak massa pada fossa rosenmuller, leher terdapat pembesaran KGB. Etiologi terkait kasus
ini adalah
a. Ebstein-Barr virus  KNF
b. Adenovirus
c. Coronavirus
d. Human Papilloma Virus
e. Rhinovirus
30. Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 1.5 tahun karena belum bisa bicara. Anak pasien
cenderung acuh dan tidak menanggapi suara orang sekitarnya. Pasien ingin memeriksakan
anaknya karena khawatir ada gangguan pendengaran. Pemeriksaan fungsi pendengaran
yang dapat disarankan untuk pasien adalah
a. Audiometri nada murnidilakukan pada anak y kooperatif
b. Play audiometry 2-5 tahun
c. Timpanometri  untuk menilai kondisi telinga tengah
d. Brainstem evoked response audiometry untuk menilai sistem saraf audiotrik, objektif
e. Brain observation audiometry untuk menilai respon aktif pasien terhadap
suara/voluntary response, banyak jenisnya disesuaikan dgn tahap perkembangan bayi/usia
bayi
31. Seorang ibu melahirkan anak keduanya di suatu RS 2 hari lalu. Ibu tersebut ingin melakukan
pemeriksaan pendengaran pada bayinya untuk mendeteksi ada tidaknya gangguan
pendengaran. Pemeriksaan apakah yang dapat dilakukan?
a. Timpanometri
b. BERA
c. OAE menilai fungsi koklea yang objektif dan otomatis  untuk skrining pd bayi lahir,
terutama bayi berisiko
d. Audiometri nada murni
e. Play audiometri
32. An. Kaka 3 tahun dibawa ibunya ke IGD karena tiba-tiba tampak kesulitan bernapas. Pasien
batuk terus menerus dan memegangi lehernya. Sebelum kejadian pasien bermain kelereng
dengan teman-temannya. Pada pemeriksaan didapatkan nadi 116x.mnt, napas 33x/mnt stridor
(+), wheezing (-). Lokasi dan tatalaksana sumbatan pada pasien an. Kaka adalah
a. Faring, ekstraksi dengan pengait
b. Laring, ekstraksi dengan pengait
c. Laring, Heimlich manuver
d. Trakea, ekstraksi cunam dengan bronkoskopi
e. Bronkus, ekstraksi cunam dengan bronkoskopi
33. An. Kiano 11 tahun dengan keluhan telinga kanan terasa tersumbat sejak 1 hari yang lalu.
Pasien merasa suaranya terdengar lebih keras dari biasanya pada telinga kanan. Pasien
mengaku sempat hujan-hujanan kemarin saat pulang sekolah. Pada pemeriksaan fisik tampak
massa kecoklatan pada telinga kanan. Telinga kiri dalam batas normal. Pernyataan di bawah
ini yang sesuai dengan kondisi an kiano adalah, kecuali
a. Jika serumen lunak, dapat dibersihkan dengan kapas lilit
b. Jika serumen keras, keluarkan dengan pengait
c. Pada serumen keras dapat dikeluarkan dengan irigasi ais bersuhu 32oC
d. Unutk melunakkan serumen dapat diberikan tetes karbogliserol 10% selama 3 hari
e. Untuk melunakkan serumen dapat diberikan tetes H202 3% selama 3 hari
34. Ny. G 35 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat dan terasa ada benjolan di hidung
kanan sejak 3 bulan yang lalu. Tidak ada sakit kepala atau mimisan. Pada rinoskopi anterior
terdapat massa rongga hidung yang menggantung. Pada pemeriksaan rontgen sinus paranasal
Waters tampak kesuraman jelas, tidak ada air fluid level. Apakah diagnosis tepat?
a. Polip antro-coana asal dr antrum maksilla turun ke coana (belakang hidung)
b. Polip maksilaris
c. Rinosinusitis akut
d. Rinosinusitis kronik
e. Angiofibroma juvenile
35. Ny. H 42 tahun datang ke RS dengan keluhan kedua hidung tersumbat yang memberat sejak 1
minggu SMRS. Keluhan disertai ingus kental berwarna kuning dan berbau, darah (-). Pasien
juga mengeluhkan nyeri pada wajah. Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak 4 bulan namun
pasien hanya berobat jika sudah dirasakan mengganggu aktivitas. Riwayat alergi (-). TTV
dalam batas normal. Pada rinoskopi anterior tampak edema mukosa dan hiperemis, terdapat
sekret mukoid kekuningan di meatus media, massa (-). Apakah diagnosis yang tepat kasus
tersebut?
a. Rhinosinusitis akut <12 minggu viral, bakterial
b. Rhinosinusitis kronik  ≥12 mgg
c. Rhinosinusitis kronik eksaserbasi akut  ≥12 mgg dengan perburukan intensitas gejala
sekalipun sdh di tatalaksana adekuat
d. Rhinitis kronik
e. Rhinosinusitis akut rekuren  ≥4 episode per tahun dengan symptoms free interval
36. Pasien perempuan 30 tahun datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak 2 minggu yang
hilang timbul. Terdapat ingus kental dan berbau. Pasien terkadang mengeluhkan penurunan
penciuman dan nyeri pada wajah. Pada pemeriksaan fisik tampak post nasal drip (+). Berikut
komplikasi yang dapat terjadi pada kasus tersebut, kecuali
a. Selulitis orbita
b. Abses orbita
c. Meningitis
d. Mastoiditis
e. Abses subperiosteal

37. Tn. P 30 tahun datang dengan keluhan suara serak yang sudah dirasakan sejak 2 bulan lalu.
Keluhan disertai nyeri menelan sehingga pasien sulit makan dan terdapat penurunan berat
badan. Pasien juga mengeluhkan terdapat batuk lama dan keringat malam. Pasien seorang
perokok. Pemeriksaan laring didapatkan edema dan hiperemis, serta mouse-nibbled
appearance. Apakah kemungkinan diagnosis kasus tsb?
a. Laringitis kronik
b. Laringitis difteri
c. Laringitis TB  termasuk laryngitis kronik spesifik
d. Laringitis luteika
e. Ca laring
38. Ny. Mawar 35 tahun datang dengan keluhan suara serak dan nyeri tenggorokan sejak 1
minggu. Pasien merupakan penderita GERD dan sering merasakan rasa panas di tenggorokan.
Pada pemeriksaan didapatkan massa globus berwarna pucat di area posterior plika vokalis.
Diagnosis yang sesua dengan pasien adalah
a. Karsinoma laring
b. Polip laring
c. Edema laring
d. Nodul laring
e. Granuloma laring
39. An. Sandi 3 tahun dibawa ke IGD oleh orang tuanya karena rewel sambal memegangi telinga
kanannya sejak 2 jam SMRS. Pada pemeriksaan otoskopi telinga kanan tampak benda asing
kehitaman tampak seperti serangga yang bergerak- gerak di liang telinga pasien, membran
timpani kesan intak. Apakah penanganan awal yang sebaiknya dilakukan?
a. Ekstraksi dengan hook
b. Ekstraksi dengan forcep
c. Ekstraksi dengan cotton bud
d. Ekstraksi dengan alligator
e. Meneteskan minyak zaitun  tujuan mematikan serangga sebelum ektraksi
40. Perempuan 45 tahun datang dengan keluhan hidung kanan tersumbat sejak 1 minggu. Keluhan
disertai nyeri pada wajah terutama pipi kanan, dan terdapat ingus yang merasa mengalir di
tenggorokan. Pasien memiliki gigi berlubang pada gigi geraham atas kanan namun belum
diobati. Pemeriksaan fisik PND (+). Apakah pemeriksaan penunjang awal yang bisa
disarankan?
a. Rontgen Schuller  mastoid
b. Rontgen Caldwell  frontal
c. Rontgen waters lebih baik melihat maxilla
d. Darah rutin
e. CT scan sinus paranasal  gold standar
41. Tn. Saga 30 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran kanan 4 hari lalu. Pasien
juga mengeluh telinga kanan nyeri. Tidak ada keluar cairan. Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan gambaran berikut
Apakah diagnosis tepat pada pasien?
a. OMA stadium supurasi
b. Miringits bulosa  ec virus/mycoplasma pneumonia  nyeri telinga, rasa penuh,
hemoragik bleb pada membrane timpani (vesikel/bullae), vesikel/bullae bisa rupture
sehingga keluar cairan serosanguinosa, SNHL ec viral (jarang)  TX simtomatik
c. Otitis media efusi
d. Timpanosklerosis
e. Barotitis media
42. Seorang laki-laki 34 tahun datang dengan keluhan nyeri pada leher sejak 2 hari lalu. Keluhan
disertai nyeri menelan. Demam (+). Pemeriksaan tanda vital TD 120/90mmHg, HR 98x/mnt,
RR 22x/mnt, suhu 38C. Pemeriksaan fisik tonsil T1/T4, hiperemis, edema, uvula keaarah
kanan, faring tidak dapat dievaluasi. Komplikasi apa yang paling sering terjadi pada kasus
seperti ini?
a. Abses retrofaring
b. Abses quinsy
c. Abses sub mandibular
d. Abses parafaring
e. Angina ludwig
43. Tn. Agus 50 tahun datang dengan keluhan suara parau sejak 3 bulan. Keluhan dirasa terus
menerus dan semakin memburuk. Terdapat benjolan di leher sebelah kanan. Pasien mengeluh
terkadang batuk dan sesak. Riwayat keluarga dengan keluhan serupa (-). Pasien merokok
sejak usia 15 tahun hingga saat ini. TTV dalam batas normal. Pada pemeriksaan laringoskopi
tampak massa di plika vocalis dextra, berbenjol, tampak rapuh dan mudah berdarah.
Penyebab utama dari penyakit pada pasien ini adalah
a. Merokok
b. Nitrosamin
c. Infeksi
d. Makanan pengawet
e. Minuman bersoda
44. An. Samuel 16 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan mimisan sejak 1 hari. Pasien
mengeluhkan mimisan banyak dan hal ini sering berulang. Pasien juga terkadang
mengeluhkan hidung tersumbat. Trauma (-). Pada rinoskopi posterior didapatkan massa lunak,
kenyal, berwarna keabuan, dan rapuh. Diagnosis yang sesuai dengan kasus tersebut adalah
a. Karsinoma nasofaring
b. Angiofibroma nasofaring juvenile
c. Polip nasi
d. Ca tonsil
e. Benda asing
45. Seorang anak perempuan 8 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan demam tinggi sejak 2 hari
SMRS. Keluhan diawali sakit kepala hebat dan mual muntah hebat. Kejang (-). Pasien juga
memiliki riwayat keluar cairan dari telinga kiri 2 minggu lalu. Awalnya cairan keluar sejak 2
bulan lalu namun hanya diberikan tetes telinga oleh orang tua dibeli di apotek. Pasien Saat ini
GCS 14, suhu 39, pemeriksaan otoskopi AS liang telinga lapang, sekret (+), membrane
timpani perforasi atik dengan kolesteatoma (+). Kelainan retroaurikuler (-). Pemeriksaan
neurologi kaku kuduk (+). Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
a. OMA dengan meningitis
b. OMSK aman dengan abses otak
c. OMSK bahaya dengan meningitis
d. OMSK bahaya dengan hidrosefalus otogenik
e. OMA dengan mastoiditis
46. Pasien datang dengan keluhan pendengaran berkurang. Pasien seorang pekerja di perusahaan
dengan sering terpajan suara bising. Pemeriksaan otoskopi tidak didapatkan kelainan.
Berapakah batas seseorang terpajan bising?
a. 82 dB, selama 24 jam
b. 85 dB selama 10 jam
c. 88 dB selama 4 jam
d. 94 dB selama 3 jam
e. 95 dB selama 1 jam

Audimetri khas pd NIHL  jenis


Permenkes No 70 tahun 2016 SNHL, paling turun pd 4000Hz,
biasanya bilateral
47. Seorang wanita 28 tahun datang dengan keluhan pendengaran setelah mengikuti konser
semalaman. Riwayat DM (-), hipertensi (-). Pemeriksaan otoskopi didapatkan normal. Hasil
pemeriksaan audiometri pada pasien ini akan diperoleh yaitu
a. Hantaran udara dan tulang < 25 dB Sudden deafness (kurang 3 hari)  SNHL 30dB atau
b. Hantaran udara dan tulang >25 dB tanpa gap lebih

c. Hantaran udara dan tulang >25 dB dengan gap FR iskemia koklea, infeksi virus, trauma kepala,
trauma bising, autoimun, ototoksik, menier,
d. Hantaran udara <25 dB dan tulang >25 dB
neuroma akustik
e. Hantaran udara >25 dB dan tulang < 25 dB

48. An. Amikasin 5 tahun dibawa orang tuanya ke klinik dengan keluhan nyeri telinga kiri sejak 2
hari. Keluhan diawali batuk pilek 4 hari lalu. Pasien sering dibawa berenang oleh kakanya.
Pemeriksaan telinga didapatkan sekret (-), membran timpani intak, hiperemis, dan tampak
cairan belakang telinga yang mendorong membran timpani. Apakah tatalaksana yang tepat
untuk kasus ini?
a. Antibiotik, simtomatik, miringotomi  OMA supurasi
b. Antipiretik, mukolitik, miringoplasti
c. Antibiotik, dekongestan, mastoidektomi
d. Analgetik, antibiotik, timpanoplasti
e. Dekongestan, antibiotik, timpanoplasti
49. Anak perempuan 9 tahun dengan keluhan bengkak di leher kanan sejak 5 hari. Bengkak
semakin membesar dan nyeri. Riwayat keluar cairan dari telinga kanan 2 minggu lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan edema sepanjang otot sternocleidomastoideus, hiperemis, nyeri
tekan. Pemeriksaan telinga kanan sekret (+), perforasi membran timpani subtotal. Diagnosis
pasien adalah
a. Abses submandibular
b. Abses retroaurikula
c. Mastoiditis
d. Kista branchial
e. Abses Bezold
50. Tn. SK 37 tahun datang dengan keluhan nyeri pada wajah sejak 1 bulan. Keluhan dirasakan
hilang timbul, disertai hidung tersumbat dan pilek. Pasien merasa tidak ada alergi, maupun
menggunakan obat semprot jangka lama. Merokok (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan
sesuai gambar berikut

Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pasien
tersebut?
a. Rinoskopi posterior
b. Nasoendoskopi
c. Foto rontgen kepala dan wajah
d. Transiluminasi
e. CT scan sinus paranasal

You might also like