You are on page 1of 11

Nama : Sallya Shabrina

NIM : 19511113
Resume Metode Pelaksanaan Bangunan (MPB)
a. Data proyek

1. Panjang Bentang: 672 m P37- Pier P45 + (V-Pier P48)


2. Jumlah Pier: 8 Pier Sisi Surabaya + 2 V- Pier
3. Pile Casing: Surabaya + Madura
a. 16 Pier x 16 ttk: 288 Pile (Ø 1.800 mm)
b. 35 Pile x 2 V-Pier: 70 Pile (Ø 2.200 mm)
4. Panjang Bored Pile:

5. Pile Cap:
P37 - P40, P43+ P44 = 25.5 x 12 x 3 m
P41 + P42 = 25.5 x 16 x 3.5 m
P45 + P48 = 36.8 x 25.8 x 4.5 m

6. Pier Shaft & V-Pier:


7. Box Girder:

Length = 40 m
Height = 2.1 - 4.4 m (variatif)
Width = 14.7 m
Balance Cantilever Method:
2 x 7 x 8 segment (1 Pier = 4 segment)
14 closure
8.

Main Bridge (Bentang Approach Bridge


Utama) (Bentang Pendekat) Causeway (Bentang Tepi)
Struktur bawah: + Struktur bawah: + Struktur bawah:
Pondasi bored pile Pondasi bored pile Pondasi tiang pancang
diameter diameter 1.8 & 2.2 meter, baja diameter 60 cm &
2.4 meter dengan dengan kedalaman 61 m - 100 cm
kedalaman 94 m + Struktur atas:
97 m s.d 104 m + Struktur atas: Pre- Pre-stressed Concrete I
Struktur atas: Stressed Concrete box girder
Steel box girder dengan girder
sistem
cable stay pada pylon
setinggi
141 meter dari pile cap
+ Clearance horizontal:
400 meter
+ Clearance vertical:
35 meter dari HWL

b. Alur kerja pembuatan jembatan dari tahap persiapan sampai akhir


3.1.1 Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi merupakan rangkaian kegiatan pekerjaan struktur bagian bawah
yang dirancang sesuai dengan kebutuhan suatu bangunan. Dalam setiap pelaksanaannya,
struktur konstruksi bagian bawah berperan sebagai penunjang terbentuknya suatu bangunan
yang kokoh dan berkualitas tinggi. Metode tersebut tidak terlepas dari penggunaan teknologi
yang berfungsi sebagai pendukung agar pelaksanaan pekerjaan suatu struktur bangunan dapat
berjalan sesuai standar dan rancangan yang telah diperhitungkan dari segi biaya maupun
penggunaan bahan.
Jembatan adalah salah satu struktur konstruksi yang memiliki struktur pondasi yang
harus kokoh karena fungsi dari jembatan yaitu untuk menghubungkan dua bagian jalan yang
terbagi atau terputus. Pondasi tiang pancang adalah bagian struktur pondasi bawah yang
digunakan pada struktur jembatan. Fungsi dari pondasi tiang pancang adalah untuk
menyalurkan dari struktur atas ke tanah untuk menahan pada kedalaman tertentu.
Tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan pemancangan sangat berpengaruh dengan
waktu pelaksanaan erection girder. Maka dari itu diperlukan pengukuran durasi pekerjaan
pemancangan berdasarkan tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan pemancangan. Berikut
merupakan tahapan dari pekerjaan tiang pancang:
a. Mobilisasi Alat dan Material
- Mobilisasi alat (crane pancang, drop hammer, auger, genset dan alat bantu lainnya)
ke dalam area kerja
- Mobilisasi material spun pile menggunakan truk flatbed
b. Persiapan Langkah Kerja
- Lahan kerja dibuat rata dan dipadatkan agar crane dapat berdiri dengan baik.
- Crane berdiri diatas plat form berupa steel plat berukuran 1,5 x 6 meter.
- Tiang pancang diletakan tersusun diatas sleeper concrete.
c. Pematokan titik pancang spun pile
Langkah awal pekerjaan tiang pancang beton pretensioned yaitu melakukan pekerjaan survey
oleh surveyor guna menentukan titik koordinat dan posisi tiang pancang.
d. Pemancangan
Pada tahap pemancangan dilakukan dengan menggunakan crane service 1 unit, drop
hammer 1 unit, pada waktu dipancangkan, tiang pancang harus disangga pada garis dan
posisinya dengan alat penuntun (leads). Leads pemancangan tiang pancang ini harus dibuat
sedemikian rupa sehingga martil tetap dapat bergerak bebas, dan posisi leads harus kokoh agar
tiang pancang selalu tersangga dengan baik selama pemancangan. Kecuali bila tiang pancang
dipancangkan kedalam air, panjang leads harus cukup sehingga tidak diperlukan adanya
penyokong, dan bentuknya harus sedemikian rupa sehingga bisa mempermudah pemancangan
tiang pancang.

Bila kondisi lokasi kerja memungkinkan perlunya penyokong, maka kontraktor


digunakannya penyokong, kontraktor dapat mengguna-kannya bila disetujui konsultan
pengawas.
Bila, menurut konsultan pengawas, diperlukan semprotan air, maka jumlah semprotan
dan volume mulut pipa semprot dan tekanannya harus cukup untuk mengikis material yang
berdekatan dengan tempat pemancangan.
konsultan pengawas harus menyimpan catatan mengenai pemancangan semua tiang pancang
dan kontraktor harus memberikan bantuan untuk pengadaan catatan itu, yang isinya
meliputi: jumlah, posisi, tipe, ukuran, panjang sebenarnya, dan tanggal pemancangan tiang
pancang, panjang tonjolan (footing), jumlah pukulan pada penekanan akhir, energi tumbuk
pemukul, panjang yang sambung, panjang pemotongan, dan panjang akhir yang dibayar.
Tiang pancang tidak boleh dipancangkan dekat beton yang baru dituang. Tiang pancang
diberi tanda dengan cat yang mencolok tiap interval 50 cm dan dicatat jumlah pukulan dari
permulaan sampai akhir pada formulir pile driving record yang ditandatangani konsultan
pengawas.
Pemancangan dilaksanakan secara berlanjut sampai final set, lalu tiang pancang
disambung dengan cara dilas menggunakan electrode Las LB-52. Sebelum dilanjutkan
pemancangan bekas sambungan las di cat menggunkan cat besi anti karat memiliki kandungan
polimer, resin, dan pigmen cat yang berfungsi untuk melindungi permukaan sambungan las dari
pengaruh oksidasi air dan udara. Selain berfungsi untuk mencegah karat, cat besi anti karat.
Sebelum Final Set, dibuat kalendering secara seksama diataskertas milimeter blok yang
diletakkan pada tiang pancang.
APPROACH BRIDGE Bentang 80 M
START

PREPARATION WORK

ENGINEERING SOIL INVESTIGATION &


DESIGN TECHNICAL STUDY

SURVEY WORKS

BORE PILE

PILE CAP

PIER

PIER TABLE

BOX GIRDER

MISCELLANEOUS

FINISH
START

PREPARATION WORK
CHECK POSITION
DRIVING STEEL CASING

BRACING INSTALLATION

PLATFORM INSTALLATION

DRILLING WORK

INSTALL REBAR

CONCRETING

FINISH
d. Pekerjaan Pondasi
1. Piling Casing
Piling casing berungsi sebagai pengarah atau bekisting pada saat melakukan kegiatan
driling, Alat pancang yang di gunakan adalah hammer diesel dengan tipe D 100. Metode
pemancangan casing pondasi dengan diameter besar yang berada pada lingkungan laut
menggunakan landasan lantai kerja berupa piling barge yang di lengkapi dengan peralatan
receiver GPS – Global positioning system

2. Driling
Pekerjaan ini menggunakan tekanan udara yang diberikan pada lokasi mata bor yang
berfungsi untuk mengeluaran material hasil pengeboran ke atas.

3. Reinforcing
Reinforcing dilakukan secara bersegmen untuk mempermudah pekerjaan dilapangan
pemasangan antar segmen tulangan dengan menggunakan coupler (straight thread splicer)

4. Concreting
Pengecoran tiang pondasi bore pile, pencampuran beton dilakukan pada batching plan
kemudian dituangkan pada concrete pump lalu dimasukkan dalam tremi pelaksanaan
pengecoran dilakukan secara menerus (tidak boleh terputus)

5. Grouting
Grouting merupakan suatu proses peningkatan kekuatan dan pemeliharaan konstruksi
pondasi dalam karena adanya keterbatasan pada lingkungan yang mengelilinginya,
pelaksanaan grouting dengan menggunakan pompa bertekanan tinggi melalui pipa grouting

6. Quality Control
a. Pengujian kualitas pada pondasi bored pile jembatan suramadu
LOADING TEST: untuk mengetahui kemampuan daya dukung pondasi bored pile yang
bernama load cell test
INTEGRITY TEST: untuk mengetahui tingkat kesolidan atau integritas dari pondasi bored
pile
e. Pekerjann Pile Cap
Posisi pile cap selalu dalam kondisi terendam air laut baik pada saat surut maupun air
pasang untuk itu diperlukan sistem konstruksi form work yang spesific, Ada 2 tipe yang
di kaji ulang : Precast Form work, Caisson

Metode Logistik CCC


Metode Logistik CIC

You might also like