You are on page 1of 8

PENGARUH PENGEMBANGAN SDM DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA GURU


(Studi pada SMA Negeri di Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh
Shinta Linniasari
82832112112

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh, kinerja guru tersebut masih rendah atau kurang optimal,
sehingga dapat dikatakan bahwa jika kinerja guru rendah maka dapat diprediksi motivasi kerja guru
tersebut sangat rendah dan pengembangan sumber daya manusianya sangat kurang. Adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah pengaruh pengembangan
SDM terhadap kinerja guru? (2) Bagaimanakah pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru? (3)
Bagaimanakah pengaruh pengembangan SDM dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap
kinerja guru? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan dan
peristiwa sebagaimana adanya tanpa memberikan perlakuan apapun. Bertolak dari deskripsi masing-
masing variabel, dan pembuktian hipotesis serta intrepretasi lainnya, maka disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut. (1) Pengembangan SDM berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Artinya, semakin
tinggi pengembangan SDM, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru. (2) Motivasi kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Artinya semakin tinggi Motivasi kerja, maka akan semakin
tinggi pula kinerja guru. (3) Pengembangan SDM dan Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja guru, artinya semakin tinggi pengembangan SDM dan Motivasi kerja secara bersama-sama,
maka akan semakin tinggi pula kinerja.

Kata kunci: pengembangan sdm, motivasi kerja, kinerja guru

PENDAHULUAN Berdasarkan hal tersebut, pentingnya arti


Pendidikan merupakan sebuah hal yang sebuah pendidikan, berbagai negara sangat
kini menjadi dambaan semua lapisan antusias dan sangat serius menanggapinya.
masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, Mereka membuat beberapa strategi dan
kini masyarakat semakin mengerti dan kebijakan agar pendidikan di negaranya maju
menyadari bahwa begitu pentingnya arti sebuah dan meningkat, salah satunya dengan
pendidikan. Mereka berbondong-bondong menentukan dasar dan tujuan pendidikan. Hal
untuk memasukkan anak-anak mereka ke ini juga sejalan dengan ungkapan Ahmadi
berbagai lembaga pendidikan, baik pendidikan (2007: 98), bahwa: “Mengingat sangat
formal maupun non formal. Hal ini tentu saja pentingnya sebuah pendidikan itu bagi
dapat dibuktikan dengan semakin kehidupan bangsa dan negara, maka hampir
meningkatnya jumlah lulusan dari berbagai seluruh bangsa dan negara di dunia ini
lembaga pendidikan dalam setiap tahunnya menangani secara langsung masalah-masalah
serta dengan besarnya antusias masyarakat yang berhubungan dengan pendidikan. Dalam
dalam membuka berbagai lembaga pendidikan hal ini masing-masing negara itu menentukan
di setiap daerah. Fenomena ini merupakan sendiri dasar dan tujuan pendidikan di
sebuah bukti bahwa pendidikan menjadi sebuah negaranya…..”
hal yang sangat penting dalam kehidupan demi Setiap negara tentunya memiliki dasar dan
tercapainya berbagai tujuan hidup. Bahkan tujuan pendidikan yang berbeda, demikian pula
begitu pentingnya arti sebuah pendidikan, dengan negara Republik Indonesia. Negara
muncul sebuah ungkapan bahwa maju Indonesia pun memiliki dasar dan tujuan
mundurnya suatu bangsa sebagian besar pendidikan. Seperti halnya yang dikatakan
ditentukan oleh maju mundurnya sebuah Ahmadi (2007: 190), bahwa: “yang dimaksud
pendidikan di negara tersebut. dengan dasar adalah landasan tempat berpijak
atau sandaran dari pada dilakukannya

Halaman | 179
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 2 | Maret 2014

perbuatan. Dengan demikian, yang dijadikan Guru merupakan pendidik profesional


landasan atau sandaran suatu perbuatan itu yang mempunyai peran dan kontribusi sangat
sudah ada dan mempunyai kekuatan besar dalam mewujudkan keberhasilan
hukum…….” pendidikan. Profesionalisme tersebut dapat
Pendidikan di Negara Indonesia memiliki dilihat dari kinerja guru tersebut. Apabila
dasar sebagai landasan dan kekuatan hukum, kinerjanya bagus, berarti guru tersebut
hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ahmadi profesionalismenya tinggi dan tentu saja akan
dan Uhbiyati (2007: 192-193) bahwa: “Adapun membantu terhadap keberhasilan pendidikan
Dasar pendidikan Nasional bagi bangsa nasional. Hal ini senada dengan yang dikatakan
Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi dasar Suharsaputra (2010: 145), bahwa: “……kinerja
ideal pendidikan nasional adalah Pancasila, merupakan suatu kemampuan kerja atau
dasar konstitusional pendidikan nasional yaitu prestasi kerja yang diperlihatkan seorang
UUD 1945 dan dasar operasional yaitu UU No. pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang
4 tahun 1950 jo UU No. 12 tahun 1954 Bab. III optimal…..”
dan TAP MPR No. II / MPR / 1978”. Berdasarkan hal tersebut, untuk
Berdasarkan hal di atas, penentuan dasar mewujudkan profesionalisme dan agar
dan tujuan pendidikan nasional pada dasarnya memperoleh hasil kerja yang optimal, maka
merupakan wahana untuk meningkatkan kinerja seorang guru harus bagus dan optimal
pendidikan. Dengan memiliki dasar, berarti juga. Namun kenyataannya, masih terdapat hal-
pendidikan nasional tidak akan keluar dari hal yang kurang sesuai dengan harapan, yaitu
kaidahnya, dan dengan memiliki tujuan, berarti bahwa kinerja guru masih kurang optimal. Hal
pendidikan nasional memiliki arah untuk ini bisa dibuktikan bahwa di lapangan masih
mencapai tujuan, yang pada akhirnya semua itu banyak guru yang sering mangkir dari tugasnya,
agar pendidikan nasional di Negara Indonesia yaitu jarang hadir ke sekolah, kalaupun ada di
dapat teratur sesuai dengan pandangan hidup sekolah mereka tidak bekerja secara efektif.
dan cita-cita bangsa Negara Indonesia. Selain itu masih banyak guru yang kurang
Demi mewujudkan tujuan pendidikan disiplin, yaitu sering datang terlambat atau
nasional tersebut, tentunya pemerintah pulang sebelum waktunya. Bahkan masih ada
melakukan berbagai upaya untuk mencapai guru yang tidak membuat administrasi guru
tujuannya, yang salah satunya adalah dengan alasan masih belum bisa membuat
menyiapkan faktor pendidikan atau komponen administrasi tersebut sehingga dari waktu ke
pendidikan. waktu mereka hanya membuat secara “copy
Seperti yang dikatakan Ahmadi, (2007: paste”, intinya belum muncul kreativitas atau
141), bahwa: “….ada lima komponen atau inovasi dari guru tersebut. Selain itu masih
faktor pendidikan, yaitu: a. tujuan pendidikan, banyak guru yang masih gagap teknologi,
b. pendidik, c. anak didik, d. lingkungan dan e. sehingga akan menghambat kinerjanya.
alat pendidikan.” Berdasarkan masalah - masalah yang
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa dikemukakan di atas, tampak jelas bahwa
kelima komponen tersebut sangat berhubungan kinerja guru tersebut masih rendah atau kurang
dan sangat berkaitan dan tidak bisa dipisahkan, optimal, sehingga dapat dikatakan bahwa jika
sehingga apabila salah satu komponen tidak kinerja guru rendah maka dapat diprediksi
ada, maka tujuan pendidikan tidak akan motivasi kerja guru tersebut sangat rendah dan
tercapai. pengembangan sumber daya manusianya sangat
Salah satu komponen pendidikan, yaitu kurang.
pendidik, merupakan seseorang yang membantu Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Sutermeister dalam Suharsaputra (2010: 147),
Pendidik tersebut meliputi orang tua (ayah dan bahwa: “….produktivitas ditentukan oleh
ibu), pemimpin / pemuka masyarakat dan kinerja pegawai dan teknologi, sedangkan
pengajar atau guru di sekolah. Mereka kinerja pegawai itu sendiri tergantung pada dua
merupakan fasilitator dan media yang hal yaitu kemampuan dan motivasi”. Sehingga
menjembatani antara peserta didik dengan jelas bahwa kemampuan dan motivasi memiliki
tujuan pendidikan agar pendidikan dapat peran dan kontribusi yang besar dalam
berhasil. membentuk sebuah kinerja pegawai.

Halaman | 180
Shinta Linniasari Pengaruh Pengembangan SDM dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
(Studi pada SMA Negeri di Kabupaten Tasikmalaya)

Motivasi merupakan faktor penting dalam adanya pengembangan sumber daya manusia.
meningkatkan sebuah kinerja, karena dengan Hal ini pun senada dengan yang diungkapkan
adanya motivasi yang tinggi, seseorang dapat Sa’ud (2012: 86) bahwa:
memiliki gairah, antusias, semangat dan etos Banyak cara yang dilakukan guru untuk
kerja yang tinggi sehingga dapat meningkatkan menyesuaikan dengan perubahan, baik itu
produktivitas kerjanya. Hal ini senada dengan secara perorangan, kelompok, atau dalam
yang dikatakan Hasibuan (2010: 92), bahwa: satu sistem yang diatur oleh lembaga.
“Motivasi penting karena dengan motivasi ini Mulyasa (2003: 43) menyebutkan bahwa
diharapkan setiap individu karyawan mau pengembangan guru dapat dilakukan
bekerja keras dan antusias untuk mencapai dengan cara on the job training dan in
produktivitas kerja yang tinggi”. service training.
Melihat kenyataan seperti yang telah Selain itu, Abeng dalam Kaswan (2012:
dikemukakan sebelumnya bahwa kasus 95) mengatakan, bahwa: organisasi yang maju
kurangnya kedisiplinan seorang guru dalam adalah mereka yang menyadari pentingnya
melaksanakan tugasnya menandakan bahwa pengembangan SDM”.
kurangnya motivasi dalam diri guru tersebut Pernyataan tersebut juga didukung oleh
untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, Marwansyah (2010: 152), bahwa:
sehingga perlu adanya rangsangan dari berbagai Perkembangan pengetahuan yang bersifat
pihak, khusunya pimpinan karena secara tidak eksponensial dan perubahan sains yang
langsung pimpinan mempunyai kewajiban berlangsung cepat telah menjadi
dalam memberikan motivasi para pegawainya kecenderungan global. Pengetahuan
agar para pegawainya memiliki semangat yang bertambah dua kali lipat setiap 7 – 10
tinggi untuk berproduktivitas. Hal ini seirama tahun. Kompetensi pekerja yang semakin
dengan yang dikatakan Hasibuan dalam cepat menjadi pusing, tentu saja
Engkoswara (2010: 209), bahwa “Motivasi berimplikasi pada pengembangan sumber
dalam konteks organisasi sebagai suatu daya manusia. Kesenjangan antara
keahlian dalam mengarahkan pegawai dan kemampuan pekerja dan tuntutan
organisasi agar mau bekerja secara berhasil, pekerjaan yang berkembang itu lalu berarti
sehingga tercapai keinginan para pegawai diperlukannya peningkatan atau
sekaligus tercapainya tujuan organisasi’. Dalam penyesuaian pengetahuan dan
definisi tersebut nampak jelas bahwa peran keterampilan serta sikap pekerja. Dengan
seorang pimpinan dalam memberikan motivasi kata lain, diperlukannya peningkatan
sangat besar. profesionalisme yang dilakukan melalui
Selain motivasi, seperti yang telah uipaya pengembangan sumber daya
dikatakan di atas, kemampuan pun sangat manusia.
berpengaruh terhadap kinerja. Dalam konteks Menurut Kaswan (2012: 97),
ini, kemampuan tersebut dalam arti merujuk “Pengembangan adalah membangun,
pada sumber daya manusia. Sumber daya memperluas, mentransformasi dan beradaptasi
manusia merupakan aset penting dalam dengan pengetahuan, pemahaman dan
kemajuan dan keberhasilan sebuah organisasi, keterampilan yang telah ada”. Dari definisi
karena sumber daya manusia adalah faktor tersebut dapat disimpulkan, bahwa seorang
penentu maju-mundurnya sebuah organisasi. pegawai yang melakukan pengembangan
Berkualitasnya sumber daya manusia, sumber daya manusia, maka kualitas dirinya
merupakan langkah awal yang baik dalam akan bertambah sehingga dengan
sebuah organisasi, namun hal tersebut belum pengembangan tersebut otomatis akan memiliki
cukup, karena seiring dengan kemajuan zaman kinerja yang bagus dan optimal yang pada
dan berkembangnya teknologi, menuntut akhirnya tujuan akhir dari organisasi tersebut
sumber daya manusia yang dinamis dan dapat tercapai. Oleh karena itu, untuk
berkembang, hal ini agar mampu berkompetisi membangun keahlian dan menambah kualitas
dalam mengembangkan karir, juga mampu kerja pegawai, seyogyanyalah para pegawai
memberikan layanan yang prima agar harus sering melakukan pengembangan sumber
organisasi tersebut, yang dalam hal ini adalah daya manusia. Namun apabila melihat di
sekolah, memiliki kemajuan yang signifikan. lapangan, khsususnya di lembaga - lembaga
Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu pendidikan, baik guru ataupun kepala sekolah

Halaman | 181
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 2 | Maret 2014

jarang memiliki kesempatan untuk keahhan individu yang harus dipersiapkan bagi
melaksanakan pengembangan SDM secara kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran
kontinu, kenyataan ini dapat dibuktikan bahwa dan program pengembangan menyangkut aspek
masih banyak kompetensi guru yang belum yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan
bertambah, kemudian masih banyak guru yang individu untuk mengantisipai perubahan yang
belum mengenal IT dan guru merasa kerepotan mungkin terrjadi tanpa direncanakan (unplaned
dengan tuntutan teknologi yang semakin change) atau perubahan yang direncanakan
canggih dalam melaksanakan tugasnya, (planed change). (Syafaruddin,2001: 217).
misalnya dalam mengoperasikan komputer, Dari pengertian ini menunjukkan bahwa
menggunakan in focus, dan lain-lain. fokus pengembangan karir adalah peningkatan
kemampuan mental tenaga kerja.
METODE Pengembangan lebih difokuskan pada
Penelitian ini menggunakan metode peningkatan kemampuan dalam pengambilan
deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk keputusan dan memperluas hubungan manusia
menggambarkan dan mengungkapkan suatu (human relation) bagi manajemen tingkat atas
masalah, keadaan dan peristiwa sebagaimana dan manajemen tingkat menengah sedangkan
adanya tanpa memberikan perlakuan apapun. pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada
Menurut Sukardi (2009: 14) penelitian tingkat bawah (pelaksana).
deskriptif adalah penelitian yang berusaha
menggambarkan kegiatan penelitian. Penelitian Pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja
deskriptif ini juga disebut penelitian pra Guru
eksperimen karena dalam penelitian ini Hasil pengolahan data terhadap pengaruh
dilakukan eksplorasi, menggambarkan dengan antar variabel terlihat bahwa Motivasi kerja
tujuan untuk dapat menerangkan dan berpengaruh positif terhadap kinerja guru
memprediksi terhadap suatu gejala yang dengan kategori rendah. Artinya jika. Motivasi
berlaku atas dasar data yang diperoleh di kerja meningkat, maka kinerja guru akan
lapangan. meningkat juga.
Penelitian deskriptif ini hanya berusaha Dengan demikian untuk meningkatkan
menggambarkan secara jelas dan sekuensial kinerja guru diperlukan Motivasi kerja.
terhadap pertanyaan penelitian yang telah Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong
ditentukan sebelum para peneliti terjun ke seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
lapangan dan mereka tidak menggunakan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali
hipotesis sebagai petunjuk arah dalam diartikan pula sebagai faktor pendorong
penelitian. perilaku seseorang, Suryaningsih (2009: 2).
Orang-orang yang terbiasa termotivasi atau
PEMBAHASAN terdorong untuk bekerja pada suatu jabatan
Pengaruh Pengembangan SDM terhadap tertentu yang mereka rasa akan memperoleh
Kinerja Guru imbalan. Termotivasi bekerja itu untuk
Hasil pengolahan data terhadap pengaruh memotivasi kerja seorang pegawai yang
antar variabel terlihat bahwa pengembangan diperlukan dan syarat yaitu kemampuan bekerja
SDM berpengaruh positif terhadap kinerja guru dan keamauan bekerja.
dengan kategori rendah. Dengan demikian, Pemahaman terhadap motivasi akan sangat
maka jika pengembangan SDM meningkat, penting dengan pencapaian tujuan, yaitu
maka kinerja guru akan meningkat lebih baik. produktifitas dan efisiensi. Terpenuhi
Hal ini menunjukkan bahwa untuk pemberian kompensasi dan motivasi yang baik
meningkatkan kinerja guru diperlukan tentu saja akan meningkatkan produktifitas
perbaikan terhadap pengembangan SDM. serta kinerja karyawan. Menurut (Santono,
Pengembangan (development) diartikan sebagai 2002: 40) dan Syarif (1984: 79) kinerja adalah
penyiapan individu untuk memikul tanggung kondisi seseorang yang menggambarkan
jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi kecenderungan dari nilai-nilai yang diperoleh
dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau dari penilaian-penilaian periode dan Menurut
instansi pendidikan. Maryoto, (2000: 91) Kinerja Karyawan adalah
Pengembangan cenderung lebih bersifat hasil kerja selama periode tertentu
formal, menyangkut antisipasi kemampuan dan dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

Halaman | 182
Shinta Linniasari Pengaruh Pengembangan SDM dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
(Studi pada SMA Negeri di Kabupaten Tasikmalaya)

misal standart, target / sasaran atau kriteria yang kerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan,
disepakati bersama. Kinerja karyawan pada dan akan menambah semangat kerja karyawan
dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama dalam bekerja karena dengan adanya gaji atau
periode tertentu. upah yang sesuai bagi karyawan maka dengan
Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko, demikian akan tercapai kinerja karyawan yang
(1997: 252) motivasi adalah keadaan dalam tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi
pribadi seorang yang mendorong keinginan dan kepuasan kerja merupakan faktor penentu
individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam mencapai kinerja karyawan. Diharapkan
untuk mencapai tujuan. Buhler, (2004: 191) dengan adanya motivasi dan kepuasan kerja
memberikan pendapat tentang pentingnya dapat mencapai tujuan perusahaan yang
motivasi sebagai berikut: “Motivasi pada diinginkan.
dasarnya adalah proses yang menentukan Banyak orang beranggapan bahwa
seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan kepuasan kerja karyawan lebih banyak
untuk melaksanakan pekerjaan”. Motivasi atau ditemukan dengan tingginya tingkat upah dan
dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan aspek finansial lainnya. Hal ini merupakan
bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia anggapan yang kurang benar sebab masih
harus dapat menumbuhkan motivasi kerja banyak factor lainnya yang mempengaruhi
setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam tingkat kepuasaan kerja hal ini dibuktikan
perusahaan”. bahwa hubungan antar karyawan maupun
Menurut Dessler (1992: 514) ada 5 (lima) antara pimpinan dan bawahan sangat
faktor dalam penilaian kinerja, yaitu: menentukan tingkat kepuasaan kerja.
1. Kualitas pekerjaan meliputi: akuisi, Kepuasaan kerja merupakan keadaan
ketelitian, penampilan dan penerimaan emosional yang menyenangkan atau tidak
keluaran. menyenangkan dengan para karyawan
2. Kuantitas Pekerjaan meliputi: volume memandang pekerjaan mereka. Peningkatan
keluaran dan kontribusi; kepuasan kerja merupakan salah satu segi dari
3. Supervisi yang diperlukan, meliputi: keefektifan perusahaan, keefektifan dalam suatu
membutuhkan saran, arahan atau perbaikan; organisasi atau dalam perusaahan dapat dicapai
4. Kehadiran meliputi: regularitas, dapat melalui kelancaran proses komunikasi antar
dipercaya / diandalkan dan ketepatan waktu; pihak dalam perusaahaan yang pada akhirnya
5. Konservasi meliputi: pencegahan, memperlancar perusahaan tersebut.
pemborosan, kerusakan dan pemeliharaan. Selain itu juga kepuasaan kerja karyawan
Menurut Armstrong (1998: 97) dipengaruhi oleh promosi, menurut Flippo
menyatakan bahwa: (dalam Siagian, 2002: 95), Promosi adalah
Seorang karyawan yang tidak puas atas kesempatan bagi karyawan untuk maju,
pekerjaannya dapat dimotivasi bekerja mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dan
lebih baik lagi untuk memperbaiki dirinya. biasanya disertai dengan gaji yang lebih besar
Maka dengan adanya motivasi tinggi dan atau lebih tinggi. Dengan demikian dapat
kepuasan kerja yang baik tercermin dari dikatan bahwa promosi jabatan berhubungan
rasa tanggung jawab dan gairah kerja yang erat dengan kepuasan kerja karyawan.
menciptakan suatu keinginan untuk bekerja Menurut As’ad (1995: 104) pada dasarnya
dan memberikan sesuatu yang terbaik kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
untuk pekerjaannya. Pentingnya motivasi individual. Setiap individu akan memiliki
dan kepuasan kerja menuntut pimpinan tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
perusahaan untuk peka terhadap dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada
kepentingan karyawan. Pimpinan dirinya.
perusahaan melakukan pedekatan tidak Ini disebabkan karena adanya perbedaan
hanya terhadap karyawan tetapi juga pada masing-masing individu. Semakin banyak
terhadap keluarga dan lingkungannya aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai
sehingga perusahaan tahu apa yang dengan keinginan individu tersebut, maka
menyebabkan karyawan termotivasi dalam semakin tinggi tingkat kepuasan yang
bekerja. dirasakannya, dan sebaliknya.
Motivasi yang tepat dan baik dapat
meningkatkan dan menumbuhkan semangat

Halaman | 183
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 2 | Maret 2014

Pengaruh Pengembangan SDM dan Motivasi memegang peranan strategis dalam lingkungan
kerja terhadap Kinerja Guru internal organisasi, untuk mencapai sasaran
Hasil pengolahan data terhadap pengaruh sistem penilaian yaitu, pertama pimpinan
antar variabel terlihat bahwa pengembangan puncak yang mampu menciptakan berjalannya
SDM dan Motivasi kerja berpengaruh positif penilaian yang berkesinambungan dan objek
terhadap kinerja guru, dengan demikian maka sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kedua,
jika . pengembangan SDM dan Motivasi kerja strategi organisasi dalam merancang sistem
meningkat, maka akan terjadi peningkatan penilaian, baik yang bersifat jangka pendek
terhadap kinerja guru. maupun jangka panjang. Ketiga, berkenaan
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru dengan budaya organisasi yang berlaku, apakah
akan meningkat apabila program budaya organisasi telah menjadi perhatian yang
pengembangan profesi guru dan Motivasi kerja. tumbuh dari budaya kerja, atau budaya tumbuh
Dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya tanpa arah. Hal itu, semua sangat tergantung
persekolahan, banyak variabel yang saling dari proses pelaksanaan penilaian. Suatu
interdependensi. Dengan demikian sekolah kondisi di luar lingkungan organisasi.
sebagai lembaga, merupakan suatu sistem Kinerja adalah tingkat keberhasilan
organisasi. Sistem organisasi tidak terlepas dari seseorang atau kelompok orang dalam
lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
internal, dibangun oleh tiga hal utama, yakni serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan
masukan, transformasi, dan keluaran. Adapun standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini,
lingkungan eksternal merupakan bagian yang 2001). Sedangkan ahli lain berpendapat bahwa
memberikan masukan dan menerima keluaran, kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan
sehingga persekolahan dapat digambarkan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri
sebagai siklus dalam sistem Hoy and Miskel dari tiga aspek yaitu: Kejelasan tugas atau
(1991: 29) mengilustrasikan sebagai berikut. pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya;
Sekolah sebagai sistem organisasi yang Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu
dikembangkan melalui situasi analisis dari pekerjaan atau fungsi; Kejelasan waktu yang
setiap sudut pandang. Sudut pandang diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan
tersebut, menunjukkan bahwa sistem agar hasil yang diharapkan dapat terwujud
lingkungan sebagai pemberi masukan dan (Timpe, 1992). Fatah (1996) menegaskan
penerima keluaran sekolah. Adapun dalam bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan
lingkungan internal terdapat berbagai kemajuan yang didasari oleh pengetahuan,
komponen yang saling terkait, dan perlu sikap dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu
dikelola secara sistematis sesuai dengan pekerjaan.
peran dan fungsi tiap komponen. Dari beberapa penjelasan tentang
Keterkaitan tersebut, harus berjalan secara pengertian kinerja di atas dapat dinyatakan
benar sehingga tujuan organisasi bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang
khususnya pencapaian pendidikan dapat ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan
diraih. tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik
Ketercapaian tujuan pendidikan, tidak dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai
hanya ditentukan oleh seorang akan tetapi oleh sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
seluruh komponen terkait, seperti kepala Kerja merupakan kegiatan dalam
sekolah, guru, pegawai tata usaha, siswa dan melaksanakan sesuatu dan orang-orang yang
masyarakat (orang tua dan partisipan bekerja ada kaitannya dengan mencari nafkah
pendidikan lainnya). Namun demikian, kepala atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas
sekolah sebagai pimpinan yang berperan prestasi yang telah diberikan atas kepentingan
sebagai pengelola sumber-sumber daya yang organisasi. Pada hakikatnya orang bekerja
ada mempunyai tanggung jawab jalannya untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau
organisasi sekolah. Secara hierarki kepala motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai
sekolah sebagai pejabat yang ditetapkan oleh penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan
pihak berwenang, di satu pihak ia seorang tujuan berfungsi untuk mengarahkan perilaku.
pimpinan formal organisasi, dan di lain pihak ia Proses motivasi sebagian besar diarahkan untuk
juga sebagai pimpinan pendidikan yang memenuhi dan mencapai kebutuhan.
melayani masyarakat. Tiga faktor utama yang

Halaman | 184
Shinta Linniasari Pengaruh Pengembangan SDM dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
(Studi pada SMA Negeri di Kabupaten Tasikmalaya)

Kinerja adalah performance atau unjuk yang rendah akan menghasilkan kinerja
kerja. Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja yang rendah pula (Mulyasa, 2007: 12).
atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Kinerja mempunyai hubungan erat dengan
Menurut Bernardin dan Russel dalam Ruky produktivitas karena merupakan indikator
(2001: 15), Performance is output derives from dalam menentukan usaha untuk mencapai
processes, human otherwise, artinya kinerja tingkat produktivitas organisasi yang tinggi.
adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya
manusia. Fattah (1999: 19), mengemukakan: untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja
Kinerja adalah prestasi kerja atau organisasi merupakan hal yang penting.
penampilan kerja (performance) diartikan Dari pendapat di atas dapat dinyatakan
sebagai ungkapan kemampuan yang bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku
didasari oleh pengetahuan, sikap, dan seseorang atau organisasi dengan orientasi
ketrampilan serta motivasi dalam prestasi atau memperoleh hasil kerja yang
menghasilkan sesuatu. Kinerja seseorang optimal.
akan tampak pada situasi dan kondisi kerja
sehari-hari. Aktivitas-aktivitas kerja yang SIMPULAN
dilakukan oleh seseorang dalam Berdasarkan hasil pengolahan disimpulkan
melaksanakan tugasnya menggambarkan sebagai berikut:
bagaimana seseorang berusaha mencapai 1. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui
tujuan yang telah ditetapkan. bahwa variabel pengembangan SDM dilihat
Kinerja juga berarti penampilan perilaku dari dimensi dukungan kepala sekolah,
kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak ritme komitmen sekolah, perkembangan teknologi,
dan urutan kerja yang sesuai dengan prosedur kompleksitas sekolah, gaya belajar dan
sehingga diperoleh hasil yang memenuhi syarat kinerja fungsi-fungsi SDM termasuk
kualitas, kecepatan dan jumlah. Adapun ukuran kategori tinggi. Begitu juga dengan kinerja
kinerja menurut Mitchell (1987: 47) dapat guru termasuk kategori tinggi. Dengan
dilihat dari empat hal, yaitu: demikian maka pengembangan SDM,
1. Kualitas hasil kerja (Quality of work), berpengaruh terhadap kinerja guru. Semakin
2. Kecepatan kerja/ ketepatan waktu dalam baik pengembangan SDM yang dilakukan
menyelesaikan kerja (Promptness) sekolah, maka akan semakin baik kinerja
3. Prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan gurunya.
(Initiative), 2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
4. Kemampuan menyelesaikan pekerjaan bahwa motivasi kerja dilihat dari dimensi
(Capability), dan kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman,
5. Kemampuan membina kerjasama dengan kebutuhan sosial, kebutuhan akan
pihak lain (Communication). penghargaan, dan kebutuhan perwujudan
Oleh karena itu, kinerja dapat dilihat diri, termasuk kategori baik. Begitu juga
sebagai perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan kinerja guru, termasuk kategori baik.
atas dasar tujuan, kebutuhan, daya, kemampuan Dengan demikian maka motivasi kerja
dan kedudukan atau fungsinya dengan berpengaruh terhadap kinerja guru. Semakin
menggunakan cara tertentu, fasilitas tertentu baik motivasi kerja, maka akan semakin baik
dan lahan tertentu guna menghasilkan jasa pula kinerja guru.
layanan kepada siswa dan masyarakat dalam 3. Hasil pengolahan data diketahui adanya
konteks proses pembelajaran baik di dalam pengruh positif dan signifikan dari
maupun di luar sekolah dalam kurun waktu pengembangan SDM dan motivasi kerja
tertentu sehingga siswa mencapai prestasi terhadap kinerja guru, artinya semakin tinggi
belajar yang maksimal. pengembangan SDM dan Motivasi kerja
Kinerja merupakan hasil interaksi antara secara bersama-sama, maka akan semakin
motivasi dan ability, orang yang tinggi tinggi pula kinerja guru.
ability-nya tetapi rendah motivasinya, akan .
menghasilkan kinerja yang rendah,
demikian sebaliknya orang yang
bermotivasi tinggi tetapi memiliki ability

Halaman | 185
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Volume 2 | Nomor 2 | Maret 2014

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, dkk. 2007. Psikologi Umum.
Surabaya: PT Bina Ilmu.
As’ad, Moh. 1995. Psikologi Industri. Liberty:
Yogyakarta
Engkoswara, dan Komariyah, Aan. 2010.
Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Hasibuan, Malayu. S. P. 2010. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan IV,
Jakarta: Bumi Aksara.
Saud, Udin. S. 2012. Inovasi Pendidikan.
Bandung: Penerbit Alfabeta
Siagian, Sondang. 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia (Cetakan V). Jakarta: Bumi
Aksara.
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi
Pendidikan. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Sukardi. 2009 Metodologi Penelitian dalam
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Halaman | 186

You might also like