Professional Documents
Culture Documents
Nuraini 21003221 Proposal Metlin
Nuraini 21003221 Proposal Metlin
Disusun Oleh :
NURAINI
21003221
Dosen Pengampu
Dr.Hj. Irdamurni, M.Pd
Assalamuallaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Tunarungu
Melalui Permainan Outbound Dengan Metode Bermain Peran Makro di SLB N 1
Padang”
Nuraini
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN COVER ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................v
BAB I .......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ...............................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH .........................................................................5
C. BATASAN MASALAH ................................................................................6
D. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................6
E. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................6
BAB II .....................................................................................................................8
A. KAJIAN TENTANG TUNARUNGU ...........................................................8
B. KAJIAN TENTANG KETERAMPILAN SOSIAL .....................................12
C. BERMAIN PERAN MIKRO .......................................................................18
D. PENELITIAN YANG RELEVAN...............................................................27
E. KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................................27
F. HIPOTESIS PENELITIAN ..........................................................................28
BAB III ..................................................................................................................29
A. JENIS PENELITIAN ...................................................................................29
B. DESAIN PENELITIAN ...............................................................................29
C. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN .....................................................30
D. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ....................................................31
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ............................................................31
F. TEKNIK ANALISIS DATA ........................................................................37
G. INDIKATOR KEBERHASILAN ................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................40
iii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Model desain Kemmis dan McTaggar ............................................30
iv
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Instrument Observasi Keterampilan Sosial Anak .............................35
Tabel 2. Skala Penilaian Unjuk Kerja Keterampilan Sosial Siswa Dengan
Permainan Outbound Dengan Metode Bermain Peran Makro ..........36
v
BAB 1
PENDAHULUAN
dalam kehidupannya. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan
yang dalam hal ini dirumuskan pada tujuan pendidikan, sehingga ia mampu
tanpa megenal usia. Pendidikan dapat ditemukan secara formal, dan nonformal,
dunia ada yang diciptakan dengan keadaan yang normal dan ada juga yang
1
2
indera pendengaran tidak seperti pada anak biasanya, dan dapat mengakibatkan
keterampilan sosial.
penyesuaian sosial. Individu yang memiliki keterampilan sosial yang baik akan
memiliki penyesuainan diri yang baik pula, sebaliknya individu yang tidak
memiliki penyesuaian diri yang tidak baik akan memiliki keterampilan sosial
yang tidak baik pula. Untuk itu dibutuhkan cara untuk meningkatkan
kehidupan sehari-harinya.
anak tunarungu dengan teman disekolah. Anak terlihat kurang terampil dalam
siswa tunarungu melalui teknik yang tepat, menyenangkan bagi siswa, serta
terkait dengan keterampilan sosial pada anak tunarungu yang kurang optimal.
Hal ini ditandai dengan keterampilan sosial siswa masih terbatas, terutama
yang dialami anak dengan teman kelas dan guru. Anak lebih cenderung diam
Anak kurang optimal dalam berinteraksi dengan teman dikelas maupun dengan
sekolah maupun masyarakat. Metode bermain peran ini bisa digunakan untuk
mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan menirukan tingkah laku dari
sesuatu situasi sosial. Bermain peran dapat dilakukan dengan menirukan sikap
beberapa orang. Permainan bermain peran, juga memiliki tujuan. Tujuan dari
metode bermain peran, yaitu mengajarkan tentang empati pada siswa (Ismail,
1998). Siswa diajak untuk mengalami dunia dengan cara melihat dari sudut
orang lain agar bisa menyelami perasaan dan sikap yang tunjukkan oleh orang
5
lain, memahami dan peduli terhadap sujuan uan perjuang dari orang lain, dan
mencoba untuk berperan yang tidak biasa. Dalam artian memainkan peran
orang lain yang mungkin dapat berbeda dengan karakteristik yang ada dalam
dirinya.
masih kurang optimal terhadap guru dan teman kelas. Sehingga mengakibatkan
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut :
langsung.
6
C. Batasan Masalah
D. Rumus Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
2. Bagi guru hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meningkatkan
tunarungu.
BAB II
KAJIAN TEORI
Tunarungu berasal dari kata : “ Tuna dan Rungu”. Tuna artinya kurang
apabila ia tidak dapat mendengar. Dari istilah ini maka dapat dikatakan
khusus.
dari kata “Tuna” dan Rungu”. Tuna artinya kurang dan rungu artinya
pendengan baik sedang, ringan maupun berat “Anak tuna rungu dapat
(prenatal), ketika lahir (natal) dan sesudah lahir ( post natal). Banyak para
8
9
a. Keturunan
1) Disebabkan oleh factor keturunan dari salah satu atau kedua orang
saraf atau alat-alat pendengaran maka anak tersebut akan lahir dalam
keadaan tunarungu.
hantaran bunyi. Otitis media adalah salah satu penyakit yang sering
ketunaan yang lain tidak begitu jelas, sepintas fisik mereka tidak kelihatan
yaitu ada yang memiliki intelegensi diatas rata-rata, normal dan dibawah
tunarungu sama sampai masa meraban merupakan kegiatan alami dan pita
terhenti”. Pda masa meniru anak tunarungu terbatas pada peniruan yang
Menurut May Lwin, Adam Khoo, Kenneth Lyen, dan Caroline Sim
baik akan memiliki penyesuaian diri yang baik pula, namun sebaliknya
individu yang tidak memiliki penyesuaian diri yang tidak baik maka
sikap penuh pengertian, empati dan menghargai orang lain dalam seni
1) keterampilan berkomunikasi
2) keterampilan bekerjasama
ini membuat anak belajar mandiri mulai dari mengatasi rasa takut,
lain.
dikenal dengan kecakapan sosial yang merupakan satu bagian dari soft
kegiatan
ditugaskan guru
o. Mau diatur teman dalam melakukan tugas yang diberikan guru, dan
sebagainya.
dalam mengukur keterampilan sosial yang dimiliki oleh anak. Kita akan
Lingkungan.
hal itu mempunyai atribut yang lain ketimbang yang sebenarnya. Furman
Bermain dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu bermain aktif dan
bermain yaitu:
2. Bermain konstruktif,
3. Bermain peran,
8. Melamun.
19
tertentu, situasi tertentu atau orang tertentu, dan binatang tertentu yang
mereka kenal, meniru perilaku dari anggota keluarga dan peran yang
mereka”.
bantuan alat-alat.
yang diperankannya.
dapat melatih kerjasama bagi anak. Selain itu, tujuan bermain mikro
dan tingkatannya.
musical”.
anak.
yaitu:
pemecahan permasalahannya.
22
pembelajaran ini terbagi atas mikro dan makro. Pada proses bermain
dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu sesuai dengan
tema yang dipilih. Ditarik garis besarnya yaitu bahwa tujuan bermain
23
dan berkelanjutan.
agar mereka dapat merasakan masalah itu dan terdorong untuk mencari
materi yang telah ditentukan oleh guru sehingga siswa lebih mudah
bermain.
25
bahan dengan baik dan benar. Selain itu, kelebihan metode ini adalah,
sebagai berikut:
mereka.
sebaik-baiknya.
dapat menghayatinya.
j. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan anak.
banyak.
b. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
d. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton yang
ini anak menjadi kurang nyaman sehingga hasil bermain perannya tidak
keinginannya.
27
Penelitian ini relevan dengan yang diteliti oleh Hapsari Puspa Rini
E. Kerangka Konseptual
Anak Tunarungu
F. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di
B. Desain Penelitian
29
30
Jenis desain yang akan digunakan adalah model Kemmis dan McTaggart.
orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan.
pada subyek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan
sebagai berikut :
a. Anak tunarungu
b. Duduk di Kelas 4
31
terletak di JL. Limau Manis, Kapala Koto, Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatra
saat :
pembelajaran.
makro.
2. Dokumen
dilakukan anak, guru maupun peneliti dan kamera video berguna untuk
kelas.
3. Wawancara
dengan metode bermain peran makro yang digunakan dan kesan guru
a. Pedoman Observasi
1) Nama instrumen
Keterangan :
Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari catatan di lembar
observasi, catatan dokumentasi, dan wawancara dengan guru dan siswa. Data
narasi .
dengan orang lain yang diamati dari sikap dan perilaku anak seperti
yaitu meliputi, mampu menghargai teman dan bisa saling tolong menolong.
dengan mampu mengkondisikan apa yang dirasakan oleh orang lain, mampu
G. Indikator Keberhasilan
keberhasilan, yaitu:
teman/orang lain. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan selama
outbound dengan metode bermain peran makro. Hal ini dapat dilihat
dari hasil pengamatan selama proses permainan, sikap dan perilaku anak
dengan
39
teman/orang lain, hal ini dilihat dari hasil pengamatan kemampuan anak
lain) dan sikap menghargai dengan teman/orang lain, selama proses kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Konsep dan
Aplikasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Mega Iswari. (2007). Kecakapan Hidup bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.