Professional Documents
Culture Documents
TA-Generator DC-USU
TA-Generator DC-USU
Oleh
EDY DARWINSON S
050402085
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2011
ANALISIS PENENTUAN TAHANAN KRITIS
UNTUK PEMBANGKITAN TEGANGAN PADA GENERATOR
ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT
(Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT –USU)
Oleh :
EDY DARWINSON S
050402085
Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Disetujui oleh :
Pembimbing
Diketahui oleh:
Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
Pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasihnya
yang menyertai penulis setiap saat selama perkuliahan., dalam pelaksanaan penelitian
Tugas akhir ini merupakan bagian kurikulum yang harus di selesaikan untuk
kepada orang tua saya, Ayahanda Halomoan Simbolon dan Ibunda Nurmina Silitonga
yang telah membesarkan, mendidik dan terus membimbing serta mendoakan saya.
Juga rasa sayang kepada saudara-saudara saya yaitu kakanda (Lina, Ida, Ira), adinda
(Darmanto dan Erna), Abang ipar (Doni Sinaga dan Jefry Siregar), dan my Poedan
Dalam kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir.Satria Ginting, selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas segala
i
2. Bapak Arman Sani ,ST,MT selaku dosen Wali penulis, atas bimbingan dan
FT-USU dan Bapak Rahmat Fauzi, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik
Elektro FT-USU.
Richard, Herman, Wosvi dan lain-lain yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Akhir kata, tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kesalahan
dan kekurangan, namun penulis tetap berharap semoga tugas akhir ini bisa
Penulis
ii
ABSTRAK
Generator arus searah (DC) adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik yang berupa arus searah (DC).
Generator arus searah memiliki dua jenis penguatan secara umum yaitu penguatan
terpisah (bebas) dan penguatan sendiri antara lain penguatan seri, shunt dan kompon.
Studi ini akan membahas pada jenis generator arus searah penguatan shunt yaitu
mengenai konstruksinya dan proses terjadinya aliran energi di dalam mesin hingga
tahanan dan kecepatan kritis pada generator arus searah penguatan shunt. Dalam hal
ini menjelaskan bagaimana mengetahui dan menentukan nilai dari suatu tahanan
maksimum (kritis) yang diperlukan pada tahanan medan shunt untuk dapat
membangkitkan tegangan induksi yang akan dihasilkan. Serta dimana nantinya dari
tahanan kritis yang ditentukan tersebut didapatkan pula nilai kecepatan minimum
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB III TAHANAN DAN KECEPATAN KRITIS PADA GENERATOR ARUS
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.11 Kumparan Kaki Katak atau Kumparan Penyama Mandiri ………. 14
Gambar 2.12 Suatu penghantar yang diputar dalam medan magnet …………… 15
Gambar 2.13 Ilustrasi Proses prinsip kerja generator arus searah ……………… 17
Gambar 2.17 Gambar rangkaian ekivalen jenis – jenis generator arus searah 25
Gambar 3.1 Rangkaian Ekivalen Generator Arus Searah Penguatan Shunt …... 33
vi
Gambar 3.3 Kurva OCC secara teoritis ……………………………………….. 35
Gambar 3.7 Generator Arus Searah Penguatan Shunt Tanpa Beban ………….. 40
Gambar 3.8 Karakteristik Beban Nol Generator Arus Searah Penguatan Shunt 40
Gambar 4.4 Grafik Beban Nol Hasil Pengujian dan Penentuan Tahanan Kritis 53
Gambar 4.5 Kurva Beban Nol Dengan Beberapa Variasi Rfg ……………….. 55
Gambar 4.6 Grafik Beban Nol Hasil Pengujian dan Penentuan Kecepatan Kritis 56
vii
ABSTRAK
Generator arus searah (DC) adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik yang berupa arus searah (DC).
Generator arus searah memiliki dua jenis penguatan secara umum yaitu penguatan
terpisah (bebas) dan penguatan sendiri antara lain penguatan seri, shunt dan kompon.
Studi ini akan membahas pada jenis generator arus searah penguatan shunt yaitu
mengenai konstruksinya dan proses terjadinya aliran energi di dalam mesin hingga
tahanan dan kecepatan kritis pada generator arus searah penguatan shunt. Dalam hal
ini menjelaskan bagaimana mengetahui dan menentukan nilai dari suatu tahanan
maksimum (kritis) yang diperlukan pada tahanan medan shunt untuk dapat
membangkitkan tegangan induksi yang akan dihasilkan. Serta dimana nantinya dari
tahanan kritis yang ditentukan tersebut didapatkan pula nilai kecepatan minimum
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Mesin arus searah merupakan suatu mesin listrik yang dapat digunakan baik
sebagai generator maupun motor. Baik generator maupun motor keduanya memiliki
dua jenis penguatan yaitu penguatan terpisah dan penguatan sendiri (seri, shunt dan
kompon).
mendapatkan arus penguat tidak dari sumber tegangan yang berbeda dari jangkar
akan tetapi dari generator itu sendiri. Sehingga untuk mendapatkan besar arus
penguat (medan) yang diinginkan maka pada tahanan shuntnya tersebut diserikan
berbanding terbalik dengan arus medan yang dihasilkan, sehingga dengan begitu
dapatlah diketahui berapa besar tahanan maksimum yang digunakan agar dapat
kumparan jangkarnya.
Apabila tahanan tersebut terlalu besar maka arus medannya tidak akan timbul,
sehingga tahanan Rf harus diatur pada harga tertentu dimana arus medan masih
dihasilkan. Batas tahanan yang tidak menghasilkan arus medan dinamakan tahanan
kritis. Setelah mendapatkan besar tahanan tersebut maka nantinya pula didapatkan
tegangan.
1
Atas dasar inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
penentuan besarnya tahanan kritis untuk pembangkitan tegangan pada generator arus
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan berapa
besarnya tahanan kritis dari suatu generator arus searah penguatan shunt serta
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memberitahukan kepada
pembaca bagaimana menjalankan generator arus searah penguatan shunt. Selain itu
dapat pula digunakan sebagai bahan acuan guna pengembangan praktikum Mesin-
mesin Elektrik dan Konversi Energi Listrik di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT – USU.
hasil yang maksimal, maka penulis akan membatasi pembahasan Tugas Akhir ini.
1. Tidak menghitung besar efisiensi dan rugi - rugi pada generator arus searah
penguatan Shunt
penguatan shunt.
2
I.4 Metode Penulisan
1. Studi literatur, berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku teks
pendukung
Untuk mengetahui gambaran mengenai tugas akhir ini, maka secara singkat
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, metode dan sistematika penulisan.
Bab ini menjelaskan tentang generator arus searah secara umum, konstruksi,
3
BAB III. TAHANAN DAN KECEPATAN KRITIS PADA GENERATOR ARUS
Pada bab ini menjelaskan tentang tahanan kritis, kecepatan kritis, kurva
karakteristik beban nol, dan berbeban. Perhitungan nilai tahanan dan kecepatan kritis
penentuan nilai tahanan dan kecepatan kritis pada generator arus searah penguatan
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil percobaan .
4
BAB II
II.1 Umum
Generator arus searah adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik
yang digunakan berasal dari suatu penggerak mula (prime mover) yang memutar
poros rotor dari generator tersebut. Dimana dalam memperoleh tegangan yang searah
Secara umum generator arus searah memiliki konstruksi yang terdiri atas dua
bagian yaitu bagian yang berputar ( rotor ) dan bagian yang diam ( stator ). Yang
termasuk stator adalah rangka, komponen magnet dan komponen sikat. Sedangkan
Secara umum konstruksi generator arus searah adalah seperti gambar berikut :
rangka
5
1. Badan Generator ( Rangka )
Rangka motor arus searah secara umum memiliki dua fungsi, yaitu :
seperti meletakkan alat – alat tertentu dan melindungi bagian – bagian mesin
lainnya.
b. Sebagai bagian dari tempat mengalirnya fluks magnetik yang dihasilkan oleh
kutub-kutub mesin.
beratnya, biasanya rangka terbuat dari besi tuang, tetapi untuk mesin-mesin besar
pada umumnya terbuat dari baja tuang atau baja lembaran. Pada badan generator
juga terdapat name plate yang berisi informasi spesifikasi secara umum atau data –
data teknik dari generator, serta kotak tempat terminal dari kumparan medan maupun
jangkar.
6
Rangka ini pada bagian dalamnya dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti,
selain itu rangka juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi untuk memperkecil
Sebagaimana diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada generator arus
searah dihasilkan oleh kutub magnet buatan yang dihasilkan dengan prinsip
elektromagnetik. Magnet penguat terdiri dari inti kutub dan sepatu kutub (lihat
Gambar 3).
a. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang
medan.
Inti kutub terbuat dari lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu
kutub dilaminasi dan di baut ke inti kutub. Sedangkan kutub (inti kutub dan sepatu
Kumparan Penguat
(Kumparan Medan)
Sepatu Kutub
Yang Dilaminasi
7
Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga
(berbentuk bulat atau strip/persegi), yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran
tertentu (lihat Gambar 3). Lilitan penguat magnet berfungsi untuk mengalirkan arus
3. Sikat
Sikat terbuat dari karbon, grafit , logam grafit, atau campuran karbon-grafit,
yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak sikat. Besarnya tekanan pegas
dapat diatur sesuai dengan keinginan. Permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen
komutator untuk menyalurkan arus listrik. Karbon yang ada diusahakan memiliki
konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi listrik, dan koefisien gesekan
yang rendah untuk mengurangi keausan. Agar gesekan antara komutator dan sikat
tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat harus lebih lunak daripada
komutator. Sikat ini berfungsi untuk sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan
8
1. Komutator
dengan bahan sejenis mika. Adapun fungsi komutator ini adalah untuk
Commutator Lugs
Segmen Tembaga
Yang Diisolasi
Ujung
Kelem
2. Inti Jangkar
Inti jangkar motor arus searah berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada
GGL induksi. Inti jangkar dibuat dari bahan ferromagnetik, dengan maksud agar
9
Gambar 2.6 Konstruksi Jangkar Generator Arus Searah
Seperti halnya inti kutub magnet, maka jangkar dibuat dari bahan berlapis-
lapis tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus pusar (eddy
current). Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silicon dan
pada umumnya alur tidak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secara berlapis.
3. Kumparan Jangkar
Di mana : C = jumlah kumparan pada rotor atau segmen komutator pada rotor
10
Normalnya bentangan kumparan adalah 1800 listrik, yang berarti ketika sisi
kumparan yang satu berada di tengah suatu kutub, sisi lainnya berada di tengah kutub
yang berbeda polaritasnya. Sedangkan secara fisik kutub yang ada tidak saling
terletak 1800 mekanis. Adapun untuk menentukan hubungan sudut dalam derajat
θlistrik =
p
θmekanis …………………………………..……( 2.2 )
2
P = jumlah kutub
Kumparan yang membentang 1800 listrik memiliki tegangan yang sama antar
sisi-sisinya dan berlawanan arah setiap waktu. Kumparan ini disebut sebagai
listrik) disebut sebagai kumparan kisar fraksi (fractional-pitch coil) atau kumparan
kumparan sebelumnya.
kumparan sebelumnya.
11
Gambar 2.8 Kumparan Progresif dan Kumparan Retrogresif
1. Kumparan Jerat
Dimana :
YK = ± m
retrogressif)
seterusnya.
12
YJ = YD – YB.............................................................( 2.3 )
Dimana :
a = m.p……………………………….…………( 2.4 )
Dengan banyaknya jalur arus pada kumparan jerat ini, maka pilihan yang
tepat adalah diaplikasikan pada tegangan rendah dan arus tinggi, karena arusnya
2. Kumparan Gelombang
13
Di mana :
YJ = YD + YB ………...…….…………….………( 2.5 )
2(C ± 1)
YK = ……………………………….……( 2.6 )
p
a = 2m .……………………………………...…..( 2.7 )
Pada kumparan jenis ini, karena jalur arusnya lebih sedikit daripada kumparan
jerat, maka sikatnya pun lebih sedikit, namun untuk mengurangi besarnya arus yang
Kumparan gelombang ini sangat cocok untuk mesin arus searah bertegangan
tinggi, karena jumlah kumparan yang terhubung seri antar segmen komutator
jerat.
Kumparan jenis ini pada dasarnya merupakan perpaduan jenis kumparan jerat
dan kumparan gelombang. Kumparan gelombang pada jenis kumparan ini berfungsi
14
Adapun banyaknya jalur arus dinyatakan sebagai :
“Bila sebatang konduktor digerakkan dalam suatu medan magnet maka pada ujung –
ujung konduktor akan timbul tegangan listrik yang besarnya dinyatakan oleh :
Dimana :
Gambar berikut ini memperlihatkan pinsip dari suatu generator arus searah :
9
A O
8 2
B
D 3
7
U S
6 C
4
+ 5
-
15
Anggap bahwa arah gerak dari konduktor, membentuk sudut α dengan arah
e = B.L.V sin α
dalam suatu medan magnet pada porosnya dengan arah yang searah dengan jarum
jam (gambar 1). Bila posisi awal dari rotor sebagai berikut :
U S
(a)
A
U S
C
(b)
U S
(c)
16
A
U S
C
(d)
Bila konduktor diputar searah jarum jam maka pada gambar a kecepatan
konduktor sama arahnya dengan arah medan magnet sehingga membentuk sudut α =
0o. Dalam keadaan ini maka menurut persamaan di atas tegangan yang dihasilkan
membentuk sudut 90o dengan arah medan magnet seperti gambar b. Untuk keadaan
ini didapatkan e = em sin 90o = em. Kemudian dari gambar c kecepatan konduktor
menjadi berlawanan dengan arah medan magnet sehingga membentuk sudut 180o dan
ggl yang ditimbulkan menjadi e = em sin 180 = 0. selanjutnya pada saat konduktor
berada pada posisi d, dimana arah kecepatan konduktornya membentuk sudut 270o
dengan arah medan magnet dan didapatkan persamaan e = em sin 270 = - em.
berputar selama satu periode. Dengan demikian bentuk gelombang yang dihasilkan
dihasilkan oleh ujung – ujung konduktor ini disearahkan oleh komutator sehingga
17
+
6 7 8 9
1 2 3 4 5
-
1 CYCLE
searah berdasarkan hukum Faraday. Dimana dikatakan bahwa suatu kumparan yang
digerakkan dalam medan magnet, di dalam kumparan tersebut akan terbentuk GGL.
Pada generator, untuk menentukan arah – arah GGL induksi, medan dan gerak dapat
diingat dengan kaidah tangan kanan. Dimana ibu jari menunjukkan arah gerakan, jari
telunjuk menunjukkan arah fluksi dan jari tengah menunjukkan arah GGL.
Dari gambar 2.12, menurut hukum Faraday GGL induksi yang terbentuk pada
sisi AB dan CD besarnya sesuai dengan perubahan fluksi yang dipotong kumparan
dφ
e(t ) = − …………………………………….. ( 2.11 )
dt
18
Bila kumparan berputar dengan kecepatan sudut yang tetap dalam medan
magnet serba sama, maka besarnya fluks magnet yang dipotong setiap saat adalah :
d (φ max Cosωt )
e(t ) = −
dt
Dimana :
Menurut persamaan 2.13, maka besarnya GGL induksi maksimum dalam satu
belitan adalah :
E m = ω.φ m ( Volt )
er =
π
2
Em
19
er = ω.φ m …………………………………………………….(2.14)
π
2
Pada satu putaran jangkar berkutub 2, GGL melalui satu periode jika jangkar
itu mengadakan n putaran / menit atau n putaran/60 detik, maka bagi satu periode :
T=
60
detik, sedangkan untuk jangkar berkutub P, maka :
n
T=
60
detik ……………………………………………….(2.15)
P
n
2
2π
ω= …………………………………………………….. (2.16)
T
2 2π
E= φm
π T
E= φm
4
T
p
E=4 φm
n
2
60
Jangkar memuat N belitan yang terdiri dari a cabang pararel (cabang jangkar),
p
E = 4. . .φ m
n
N 2
a 60
Z
Jika jumlah batang penghantar = Z, maka N =
2
20
Diperoleh persamaan :
p
E = 4. . .φ m
n
Z 2
2a 60
= . .n.φ m ………………………………………………….(2.17)
P Z
a 60
P Z
Oleh karena . . , merupakan harga yang konstan, maka besarnya tegangan
a 60
E = c n φm ( Volt ) …………………………………………….(2.18)
Dimana :
P Z
c = Konstanta = . . p = Jumlah Kutub
a 60
Pada dasarnya tegangan dan arus yang dihasilkan oleh generator adalah
bolak–balik, maka untuk menjadi generator arus searah perlu dilakukan penyearahan
bentuknya sama dengan cincin seret tapi dibelah dua dan disatukan kembali dengan
isolator.
Komutasi adalah saat dimana terjadi pergantian arah arus pada harga negatif
ke positif pada suatu kumparan yang menghasilkannya. Peristiwa ini akan terjadi bila
kumparan melewati garis netral pada waktu kumparan – kumparan tersebut bergerak
21
dari daerah antara permukaan kutub utara ke selatan atau sebaliknya. Hal ini dapat
Ic Ic Ic
Ic = I L
2Ic I2 I 2Ic - I
3 2 1 3 2 1
2Ic - IL 2Ic - I
2Ic 2Ic
(a) (b)
Ic Ic Ic Ic Ic Ic
Ic Ic Ic
3 2 1 3 2 1
2I1 - Ic I1
2Ic 2Ic
(c) (d)
Ic Ic Ic Ic
2Ic
3 2 1
2Ic
(e)
Gambar (a) sikat tepat pada cincin komutator 1, kumparan 1 melalukan arus Ic
dari kiri ke kanan. Sikat melalukan arus 2Ic. arah rotasi jangkar ditentukan dari kiri ke
circuit dan arus yang dilalukannya mulai berkurang dari arus segmen ke sikat. Misal :
22
I2, maka arus kumparan 1 adalah Ic – I2 dari kiri ke kanan. Segmen 1 melalukan arus
Gambar (c) jika daerah kontak pada sikat karbon membagi arus sehingga I2
naik, dan 2Ic – I2 turun secara linear, maka bila sikat membagi daerah kontak sama
besar pada segmen 1 dan 2 sehingga setiap segmen melalukan arus Ic ke sikat dan
Gambar (d) kemudian daerah kontak antara segmen 1 dan sikat semakin kecil,
Gambar (e) jika sikat melepaskan kontaknya pada segmen 1 dan tepat berada pada
segmen 2 kumparan 1 tidak terhubung singkat lagi dan kembali melalukan arus dari
kanan ke kiri.
walaupun letak posisi sikat mengalami perubahan pada waktu tertentu akan tetapi
besarnya arus yang melalui sikat tidak akan mengalami perubahan, sehinnga
E
Emax
wt
23
II . 6 Jenis – Jenis Generator Arus Searah
dibedakan atas :
a. Generator Arus Searah penguat terpisah, yaitu bila arus penguat magnet diperoleh
a. Generator Arus Searah dengan penguat sendiri, yaitu bila arus penguat magnet
3. Generator Arus Searah penguatan kompon, terbagi atas kompon panjang dan
kompon pendek
Rangkaian ekivalen dari setiap jenis generator Arus Searah tersebut seperti
If IL
If IL
+
+
+
-
Rf
G R
Rf
G R
- -
24
IL Rs
G R
If IL Rs If IL
Rs
+
R
Rf
G R
Rf +
-
G
-
Gambar 2.17 Gambar rangkaian ekivalen jenis – jenis generator arus searah
dan rugi – rugi ini terlalu besar. Rugi – rugi yang terjadi pada generator arus searah
2. Rugi-Rugi Sikat
3. Rugi-Rugi Inti
4. Rugi-Rugi Mekanis
25
1) Rugi-Rugi Tembaga
kumparan medan dan kumparan jangkar generator pada saat dibebani. Karena
kawat tembaga kedua kumparan tersebut memiliki nilai resistansi Rf dan Ra,
Pa= Ia2Ra……………………...………...….……(2.19)
Pf = If2Rf………………..…..……………...……(2.20)
akan dialiri arus yang sama. Karena sikat memiliki nilai resistansi dan juga
tahanan kontak antara permukaan sikat dengan komutator maka terdapat rugi
jatuh tegangan pada sikat yang dinyatakan dengan Vbd. Jatuh tegangan sikat
Pbd = Vbd.Ia……………...………………………….(2.21)
Ia = arus jangkar
26
3) Rugi – rugi Inti
kumparan medan. Rugi – rugi ini terbagi menjadi dua bagian antara lain :
a. Rugi Hysteresis
pemanasan pada inti jangkar. Daya yang diserap dan berubah menjadi
27
panas tersebut dianggap sebagai rugi-rugi di dalam inti jangkar serta
menyebabkan terjadinya fluksi sisa pada kumparan jangkar dan hal ini
Ph = ηB 1max
,6
fV Watt………………………….……….(2.22)
Dimana :
Ph = rugi hysteresis
nP
= dimana n dalam rpm dan P = jumlah kutub
120
Rugi arus rugi merupakan rugi yang disebabkan oleh arus yang
inti besi padat digunakan sebagai inti jangkar, resistansi terhadap arus
pusar ini akan menjadi kecil karena lebarnya luas penampang inti.
Akibatnya, nilai arus pusar dan juga rugi arus pusarnya akan menjadi
28
resistansi inti sebesar mungkin dengan merancang suatu inti yang tipis,
persamaan :
Dimana :
yang berhubungan dengan efek-efek mekanis. Ada dua bentuk dasar rugi-rugi
diam dari motor, diantaranya gesekan bearing atau bantalan peluru dengan
29
5) Rugi – rugi Beban Stray (Stray Load )
pusar di dalam tembaga dan rugi-rugi inti tambahan di dalam besi, yang
timbul karena pendistorsian fluks magnetik oleh arus beban (tidak termasuk
yang disebabkan oleh jatuh tegangan IR) dan rugi-rugi hubung singkat
penuhnya.
Pada jenis generator arus searah penguatan terpisah dan sendiri memiliki
perbedaan dari segi pemberian suplai arus medan untuk menghasilkan fluksi awal.
Penguatan terpisah mendapatkan mendapatkan suplai arus medan yang berasal bukan
dari generator itu sendiri yang berarti dari suatu sumber arus searah. Sedangkan pada
penguatan sendiri berasal dari generator itu sendiri yang berasal dari tegangan residu
yang dihasilkan dari fluksi sisa yang ada akibat adanya rugi Hysteresis.
memiliki tegangan residu, namun apabila tidak ada hendaknya generator tersebut
digunakan terlebih dahulu misalnya sebagai motor arus searah. Hal ini terjadi apabila
generator tersebut baru dipesan dari pabrik pembuatannya dan belum pernah
digunakan.
Fluksi sisa tersebut dihasilkan oleh adanya rugi histeesis yang terjadi pada inti,
dan hal ini dapat terlihat pada kurva magnetisasi berikut ini yang diambil dari
persamaan :
30
B = µ .H …………………………………………….( 2.24 )
Fluksi
sisa
0 H
merupakan suatu konstanta yang nilainya tetap. Ini berarti secara teori pada saat H
dinaikkan maka B akan ikut naik, dan pada saat H diturunkan seharusnya B juga ikut
turun nilainya seperti pada saat sebelumnya.Akan tetapi pada kenyataannya pada saat
H diturunkan hingga mencapai 0, nilai B tidak ikut nol melainkan sebesar B1, yang
tertinggal pada inti yang disebut dengan fluksi sisa. Hal ini menyebabkan adanya
tegangan yang dihasilkan meskipun nantinya suplai media (If) belum diberikan yang
disebut tegangan residu. Namun tegangan residu diperlukan untuk generator arus
searah penguatan sendiri sebagai suplai yang berasal dari generator itu sendiri.
31
BAB III
III.1 Umum
Generator arus searah sebagai salah satu pembangkit listrik arus searah
sehari – hari. Dalam penggunaannya generator arus searah dapat ditempatkan tetap
(Stationary) maupun bergerak dalam hal ini untuk yang ditempatkan tetap misalnya
generator yang dipergunakan untuk mengisi accu pada perusahaan pengisi accu
mobil, sedangkan untuk yang bergerak misalnya pada pengisi accu mobil.
Di pusat – pusat tenaga listrik, generator arus searah berfungsi sebagai sumber
penguat magnet ( Exciter ) pada generator utama. Di pabrik kita banyak menemui
misalnya pada pabrik penyepuhan dan pabrik – pabrik yang banyak memakai motor –
motor arus searah. Untuk las listrik dan masih banyak lagi kegunaan yang dijumpai
Untuk generator arus searah penguatan sendiri, magnetisasi awal berasal dari
generator itu sendiri yang didapatkan dari fluksi sisa dari pemakaian mesin
32
III. 2 Rangkaian Ekivalen Generator Arus Searah Penguatan Shunt
dalam generator itu sendiri, oleh karena itu arus magnetisasi terpengaruh oleh nilai –
nilai tegangan dan arus yang terdapat pada generator. Dalam hal ini medan magnet
yang dapat menimbulkan GGL mula – mula ditimbulkan oleh adanya remanensi
Pengaruh nilai – nilai tegangan dan arus generator terhadap arus penguat
gambar berikut :
Ia IL
If
+
Ra Vt
Ea Rf
Persamaan arus :
I a = I f + I L ………………………………… ( 3.1 )
Dimana :
33
IL = Arus yang mengalir ke beban ( Ampere )
Persamaan tegangan :
E a = Vt + I a Ra ……………………………… ( 3.2 )
Vt = I f R f ……………………………… ( 3.3 )
Dimana :
pada arus medan shunt ( If ) dengan tegangan induksi yang dihasilkan ( Ea ). Pada
generator penguatan sendiri seperti pada penguatan shunt If nilainya diatur dengan
bantuan rheostat dan nilainya dapat dilihat pada amperemeter. Generator nantinya
diputar dengan kecepatan yang konstan sehingga hanya terdapat variasi nilai antara If
Ia = If
Vo = Ea – If Ra
Arus medan yang mengalir pada generator arus searah penguatan shunt sangat
34
Vo = If Rf
Ea = c n φ φ ~ If
Ea ≈ Vo = K1 If ……………………………………… ( 3.4 )
Ia IL = 0
If
+
Ra Vo
Ea Rf
Ea
Teoritis
If
Karena penguatan shunt ( Sumber dari generator itu sendiri), maka pada saat
putaran nominal dan belum diberikan arus medan, telah ada tegangan remanensi
(Tegangan sisa) akibat adanya fluksi sisa. Akibatnya pada kumparan shunt timbul
35
arus medan If, mengalirnya arus If akan memperkuat fluksi sisa tadi sehingga E0
nominal.
Pada saat harga If tertentu mendekati nominal, akan timbul reaksi jangkar
yang melemahkan fluksi medan, sehingga Ea yang dibangkitkan tidak lagi berbanding
Ea
Praktek
If
tegangan jepit ( Vt ) dengan arus penguat ( If ) dimana arus jangkar dan putaran
Vt = f ( If )
E a = Vt + I a Ra
c.n.φ = Vt + I a Ra ……………. φ ~ If
K 1 .I f = Vt + K 2
36
Vt = K1 I f − K 2 ………………………………………………. (3.5)
If = 0 ⇒ Vt = - K2 ………………………………………. (3.6)
Vt = 0 ⇒
K2
If = ………………………………………. (3.7)
K1
Dimana :
K1 = Konstanta ( c n )
K2 = Konstanta ( IaRa )
ini :
Vt Teori
sebenarnya
If
37
III . 5 Karakteristik Luar ( External Characteristic )
Kurva karakteristik luar merupakan kurva pada saat generator arus searah
penguatan shunt dalam keadaan berbeban. Dimana kurva ini menunjukkan hubungan
antara tegangan jepit ( Vt ) sebagai fungsi dari arus jangkar ( Ia ) pada putaran dan
E a = Vt + I a Ra
c.n.φ = Vt + I a Ra ……………. φ ~ If
K 1 = Vt + K 2 I a
Vt = K 1 − K 2 I a ………………………………………………… ( 3.8 )
Ia = 0 ⇒ Vt = K1 …………………………………………. ( 3.9 )
Vt = 0 ⇒
K1
If = ………………………………………… (3.10)
K2
Dimana :
K1 = Konstanta ( cnIf )
K2 = Konstanta ( Ra )
38
Vt
Teori
sebenarnya Ia
secara pararel dengan kumparan jangkarnya dan biasanya tegangan yang dihasilkan
sangat tinggi, dimana tahanan pada kumparan medan shunt harus menghasilkan arus
yang lebih tinggi daripada batas minimum arus yang dihasilkan. Total dari besar
tahanan pada kumparan shunt harus lebih rendah daripada tahanan kritis ( critical
resistance ).
batas maksimum tahanan pada kumparan shunt yang dapat digunakan pada generator
tersebut. Besar dari nilai tahanan tersebut dapat ditentukan dengan kurva magnetisasi
39
Ia IL = 0
+ Rf
Ra Vo
Ea
- Rfg
If
Vo
t . .p
s.
r.
0
.a .b If
Gambar 3.8 Karakteristik Beban Nol Generator Arus Searah Penguatan Shunt
Dengan memakai hukum Ohm, diperoleh bahwa untuk harga tahanan lilitan
penguat magnit yang konstan maka arus penguat magnet akan selalu sebanding
dengan tegangan, jadi bila tegangan dilukiskan sebagai fungsi arus penguat magnet
maka grafik tahanan lilitan penguat magnet Rf akan berbentuk garis lurus.
R=
Vo
……………………………………………… ( 3.11 )
If
40
R = Rf + Rfg
Dimana :
Rfg = Tahanan yang dipasang seri dengan kumparan medan generator ( Ohm )
untuk tahanan R yang sudah diketahui garis 0P merupakan fungsi tersebut, pada saat
If = 0 magnet sisa sudah membangkitkan GGL ( E ) = 0r. GGL ini mengadakan arus
penguat magnet ) yang menyebabkan GGL ini naik lagi sampai 0a. Hal ini terus
begitu sampai tercapai titik P pada karakteristik beban nol ( OCC ). Untuk
membangkitkan GGL 0t pada titik ini diperlukan arus penguat magnet 0b. jadi
adalah tahanan kritis. Untuk besarnya tahanan kumparan medan yang ingin diberikan,
dapat dilihat pada garis tahanan (resistance line) yang ditunjukkan pada kurva
41
Eg
Rx R c ( Tahanan Kritis )
R f1 R f2
R
0 A B C If
Dari gambar 3.9 terlihat bahwa pada saat generator diputar mencapai n
nominal maka terlihat kurva yang dihasilkan dengan beberapa variasi tahanan medan
totalnya. Terlihat pula bahwa garis Rc merupakan batas daerah untuk tahanan total
salah satu tahanan total yang dipakai yang menyebabkan tegangan gagal di
bangkitkan, hal ini dikarenakan terlihat garis tersebut tidak bersinggungan dengan
Oleh karena itu dari persamaan 3.11, untuk menentukan berapa besar tahanan
kritis ( Critical Resistance) yang dihasilkan terlebih dahulu harus kita ketahui berapa
42
Rc =
0P
……………………………………….. ( 3.12 )
0A
Dimana :
dapat dipasang agar suatu generator arus searah penguatan shunt tidak mengalami
kegagalan dalam membangkitkan tegangan. Oleh karena kumparan medan shunt pada
generator ( Rf ) merupakan suatu tahanan yang konstan maka besarnya tahanan (Rfg)
Dimana :
Rfg max = Tahanan maksimum yang diserikan dengan kumparan medan generator
( Ohm )
Begitu pula dengan tahanan kritis, kecepatan kritis juga dapat dicari dengan
batas minimum kecepatan yang harus digunakan agar suatu generator arus searah
penguatan shunt tidak gagal dalam pembangkitan tegangan. Dalam hal ini kecepatan
kritis dapat diartikkan sebagai batas kecepatan terendah yang dapat digunakan pada
43
saat tahanan yang dipasang pararel dengan kumparan jangkar hanya kumparan medan
Vo
n1
Vo1 .E
n2
V02 .D
n1 > n 2
0 C If
Gambar 3.10 Tegangan yang dibangkitkan Pada Generator Arus Searah Penguatan
Dari gambar 3.10 terlihat suatu generator diputar dengan kecepatan yang
berbeda yaitu sebesar n1 dan n2. Dengan n1 > n2 maka tegangan induksi yang
dibangkitkan pada kecepatan 1 lebih besar dari kecepatan 2 (Vo1>V02) sesuai dengan
φ= , dimana φ ~ If sehingga :
Vo
cn
If =
Vo
…………………………………….. ( 3.6 )
cn
44
Maka dengan arus medan ( If ) yang sama pada titik C didapatkan :
I f1 = I f 2
= 02
V01 V
, dimana c1 = c2 = konstanta
c1 n1 c 2 n2
=
V01 V02
n1 n2
n2 = n1
V02
…………………………………………. ( 3.14 )
V01
Pada gambar 3.6 terlihat, If = OC , Vo1 = CD dan Vo2 = CE, maka harga
didapatkanlah persamaan :
n2 = n1 x
CE
……………………………………….. ( 3.15 )
CD
Dimana :
Kecepatan kritis dari suatu generator arus searah penguatan shunt dapat
ditentukan dari kurva beban nol (OCC) yang didapatkan pada saat mencari tahanan
45
Vo Rc
Vo1 A
. Rf
n
nc
Vo2 .B nx
n > nc > n x
0 C If
Pada gambar 3.9 terlihat bahwa nc adalah kecepatan pada saat generator hanya
menggunakan tahanan medan generator saja (Rf) dan kecepatan tersebut merupakan
gagal untuk membangkitkan tegangan, hal ini terlihat pada kurva yang dibentuk
kecepatan nx tidak bersinggungan dengan garis yang dibentuk Rf. oleh karena itu dari
persamaan 3.7 dapat kita tentukan besarnya kecepatan kritis dengan persamaan
berikut ini :
nc = n.
V02
………………………………………………… ( 3.16 )
V01
46
Maka persamaannya menjadi :
nc = n.
BC
…………………………………………………….. ( 3.17 )
AC
Dimana :
47
BAB IV
IV. 1 Percobaan Untuk Menentukan Nilai Tahanan dan Kecepatan Kritis Pada
Generator Arus Searah Penguatan Shunt
Rangkaian ekivalen dari generator arus searah penguatan shunt ini terdiri dari
kumparan medan yang dipasang pararel dengan kumparan jangkarnya. Akan tetapai
pda kumparan medannya tersebut membutuhkan rheostat yang dipasang seri untuk
memvariasikan besarnya arus medan yang dihasilkan. Percobaan harus dilakukan
sampai generator mencapai tegangan nominalnya.
Percobaan ini dilakukan di laboratorium konversi energi listrik FT – USU
dengan spesifikasi generator sebagai berikut :
Name Plate Mesin / GI – 003
P = 1.2 kW V = 220 Volt
Ia = 7.1 A n = 1400 rpm
If = 0.177 A Kelas Isolasi = B
Untuk menentukan nilai tahanan dan kecepatan kritis dapat kita lakukan dengan
percobaan beban nol disamping itu untuk menentukan parameter pada generator arus
searah penguatan shunt dilakukan percobaan pengukuran tahanan jangkar dan
medan..
Selama melakukan percobaan ini peralatan yang digunakan antara lain :
Power supply
Dioda penyearah
Tahanan yang dapat diatur (Rheostat)
Voltmeter
Amperemeter
Tachometer
Prime mover ( Motor Arus Searah)
48
Adapun prosedur percobaan yang dilakukan antara lain :
a. Percobaan Karakteristik Beban Nol
1. Rangkaian Percobaan disusun seperti gambar berikut ini, dimana semua
switch dalam keadaan terbuka.
S1
R +
P A1
T S3
S A Rf
V1 M G V2
A3
C R fg
T 1
-
A2
+ -
S2
PTAC2
R S T
2. Switch S2 ditutup, dengan mengatur PTAC2 maka arus penguat motor diatur
sampai dicapai harga nominal.
3. Switch S1 ditutup dan PTAC1 dinaikkan sampai tegangan pada V1 nominal
4. Dengan mengatur arus penguat motor A2, putaran motor diatur hingga sama
dengan kecepatan nominal generator dan dicatat penunjukkan V2 yang
berasal dari magnet sisa generator.
5. Pada keadaan tahanan penguat generator ( Rfg ) maksimum, switch S2
ditutup
6. Setelah Rfg diberikan, putaran diatur kembali agar tetap konstan, lalu
diturunkan Rfg secara bertahap sampai dicapai tegangan nominal generator
dan setiap penurunan tahanan putaran dijaga konstan.
7. Pada setiap tahapan penurunan ini dicatat penunjukkan pada arus medan
(A3) dan tegangan generator (V2)
49
b. Percobaan Pengukuran Tahanan Jangkar
1. Rangkaian percobaan disusun seperti Gambar
50
2. Power Supply dalam posisi minimum
3. Saklar S ditutup, lalu tegangan dinaikkan dengan PTAC sampai pembacaan
amperemeter menunjukkan arus nominal medan
4. Kemudian pembacaan voltmeter dan amperemeter dicatat. Lalu nilai
tahanan medan dihitung dengan membagi nilai tegangan dengan arus dari
hasil percobaan.
IV . 2 Data Percobaan
IL = 0
If ( mA ) Ea ( Volt )
0 10
10 22
20 36
22.5 42
35 63
40 73
60 105
80 130
100 153
120 170
140 189
160 203
180 217
185 220
51
b. Pengukuran Tahanan Jangkar
62,2 50 1244
62,9 50 1258
52
IV . 3 Analisa Data
Dari data pengujian beban nol didapatkanlah kurva karakteristik beban nol
Gambar 4.4 Grafik Beban Nol Hasil Pengujian dan Penentuan Tahanan Kritis
Dari gambar 4.4 di atas terlihat bahwa tahanan kritis ( Rc ) berada pada titik
pertemuan antara If = 60 mA dan Ea pada 2/7 bagian dari antara nilai 100 dan 125,
maka :
Ea = 100 + [
2
x (125 - 100)]
7
= 100 + [ x 25 ]
2
7
53
50
= 100 +
7
= 750/7 Volt
= 107,14 Volt
107,14
60 x10 − 3
Rc ( Kritis ) = = 1785.71 ohm
Rf = 1244.67 ohm
medannya ( Rf ) adalah :
= 541.04 Ohm
harus diserikan dengan tahanan medan generator itu adalah 541.04 Ohm. Untuk
membuktikannya maka dilakukan kembali pengujian beban nol dengan tahanan Rfg
yang kita pasang seri dengan tahanan Rf lebih besar dari 541.04 Ohm ( Rfg > Rfgmax ).
Maka didapatkanlah hasil pengujian kembali dengan mengatur terlebih dahulu besar
54
n = 1650 rpm ( konstan )
Tabel IV.4 Data Hasil Percobaan Beban Nol Dengan Variasi Tahanan Rfg
1 700 15 18
2 800 10 16.5
Bila tabel tersebut digabungkan dengan tabel data pengujian beban nol untuk
mencari tahanan kritisnya maka didapatkanlah kurva beban nol sebagai berikut :
55
Dari gambar 4.5 terlihat bahwa pada saat menggunakan variasi Rfg > Rfg kritis,
sebesar 700, 800 dan 1000 ohm titik pertemuan pada kurva dengan Ea yang relatif
rendah hingga mendekati nilai tegangan sisanya ( residu ). Maka terbuktilah apabila
tahanan ( Rfg ) yang dipasang seri dengan tahanan medan ( Rf ) lebih besar dari Rfg
kritisnya maka nilai tegangan yang dibangkitkan ( Ea ) akan mendekati nilai tegangan
generator ini didapatkan Rfg kritisnya sebesar 541.04 ohm, sehingga Rfg yang harus
Seperti telah dijelaskan pada bab III, untuk menentukan besarnya kecepatan
kritis dapat dilakukan dengan pengujian beban nol yang didapatkan untuk mencari
tahanan kritis pada pembahasan sebelumnya. Hal ini terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.6 Grafik Beban Nol Hasil Pengujian dan Penentuan Kecepatan Kritis
56
Pada gambar 4.5 menunjukkan pada titik C saat n = 1650 rpm dan Rc =
1785.71 ohm didapatkan Ea = 750/7 volt, sedangkan didapatkan pada titik D saat
kecepatan kritis ( nc ) dan Rf ( gen ) = 1244.67 ohm, didapatkan Ea berada pada nilai
ED = 50 + [
6
x (75-50)]
7
= 50 + [
6
x 25]
7
150
= 50 +
7
= 500/7 ohm
= 71,42 ohm
E a (kec.kritis )
nc ( kritis ) = nx
E a (tahanan.kritis )
= 1650x 71,42
107,14
= 1100 rpm
Dari analisa yang didapatkan di atas, dapat diindikasikan bahwa generator ini
memiliki batas minimum kecepatan yang digunakan sebesar 1100 rpm. Apabila
generator ini diputar pada keceapatan di bawahnya maka dapat dikatakan bahwa
57
tersebut dapat kita lakukan dengan melakukan pengujian kembali dengan beberapa
1. Kecepatan di atas nc
Tabel IV.5 Data Hasil Percobaan Beban Nol Dengan kecepatan di atas
No If ( mA ) Ea ( Volt )
1 0 7.2
2 7.5 13
3 20 26
4 30 38
5 40 52.3
6 50 64.2
7 60 80.4
8 70 89.2
9 80 98.7
10 97.5 115.4
58
2. Kecepatan di bawah nc
Tabel IV.6 Tabel Hasil Percobaan Beban Nol dengan Kecepatan di Bawah
No If ( mA ) Ea ( Volt )
1 0 5.1
2 2.5 8.4
3 4 8.7
4 5 9.1
5 6 10.4
6 7.5 10.9
No If ( mA ) Ea ( Volt )
1 0 4.7
2 2.5 7.7
3 4 8.1
4 5 8.5
5 6 9.8
59
Dari ketiga tabel variasi kecepatan tersebut terlihat bahwa besarnya nilai
tegangan yang dibangkitkan pada saat kecepatan di bawah nc hanya berkisar di bawah
10 volt yang merupakan tegangan residu sehingga dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa generator gagal dalam membangkitkan tegangan. Namun terlihat pada saat
meningkat sampai mencapai maksimum sebesar 115,4 volt, dalam hal ini dapat
terbuktilah bahwa nc = 1100 rpm merupakan batas dari kecepatan minimum yang
dapat digunakan.
60
BAB V
V. 1 Kesimpulan
Dari data dan analisa yang didapatkan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Pada generator arus searah penguatan shunt medan magnet pada tahanan
2. Pada generator arus searah penguatan shunt ini didapatkan tahanan kritis (Rc )
sebesar 1785.71 ohm, dengan tahanan generator (Rf) sebesar 1244.67 ohm
maka tahanan maksimum yang dipasang seri dengan tahanan medan generator
3. Pada generator arus searah penguatan shunt ini memiliki kecepatan kritis (nc)
V. 2 Saran
pembangkitan tegangan berasal dari tegangan sisa ( residu ), namun apabila tidak ada
tegangan sisa seperti mesin baru (dari pabrik) maka mesin tersebut harus kita aktifkan
terlebihkan seperti dijalankan menjadi motor. Selain itu agar pembangkitan tegangan
tidak gagal tahanan yang diserikan dengan tahanan medan juga tidak boleh melebihi
61
DAFTAR PUSTAKA
Company
Penerbit Erlangga
5. Kumar, K. Murugesh, 1982. ”DC Machines & Transformer”, Vikas Publishing House
6. Zuhal. 1995. ”Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Edisi Kelima
62