You are on page 1of 13

JURNAL

FORMULASI DENGAN PENDEKATAN DESAIN UNTUK GRANUL VITAMIN C


EFFERVESCENT MENGGUNAKAN METODOLOGI OPTIMASI STATISTIK

Disusun Oleh Kelompok B1 :

Halimatus Syadi’ah 19482011029


Hanna Rahimmanuelia 19482011030
Hayatul Ilmi 19482011031
Ilham 19482011033
Indra 19482011034
Irma Andini Saputri 19482011035
J.V Martaliani Wan 19482011036
Maulida Salsabilla Hidayat 19482011041
Nancy Dea Fatricia Dew 19482011048
Naufal Rachman 19482011049
Norsyifa 19482011052
Nurul Hikmah Safitri 19482011056

Dosen Pembimbing : Apt. Hayatus Saadah, M. Sc.

LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SAMARINDA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan
deteriorasi kognisi dan fungsional sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktifitas
sehari-hari (Smeltzer, 2001). Obat yang berasal dari senyawa kimia seringkali menimbulkan efek samping yang
tidak di inginkan sehingga peneliti ingin mengembangkan antidemensia yang berasal dari bahan alam yaitu
brokoli dan pegagan yang dikombinasikan karena memiliki khasiat yang sama sehingga memberikan efek yang
sinergis dan meningkatkan aktivitas. Efek farmakologi pegagan sebagai suplemen otak diketahui berasal dari
kandungan senyawa triterpenoid khususnya Asiatic acid dan asiaticoside (Aprilianto, 2010). Royal
Pharmaceutical Society (2009) membuktikan bahwa brokoli mengandung senyawa yang mirip dengan obat-
obatan penyakit Alzheimer yaitu senyawa sulforafan. Vitamin C dapat mencegah terjadinya demensia atau
kepikunan (Riviere, 1998). Pada penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa kombinasi dosis ekstrak kering
brokoli dan pegagan efektif meningkatkan daya ingat pada mencit jantan dengan dosis 0,069 g/kg BB dan
sebanding dengan kontrol positif prostigmin 0,1 mg/kg BB (Nihaya, 2016). Salah satu kendala obat
tradisionalyang diperoleh dari ekstrak tanaman adalah kelarutannya yang kecil dalam air, sehingga membatasi
absorpsi zat aktifnya. Masalah lainnya adalah bau dan rasa dari ekstrak tanaman brokoli dan pegagan yang
kurang enak. Salah satu upaya untuk memperbaiki bau dan rasa, yaitu dengan memformulasikan ekstrak
tanaman tersebut dalam bentuk sediaan tablet efervesen. Keuntungan yang dimiliki tablet efervesen, selain cara
penggunaannya yang menarik, Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 4 No.2 232 tablet tersebut dapat memberi
cita rasa menyenangkan dari reaksi karbonasi, tablet mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman, lebih mudah
diberikan kepada pasien yang sulit menelan kapsul atau tablet, serta lebih stabil untuk bahan aktif yang tidak
stabil dalam air (Siregar, 2010). Komponen utama dalam formula tablet efervesen adalah bagian asam dan
bagian basa, dimana bagian tersebut yang akan menghasilkan dan memberikan efek gelembung seperti soda
buih jika bercampur dengan air. Sumber asam yang digunakan antara lain asam sitrat dan asam tartrat.
Kombinasi asam tersebut dalam tablet efervesen dapat memperbaiki kecepatan alir dan porositas (Anam, 2013).
Sumber basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat karena dapat mempercepat kelarutan, memberikan rasa
tablet yang enak, serta aroma pada sediaan (Murdianto, 2012).

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana upaya untuk memperbaiki bau dan rasa dari ekstrak tanaman brokoli ?

III. Tujuan
1. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak brokoli dan pegagan menjadi sediaan tablet
efervesen sebagai antidemensia serta untuk menentukan formula terbaik tablet efervesen brokoli dan
pegagan berdasarkan variasi perbandingan konsentrasi asam yang berbeda.

BAB II
TEORI SINGKAT

I. Dasar Teori
Proporsi penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) pada tahun 2025 diperkirakan akan meningkat dari
5,0% menjadi 8,5% (BPS, 2012). Proses penuaan secara perlahan-lahan menyebabkan hilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya. Hal
tersebut dapat mengakibatkan kelemahan organ, kemunduran fisik dan timbulnya berbagai macam penyakit
degeneratif salah satunya adalah demensia (Arisman, 2013. Mahan, 2008). Di Indonesia, jumlah Orang
Dengan Demensia (ODD) diperkirakan akan makin meningkat dari 960.000 di tahun 2013, menjadi
1.890.000 di tahun 2030 dan 3.980.000 ODD di tahun 2050 (World Alzheimer’s Report, 2009) .
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan
deteriorasi kognisi dan fungsional sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktifitas
sehari-hari (Smeltzer, 2001). Obat yang berasal dari senyawa kimia seringkali menimbulkan efek samping
yang tidak di inginkan sehingga peneliti ingin mengembangkan antidemensia yang berasal dari bahan alam
yaitu brokoli dan pegagan yang dikombinasikan karena memiliki khasiat yang sama sehingga memberikan
efek yang sinergis dan meningkatkan aktivitas. Efek farmakologi pegagan sebagai suplemen otak diketahui
berasal dari kandungan senyawa triterpenoid khususnya asiatic acid dan asiaticoside (Aprilianto, 2010).
Selain itu Royal Pharmaceutical Society (2009) membuktikan bahwa brokoli mengandung senyawa yang
mirip dengan obat-obatan penyakit Alzheimer yaitu senyawa sulforafan. Menurut hasil penelitian Profesor
Gabriele Nagel dan Profesor Christine von Arnim dari Universitas Ulm, penderita Alzheimer memiliki
kadar vitamin C yang rendah dalam plasma. Berdasarkan penelitian tersebut vitamin C dapat mencegah
terjadinya demensia atau kepikunan (Riviere, 1998).
Pada penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa kombinasi dosis ekstrak kering brokoli dan
pegagan efektif meningkatkan daya ingat pada mencit jantan dengan dosis 0,069 g/kg BB dan sebanding
dengan kontrol positif prostigmin 0,1 mg/kg BB (Nihaya, 2016). Salah satu kendala obat tradisional yang
diperoleh dari ekstrak tanaman adalah kelarutannya yang kecil dalam air, sehingga membatasi absorpsi zat
aktifnya. Masalah lainnya adalah bau dan rasa dari ekstrak tanaman brokoli dan pegagan yang kurang enak.
Salah satu upaya untuk memperbaiki bau dan rasa, yaitu dengan memformulasikan ekstrak tanaman
tersebut dalam bentuk sediaan tablet efervesen.
Tablet efervesen mulai banyak diformulasikan karena lebih menarik dibandingkan tablet konvensional.
Tablet efervesen dalam penggunaannya akan menimbulkan gelembung gas CO2 dari reaksi antara asam
basa yang bercampur dengan air. Keuntungan yang dimiliki tablet efervesen, selain cara penggunaannya
yang menarik. tablet tersebut dapat memberi cita rasa menyenangkan dari reaksi karbonasi, tablet mudah
digunakan setelah dilarutkan, nyaman, lebih mudah diberikan kepada pasien yang sulit menelan kapsul atau
tablet, serta lebih stabil untuk bahan aktif yang tidak stabil dalam air (Siregar, 2010). Tablet efervesen
berbeda dengan tablet konvensional, selain pada penggunaannya juga pada komposisi bahan yang
digunakan. Komponen utama dalam formula tablet efervesen adalah bagian asam dan bagian basa, dimana
bagian tersebut yang akan menghasilkan dan memberikan efek gelembung seperti soda buih jika bercampur
dengan air. Sumber asam yang digunakan antara lain asam sitrat dan asam tartrat. Kombinasi asam tersebut
dalam tablet efervesen dapat memperbaiki kecepatan alir dan porositas (Anam, 2013). Sumber basa yang
digunakan adalah natrium bikarbonat karena dapat mempercepat kelarutan, memberikan rasa tablet yang
enak, serta aroma pada sediaan (Murdianto, 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak brokoli dan pegagan menjadi sediaan tablet
efervesen sebagai antidemensia serta untuk menentukan formula terbaik tablet efervesen brokoli dan
pegagan berdasarkan variasi perbandingan konsentrasi asam yang berbeda.

II. Persyaratan
1. Persyaratan kadar air granul efervesen yaitu tidak lebih dari 5 % (BPOM, 2014).
2. Persyaratan Farmakope Indonesia edisi III yaitu tidak ada tablet yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya ≥ 5 % dan tidak ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
10%. ( Untuk keseragaman bobot )

III. Komponen Effervescent


Komponen utama dalam formula tablet efervesen adalah bagian asam dan bagian basa, dimana bagian
tersebut yang akan menghasilkan dan memberikan efek gelembung seperti soda buih jika bercampur
dengan air. Sumber asam yang digunakan antara lain asam sitrat dan asam tartrat. Kombinasi asam tersebut
dalam tablet efervesen dapat memperbaiki kecepatan alir dan porositas (Anam, 2013). Sumber basa yang
digunakan adalah natrium bikarbonat karena dapat mempercepat kelarutan, memberikan rasa tablet yang
enak, serta aroma pada sediaan (Murdianto, 2012).

IV. Keuntungan Effervescent


Keuntungan yang dimiliki tablet efervesen, selain cara penggunaannya yang menarik, Jurnal
Fitofarmaka Indonesia, Vol. 4 No.2 232 tablet tersebut dapat memberi cita rasa menyenangkan dari reaksi
karbonasi, tablet mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman, lebih mudah diberikan kepada pasien yang
sulit menelan kapsul atau tablet, serta lebih stabil untuk bahan aktif yang tidak stabil dalam air (Siregar,
2010).
BAB III

STUDI PREFORMULASI

1. Nama zat: Vitamin C


No Batch/Lot :
1. Warna : Putih atau agak kuning
2. Rasa : Rasa asam
3. Bau : Tidak berbau
4. Penampilan : Serbuk atau hablur
5. Khasiat : Antiskorbut
6. Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol
(95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam
eter P dan dalam benzen P.
7. Titik lebur Lebih kurang dari 190OC
8. Sumber Farmakope Indonesia Edisi III Hal.47

2. Nama zat: Asam sitrat


No Batch/Lot :
1. Warna : Tidak berwarna atau putih
2. Rasa : Asam kuat
3. Bau : Tidak berbau atau praktis tidak berbau
4. Penampilan : Hablur tak berwarna atau serbuk putih; agak higroskopis
merapuh dalam udara kering dan panas.
5. Khasiat : Zat tambahan
6. Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5
bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam eter P.
7. Titik lebur 100°C
8. Sumber Farmakope Indonesia Edisi III Hal.50

3. Nama zat: Asam tartat


No Batch/Lot :
1. Warna : Tidak berwarna
2. Rasa : Sangat asam
3. Bau : Tidak berbau
4. Penampilan : Hablur atau serbuk putih
5. Khasiat : Zat tambahan
6. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol
(95%) P; sukar larut dalam eter P.
7. Titik lebur 275oC
8. Sumber Farmakope Indonesia Edisi III Hal.654

4. Nama zat: Natrium bikarbonat


No Batch/Lot :
1. Warna : Putih
2. Rasa : Asin
3. Bau : Tidak berbau
4. Penampilan : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram
5. Khasiat : Antasidum
6. Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam
etanol (95%) P.
7. Titik lebur 852oC
8. Sumber Farmakope Indonesia Edisi III Hal.424
5. Nama zat: Polivinilpirolidon
No Batch/Lot :
1. Warna : Putih atau putih kekuningan
2. Rasa : -
3. Bau : Berbau lemah atau tidak berbau
4. Penampilan : Serbuk, higroskopik
5. Khasiat : Zat tambahan
6. Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam
kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul
rata-rata; praktis tidak larut dalam eter P.
7. Titik lebur 150oC
8. Sumber Farmakope Indonesia Edisi III Hal.510

6 Nama zat: Aspartam


No Batch/Lot :
1. Warna : Putih
2. Rasa : Mempunyai rasa manis yang intensif
3. Bau : Tidak berbau
4. Penampilan : Serbuk
5. Khasiat : Zat tambahan
6. Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol (95%); sedikit larut dalam air
7. Titik lebur 246OC-247OC
8. Sumber Depkes RI, 1995 ; Rowe,2006

7. Nama zat: Talkum


No Batch/Lot :
1. Warna : Warna putih atau putih kelabu
2. Rasa : -
3. Bau : -
4. Penampilan : Serbuk hablur, sangat halus licin, ,udah melekat pada
kulit, bebas dari butiran
5. Khasiat : Zat tambahan
6. Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut
7. Titik lebur 117oC-150oC
8. Sumber Farmakope Indonesia Edisi III Hal.591

8. Nama zat: Laktosa


No Batch/Lot :
1. Warna : Putih
2. Rasa : Agak manis
3. Bau : Tidak berbau
4. Penampilan : Serbuk hablur
5. Khasiat : Zat tambahan
6. Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih; sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak
larut dalam kloroform P dan eter P.
7. Titik lebur 202,8OC
8. Sumber Farmakope Indonesia Edisi III Hal.338
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN

A. Formula Acuan
No Bahan Jumlah (%)
1. Ekstrak Kering Brokoli dan pegagan 9,5
2. asam sitrat 12,56
3. Asam tartarat 25,1
4. Natrium bikarbonat 38,20
5. PVP k30 3
6. Stevia powder 3,5
7. Beta siklodekstrin 5`
8. Laktosa 100

B. Formula modifikasi
No Bahan Jumlah (%)
1. Vitamin C 250
2. asam sitrat 12,56
3. Asam tartarat 25,1
4. Natrium bikarbonat 38,20
5. PVP k30 3
6. Aspartame 3,5
7. Talk 2
8. Sun flower 2
9. Laktosa 100

C. Rancangan Formula
Nama rancangan : Tablet effervescent Vitamin C
Jumlah produk : 25 sachet @10g
Tanggal formulasi :
Tanggal produksi :
No. produksi :
No. batch :
D. Master Formula
Produksi : Tablet effervescent vitamin C
PT. STIKSAM
Samarinda- Tanggal Tanggal Dibuat Oleh Disetujui Oleh:
Indonesia Formula produksi
Kelas S1-2019
kelompok B1

Kode bahan Nama bahan Fungsi bahan Per dosis(%) Per batch(g)
Vitamin C Bahan aktif 250 6.25g
asam sitrat Asam 1,25 31,4g
Asam tartarat Asam 2,51 62,75g
Natrium Basa 3,82 95,5g
bikarbonat
PVP 25 Pengikat 0,25 6,28g
Aspartame Pemanis 0,35 8,75g
Talk Pelincir 0,2 5g
Sun flower Perasa 0,2 5g
Laktosa Pengisi Ad 10 2.50g

E. Perhitungan bahan
1. Vitamin C = 250 𝑚𝑔 𝑥 25 𝑠𝑎𝑐ℎ𝑒𝑡 = 6.250𝑚𝑔 = 6,25g
12,56
2. Asam sitrat = 𝑥 10𝑔 = 1,256𝑔 x 25 sachet = 31,4g
100
25,1
3. Asam tartarat = 𝑥 10𝑔 = 2,51𝑔 x 25 sachet = 62,75g
100
38,20
4. Natrium bikarbonat = 𝑥 10𝑔 = 3,82𝑔 x 25 sachet = 95,5g
100
3
5. PVP3% = 100 𝑥 10𝑔 = 0,3𝑔 x 25 sachet = 7,5g
Pvp fase asam = (6,25g +31,25g + 62,25g + 8,72g ) = 109 g
3
3% =100 𝑥 109 𝑔 = 327𝑔
Pvp fase basa = (95,5 g +5 g) = 100,5 g
3
3%=100 𝑥100,5𝑔 = 3,01 𝑔
3,5
6. Aspartame = 100 𝑥 10𝑔 = 0,35𝑔 x 25 sachet = 8,75g
2
7. Talk 2% = 100 𝑥 10𝑔 = 0,2𝑔 x 25 sachet = 5 g
2
8. Citrus orange 2% = 100 𝑥 10𝑔 = 0,2g x 25 sachet = 5g
9. Laktosa = 250 g – (6,25g+ 31,4g +62,75g + 95,5g + 7,5g + 8,75g +5g +5g+6,28g)
250g - 220,78g = 29,22 g
BAB V

METODE PEMBUATAN

A. METODE PEMBUATAN

Dsiapkan alat & bahan serta ditimbang bahan bahan

Dibuat granulasi basah PVP dilarutkan dengan alkohol 70% secukupnya sampai larut dan
ditambahkan perasa

Dibuat komponen asam dengan mencampurkan vit c, asam sitrat,asam tartrat, aspartam
dan laktosa di gerus hingga homogen (mortir A)

Dibuat komponen basa dengan mencampurkan natrium bikarbonat ,talk, dan laktosa
digerus hingga homogen(mortir B)

Masing masing granul ditambahkan larutan PVP sampai massa kalis

Kemudian diayak dengan ayakan mesh 14 dan dikeringkan pada suhu 40-50 C

Selanjutnya diayak kembali dengan ayakan mesh 30

Kemudian campurkan granul komponen asam dan basa hingga homogen

Dilakukan pengujian granul efervesen

B. EVALUASI GRANUL

Kadar Lembab
Kadar lembab yang terlalu rendah meningkatkan terjadinya capping dan laminasi, sedangkan
kandungan lembab yang terlalu tinggi meningkatkan terjadinya penempelan pada dinding die
sehingga tablet menjadi gumpil.

Alat :
Cawan / Kaca Arloji
Oven / lemari Pengering
Cara :
Timbang seksama 5,0 g granul, panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (105 C)
selama 2 jam

Perhitungan :
W0 W1
% MC
100 % W0

MC = Moisture Content, kandungan lembab


W0 = bobot granul awal

W1 = bobot granul setelah pengeringan

Persyaratan : 2 - 4%
Untuk granul effervescent, kadar lembab yang baik memiliki kandungan lembab 0,4-0,7%

Sifat Alir
Untuk mendapatkan sifat alir yang baik maka bahan harus mempunyai bentuk yang sama dan
memiliki kontak antar partikel yang kecil. Pengukuran sifat alir dapat dengan metode langsung,
yaitu mengukur kecepatan alir granul dan metode sudut diam/ sudut Baring. Kecepatan alir
merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet yang dihasilkan.
Alat :
Corong alat uji waktu alir (metode langsung)
Stopwatch

Cara :
Timbang 25,0 g granul tempatkan pada corong alat uji waktu alir dalam keadaan tertutup. Buka
penutupnya biarkan granul mengalir, catat waktunya, lakukan 3 kali

Persyaratan :
100 g granul waktu alirnya tidak lebih dari 10 detik

Uji Sudut Diam


Uji sudut diam merupakan salah satu metode untuk mengevaluasi fluiditas granul secara tidak
langsung, menggunakan alat silinder tetap dengan penyangga dengan cara memasukan sejumlah
granul ke dalam silinder dalam keadaan lubang bagian bawah ditutup kemudian setelah pengisian
selesai penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir. Sudut diam yang diukur merupakan tinggi
gundukan granul yang terdapat di atas penyangga dibagi dengan diameter penyangga.
Nilai sudut diam dapat menggambarkan seberapa baik fluiditas granul yang diukur, dimana jika
granul memiliki fluiditas yang kurang baik maka akan sulit mengalir melalui lubang di bagian dasar
silinder sehingga akan membentuk gundukan yang tinggi di atas penyangga. Sebaliknya jika
granul memiliki fluiditas baik akan lebih mudah mengalir melalui lubang silinder sehingga
gundukan yang tersisa di atas penyangga tidak terlalu banyak

Kompresibilitas
Kompresibilitas merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemampuan granulat
untuk menjadi bentuk yang lebih stabil jika mendapat tekanan, dan akhirnya menjadi massa yang
kompak dan stabil. Kompresibilitas juga berhubungan dengan sifat alir granul.

Alat :
Jouling Volumeter

Cara :
Timbang seksama 20,0 g granul
Masukkan ke dalam gelas ukur dari alat Jouling Volumeter.
Catat volume awal ( ml)
Hitung 100 ketukan. Catat Volumenya sampai volume konstan

Perhitungan :
V0 Vn
Kp 100 %

V0
Kp = % Pemampatan / Kompresibilitasbobot granul awal
V0 = Volume Awal
Vn = Volume pada jumlah tiap
ketukan Persyaratan :
Jika Kp ( % Pemampatan ) kurang dari 20% keteraturan fabrikasi akan tercapai

Waktu Larut (Granul Effervescent)


Masukkan granul sesuai bobot granul pada formula ke dalam gelas berisi 200 mL air. Catat
waktu yang diperlukan granul untuk larut dalam air dengan stopwatch.
Waktu larut yang baik adalah kurang dari 120 detik dan membentuk larutan yang jernih,
sehingga residu yang tidak terlarut dalam air harus seminimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI., (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Depkes RI.,1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Depkes RI.,1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Rina Catur Romantika, Susinggih Wijana, Claudia Gadizza Perdani,.Formulasi dan Karakteristik Tablet
Effervescent Jeruk Baby Java (Cytrus sinensis L. Osbeck) Kajian Proporsi Asam Sitrat.Volume 6 Nomor 1:
15-21

Kusumawati Yuliana, Erni Rustiani, Almasyuhuri.,Pengembangan Tablet Efervesen Kombinasi Brokoli dan
Pegagan Dengan Kombinasi Asam dan Basa.,Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan Bogor.

You might also like