Professional Documents
Culture Documents
Haowra
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya untuk dapat
menyelesaikan sebuah tanggung jawab berat kepada saya dapat menyusun modul ajar kimia dengan
model pembelajaran guided discovery learning selesai pada waktunya. Modul ini dipersiapkan sebagai
panduan bagi guru dan murid dalam proses pembelajaran kimia pada materi kesetimbangan kimia
untuk Fase F XI SMA semester I.
Modul ini disusun berdasarkan pendekatan scientific (5M), yaitu mengamati, menanya,
mencoba (eksperimen), mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan dengan menggunakan model
pembelajaran guided discovery learning. Tahapan 5M tersebut terdapat di dalam enam tahap
pembelajaran model guided discovery learning, yaitu stimulas, identifikasi masalah, pengumpulan data,
pengolahan data, pembuktian dan menarik kesimpulan. Dalam modul ini materi disajikan dengan jelas,
dilengkapi dengan contoh, gambar, percobaan sederhana serta latihan-latihan yang membantu murid
menemukan konsep dan memahami materi yang dipelajari. Modul ini juga membantu murid untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran. Dibagian akhir dari modul ini
diberikan LKPD untuk mengukur pemahaman konsep yang telah dikuasai murid.
Penulis menyadari modul ajar yang dikembangkan ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi guru dan murid. Terima kasih.
Haowraida, ST
1. Tahap stimulation. Guru memfasilitasi murid untuk melakukan kegiatan dengan mengamati, membaca,
menyimak, melihat serta mengajukan pertanyaan yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah
2. Tahap problem statement. Guru membimbing murid untuk mengidentifikasi permasalahan yang merekaa
temui pada tahap stimulation, setelah itu guru membimbing murid untuk merumuskan hipotesis.
3. Tahap data collection. Guru memberi kesempatan pada murid untuk dapat menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis dengan cara pemberian contoh-contoh, mengamati objek atau
kejadian, mengumpulkan data dan membaca sumber lain.
4. Tahap data processing. Guru membantu muriddalam pembentukan konsep dan mendapatkan pengetahuan
baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5. Tahap verification. Guru membimbing muriduntuk membandingkan hipotesis yang telah dibuat pada tahap
problem statement dengan kesimpulan yang telah diambil setelah melakukan tahap data collection dan data
processing.
6. Tahap generalization. Guru membimbing muriduntuk menyimpulkan apa yang telah didapatkan
bedasarkan fakta ataupun hasil pengamatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
1. Petunjuk murid merupakan pedoman bagi muriddalam menggunakan modul pada proses pembelajaran.
2. Lembar kegiatan merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan murid dalam proses pembelajaran
yang disusun berdasarkan sintak guided discovery learning meliputi 6 tahap yaitu pemberian ransangan
(stimulation), identifikasi masalah (problem statement), pengumpulan data (data collection), pembuktian
(verification), dan kesimpulan (generalization).
Tahap stimulation. Murid melakukan kegiatan mengamati dengan membaca, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat), sehingga dapat mengungkapkan masalah
Tahap problem statement. Murid mengidentifikasi permasalahan apa saja yang didapat dari tahap
stimulation, kemudian merumuskannya dalam bentuk hipotesis
.
Tahap data collection. Murid mengamati objek/kejadian, dan mencatat hasil pengamatan jika itu suatu
percobaan.
Tahap data processing. Guru membantu muriddalam pembentukan konsep dan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara
logi
Tahap verification. Muridmembuktikan apakah hipotesis yang telah disusun sebelumnya benar atau
salah setelah mengumpulkan dan mengolah data sehingga mengidentifikasi kesimpulan
Tahap generalization. Murid menuliskan kesimpulan tentang materi kimia dalam kehidupan sehari-
hari yang didapatkan berdasarkan fakta ataupun hasil pengamatan selama proses belajar sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
KESETIMBANGAN KIMIA
Kesetimbangan Konsentrasi
Tetapan
Homogen
Kesetimbangan
Konsentrasi
Kesetimbangan
Heterogen Suhu
Tetapan
Kesetimbangan
Tekanan
Tekanan
Hubungan
Persamaan
Reaksi dengan Volume
Tetapan
Kesetimbangan
Katalis
A. Identitas Modul
Nama Guru : Haowraida, ST
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA N.9 Padang
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : XI/Fase F
Alokasi Waktu : 10 x 45 menit (2 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 15
B. Kompetensi Awal
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari kesetimbangan kimia yaitu murid telah :
memahami konsentrasi suatu zat, materi laju reaksi, murid mengetahui maksud dari
kesetimbangan yang bersifat dinamis.
D. Sarana Prasarana
HP/laptop/infokus
Jaringan internet, buku paket murid, alat tulis dan bahan ajar
E. Target Murid
Murid yang menjadi target yaitu :
Murid regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.
Murid dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
Murid dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai
keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin.
F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discoveri Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.
A. Tujuan Pembelajaran
Murid mampu memahami pergeseran kesetimbangan dan faktor – faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan serta kestimbangan dalam industri
B. Pemahaman Bermakna
Setelah mengikuti pembelajaran ini, murid memahami pergeseran kesetimbangan dan faktor – faktor
yang mempengaruhi kesetimbangan serta kestimbangan dalam industri
C. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana kesetimbangan kimia dapat mengalami pergeseran?
D. Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
Guru melakukan apersepsi (bertanya kepada murid terkait materi yang berhubungan dengan materi
pergeseran kesetimbangan kimia)
Masih ingatkah ananda apa itu kesetimbangan kimia? bagaimana reaksi yang dikatakan dalam keadaan
setimbang?
Pada pertemuan kali ini, kita akan membahas pergeseran kesetimbangan, dimana ada faktor – faktor yang
menyebabkan mengapa suatu reaksi kesetimbangan bisa mengalami pergeseran, serta kesetimbangan
kimia dalam industri.
Motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Pemberian Acuan
Membagi kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan murid disertai LKPD dan bahan ajar
https://www.youtube.com/watch?v=skKVkX0s5Cc
&feature=share&si=ELPmzJkDCLju2KnD5oyZMQ
(mengamati)
Problem statemen Setelah memperhatikan gambar dan wacana yang terdapat pada LKPD, timbul
(pertanyaan/ pertanyaan dari murid. Pertanyaan yang mungkin muncul yaitu :
identifikasi 1. Bagaimana kaitan antara gambar dengan factor yang mempengaruhi
masalah) pergeseran kesetimbangan ?
2. Bagaimana arah pergeseran jika dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi,
tekanan, dan volume?
3. Bagaimana kesetimbangan kimia bisa diterapkan dalam dunia industri?
(menanya)
Guru membimbing murid dalam membuat pertanyaan agar tidak menyimpang dari
tujuan pembelajaran
Data collection Murid dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan
(pengumpulan data) cara : (menalar)
Berdiskusi mengenai data yang diperoleh dari pergeseran kesetimbangan
kimia dan kesetimbangan dalam industri
Mengolah informasi materi pergeseran kesetimbangan kimia dan
kesetimbangan dalam industry yang sudah diperoleh dari hasil diskusi
dengan melakukan aktivitas yang terdapat pada LKPD
Verification 1. Murid mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan dengam cara :
(pembuktian) a. Setiap kelompok memilih anggota yang bertugas untuk :
Menuliskan hasil tetapan kesetimbangan di papan tulis
Membacakan jawaban pertanyaaan pada LKPD
Menjawab pertanyaan dari kelompok lain
E. Asesmen
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa observasi
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes tulis: soal AKM)
HOTS SIKAP
LITERASI Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja Sama
Bernalar Kritis
1) Stimulus/Pemberian Rangsangan
Perhatikan gambar dibawah ini!
2) Pertanyaan/Identifikasi Masalah
Berdasakan gambar dan wacana diatas, jawablah pertanyaan pada kolom dibawah ini.
PERTANYAAN
1. Jelaskan tahap awal dalam pembuatan asam nitrat
2. Tuliskan reaksi yang terlibat di dalam proses tersebut
3) Pengumpulan Data
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom dibawah ini
JAWABAN PERTANYAAN
1…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
2.…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
4) Pengolahan Data
Setelah memahami faktor pergeseran kesetimbangan, jawablah pertanyaan dibawah ini
bersama kelompok! Jawaban boleh diambil dari buku paket atau internet
HOTS SIKAP
LITERASI Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja Sama
Bernalar Kritis
1) Stimulus/Pemberian Rangsangan
Perhatikan gambar dibawah ini!
3) Pengumpulan Data
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom dibawah ini
JAWABAN PERTANYAAN
1…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
2.…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
4) Pengolahan Data
Setelah memahami faktor pergeseran kesetimbangan, jawablah pertanyaan dibawah ini
bersama kelompok! Jawaban boleh diambil dari buku paket atau internet
4. Sesuai dengan asas Le Chatelier, agar reaksi dapat berjalan ke arah kanan,
maka syarat apa saja yang harus dipenuhi dalam reaksi pembuatan
amonia dengan proses Haber- Bosch
5. Dalam ruang 2 liter, 4 mol gas COCl2 berdisosiasi menurut reaksi COCl2(g)
⇄ CO(g) + Cl2(g)
Bila terbentuk 1 mol gas CO, tentukan besar derajat disosiasi dari
senyawa COCl2
5) Menarik Kesimpulan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan dari materi yang telah
dibahas bersama.
HOTS SIKAP
LITERASI Analisis Kreatif
Evaluasi Kerja Sama
Bernalar Kritis
1) Stimulus/Pemberian Rangsangan
Perhatian gambar dibawah ini!
2) Pertanyaan/Identifikasi Masalah
Berdasakan gambar dan wacana diatas, jawablah pertanyaan pada kolom dibawah ini.
PERTANYAAN
1. Bagaimana proses pembuatan asam sulfat berdasarkan ilustrasi?
2. 2SO2(s) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
Berdasarkan azas le Chatelier, tentukan kondisi yang menguntungkan agar
dihasilkan SO3 lebih banyak
3) Pengumpulan Data
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom dibawah ini
JAWABAN PERTANYAAN
1…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
2.…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
4) Pengolahan Data
Setelah memahami faktor pergeseran kesetimbangan, jawablah pertanyaan dibawah ini
bersama kelompok! Jawaban boleh diambil dari buku paket atau internet
1. LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi
CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 =
83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K
CATATAN :
a. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
b. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) = 350
c. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
d. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
B. ASESMEN FORMATIF
1. Nitrogen monoksida (NO) adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini bisa
berasal dari banyak hal, dua diantaranya adalah pembakaran sampah dan
kendaraan.Nitrogen monoksida (NO) adalah senyawa kimia oksigen dan nitrogen
yang terbentuk dari hasil pembakaran pada suhu tinggi, terutama pembakaran bahan
bakar, seperti minyak bumi, solar, gas, dan bahan organik. NO merupakan gas
Agar jumlah gas NO yang dihasilkan maksimal, maka tindakan yang diperlukan
adalah…
A. Menaikan tekanan
B. Menurunkan tekanan
C. Mengecilkan volum
D. Menaikkan suhu
E. Memperbesar volume
7. Asam iodide merupakan asam yang sangat korosif dan merupakan agen pereduksi
yang kuat. HI digunakan sebagai katalis untuk mempercepat reaksi kimia, desinfektan
untuk membunuh kumah, dan produksi berbagai macam obat. Dalam suatu wadah
dipanaskan 4 mol gas asam iodida sehingga 25% asama iodide terurai membentuk gas
hydrogen dan gas iodin. Berapakah komposisi gas – gas setelah reaksi mencapai
kesetimbangan?
Jawaban yang tepat untuk memperoleh hasil SO3 dengan jumlah yang lebih banyak
adalah…
A. 2 dan 4
B. 1 dan 2
C. 3 dan 4
D. 2 dan 3
E. 1 dan 4
5.
6. Jawaban no 6
https://www.youtube.com/watch?v=NdfWE1xRErk&feature=share&si=ELPmzJkDCLju2KnD5oyZMQ
https://www.youtube.com/watch?v=skKVkX0s5Cc&feature=share&si=ELPmzJkDCLju2KnD5oyZMQ
A. Pergeseran Kesetimbangan
Azas Le Chatelier adalah azas yang digunakan untuk memprediksi pengaruh perubahan kondisi
pada kesetimbangan kimia. Azas Le Chatelier berbunyi: “Jika suatu sistem kesetimbangan menerima
suatu aksi, maka sistem tersebut akan mengadakan suatu reaksi sehingga pengaruh aksi menjadi
sekecil-kecilnya” Cara sistem melakukan reaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke
kanan. Pergeseran ke kiri artinya laju reaksi ke arah kiri menjadi lebih besar dan pergeseran ke kanan
artinya laju reaksi ke kanan menjadi lebih besar.
Dalam ilmu kimia, Azas Le Chatelier digunakan untuk memanipulasi hasil dari reaksi bolak-balik
(reversibel) bahkan bisa juga untuk memperbanyak produk reaksi. Asas Le Chatelier hanya berlaku
untuk kesetimbangan dinamis. Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan
kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran
kesetimbangan
Kesetimbangan kimia adalah kondisi yang dinamis. Oleh karena itu, pergeseran kesetimbangan
adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesetimbangan itu sendiri. Suatu sistem yang setimbang akan
cenderung mempertahankan kesetimbangannya. Apabila ada pengaruh dari luar, maka sistem tersebut
akan berubah sedemikian rupa untuk kembali mencapai kondisi setimbang. Hal ini dikenal dengan asas
Le Chatelier, yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tersebut menjadi sekecil mungkin. Adanya aksi pada sistem
kesetimbangan menyebabkan pergeseran kesetimbangan.
Pergeseran kesetimbangan adalah kondisi saat reaksi berubah arah karena adanya aksi atau faktor-
faktor yang memengaruhi kesetimbangan. Faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan antara lain
sebagai berikut.
1. Konsentrasi Zat
Dalam suatu sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu zat diubah, maka kesetimbangan
akan bergeser menjauhi zat yang dinaikkan konsentrasinya atau bergeser ke arah zat yang diturunkan
konsentrasinya.
Apabila konsentrasi N2 dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pembentukan NH3
(kanan). Apabila konsentrasi NH3 diturunkan, maka kesetimbangan juga akan bergeser ke arah
pembentukan NH3 (kanan). Contoh lainnya dapat kamu lihat pada reaksi kesetimbangan berikut.
Reaksi akan bergeser ke arah produk jika konsentrasi reaktan dinaikkan atau konsentrasi produk
diturunkan. Reaksi akan bergeser ke arah reaktan jika konsentrasi produk dinaikkan atau konsentrasi
reaktan diturunkan.
2. Suhu Sistem
Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm (∆H = +)
Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm (∆H = –)
Berdasarkan persamaan reaksinya, reaksi tersebut adalah reaksi reversible yang berlangsung dalam dua
arah. Oleh karena ∆H bernilai negatif, maka reaksi maju (ke arah produk) merupakan reaksi eksoterm
dan reaksi balik (ke arah reaktan) merupakan reaksi endoterm. Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan
bergeser ke arah reaksi endoterm (kiri). Sementara itu, jika suhu diturunkan, maka reaksi akan bergeser
ke arah reaksi eksoterm (kanan).
N2O4 adalah gas tidak berwarna, sedangkan NO2 adalah gas berwarna cokelat. Berdasarkan
persamaan reaksinya, reaksi penguraian N2O4 menjadi NO2 berlangsung secara endotermis. Jika suhu
diturunkan, maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi eksoterm, yaitu pembentukan N2O4 . Akibatnya,
terjadi perubahan warna cokelat menjadi tidak berwarna. Sementara itu, jika suhu dinaikkan, maka
reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm, yaitu pembentukan NO2 . Akibatnya, warna cokelat yang
terbentuk semakin banyak
Volume dan tekanan menggeser kesetimbangan dengan mekanisme yang sama tetapi berkebalikan.
Hal ini terjadi karena hubungan keduanya berbanding terbalik pada hukum gas ideal (PV = nRT).
Pergeseran kesetimbangan yang dipengaruhi oleh volume dan tekanan adalah sebagai berikut.
Jika volume diperbesar/tekanan diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
koefisien reaksi yang lebih besar.
Jika volume diperkecil/tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
koefisien reaksi yang lebih kecil.
Jika jumlah koefisien reaksi sebelah kiri (reaktan) sama dengan jumlah koe sien reaksi sebelah
kanan (produk), maka perubahan volume dan tekanan tidak menggeser kesetimbangan.
Sebagai contoh, perhatikan reaksi pembentukan amonia berikut. N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
Pada reaksi tersebut, jumlah koefsien reaksi sebelah kiri (reaktan) adalah 1 + 3 = 4, sedangkan
jumlah koefisien reaksi sebelah kanan (produk) adalah 2. Apabila volume diperkecil atau tekanan
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pembentukan NH3(kanan) yang jumlah koe-
fisien reaksinya lebih kecil. Apabila volume diperbesar atau tekanan diperkecil, maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah kiri yang jumlah koefsien reaksinya lebih besar.
Pada reaksi tersebut, jumlah koe sien reaksi sebelah kiri (reaktan) adalah 2, sedangkan jumlah
koefisien reaksi sebelah kanan (produk) adalah 2 + 1 = 3. Apabila volume diperkecil atau tekanan
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi balik yang jumlah koefisiennya lebih
kecil. Pada reaksi ini terjadi pembentukan reaktan. Apabila volume diperbesar atau tekanan diperkecil,
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi maju yang jumlah koefisien reaksinya lebih besar.
Pada reaksi ini terjadi pembentukan produk. Perhatikan reaksi berikut. H2(g) + F2(g) ⇄ 2HF(g). Pada
reaksi tersebut, jumlah koefisien reaksi sebelah kiri (reaktan) sama dengan jumlah koefisien reaksi
sebelah kanan (produk), yaitu 2. Dengan demikian, perubahan tekanan dan volume tidak menggeser
kesetimbangan.
4. Penambahan Katalis
Katalis adalah senyawa yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi. Pada reaksi reversible, katalis dapat mempercepat tercapainya kesetimbangan. Namun, tidak
memengaruhi pergeseran kesetimbangan atau jumlah produk yang dihasilkan.
Dari keempat faktor yang mempengaruhi kesetimbangan, hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Perubahan konsentrasi, volume, dan tekanan sistem hanya
menggeser kesetimbangan tanpa mengubah nilai konstantanya. Jika perubahan suhu menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi maju, maka nilai konstanta kesetimbangan (K) meningkat.
Namun, jika perubahan suhu menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi balik, maka nilai
konstanta kesetimbangan (K) menurun.
Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju dan reaksi balik
dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada dalam kesetimbangan,
nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis memang mampu mengubah waktu yang
diperlukan untuk mencapai kesetimbangan, reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya
pada temperature yang sangat tinggi dapat berjalan dengan cepat pada temperatur yang lebih rendah
bila digunakan katalis.
Dari reaksi diatas merupakan reaksi pembuatan amonia. Pada suhu 100°C, reaksi akan mencapai
keadaan kesetimbangan dalam waktu bertahun – tahun. Apabila kedalam reaksi diberi katalis, maka
kesetimbangan akan dapat tercapai hanya dalam waktu 5 menit.
Pada suatu reaksi yang terdiri atas dua tahap reaksi atau lebih dengan nilai konstanta
kesetimbangan masing-masing, penggabungan reaksi-reaksi tersebut akan menghasilkan konstanta
kesetimbangan K yang baru. Nilai K hasil penggabungan reaksi-reaksi tersebut adalah hasil perkalian
nilai K masing-masing reaksi (K1 × K2 × K3 × ...). Jika modifikasi reaksi dilakukan dalam proses
penggabungan reaksi, maka berlaku aturan berikut.
Contoh Soal
Pembahasan: Untuk membentuk A2(g) + B2(g) + C(g) ⇄ A2B(g) + BC(g)? reaksi pertama tidak
berubah dan reaksi kedua dibalik.
Jadi, nilai K untuk reaksi A2(g) + B2(g) + C(g) ⇄ A2B(g) + BC(g) adalah 0,25.
Konstanta kesetimbangan adalah informasi yang penting untuk mengetahui banyak hal
mengenai suatu reaksi reversible. Dengan mengetahuhi nilai konstanta kesetimbangan, kita dapat
melakukan hal-hal berikut.
2. Kesetimbangan Disosiasi
Reaksi disosiasi adalah reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana. Apabila
reaksi penguraian tersebut berlangsung dalam reaksi reversible, yang suatu saat mencapai
kesetimbangan, maka kondisi setimbang yang tercapai dinamakan kesetimbangan disosiasi. Dalam
reaksi disosiasi dikenal istilah derajat disosiasi, yaitu perbandingan antara jumlah zat yang terurai
Derajat disosiasi bernilai antara 0 sampai 1 atau antara 0% sampai 100%. Derajat disosiasi
bernilai 0 artinya tidak ada zat yang terurai, sedangkan derajat disosiasi bernilai 1 artinya zat terurai
sempurna.
Proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Haber dari Jerman pada tahun 1913.
Selanjutnya, proses tersebut dikembangkan dalam skala industri oleh Carl Bosch, sehingga proses
pembuatan amonia dikenal dengan proses Haber-Bosch.
Reaksi pembuatan amonia adalah reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
produk sebanyak-banyaknya digunakan asas Le Chatelier dengan usaha menggeser kesetimbangan
ke arah pembentukan amonia. Dilihat dari reaksinya yang eksotermis, untuk memperoleh produk
sebanyak-banyaknya, proses harus dilakukan pada suhu rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi
berlangsung lambat, sehingga perlu ditambahkan katalis Fe yang diberi promotor Al2O3 dan K2O.
Selain suhu, faktor tekanan juga perlu diperhatikan. Pembentukan amonia seharusnya akan
meningkat jika proses berlangsung pada tekanan tinggi. Akan tetapi, proses pada tekanan tinggi
memerlukan biaya yang lebih besar dan perlu mempertimbangkan keamanan konstruksi bangunan.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, didapatkan kondisi optimum pembentukan amonia yang
secara ekonomis paling menguntungkan. Kondisi optimum proses pembentukan amonia tersebut
berlangsung pada tekanan 140 – 340 atm dengan suhu antara 400– 600°C.
Pembuatan asam sulfat dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu proses bilik timbal dan proses
kontak. Akan tetapi, proses bilik timbal sudah banyak ditinggalkan karena tidak terlalu
menguntungkan. Proses kontak lebih dipilih karena dapat menghasilkan asam sulfat dengan kadar
mencapai 99% dengan biaya yang lebih murah.
Azas Le Chatelier : Prinsip yang menyatakan bahwa jika dalam suatu sistem kesetimbangan
mengalami perubahan konsentrasi, suhu, volume, atau tekanan maka sistem
akan
menyesuaikan dirinya untuk meniadakan pengaruh perubahan yang diterapkan
hingga kesetimbangan baru tercapai
Konsentrasi larutan : Besaran yang menunjukkan kepekatan suatu larutan melalui perbandingan
antara
zat terlarut dan pelarut
Proses Haber Bosh : Proses pembuatan gas amonia di industri yang menggunakan bahan baku gas
nitrogen dan gas oksigen dengan katalis besi (Fe)
Proses Kontak : Proses pembuatan asam sulfat di industri dengan menggunakan katalis
vanadium
pentaoksida (V2O5)
Katalis : Zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi tetapi tidak ikut bereaksi
Optimal : Suatu kondisi tertinggi dari suatu proses
Koefisien Reaksi : Angka yang ditulis mendahului rumus kimia zat, yang menyatakan
perbandingan
mol zat yang terlibat dalam reaksi
Johari, J.M.C. dan Rachmawati, M, 2006. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis
Sudarmo, Unggul & Mitayani, Nanik, 2014. Kimia untuk SMA /MA kelas XI. Jakarta : Airlangga
Sudiono, Sri. Dkk. 2007. Kimia Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta.