You are on page 1of 42

FASE F KELAS XI

Haowra
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya untuk dapat
menyelesaikan sebuah tanggung jawab berat kepada saya dapat menyusun modul ajar kimia dengan
model pembelajaran guided discovery learning selesai pada waktunya. Modul ini dipersiapkan sebagai
panduan bagi guru dan murid dalam proses pembelajaran kimia pada materi kesetimbangan kimia
untuk Fase F XI SMA semester I.

Modul ini disusun berdasarkan pendekatan scientific (5M), yaitu mengamati, menanya,
mencoba (eksperimen), mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan dengan menggunakan model
pembelajaran guided discovery learning. Tahapan 5M tersebut terdapat di dalam enam tahap
pembelajaran model guided discovery learning, yaitu stimulas, identifikasi masalah, pengumpulan data,
pengolahan data, pembuktian dan menarik kesimpulan. Dalam modul ini materi disajikan dengan jelas,
dilengkapi dengan contoh, gambar, percobaan sederhana serta latihan-latihan yang membantu murid
menemukan konsep dan memahami materi yang dipelajari. Modul ini juga membantu murid untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran. Dibagian akhir dari modul ini
diberikan LKPD untuk mengukur pemahaman konsep yang telah dikuasai murid.

Penulis menyadari modul ajar yang dikembangkan ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi guru dan murid. Terima kasih.

Padang, Oktober 2022

Haowraida, ST

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ........................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 2
Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................................................................... 3
P E T A K O N S E P ............................................................................................................................... 5
1. INFORMASI UMUM ....................................................................................................................... 6
2. KOMPETENSI INTI ......................................................................................................................... 7
LAMPIRAN ............................................................................................................................................ 10
B. Penilaian Ranah Sikap ..................................................................................................................... 21
C. Penilaian Ranah Keterampilan ........................................................................................................ 24
D. Penilaian Ranah Pengetahuan .......................................................................................................... 24
E. MATERI AJAR ............................................................................................................................... 31
GLOSARIUM ......................................................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 41

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


Petunjuk Penggunaan Modul

A. Petunjuk Untuk Guru

1. Tahap stimulation. Guru memfasilitasi murid untuk melakukan kegiatan dengan mengamati, membaca,
menyimak, melihat serta mengajukan pertanyaan yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah

2. Tahap problem statement. Guru membimbing murid untuk mengidentifikasi permasalahan yang merekaa
temui pada tahap stimulation, setelah itu guru membimbing murid untuk merumuskan hipotesis.

3. Tahap data collection. Guru memberi kesempatan pada murid untuk dapat menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis dengan cara pemberian contoh-contoh, mengamati objek atau
kejadian, mengumpulkan data dan membaca sumber lain.

4. Tahap data processing. Guru membantu muriddalam pembentukan konsep dan mendapatkan pengetahuan
baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

5. Tahap verification. Guru membimbing muriduntuk membandingkan hipotesis yang telah dibuat pada tahap
problem statement dengan kesimpulan yang telah diambil setelah melakukan tahap data collection dan data
processing.

6. Tahap generalization. Guru membimbing muriduntuk menyimpulkan apa yang telah didapatkan
bedasarkan fakta ataupun hasil pengamatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


B. Petunjuk Untuk Siswa

1. Petunjuk murid merupakan pedoman bagi muriddalam menggunakan modul pada proses pembelajaran.

2. Lembar kegiatan merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan murid dalam proses pembelajaran
yang disusun berdasarkan sintak guided discovery learning meliputi 6 tahap yaitu pemberian ransangan
(stimulation), identifikasi masalah (problem statement), pengumpulan data (data collection), pembuktian
(verification), dan kesimpulan (generalization).

 Tahap stimulation. Murid melakukan kegiatan mengamati dengan membaca, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat), sehingga dapat mengungkapkan masalah

 Tahap problem statement. Murid mengidentifikasi permasalahan apa saja yang didapat dari tahap
stimulation, kemudian merumuskannya dalam bentuk hipotesis
.
 Tahap data collection. Murid mengamati objek/kejadian, dan mencatat hasil pengamatan jika itu suatu
percobaan.

 Tahap data processing. Guru membantu muriddalam pembentukan konsep dan mendapatkan
pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara
logi

 Tahap verification. Muridmembuktikan apakah hipotesis yang telah disusun sebelumnya benar atau
salah setelah mengumpulkan dan mengolah data sehingga mengidentifikasi kesimpulan

 Tahap generalization. Murid menuliskan kesimpulan tentang materi kimia dalam kehidupan sehari-
hari yang didapatkan berdasarkan fakta ataupun hasil pengamatan selama proses belajar sesuai
dengan tujuan pembelajaran.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


PETA KONSEP

KESETIMBANGAN KIMIA

Konsep Jenis Reaksi Tetapan Pergeseran


Kesetimbangan Kesetimbangan Kesetimbangan Kesetimbangan

Kesetimbangan Konsentrasi
Tetapan
Homogen
Kesetimbangan
Konsentrasi
Kesetimbangan
Heterogen Suhu
Tetapan
Kesetimbangan
Tekanan
Tekanan

Hubungan
Persamaan
Reaksi dengan Volume
Tetapan
Kesetimbangan

Katalis

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


1. INFORMASI UMUM

A. Identitas Modul
Nama Guru : Haowraida, ST
Jenjang Sekolah : SMA
Satuan Pendidikan : SMA N.9 Padang
Tahun Ajaran : 2022/2023
Kelas : XI/Fase F
Alokasi Waktu : 10 x 45 menit (2 kali pertemuan)
Pertemuan Ke : 15

B. Kompetensi Awal
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari kesetimbangan kimia yaitu murid telah :
memahami konsentrasi suatu zat, materi laju reaksi, murid mengetahui maksud dari
kesetimbangan yang bersifat dinamis.

C. Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : mandiri, gotong royon, dan
Bernalar Kritis.

D. Sarana Prasarana
HP/laptop/infokus
Jaringan internet, buku paket murid, alat tulis dan bahan ajar

E. Target Murid
Murid yang menjadi target yaitu :
 Murid regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.
 Murid dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
 Murid dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai
keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin.

F. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discoveri Learning untuk Pembelajaran Tatap
Muka.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


2. KOMPETENSI INTI

A. Tujuan Pembelajaran
Murid mampu memahami pergeseran kesetimbangan dan faktor – faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan serta kestimbangan dalam industri

B. Pemahaman Bermakna
Setelah mengikuti pembelajaran ini, murid memahami pergeseran kesetimbangan dan faktor – faktor
yang mempengaruhi kesetimbangan serta kestimbangan dalam industri

C. Pertanyaan Pemantik
Bagaimana kesetimbangan kimia dapat mengalami pergeseran?

D. Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PENDAHULUAN (20 menit)


Orientasi
 Guru memberi salam dan menyapa murid
 Murid dan guru berdoa untuk memulai pembelajaran

Apersepsi
Guru melakukan apersepsi (bertanya kepada murid terkait materi yang berhubungan dengan materi
pergeseran kesetimbangan kimia)
Masih ingatkah ananda apa itu kesetimbangan kimia? bagaimana reaksi yang dikatakan dalam keadaan
setimbang?
Pada pertemuan kali ini, kita akan membahas pergeseran kesetimbangan, dimana ada faktor – faktor yang
menyebabkan mengapa suatu reaksi kesetimbangan bisa mengalami pergeseran, serta kesetimbangan
kimia dalam industri.

Motivasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Pemberian Acuan
Membagi kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan murid disertai LKPD dan bahan ajar

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


KEGIATAN INTI (190 menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Murid memusatkan perhatian pada gambar, wacana singkat yang terdapat pada
(stimulus/pemberian LKPD serta video pembelajaran yang berkaitan dengan materi pergeseran
rangsangan) kesetimbangan kimia
https://www.youtube.com/watch?v=NdfWE1xRErk
&feature=share&si=ELPmzJkDCLju2KnD5oyZMQ

https://www.youtube.com/watch?v=skKVkX0s5Cc
&feature=share&si=ELPmzJkDCLju2KnD5oyZMQ
(mengamati)

Problem statemen Setelah memperhatikan gambar dan wacana yang terdapat pada LKPD, timbul
(pertanyaan/ pertanyaan dari murid. Pertanyaan yang mungkin muncul yaitu :
identifikasi 1. Bagaimana kaitan antara gambar dengan factor yang mempengaruhi
masalah) pergeseran kesetimbangan ?
2. Bagaimana arah pergeseran jika dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi,
tekanan, dan volume?
3. Bagaimana kesetimbangan kimia bisa diterapkan dalam dunia industri?
(menanya)

Guru membimbing murid dalam membuat pertanyaan agar tidak menyimpang dari
tujuan pembelajaran
Data collection Murid dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan
(pengumpulan data) cara : (menalar)
 Berdiskusi mengenai data yang diperoleh dari pergeseran kesetimbangan
kimia dan kesetimbangan dalam industri
 Mengolah informasi materi pergeseran kesetimbangan kimia dan
kesetimbangan dalam industry yang sudah diperoleh dari hasil diskusi
dengan melakukan aktivitas yang terdapat pada LKPD

Guru melakukan penilaian terhadap proses murid dalam melakukan kegiatan


diskusi kelompok

Verification 1. Murid mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan dengam cara :
(pembuktian) a. Setiap kelompok memilih anggota yang bertugas untuk :
 Menuliskan hasil tetapan kesetimbangan di papan tulis
 Membacakan jawaban pertanyaaan pada LKPD
 Menjawab pertanyaan dari kelompok lain

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


 Mengumpulkan pertanyaan – pertanyaan dari kelompok lain
b. Presentasi dilakukan di depan kelas
2. Murid dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi,
memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan
lainnya.
3. Murid membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca literatur dan
mencocokan jawabannya.
4. Guru melakukan penilaian proses berdasarkan presentasi kelompok.
Generalization  Murid melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan secara lengkap,
(menarik komprehensif dan dibantu guru dari materi yang terkait pergeseran
kesimpulan) kesetimbangan kimia dan kesetimbangan dalam industri
KEGIATAN PENUTUP (15 menit)
1. Guru dan murid merangkum bersama pembelajaran yang telah dilaksanakan
2. Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya tentang laju reaksi
3. Guru dan murid mengucapkan salam dan berdoa

E. Asesmen
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa observasi
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes tulis: soal AKM)

F. Pengayaan dan Remedial


Soal Pengayaan untuk murid yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk murid yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA MURID

1. LKPD Untuk Murid Berkemampuan Rendah

HOTS SIKAP
LITERASI  Analisis  Kreatif
 Evaluasi  Kerja Sama
 Bernalar Kritis

1) Stimulus/Pemberian Rangsangan
Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar 1. Pembuatan Asam Nitrat dengan Proses Ostwald


Proses Ostwald ialah proses kimia untuk pembuatan asam nitrat (HNO3). Wilhelm Ostwald
mengembangkan proses ini, dan dia mematenkan proses ini pada tahun 1902. Proses Ostwald
process merupakan andalan industri kimia modern, dan proses ini menghasilkan bahan baku
utama untuk kebanyakan tipe umum produksi pupuk. Secara historis dan secara praktis, proses

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


Ostwald berkaitan erat dengan proses Haber, yang menghasilkan bahan baku yang
diperlukan, ammonia (NH3). Di industry pembuatan asam nitrat menggunakan proses Ostwald
dengan 3 tahap, yaitu tahap pembentukan nitrogen oksida (NO), tahap pembentukan nitrogen
dioksida (NO2), dan tahap pembentukan asam nitrat (HNO3)

2) Pertanyaan/Identifikasi Masalah
Berdasakan gambar dan wacana diatas, jawablah pertanyaan pada kolom dibawah ini.

PERTANYAAN
1. Jelaskan tahap awal dalam pembuatan asam nitrat
2. Tuliskan reaksi yang terlibat di dalam proses tersebut

3) Pengumpulan Data
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom dibawah ini
JAWABAN PERTANYAAN
1…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...

2.…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...

4) Pengolahan Data
Setelah memahami faktor pergeseran kesetimbangan, jawablah pertanyaan dibawah ini
bersama kelompok! Jawaban boleh diambil dari buku paket atau internet

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


1. Belerang dioksida dapat teroksidasi lebih lanjut mmebentuk belerang
trioksida, jika dipanaskan dengan oksigen akan terjadi reaksi
kesetimbangan sebagai berikut 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
dari reaksi diatas, kearah mana reaksi akan bergeser jika pada suhu
tetap, sedangkan konsentrasi SO2 diperbesar?

N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92kj


2. Dari reaksi diatas, arah kekanan kesetimbangan
bersifat………………sehingga, arah reaksi kekiri menjadi…………………..
Jika suhu dinaikkan maka reaksi yang lebih cepat adalah reaksi yang
bersifat……………… Akibatnya kesetimbangan akan bergeser
ke……………

3. Tentukan arah pergeseran kesetimbangan untuk reaksi dibawah ini


jika tekanan dinaikkan dan volume dikurangi
a. H2(g) + CO2(g) ⇄ H2O(g) + CO2(g)
b. C(s) + S2(g) ⇄ CS2(g)
c. 2NO2(g) ⇄ N2O4(g)
4. Pernyataan berikut terkait dengan pembuatan NH3 dengan proses
Haber- Bosch dalam pabrik urea
(1) Penambahan katalis
(2) NH3 yang terbentuk segera dipisahkan
(3) Penambahan konsentrasi H2 dan N2
(4) Tekanan rendah
Untuk memperoleh hasil optimum maka pernyataan diatas yang benar
adalah…
5. Dalam ruang 1 liter dimasukkan gas PCl5 sebanyak 0,30 mol dan
terurai dengan kesetimbangan PCl5(g) ⇄ PCl3(g) + Cl2(g)
Setelah tercapai keadaan setimbang terdapat 0,20 mol PCl3, hitunglah
derajat disosiasi PCl5 yang terurai

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


5) Menarik Kesimpulan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan dari materi yang telah
dibahas bersama.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


2. LKPD Untuk Murid Berkemampuan Sedang

HOTS SIKAP
LITERASI  Analisis  Kreatif
 Evaluasi  Kerja Sama
 Bernalar Kritis

1) Stimulus/Pemberian Rangsangan
Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar 2. Pembuatan Amoniak dengan Haber - Bosch


Amoniak (NH3) merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting, baik sebagai dasar
pembuatan pupuk maupun sebagai pelarut yang baik untuk berbagai senyawa ionik dan
senyawa polar. Amoniak dibuat berdasarkan reaksi berikut
N2(g) + 3H2(g) ⇄ NH3 ∆H = - 92, 4 kJ
Proses itu ditemukan pertama kali oleh Fritz Haber (1868-1934) yang berkebangsaan Jerman.
Proses itu dikembangkan lebih lanjut oleh Carl Bosch (1874-1940). Oleh karena itu pembuatan
amoniak dari reaksi antara gas H2 dan N2 dikenal dengan proses Haber-Bosch.
Berdasarkan azas Le Chatelier, untuk mendapatkan NH3 yang besar, pada reaksi itu harus
digunakan temperatur yang rendah dan tekanan yang tinggi. Dengan demikian, kesetimbangan
akan bergeser ke arah NH3. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu
rendah, bahkan pada suhu 5000C sekalipun.
Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen.
Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 5000C dan tekanan sekitar 150-
350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Dewasa ini, seiring dengan kemajuan teknologi, digunakan tekanan yang jauh lebih besar
bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera
dipisahkan. Produksi amoniak terutama digunakan untuk pembuatan ammonium sulfat, urea,
asam nitrat, dan senyawa-senyawa nitrogen lainnya.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


2) Pertanyaan/Identifikasi Masalah
Berdasakan gambar dan wacana diatas, jawablah pertanyaan pada kolom dibawah ini.
PERTANYAAN
1. Perhatikan arah panah pada model 1, bagaimanakah reaksi pembuatan amonia
terjadi?
2. Berdasarkan azas le Chatelier, tentukan kondisi yang menguntungkan agar
dihasilkan NH3 lebih banyak!

3) Pengumpulan Data
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom dibawah ini

JAWABAN PERTANYAAN
1…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
2.…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...

4) Pengolahan Data
Setelah memahami faktor pergeseran kesetimbangan, jawablah pertanyaan dibawah ini
bersama kelompok! Jawaban boleh diambil dari buku paket atau internet

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


1. Pada suhu 440°C terjadi kesetimbangan H2(g) + I2(g) ⇄ 2HI(g)
mengandung 0,004 mol gas H2, dan gas HI sebesar 0,31 mol. Jika dengan
suhu yang sama ditambah HI sebesar 0,2 mol, tentukanlah arah
pergeseran kesetimbangannya!

2. Tentukan arah pergeseran kesetimbangan dibawah ini bila suhu


dinaikkan
a. CO(g) + 2H2(g) ⇄ CH3OH(g) ∆H = - 129 kj
b. 2NO2(g) ⇄ N2O4(g) ∆H = +98 kj
c. 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g) ∆H = -24 kj

3. Bila dalam sistem kesetimbangan terjadi reaksi sebagai berikut:


Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇄ [FeSCN]2+(aq)
kuning jingga tidak berwarna merah-darah
a. Dari reaksi diatas, bagaimana cara menggeser kesetimbangan kekiri
b. Bagaimana perubahan warna larutan jika volume diperbesar

4. Sesuai dengan asas Le Chatelier, agar reaksi dapat berjalan ke arah kanan,
maka syarat apa saja yang harus dipenuhi dalam reaksi pembuatan
amonia dengan proses Haber- Bosch

5. Dalam ruang 2 liter, 4 mol gas COCl2 berdisosiasi menurut reaksi COCl2(g)
⇄ CO(g) + Cl2(g)
Bila terbentuk 1 mol gas CO, tentukan besar derajat disosiasi dari
senyawa COCl2

5) Menarik Kesimpulan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan dari materi yang telah
dibahas bersama.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


3. LKPD Untuk Murid Berkemampuan Tinggi

HOTS SIKAP
LITERASI  Analisis  Kreatif
 Evaluasi  Kerja Sama
 Bernalar Kritis

1) Stimulus/Pemberian Rangsangan
Perhatian gambar dibawah ini!

Gambar 3. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak


Asam sulfat secara besar- besaran dapat dihasilkan dengan proses kontak. Pada pembuatan
asam sulfat menurut proses kontak, bahan yang dipakai adalah belerang murni yang dibakar di
udara, dengan reaksi berikut. S(g) + O2(g) ⇄ SO2(g)
SO2(g) yang terbentuk dioksidasi di udara dengan memakai katalisator. Reaksinya merupakan
reaksi kesetimbangan. 2SO2(s) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
Seperti pada pembutan NH3 untuk mendapatkan hasil SO3 dalam jumlah besar, pembuatannya
harus dilakukan pada suhu rendah dan tekanan tinggi, agar kesetimbangan bergeser ke arah
SO3. Akan tetapi reaksi tidak dapat berlangsung pada temperatur rendah. Reaksi baru dapat
berlangsung pada temperatur 4000C. Dengan menggunakan katalis Vanadium pentaoksida
(V2O5), reaksi berlangsung dengan baik , yaitu 98% sempurna dan tidak memerlukan tekanan
tinggi. Belerang trioksida (SO3) dicampur dengan asam sulfat (H2SO4) sehingga diadsorbsi oleh
asam tersebut membentuk asam pirosulfat (H2S2O7) yang disebut juga dengan namaoleum,
dengan reaksi sebagai berikut. SO3(g) + H2SO4 pekat ⇄ H2SO4(l)

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


Asam pirosulfat itu diubah menjadi asam sulfat dengan menanmbahkan air, dengan reaksi
berikut. H2S2O7(l) + H2O(l) ⇄ 2 H2SO4(l)
Asam yang dihasilkan dari proses itu adalah 100%.

2) Pertanyaan/Identifikasi Masalah
Berdasakan gambar dan wacana diatas, jawablah pertanyaan pada kolom dibawah ini.
PERTANYAAN
1. Bagaimana proses pembuatan asam sulfat berdasarkan ilustrasi?
2. 2SO2(s) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
Berdasarkan azas le Chatelier, tentukan kondisi yang menguntungkan agar
dihasilkan SO3 lebih banyak

3) Pengumpulan Data
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom dibawah ini
JAWABAN PERTANYAAN
1…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...
2.…………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………...

4) Pengolahan Data
Setelah memahami faktor pergeseran kesetimbangan, jawablah pertanyaan dibawah ini
bersama kelompok! Jawaban boleh diambil dari buku paket atau internet

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


1. Ion besi (III) (Fe3+) berwarna kuning jingga bereaksi dengan ion tiosianat (SCN-)
tidak berwarna membentuk ion tiosianobesi (III) yang berwarna merah darah
menurut reaksi kesetimbangan sebagai berikut:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇄ [FeSCN]2+(aq)
kuning jingga tidak berwarna merah-darah
Kearah mana kesetimbangan akan bergeser dan bagaimana perubahan warna
campuran, jika:
a. Ditambah larutan FeCL3 (ion Fe3+)
b. Ditambah larutan KSCN (ion SCN-)
c. Larutan diencerkan

2. N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92kj


Suhu (K) 298 500 700 900
Harga Kp 6,76 x 105
Dari reaksi diatas,menunjukkan bahwa untuk pembentukan NH3 dilakukan dengan
perlakukan berbeda yaitu dilihat dari perbedaan suhu nya. Dari perlakuan terhadap
reaksi pembentukan NH3 diatas, jawablah pertanyaan dibawah ini
a. Untuk pembentukan NH3 dengan suhu 298K, harga Kp sebesar 6,76 x 105. Jika
suhu dinaikkan sampai 900K, bagaimana perubahan harga Kp nya?
b. Kemana arah pergeseran kesetimbangan pada reaksi diatas dan pengaruhnya
terhadap zat hasil reaski?
3. Tentukan arah pergeseran kesetimbangan untuk reaksi dibawah ini:
PCl3(g) + Cl2(g) ⇄ PCl(5)
Jika :
a. Ditambah PCl3
b. Dikurangi Cl2
c. Volume diperkecil
d. Tekanan diperkecil
4. Dalam dunia industri, pembuatan asam nitrat menggunakan proses Ostwald
berlangsung secara tiga tahap. Jelaskan tahap berlangsungnya pembentukan asam
nitrat dengan proses Ostwald

5. Pada reaksi kesetimbangan : PCl5(g) ⇄ PCl3(g) + Cl2(g)


Bila dalam ruang 2 liter, 8 mol PCl5 berdisosiasi sebanyak 75% tentukan besarnya
harga Kc untuk reaksi diatas

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


5) Menarik Kesimpulan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan dari materi yang telah
dibahas bersama.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


B. Penilaian Ranah Sikap

1. LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Murid Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
R sama Kritis
UB 1 Aulia SRG
RIK 2
PENILAIAN SIKAP
ASPEK INDIKATOR NILAI
Murid memiliki rasa ingin tahu 25
Murid tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Murid berani dalam mengambil resiko 25
Murid tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Murid terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Murid bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Murid bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Murid menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Murid mampu memecahkan masalah 25
Murid tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Murid mampu mengambil keputusan 25
Murid bertanggung jawab 25
Murid mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Murid mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Murid mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B) =
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2. LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 =
83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


3. LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA
Penilaian ini dilakukan dengan meminta murid untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya
dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat
kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Nama teman yang diamati :
Pengamat :

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
a. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
b. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) = 350
c. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
d. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


C. Penilaian Ranah Keterampilan

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA


ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok
SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

D. Penilaian Ranah Pengetahuan


A. ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini?

B. ASESMEN FORMATIF
1. Nitrogen monoksida (NO) adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini bisa
berasal dari banyak hal, dua diantaranya adalah pembakaran sampah dan
kendaraan.Nitrogen monoksida (NO) adalah senyawa kimia oksigen dan nitrogen
yang terbentuk dari hasil pembakaran pada suhu tinggi, terutama pembakaran bahan
bakar, seperti minyak bumi, solar, gas, dan bahan organik. NO merupakan gas

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


berbahaya yang dapat mengganggu sistem pernafasan dengan menurunkan fungsi
paru, serta melemahkan sistem pernafasan paru.
Pembakaran gas NO dapat berlangsung secara reversible, dengan reaksi

Agar jumlah gas NO yang dihasilkan maksimal, maka tindakan yang diperlukan
adalah…
A. Menaikan tekanan
B. Menurunkan tekanan
C. Mengecilkan volum
D. Menaikkan suhu
E. Memperbesar volume

2. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan suatu reaksi


reversibel, pilihlah jawaban yang dianggap benar untuk factor yang mempengaruhi
kesetimbangan (jawaban boleh lebih dari satu)
o Konsentrasi
o Temperature
o Tekanan
o Katalis
o Harga Kc dan Kp
o Kesetimbangan dinamis
o Volume
o Luas permukaan

3. a. S(aq) + O2(g) ⇌ SO2(g)


b. H2(g) + I2(g) ⇌ 2HI(g)
c. 2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g)
d. C(aq) + O2(g) ⇌ CO2(g)
e. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Diantara persamaan reaksi kesetimbangan diatas, yang akan bergeser ke kanan jika
tekanan diperbesar, yaitu . . .

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


4. Pernyataan dibawah ini merupakan peranan kesetimbangan dalam industry
1. Pengguaan katalis Fe3O4 agar reaksi berlangsung cepat
2. Tahap pembentukan dioksida SO2
3. Tahap pembentukan nitrogen oksida
4. Tahap penurunan temperature
5. Pembentukan sulfur trioksida
Dari pernyataan diatas, yang merupakan bagian dari tahap pembuatan asam sulfat
dengan proses kontak adalah… (jawaban boleh lebih dari satu)

5. Reaksi penguraian 2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g) mempunyai tetapan kesetimbangan Kc =


0,025 M pada suhu tertentu. Untuk dapat membatasi penguraian 2 M sampai 20% saja
pada suhu tersebut berapa molar perlu ditambahkan gas O2

6. Anggap kesetimbangan gas-gas berikut beserta tetapan kesetimbangannya pada suhu


298 K
SO2(g) + 12O2(g)⇌ SO3 (g), K1
dan
2SO3 (g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g) , K2
Maka hubungan K1 dan K2 adalah...

7. Asam iodide merupakan asam yang sangat korosif dan merupakan agen pereduksi
yang kuat. HI digunakan sebagai katalis untuk mempercepat reaksi kimia, desinfektan
untuk membunuh kumah, dan produksi berbagai macam obat. Dalam suatu wadah
dipanaskan 4 mol gas asam iodida sehingga 25% asama iodide terurai membentuk gas
hydrogen dan gas iodin. Berapakah komposisi gas – gas setelah reaksi mencapai
kesetimbangan?

8. Pada suatu reaksi kesetimbangan Ag+(aq) + Fe2+(aq) ⇌ Ag(s) + Fe3+(aq)


kearah manakah reaksi akan bergeser jika
a. Ditambah Ag+
b. Ditambah Fe3+
c. Campuran diencerkan dengan menambah H2O pada sistem

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


9. Penerapan kesetimbangan dalam industri diterapkan salah satunya pada pembuatan
asam sulfat dengan proses kontak. Proses Kontak adalah prosedur teknis yang
digunakan untuk memproduksi asam sulfat dengan menggunakan katalisator. Proses
ini sering digunakan dalam bidang perindustrian, walaupun proses kontak ganda yang
lebih menguntungkan dan ramah lingkungan juga telah dikembangkan. Bahan baku
pembuatan asam sulfat menurut proses kontak adalah belerang murni (S). Pada
pembuatan asam sulfat menurut proses kontak ada beberapa tahap, salah satunya yaitu
tahap pembuatan sulfur trioksida dengan reaksi sebagai berikut:

reaksi eksoterm hasil SO3 yang diperoleh akan bertambah apabila:


(1) Ditambah katalis
(2) Tekanan diperbesar
(3) Suhu dinaikkan
(4) Ditambah gas SO2

Jawaban yang tepat untuk memperoleh hasil SO3 dengan jumlah yang lebih banyak
adalah…

A. 2 dan 4
B. 1 dan 2
C. 3 dan 4
D. 2 dan 3
E. 1 dan 4

10. Diketahui pada suhu tertentu :


A + 2BC ⇌ AC2 + 2B K = 0,5
B + AC2 ⇌ BC + AC K = 4,0
Hitunglah tetapan kesetimbangan untuk reaksi A + AC2 ⇌ 2AC adalah…

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


JAWABAN
1. Menurut Azas Le Chatelier, jika sistem dalam kesetimbangan terjadi kenaikan suhu,
maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan kearah reaksi yang menyerap kalor
(Apabila koefisien sama antara produk dan reaksi maka volume dan tekanan tidak
mempengaruhi reaksi. Reaksi diatas termasuk reaksi endoterm jadi jika dinaikkan
suhu maka kesetimbangan akan bergeser kearah reaksi endoterm atau bergeser
kearah kanan (NO), jika reaksi bergeser kerah kanan maka nilai Kc akan semakin
besar (D)
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah konsentrasi, temperature,
tekanan dan volume
3. Jika tekanan diperbesar maka volume akan berkurang, reaksi akan bergeser
kejumlah koefisien yang paling kecil yaitu pada ruas kanan. Jadi, reaksi yang akan
bergeser ke arah kanan yaitu persamaan reaksi (a, d, dan e)
4. Pernyataan 1 dan 5

5.
6. Jawaban no 6

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


7.
8. a. jika ditambah Ag+ maka kesetimbangan bergeser ke kanan
b. jika ditambah Fe3+ maka kesetimbangan bergeser ke kiri
c. jika dicampur H2O maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri karena mempunyai
jumlah mol terbanyak
9. 2 dan 4
10. Jawaban no 10

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


C. SOAL PENGAYAAN
Gambarkan pembuatan ammonia dengan proses haber-bosch dan pembuatan asam sulfat
dengan proses kontak serta jelaskan hubungannya dengan faktor – faktor pergeseran
kesetimbangan

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


E. MATERI AJAR
Link video pembelajaran yang berhubungan dengan materi pergeseran kesetimbangan

https://www.youtube.com/watch?v=NdfWE1xRErk&feature=share&si=ELPmzJkDCLju2KnD5oyZMQ

https://www.youtube.com/watch?v=skKVkX0s5Cc&feature=share&si=ELPmzJkDCLju2KnD5oyZMQ

A. Pergeseran Kesetimbangan

Azas Le Chatelier adalah azas yang digunakan untuk memprediksi pengaruh perubahan kondisi
pada kesetimbangan kimia. Azas Le Chatelier berbunyi: “Jika suatu sistem kesetimbangan menerima
suatu aksi, maka sistem tersebut akan mengadakan suatu reaksi sehingga pengaruh aksi menjadi
sekecil-kecilnya” Cara sistem melakukan reaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke
kanan. Pergeseran ke kiri artinya laju reaksi ke arah kiri menjadi lebih besar dan pergeseran ke kanan
artinya laju reaksi ke kanan menjadi lebih besar.

Dalam ilmu kimia, Azas Le Chatelier digunakan untuk memanipulasi hasil dari reaksi bolak-balik
(reversibel) bahkan bisa juga untuk memperbanyak produk reaksi. Asas Le Chatelier hanya berlaku
untuk kesetimbangan dinamis. Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan
kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran
kesetimbangan

Kesetimbangan kimia adalah kondisi yang dinamis. Oleh karena itu, pergeseran kesetimbangan
adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesetimbangan itu sendiri. Suatu sistem yang setimbang akan
cenderung mempertahankan kesetimbangannya. Apabila ada pengaruh dari luar, maka sistem tersebut
akan berubah sedemikian rupa untuk kembali mencapai kondisi setimbang. Hal ini dikenal dengan asas
Le Chatelier, yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tersebut menjadi sekecil mungkin. Adanya aksi pada sistem
kesetimbangan menyebabkan pergeseran kesetimbangan.

Pergeseran kesetimbangan adalah kondisi saat reaksi berubah arah karena adanya aksi atau faktor-
faktor yang memengaruhi kesetimbangan. Faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan antara lain
sebagai berikut.

1. Konsentrasi Zat

Dalam suatu sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu zat diubah, maka kesetimbangan
akan bergeser menjauhi zat yang dinaikkan konsentrasinya atau bergeser ke arah zat yang diturunkan
konsentrasinya.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


Sebagai contoh, perhatikan reaksi pembentukan amonia dari gas nitrogen dan gas hidrogen berikut.

N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)

Apabila konsentrasi N2 dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pembentukan NH3
(kanan). Apabila konsentrasi NH3 diturunkan, maka kesetimbangan juga akan bergeser ke arah
pembentukan NH3 (kanan). Contoh lainnya dapat kamu lihat pada reaksi kesetimbangan berikut.

Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇄FeSCN2+ (aq)

Reaksi akan bergeser ke arah produk jika konsentrasi reaktan dinaikkan atau konsentrasi produk
diturunkan. Reaksi akan bergeser ke arah reaktan jika konsentrasi produk dinaikkan atau konsentrasi
reaktan diturunkan.

2. Suhu Sistem

Pengaruh suhu pada pergeseran kesetimbangan adalah sebagai berikut.

 Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm (∆H = +)
 Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm (∆H = –)

Sebagai contoh, perhatikan reaksi berikut. A + B ⇄ C + D ∆H = –25 kJ

Berdasarkan persamaan reaksinya, reaksi tersebut adalah reaksi reversible yang berlangsung dalam dua
arah. Oleh karena ∆H bernilai negatif, maka reaksi maju (ke arah produk) merupakan reaksi eksoterm
dan reaksi balik (ke arah reaktan) merupakan reaksi endoterm. Jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan
bergeser ke arah reaksi endoterm (kiri). Sementara itu, jika suhu diturunkan, maka reaksi akan bergeser
ke arah reaksi eksoterm (kanan).

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


Contoh lainnya dapat kamu lihat pada beberapa reaksi berikut.

2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g) ∆H = –198,2 kJ

Berdasarkan persamaan reaksinya, reaksi pembentukan produk berlangsung secara eksotermis.


Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm, yaitu pembentukan
produk. Dengan demikian, agar produk meningkat, suhu sistem harus diturunkan.

Perhatikan reaksi berikut. N2O4(g) ⇄ 2NO2(g) ∆H = +58,0 kJ

N2O4 adalah gas tidak berwarna, sedangkan NO2 adalah gas berwarna cokelat. Berdasarkan
persamaan reaksinya, reaksi penguraian N2O4 menjadi NO2 berlangsung secara endotermis. Jika suhu
diturunkan, maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi eksoterm, yaitu pembentukan N2O4 . Akibatnya,
terjadi perubahan warna cokelat menjadi tidak berwarna. Sementara itu, jika suhu dinaikkan, maka
reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm, yaitu pembentukan NO2 . Akibatnya, warna cokelat yang
terbentuk semakin banyak

3. Volume dan Tekanan

Volume dan tekanan menggeser kesetimbangan dengan mekanisme yang sama tetapi berkebalikan.
Hal ini terjadi karena hubungan keduanya berbanding terbalik pada hukum gas ideal (PV = nRT).
Pergeseran kesetimbangan yang dipengaruhi oleh volume dan tekanan adalah sebagai berikut.

 Jika volume diperbesar/tekanan diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
koefisien reaksi yang lebih besar.
 Jika volume diperkecil/tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
koefisien reaksi yang lebih kecil.
 Jika jumlah koefisien reaksi sebelah kiri (reaktan) sama dengan jumlah koe sien reaksi sebelah
kanan (produk), maka perubahan volume dan tekanan tidak menggeser kesetimbangan.

Sebagai contoh, perhatikan reaksi pembentukan amonia berikut. N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)

Pada reaksi tersebut, jumlah koefsien reaksi sebelah kiri (reaktan) adalah 1 + 3 = 4, sedangkan
jumlah koefisien reaksi sebelah kanan (produk) adalah 2. Apabila volume diperkecil atau tekanan
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pembentukan NH3(kanan) yang jumlah koe-
fisien reaksinya lebih kecil. Apabila volume diperbesar atau tekanan diperkecil, maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah kiri yang jumlah koefsien reaksinya lebih besar.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


Contoh lainnya dapat kamu lihat pada beberapa reaksi berikut. 2SO3(g) ⇄ 2SO2(g) + O2(g)

Pada reaksi tersebut, jumlah koe sien reaksi sebelah kiri (reaktan) adalah 2, sedangkan jumlah
koefisien reaksi sebelah kanan (produk) adalah 2 + 1 = 3. Apabila volume diperkecil atau tekanan
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi balik yang jumlah koefisiennya lebih
kecil. Pada reaksi ini terjadi pembentukan reaktan. Apabila volume diperbesar atau tekanan diperkecil,
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi maju yang jumlah koefisien reaksinya lebih besar.
Pada reaksi ini terjadi pembentukan produk. Perhatikan reaksi berikut. H2(g) + F2(g) ⇄ 2HF(g). Pada
reaksi tersebut, jumlah koefisien reaksi sebelah kiri (reaktan) sama dengan jumlah koefisien reaksi
sebelah kanan (produk), yaitu 2. Dengan demikian, perubahan tekanan dan volume tidak menggeser
kesetimbangan.

4. Penambahan Katalis

Katalis adalah senyawa yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi. Pada reaksi reversible, katalis dapat mempercepat tercapainya kesetimbangan. Namun, tidak
memengaruhi pergeseran kesetimbangan atau jumlah produk yang dihasilkan.

Dari keempat faktor yang mempengaruhi kesetimbangan, hanya perubahan suhu yang dapat
mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Perubahan konsentrasi, volume, dan tekanan sistem hanya
menggeser kesetimbangan tanpa mengubah nilai konstantanya. Jika perubahan suhu menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi maju, maka nilai konstanta kesetimbangan (K) meningkat.
Namun, jika perubahan suhu menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi balik, maka nilai
konstanta kesetimbangan (K) menurun.

Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju dan reaksi balik
dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada dalam kesetimbangan,
nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis memang mampu mengubah waktu yang
diperlukan untuk mencapai kesetimbangan, reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya
pada temperature yang sangat tinggi dapat berjalan dengan cepat pada temperatur yang lebih rendah
bila digunakan katalis.

Contoh : N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g) ∆H = -92kj

Dari reaksi diatas merupakan reaksi pembuatan amonia. Pada suhu 100°C, reaksi akan mencapai
keadaan kesetimbangan dalam waktu bertahun – tahun. Apabila kedalam reaksi diberi katalis, maka
kesetimbangan akan dapat tercapai hanya dalam waktu 5 menit.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


B. Perhitungan Nilai Konstanta Kesetimbangan (K) pada Gabungan Dua Reaksi atau Lebih

Pada suatu reaksi yang terdiri atas dua tahap reaksi atau lebih dengan nilai konstanta
kesetimbangan masing-masing, penggabungan reaksi-reaksi tersebut akan menghasilkan konstanta
kesetimbangan K yang baru. Nilai K hasil penggabungan reaksi-reaksi tersebut adalah hasil perkalian
nilai K masing-masing reaksi (K1 × K2 × K3 × ...). Jika modifikasi reaksi dilakukan dalam proses
penggabungan reaksi, maka berlaku aturan berikut.

 Jika koefisien reaksi dikalikan n, maka nilai K menjadi Kn

 Jika koefisien reaksi dibagi dengan n, maka nilai K menjadi


 Jika reaksi dibalik, maka nilai K menjadi

Contoh Soal

Perhatikan reaksi berikut.

a. A2(g) + B2(g) ⇄ 2AB(g) K = 0,5

b. A2B(g) + BC(g) ⇄ 2AB(g) + C(g) K=2

Berapakah nilai K untuk reaksi A2(g) + B2(g) + C(g) ⇄ A2B(g) + BC(g)?

Pembahasan: Untuk membentuk A2(g) + B2(g) + C(g) ⇄ A2B(g) + BC(g)? reaksi pertama tidak
berubah dan reaksi kedua dibalik.

a. A2(g) + B2(g) ⇄ 2AB(g) K = 0,5

b. 2AB(g) + C(g) ⇄ A2B(g) + BC(g) K = = 0,5

Hasil penggabungan dua reaksi tersebut adalah sebagai berikut.

A2(g) + B2(g) + C(g) ⇄ A2B(g) + BC(g) (g) K = 0,5 × 0,5 = 0,25

Jadi, nilai K untuk reaksi A2(g) + B2(g) + C(g) ⇄ A2B(g) + BC(g) adalah 0,25.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


C. Makna Konstanta Kesetimbangan dan Kesetimbangan Disosiasi

1. Makna Konstanta Kesetimbangan

Konstanta kesetimbangan adalah informasi yang penting untuk mengetahui banyak hal
mengenai suatu reaksi reversible. Dengan mengetahuhi nilai konstanta kesetimbangan, kita dapat
melakukan hal-hal berikut.

a. Memprediksi arah reaksi


Nilai konstanta kesetimbangan adalah hasil bagi konsentrasi produk terhadap konsentrasi
reaktan yang masing-masing dipangkatkan koefisien reaksinya. Oleh karena konsentrasi produk
selalu sebagai pembilang, maka nilai konstanta kesetimbangan menunjukkan besar-kecilnya
jumlah produk yang dihasilkan. Nilai K yang besar menunjukkan arah reaksi cenderung
membentuk produk (reaksi maju). Sementara itu, nilai K yang kecil menunjukkan arah reaksi
cenderung membentuk reaktan kembali (reaksi balik).
b. Menentukan apakah suatu reaksi reversible sudah mencapai kesetimbangan atau belum
Jika konstanta kesetimbangan suatu reaksi reversible pada suhu dan tekanan tertentu sudah
diketahui, kita dapat memprediksikan apakah reaksi tersebut sudah mencapai kesetimbangan
atau belum. Untuk memprediksikannya, kita harus menghitung nilai Q dengan cara yang sama
saat menghitung nilai K. Nilai tersebut merupakan konsentrasi produk yang dipangkatkan koe-
fisien dan dibagi dengan konsentrasi reaktan yang dipangkatkan koefisien. Jika nilai Q sama
dengan nilai K yang sudah diketahui, maka reaksi tersebut berada dalam keadaan setimbang.
c. Menentukan komposisi zat-zat dalam kondisi setimbang
Jika nilai konstanta kesetimbangan diketahui, komposisi zat-zat dalam kondisi setimbang juga
dapat diketahui.

2. Kesetimbangan Disosiasi

Reaksi disosiasi adalah reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana. Apabila
reaksi penguraian tersebut berlangsung dalam reaksi reversible, yang suatu saat mencapai
kesetimbangan, maka kondisi setimbang yang tercapai dinamakan kesetimbangan disosiasi. Dalam
reaksi disosiasi dikenal istilah derajat disosiasi, yaitu perbandingan antara jumlah zat yang terurai

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


terhadap jumlah zat mula-mula. Derajat disosiasi disimbolkan dengan α dan dirumuskan sebagai
berikut.

j mlah at ter rai m l


j mlah at m la m la m l

Derajat disosiasi bernilai antara 0 sampai 1 atau antara 0% sampai 100%. Derajat disosiasi
bernilai 0 artinya tidak ada zat yang terurai, sedangkan derajat disosiasi bernilai 1 artinya zat terurai
sempurna.

D. Kesetimbangan Kimia dalam Industri


1. Proses Haber-Bosch dalam Pembuatan Amonia

Proses pembuatan amonia berlangsung menurut reaksi berikut.

N2 (g) + 3H2 (g) ⇄ 2NH3 (g) ∆H = –92 kJ

Proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Haber dari Jerman pada tahun 1913.
Selanjutnya, proses tersebut dikembangkan dalam skala industri oleh Carl Bosch, sehingga proses
pembuatan amonia dikenal dengan proses Haber-Bosch.

Reaksi pembuatan amonia adalah reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
produk sebanyak-banyaknya digunakan asas Le Chatelier dengan usaha menggeser kesetimbangan
ke arah pembentukan amonia. Dilihat dari reaksinya yang eksotermis, untuk memperoleh produk
sebanyak-banyaknya, proses harus dilakukan pada suhu rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi
berlangsung lambat, sehingga perlu ditambahkan katalis Fe yang diberi promotor Al2O3 dan K2O.

Selain suhu, faktor tekanan juga perlu diperhatikan. Pembentukan amonia seharusnya akan
meningkat jika proses berlangsung pada tekanan tinggi. Akan tetapi, proses pada tekanan tinggi
memerlukan biaya yang lebih besar dan perlu mempertimbangkan keamanan konstruksi bangunan.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, didapatkan kondisi optimum pembentukan amonia yang
secara ekonomis paling menguntungkan. Kondisi optimum proses pembentukan amonia tersebut
berlangsung pada tekanan 140 – 340 atm dengan suhu antara 400– 600°C.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


2. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak

Pembuatan asam sulfat dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu proses bilik timbal dan proses
kontak. Akan tetapi, proses bilik timbal sudah banyak ditinggalkan karena tidak terlalu
menguntungkan. Proses kontak lebih dipilih karena dapat menghasilkan asam sulfat dengan kadar
mencapai 99% dengan biaya yang lebih murah.

Proses pembuatan asam sulfat berlangsung dalam 3 tahap, yaitu:

a. Proses oksidasi belerang menjadi belerang dioksida S(s) + O2(g) ⇄ SO2(g)


b. Oksidasi belerang dioksida (SO2) menjadi belerang trioksida (SO3)
2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g) ∆H = –196 kJ
c. Mereaksikan SO3 dengan air (H2O).
Pada tahap ini, SO3 tidak langsung direaksikan dengan air. Akan tetapi, terlebih dahulu dilarutkan
dalam H2 SO4 . Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut.
SO3(g) + H2SO4 aq) ⇄ H2S2O7(l)
H2S2O7(l) + H2O(l) ⇄ 2H2SO4(aq)
Tahapan yang paling menentukan pada proses pembuatan asam sulfat adalah tahapan
pembentukan SO3 dari SO2 . Reaksi pembentukan SO3 dari SO2 adalah reaksi reversible,
sehingga untuk meningkatkan produknya dilakukan usaha-usaha berdasarkan asas Le Chatelier.
Berdasarkan jumlah koe sien reaksi pada pembentukan SO3 , untuk meningkatkan produknya,
proses harus dilakukan pada tekanan tinggi. Selain itu, karena reaksi pembentukan SO 3 adalah
reaksi eksotermis, maka untuk meningkatkan produknya, proses harus dilakukan pada suhu
rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi berlangsung lambat, sehingga ke dalam reaksi perlu
ditambahkan katalis V2O5.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


Sama halnya dengan proses pembuatan amonia, percobaan terus dilakukan untuk memperoleh
kondisi optimum. Berdasarkan berbagai percobaan, kondisi optimum untuk proses pembuatan
asam sulfat dalam skala industri berlangsung pada suhu antara 400°C– 450°C dan tekanan 1 atm.
Hasil yang diperoleh melalui proses ini adalah H2SO4 dengan kadar 97%–99%.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


GLOSARIUM

Azas Le Chatelier : Prinsip yang menyatakan bahwa jika dalam suatu sistem kesetimbangan
mengalami perubahan konsentrasi, suhu, volume, atau tekanan maka sistem
akan
menyesuaikan dirinya untuk meniadakan pengaruh perubahan yang diterapkan
hingga kesetimbangan baru tercapai
Konsentrasi larutan : Besaran yang menunjukkan kepekatan suatu larutan melalui perbandingan
antara
zat terlarut dan pelarut
Proses Haber Bosh : Proses pembuatan gas amonia di industri yang menggunakan bahan baku gas
nitrogen dan gas oksigen dengan katalis besi (Fe)
Proses Kontak : Proses pembuatan asam sulfat di industri dengan menggunakan katalis
vanadium
pentaoksida (V2O5)
Katalis : Zat yang dapat mempercepat terjadinya reaksi tetapi tidak ikut bereaksi
Optimal : Suatu kondisi tertinggi dari suatu proses
Koefisien Reaksi : Angka yang ditulis mendahului rumus kimia zat, yang menyatakan
perbandingan
mol zat yang terlibat dalam reaksi

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F


DAFTAR PUSTAKA

Johari, J.M.C. dan Rachmawati, M, 2006. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta : Esis
Sudarmo, Unggul & Mitayani, Nanik, 2014. Kimia untuk SMA /MA kelas XI. Jakarta : Airlangga
Sudiono, Sri. Dkk. 2007. Kimia Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta.

HAOWRAIDA, ST KIMIA FASE F

You might also like