You are on page 1of 5

Dodi Fazari, AMK

RSUD SALATIGA
Tugas 7 Diagnostik Non Invasif Jantung
Soal
1. Sebutkan persiapan pemeriksaan TEE !
Trans-esophageal echocardiografi adalah prosedur pemeriksaan untuk dapat melihat
struktur dan fungsi jantung dengan menggunakan probe yang dimasukkan melalui tenggorokan.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan transduser serupa endoskopi (seperti "teropong
kamera") melewati mulut sampai ke esophagus untuk mengetahui struktur anatomi dan fungsi
jantung secara lebih jelas. TEE dilakukan pada penderita yang diduga ada kebocoran sekat atau
penyekat jantung bawaan lainnya, kelainan katup jantung dan bila diduga ada gumpalan darah
dalam ruang jantung. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat untuk menentukan diagnosis pada
pasien dengan gambaran echocardiography yang kurang jelas pada pemeriksaan echo
transtorakal. Hampir semua penyakit katup dengan segala penyebab dapat diidentifikasi lebih
jelas menggunakan TEE. Prosedur ini semi invasif dengan risiko rendah dengan menggunakan
transducer frekuensi tinggi dengan menggunakan esophagus dan gaster sebagai jendela untuk
melihat struktur2 jantung yang tidak bisa dengan jelas dilihat dengan trans thoracal
echocardiografi.
Indikasi : Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien dengan kelainan katup, pembuluh darah,
struktur anatomi, kelainan jantung bawaan atau kelainan jantung lainnya. Pendukung untuk
prosedur intervensi non bedah ( misal pemasangan ASO, AMVO), atau evaaluasi penggantian
katup atau repair di kamar operasi.
Kontra Indikasi : TEE dikontraindikasikan pada tumor, striktura, divertikulum, varices
esophagus, takikardi supraventrikuler, laringospasme.
Persiapan sebelum prosedur dilakukan :
a. Pasien diminta untuk puasa 6 jam
b. Sebelum dilakukan prosedur pasien diminta untuk menandatangani informed consent dan
ditanyakan apakah minum obat pengencer darah ( anti coagulan), apabila INR > 2,5 maka
prosedur ditunda.
c. Dilakukan pemasangan jarum infus, gigi palsu dilepaskan (kecuali yang permanen).
d. Dilakukan pemasangan elektroda EKG pada dada pasien untuk merekam aktivitas listrik
jantung pasien selama tindakan.
e. Pemasangan O2 nasal dan saturasi perifer.
f. Diberi obat bius lokal dengan cara disemprot di daerah tenggorokan untuk membuat kebas
dan menekan rangsang muntah. Jika perlu diberikan obat sedasi yang disuntikkan.
Prosedur :
Sebelum prosedur dimulai, pasien dilakukan pemeriksaan Trans Thoracic Echocardiografi
(TTE) terlebih dahulu. Dilakukan monitoring terhadap tekanan darah, nadi, dan EKG. Apabila
pasien gelisah, dapat ditambahkan sedasi ringan seperti midazolam dosis 2-4 mg. Suction dan
perekaman dilakukan.
Sebelum dilakukan introduksi transducer TEE, pasien diminta untuk menundukkan kepala
atau memfleksikan leher dalam posisi dekubitus lateral kiri. 1-2 jari dimasukkan ke dalam
mulut untuk menekan lidah dan menuntun mengarahkan transducer saat akan masuk ke
esophagus. Sebelum dimasukkan, transducer diberikan jelly secukupnya hingga penanda
kedalaman minimal 20-30 cm. Pasien diminta menelan , setelah sampai pada kedalaman 30 cm
alat penahan mulut dipasangkan. Perlu diingat bahwa kerjasama dari pasien sangat diperlukan.
Secara perlahan masukkan transducer kedalam esophagus hingga 30-35 cm. Bila dalam
prosedur introduksi transducer terdapat resistensi jangan paksa mendorong transducer lebih
lanjut. Jika terjadi episode vassovagal atau hipotensi , turunkan ujung kepala meja pemeriksaan
dan berikan sulfas atropine 0,5-1,0 mg iv dan berikan carian intravena bila perlu inotropik.
Lakukan pemeriksaan multiple tiap ruang jantung dan struktur menggunakan berbagai angulasi
mulai 0 derajat – 180 derajat. Ada 3 posisi standard ( basic) dari pemeriksaan ini yaitu mid
esophagus pada kedalaman 25-30 cm, lower esophagus pada kedalaman 35 cm, dan transgastric
pada kedalaman 40 cm.

2. Sebutkan persiapan pemeriksaan Treadmill !


Treadmill test adalah uji latih jantung beban menggunakan elektrokardiografi (EKG) dengan
ban berjalan yang bebannya diatur oleh mesin listrik dan dapat dikendalikan kecepatan maupun
kemiringannya secara terprogram serta hasilnya digunakan untuk tindak lanjut pelayanan bagi
pengguna. Alat treadmill ini dapat dipacu makin cepat dan makin menanjak dan berlaku
evaluasi EKG dan pengukuran tekanan darah tiap 3 menit dengan tujuan untuk mengetahui ada
tidaknya penyakit jantung koroner (PJK) dari gambaran rekaman yang terjadi.
Indikasi Treadmill adalah :
a. Pasien dengan faktor resiko atau keluhan dicurigai penyakit jantung koroner (PJK) yang
memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya penyumbatan/ penyempitan  pembuluh
darah koronernya.
b. Stratifikasi resiko untuk pasien yang sudah diketahui mempunyai penyakit jantung /
riwayat serangan jantung.
c. Evaluasi pasien yang telah mengalami pengobatan, tindakan intervensi  atau tindakan
bedah.
d. Adanya  kecurigaan gangguan irama jantung yang timbul pada aktivitas.
e. Evaluasi tingkat kebugaran.
Sedangkan kontraindikasi Treadmill adalah :
a. Infark Miocard Akut < 5 hari
b. Angina Pektoris stabil
c. Aritmia Ventrikel tidak terkontrol
d. AV blok total tanpa pacu jantung
e. Gagal jantung kongensif
f. Stenosis katup aorta
g. Diseksi aorta
h. Miocarditis / pericarditis
i. Thombophlebitis
j. Infeksi akut
k. gejala emosional yang khas
Peralatan :
a. Satu unit mesin treadmill test
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Trolley Emergency
e. Oksigen portable
f. Kanul oksigen
g. Elektroda EKG
Perlengkapan :
a. Kasa
b. Alkohol
c. Tissue
d. Handrub
e. Tempat tidur ergonomis
f. Formulir pemeriksaan treadmill test
Penjadwalan Tes :
a. Satu jam sebelum tes, pasien harus sudah diruang tes dengan menggunakan pakaian
longgar agar mudah bergerak sewaktu tes.
b. Tidak melakukan kegiatan berat 8 jam sebelum tes
c. Pasien hanya berpuasa 2 jam sebelum tes, tidak merokok, minum kopi atau alkohol
d. Semua obat yang diminum sebelumnya dapat diteruskan kecuali disarankan oleh dokter
untuk dihentikan.
e. Malam sebelum tes – tidur cukup
Pelaksanaan :
a. Pengkajian Data
1) Mengkaji status dan tingkat kecemasan pasien
2) Mengkaji keadaan umum dan kebutuhan pasien
3) Mengukur TB dan BB
4) Menentukan target denyut nadi maksimal tes
b. Perencanaan
1) Berkolaborasi dengan dokter dalam merencanakan metode yang digunakan untuk tes
2) Merencanakan penggunaan tipe tes yang tepat terutama pasien yang tua.
c. Pelaksanaan
1) Persilahkan duduk pasien
2) Tanya apakah pasien sudah pernah / belum dilakukan treadmill
3) Jika belum jelaskan maksud dan tujuan streadmill
4) Anamnese dan lengkapi pengisian format treadmill (termasuk inform concent)
5) Persilahkan pasien berbaring ditempat tidur
6) Bersihkan dada pasien dengan kassa alkohol pada daerah pemasangan electrode
sampai dengan kemerahan
7) Tempelkan 10 elektrode
8) Hubungkan kabel-kabelnya
9) Memasang manset TD (Tekanan Darah)
10) Merekam EKG 12 lead & TD (Tekanan Darah)
11) (supine standing, hyperventilasi)
12) Memberi contoh cara berjalan diatas ban streadmill
13) Mempersiapkan pasien untuk mulai tes (memberitahukan bahwa tiap 3 menit
kecepatan dan ketinggian akan bertambah)
14) Mengakhiri tes sesuai prosedur
15) Recovery selama 6 menit
16) Menyimpulkan hasil tes
17) Melepas elektode dan melepas manset tekanan darah
18) Menjelaskan pasien bahwa tes sudah selesai
19) Merapikan alat
20) Membuat laporan hasil

3. Jelaskan fungsi pemeriksaan Holter monitor !


Monitor Holter merupakan perangkat portable yang dianjurkan oleh dokter ahli jantung
dan dipakai oleh pasien dalam jangka waktu tertentu untuk mengetahui aktivitas listrik
jantung. Perangkat yang berfungsi dengan baterai ini digunakan untuk memeriksa aritmia
(detak jantung tak teratur) atau untuk menentukan apakah tindakan jantung sebelumnya,
termasuk implantasi alat pacu jantung, berhasil.
Jantung seseorang berdetak sekitar 80 kali per menit, namun kenaikan ini bergantung
pada aktivitas yang sedang dilakukan. Misalnya, jika seseorang sedang latihan, detak
jantungnya dapat meningkat hingga 100-120 detakan per menit. Namun, terkadang detak
jantung menjadi tidak teratur, cepat, atau lambat. Dalam beberapa kasus, detakan yang
tidak teratur ini membentuk sebuah pola yang membuatnya menjadi berirama. Keseluruhan
gejala ini menunjukan aritmia. Hal ini biasanya terjadi ketika impuls listrik yang
mengontrol detak jantung tidak berfungsi dengan baik. Saraf yang ada dapat terhalangi,
sehingga menyebabkan keterlambatan dalam aktivitas listrik jantung.
Meski dokter terkadang menganggap aritmia berkala tidaklah berbahaya, aritmia
kronis, berulang, atau konsisten dapat menjadi berbahaya atau mengancam jiwa. Aritmia
dapat menunjukan adanya gagal jantung, serangan jantung, penyakit jantung,
ketidakseimbangan elektrolit, atau luka pada jantung diantaranya.
Untuk memeriksa aktivitas listrik atau kondisi jantung secara umum, dokter ahli
jantung sering menganjurkan EKG (elektrodiogram). EKG merupakan jenis pengujian di
mana bantalan elektroda ditempelkan pada tubuh, terutama pada dada dan anggota badan
(tangan dan kaki). Pasien kemudian akan diminta untuk bernapas (atau menahan napas)
sementara pengujian berlangsung. Mesin yang terhubung ke bantalan elektroda akan
memantau impuls listrik jantung. Biasanya pengujian ini dianggap cukup untuk membuat
diagnosa, namun jika dokter memerlukan informasi lebih lanjut, monitor Holter dapat
digunakan. Data yang diperoleh dari EKG akan dibandingkan dengan informasi yang
dikumpulkan melalui monitor Holter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Monitor Holter dianjurkan jika pasien:
a. Menunjukan gejala aritmia – Selain dari denyut jantung tak teratur, gejala lainnya
adalah pusing, pingsan mendadak, dan kelelahan yang tidak biasa serta kesulitan
bernapas bahkan ketika tidak melakukan aktivitas berat.
b. Mengkonsumsi obat namun gejalanya tidak hilang – Monitor Holter dapat digunakan
untuk memastikan keefektivitasan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
c. Baru saja melakukan bedah jantung – Perangkat dapat menentukan apakah alat pacu
jantung bekerja dengan baik. Perangkat juga dapat menunjukan apakah ada luka pada
jantung.
Penting juga jika EKG tidak memberikan informasi yang memadai karena EKG hanya
digunakan unutk memantau aktivitas jantung selama sekitar satu jam. Penggunaan monitor
Holter bersifat aman, rendah risiko, dan efektif. Monitor Holter biasanya dipakai dalam
waktu 24 hingga 48 jam tergantung pada jumlah informasi yang diperlukan dokter ahli
jantung. Waktu ini juga tergantung pada parahnya kondisi. Hasil biasanya diperoleh setelah
beberapa minggu kecuali jika hasilnya menunjukan adanya kondisi yang mengancam jiwa.

Gambar Holter Monitor

You might also like