You are on page 1of 4

Dodi Fazari, AMK

RSUD SALATIGA
Tugas 4 EKG
Soal
1. Sebutkan kriteria EKG junctional ritme !
Ritme Junctional adalah Irama jantung yang timbul dari atrioventrikular (AV) junction
terjadi sebagai takikardia atau sebagai escape mechanism selama periode bradikardia yang
signifikan dengan derajat yang lebih lambat dari intrinsic junctional pacemaker. Irama
junctional ini ditimbulkan karena supresi nodus SA atau otomatisasi AV junction meningkat.
Aktivitas nodus SA dapat ditekan oleh stimulus vagus, digitalis, penyekat beta, SA blok.
Otomatisasi junction dapat ditingkatkan oleh digitalis, demam rematik, miokarditis, dan infark
miokard.
Sedangkan Irama AV Junction Irama ini dapat terjadi bila AV junction menjadi pace maker
dominan dengan kecepatan denyut impuls 40-60/ menit maka depolarisasi atrial terjadi secara
retrograde sehingga gelombang P menjadi negatif di lead II, III dan aVF sedang depolarisasi
ventrikel normal.

Gambar 1 junctional rhytm


Ciri-cirinya :
a. Irama teratur
b. Frekwensinya 40-60 x/menit
c. Gelombang P bisa tidak ada, bisa terbalik (tidak akan positif)
d. Kompleks QRS normal
e. Jika frekuensinya lebih dari 40x/menit dinamakan slow junctional rhytm.
Terdapat 4 bentuk junctional rhythm P wave” yaitu:
a. Depolarisasi atria terjadi sebelum ventrikel. Gelombang P negative di lead II, PR interval
memendek kurang dari 0,12 detik.
b. Depolarisasi atria dan ventrikel terjadi bersamaan. Gelombang P tersembunyi di dalam
QRS kompleks dan tidak tampak pada EKG.
c. Depolarisasi atrial terjadi sesudah ventrikel. Gelombang P negative di lead II setelah QRS
kompleks.
d. Bila tidak tampak ada gelombang P kemungkinan depolarisasi atria mengalami blok,
depolarisasi ventrikel normal.
Adapun jenis dari irama AV junction antara lain:
a. Takikardia Junctional
Tidak tampak ada gelombang P mungkin karena depolarisasi atria dan ventrikel terjadi
bersamaan atau depolarisasi atria mengalami blok. Terjadi pada digitalis intoksikasi atau
pada infark miokard.
Gambar 2 Takikardia Junctional
Ciri-ciri dari Takikardia Junctional adalah :
Sama dengan junctional rhytm, bedanya frekfensi atau HR pada junctional takikardia lebih
dari 100 x/menit.
b. AV junction dipercepat / Accelerated Junctional
bila HR irama AV junction menjadi lebih dari 60x/menit.

Gambar 3 Accelerated Junctional


Ciri-ciri dari Accelerated Junctional adalah :
Sama dengan junctional rhytm, bedanya frekuensi atau HR pada accelerated junctional
antara 60-100 x/menit.
c. Kontraksi AV Junction Prematur (PJC)
PJC timbul bila ada AV junction mencetuskan impuls sebelum denyut sinus normal terjadi,
atau bisa disebut takikardi Junksional dengan HR 100-170x/menit.

Gambar 4 Junctional Ekstra Sistole


Ciri-cirinya adalah Irama tidak teratur, terdapat premature beat sebelum waktunya, dengan
adanya gel P yang terbalik atau tidak adanya gel P.
d. Wandering Pacemaker
Bila gelombang P yang timbul berturut-turut dipengaruhi oleh lebih dari satu pacemaker.
Fenomena ini disebut Wandering Pacemaker. Disini pacemaker beralih dari nodus SA ke
AV junction.

2. Sebutkan kriteria EKG SVT !


SVT atau Takikardi Supraventrikular merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung,
di mana jantung berdetak lebih cepat dari normal, yang bersumber dari impuls listrik di serambi
jantung atau atrium (ruang di atas bilik jantung atau ventrikel), yaitu nodus AV. Kondisi SVT
terjadi saat impuls listrik yang mengatur detak jantung tidak bekerja secara normal. Akibatnya,
jantung berdetak begitu cepat sehingga otot jantung tidak dapat merenggang di sela-sela
kontraksi. Bila kondisi tersebut terjadi, ventrikel jantung tidak dapat berkontraksi dengan kuat
sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan pasokan darah yang dibutuhkan tubuh, termasuk otak.
Kondisi ini dapat membuat penderita merasa pusing atau pingsan. SVT terjadi ketika jantung
berdetak 150-250 beat per menit (bpm) sedangkan normalnya 60-100 bpm. Gangguan SVT
meliputi aritmia dari atrial fibrillation kronis (AFIB) hingga paroxysmal sinus tachycardia.
Gambar 5 gambaran EKG SVT
Jenis-jenis svt diantaranya yaiyu :
a. Atrioventricular nodal reentrant tachycardia (AVNRT)
AVNRT merupakan jenis SVT yang dapat terjadi di semua usia. Kendati demikian, jenis
SVT ini lebih banyak dialami wanita muda. Saat mengalami AVNRT sel dekat nodus AV
tidak mengirimkan sinyal listrik dengan benar, melainkan membuat sinyal yang melingkar.
Akibatnya, timbul denyut jantung tambahan. Jantung pun berdetak semakin cepat
dibandingkan kondisi normal.
b. Atrioventricular reciprocating tachycardia (AVRT)
AVRT merupakan jenis SVT yang paling banyak ditemukan pada remaja. Umumnya,
sinyal yang dikirim nodus sinus akan berakhir setelah melewati semua ruang di jantung.
Namun saat mengalami kondisi AVRT, sinyal tersebut memutar kembali ke nodus AV
setelah melewati ventrikel. Oleh karena itu, muncul denyut jantung tambahan.
c. Takikardia atrial
Saat mengalami jenis SVT, takikardia atrial, terdapat nodus selain nodus sinus yang
mengirimkan impuls listrik hingga menimbulkan detak jantung tambahan. Kondisi ini
umumnya dialami penderita penyakit jantung atau paru-paru.

3. Sebutkan kelainan EKG yang ditemukan apabila terjadi pada gangguan atrium !
a. Atrial flutter
Atrial flutter merupakan salah satu bentuk takikardi supraventrikuler akibat makro
reentrant sirkuit, paling sering terjadi pada atrium kanan. Rate flutter biasanya 250 - 350
kali per menit. Respons ventrikel ditentukan oleh rasio konduksi AV Node (konduksi 2:1,
3:1, 4:1, atau bervariasi), paling sering atrial flutter dengan konduksi 2:1 yang umumnya
mempunyai rate ventrikel 150 kali per menit, oleh karena itu selalu didiagnosis banding
dengan SVT (supraventricular tachycardia). Atrial flutter dengan konduksi 1:1 biasanya
menyebabkan gangguan hemodinamik dan sering jatuh menjadi fibrilasi ventrikel.
Karakteristik atrial flutter adalah aktivitas atrial cepat dan reguler, rate dapat berkisar 200-
350 kali/menit. Banyak impuls cepat dari AV node saat periode refrakter yang tidak
dikonduksikan ke ventrikel, sehingga rate ventrikel menjadi lambat. Atrial flutter
merupakan takiaritmia dengan makroreentri yang paling sering terjadi di atrium kanan.
Berbeda dengan fibrilasi atrium yang ditopang oleh beberapa wavelet reentrant baik
anatomis maupun fungsional, atrial flutter hanya ditopang oleh satu wavelet reentrant.
Ismus di jaringan atrial berbatasan dengan vena cava inferior ( VCI) dan annulus trikuspid
membentuk critical zone dari sirkuit reentry atrial flutter ke konduksi lambat.
Gambar 6 gambaran EKG atrial Flutter
b. Atrial fibrilasi
Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventrikular yang khas, dengan aktivasi atrium yang
tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium. Pada
elektrokardiogram (EKG), ciri dari FA adalah tiadanya konsistensi gelombang P, yang
digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi) yang bervariasi amplitudo, bentuk dan
durasinya. Pada fungsi NAV yang normal, FA biasanya disusul oleh respons ventrikel yang
juga ireguler, dan seringkali cepat.
Ciri-ciri FA pada gambaran EKG umumnya sebagai berikut:
1) EKG permukaan menunjukkan pola interval RR yang ireguler
2) Tidak dijumpainya gelombang P yang jelas pada EKG permukaan. Kadang-kadang
dapat terlihat aktivitas atrium yang ireguler pada beberapa sadapan EKG, paling sering
pada sadapan V1.
3) Interval antara dua gelombang aktivasi atrium tersebut biasanya bervariasi, umumnya
kecepatannya melebihi 450x/ menit.

Gambar 7 gambaran EKG atrial fibrilasi

You might also like