You are on page 1of 4

MEMANFAATKAN POTENSI EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI

PANDEMIC RECOVERY

Virus covid-19 yang telah menyebar di paruh waktu tahun 2020 kemarin telah
menyebarkan beberapa dampak yang sangat besar bagi Indonesia. Tidak hanya
berdampak besar bagi bangsa dan negara Indonesia, virus covid-19 tersebut telah
menyebabkan dampak yang sangat besar bagi Indonesia. Virus covid-19 telah
menyebabkan dampak yang besar bagi segala bidang, baik dar segi perekonomian,
pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Tidak masyarakat dari golongan
rendah saja yang merasakan dampak dari covid-19 tersebut, masyarakat dari golongan
menengah keatas sampai ke para pejabat negara pun juga ikut merasakan dari covid-19
tersebut. Maka dari itu ada pembuatan vaksin untuk menangani virus covid-19,
vaksinasi pertama dilakukan oleh negara Inggris Raya pada tanggal 8 Desember 2020,
yang di lanjutkan oleh United Emirates Arab di tanggal 14 Desember 2020, Amerika
dan Kanada juga melakukan vaksinasi di tanggal yang sama dengan United Emirates
Arab, yang akhirnya diikuti oleh negara negara lainnya. Di indonesia sendiri
perencanaan vaksinasi, pemerintah menargetkan 181.554.465 penduduk Indonesia yang
berusia di atas 18 tahun dapat selesai divaksin secara bertahap sebelum akhir tahun
2021.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q-1 mengalami pertumbuhan sebesar 3%, namun
pada Q- 2 mengalami kontraksi sebesar -5,3% (Kemenkeu, 2020). Pertumbuhan
ekonomi pada Q-2 tahun 2020 terkontraksi sebagai akibat dampak kebijakan restriksi
(PSBB) yang ketat dalam upaya mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Pembatasan
kegiatan yang dilakukan telah menghentikan aktivitas ekonomi masyarakat dan
menghambat aktivitas produksi serta distribusi barang. Kegiatan ekonomi yang dibatasi,
tidak hanya pada kegiatan di dalam negeri saja, namun juga kegiatan ekonomi yang
berhubungan dengan luar negeri (ekspor dan impor). Hal tersebut menyebabkan
penurunan kinerja ekonomi yang diindikasikan dengan melambatnya pertumbuhan
ekonomi atau bahkan terjadinya pelemahan (kontraksi) ekonomi. Penurunan kinerja
ekonomi yang tidak direspon melalui kebijakan oleh pemerintah secara cepat dan
cermat, maka akan mengakibatkan perekonomian negara mengalami resesi ekonomi,
bahkan depresi ekonomi. Terminologi resesi dalam teori ekonomi konjungtur yakni
penurunan aktivitas ekonomi yang terjadi diatas pertumbuhan yang normal (Alvin,
1951). Dari aspek makroekonomi, resesi berarti suatu periode dimana Product Domestic
Bruto (PDB) menurun pada saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif.

Resesi dapat menyebabkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi,
seperti: lapangan kerja, investasi, maupun keuntungan perusahaan (Sihono, 2008).
Secara kualitatif hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan (demand side) yang
berkaitkan dengan terhentinya permintaan dari sisi konsumen sebagai akibat
pembatasan sosial (kebijakan lockdown maupun PSBB), sehingga mengurangi semua
aktivitas ekonomi. Sedangkan, dari sisi penawaran (supply side) terjadi perlambatan
produksi karena pasokan bahan baku terhambat akibat karantina wilayah. Hal tersebut
menyebabkan ketimpangan antara supply and demand, sehingga mengganggu market
equilibrium untuk pertumbuhan ekonomi.

Konsep siklus ekonomi dalam model pertumbuhan dan resesi menurut Schumpeter
(1934), ada dua fase pada model, yaitu: above dan below. Ketika implementasi sistem
dan regulasi disesuaikan dengan kepercayaan konsumen yang tinggi, maka ekonomi
akan mengalami pertumbuhan (upswing phase). Namun sebaliknya, ketika masa sulit,
maka resesi ekonomi menjadi tidak dapat dihindari ketika garis mengarah turun menuju
kebawah inflection point. Garis equilibrium menunjukkan periode awal dan berfungsi
sebagai tolak ukur pertumbuhan dan penurunan (kontraksi) ekonomi. Pemerintah
sebagai regulator akan mengalami kesulitan dalam menciptakan iklim positif untuk
menstimulasi aktivitas pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Ketika kondisi semakin
memburuk, maka depresi ekonomi semakin terbuka atau dapat dideskripsikan sebagai
kegagalan ekonomi atau kebangkrutan ekonomi suatu negara.

Pandemi Covid-19 menimbulkan ketidakpastian arah pertumbuhan ekonomi, baik


global maupun domestik. Ketidakpastian tersebut memiliki risiko yang sangat tinggi.
Namun, apabila tidak diambil kebijakan yang responsif dan cermat, maka akan
berdampak pada resesi atau masuk ke fase depresi ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan
kebijakan yang responsif dan upaya penanganan yang luar biasa untuk memitigasi
dampak distortif pada aspek kesehatan, sosial, serta ekonomi. Menurut teori siklus
bisnis, opsi kebijakan makroekonomi yang dapat dilakukan untuk mengatasi instabilitas
ekonomi pada fase resesi yakni kebijakan procyclical dan kebijakan countercyclical
(Karminsky et al., 2004). Kebijakan procyclical merupakan kebijakan yang mengikuti
arus siklus bisnis, berarti pada saat resesi pemerintah menerapkan kebijakan
kontraksioner berupa pengetatan fiskal dan moneter. Sedangkan, kebijakan
countercylical merupakan kebijakan yang melawan arus siklus bisnis, yakni pada saat
resesi pemerintah menerapkan kebijakan ekspansif berupa pelonggaran fiskal dan
moneter.

Pada kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami kontraksi di Q-2, kebijakan


responsif yang tepat diambil oleh pemerintah Indonesia adalah kebijakan
countercyclical dengan melakukan pelonggaran fiskal dan moneter untuk memacu
pertumbuhan ekonomi yang sudah terkontraksi sebagai akibat dampak pandemi Covid-
19. Kebijakan countercyclical untuk pemulihan ekonomi nasional diterapkan melalui
skenario pemulihan masa pandemi Covid-19 dan skenario pemulihan masa new normal.
Tujuan utama kebijakan tersebut yakni memacu pertumbuhan ekonomi yang mengalami
stagnasi atau kontraksi.

Skenario Pemulihan Masa Pandemi Covid-19.

Perekonomian Indonesia mengalami high pressure selama tahun 2020 akibat pandemi
Covid-19.

Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan tentang opini memanfaatkan potensi
ekonomi yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu strategi untuk Pandemic Recovery.

Sekian, terimakasih

Sumber :

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/28/133000465/daftar-29-negara-yang-
telah-memulai-vaksinasi-covid-19-mana-saja-
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/ekonomi-dunia-di-masa-pandemi-
covid-19-dari-dampak-hingga-proyeksi-pertumbuhan-2021-2022

Link line ekonomi

https://timeline.line.me/post/_dXPPiP58F03xGgUbePOLkHAwXB8FbjEi6R3zNwc/11
63038364302073114

You might also like