Professional Documents
Culture Documents
Makalah Aik 4
Makalah Aik 4
Disusun oleh:
I Putu Budayana (21910005)
Fitri Rohmatul innayah (21910010)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah AIK IV ini dengan tepat waktu. Dalam
menulis makalah ini, tidak sedikit masalah dan rintangan yang dihadapi oleh
penulis, namun berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
walaupun dengan banyak kekurangan. Terima kasih yang sebesar-besarnya
penulis ucapkan kepada Bapak SUJINO, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing mata
kuliah AIK IV yang telah banyak membimbing penulis dalam pembuatan makalah
ini. Terimah kasih yang sebesar-besarnya juga kami ucapkan kepada berbagai
pihak yang tidak bisa penulis ucapkan satu-persatu. Akhir kata penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan perbaikan dalam
menyusun makalah kedepannya, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan masalah..........................................................................................2
1.4. Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an dan Iptek...............................................3
2.2 Bukti-bukti Ilmiah kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang kesehatan..........7
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan masalah
a. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an dan Sunnah terhadap ilmu
kesehatan
b. Untuk mengetahui hubungan antara Al-Qur’an dengan IPTEK
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain:
a. Memberikan tambahan ilmu kepada penulis dan pembaca tentang
Al-Qur’an dan Assunnah Sebagai Sumber Ilmu
b. Dengan adanya makalah inidapat memperkuat kebenaran Al-Qur’an
dan Assunnah Sebagai Sumber Ilmu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
manusia tidak saja untuk kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan
kehidupan di dunia.
Ilmu pengetahuan adalah salah satu sarana manusia untuk menuju
kehidupan di dunia lebih baik.Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun tak luput
memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan
bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari 6000-
an ayat Al- Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk
memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti;
"apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?",
"Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?". Sering
pula di akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab".Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk
mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal
yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-
10 Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu
pengetahuan yang berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar,
melihat, memperhatikan,merenungkan,dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode yang
berguna bagi kehidupan manusia.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi
kegelapan Ilmu. Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk
pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah
mengembangkan berbagai metode pembedahan manusia, dialah sang bapak
4
kedokteran modern.Karya monumentalnya, Alqanun fi At Tib (yang
diterjemahkan ke Eropa menjadi CANON), menjadi rujukan utama dunia
kedoktekan sampai abad ke 19.
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma? Al-
goritma merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan
lainnya, Ibnu Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd menjadi Averoes. Dan
masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia Islam pada masa itu
seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air,
piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas
pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an, membaca
Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya Al-Qur’an,
sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat menjadi tenang
hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan untuk sekedar
menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak lain
disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam tehadap
bahasa Al- Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al
qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-
syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai
pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan
penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah,
5
kecuali dari masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan
kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada akhirnya
menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai
bentuknyayang terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula
ayat-ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran,
penalaran, dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan oleh ayat-ayat yang
menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain :
1. Subjektivitas
a. suka dan tidak suka (baca antara lain, QS 43:78 ; 7:79)
b. taqlid atau mengikuti tanpa alasan (baca antara lain, QS 33:67
; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan (baca antara lain, QS
10:36).
3. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan atau kesimpulan (baca
antara lain QS 21:37).
4. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca
antara lain QS 7:146).
Di samping itu, terdapat tuntutan tuntutan antara lain :
1. Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan (QS 17:36),
dalam arti tidak menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah
mengetahui dulu persoalan (baca antara lain QS 36:17), atau
menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
2. Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun dalam
dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan. Ayat- ayat semacam inilah
yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang telah melahirkan
pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin
ilmu. “tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab akidah (agama)
menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak
menetapkan suatu ketetapan yang menghalangi umatnya untuk
menggunakan akalnya atau membatasinya menambah pengetahuan
6
selama dan dimana saja ia kehendaki. Dan inilah korelasi pertama dan
utama antara Al qur’an dan ilmu pengetahuan. Sedangkan Korelasi
kedua dapat ditemukan pada isyarat-isyarat ilmiah yang tersebar dalam
sekian banyak ayat Al qur’an yang berbicara tentang alam raya
danfenomenanya. Isyarat-isyarat tersebut sebagian nya telah diketahui
oleh masyarakat arab ketika itu. Namun apa yang mereka ketahui itu
masih sangat terbatas dalam perinciannya.
7
penjelasan yang tegas”, maka turunlah ayat tentang khamar dalam al-
Qur’an. Firman Allah Swt.:
ُفii َ ْن ُو ِح ْل، iاiَِّال ُ ْديِرُياََّنiiُنطيَش
ْ ي َ َ ُِر ْسيَ ْمالَو ُرْ َْماِل اََّنَِّا ْآ ُو نَما َّ ْنيِ َّذالاَ ُّه يَاiاَصْ نَاَل َو
ِ ْجر ُ َم ْلَزَاَل َ ُو ب ِةولَّصال ِنَ َعو ِ ِنطيَّشال لَ َمع ْنِم ٌس ْ ت ْ ُم َّكلَ َعل ُ ْه ُو بِنَ ْتجاَف
َ َغ بالَو َةَواَدَعال ُ ُم َك ْنiiض
ي ْ ِف َءَآ ِ ِرْ َماِلiُصيَو ِِر ْسيَ ْمالَو َ لاَّل ِ رْ ِك ْذنَع ْ ُم َّكد
ْ َت نَا ْلَهَ ف َ ْن ُوه
ت نُّم ْ ب َِع ْق ُو ي ْنَا ْ ُم
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan
keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu
agar kamu mendapatkan keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu
bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan sembahyang, maka berhentilah kamu dari mengerjakan
perbuatan itu”. (Q.S. Al- Maidah: 90-91).
ق ت ََل ْا ُو نَ َما
َ ْت نَاَو َةولَّصال ْا ُو بَر ْ ق تاَم ْا ُو َم ْل َع ت َّتََّح ىَراَ ُكس ْ ُم
َ َ ن ُو ْل ُو
َ َ َ ْنيِ َّذالَهُّ يَا
ب
فiiم َةَقَلَعْال اَ ْنقَلَ َخiض ُ ع َةَ ْغi ًام ِظi َكفiَمظعْال َ ْنَ َو َس
ُ ف ًةَ ْغiiَ ْمال اَ ْنقَلَخiض ِ ً َْم ِل
اَّل
ْحا ُ ل َك ُ ُ ُ ْ َأ ْ َ ْ ً
َ ب تَ فَ َرخااقلخ ُهن شنَا َّث انَس ُ ُ ْ ُّ ْ
َ ًةَقَلَ َعةَفطنالانقَلخ َّث َرا
َ َ َ
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang-belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
8
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS. AlMu’minuun: 14)
9
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Al Qur’an sebagai kitab suci ummat Islam, seringkali diragukan dalam
hal keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi suatu
tantangan tersendiri bagi ummat islam untuk menelaah lebih jauh kandungan
dan isi dari kitabnya tersebut. Sebenarnya, bila kita telaah ayat per ayat dalam
Al Qur’an, keraguan akan keabsahan dan kualitas materi kitab ini bisa
terjawab dengan mudah. Maka, hanya orang-orang yang mengamati dan
memperhatikan Al Qur’an dengan cermatlah, yang akan mendapatkan tanda-
tanda kebesaran Allah SWT dan kebenaran Al Qur’an pada setiap penemuan
ilmiah yang diperoleh oleh manusia. Al Qur’an menganjurkan manusia untuk
mencari ilmu pengetahuan yang terdapat di langit dan bumi. Namun tentulah
hal tiu jangan sampai menyimpang dari apa yang telah digariskan dan
dibatasi oleh Allah SWT sebagaimana tetera dalam Al Qur’an. Beberapa
bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang alam yang telah
dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa kandungan
Al Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah benar apa adanya.
Maka, sebaiknya mulai saat ini seluruh umat islam dan seluruh kamu ilmuan
sadar, bahwa kandungan Al Quran tentang ilmu pengetahuan tidak dapat
diragukan lagi. Damn tentulah hal ini ditujukan pada, penguatan akan adanya
pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada lain adalah Allah SWT.
3.2 Saran
Makalah “Intererrelasi dan Bukti Kebenaran Al-Qur’an dan Ipteks
”. Meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengambil
manfaat dan ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan
yang saya tuliskan, karena saya hanyalah manusia yang adalah tempat salah
dan dosa, dan saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi
untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Dengan
selesainya makalah ini kami berharap dapat mendekatkan diri kepada sang
11
Khalik sebagai rasa syukur kita terhadap belas kasihnya yang telah mengutus
orang pilihan-Nya kepada kita, dan tak lupa kami sebagai manusia yang tak
luput dari salah tentunya meminta maaf atas ketidaksempurnaan penyusunan
makalah ini karena kami sadar kita masih dalam tahap belajar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’anul Karim
Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti
Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. h. 17.
H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. h.
125.
13