Professional Documents
Culture Documents
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum kimia bahan dengan baik. Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Kimia Bahan Alam Sekolah
Tinggi Ilmu Farmasi Riau.
Diharapkan dengan disusunnya laporan hasil praktikum ini dapat menjadi media
pembelajaran bagi mahasiswa sekaligus menjadi acuan untuk menambah informasi dalam
bidang kajian ilmu kimia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah memberi dukungan serta bantuan, baik secara moril dan materi sejak
dimulai praktikum hingga tersusunnya laporan, yaitu antara lain:
1. Allah SWT atas segala nikmat, karunia serta kemudahan yang diberikan sehingga
laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
2. Kedua orang tua atas segala kasih sayang serta dukungannya.
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia Bahan Alam terkhususnya Bapak apt. Enda Mora,
M.Si yang telah memberikan ilmu serta bimbingan selama Praktikum Kimia Bahan Alam I.
4. Asisten praktikum Kimia Bahan Alam yang telah mendampingi dan membimbing
selama praktikum. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan
penulisan maupun kajian ilmiah di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis dalam menambah ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada kali ini kegiatan KBA yang kami laksanakan yaitu di Taman Hutan Raya
Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH). Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura
SSH) merupakan kawasan pelestarian alam yang ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 348/Kpts-II/1999 tanggal 26 Mei
1999 seluas 6.172 Ha. Kawasan Tahura SSH meliputi 3 kabupaten/kota yaitu
Kabupaten Kampar seluas 3.041,81 Ha, Kabupaten Siak seluas 2.323,33 Ha dan Kota
Pekanbaru seluas 806,86 Ha. Kawasan Tahura SSH juga merupakan objek wisata alam.
Untuk mencapai kawasan tersebut dapat ditempuh dari ibu kota Provinsi Riau,
Pekanbaru menuju Minas dengan jarak 25 km dan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Tahura SSH memiliki keragaman jenis flora yang cukup tinggi.
Keanekaragaman jenis Tahura SSH sangat mewakili suatu kondisi hutan dengan tipe
hutan hujan dataran rendah. Tercatat ± 127 jenis flora yang merupakan tumbuhan asli
hutan Tahura SSH yang didominasi dari family Dipterocarpaceae, Lauraceae,
Euphorpeaceae, Anacardiaceae, Guttiferae, Sapotaceae, Myrtaceae dll.
Keunggulan dari Tahura Sultan Syarif Hasyim diantaranya adalah:
1. Kawasan Tahura SSH merupakan lokasi wisata yang sangat strategis karena dekat
dengan Ibukota Provinsi. Untuk mencapai kawasan tersebut dapat ditempuh
dengan route Pekanbaru – Minas dengan jarak 25 Km dari Kota Pekanbaru
dengan waktu tempuh perjalanan ± 30 menit.
2. Potensi keenekaragaman flora dan fauna cukup besar.
3. Bentang alamnya memungkinkan untuk dikembangkan bagi berbagai kegiatan
wisata/rekreasi (seperti taman safari dan dunia fantasi).
4. Berfungsi sebagai paru-paru Kota Pekanbaru (karena dikelilingi oleh
pertumbuhan kota).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah terkait laporan akhir Kimia Bahan Alam ialah sebagai
berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah skrining fitokimia senyawa alkaloid, flavonoid,
fenolik, saponin, terpenoid, dan steroid?
2. Bagaimana jalur biosintesis senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin,
terpenoid, dan steroid?
3. Bagaimana reaksi-reaksi dalam senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin,
terpenoid, dan steroid?
D. Saponin
1. Sisa lapisan air di kocok
2. Jika ada busa yang bertahan selama 1-3 menit maka positif saponin
NO NO
SPESIES NAMA HASIL FITOKIMIA
SPESIES
No.
No Nama Spesies Hasil
spesimen
1. Sp. 32 Solanum rugosum 41,53%
2. Sp. 15 Faramea guianensis 20,22%
3. Sp. 6 Blepharocalyx salicifolius 18,88%
Perhitungan
DPPH + VIT C
= 0,2148
METANOL + DPPH
= 0,8378
METANOL
= 0,0431
A kontrol
= Ʃ DPPH – Ʃ METANOL
= 0,8378 – 0,0431
= 0,7947
A Kontrol− A Sampel
% Inhibisi = x 100 %
A Kontrol
0,7947−0,6446
= x 100 %
0,7947
= 18,88 %
A Kontrol− A Sampel
% Inhibisi = x 100 %
A Kontrol
0,7947−0,634
= x 100 %
0,7947
= 20,22 %
A Kontrol− A Sampel
% Inhibisi = x 100 %
A Kontrol
0,7947−0,4646
= x 100 %
0,7947
= 41,53 %
3.3 Pembahasan
Pada pratikum Kimia Bahan Alam I kali ini, kami melakukan kuliah lapangan dimana
kegiatan ini merupakan suatu kegiatan kunjungan ke Taman Hutan Raya Sultan Syarif
Hasim yang bertempat di Minas.Kuliah lapangan ini dilaksanakan di Taman Hutan Raya
Sultan Syarif Hasyim (SSH). Dimana dari praktikum yang telah dilaksanakan, kami
melakukan skrinning fitokimia terhadap sampel tumbuhan yang telah diambil pada hutan.
Skrining fitokimia merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
Proses skrining kimia yang dilakukan meliputi alkaloid, terpenoid, steroid, fenolik,
saponin dan flavonoid. Proses skrining fitokimia ini harus dilakukan dengan baik dan
benar agar mendapatkan hasil yang baik dan akurat serta sesuai ketentuan.Sampel yang
telah didapatkan di tahura sebelum dilakukan uji skrinning fitokimianya, perlu dilakukan
preparasi terhadap sampel tersebut. Ketika sampel sudah di preparasi, hal ini dapat
menjaga ketahanan sampel dari adanya mikroorganisme termasuk jamur, sehingga tidak
mengganggu senyawa yang ada dalam sampel yang nantinya akan dilakukan skrinning
fitokimia.
Uji skrining yang dilakukan pertama adalah uji alkaloid dilakukan dengan
mengerus sampel segar yang telah di preparasi menggunakan pasir, tujuannya untuk
pasir adalah sampel tumbuhan tersebut harus terlebih dahulu dipotong menjadi bagian
bagian yang lebih kecil .Kemudian setelah halus di tambahakan pereaksi kloroform :
untuk memutuskan ikatan antara asam tannin dan alkaloid yang terikat secara ionik,
dimana atom N dari alkaloid berikatan stabil dengan gugus hidroksil genolik dari asam
dipipet hasil penggerusan dengan pipet tetes dan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
akan terbentuk dua lapisan, pada lapisan bawah terdiri atas kloroform sedangkan pada
lapisan atas terdiri atas metabolit sekunder alkaloid dengan ammoniak ini dapat terjadi
Setelah diekstraksi, larutan ini disaring dengan kapas menggunakan pipet tetes
lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi bersih dan larutannya ditambahkan asam sulfat
.Penambahan asam sulfat ini berfungsi untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam
alkaloid agar dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi logam berat yaitu spesifi untuk
alkaloid yang menghasilkan kompleks garam anorganik yang tidak laru sehingg terpisah
melarutkan senyawa-senyawa pada tiap-tiap lapisan secara tepat dan sempurna. Lapisan
atas (lapisan atas sulfat) dipipet ke dalam tabung reaksi baru, lalu diuji dengan pereaksi
meyer (kalium tetraiodo merkurat) jika terbentuk endapan putih ataupun kabut putih hal
itu menandakan bahwa sampel tanaman tersebut positif alkaloid.Reagen meyer akan
membentuk endapan putih yang diduga sampel tersebut mengandung metabolit sekunder
berupa alkaloid. Endapan putih terjadi dikarenakan nitrogen pada alkaloid bereaksi
dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat (II) membentuk kompleks kalium-
rugosum (3+).
senyawa polar maupun non polar sehingga sangat bai mengekstrak senyawa metabolit
sekunder yang terkandung pada sampel yang digunakan lalu di maserasi dengan tujuan
mengekstrak zat aktif yang mudah larut dalam cairan pengekstrak dan dapat
mengentalkan ekstrak yang akan digunakan.Setelah itu pipet hasil ekstrak ke tabung
reaksi lain dan beri label. Tambahkan kloroform : aquadest, aduk hingga terbentuk dua
lapisan. Lapisan atas (air) untuk uji flavonoid, fenolik, saponin, lapisan bawah
Uji kedua yang dilakukan adalah uji flavonoid. Adapun cara mengidentifikasi
senuawa flavonoid, yaitu ambil 2-3 tetes lapisan atas (air), lalu teteskan ke plat tetes
Tambahkan logam Mg lalu tambahkan 1-2 tetes HCl pekat,Apabila terbentuk warna
oren-merah, maka sampel dinyatakan positif flavonoid. Flavonoid ini larut dalam etanol
karena bersifat polar. Setelah penambahan logam Mg, terbentuknya warna jingga atau
merah adanya kandungan flavonoid akibat terjadinya reduksi oleh HCl dan magnesium.
Pada ekstrak etanol sampel terjadi perubahan warna jingga. Hal tersebut menunjukan
logam Mg dan HCl adalah untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat dalam struktur
flavonoid sehingga terbentuk garam flavilium berwarna merah atau jingga. Adapun
tumbuhan yang mengandung flavonoid pada sampel yang kami kumpulkan adalah
Uji identifikasi yang ketiga adalah uji identifikasi fenolik. Fenolik memiliki
cincin aromatik satu atau lebih gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama
berdasarkan nama senyawa induknya, yaitu fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki
penggolongannya, senyawa fenolik ini terbagi menjadi 5 yaitu, fenolik sederhana, fenil
propanoid, lignan, asam ferulat, dan etil ferulat. Metabolit feniolik merupakan molekul
aromatic, sederhana bersifat asam lemah dengan suatu gugus hidroksi melekat pada suatu
cincin aromatic. Fenonik juga berperan dalam warna bunga, rasa dan bau dari tanaman.
Cara mengidentifikasi senyawa fenolik, yaitu ambil 2-3 tetes lapisan atas ke plat
tetes. Lalu, tambahkan 1-2 tetes FeCl3 Bila terbentuk warna biru gelap yang tetap atau
saat penetesan, maka sampel dinyatakan positif fenolik. Fenol memiliki kemampuan
membentuk senyawa kelat dengan logam, mudah teroksidasi dan membentuk polimer
yang menimbulkan warna gelap. Timbulnya warna gelap pada bagian tumbuhan yang
terpotong atau mati disebabkan oleh reaksi ini, hal ini sekaligus menghambat
fenol, karena FeCl3 mempunyai kemampuan untuk beraksi dengan fenol dan tidak
beraksi dengan alkohol alifatik. Adanya reaksi ditandai dengan melihat perubahan warna
sesaat setelah dicampurkan. Adapun sampel tanaman kami yang positif fenolik adalah
pumila.
yang dimana membentuk sabun dengan larutan berair. Saponin memiliki gugus steroid
sebagai gugus nonpolar dan gugus glikosil sebagai gugus polar. Kedua gugus tersebut
akan menghasilkan misel dengan air yang berbusa bila dikocok kuat. Busa yang timbul
(hidrofilik) dan senyawa yang larut dalam pelarut nonpolar (hidrofobik) sebagai
dalam air yang menghasilkan ketinggian busa 1-3 cm .Saponin merupakan suatu
glikosida yang memiliki aglikon berupa sapogenin. Saponin dapat menurunkan tegangan
permukaan air, sehingga akan mengakibatkan terbentuknya buih pada permukaan air
setelah dikocok.Adapun sampel tanaman kami yang positif saponin hanya satu tanaman
yaitu,Petrea volublios L.
Pada uji selanjutnya,bagian sampel yang dipakai adalah bagian kloroform yang
dihasilkan tadi,namun disaring dengan norit kembali.Uji identifikasi kelima adalah uji
kebanyakan tumbuhan dan bunga. Masukkan sedikit kapas kedalam ujung pipet tetes,
masukkan norit 2 cm, setelah itu masukkan lapisan bawah (kloroform), siapkan 3 lubang
pada plat tetes untuk pengujian steroid dan terpenoid, tunggu hingga lapisan bawah
menetes melewati norit dan kapas, masukkan 1-2 tetes ke masing-masing lubang, tunggu
sampai cairan kering, setelah itu, lubang pertama di teteskan H2SO4, lubang kedua di
teteskan Asam Asetat Anhidrat, dan lubang ketiga di teteskan campuran H2SO4 dan
Asam Asetat Anhidrat, apabila terbentuk warna biru, maka sampel positif steroid, apabila
Tujuan penambahan H2SO4 ini untuk memutuskan ikatan gula pada senyawa.
Jika ikatan gula terlepas maka adanya steroid-terpenoid bebas pada sampel akan ditandai
dengan adanya cincin yang berwarna merah. Uji ini didasarkan pada kemampuan
senyawa terpenoid dan steroid membentuk warna oleh H2SO4 pekat dan pada pelarut
asetat glasial yang membentuk warna jingga. Senyawa terpenoid memiliki struktur siklik
yang bisa berikatan dengan alkohol. Hal ini terlihat dari perubahan warna yang terjadi
setelah penambahan asam sulfat pekat, yaitu warna jingga. Rumus molekul terpen adalah
(C5H8)n. Terpenoid disebut jugadengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka
karbonnya sama seperti senyawaisopren. Secara struktur kimia terenoid merupakan
penggabungan dari unit isoprena, dapatberupa rantai terbuka atau siklik, dapat
Selanjutnya uji yang terakhir adalah uji Steroid. Steroid merupakan senyawa
metabolit sekunder dengan berbagai fungsi biologis yang penting dan tersebar luas baik
dalam jaringan tumbuhan maupun hewan. Steroid memainkan peran penting dalam
fungsi organ seksual dan perbedaan fungsi biologis lainnya antara jenis kelamin.
Steroid pada tanaman telah menunjukkan efek penurun kolesterol dan anti kanker.
Uji fitokimia ekstrak etanol sampel menunjukan hasil positif terbentuknya warna merah
kecoklatan untuk uji terpenoid dan hijau-biru untuk uji steroid. Asam sulfat dengan
pelarut asam asetat glasial berfungsi untuk memprotonasi gugus hidroksi pada steroid
atau terpenoid yang akan membentuk warna biru kehijauan. Steroid pada tumbuhan ada
yang memilki fungsi untuk menghambat penuaan daun sehingga daun tidak cepat
gugur,sedangkan steroid pada hewan umumnya dijumpai dalam bentuk hormone yang
kesalahan dalam menginterpretasikan hasil dari percobaan oleh pratikan sehingga dapat
terjadi karena warna yang gelap menyebabkan penuaan warna pada hasil yang
sampel sehingga warnanya bisa saja berubah dan membuat praktikan salah dalam
menginterpretasikan hasil yang diperoleh sehingga bisa saja hasil tersebut adalah hasil
positif palsu atau negative palsu.Maka dari itu,perlu ketelitian dan keterampilan dalam
melakukan uji skrinning fitokimia agar hasil yang didapatkan bisa dipastikan kebenaran
dan keakuratannya.
BAB IV