Professional Documents
Culture Documents
1891 5304 1 PB
1891 5304 1 PB
Manajemen Aktivitas Fisik dan Kepatuhan Minum Obat untuk Mencegah Terjadinya
Hipertensi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II
Gracilaria Puspa Sari, Marek Samekto, M. Sakundarno Adi
Self Efficacy dan Self Motivation Kader dalam Melakukan Active Case Finding untuk
Menurunkan Epidemi Tuberculosis dalam Mewujudkan Target SDGs 2030
Lenci Aryani, Sri Handayani
Efektivitas Penggunaan Kartu Menuju Sehat Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja
Puskesmas Cepiring Kabupaten Kendal
Sylvia Anjani
Ketua Penyunting
Nurjanah, SKM, M.Kes
Penyunting Pelaksana
Ratih Pramitasari, SKM, MPH
Fitria Wulandari, SKM, M.Kes
Tiara Fani, SKM, M.Kes
Penelaah
Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt., MS, Ph.D.
Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes
Dr. M.G. Catur Yuantari, SKM, M.Kes
Dr. Drs. Slamet Isworo M.Kes
Enny Rachmani SKM, M.Kom
Eti Rimawati, SKM, M.Kes
Suharyo, SKM, M.Kes
Pelaksana TU
Sylvia Anjani, SKM, M.Kes
DAFTAR ISI
Manajemen Aktivitas Fisik dan Kepatuhan Minum Obat untuk Mencegah Terjadinya
Hipertensi pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II
Gracilaria Puspa Sari, Marek Samekto, M. Sakundarno Adi.................................................... 1-8
Self Efficacy dan Self Motivation Kader dalam Melakukan Active Case Finding untuk
Menurunkan Epidemi Tuberculosis dalam Mewujudkan Target SDGs 2030
Lenci Aryani, Sri Handayani.................................................................................................... 30-37
Efektivitas Penggunaan Kartu Menuju Sehat Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja
Puskesmas Cepiring Kabupaten Kendal
Sylvia Anjani........................................................................................................................... 53-58
AbstrAct
Implementation of inappropriate ergonomics in worker can cause health problems. Muscu-
loskeletal Disorders (MSDs) is one of the health problems that often occur due to improper
application of ergonomics. Every step in this beverage factory mostly has the potential for
ergonomic risk. This research is a quantitative research with cross sectional study design. The
total sample size of 309 has been systematic randomly selected from each department with
proportional to size of the population. Data collection tools using BRIEFTM Survey and analyze
the data with STATA. BRIEFTM igured the risk associated with posture, force, duration and in-
cidence frequency of nine areas of the body. The results showed the prevalence of ergonomic
risk occurring on the left and right sides of the elbows (73.14%). The prevalence of middle
ergonomic risk on the left side and wrist is 55.99% and right side 55.02% then the left side of
the shoulder is 77.02% and the right side 63.11% after being behind is 55.02%. Suggestions
for the company should perform particular program about the proper ergonomic position and
working order in each department at the beverage factory.
16
Faktor Risiko Ergonomi pada Karyawan di Pabrik...Ratih Pramitasari, Wongsa Laohasiriwong
17
VisiKes Jurnal Kesehatan Masyarakat - Vol. 16 No. 1 April 2017
tersebut mengidentiikasi stres isik, yang Sebanyak 309 pekerja secara sistematis
meliputi getaran, suhu rendah, kompresi ja- terdaftar dari 3 bagian yaitu bagian admin-
ringan lunak, tekanan benturan dan masalah istrasi, produksi dan distribusi di sebuah
sarung tangan. pabrik minuman. Semua sampel dikonirma-
Hasil penelitian dimasukkan kedalam ex- si melalui riwayat kesehatan karyawan yang
cel dan dipindahkan ke STATA (Versi 13, ada sehingga mereka tidak memiliki penyakit
Stata Corporation, College Station TX) untuk tulang atau kelainan tulang sebelum pengum-
dianalisis. Data kategori dipaparkan dalam pulan data. Karakteristik sosio demograi re-
bentuk jumlah dan persentase, kemudian sponden dirangkum dalam Tabel 1. Sebagian
mean, standar deviasi, median dan range besar berasal dari bagian distribusi (53,72%)
(minimum: maksimum) untuk menggambar- diikuti oleh produksi (40,13%) dan adminis-
kan variabel kontinu. trasi (6,15%). Hampir semua responden la-
HASIL ki-laki (98,71%). Usia rata-rata mereka ada-
18
Faktor Risiko Ergonomi pada Karyawan di Pabrik...Ratih Pramitasari, Wongsa Laohasiriwong
lah 35,40 ± 8.01 SD. tahun. Sebagian besar adalah bila memiliki skor 0-1, medium ada-
pekerja menyelesaikan sekolah menengah lah saat skornya 2, dan tinggi adalah saat
atas (71,01%) diikuti oleh sarjana (14,33%), itu memiliki skor 3-4. Dalam penelitian ini
sekolah menengah (7,82%) dan pendidikan Risiko ergonomi dikategorikan menjadi risiko
dasar (6,84%). Rata-rata BMI adalah 24,27 ergonomis rendah dan menengah dan ting-
± 3,60 SD kg / m 2 dimana sebagian besar gi, karena hanya ada sebagian kecil pekerja
memiliki BMI normal (66,34%). Durasi ra- dengan risiko ergonomi rendah. Oleh karena
ta-rata bekerja adalah 112,84 ± 80,34 maka itu penulis menggabungkan risiko ergonomi
durasi rata-rata bekerja adalah 91 dengan rendah dan menengah menjadi rendah den-
minimum 6 dan maksimum 456 bulan. Ke- gan risiko ergonomi menengah dengan skor
banyakan dari mereka tidak bekerja dalam 0-2 dan risiko ergonomi tinggi bagi mereka
shift (65,37%), lebih dari setengahnya adalah dengan skor 3-4. Hasil dari penilaian BRIEFTM
perokok (52,27%). menunjukkan bahwa sebagian besar peker-
ja memiliki risiko ergonomi yang tinggi baik
Faktor risiko ergonomi pekerja pabrik mi- pada siku kiri dan kanan (73,14%). Hampir
numan di Indonesia semua bagian tubuh memiliki risiko ergonomi
Risiko ergonomi dinilai dengan menggu- menengah. Namun, proporsi risiko ergonomi
nakan kuesioner BRIEFTM yang memiliki 9 sedang dan tinggi tidak jauh berbeda. Prevalensi
bagian postur ergonomi dari kepala hingga risiko ergonomis menengah pada tangan kiri
ujung kaki. Semua aktivitas memiliki risiko dan pergelangan tangan adalah 55,99% dan
ergonomi di tempat kerja mereka namun 55,02% untuk bagian kanan. Untuk bahu, leb-
memiliki risiko yang berbeda. Berdasarkan ih tinggi untuk bagian kiri (77,02%) dari kanan
kuesioner Survei BRIEFTM, risiko ergonomi (63,11%). Bagian belakang memiliki proporsi
dikategorikan menjadi tiga tingkat; rendah, risiko ergonomi terendah (55,02%).
sedang dan tinggi. Resiko ergonomi rendah Resiko ergonomi terbagi dalam tiga kategori,
19
VisiKes Jurnal Kesehatan Masyarakat - Vol. 16 No. 1 April 2017
Pro- 35,5 64,5 0 29,8 70,2 0 16,1 33,1 50,8 16,1 33,1 50,8 0 42,7 57,3 0 8,1 91,9 0 0 100 0 9,7 90,3 0 0 100
duksi
Distri- 0 29,5 70,5 0 27,7 72,3 1,2 0,6 98,2 1,2 0,6 98,2 0 100 0 0 100 0 12,6 71,1 16,3 0 83,7 16,3 70,5 29,5 0
busi
yaitu rendah menengah dan tinggi yang di- loskeletal. Rata-rata ada kelompok usia me-
ukur pada masing-masing anggota tubuh nengah yang harus sehat (35,40 tahun) tapi
seperti tangan kanan dan tangan kiri dan mungkin mulai dianggap sebagai kelompok
pergelangan tangan, siku kanan dan kiri, risiko penyakit tidak menular (NCD) (≥ 35
bahu kanan dan kiri, leher, punggung dan tahun). Selain itu BMI rata-rata mereka ada-
kaki. Sebagian besar pegawai administrasi lah 24,27 kg / m2 dengan median BMI 24,09
memiliki risiko ergonomi tinggi di tangan kiri 27 kg./m2, menunjukkan status gizi berlebih
dan kanan dan pergelangan tangan (100%), yang juga meningkatkan risiko NCD. Karak-
bagian tubuh lainnya adalah leher (100%). teristik usia dan BMI ini serupa dengan studi
Untuk pekerja produksi, semua berisiko tinggi Chang (2014) yang dilakukan di antara peker-
pada leher (100%), kaki (100%), diikuti pung- ja di Taiwan. Sebagian besar sampel mero-
gung (90,32%), bahu kiri (57,26%) dan bahu kok (52,27%), dianggap sebagai faktor risiko
kanan (91,94%), siku kiri (50,81%) dan kanan lainnya.(9) Mengenai tingkat pendidikan, se-
(50,81%). Pegawai bagian distribusi, keban- bagian besar karyawannya menyelesaikan
yakan berada pada risiko ergonomi tinggi sekolah menengah atas (71,01%). Hal ini
pada siku kiri (98,19%) dan kanan (98,19%), sesuai dengan pekerjaan yang memang
tangan kiri dan pergelangan tangan (70,48%) membutuhkan keterampilan, meski tidak ter-
dan kanan (72,29%). lalu tinggi, karyawan harus dapat mengoper-
asikan mesin yang digunakan untuk proses
PEMBAHASAN produksi, dapat mendukung masa depan
Dalam penelitian ini, hampir semua respon- modiikasi perilaku terkait kesehatan di masa
den laki-laki. Komposisi jenis kelamin ini tidak depan. Durasi rata-rata masa kerja adalah
disengaja karena hampir semua populasi pe- 112,84 bulan dengan durasi rata-rata 91 bu-
nelitian adalah laki-laki. Penelitian ini serupa lan. Masa kerja sama dengan penelitian yang
dengan studi yang dilakukan oleh Osborne dilakukan oleh Zulikar Tauik PT Caterpillar
pada tahun 2012 yang berjudul Gangguan Indonesia pada tahun 2012. Sebagian besar
Musculoskeletal Terkait Kerja antara Petugas bekerja tanpa shift atau full time (65,37%)
Dinas Peternakan Irlandia yang dilakukan di (10).
antara orang-orang yang didominasi laki-laki Hasil menurut kuisioner BRIEFTM menun-
(95%) sebagai sampel.(8) Responden dibagi jukkan bahwa pegawai di jurusan adminis-
dari 3 bagian: administrasi (6,15%), produksi trasi memiliki risiko ergonomi yang tinggi di
(40,13%) dan distribusi (53,72%) karena ada daerah pergelangan tangan, karena tugas
perbedaan sifat pekerjaan. Karakteristik kerja mereka adalah mengurus segala jenis doku-
melibatkan perbedaan postur dan kekuatan men, termasuk menulis laporan yang meng-
dan waktu dalam melakukan yang menem- haruskan mereka menggunakan komputer.
patkan pekerja pada risiko keluhan musku- Aktivitas pengetikan bisa mempengaruhi otot
20
Faktor Risiko Ergonomi pada Karyawan di Pabrik...Ratih Pramitasari, Wongsa Laohasiriwong
21
VisiKes Jurnal Kesehatan Masyarakat - Vol. 16 No. 1 April 2017
Semarang; 2008.
7. Chandra K. Safety and Health at Work In
Pt. Coca-Cola Bottling Indonesia Central
Java Semarang. SURAKARTA; 2009.
8. Osborne, A., Blake, C., Fullen, B.M.,
Meredith, D., Phelan, J., mcnamara, J.,
& Cunningham C. Risk factors for mus-
culoskeletal disorders among farm own-
ers and farm workers: a systematic re-
view. Am J Ind Med. 2012;55(4):376–89.
9. Chang at al. Risks of musculoskeletal
disorders among betel quid preparers in
Taiwan. Am J Ind Med. 2014;57:476–85.
10. Muhammad tauiq zulikar. Factors As-
sociated Musculosceletal Complaints
Disorders In welder of Fabrication part at
Pt. Caterpillar Indonesia. UIN Syarif Hi-
dayatullah; 2010.
22