You are on page 1of 9

e-ISSN 2686-3545

p-ISSN 2656-6664

Research Paper Vol 4, No 1, Tahun 2022

Analisa Kegagalan Alat Angkut Scraper Incline Fibre


Menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di
PT Ujong Neubok Dalam
Rahmad Bilhammullah1*, Gaustama Putra1,
1
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar

ABSTRAK
Stasiun yg paling berpengaruh dan sangat penting pada industri pengolahan kelapa sawit
salah satunya adalah stasiun boiler. Stasiun boiler pada industri kelapa sawit menghasilkan
tenaga uap atau steam yang berguna sebagai pembangkit listrikuntuk area pabrik dan tenaga
uap yang dihasilkan dipakai pada mesin sterilizer untuk merebus Tandan Buah Segar (TBS)
kelapa sawit. Pada stasiun boiler terdapat alat pendukung yaitu alat scraper incline fibre yang
berfungsi untuk mengangkut bahan bakar berupa fibre, alat angkut tersebut sangat
berpengaruh dan memiliki peran yang sangat vital pada mesin boiler. PT Ujong Neubok
Dalam termasuk salah satu perusahaan kelapa sawit penghasil Crude Palm Oil (CPO) dan
Palm Kernel (PK) memiliki stasiun boiler dengan mesin pengangkut yang berjenis scraper
dengan daya 1,5 kW dan putaran motor 1.200 RPM. Pada Tahun 2021 kerusakan pada alat
scraper incline fibre diketahui sebanyak 8 kali dan ini dianggap sebuah masalah. Seringnya
terjadi kerusakan pada alat scraper incline fibre yang sangat mengganggu kelancaran aktifitas
pengolahan minyak kelapa sawit dikarenakan scraper incline fibre merupakan penunjang
kerja pada mesin boiler. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kegagalan kerja
alat angkut scraper incline fibre pada mesin boiler untuk dasar penentuan tindakan perawatan
menggunakan metode FMEA. Dengan menggunakan FMEA pada alat angkut scraper incline
fibre di peroleh bagian yang sering bermasalah yaitu, rantai bucket putus, besi bucket patah,
bearing, rantai drop chain putus dan motor elektro hangus dengan nilai severity 8 hampir di
semua bagian, nilai occurrence 5 di bagian bucket putus, dan nilai detection 5 pada motor
elektro. Untuk nilai Risk Priority Number (RPN) pada mesin alat angkut scraper incline fibre
sebesar 160 pada motor elektro dan 96 pada rantai bucket putus.

Kata Kunci : Mesin Boiler, Scraper Incline Fibre, FMEA, Kerusakan Mesin

1
* Corresponding author: gaustamaputra@utu.ac.id

35
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664

Research Paper Vol 4, No 1, Tahun 2022

1 Pendahuluan sebesar 294 [1]. Penggunaan FMEA


1.1. Latar Belakang mengidentifikasi komponen kritis berada di area
Salah satu pabrik pengolahan minyak klarifikasi yaitu pada packing body pompa
kelapa sawit di Indonesia adalah PT Ujong crude oil dan mechanical seal pompa
Neubok Dalam (UND) yang berada di condensate dengan RPN masing-masing sebesar
Kampung Ujong Lamie, Kec. Darul Makmur 105.[2]
Nagan Raya Aceh. P.T UND merupakan Fishbone Diagram dipakai untuk
perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri mengetahui faktor-faktor penyebab dari
(PMDN) sektor Agribisnis yang mengolah kerusakan tersebut. Dengan fishbone diagram
Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm dapat disimpulkan bahwa faktor software,
Oil (CPO), Palm Kernel (PK) dan Cangkang. Di hardware, brainwere, infrastruktur, data, dan
pabrik pengolahan minyak kelapa sawit terdapat informasi kelembagaan penyebab faktor
beberapa beberapa proses dan stasiun, salah satu kesenjangan implementasi sistem.[3]
stasiun yg paling berpengaruh dan menjadi
sangat penting pada industri pengolahan sawit 1.2. Batasan Masalah
yaitu stasiun boiler yang berfungsi untuk Batasan masalah pada penetian ini adalah
menghasilkan tenaga uap atau steam yang penelitian ini berfokus pada mesin pengangkut
berguna sebagai pembangkit listrik dan media yang berjenis scraper pada stasiun boiler.
perebusan TBS. Spesifikasi scraper dengan daya 1,5 kW dan
Pada stasiun boiler terdapat mesin putaran motor 1.200 RPM. Penelitian ini
pendukung yang berupa scraper incline fibre dilakukan berdasarkan data kegagalan kerja
yang berfungsi untuk mengangkut bahan bakar mesin stasiun boiler dalam Bulan Januari 2021-
berupa fibre. Alat angkut tersebut sangat Desember 2021. Penelitian ini dilakukan dengan
berpengaruh dan memiliki peran vital karena menggunakan metode FMEA dan pencarian
alat tersebut merupakan mesin pendukung untuk akar penyebab kegagalan berfokus pada
mesin boiler. Alat ini sangat membantu komponen kritis.
mengurangi beban kerja karyawan di stasiun
boiler dikarenakan tidak harus mengisi bahan 2 Tinjauan Pustaka
bakar secara manual, jika alat tersebut 2.1. Stasiun Boiler
mengalami kerusakan maka sangat menggangu Boiler merupakan sebuah bejana
proses pengolahan kelapa sawit dan bisa bertekanan yang berfungsi untuk memanaskan
menambah beban kerja karyawan karena harus air guna menghasilkan uap (steam) yang
melakukan pengangkutan bahan bakar secara nantinya dikonversi menjadi energy listrik
manual. melalui turbin. Kemudian uap sisa keluaran
Tahun 2021 terjadi beberapa kali dari turbin ditampung disebuah bejana yaitu
kerusakan atau kegagalan kerja mesin scraper Back Pressure Vessel (BPV) yang nantinya
incline fibre dan sangat mengganggu kelancaran steam sisa disalurkan kebeberapa stasiun yang
aktifitas pengolahan minyak kelapa sawit, maka membutuhkan, diantaranya adalah stasiun
dari itu untuk mencegah terjadinya kerusakan rebusan, stasiun minyakan, dan stasiun
pada mesin-mesin khususnya alat pengangkut, pengolahan biji.[4]
diperlukan tindakan pencegahan dan perawatan Boiler merupakan bejana tertutup yang
yang tepat agar proses pengolahan yang mengalirkan panas hasil pembakaran ke air
dilakukan dapat berjalan lancar. Dalam sampai terbentuknya air panas atau steam. Air
melakukan tindakan pencegahan dan perawatan merupakan media yang murah dan berfungsi
dibutuhkan cara yang tepat untuk untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air
mengidentifikasi kegagalan yang terjadi. yang didihkan hingga berubah menjadi uap
Dibutuhkan suatu metode tepat yaitu (steam), maka akan terjadi peningkatan volume
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang
untuk menilai, mengidentifikasi, dan sama dengan bubuk mesiu yang mudah
mengetahui frekuensi kerusakan pada meledak, sehingga boiler merupakan peralatan
komponen boiler khususnya scraper incline yang harus dikelola dan dirawat dengan baik.[5]
fibre serta menganalisa permasalahan sehingga
mendapatkan alternatif solusi yang tepat sesuai 2.2. Alat Angkut
dengan masalah yang terjadi. Dengan Alat angkut adalah alat yang digunakan
menggunakan FMEA menganalisa kerusakan untuk membawa atau mengangkut suatu muatan
hot roller table ditemukan dua komponen yang antar stasiun dngan jarak yang dekat, misalkan
Risk Priority Number (RPN) yang sangat tinggi mengangkut fibre dari stasiun press ke stasiun
yaitu di bearing sebesar 392 dan seal ring

36
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664

Research Paper Vol 4, No 1, Tahun 2022

boiler. Terdapat bermacam jenis alat angkut produk menyebabkan terganggunya fungsi dari
yang digunakan pada stasiun boiler seperti jenis pada produk tersebut.
scraper, belt, dan screw dan lain-lain yang FMEA terdiri dari dua jenis, yaitu desain
digunakan untuk memindahkan bahan dengan FMEA dan proses FMEA. Desain FMEA
daerah lintasan horizontal, inklinasi, maupun adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasi
kombinasi, namun yang digunakan di area bahwa bahan-bahan yang benar telah
mesin boiler di PT UND adalah alat angkut digunakan, untuk mencocokkan spesifikasi
berjenis scraper yang berfungsi mengangkut pelanggan, dan untuk memastikan bahwa
fibre kedalam boiler sebagai bahan bakar. [6] peraturan yang dikembangkan harus dipenuhi
sebelum menyelesaikan desain produk.
2.3. Perawatan Sedangkan proses FMEA berhubungan dengan
Perawatan adalah suatu kegiatan untuk produksi dan proses perakitan, di mana proses
memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta FMEA digunakan untuk mengidentifikasi
memperbaiki, melakukan penyesuaian atau beberapa potensi kegagalan yang dapat
penggantian yang diperlukan untuk disebabkan oleh proses produksi, mesin, dan
mendapatkan suatu kondisi operasi produksi metode produksi. Dengan kedua jenis FMEA
yang sesuai dengan perencanaan. Suatu hal tersebut, potensi masalah dapat dipelajari, cacat
yang sangat penting bagi suatu alat yang dapat secara akurat diketahui sebelum produk
betujuan untuk membuat suatu alat memiliki disampaikan kepada pelanggan, efek pada
ketersediaan yang tinggi agar dapat seluruh sistem dapat dipelajari, dan keputusan
melaksanakan fungsinya dalam proses produksi. yang tepat dapat di ambil dengan benar.
Perawatan pada suatu industri merupakan salah
satu faktor yang penting dalam mendukung
suatu proses produksi agar proses produksi
tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya hambatan sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada perkebunan itu sendiri.
Perawatan dapat mengarahkan pada tujuan
untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu
sistem sehinggan sistem tersebut dapat
menghasilkan out put sesuai dengan yang
diharapkan. Perawatan terdiri dari dua jenis
yaitu perawatn yang terencana dan perawatan
yang tidak terencana.[7] Gambar 1. Metode FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) [9]
2.4. Failure Modes Effect Analysis
(FMEA) Tabel 1. Rating Severity (S)
FMEA adalah sebuah metode untuk Rating Kriteria
memeriksa penyebab cacat atau kegagalan yang The defect does not affect the quality (Bentuk
terjadi selama produksi, mengevaluasi prioritas 1 kegagalan tidak mempegaruhi kualitas) tidak
2 menimbulkan dampak yang begitu berarti
risiko, dan membantu menentukan tindakan atau dapat diabaikan.
yang tepat untuk menghindari masalah yang Very low and Low (Kegagalan berpengaruh
diidentifikasi [8]. FMEA digunakan secara luas 3 ringan). Menimbulkan dampak yang sangat
dalam peningkatan mutu dan alat penilaian 4 kecil dan memerlukan biaya perbaikan yang
risiko di industri manufaktur. Alat ini rendah
menggabungkan pengetahuan manusia dan Transitory (Kegagalan yang menimbulkan
5 sedikit kesulitan).
pengalaman untuk (1) mengidentifikasi potensi
kegagalan yang dikenal atau mode dari suatu Avarage (Kegagalan menyebabkan kualitas
6
produk atau proses, (2) mengevaluasi kegagalan produk sedikit terpengaruh)
suatu produk atau proses dan efeknya, (3) Significant (Kegagalan berdampak
7 signifikan). Perlu adanya sedikit perbaikan
membantu perekayasa untuk melakukan
produk atau sistem.
tindakan perbaikan atau tindakan preventif, dan High (Kegagalan yang terjadi memiliki
(4) menghilangkan atau mengurangi 8 dampak yang tinggi) Perbaikan yang
kemungkinan terjadi kegagalan. Mode dilakukan menggunakan biaya besar
kegagalan merupakan suatu kecacatan maupun Very High (Kegagalan yang terjadi
kegagalan dalam suatu desain yang mana 9 mempengaruhi kelayakan dan kegunaan
kondisi diluar batas spesifikasi yang telah produk atau sistem).
ditetapkan, atau perubahan yang terjadi pada 10 Product Rejection (Kegagalan yang terjadi

37
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664

Research Paper Vol 4, No 1, Tahun 2022

menyebabkan kerusakan total) membagi sistematau proses menjadi


Sumber: [10] beberapa subsustem atau fungsi proses.
2. Tentukan mode kegagalan dari setiap
Tabel. 2. Rating Occurrence (O) komponen dan dampaknya. Tentukan
Probabilitas No. dari tingkat keparahan (S) dari masing-masing
Rating
Kegagalan Kegagalan mode kegagalan masing-masing sesuai
1 Tidak mungkin <1 per 1.000.000 dengan efek pada sistem.
2 terjadinya kegagalan 1 per 100.000 3. Tentukan penyebab kegagalan mode dan
3 Kegagalan sangat 1 per 50.000 memperkirakan kemungkinan setiap
4 jarang terjadi 1 per 10.000 kegagalan terjadi. Tentukan tingkat
5 Kegagalan hanya 1 per 5000 terjadinya (O) dari masing-masing mode
6 terjadi sesekali 1 per 1000 kegagalan sesuai dengan kemungkinan
7 Kegagalan terjadi 1 per 600 terjadinya.
secara berulang di
8 area yang sama 1 per 400 4. Identifikasi pendekatan untuk mendeteksi
9 Kegagalan selalu 1 per 100 kegagalan dan mengevaluasi kemampuan
10 berulang 1 per 10 sistem untuk mendeteksi kegagalan sebelum
Sumber: [10] kegagalan terjadi. Tentukan tingkat deteksi
(D) dari masing-masing mode kegagalan.
Tabel. 3. Rating Detection (D) 5. Hitung nilai risiko priorotas (RPN) dan
tentukan priorotas untuk diperhatikan.
Rating Katagori Tingkat Mendeteksi
6. Tetapkan tindakan yang perlu disarankan
Sangat besar kemungkinan
1 Sangat untuk meningkatkan kinerja sistem.
untuk mendeteksi penyebab
2 Tinggi 7. Tampilkan laporan FMEA dalam bentuk
yang berpotensi merusak
Besar kemungkinan untuk
tabel.
3
Tinggi mendeteksi penyebab yang
4 2.6. Teori Pareto
berpotensi merusak
Teori Pareto merupakan teori yang
Sedang kemungkinan untuk
5 menyatakan bahwa sekitar 80% akibat
Sedang mendeteksi penyebab yang
6 disebabkan oleh 20% penyebab. Penelitian ini
berpotensi merusak
Kecil, kemungkinan untuk tidak menerapkan metode FMEA pada seluruh
7 mesin pada alat angkut yang terdapat di stasiun
Rendah mendeteksi penyebab yang
8 boiler. Teori Pareto digunakan untuk
berpotensi merusak
Mustahil, kemungkinan menentukan mesin yang menjadi objek
9 Sangat
10 Rendah
untuk mendeteksi penyebab penerapan metode FMEA. Teori Pareto dipilih
yang berpotensi merusak karena teori ini dapat menunjukkan persoalan
Sumber: [10] utama yang dominan dan perlu segera diatasi.
Oleh karena itu, objek penerapan metode
Tabel. 4. Katagori Resiko FMEA adalah mesin dengan persentase
RPN Katagori Perlakuan
kegagalan kumulatif sebesar 20%. Teori Pareto
192 – 1000 Tinggi Lakukan perbaikan saat ini tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk
Upaya untuk melakukan diagram yang disebut diagram Pareto. Diagram
65 – 191 Sedang
perbaikan Pareto dibuat untuk menemukan masalah atau
0 - 64 Rendah Resiko dapat diabaikan penyebab yang merupakan kunci dalam
Sumber: [10] penyelesaian masalah dan perbandingan
terhadap keseluruhan. Dengan mengetahui
2.5. Prosedur FMEA penyebab-penyebab yang dominan maka kita
Penerapan metode FMEA dalam bisa menetapkan prioritas perbaikan. [11]
mengukur tingkat keberhasilan analisis terdiri
dari tiga tahap yaitu; Tahap pertama adalah 2.7. Diagram Sebab Akibat (Fishbone
menentukan modus potensi kegagalan, tahap diagram)
kedua adalah mencari data untuk menentukan Fishbone diagram sering disebut Cause
tingkat keparahan, kejadian, dan deteksi. Tahap and Effect diagram adalah sebuah diagram yang
ketiga adalah memodifikasi desain produk atau menyerupai tulang ikan yang dapat
proses. Proses detail melakukan FMEA dapat menunjukkan sebab akibat dari suatu
dibagi menjadi beberapa langkah sebagai permasalahan [12]. Fishbone diagram
berikut: dugunakan ketika kita ingin mengidentifikasi
1. Identifikasi fungsi sistem atau proses dan kemungkinan penyebab masalah dan terutama
bentuk sebuah struktur hierarki, dengan ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir

38
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664

Research Paper Vol 4, No 1, Tahun 2022

pada rutinitas. Faktor-faktor penyebab utama kendor. Untuk menghitung Keausan pada rantai
yang berpengaruh terhadap kualitas pada menggunakan rumus:
fishbone diagram terdiri dari 5M + 1E yaitu V=kxLxF
machine (mesin), man (manusia), method H
(metode), material (bahan), measurement Dimana :
(pengukuran), dan environment (lingkungan). V = Volume Keausan (m3)
Faktor-faktor tersebut berguna untuk K = koefisien keausan
mengelompokkan jenis akar permasalahan ke F = Beban (N)
dalam sebuah kategori.
L = Jarak lintas Rantai (m)
Pada Fishbone diagram ada faktor-faktor
yang dapat menimbulkan masalah. Terdapat
H = Kekerasan bahan Rantai (Pa)
enam faktor yaitu 5M + 1E dituliskan pada
bagian tulang ikan dan permasalahan yang ingin 2. Umur Pakai Rantai
diketahui penyebabnya terletak pada bagian Umur pakai (life time) pada scraper (rantai)
kepala ikan. Faktor-faktor yang terdapat pada dipengaruhi oleh kualitas dan perlakuan
tulang ikan memiliki akar permasalahan terhadap rantai tersebut, yaitu pemasangan,
tersendiri, dengan adanya Fishbone diagram pelumas (gemuk), kondisi jalan berlubang, geram
dapat mengetahui akar permasalahan dengan kotoran atau air, dan beban berlebih.
mudah. Langkah-langkah membuat Fishbone Untuk menghitung umur pakai scraper (rantai)
diagram adalah sebagai berikut [13]: yaitu:
1. Menyepakati pernyataan masalah.
Penyataan masalah diinterprestasikan
sebagai “effect” atau secara visual dalam
fishbone seperti “kepala ikan”. Dimana :
2. Identifikasi semua kategori-katagori.
buat garis diagonal yang menjadi “cabang”. L10 = Umur bantalan dengan keandalan 90% (juta
Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari
masalah yang ditulis. Sebab ini putaran)
diinterpretasikan sebagai “cause”, atau C = Basic load system (kN)
secara visual dalam fishbone seperti “tulang
ikan”. Gunakan panah yang lebih kecil P = Beban ekuivalen dinamis (kN)
untuk menjelaskan akar permasalahan
sehingga menjadi lebih detail. p = Konstanta untuk bantalan bola (p = 3),
3. Menemukan sebab-sebab potensial dengan
cara brainstorming. bantalan roll
Tentukan bersama-sama di mana sebab
tersebut harus ditempatkan dalam diagram
Karena beban ekuivalen dinamis belum diketahui,
fishbone, yaitu tentukan di bawah kategori maka perlu dilakukan perhitungan beban ekuivalen
yang mana gagasan tersebut harus
ditempatkan, dinamis, dengan menggunakan rumus di bawah
4. Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab
(Endah, 2016)..
yang paling mungkin.
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab P = X.Fr + Y.Fa
yang paling mungkin di antara semua sebab-
sebab dan sub-subnya. Dimana :
P = Beban ekivalen dinamis (kN)
Keausan Dan menentukan Umur Rantai.
1. Keausan Rantai X= faktor beban radial
Keausan yang telah dikenal sekitar 50
Fr = beban radial (kN)
tahun lebih yaitu hilangnya bahan dari
suatu permukaan atau perpindahan bahan Y = faktor beban aksial
dari permukaannya ke bagian yang lain
Fa = beban aksial (kN)
atau bergeraknya bahan pada suatu
permukaan. Definisi lain tentang keausan
yaitu sebagai hilangnya bagian dari
permukaan yang saling berinteraksi yang
terjadi sebagai hasil gerak relatif pada
permukaan sehingga menyebabkan rantai

39
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664

3 Metode Penelitian
Tabel 5. Data Kegagalan Mesin Alat Angkut PKS
3.1. Lokasi dan waktu penelitian
Ujong Neubok Dalam
Penelitian ini dilaksanakan di PT Ujong Jumlah
Neubok Dalam yang berlokasi di Desa Ujong No. Mesin
Kegagalan
Lamie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Fuel distribution conveyor
Nagan Raya. Penelitian dilaksanakan pada 1 4
double deck
Bulan Desember Tahun 2021 2 Fibre dan Shield Conveyor 3

3.2. Objek Penelitian


Penelitian yang dilakukan terletak di
stasiun boiler PKS PT Ujong Neubok Dalam,
tepatnya pada mesin alat angkut yang berada di
stasiun boiler. Data yang di ambil merupakan
data kegagalan kerja mesin alat angkut pada
proses pengangkutan fibre yang dibawa ke
mesin boiler yang dapat menghambat Produksi
pada PKS, dan data hasil wawancara mengenai
dampak yang timbul akibat mesin alat angkut
mengalami kegagalan.

3.3. Tahapan Penelitian


Tahapan Penelitian dilakukan
secara sistematis seperti dibawah ini,
5. Mulai
6. Penentuan fokus pembahasan
(Pembuatan diagram Pareto)
7. Pendeskripsian fungsi, kegagalan
fungsional, dan efek kegagalan
komponen(Pembuatan tabel FMEA)
8. Penentuan nilai saverity, occurrence, dan
detection
9. Perhitungan nilai Risk Priority Number
(RPN)
10. Pembuatan daftar prioritas resiko
11. Pencairan akar penyebab
kegagalan (menggunakan diagram
tulang ikan)
12. Penentuan tindakan perawatan danpemberian jadwal tindakan perawatan
13. Pembuatan kesimpulan
14. Selesai

4 Pengolahan data danPembahasan


4.1. Pengolahan Data
Data kegagalan kerja mesin alat angkut
scraper incline fibre di stasiun boiler P.T. Ujong
Neubok Dalam diperoleh dari dokumen
perusahaan, yaitu workshop data kegagalan yang
di ambil mulai dari Bulan Januari sampai dengan
Bulan Desember 2021. Berdasarkan data
produksi PKS pada kurun waktu tersebut
perusahaan telah mengolah sebanyak 141.300.557
TBS. Apabila rata-rata kapasitas olah PKS 48
ton/jam, maka diketahui total jam operasi dalam
kurun waktu Januari sampai dengan Desember
2021 yaitu 2.943 Jam operasi. Berdasarkan
dokumen perusahaan di departemen workshop
dalam kurun waktu tersebut juga diketehui total
55 kegagalan kerja mesin alat angkut yang terjadi
di stasiun boiler PKS PT Ujong Neubok Dalam.
40
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664

Research Paper Vol 4, No 1, Tahun 2022

Wet kernel distribution Tabel. 7. FMEA stasiun Boiler


3 6
conveyor Jenis Efek
No. Part
4 Cake breaker conveyor 3 Kegagalan Kegagalan
5 Wet nut distribution conveyor 5 Putus Konekting
Rantai loncat
6 Fruit scraper conveyor 7 1 Rantai putus
dari gear
7 Scraper incline fibre 8 Bucket
8 Cross fruit conveyor 6 Bearing Cas scraper
2 Bearing
9 Under thresher conveyor no.2 6 Pecah macet
10 Scraper fruit bunch conveyor 7 Putus Besi Bucket Rantai loncat
3
Total 55 Bucket putus dari gear
Rantai Putus Scraper tidak
4
dropchain konekting berfungsi
Tidak bisa
4.2. Penentuan Fokus Pembahasan Motor Motor listrik
5 menjalankan
Pada penelitian ini yang menjadi fokus Elektro hangus
scraper
pembahasan adalah mesin yang memiliki
persentase kegagalan kumulatif sebesar 20%. 4.4. Nilai Severity, Occurrence,
Berdasarkan table dua dibuatlah diagram Pareto Detection dan Risk Priority Number
kegagalan mesin alat angkut pada stasiun boiler (RPN)
untuk melihat mesin mana yang memiliki Setelah daftar dari jenis kegagalan dan
persentase kegagalan kumulatif sebesar 20%. efek yang ditimbulkan diperoleh, selanjutnya
Berikut gambar diagram Pareto kegagalan dapat ditentukan nilai severity, occurrence,
mesin alat angkut: detection, serta dapat melakukan perhitungan
nilai Risk Priority Number (RPN).

Diagram Pareto Tabel. 8. Perhitungan RPN Stasiun Boiler


Jenis Tingkat
10 100%
No. Mesin RPN
Kegagalan Risiko
Putus
5 50% Konekting
1 rantai 96 Sedang
putus
- 0% Bucket
2 Bearing Bearing Pecah 48 Rendah
Putus Besi Bucket
3 80 Rendah
bucket putus
Series1 Series2 Rantai
Putus
4 drop 48 Rendah
Gambar 2. Diag. Pareto Kegagalan Mesin Alat Angkut konekting
chain
Motor Motor listrik
Tabel 6. Keterngan gambar 2 5 160 Sedang
elektro hangus
Series1 Jumlah kejadian
Series2 Persentase komulatif
4.5. Pembuatan Daftar Prioritas Risiko
Daftar Prioritas Risiko dibuat berdasarkan
Mengacu pada diagram di atas dapat
kegagalan komponen dengan nilai RPN
dilihat bahwa mesin scraper incline fibre sudah
tertinggi hingga terendah. Kemudian ditambah
memiliki jumlah persentase kegagalan
dengan tingkat risiko kegagalan masing-masing
kumulatif di atas 20%, jadi fokus pembahasan
komponen tersebut. Dapat dilihat prioritas dari
penelitian diarahkan pada mesin tersebut.
komponen scraper pada stasiun boiler pada
4.3. Penggunaan Metode FMEA tabel berikut:
Metode FMEA digunakan untuk Tabel. 9. Daftar Prioritas Risiko
mengindentifikasi jenis kegagalan kerja dari Jenis
scraper alat angkut yang terdapat pada stasiun No. Sev Occ Det RPN
Kegagalan
boiler, serta mencari efek yang ditimbulkan dari 1 Konekting putus 8 3 4 96
jenis kegagalan tersebut. Untuk 2 Bearing Pecah 6 4 2 48
mengidentifikasi jenis kegagalan kerja yang Besi Bucket
3 8 5 2 80
terjadi dapat dilakukan wawancara kepada putus
pihak Perkebunan seperti operator stasiun 4 Putus konekting 8 2 3 48
boiler, asisten maintenace dan asisten proses. Motor listrik
5 8 4 5 160
hangus

41
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664

Research Paper Vol 4, No 1, Tahun 2022

Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui 5.2. Saran


bahwa hasil dari penggunaan metode FMEA Saran yang diberikan kepada PT Ujong
pada alat angkut scraper incline fibre pada Neubok Dalam sesuai dengan penelitian yang
stasiun boiler terdapat dua Kegagalan telah dilakukan adalah kepada pihak perusahaan
komponen resiko tinggi yang dapat dijadikan dapat mengintruksikan kepada karyawan untuk
prioritas untuk dilakukan perawatan, yaitu dapat memperhatikan setiap mesin yang ada
konekting putus dan motor listrik hangus. pada PKS terutama alat angkut scraper incline
fibre. Melakukan perawatan rutin dengan tujuan
4.6. Penyebab Kegagalan menghindari kerusakan.
Metode Manusia
belum SOP Lalai dalam
bekerja
Kurang teliti Ucapan Terimakasih
Kurang Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan
Sistem Belum pengawasan
Pengolahan paham
Yang Maha Esa, yang masih memberikan
belum maksimal SOP Motor kesehatan sehingga penulis dapat
Listrik menyelesaikan penelitian ini. Ucapan
Hangus
Cuaca
terimakasih kepada kedua orang tua tercinta
Kerja mesin sering hujan dan saudara kandung yang telah memberikan
terlalu lama do’a serta motivasi kepada penulis. Terimakasih
Kabel
Konslet
juga kepada bapak Gaustama Putra selaku dosen
Mesin Lingkungan yang telah membimbing dan memberikan
semangat hingga selesainya penelitian ini.
Gambar 3. Fishbone Diagram Kepada teman-teman seperjuangan teknik
industri angkatan 2018 peneliti ucapkan
4.7. Penentuan Tindakan Perawatan terimakasih atas semangat serta motivasi yang
Hasil pada diagram tulang ikan mengenai telah diberikan.
penyebab kegagalan, dapat diketahui
karakteristik kegagalan yang terjadi disebabkan Daftar Pustaka
oleh kurangnya perawatan pada mesin sehingga
menyebabkan motor listrik pada mesin scraper [1] Anthony. M. B, 2016, Analisis Penyebab
incline fibre hangus. Oleh sebab itu perlu Kerusakan Hot Rooler Table Dengan
adanya peningkatan tindakan perawatan yang Menggunakan Metode Failure Mode
dilakukan para karyawan dengan And Effect Analysis (FMEA), Jurnal
memperhatikan setiap bagian pada mesin yang INTECH, Vol 4 No 1. Hal: 1-8, p-ISSN
rawan terjadinya kegagalan. Tindakan yang 2407-781x
tepat dilakukan adalah dengan melakukan [2] Darma. A. Y, Laila. L, Karuniawan. A,
perawatan rutin setiap satu kali dalam seminggu 2021, Penggunaan Metode Failure
untuk mesin scraper incline fibre dengan tujuan Mode And Effect Analysis Untuk
untuk menghindari seringnya terjadi kerusakan Mengidentifikasi Kegagalan Dan
pada mesin tersebut. Pemilihan Tindakan Perawatan (Kasus
Stasiun Klarifikasi Pabrik Kelapa
Sawit Langling), Jurnal Vokasi Teknik
5 Kesimpulan dan Saran Industri, Vol 3, No 1, hal 31-35, e-
5.1. Kesimpulan ISSN 2686-3545
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimplkan [3] Hamidy. F, 2016, Pendekatan Analisis
bahwa: Fishbone Untuk Mengukur Kinerja
Proses Bisnis Informasi E-Koperasi,
1. Kegagalan komponen tertinggi mesin alat Jurnal TEKNOINFO, Vol. 10, No. 1,
angkut pada stasiun boiler PKS Ujong Hal: 1-3. ISSN: 1693-0010
nuebok dalam pada motor elektro dengan [4] Orpa. Y, 2019, Analisis Kontribusi
nilai RPN 160 dan putus rantai bucket Kerusakan Boiler Terhadap Kegagalan
dengan nilai RPN 96. Proses Produksi di PT. Perkebunan
2. Tindakan perawatan yang tepat dilakukan Nusantara II Kebun Asro
adalah dengan melakukan perawatan rutin Menggunakan Failure Modes And
setiap satu kali dalam seminggu untuk mesin Effect Analysis (FMEA) dan Fishbone
scraper incline fibre dengan tujuan untuk Diagram., Skripsi, Program Sarjana,
menghindari seringnya terjadi kerusakan Departemen Teknologi Industri
pada mesin. Pertanian, Universitas Internasional
Semen Indonesia, Gresik.

42
e-ISSN 2686-3545
p-ISSN 2656-6664

Research Paper Vol 4, No 1, Tahun 2022

[5] Fahrizal. 2014, Analisis Availibility


Kinerja Boiler Pada PT. Rohul Sawit
Indah. Teknik Mesin Universitas Pasir
Pangaraian, JURNALAPTEK Vol. 6
No. 2, Hal: 173-182.
[6] Pahan. I. 2007, Panduan Lengkap Kelapa
Sawit, Penebar Swadaya, Jakarta
[7] Ardian. A, 2009, Perawatan dan
Perbaikan Mesin, Handout, Pendidikan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Yogyakarta.
[8] Puspitasari. N. B, & Martanto. A. 2014,
Penggunaan FMEA dalam
mengidentifikasi resiko kegagalan
proses produksi sarung atm (alat tenun
mesin) (studi kasus PT. Asaputex jaya
tegal), Semarang : Undip, 94
[9] Cahyabuana. B. D, 2015, Konsistensi
Penggunaan Metode FMEA Terhadap
Penilaian Risiko Teknologi Informasi
(Studi Kasus: Bank XYZ), Tugas Akhir,
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas
Teknologi Informasi Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Surabaya
[10] Piatkowski. J. & Kaminski. P, 2017 Risk
Assessment of Defect Occurrences in
Engine Piston Castings by FMEA
Method. Foundry Engineering. ISSN:
2299-2944, pp. 107-110.
[11] McDermott. E, Robin. 2009. The Basic of
FMEA. Edisi 2. USA : CRC Press.
[12] Harsanto. B, 2013, Dasar Ilmu
Manajemen Operasi. Penerbit Unpad
Press. Bandung.
[13] DitjenNak, 2000, Panduan pelatihan total
quality management dan meningkatkan
sistem-sistem organisasi. Jakarta:
Dirjem RI.

43

You might also like