You are on page 1of 21

PBIN4434.

02 (Diskusi)

Apa komentar Anda jika ada yang menyatakan bahwa, “Menulis Kritik Sastra tidak perlu
mengetahui aspek dan kriteria kritik sastra"?

Jawaban:

Kritik sastra adalah bentuk analisis kritis yang mempertimbangkan berbagai aspek
sastra seperti tema, karakter, plot, gaya, dan konteks historis dan budaya. Untuk dapat
menulis kritik sastra yang baik, penulis kritik sastra perlu memiliki pemahaman yang kuat
tentang karya sastra yang mereka kritik serta memiliki pengetahuan tentang aspek dan kriteria
kritik sastra yang sudah diakui oleh masyarakat akademis.

Secara umu m, kritik sastra yang baik harus mempertimbangkan beberapa faktor
seperti analisis sastra, kritik teks, dan kritik sejarah dan budaya. Kritik sastra juga melibatkan
penilaian nilai estetika dari karya sastra tersebut, yang dapat bergantung pada aspek seperti
kejelasan bahasa, alur cerita yang baik, atau pengembangan karakter yang kuat. Oleh karena
itu, pemahaman tentang aspek dan kriteria kritik sastra menjadi sangat penting dalam menulis
kritik sastra yang berkualitas.
Tugas 1 PBIN 4434

TIDA Topik Penjelasan Bukti/Contoh


K Pertanyaan
1 2 3 4
Pengertian Kritik Kritik sastra adalah Contoh kritik sastra dapat
Sastra? sebuah bentuk analisis ditemukan dalam berbagai
kritis terhadap karya bentuk, seperti artikel di jurnal
sastra yang melibatkan akademis, ulasan buku di media
penilaian dan penjelasan massa, atau bahkan dalam
tentang aspek-aspek bentuk video atau podcast di
karya sastra, seperti platform media sosial. Sebagai
tema, karakter, plot, contoh, seorang kritikus sastra
gaya, dan konteks dapat menulis sebuah artikel di
historis dan budaya. jurnal akademis tentang
Kritik sastra juga penggunaan gaya bahasa dan
1. melibatkan penilaian motif-motif tertentu dalam
nilai estetika dari karya sebuah novel, atau dapat
sastra tersebut. menulis sebuah ulasan buku di
media massa tentang
pengembangan karakter dan
tema dalam sebuah kumpulan
cerpen. Dalam kritik sastra,
penulis dapat menggunakan
berbagai teknik dan metode
analisis, seperti analisis sastra,
kritik teks, atau kritik sejarah
dan budaya.
2. Perbedaan kritik Perbedaan kritik sastra Contoh perbedaan antara kritik
sastra dengan dengan cabang ilmu sastra dengan cabang ilmu
cabang ilmu sastra sastra lainnya adalah sastra lainnya adalah sebagai
lainnya? sebagai berikut: berikut:
1. Kritik sastra lebih 1. Kritik sastra vs. Sejarah
menekankan pada Sastra: Kritik sastra lebih fokus
analisis kritis terhadap pada analisis mendalam karya
karya sastra secara sastra secara individual,
mendalam, sedangkan sementara sejarah sastra lebih
cabang ilmu sastra menekankan pada konteks
lainnya lebih historis yang melingkupi karya
menekankan pada aspek- sastra tersebut. Sebagai contoh,
aspek teori atau sejarah seorang kritikus sastra dapat
sastra. melakukan analisis terhadap
2. Kritik sastra berfokus tema dan karakter dalam novel
pada karya sastra "Matahari" karya Pramoedya
sebagai objek analisis, Ananta Toer, sementara
sedangkan cabang ilmu sejarawan sastra dapat
sastra lainnya mungkin mempelajari konteks historis
lebih memperhatikan Indonesia pada masa itu yang
konteks historis atau mempengaruhi penulisan novel
sosial budaya yang tersebut.
melingkupi karya sastra 2. Kritik sastra vs. Teori Sastra:
tersebut. Kritik sastra lebih
3. Kritik sastra dapat memperhatikan pengalaman
berupa pendekatan yang estetika yang muncul dari karya
lebih subjektif, sastra, sedangkan teori sastra
sementara cabang ilmu lebih fokus pada analisis teoritis
sastra lainnya cenderung mengenai struktur dan makna
mengadopsi pendekatan karya sastra tersebut. Sebagai
yang lebih objektif dan contoh, seorang kritikus sastra
analitis. dapat melakukan analisis
terhadap penggunaan metafora
dalam puisi "Doa" karya Chairil
Anwar, sementara seorang ahli
teori sastra dapat
mengembangkan konsep
tentang fungsi metafora dalam
puisi secara umum.
3. Kritik sastra vs. Studi Sastra
Komparatif: Kritik sastra lebih
memperhatikan analisis
individu terhadap karya sastra,
sementara studi sastra
komparatif membandingkan dan
menganalisis karya sastra dari
beberapa kebudayaan yang
berbeda. Sebagai contoh,
seorang kritikus sastra dapat
melakukan analisis terhadap
penggunaan bahasa dan gaya
dalam novel "Pramoedya" karya
Toeti Heraty, sementara studi
sastra komparatif dapat
membandingkan gaya penulisan
antara novel tersebut dengan
karya sastra yang berasal dari
kebudayaan lain seperti Jepang
atau Amerika Serikat.
3 Fungsi dan Fungsi dan kedudukan Contoh bukti/contoh fungsi dan
kedudukan kritik kritik sastra adalah kedudukan kritik sastra adalah
sastra? sebagai berikut: sebagai berikut:
1. Memberikan penilaian 1. Memberikan penilaian
dan interpretasi terhadap terhadap karya sastra: Seorang
karya sastra. Kritik kritikus sastra dapat menulis
sastra dapat membantu ulasan buku atau artikel di
pembaca memahami media massa yang memberikan
makna dan nilai estetika penilaian terhadap karya sastra
dari karya sastra, serta yang dibahas. Sebagai contoh,
memberikan penilaian ulasan buku "Laut Bercerita"
yang dapat menjadi karya Leila S. Chudori yang
panduan dalam memilih ditulis oleh kritikus sastra dalam
dan mengevaluasi karya sebuah surat kabar dapat
sastra. memberikan pandangan tentang
2. Mendorong nilai estetika dan kualitas karya
kreativitas dan inovasi sastra tersebut.
dalam pengembangan 2. Mendorong inovasi dalam
karya sastra. Kritik pengembangan karya sastra:
sastra dapat memberikan Seorang kritikus sastra dapat
umpan balik yang memberikan umpan balik yang
membantu penulis untuk membantu penulis untuk
memperbaiki dan memperbaiki dan
mengembangkan karya mengembangkan karya sastra.
sastra, serta mendorong Sebagai contoh, seorang penulis
eksperimen dan inovasi novel dapat memperbaiki
dalam pengembangan ceritanya setelah membaca
genre atau gaya kritik sastra yang diberikan oleh
penulisan. kritikus sastra yang membahas
3. Memberikan novel tersebut.
kontribusi dalam 3. Memberikan kontribusi
perkembangan ilmu dalam perkembangan ilmu
sastra. Kritik sastra sastra: Kritik sastra dapat
dapat membantu menjadi bagian dari diskusi
mengembangkan teori akademis dalam pengembangan
dan metodologi analisis ilmu sastra secara keseluruhan.
sastra, serta menjadi Sebagai contoh, seorang
bagian dari diskusi akademisi sastra dapat menulis
akademis dalam sebuah artikel kritik sastra yang
pengembangan ilmu membahas sebuah karya sastra
sastra secara dan memperkenalkan teori atau
keseluruhan. metodologi baru dalam analisis
sastra. Artikel tersebut dapat
dijadikan referensi dalam
pengembangan ilmu sastra.
4 Aspek aspek Aspek-aspek kriteria Contoh kriteria sastra
kriteria sastra dan sastra dan kriteriumnya berdasarkan aspek-aspek di atas
kriteriumnya? dapat dibagi menjadi dan bukti/contoh di antaranya
beberapa kategori, yaitu: adalah sebagai berikut:
1. Aspek kebahasaan: 1.Aspek kebahasaan: Kriteria
Kriteria dalam aspek ini dalam aspek ini meliputi
meliputi penggunaan penggunaan bahasa yang baik
bahasa yang baik dan dan benar, kemampuan dalam
benar, kemampuan memilih kata dan penggunaan
dalam memilih kata dan figuratif dalam karya sastra.
penggunaan figuratif Sebagai contoh, pada novel
dalam karya sastra. "Laskar Pelangi" karya Andrea
2.Aspek keindahan: Hirata, penulis menggunakan
Kriteria dalam aspek ini bahasa yang sederhana namun
meliputi keindahan indah dan memiliki kekuatan
karya sastra, termasuk dalam menyampaikan pesan
keunikan, kesesuaian, moral.
harmoni, dan ritme. 2. Aspek keindahan: Kriteria
3. Aspek kesan dan dalam aspek ini meliputi
pengaruh: Kriteria dalam keindahan karya sastra,
aspek ini meliputi kesan termasuk keunikan, kesesuaian,
yang diberikan karya harmoni, dan ritme. Sebagai
sastra pada pembaca, contoh, pada puisi "Aku" karya
dan pengaruhnya Chairil Anwar, keunikan dan
terhadap pembaca. keindahan dalam pilihan kata
4.Aspek tema: Kriteria serta penggunaan imajinasi
dalam aspek ini meliputi membuat puisi ini memiliki
relevansi, kekuatan, dan kesesuaian dan harmoni yang
kedalaman tema yang indah.
diangkat dalam karya 3. Aspek kesan dan pengaruh:
sastra. Kriteria dalam aspek ini
5. Aspek gaya penulisan: meliputi kesan yang diberikan
Kriteria dalam aspek ini karya sastra pada pembaca, dan
meliputi gaya penulisan pengaruhnya terhadap pembaca.
yang digunakan oleh Sebagai contoh, pada karya
penulis dalam karya sastra "Perahu Kertas" karya
sastra. Dewi Lestari, kesan yang
diberikan terhadap pembaca
adalah kisah tentang
persahabatan dan perjuangan
hidup, dan dapat memberikan
pengaruh yang menginspirasi
pada pembaca.
4. Aspek tema: Kriteria dalam
aspek ini meliputi relevansi,
kekuatan, dan kedalaman tema
yang diangkat dalam karya
sastra. Sebagai contoh, pada
novel "Bumi Manusia" karya
Pramoedya Ananta Toer, tema
yang diangkat mengenai
perjuangan melawan
kolonialisme dan kekuasaan,
yang masih relevan dengan
situasi sosial-politik saat ini.
5.Aspek gaya penulisan:
Kriteria dalam aspek ini
meliputi gaya penulisan yang
digunakan oleh penulis dalam
karya sastra. Sebagai contoh,
pada novel "Orang-Orang
Biasa" karya Andrea Hirata,
gaya penulisan yang digunakan
adalah naratif yang mengalir,
sehingga memudahkan pembaca
untuk memahami alur cerita
secara jelas dan lancar.
PBIN4328. 01

1.Berfungsinya bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional, dan sebagai alat
pemersatu berbagai suku bangsa, sangat bergantung pada sikap positif kita terhadap bahasa
Indonesia. Diskusikan dengan teman Anda,Sikap positif yang bagaimanakah yang dapat Anda
tunjukkan sebagai mahasiswa?, tulis jawaban dengan bahasa Anda sendiri!

Jawaban:

Sebagai mahasiswa, sikap positif terhadap bahasa Indonesia sangatlah penting. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menunjukkan sikap positif tersebut.

Pertama, sebagai mahasiswa yang memiliki kesempatan untuk belajar dan


menggunakan bahasa Indonesia secara aktif, kita harus selalu berusaha untuk menguasai
bahasa Indonesia dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbanyak membaca
buku-buku dalam bahasa Indonesia, menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
serta berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia secara lancar dan jelas.

Kedua, kita juga dapat mempromosikan bahasa Indonesia kepada orang lain. Salah
satunya adalah dengan memperkenalkan bahasa Indonesia kepada teman-teman internasional
yang belajar di universitas kita. Kita dapat membantu mereka belajar bahasa Indonesia,
sehingga mereka dapat lebih memahami budaya dan keanekaragaman Indonesia.

Ketiga, sebagai warga negara Indonesia, kita juga harus memperlihatkan kecintaan
kita terhadap bahasa Indonesia. Kita dapat mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan bahasa Indonesia, seperti lomba menulis, pidato, atau debat dalam bahasa Indonesia.
Kita juga dapat mengikuti acara-acara yang diadakan oleh organisasi atau komunitas yang
peduli terhadap bahasa Indonesia.

Terakhir, sebagai mahasiswa, kita juga harus memperlihatkan kesadaran kita terhadap
pentingnya bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa. Kita dapat menghindari
penggunaan bahasa daerah atau bahasa asing di lingkungan kampus, dan selalu menggunakan
bahasa Indonesia dengan bangga. Hal ini dapat menunjukkan bahwa bahasa Indonesia adalah
lambang kebanggaan nasional kita, yang harus dijaga dan dipertahankan.

Dalam kesimpulannya, sebagai mahasiswa, kita memiliki peran penting dalam


menjaga dan memperkuat bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional dan alat
pemersatu berbagai suku bangsa. Dengan menunjukkan sikap positif kita terhadap bahasa
Indonesia, kita dapat membantu meningkatkan kualitas bahasa Indonesia dan memperkuat
identitas nasional kita sebagai bangsa Indonesia.

2. Coba Anda diskusikan, apa perbedaan yang tegas mengenai kedudukan dan fungsi antara
bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Berikan contoh!.

Jawaban:

Bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing memiliki kedudukan dan fungsi
yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah perbedaan yang tegas
mengenai kedudukan dan fungsi antara ketiga bahasa tersebut:

1. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia dan digunakan sebagai
bahasa nasional. Bahasa Indonesia digunakan dalam berbagai situasi formal seperti
pemerintahan, pendidikan, dan bisnis. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai alat
pemersatu bangsa karena dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Contoh penggunaan bahasa Indonesia adalah dalam sidang parlemen, pidato presiden,
dan surat kabar nasional.

2. Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat setempat di suatu
wilayah atau daerah tertentu. Bahasa daerah memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, serta
dapat menjadi identitas budaya suatu daerah. Bahasa daerah juga dapat digunakan sebagai
sarana komunikasi sehari-hari antara warga setempat.

Contoh penggunaan bahasa daerah adalah dalam percakapan sehari-hari antara


masyarakat di Jawa Tengah menggunakan bahasa Jawa, atau masyarakat di Bali
menggunakan bahasa Bali dalam upacara adat.

3. Bahasa Asing

Bahasa asing adalah bahasa yang berasal dari negara lain selain Indonesia. Bahasa
asing umumnya dipelajari sebagai bahasa kedua atau bahasa asing di sekolah-sekolah. Bahasa
asing juga dapat digunakan dalam situasi formal seperti bisnis internasional atau diplomasi.
Contoh penggunaan bahasa asing adalah dalam presentasi bisnis di forum
internasional menggunakan bahasa Inggris, atau dalam acara wawancara dengan wartawan
asing menggunakan bahasa Prancis.

Dalam kesimpulannya, ketiga bahasa tersebut memiliki kedudukan dan fungsi yang
berbeda-beda, namun tetap memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi dan pemersatu bangsa, bahasa daerah sebagai
identitas budaya suatu daerah, dan bahasa asing sebagai bahasa kedua atau bahasa
internasional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami perbedaan dan fungsi dari
ketiga bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas 2 nya.

PBIN4328

1. Dalam kegiatan pembinaan bahasa, target atau tujuan pembinaan bahasa adalah
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Sebagai mahasiswa, Sikap positif
yang bagaimanakah yang dapat Anda tunjukkan untuk pembinaan bahasa tersebut?.Uraikan
dengan bahasa Anda sendiri!

Jawaban:

Sebagai mahasiswa, terdapat beberapa sikap positif yang dapat ditunjukkan dalam
pembinaan bahasa, antara lain:

1. Menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan sopan dalam berkomunikasi sehari-hari.
Hal ini menunjukkan rasa menghargai terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
negara dan sebagai identitas bangsa Indonesia.

2. Membaca dan menulis dengan aktif dalam bahasa Indonesia. Dengan membaca dan
menulis, kita dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap bahasa Indonesia,
serta mampu mengaplikasikan aturan tata bahasa yang benar dalam setiap tulisan yang
dibuat.

3. Menjaga keaslian bahasa Indonesia. Kita dapat menunjukkan sikap positif terhadap bahasa
Indonesia dengan tidak merusak bahasa asli Indonesia, seperti tidak mengalihaksarakan kata-
kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia secara sembarangan.

4. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai salah satu aset budaya
bangsa. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkaya kosakata dalam bahasa Indonesia,
memperkenalkan bahasa Indonesia pada orang asing, serta terus memperbaharui pengetahuan
tentang tata bahasa Indonesia.

Dengan menunjukkan sikap positif seperti ini, kita dapat membantu dalam upaya
memperkuat dan mempertahankan bahasa Indonesia sebagai salah satu bentuk identitas
bangsa Indonesia.

2. Bagaimana tanggapan Anda atas banyaknya berbagai kata dan istilah baru yang marak
digunakan oleh pengguna bahasa saat ini?. Berikan komentar dengan bahasa Anda sendiri.

Jawaban:
Sebagai sebuah fenomena linguistik, maraknya penggunaan kata dan istilah baru
dalam bahasa merupakan hal yang wajar terjadi. Bahasa selalu berubah dan berkembang
mengikuti perubahan dan perkembangan sosial, budaya, teknologi, dan lingkungan. Dalam
era digital dan informasi saat ini, penggunaan bahasa semakin kompleks dan dinamis,
terutama dengan adanya kemajuan teknologi yang memungkinkan komunikasi yang lebih
mudah dan cepat.

Namun demikian, kita juga perlu memperhatikan kualitas dan kebenaran penggunaan
kata dan istilah baru tersebut, agar tidak menimbulkan salah pengertian atau bahkan
menyesatkan. Penting bagi kita untuk tetap memperhatikan aturan tata bahasa dan pemilihan
kata yang tepat dalam setiap komunikasi yang kita lakukan.

Kita juga perlu memahami bahwa bahasa merupakan cerminan dari kebudayaan dan
identitas suatu bangsa. Oleh karena itu, kita harus tetap menjaga keaslian bahasa Indonesia
dan tidak merusaknya dengan penggunaan kata atau istilah yang tidak sesuai atau tidak lazim.
Namun, sebagai bahasa yang hidup dan berkembang, bahasa Indonesia juga dapat menerima
kata dan istilah baru yang memang diperlukan dalam konteks yang tepat.

Dalam hal ini, sebagai pengguna bahasa, kita perlu memiliki kesadaran dan tanggung
jawab untuk memperkaya bahasa Indonesia dengan kata dan istilah yang benar dan tepat,
serta mempertahankan keaslian dan keindahan bahasa Indonesia sebagai salah satu bentuk
identitas budaya bangsa.

3. Coba jelaskan, mengapa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia perlu dilakukan
secara terus menerus? Berikan komentar Anda!

Jawaban:

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia perlu dilakukan secara terus


menerus karena bahasa merupakan salah satu aspek penting dari kebudayaan suatu bangsa.
Bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk
mempertahankan dan mengembangkan identitas budaya suatu bangsa.

Perubahan dan perkembangan sosial, budaya, teknologi, dan lingkungan dapat


mempengaruhi bahasa yang digunakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia perlu dilakukan secara terus menerus agar bahasa
Indonesia dapat terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan tetap menjadi
bahasa yang relevan dan berdaya guna bagi masyarakat Indonesia.
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia juga penting untuk meningkatkan
daya saing bangsa dalam era globalisasi dan persaingan internasional. Bahasa Indonesia yang
baik dan benar dapat meningkatkan citra dan reputasi bangsa di mata dunia internasional.

Selain itu, pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia juga dapat membantu
meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi masyarakat Indonesia, karena bahasa
merupakan alat penting dalam proses pembelajaran dan pengetahuan. Dengan menguasai
bahasa Indonesia dengan baik, masyarakat Indonesia dapat lebih mudah memahami dan
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari.

Dengan demikian, pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia perlu dilakukan


secara terus menerus agar bahasa Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi bahasa yang
relevan, berdaya guna, dan mampu mempertahankan identitas budaya bangsa Indonesia di
tengah persaingan global.
PBIN4218.03

Jika Kompetensi Dasar pembelajaran adalah “Membaca bacaan pidato dengan tepat”.
Menurut Anda, Media dan Evaluasi apakah yang cocok untuk pembelajaran tersebut? tenang
Anda diskusikan dengan teman-teman Anda!

Jawaban:

Jika Kompetensi Dasar pembelajaran adalah "Membaca bacaan pidato dengan tepat",
ada beberapa media dan evaluasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran tersebut. Berikut
beberapa ide yang bisa dibahas bersama teman-teman:

1. Media

 Buku teks atau materi pembelajaran yang berisi contoh-contoh bacaan pidato yang
baik dan benar.
 Audio atau video rekaman pidato yang baik dan benar untuk dijadikan contoh dan
Latihan.
 Bahan bacaan pidato yang relevan dengan tema atau topik yang sedang dibahas dalam
pembelajaran.
 Alat bantu seperti mikrofon dan speaker untuk latihan pidato.

2. Evaluasi

 Evaluasi formatif seperti latihan membaca pidato secara berulang-ulang untuk


memperbaiki teknik bacaan dan intonasi pidato.
 Evaluasi sumatif seperti ujian membaca pidato secara individu atau kelompok dengan
tujuan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam membaca pidato secara tepat
dan efektif.
 Evaluasi yang menekankan pada aspek kualitas bacaan pidato, seperti penggunaan
intonasi yang tepat, penekanan kata, kejelasan pengucapan, dan ketepatan waktu
dalam membaca pidato.

Dalam memilih media dan evaluasi yang cocok untuk pembelajaran membaca bacaan
pidato, perlu dipertimbangkan juga faktor-faktor seperti kemampuan teknis peserta didik,
ketersediaan sumber daya, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan
menggunakan media dan evaluasi yang tepat, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan
kemampuan membaca pidato mereka dengan lebih efektif dan tepat.
PBIN4110.01

Diskusikan dan jawablah secara singkat tentang ciri sastra zaman peralihan dan ciri-ciri sastra
karena pengaruh Islam.

Jawaban:

Sastra zaman peralihan di Indonesia merujuk pada periode antara abad ke-19 hingga
awal abad ke-20, yang ditandai oleh adanya transisi budaya dan politik dari zaman penjajahan
kolonial Belanda ke era kemerdekaan. Ciri-ciri sastra zaman peralihan antara lain:

1. Sentimen nasionalisme dan semangat perjuangan kemerdekaan muncul dalam karya sastra,
yang mencerminkan semangat perjuangan rakyat untuk membebaskan diri dari penjajahan.

2. Gaya sastra mulai berubah dari tradisional ke modern, dengan penggunaan bahasa yang
lebih bebas dan lebih luas, serta teknik sastra yang lebih inovatif.

3. Pemikiran dan ide-ide modern mulai diterima dalam sastra, dan terjadi peningkatan
kesadaran tentang isu sosial, seperti kesenjangan ekonomi dan politik.

Sementara itu, pengaruh Islam dalam sastra di Indonesia juga sangat kuat. Ciri-ciri
sastra karena pengaruh Islam antara lain:

1. Penggunaan bahasa Arab dan peran penting sastra Arab dalam tradisi sastra Islam
Indonesia.

2. Tema-tema keagamaan dan moral yang kuat dalam karya sastra, seperti kisah-kisah para
nabi, perjuangan dan keberanian para pejuang Islam, serta nilai-nilai moral seperti kejujuran,
kesederhanaan, dan kesucian hati.

3. Penggunaan sastra sebagai media dakwah dan pengajaran agama, dengan tujuan untuk
menyebarkan ajaran Islam dan memperkuat iman umat Islam.

Sumber referensi:

Rahayu, Sri. (2007). Ciri-ciri Sastra pada Masa Peralihan. Jurnal Humaniora, 19(2), 177-186.

Husein, Fatimah. (2014). Pengaruh Islam dalam Sastra Indonesia. Jurnal Ilmu Budaya, 2(2),
117-125.
Tugas 1 Sejarah sastra

Jawablah pertanyaan berikut dengan menyertakan alasanyang dapat memperkuat keilmiahan


jawaban Anda berupa bukti kutipan dari modul atau sumber lain (internet) !
Mengapa sastra klasik berbentuk sastra lisan?
Ceritakanlah secara singkat perjalanan Sastra Indonesia dari sastra klasik sampai menjadi
sastra modern!
Jawaban:
Sastra klasik Indonesia umumnya berbentuk sastra lisan karena pada masa itu belum
ada teknologi tulis-menulis yang canggih seperti sekarang ini. Kebanyakan karya sastra pada
masa itu ditularkan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain itu, sastra
lisan juga memungkinkan penampilan yang lebih dramatis dan menyenangkan dalam
penyampaiannya.
Perjalanan sastra Indonesia dari sastra klasik sampai menjadi sastra modern dapat
dibagi menjadi beberapa periode, yaitu:
1. Sastra Klasik (sebelum abad ke-19): Pada periode ini, karya sastra Indonesia masih
berbentuk sastra lisan, seperti cerita rakyat, dongeng, dan legenda. Contoh karya sastra pada
masa ini adalah Serat Kanda, Serat Rama, dan Serat Wulang Reh.
2. Sastra Melayu (abad ke-19): Pada periode ini, pengaruh sastra Melayu mulai terlihat dalam
karya sastra Indonesia, terutama di daerah pesisir Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Contoh
karya sastra pada masa ini adalah Hikayat Abdullah dan Hikayat Bayan Budiman.
3. Sastra Balai Pustaka (awal abad ke-20): Pada periode ini, pemerintah kolonial Belanda
membentuk Balai Pustaka sebagai institusi penerbitan dan pengembangan sastra Indonesia
modern. Karya-karya sastra yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, seperti Siti Nurbaya karya
Marah Rusli, menjadi karya sastra penting pada masa itu.
4. Sastra Angkatan Pujangga Baru (1930-1942): Pada periode ini, para penulis sastra
Indonesia mulai memperkenalkan gaya penulisan yang lebih bebas dan kritis. Para penulis
angkatan ini, seperti Sutan Takdir Alisjahbana, Chairil Anwar, dan Pramoedya Ananta Toer,
memperkenalkan karya-karya yang berani dan kontroversial.
5. Sastra Pasca-Angkatan Pujangga Baru (1945-sekarang): Pada periode ini, sastra Indonesia
semakin bervariasi dan berkembang dalam berbagai bentuk, seperti puisi, prosa, drama, dan
lain-lain. Sastra Indonesia modern juga semakin terbuka terhadap pengaruh sastra asing,
seperti sastra Barat dan sastra Asia.
Sumber referensi:
Hidayat, Asep Saepul. (2019). Perkembangan Sastra Indonesia. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra, 19(1), 1-10.
Hutapea, B. (2001). Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo.
PBIN4109.03

Mengapa kita perlu memperhatikan pemilihan kata, penulisan ejaan, dan penggunaan tanda
baca yang tepat pada saat menulis?

Jawaban:

Pemilihan kata, penulisan ejaan, dan penggunaan tanda baca yang tepat pada saat
menulis sangat penting karena dapat mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap isi
tulisan. Jika kita salah memilih kata, mengeja secara salah, atau salah menggunakan tanda
baca, maka pesan yang ingin kita sampaikan bisa menjadi kabur atau bahkan salah tafsir.
Misalnya, perbedaan penulisan tanda baca pada kalimat yang sama seperti "Aku suka kamu."
dan "Aku suka kamu?" dapat memberikan makna yang berbeda. Kalimat pertama adalah
pernyataan, sementara kalimat kedua adalah pertanyaan.

Pemilihan kata yang tepat juga dapat membantu pembaca memahami pesan yang
ingin kita sampaikan dengan lebih jelas. Kita perlu memilih kata yang sesuai dengan konteks
dan tujuan tulisan kita, serta memastikan bahwa kita menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami oleh pembaca.

Penulisan ejaan yang benar juga sangat penting untuk menjaga kredibilitas tulisan
kita. Ejaan yang salah dapat membuat pembaca meragukan keahlian kita dalam menulis dan
dapat mengganggu pemahaman pembaca terhadap isi tulisan. Selain itu, ejaan yang benar
juga dapat membantu kita dalam mencari informasi secara online dengan lebih efektif.

Penggunaan tanda baca yang tepat juga dapat membantu dalam membangun
keteraturan dan kesesuaian antara kalimat-kalimat yang kita tulis. Hal ini dapat membantu
pembaca dalam memahami isi tulisan secara lebih efektif.

Dengan memperhatikan pemilihan kata, penulisan ejaan, dan penggunaan tanda baca
yang tepat pada saat menulis, kita dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas tulisan kita
serta memudahkan pembaca dalam memahami pesan yang ingin kita sampaikan.

Sumber referensi:

Lester, J. D., & Lester Jr, J. D. (2015). Writing research papers: A complete guide. Pearson.

Lunsford, A. A. (2016). Everything’s an argument: with readings. Bedford/St. Martin’s.

Purdue Online Writing Lab. (n.d.). Mechanics Overview. Diakses pada 28 April 2023, dari
https://owl.purdue.edu/owl/general_writing/mechanics/index.html.
Tugas 1 PBIN4109.

Tugas ini harus dikerjakan oleh mahasiswa dengan model analisis yang mendalam tentang
pokok permasalahannya agar tingkat ketercapaiannya sesuai dengan tujuan sesi ini.

1.Terdapat topik karangan “Tradisi Mudik”. Jelaskan berbagai masalah yang dapat menjadi
dasar pengembangan topik itu.

Jawaban:

Tradisi mudik adalah kegiatan pulang kampung yang dilakukan oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia pada saat hari raya tertentu, seperti Idul Fitri atau Natal. Meskipun
tradisi ini memiliki nilai sosial dan budaya yang penting, namun ada beberapa masalah yang
dapat menjadi dasar pengembangan topik tersebut. Berikut adalah beberapa masalah yang
dapat menjadi dasar pengembangan topik "Tradisi Mudik":

1. Masalah Kepadatan Lalu Lintas

Kepadatan lalu lintas selama musim mudik dapat menyebabkan kemacetan yang parah,
khususnya di jalan-jalan tol. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif seperti kelelahan,
keterlambatan, dan bahkan kecelakaan lalu lintas. Kepadatan lalu lintas juga dapat
memperburuk kualitas udara dan meningkatkan polusi.

2. Masalah Kesehatan

Mudik dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti kelelahan, dehidrasi, dan gangguan
pencernaan akibat perjalanan jauh dan terbatasnya akses makanan dan minuman. Selain itu,
terdapat risiko penularan penyakit seperti Covid-19 dan penyakit lainnya, terutama jika tidak
ada protokol kesehatan yang diikuti selama perjalanan.

3. Masalah Ekonomi

Mudik dapat menimbulkan masalah ekonomi bagi masyarakat yang mengalami kesulitan
dalam memenuhi biaya transportasi dan akomodasi selama perjalanan. Terdapat juga risiko
kerugian ekonomi akibat meninggalkan pekerjaan selama beberapa hari atau minggu selama
musim mudik.

4. Masalah Sosial

Tradisi mudik dapat menimbulkan masalah sosial seperti peningkatan angka kejahatan dan
pengemis, peningkatan angka kecelakaan lalu lintas, dan kerusuhan sosial. Selain itu, terdapat
juga risiko meningkatnya konflik antara masyarakat lokal dan pemudik yang datang ke
daerah mereka.

Sumber referensi:

Hadi, S., & Raharjo, S. T. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Masyarakat Melakukan Mudik Lebaran Di Surabaya. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik, 8(2), 149-161.

Nurkholis, & Firdausy, C. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan moda
transportasi pada musim mudik lebaran di Kota Malang. Jurnal Transportasi, 17(2),
121-129.

Suharsono, S., & Sunaryo, S. (2016). Analisis tingkat kepuasan pemudik terhadap fasilitas
pelayanan Terminal Terpadu Pontianak. Jurnal Teknik ITS, 5(1), 1-5.

2. Bagaimana Saudara menyikapi sebuah karangan yang pengembangan gagasan dan idenya
tidak teratur, kurang logis, dan tidak fokus?

Jawaban:

Saya akan menyikapi sebuah karangan yang pengembangan gagasan dan idenya tidak
teratur, kurang logis, dan tidak fokus dengan memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Buatlah outline atau kerangka tulisan terlebih dahulu

Sebelum mulai menulis, buatlah sebuah kerangka tulisan atau outline yang terdiri dari judul,
pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Hal ini akan membantu dalam mengatur urutan ide dan
gagasan sehingga tulisan menjadi lebih terstruktur dan mudah dipahami.

2. Fokus pada satu topik utama

Pastikan untuk memilih satu topik utama dan fokus pada topik tersebut. Jangan mencoba
untuk membahas terlalu banyak topik dalam satu tulisan, karena hal ini dapat membuat
tulisan menjadi kurang fokus dan sulit dipahami.

3. Gunakan kalimat yang jelas dan logis

Pastikan untuk menggunakan kalimat yang jelas dan logis dalam setiap paragraf. Hindari
penggunaan kalimat yang bertele-tele atau ambigu karena hal ini dapat membuat tulisan
menjadi kurang terstruktur dan sulit dipahami.
4. Gunakan referensi yang tepat

Saat menuliskan sebuah karangan, pastikan untuk menggunakan referensi yang tepat dan
akurat. Referensi yang tepat dapat membantu memperkuat argumen dan meningkatkan
kredibilitas tulisan.

Sumber referensi:

Sutopo, H. B. (2012). Metodologi penelitian kualitatif: dasar teori dan praktik. Surakarta:
UNS Press.

Arifin, A. Z. (2016). Penulisan artikel ilmiah. Yogyakarta: Gava Media.

Kurniawan, A., & Kurniawan, H. (2017). Writing for academic purposes: A guide for
research students. Journal of English Language Teaching and Linguistics, 2(2), 238-
245.

You might also like