You are on page 1of 13

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

PENGORGANISASIAN MUHAMMADIYAH

Dosen pengampu:

Mappanyompa, S.Pd.I., MM., M.Pd.I

Di susun oleh :

Kelompok 9

NOVITA NIRMALA (2021D1B203R)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr. wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kita dapat bersama-sama dalam kesempatan ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Mappanyompa, S.Pd.I., MM., M.Pd.I
selaku dosen mata kuliah Kemuhammadiyahan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Melalui tugas ini, saya berharap dapat lebih memahami apa yang dimaksud dengan Firqah,
Ahlusunnah Waljama’ah, Mazhab dan Muhammadiyah. Saya menyadari bahwa tugas ini
tidak akan mudah, namun saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
tugas ini dengan baik dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang
Kemuhammadiyahan.

Demikianlah kata pengantar dari saya, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dapat menambah pengetahuan serta keimanan kita dalam memahami ajaran Islam.

Wassalamu'alaikum wr. wb

Mataram, Mei 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................2
C. TUJUAN......................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Organisasi Muhammadiyah.......................................................................................................3
B. Sistem Gerakan Organisasi....................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................8
B. SARAN........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemuhammadiyahan merupakan gerakan keagamaan yang berasal dari Indonesia yang


didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912. Gerakan ini awalnya merupakan sebuah
gerakan pembaruan Islam yang ingin mengembalikan ajaran Islam ke pada bentuk aslinya
yang murni dan sederhana.

Gerakan Kemuhammadiyahan muncul sebagai bentuk reaksi atas kondisi umat Islam
pada masa itu yang dinilai terlalu pasif dalam menghadapi kolonialisme dan modernisasi
yang terjadi. Gerakan ini mengajarkan pemahaman bahwa Islam harus dijalankan secara
total, tidak hanya dalam bentuk ritual semata, tetapi juga dalam kehidupan sosial, ekonomi,
dan politik.

Kemuhammadiyahan juga mengajarkan konsep ukhuwah (persaudaraan) yang


mengedepankan persatuan dan kesatuan umat Islam. Gerakan ini juga dikenal dengan
semboyan "Islam rahmatan lil 'alamin" yang berarti Islam sebagai rahmat bagi semesta alam,
yang menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang merangkul semua orang dan bukan
hanya untuk golongan tertentu.

Sejak didirikan, Kemuhammadiyahan telah berkembang pesat dan memiliki banyak


pengikut di Indonesia maupun di luar Indonesia. Saat ini, Kemuhammadiyahan memiliki
banyak lembaga pendidikan, rumah sakit, lembaga sosial, dan organisasi lainnya yang
tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara lainnya.

Tugas kemuhammadiyahan sendiri merupakan tugas yang bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan dan pengembangan diri anggota dalam bidang keislaman, kepemimpinan, dan
sosial.

iii
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan organisasi Muhammadiyah?


2. Bagaimana system gerakan organisasi Muhammadiyah?
3. Bagaimana struktur organisasi Muhammadiyah?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimakud dengan organisasi Muhammadiyah
2. Untuk mengetahui system gerakan organisasi Muhammadiyah
3. Untuk mengetahui struktur organisasi Muhammadiyah

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi Muhammadiyah
Organisasi adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari 2-3 orang atau lebih yang
bersepakat untuk bekerjasama dalam mewujudkan tujuan bersama. Fungsi organisasi dalam
suatu peruangan adalah suatu alat untuk mencapai tujuan yang telah dicita-citakan. Adapun
unsure-unsur yang harus dipenuhi dalam organisasi meliputi: tujuan, usaha (kerjasama) dan
pengorganisasian (pengelolaan). Tujuan dan manfaat berorganisasi selain membuat
pekerjaan dalam mencapai tujuan menjadi ringan, baik tenaga dan biayanya juga untuk
sarana untuk berinteraksi sekaligus meningkatkan kemampuan diri dalam membangun
sebuah jaringan dan jalinan kerjasama anta kelompok yang pada akhirnya dapat
menguntungkan semua pihak.

Dasar berorganisasi adalah firman Allah s.w.t. yang terdapat dalam QS. Ash-Shaf ayat 4:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”

Organisasi bagi Muhammadiyah merupakan tuntunan shar‟i sebagai tercantum dalam


surat As Shaf ayat 4 dan surat Al Imran ayat 104:

Artiya: hendaklah ada dari kamu sekalian suatu ummat yang menyeru kepada Islam,
melakukan amar ma‟ruf nahi munkar, dan mereka itulah orang-orang yang berbahagia (QS
Ali Imran;104).

Seorang tokoh Muhammadiyah tahun 1960-1990 H.M. Djindar Tamimy, beliau sering
mengungkapkan dalam pengajian Muhammadiyah dan dikutip dalam tulisan Haedar Nashir
peneguhan ideologi Muhammadiyah bahwa kedudukan organisasi Muhammadiyah sebagai
kaidah ushul fikih yang menyatakan bahwa suatu kewajiban yang tidak sempurna kecuali
dengan nsur, maka unsur itu menjadi wajib adanya.

Berdasarkan kedua dalil dan kaidah ushul fiqih tersebut, maka keberadaan
Muhammadiyah sebagi suatu organisasi merupakan sebuah keniscayaan sebagai realisasi atau
konsekwensi logis dari pemahaman yang mendalam dari Al Qur‘an Surat Ash Shaff ayat 4
v
dan dan QS. Ali Imran ayat 104. Jadi jelaslah bahwa Muhammadiyah merupakan sebauah
organisasi yang bermula dari pemahaman dan kecerdasan KH. Ahmad Dahlan dalam
mengaktulisasikan Al Qur‘an sebagai sumber inpirasi.

Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam bukan sekedar organisasi, lebih-lebih dalam


pengertian organisasi dalam pengertian administrasi yang bersifat teknis. Sebagai gerakan
Islam, Muhammadiyah merupakan gerakan agama (religious movements), yang di dalamnya
terkandung sistem keyakinan (belief system), pengetahuan (knowledge), organisasi
(organization), dan praktik-praktik aktivitas (practices activity) yang mengarah kepada tujuan
(goal) yang dicita – citakan (Haedar Nasir, 2006;5)

Kalau kita cermati Anggaran Dasar Muhammadiyah, khususnya pasal 6, tujuan


Muhammadiyah itu dirumuskan dengan rumusan yang cukup jelas dan mudah dipahami,
yaitu : Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat
Islam yang sebenarbenarnya‖. Guna mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah menetapkan
beberapa usaha yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program kerja, dan
kegiatan Persyarikatan.

Di sini organisasi menjadi salah satu unsur penting dalam gerakan Muhammadiyah.
Itulah sebabnya Muhammadiyah sering menyebut dirinya dengan istilah Persyarikatan, yakni
suatu berserikat yang memiliki seperangkat idialisme dalam satu sistem gerakan baik
berkaitan dengan wadahnya (jam‟iyyah), anggota (jama‟ah) maupun kepemimpinannya
Imamah) untuk mencapai tujuannya.

Dalam gerak langkahnya Muhammadiyah membutuhkan perekat yang kokoh, sehingga


mampu mempertahankan nilai-nilai gerakan, sejarah gerakan, ikatan dan kesinambungan
dalam melaksanakan usaha-usaha dan mencapai tujuannya. Dalam hal ini Muhammadiyah
secara bertahap melakukan idiologis gerakan yang berintikan penguatan paham agama
sekaligus pandangan serta strategi dalam mencapai tujuannya.

Dalam Muhammadiyah, ideologi ialah ‖keyakinan hidup‖ (H.M. Djindar Tamimy, 1968:
6) atau ‖keyakinan dan cita-cita hidup‖ sebagaimana terkandung dalam Matan Keyakinan dan
Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Jika disimpulkan bahwa ‖ideologi Muhammadiyah‖ ialah
‖seperangkat pemikiran dan sistem perjuangan untuk mewujudkannya‖ atau ‖sistem paham
dan perjuangan untuk mewujudkannya‖, yakni ‖paham Islam dan sistem gerakan
Muhammadiyah‖. Jadi bukan hanya paham atau pemikiran, tetapi juga sistem gerakannya.
Ideologi bukan sekadar paham tetapi sistem paham, bukan sekadar sistem paham tetapi juga

vi
sistem perjuangan untuk mewujudkan paham tersebut dalam kehidupan. Dalam kerangka
gerakan ideologis, bahkan hal hal yang bersifat praktis dan strategis pun tidak dapat
dipisahkan dari ideologi, termasuk dalam gerakan Muhammadiyah (H.M. Djindar Tamimy,
1968: 40).

Ideologi sebagai sistem paham (keyakinan dan cita-cita hidup serta perjuangan untuk
mewujudkannya) dalam gerakan Muhammadiyah dapat difungsikan untuk sejumlah
kepentingan, antara lain sebagai berikut:

a. Ideologi dapat membei arah dan penjelasan mengenai system paham kehidupan
yang dicandranya berdasarkan paham agama islam serta bagaimana seluruh
warga Muhammadiyah bertindak berdasarkan paham tersebut.
b. Dengan ideologi maka Muhammadiyah dapat mengikat solidaritas kolektif
(uKH.uwah gerakan) yang berfungsi untuk mempertahankan ikatan ke dalam dan
menghadapi tantangan hingga ancaman dari luar;
c. Ideologi Muhammadiyah dapat membentuk karakter orang Muhammadiyah
secara kolektif sebagaimana tercantum dalam Kepribadian Muhammadiyah serta
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, yang mengandung berbagai sifat
orang dan pola tindak yang harus dimiliki dan diimplementasikan dalam
kehidupan warga Muhammadiyah;
d. Melalui ideologi Muhammadiyah menyusun strategi dan langkah-langkah
perjuangan sebagaimana khittah yang selama ini menjadi acuannya, sehingga
gerakannya trsistem dan terarah dalam satu system gerakan persyarikatan;
e. Dengan ideologi maka Muhammadiyah dapat mengorganisasikan dan
memobilisasi anggota, kader, dan pimpinannya dalam satu system gerakan untuk
melaksanakan usaha – usaha dan mencapai tujuan dalam barisan yang kokoh,
tidak berjalan sendiri sendiri. Di situlah pentingnya revitalisasi ideologi, yakni
penguatan kembali idealisme yang berkaitan dengan system paham dan
perjuangan dalam keseluruhan gerakan Muhammadiyah.

B. Sistem Gerakan Organisasi

Persyarikatan Muhammadiyah menggunakan system organisasi modern, sejak


berdirinya tahun 1912 yang terdiri atas sejumlah institusi (kelembagaan) yang terstruktur
dalam satu kesatuan. Setiap institusi Muhammadiyah bukan hanya struktur kelembagaan

vii
semata tetapi juga merupakan wahana pelembagaan nilai-nilai dan misi Persyarikatan,
sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam menyatukan idealisme dengan
kepentingan kepentingan praktis. Setiap bagian institusi dalam Muhammadiyah tidak boleh
terpisah dan harus menyatu serta berada dalam kendali system gerakan dan organisasi
Persyarikatan. Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah harus seperti sebuah barisan dan
bangunan yang kokoh (QS. Ash-Shaff/61: 4) dan setiap bagian di dalamnya harus saling
menyangga sebagai kesatuan yang utuh laksana tubuh yang satu, seperti disebut dalam hadit
Nabi.

Bangunan organisasi Muhammadiyah terdiri atas tiga komponen, yaitu Pimpinan,


Unsur Pembantu Pimpinan, dan Organisasi Otonom. Komponen-komponen tersebut
mencerminkan distribusi tugas dan kegiatan dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan
Persyarikatan (Rosyad Saleh, 2005:70).

Unsur Pimpinan ditingkat Pusat terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua
Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua
anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya, sedangkan ditingkat
Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting terdiri dari Seorang Ketua, dibantu oleh beberapa
Wakil Ketua, Sekretaris dibantu wakil Sekretaris, Bendahara dibantu oleh wakil Bendahara.
Unsur Pimpinan bertugas melaksanakan kegiatan kepemimpinan (managerial activity), yaitu
kegiatan yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan pencapaian tujuan tetapi sangat
menentukan efektifitasnya baik kegiatan tehnis maupun kegiatan pelayanan.

Unsur Pembantu Pimpinan dan Organisasi Otonomsebagian yang berhubungan


dengan pelaksanaan kegiatanpokok atau kegiatan teknis (technical activity) dan
sebagianberhubngan dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan(auxiliary activity). Kegiatan
pokok atau kegiatan teknis yangdisebutnya kegiatan operasional adalah kegiatan
yangberhubungan langsung dengan pencapaian tujuan. Adapunkegiatan pelayanan adalah
kegiatan yang tidak berhubunganlangsung tetapi sangat menunjang keberhasilan pokok
danteknis.

Badan Pembantu Pimpinan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dan amal usaha
sesuai dengan bidangnya dan terikat oleh kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pimpinan.
Sementara, Organisasi-Organisasi Otonom diberi hak untuk mengatur rumah tangga sendiri,
mempunyai tugas membina bidang-bidang tertentu dalam rangka pencapaian tujuan
Muhammadiyah. (Ibid, 2005:7071).

viii
Pimpinan merupakan sekelompok pengurus inti yang melaksanakan tugas secara
koligial dan pengambilan keputusan melalui musyawarah, masing-masing pimpinan tidak
memiliki wewenang sendiri dalam pengambilan keputusan. Prinsip koligilitas dan
musyawarah merupakan implementasi dari idiologi gerakan yang mengacu kepada matan
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang diantaranya berbunyi: “......suatu
persyarikatan sebagai "gerakan Islam" dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun
dengan MajelisMajelis (Bahagian-bahagian)-nya, mengikuti peredaran zaman serta
berdasarkan "syura" yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau
Muktamar.”

C. Stuktur Organisasi Muhammadiyah


Pengertian struktur menurut bahasa adalah susunan atau bangunan atau suatu lapisan
masyarakat. Jika dikaitkan dengan organisasi Muhammadiyah maka dapat dikatakan sebagai
suatu susunan yang berjenjang dalam melakukan kerjasama dua orang atau lebih untuk
mewujudkan tujuan bersama. Adapun fungsi dan manfaat struktur dalam organasasi adalah
adanya pembatasan wilayah kerja sehingga diharapkan masing-masing pimpinan ditingkatnya
tidak merasa keberatan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Struktur organisasi Muhammadiyah sebenarnya sama dengan struktur organisasi


pemerintahan di negeri ini. Jika dalam struktur organisasi pemerintah terdapat Negara
(pusat), Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa, maka jenjang struktur organsasi
Muhammadiyah juga sama yang membedakannya adalah nama atau istilah saja. Sesuai
Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab V pasal 9, struktur organisasi Persyarikatan ini adalah
sebagai berikut:

a. Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat


b. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau Kabupaten
c. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi
d. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara

Kepemimpinan Muhammadiyah tidaklah jauh berbeda dengan kepemimpinan di


organisasi lain. Dalam satun usaha kerjasama mencapai tujuan, di Muhammadiyah
dibutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan mengarahkan potensi dan fasilitas yang
dimilikinya. Hal ini tidak dapat lepas dari fungsi seorang pemimpin dalam suatu organisasi
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pembimbingan, pengkoordinasasian dan
pengawasan.

ix
Muhammadiyah membangun struktur organisasi baik struktur vertikal dan struktur
horisontal. Struktur vertical adalah susunan organisasi dan kepemimpinan dari tingkat bawah
ke atas atau sebaliknya, dimana masing-masing tingkatan pimpinan bertanaggung jawab
kepada organisasi ditingkat masing-masing. Misalnya Pimpinan PusatPimpinan Wilayah-
Pimpinan Daerah-Pimpinan Cabang Pimpinan Ranting.Sedangkan, bentuk horizaontal adalah
susunan organisasi berdasarkan bidang-bidang dan tugas yang menjadi konsentrasi gerakan
Muhammadiyah yang ada disetiap level organisasi kepemimpinan, dalam bentuk badan atau
lembaga dan organisasi otonom. Bentuk struktur organisasi Muhammaadiyah digambarkan
sebagai berikut:

a. Unsur Pembantu Pimpinan


Dalam melaksanakan program-programnya Persyarikatan Muhammadiyah
dibantu oleh Majelis dan Lembaga. Di Muhammadiyah Majelis dan Lembaga
disebut sebagai Pembantu Unsur Pimpinan Muhammadiyah. Meski disebuT
sebagai unsure pembatu pimpinan, namu keduanya memiliki peran dan tugas
yang berbeda-beda.
b. Lembaga Lembaga
Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah disebutkan bahwa Lembaga adalah
Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan tugas pendukung
Muhammadiyah. Lembaga yang dibentuk oleh Pimpinan Pusat
Muhammadiyah sebagai berikut:
i. Lembaga pengembangan cabang ranting
ii. Lembaga pembina dan pengawas keuangan
iii. Lembaga hubungan dan kerjasama luar negeri
iv. Lembaga penelitian dan pengembangan
v. Lembaga penanggulangan bencana
vi. Lembaga zakat, infaq, dan shadaqah
vii. Lembaga hikmah dan kebijakan public
viii. Lembaga seni bdaya dan olahraga
ix. Lembaga hubungan dan kerjasama internasional

x
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tugas Kemuhammadiyahan adalah untuk mengajak umat Islam kembali
kepada ajaran Islam yang murni dan mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan sehari-hari. Gerakan ini bertujuan untuk melakukan pembaharuan dalam
berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, dan kesehatan, guna
meningkatkan kualitas hidup umat Islam dan masyarakat secara keseluruhan.

B. SARAN

xi
DAFTAR PUSTAKA
Baca artikel detikedu, "Arti Firqah Secara Bahasa, Penyebab Muncul, dan Jenisnya" selengkapnya
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725218/arti-firqah-secara-bahasa-penyebab-muncul-
dan-jenisnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab#Daftar_mazhab
https://annasyanadazalfa.blogspot.

xii

You might also like