You are on page 1of 10

Jurnal Info Kesehatan P-ISSN: 2087-877X, E-ISSN: 2655-2213

Vol 11 No. 02, 2021

PENGARUH LAMA PERENDAMAN BAWANG PUTIH TUNGGAL


(Allium Sativum) TERHADAP KANDUNGAN ANTIOKSIDAN
DAN KESUKAAN (UJI HEDONIK)
Alvia Nur Layli 1, Ida Ayu Putri Saraswati 2
1
Program Studi S1 Ilmu Gizi Institut Kesehatan dan Bisnis Surabaya
2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Institut Kesehatan dan Bisnis Surabaya
Email: alvianurlaily@gmail.com

ABSTRAK
Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan komoditas sayuran yang penting bagi masyarakat
Indonesia, karena dimanfaatkan sebagai salah satu rempah-rempah dalam masakan. Bawang putih
yang mengandung allicin dan alliin bermanfaat sebagai antikolesterol dan memperkecil gejala dari
penyakit jantung dan menyembuhkan tekanan darah tinggi. Pada salah satu studi yang di edarkan
dalam The Journal of The Royal Collage of Physicians oleh Silagy CS dan Neil HAW di tahun 1994,
mengungkapkan bahwa bawang putih merupakan pelopor untuk mengurangi lemak dalam tubuh dan
yang terpenting adalah membantu proses penyembuhan dari kolesterol tinggi. Penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh dari kandungan antioksidan dan kesukaan (Uji Hedonik)
Karyawan PT. Sumber Kurnia Mandiri pada olahan bawang putih berdasarkan lama perendaman
dengan madu klanceng.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni, dengan metode RAL 3x pengulangan pada 3
perlakuan. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan di laboratorium dan uji skala Hedonik dilakukan
oleh 30 panelis karyawan. Hasil analisis One Way Anova pada uji aktivitas antioksidan terdapat
pengaruh yang signifikan (ρ < 0.05). Hasil analisis Kruskall Wallis pada uji hedonik terhadap warna,
aroma, rasa dan tekstur menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan (ρ < 0.05). Sebanyak
53.3% panelis menyukai produk dengan kode perlakuan B3. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
pengaruh kandungan aktivitas antioksidan pada ketiga perlakuan lama perendaman bawang putih.

Kata kunci : bawang putih, perendaman bawang putih, perendaman madu.

ABSTRACT
Garlic (Allium sativum L.) is an important vegetable commodity for the people of Indonesia,
because it is used as a spice in cooking. Garlic which contains allicin and alliin is useful as an
anticholesterol and reduces symptoms of heart disease and cures high blood pressure. In one study
published in The Journal of The Royal College of Physicians by Silagy CS and Neil HAW in 1994,
it was revealed that garlic is a pioneer for reducing fat in the body and most importantly helping the
healing process of high cholesterol. This study was conducted to determine the effect of the
antioxidant content and preferences (Hedonic Test) Employees of PT. Sumber Kurnia Mandiri on
processed garlic based on the length of immersionwith clanceng honey.
This type of research is a pure experiment, with the RAL method 3 times repetition in 3
treatments. The antioxidant activity test was carried out in the laboratory and the Hedonic scale test
was carried out by 30 employee panelists. The results of One Way Anova analysis on the antioxidant
activity test have a significant effect (ρ < 0.05). The results of Kruskall Wallis' analysis on hedonic
tests on color, aroma, taste and texture showed no significant effect (ρ < 0.05). A total of 53.3% of
panelists liked the product with the treatment code B3. Based on the results of the study, there was
an effect of the content of antioxidant activity in the three treatments of soaking garlic.

Keywords: garlic, soaking garlic, soaking honey.

522
PENDAHULUAN diterima oleh masyarakat yang
Dewasa ini filosofi tentang makan mengkonsumsinya, dan tidak memiliki efek
mengalami pergeseran, saat ini makan bukan samping yang bebahaya bagi tubuh (Helmalia
hanya untuk kenyang, dalam upaya mencapai dkk, 2019).
tingkat kebugaran dan kesehatan yang optimal Berdasarkan naskah lembarn papirus
(Azis dkk, 2015). Makanan menjadi dari mesir sekitar tahun 1550 S.M. telah
kebutuhan manusia setiap hari untuk mencantumkan sebanyak 22 resep pengobatan
menutrisi tubuh seperti protein, karbohidrat menggunakan bawang putih untuk mengatasi
dan juga lemak. Jika jumlah lemak dalam masalah gigitan ringan serangga sampai
tubuh terlalu banyak maka akan terjadi penyakit jantung dan tumor. Bawang putih
gangguan metabolisme seperti memiliki kandungan senyawa fitokimia
hiperkolesterolemia dan biasa di tangani seperti allicin, ajoene, saponin, dan senyawa
secara farmakologi, tetapi penggunaan zat asam karbol yang berkhasat sebagai
tanaman herbal juga dapat mengatasi kadar antioksidan dan meningkatkan sistem
kolesterol yang tinggi yaitu bawang putih kekebalan tubuh. Bawang putih juga
(Setiawan dkk, 2019). mengandung glucosinolate, enzim,vitamin (A,
Bawang putih (Allium sativum L.) B6, C dan E1, mineral (mangan, fosfor,
merupakan salah satu jenis sayuran golongan kalsium, kalium, besi, tembaga), dan trace
rempah yang penting bagi masyarakat mineral (Fitriyah, 2015).
Indonesia karena di manfaatkan sebagai Paling besar kandungan pada bawang
masakan. Di Indonesia produksi bawang putih putih yaitu allicin dan alliin yang bermanfaat
pada tahun 2012-2017 sebesar 17.628-21.150 sebagai antikolesterol dan menurunkan resiko
ton, sedangkan konsumsi masyarakat pada penyakit jantung serta dapat menyembuhkan
tahun tersebut berkisar 0.160-0.184 kg per hipertensi. Sebuah satu penelitian yang di
kapita per tahun, sehingga produksi belum bisa edarkan dalam The Journal of The Royal
dikatakan memenuhi kebutuhan nasional Collage of Physicians oleh Silagy CS dan
(Siahaan dkk, 2020). Neil HAW di tahun 1994, menyatakan bahwa
Pentingnya tingkat kesehatan bawang putih adalan pelopor untuk
menyebabkan perubahan pola makan menurunkan lemak dalam tubuh dan yng
masyarakat yang cenderung lebih memilih terpenting adalah membantu mengatasi
makanan alami dan sehat yang memiliki masalah dari kolesterol tinggi. Bawang putih
fungsi untuk mencegah atau mengobati di pakai sebagai pengobatan karna di percaya
berbagai macam penyakit. Hal tersebut sebagai sumber alliin, yaitu bahan kimia yang
membuat banyak industri memproduksi berupa sulfur dari asam amino. Alliin juga
produk pangan fungsional sebagai trend membantu meningkat kadar kolesterol HDL
produk pangan masa kini baik industri farmasi atau kolesterol baik sekaligus memperlambat
maupun industri makanan yang mengarah sintesis endogen kolesterol (Setiawan dkk,
pada konsep “Healthy, Functional and 2019).
Satisfied Foods” dalam menghasilkan produk- Salah satu bahan pangan herbal yang
produknya dengan kualitas terbaik dan berfungsi untuk mempercepat penyembuhan
bermanfaat bagi kesehatan (Adawiah dkk, yaitu madu yang merupakan cairan alami pada
2015). umumnya memiliki rasa manis dihasilkan
Pangan fungsional adalah produk oleh lebah madu dar sari bunga tanaman
berupa makanan atau minuman yang dapat (floral nectar) atau bagian lain dari tanaman
memberikan manfaat atau keuntungan dengan atau ekpresi lebah. Kandungan madu adalah
mempengaruhi fungsi fisiologis terhadap sejumlah senyawa antioksidan yang sudah
perubahan kesehatan tubuh menjadi lebih baik banyak diketahui. Sifat antioksidan yang
sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit. dimliki madu berasal dari zat-zat enzimatik
Pangan fungsional tidak di produksi dalam (katalas, glucos, oksidase dan peroksidas) dan
bentuk serbuk, suplemen, ataupun kapsul zat non enzimatik (asam askorbat α-tokofrol,
tetapi berasal dari bahan alami dan dapat karotenoit, asm amino, protein, produk reaksi
dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari. Maillard, flavonoid dan asam, fenolat).
Pangan fungsional memiiki karakteristik Kualitas madu di Indonesia sudah ditentukan
sensori dalam segi penampilan bentuk, warna, berdasarkan standart nasional Indonesia (SNI)
tekstur maupun citarasa yang dihadirkan, serta nomor 01-3545- 1994 (Milasari, 2019).

523
Antioksidan adalah salah satu senyawa selama 3 minggu dengan jumlah bawang
yang dapat mencegah proses oksidasi. putih tunggal 1000 gram dengan tambahan
Mekanisme kerja dari antioksidan yaitu 2000 ml madu klanceng.
dengan menangkap radikal bebas, Pembuatan sampel penelitian dilakukan
menghambat inisasi rantai, menghambat di Queenstown Q1 no.6A – Surabaya.
dekompossi peroksida, mencegah Pengujian sampel untuk mengetahui
berlanjutnya abstraksi hidrogen, daya reduksi kandungan aktivitas antioksidan dilakukan di
dan pengikatan katalis ion logam transisi. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Tubuh manusia tidak memiliki sistem (Poltekkes) Surabaya. Pengujian hedonik
pertahanan antioksidatif yang berlebihan, dilakukan oleh panelis yang diambil dari PT
apabila terpapar radikal bebas berlebihan Sumber Kurnia Mandiri di Surabaya.
tubuh membutuhkan antioksidan secara Total panelis yang diambil pada uji hedonik
eksogen. Antioksidan yang alami dapat yaitu sebanyak 30 orang karyawan PT.
melindungi tubuh dari kerusakan yang Sumber Kurnia Mandiri
disebabkan oleh spesies oksigen reaktif tanpa Pada penelitian ini akan dilakukan 2
efek samping, selain itu dapat menghambat macam analisis data yaitu untuk uji kandungan
penyakit degeneratif dengan menghambat antioksidan akan dilakukan analisis data
peroksidasi lipid (Sanger dkk, 2018). dengan menggunakan metode One Way Anova
Sebagian besar masyarakat di Indonesia yang dibantu menggunakan aplikasi SPSS.
mengkonsumsi bawang putih hanya sebagai Sedangkan pada uji hedonik akan dilakukan
tambahan perasa dalam makanan, sehingga analisis data dengan menggunakan metode uji
kurang berminat untuk konsumsi bawang Kruskall Wallis yang dibantu dengan
putih yang masih mentah secara langsung menggunakan aplikasi SPSS.
karena rasanya sangat getir dan aroma khas
pada bawang putih yang tajam. Hal tersebut HASIL
membuat peneliti ingin mengolah bawang Uji Aktivitas Antioksidan
putih yang akan direndam menggunakan Berdasarkan data hasil uji kandungan
madu. Peneliti ingin mengetahui kualitas dari aktivitas antioksidan produk snack bar
hasil olahan bawang putih dengan waktu dilakukan uji Anova One Way yang terdapat
perendaman pada madu berbeda-beda, di SPSS 20.0 dan dengan tingkat ketelitian
sehingga peneliti mengangkat judul 95% (α = 0.05), didapatkan hasil yang
“Pengaruh Lama Perendaman Olahan Bawang menunjukkan ρ = 0.000. Hal tersebut
Putih Tunggal (Allium Sativum) Terhadap memiliki hasil (ρ < 0.05) yang artinya terdapat
Kandungan Antioksidan dan Kesukaan (Uji perbedaan kandungan aktivitas antioksidan
Hedonik) Karyawan PT. Sumber Kurnia produk snack bar dari kelima perlakuan
Mandiri Surabaya” formulasi yang berbeda.
Hasil uji one way anova menunjukkan
METODE terdapat perbedaan pada ketiga perlakuan
Penelitian yang dilakukan lama perendaman bawang putih, untuk
menggunakan metode quasi-experimental mengetahui perbedaan kandungan aktivitas
dengan desain penelitian Rancang Acak antioksidan dari ketiga perlakuan tersebut
Lengkap (RAL) dengan 1 faktor perendaman maka dilakukan uji lanjutan menggunakan
yang dilakukan 3 kali pengulangan pada metode Duncan.
sampel terbaik yang dipilih oleh panelis. Total Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan
unit eksperimen yang akan dilakukan adalah bahwa ketiga perlakuan lama perendaman
sebanyak 3 perlakuan x 3 kali (pengulangan) bawang putih memiliki pengaruh pada
= 9 sampel eksperimen. kandungan aktivitas antioksidan karena setiap
Sampel B1 dilakukan perendaman perlakuan berada pada subset yang berbeda,
selama 1 minggu dengan jumlah bawang dan hasil uji lanjut Duncan menunjukkan nilai
putih tunggal 1000 gram dengan tambahan tertinggi pada kode perlakuan B3 dengan nilai
2000 ml madu klanceng. Sampel B2 subset sebesar 2.55600 dengan lama waktu
dilakukan perendaman selama 2 minggu perendaman bawang putih selama 3 minggu.
dengan jumlah bawang putih tunggal 1000
gram dengan tambahan 2000 ml madu Uji Hedonik Lama Perendaman Bawang
klanceng. Sampel B3 dilakukan perendaman Putih

524
Uji Hedonik Terhadap Warna Uji Hedonik Terhadap Tekstur
Berdasarkan data hasil uji hedonik Berdasarkan data hasil uji hedonik
terhadap warna perlakuan perendaman terhadap tekstur perlakuan lama perendaman
bawang putih dilakukan uji Kruskall Wallis bawang putih dilakukan uji Kruskall Wallis
yang terdapat di SPSS dan dengan tingkat yang terdapat di SPSS dan dengan tingkat
ketelitian 95% (α = 0.05), didapatkan hasil ketelitian 95% (α= 0.05), didapatkan hasil
yang menunjukkan ρ = 0.097. Hal tersebut yang menunjukkan ρ = 0.283. Hal tersebut
memiliki hasil (ρ < 0.05) yang artinya tidak memiliki hasil (ρ < 0.05) yang artinya tidak
terdapat pengaruh hedonik terhadap warna dari terdapat pengaruh hedonik terhadap tekstur
ketiga perlakuan lama perendaman bawang dari ketiga perlakuan lama perendaman
putih yang berbeda. bawang putih yang berbeda.
Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan
bahwa ketiga perlakuan lama perendaman bahwa ketiga perlakuan lama perendaman
bawang putih tidak terdapat perbedaan tingkat bawang putih tidak terdapat perbedaan tingkat
kesukaan pada uji hedonik terhadap warna. kesukaan pada uji hedonik terhadap tekstur.
Hal tersebut dibuktikan dari hasil nilai Asymp. Hal tersebut dibuktikan dari hasil nilai
Sig. 0.097 yang lebih besar dari nilai α = 0.05. Asymp. Sig. 0.283 yang lebih besar dari nilai
α = 0.05.
Uji Hedonik Terhadap Aroma
Berdasarkan data hasil uji hedonik Kesukaan
terhadap aroma perlakuan lama perendaman Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil
bawang putih dilakukan uji Kruskall Wallis tingkat kesukaan terhadap perlakuan lama
yang terdapat di SPSS dan dengan tingkat perendaman bawang putih, tingkat kesukaan
ketelitian 95% (α= 0.05), didapatkan hasil produk paling banyak yang dipilih oleh
yang menunjukkan ρ = 0.387. Hal tersebut panelis yaitu pada perlakuan B3 sebanyak
memiliki hasil (ρ > 0.05) yang artinya tidak 53.3% dari total panelis dibandingkan dengan
terdapat pengaruh hedonik terhadap aroma perlakuan B1 dan B2.
dari ketiga perlakuan lama perendaman Hasil tingkat kesukaan terhadap ketiga
bawang putih yang berbeda perlakuan lama perendaman bawang putih
Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan yang paling banyak disukai oleh panelis yaitu
bahwa ketiga perlakuan lama perendaman dengan kode perlakuan B3 dengan lama
bawang putih tidak terdapat perbedaan pada perendaman bawang putih selama 3 minggu.
tingkat kesukaan pada uji hedonik terhadap
aroma. Hal tersebut dibuktikan dari hasil nilai DISKUSI
Asymp. Sig. 0.387 yang lebih besar dari nilai Pengaruh Lama Perendaman Bawang
α = 0.05. Putih Terhadap KandunganAktivitas
Antioksidan
Uji Hedonik Terhadap Rasa Berdasarkan hasil uji One Way Anova
Berdasarkan data hasil uji hedonik pada perlakuan lama perendaman bawang
terhadap rasa perlakuan lama perendaman putih, menunjukkan hasil bahwa terdapat
bawang putih dilakukan uji Kruskall Wallis pengaruhlama perendaman bawang putih
yang terdapat di SPSS dan dengan tingkat dalam ketiga perlakuan terhadap uji aktivitas
ketelitian 95% (α = 0.05), didapatkan hasil antioksidan sebanyak 3x pengulangan yaitu
yang menunjukkan ρ = 0.104. Hal tersebut dengan hasil Anova ρ = 0.000 yang lebih kecil
memiliki hasil (ρ > 0.05) yang artinya tidak dari α = 0.05, sehingga dilakukan uji lanjut
terdapat pengaruh hedonik terhadap rasa dari menggunakan metode uji Duncan untuk
ketiga perlakuan lama perendaman melihat pengaruh yang signifikan pada
bawang putih yang berbeda sampel.
Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan Hasil penelitian yang telah dilakukan
bahwa ketiga perlakuan lama perendaman menunjukkan perbedaan nilai kandungan
bawang putih tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas antioksidan pada ketiga perlakuan
kesukaan pada uji hedonik terhadap rasa. Hal lama perendaman bawang putih. Hasil nilai
tersebut dibuktikan dari hasil nilai Asymp. Sig. kandungan aktivitas antioksidan tertinggi
0.104 yang lebih besar dari nilai α = 0.05. yaitu pada perlakuan B3 dengan hasil sebesar
2.56% yang dilakukan lama perendaman

525
selama 3 minggu. Sedangkan hasil nilai tubuh. Alliccin merupakan komponen
kandungan aktivitas antioksidan terendah senyawa bioaktif yang paling utama dari
yaitu pada perlakuan B1 dengan hasil sebesar kandungan bawang putih segar. Allicin
1.56% per 100 gr bahan makanan yang memiliki sifat antioksidan yang tidak stabil,
dilakukan lama perendaman selama 1 minggu. sehingga akan mudah mengalami degradasi
Hasil nilai kandungan aktivitas antioksidan akibat faktor eksternal seperti pengolahan,
menunjukkan bahwa pada perlakuan B3 baik suhu ruang penyimpanan, dll (Prayudiansyah,
untuk dikonsumsi karena memiliki kandungan 2020).
aktivitas antioksidan yang tinggi. Hasil uji aktivitas antioksidan pada
Hasil penelitian menunjukkan bila perlakuan B3 yaitu sebesar 2.56% dengan
ketiga perlakuan yaitu B1, B2, dan B3 lama perendaman bawang putih pada madu
memiliki kandungan aktivitas antioksidan dan selama 3 minggu disebabkan karena adanya
dapat dikonsumsi sebagai alternatif pangan kandungan antioksidan yang terdapat pada
fungsional. Kebutuhan antioksidan dalam madu. Senyawa antioksidan pada madu yaitu
sehari yaitu sekitar 50 mg/hari untuk seperti fenolik dan flavonoid memiliki peran
mengoptimalkan kesehatan, sedangkan sebagai antibakteri. Selain itu, senyawa asam
kebutuhan antioksidan untuk mencegah fenolik yang terdiri protacatechuic acid
terjadinya penyakit degeneratif yaitu sekitar (PCA) merupakan senyawa antioksidan yang
199.6 mg/hari (Maulida dan Adi, 2018). kuat untuk membantu peningkatan proliferasi
Berdasarkan kebutuhan antioksidan sel dalam proses penyembuhan luka
harian yaitu 50 mg/hari, maka pada perlakuan (Widyadari, 2019). Semakin lama
B3 dengan lama perendaman selama 3 perendaman bawang putih pada madu, maka
minggu dapat dikonsumsi setiap hari. akan mempengaruhi aktivitas antioksidan
Sedangkan pada perlakuan B1 dan B2 yang telah dibuktikan dalam hasil penelitian
diperlukan konsumsi bawang putih lebih ini.
banyak dibandingkan dengan perlakuan B3 Pengaruh lama perendaman bawang
karena kandungan antioksidan pada perlakuan putih pada madu yang telah dilakukan pada
B1 dan B2 lebih sedikit dibandingan dengan kode perlakuan B3 memiliki kandungan
perlakuan B3, namun ketia perlakuan tersebut aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan
dapat dikonsumsi dalam skala harian sebagai dengan kode perlakuan B1 dan B2, hal
alternatif memenuhi kebutuhan antioksidan tersebut disebabkan karena perlakuan lama
harian. Bawang putih sendiri dapat sebagai waktu perendaman bawang putih pada madu
alternatif pengobatan untuk penyakit lebih lama yaitu selama 3 minggu.
degenerative salah satunya seperti hipertensi Pengaruh Lama Perendaman Bawang Putih
(Sutrisna, 2017). Selain itu, antioksidan Terhadap Uji Hedonik
sendiri juga memiliki manfaat bagi kesehatan Warna
yaitu dengan menetralisir radikal bebas dan Suatu warna dalam hasil produk
dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit makanan memiliki peran dalam sensorik
degenerative seperti kanker, hipertensi, indera penglihatan konsumen dan dapat
diabetes melitus, hingga penyakit jantung meningkatkan selera untuk mencoba produk
(Maulida dan Adi, 2018). makanan tersebut (Yusuf, 2018). Pada umbi
Dalam penelitian Prasonto dkk (2017), bawang putih segar memiliki warna putih
menyebutkan bahwa dalam uji aktivitas krim, dan salah satu kandungan bawang putih
antioksidan bawang putih tunggal yaitu yaitu belerang dapat mempengaruhi warna
sebesar 10.61% yang termasuk klasifikasi makanan yang diolah (Setia, 2017).
antioksidan sedang karena hasil nilai uji Sedangkan madu memiliki warna yang
aktivitas antioksidan (IC50) <IC50 <30 mg/ml. berbeda tergantung dari lama waktu
Senyawa antioksidan dalam bawang putih penyimpanan, warna madu mulai dari bening
memiliki metabolit sekunder yang akan transparan seperti air hingga ke warna gelap.
membentuk mekanisme pertahanan secara Apabila madu disimpandalam ruangan dengan
kimiawi terhadap radikal bebas. Kandungan suhu yang cukup tinggi dan semakin lama
senyawa lainnya seperti sulfur, dan fenolik waktu dalam penyimpanan, maka warna madu
dalam bawang putih juga memiliki peran akan semakin gelap. Selain itu, madu yang
sebagai antioksidan untuk mencegah bewarna gelap lebih banyak mengandung
terjadinya kerusakan oksidatif pada sel komponen antioksidan seperti fenolik

526
(Djajasentana dan Samboh, 2020). lebih banyak disukai oleh panelis dibandingkan
Pengaruh lama waktu perendaman kode perlakuan B1 dan B2.
bawang putih pada madu dapat merubah Tekstur
warna produk, pada kode perlakuan B3 warna Tekstur dari suatu produk makanan
produk cenderung ke warna kecoklatan karena akan menjadi penilaian tertentu pada makanan
dilakukan perendaman selama 3 minggu yang dikonsumsi, penginderaan tekstur dapat
sehingga perubahan warna tersebut lebih seperti keras, berminyak, kering, ataupun
banyak disukai oleh panelis dibandingkan kebasahan (juiciness) (Yusuf, 2018). Pada
kode perlakuan B1 dan B2. dasarnya bawang putih memiliki tekstur yang
kering, tidak terlalu keras, dan seperti serbuk
Aroma yang kasar (Banuriawan). Madu memiliki
Fungsi aroma dalam produk makanan tekstur basah karena merupakan cairan yang
memiliki peran penting dalam menarik kental dan dihasilkan oleh lebah berasal dari
konsumen, karena indera penciuman akan nectar bunga yang dihinggapi (Anggraini,
terlebih dahulu mencium aroma dari produk 2019).
makanan tersebut (Yusuf, 2018). Dalam Pengaruh lama waktu perendaman
penelitian Banuriawan (2016), menyampaikan bawang putih pada madu dapat merubah
bahwa aroma khas yang dihasilkan oleh tekstur produk, pada kode perlakuan B3
bawang putih karena terdapat kandungan tekstur produk cenderung ke lebih lebih
belerang dan alliaceous, sehingga masyarakat basah dan lebih enak untuk dikonsumsi karena
Indonesia kurang menyukai aroma bawang dilakukan perendaman selama 3 minggu
putih segar. Sedangkan aroma madu yang sehingga tkestur bawang putih yang seperti
dihasilkan berasal dari resin tumbuhan dan serbuk kasar telah tertutupi oleh tekstur madu
bunga yang dihinggapi oleh lebah (Pramugari, dapat dan kode perlakuan B3 lebih banyak
2019). disukai oleh panelis dibandingkan kode
Pengaruh lama waktu perendaman perlakuan B1 dan B2.
bawang putih pada madu dapat merubah Tingkat Kesukaan Panelis
aroma produk, pada kode perlakuan B3 aroma Bawang putih sendiri dapat sebagai
produk cenderung ke aroma madu karena alternatif pengobatan untuk penyakit
dilakukan perendaman selama 3 minggu degenerative salah satunya seperti hipertensi
sehingga dapat menetalisir aroma khas dari (Sutrisna, 2017). Selain itu, antioksidan
bawang putih dan kode perlakuan B3 lebih sendiri juga memiliki manfaat bagi kesehatan
banyak disukai oleh panelis dibandingkan yaitu dengan menetralisir radikal bebas dan
kode perlakuan B1 danB2. dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit
Rasa degenerative seperti kanker, hipertensi,
Rasa suatu produk makanan dapat diabetes melitus, hingga penyakit jantung
diketahui dari indera pengecap, dan konsumen (Maulida dan Adi, 2018).
yang mencoba dapat merasakan dari rasa Menurut Rahman dkk (2016), makanan
produk makanan yang sedang dikonsumsi yang sangat disukai oleh masyarakat terutama
(Yusuf, 2018). Bawang putih memiliki rasa di kalangan remaja yaitu seperti makanan
yang kuat dan tajam karena komponen biologis cepat saji (fast food), seperti hamburger,
paling kuat yaitu allicin dapat memberikan ciri pizza, fried chicken, kentang goreng (friench
rasa yang khas bawang putih (Setia, 2017). fries), biskuit yang memiliki rasa gurih dan
Sedangkan madu memiliki rasa yang khas yaitu manis, serta minuman bersoda. Sebagian
seperti campuran rasa manis dan asam seperti besar panelis menyukai makanan yang
buah lemon, hal tersebut berasal dari tumbuhan memiliki aroma dan rasa yang manis.
dan bunga yang dihinggapi oleh lebah Berdasarkan dari teori dan hasil
(Pramugari, 2019). penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
Pengaruh lama waktu perendaman bahwa kode perlakuan B3 dengan lama waktu
bawang putih pada madu dapat merubah rasa perendaman bawang putih selama 3 minggu
produk, pada kode perlakuan B3 rasa produk memiliki kandungan aktivitas antioksidan
cenderung ke lebih terasa manis karena yang tertinggi dibandingkan kode perlakuan
dilakukan perendaman selama 3 minggu B1 dan B2. Hal tersebut karena bawang putih
sehingga rasa madu dapat menutupi rasa yang memiliki komponen senyawa antioksidan
khas dari bawang putih dan kode perlakuan B3 seperti allicin, fenolik, flavonoid, dan

527
golongan sulfur lainnya. Sedangkan madu
juga memiliki kandungan antioksidan salah
satunya dari senyawa asam fenolik yang
terdiri protacatechuic acid (PCA) merupakan
senyawa antioksidan yang kuat untuk
membantu peningkatan proliferasi sel dalam
proses penyembuhan luka. Selain itu, kode
perlakuan B3 dengan lama waktu perendaman
selama 3 minggu dari hasil uji hedonic dari
segi warna, aroma, rasa, tekstur, dan tingkat
kesukaan yang tertinggi dibandingkan kode
perlakuan B1 dan B2.

528
KESIMPULAN 2407 – 6902.
Hasil uji kandungan aktivitas Banuriawan, T. 2016. Studi Komparasi
antioksidan pada ketiga perlakuan lama Aktivitas Antioksidan Bawang Putih
perendaman bawang putih yang tertinggi (Allium sativum L.) Dengan Bawang
adalah pada perlakuan B3, sedangkan Putih Tunggal Menggunakan Metode
kandungan aktivitas antioksidan yang Ekstraksi Dan Sonikasi (Kajian
terendah adalah pada perlakuan B1. Pengaruh Lama Perendaman). Skripsi.
Hasil uji hedonik ditemukan hasil dari Malang : Universitas Brawijaya.
segi warna, aroma, rasa, dan tekstur terhadap Djajansentana, B., Samboh, R. 2020. Uji
ketiga perlakuan lama perendaman bawang Kesukaan Penambahan Madu Sebagai
putih yang paling disukai pada perlakuan B3. Olesan Kue Kering. Jurnal Culinaria
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan Vol. 2 No. 2.
dapat mengembangkan inovasi produk dengan Fitriyah, Jihan. 2015. Pengaruh Komposisi
subsitusi bahan baku lain. Diperlukan Bahan Terhadap Kualitas Manisan
penambahan bahan yang memiliki aroma dan Bawang Putih. Skripsi. Semarang :
rasa yang khas seperti sari jeruk yang dapat Universitas Negeri Semarang.
mempengaruhi rasa dan aroma pada produk. Gusdya, T. 2020. Hubungan Pengetahuan,
Personal Hygiene dan Motif Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Dengan Keamanan Pangan Jajanan
Adawiah, Sukandar D, Muawanah A. Bakso Bakar Di Kota Padang. Skripsi.
Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Padang : Sekolah Tinggi Ilmu
Komponen Bioaktif Sari Buah Kesehatan Perintis.
Namnam. Jurnal Kimia Valensi : Helmalia A, Putrid, Dirpan A. 2019. Potensi
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Rempah – rempah Tradisional Sebagai
Ilmu Kimia. Sumber Antioksidan Alami Untuk
Aini S. 2018. Studi Awal Pemanfaatan Bahan Baku Pangan Fungsional. Jurnal
Bawang Putih Yang Dihitamkan Kanrea vol.2 No.1.
sebagai Antibakteri. Skripsi. Surabaya : Maulida, V., Adi, A. 2018. Daya Terima Dan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kandungan Flavonoid Sirup Kombinasi
Anggraini, E. 2018. Pengetahuan dan Belimbing Wuluh (averrhoa bilimbi L)
Penerapan Konsumen dan Produsen Dan Daun Tin (ficus carica L) Sebagai
Terhadap Keamanan Pangan dan Minuman Alternatif Antioksidan Kaya
Kehalalan Produk Daging Ayam Flavonoid. Jurnal Media Gizi Indonesia
Broiler. Skripsi. Malang : Universitas Vol. 13 No. 2.
Muhammadiyah Malang. Milasari Y, Khanifah F, Umaysaroh. 2019.
Anggraini. 2019. Pengaruh Pemberian Ekstra Kadar Karbohidrat Dalam Susu Perah
Putih Telur Dan Madu Terhadap (Susu Sapi) Dengan Penambahan Madu
Tekanan Darah, Status Gizi Dan Kadar Konsentrasi 25%, 50% Dan 75%.
Hb Pada Pasien Tb Parudi Irna Paru Skripsi. Jombang : Sekolah Tinggi Ilmu
RSUD Dr. M.Zein Painan Tahun 2018. Kesehatan Insan Cendekia Medika.
Karya Tulis Ilmiah. Padang : Sekolah Milasari, Yesi. 2019. Kadar Karbohidrat
Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang. Dalam Susu Perah (Susu Sapi) Dengan
Azis A, Izzati M, Haryanti S. 2015. Aktivitas Penambahan Madu Konsentrasi 25%,
Antioksidan Dan Nilai Gizi Dari 50%, dan 75%. Skripsi. Jombang :
Beberapa Jenis Beras Dan Millet Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Sebagai Bahan Pangan Fungsional Cendekia Medika.
Indonesia. Jurnal Biologi Vol.4 No.1. Ningtias, D. 2017. Betakaroten, Antioksidan
Azis A, Rokhmat J, Kosim. 2015. Pengaruh Dan Mutu Hedonik Minuman Instan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Labu Kuning (Cucurbita Moschata
Dengan Metode Eksperimen Terhadap Dutch) Berdasarkan Konsentrasi
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Maltodekstrin. Skripsi. Semarang.:
SMAN 1 Gunungsari Kabupaten Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lombok Barat Tahun Pelajaran Permatasari, C. 2018. Pengaruh Penambahan
2014/2015. Jurnal Pendidikan Fisika Kacang Merah Dan Wortel Pada Daya
dan Teknologi Vol. 1 No. 3. ISSN : Terima Dan Kandungan Zat Gizi

529
Siomay Ikan Lele. Karya Tulis Ilmiah. Salim H. 2016. Pengaruh Aktivitas
Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Antimikroba Ekstrak Bawang Putih
Kesehatan Surabaya (Allium sativum) Terhadap Bakteri
Pradnyani, N. 2020. Keamanan Pangan Gram Positif (Stephylococcus aureus)
Kantin Sekolah Berdasarkan Skor Dan Gram Negatif (Escherichia Coli)
Keamanan Pangan (SKP) Di Desa Secara In Vitro. Skripsi. Bandar
Penyaringan,Kecamatan Mendoyo, Lampung : Universitas Lampung.
Kabupaten Jembrana. Skripsi. Denpasar Sanah, L. 2016. Perbedaan Aktivitas
: Politeknik Kesehatan Kementerian Antioksidan Bawang Putih (allium
Kesehatan Denpasar. sativum) Hasil Pemanasan (black
Pramugari R. 2019. Total Bal, Protein Dan Uji garlic) Menggunakan Metode DPPH.
Organoleptik Yoghurt Ekstrak Alpukat Karya Tulis Ilmiah. Malang: Akademi
(Persea Americana) Dengan Analis Farmasi dan Makanan.
Penambahan Madu Klanceng (Trigona Sanger G, Kaseger B, Rarung L, et al. 2018.
Sp). Skripsi. Surakarta : Institut Potensi Beberapa Jenis Rumput Laut
Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Sebagai Bahan Pangan Fungsional,
Muhammadiyah. Sumber Pigmen Dan Antioksidan
Prasonto, D., Riyanti, E., Gartika, M. 2017. Alami. Jurnal Pengolahan Hasil
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Perikanan Indonesia Vol. 21 No. 2.
Bawang Putih (Allium sativum). Setia, H. 2017. Kualitas Organoleptik Olahan
ODONTO Dental Journal Vol. 4 No. 2 Telur Itik Dengan Penambahan Bawang
(122-128). Putih (Allium Sativum) Dan Cabai
Prayudiansyah, A. 2020. Kajian Pustaka Uji (Capsicum annum L) Pada Lama
Aktivitas Antioksidan Bawang Putih Penyimpanan Yang Berbeda. Skripsi.
(Allium Sativum). Skripsi. Bandung : Semarang : Universitas Diponegoro.
Universitas Bhakti Kencana. Setiawan A, Sulistiyono L, Syahleman R.
Rahman, N., Dewi, N., Armawaty, F. 2016. 2019. Pengaruh Konsumsi Bawang
Faktor – faktor yang Berhubungan Putih Terhadap Kadar Kolesterol Pada
Dengan Perilaku Makan Pada Remaja Penderita Hiperkolesterolemia (Studi
SMA Negeri 1 Palu. Jurnal Preventif Di Desa Handil Sohor Kecamatan
vol.7 no.1 : 1 – 64. Mentaya Hilir Selatan Kabupaten
Rahmi S, Husin H. 2020. Analisis Sensori Kotawaringin Timur). Jurnal Borneo
Dan Aktivitas Antioksidan Cendikia Vol. 3 No. 1.
Menggunakan Metode DPPH Pada Siahaan S, Hidayat T, Kailaku S, Arif A.
Campuran Bawang Putih, Jahe, Lemon 2020. Pengaruh Pre-Treatment Dalam
Dan Madu Sebagai Suplemen Herbal. Proses Curing dan Suhu Penyimpanan
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan Vol. Terhadap Mutu dan Masa Dormanasi
6 No. 1. ISSN : 243 – 1095. Benih Bawang Putih. Jurnal
Rohmawati S, Pangestuti D, Widajanti L. Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1.
2017. Perbedaan Jumlah Bilangan ISSN : 2338 – 8439.
Peroksida Minyak Goreng Dengan Sudjatini. 2020. Pengaruh Cara Pengolahan
Penambahan Bawang Merah Dan Terhadap Aktivitas Antioksidan
Bawang Putih Sebagai Antioksidan Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum
Alami (Pada Pedagang Gorengan Di L.) Varietas Kating Dan Sinco. Jurnal
Wilayah Kecamatan Tembalang Kota Ilmiah Teknologi Pangan Vol. 3 No. 1.
Semarang Tahun 2016). Jurnal Sutrisna, N. 2017. Perbandingan Morfologi
Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 1. Eritrosit Menggunakan Antikoagulan
ISSN : 2356 – 3346. EDTA Dan Filtrat Bawang Putih
Sadeli, R. 2016. Uji Aktivitas Antioksidan Sebagai Antikoagulan Alternatif.
Dengan Metode DPPH (1,1-diphenyl- Skripsi. Semarang : Universitas
2-picrylhydrazyl) Ekstrak Bromelain Muhammadiyah Semarang.
Buah Nanas (Ananas Tiara. 2016. Pengaruh Penambahan Ekstrak
comosus(L.)Merr.). Skripsi. Daun Cincau Hijau Rambat Terhadap
Yogyakarta: Universitas Sanata Kadar Serat, Viskositas, Total Koloni
Dharma. Bakteri Asam Laktat (Bal) Dan Nilai

530
Organoleptik Susu Fermentasi. Karya
Tulis Ilmiah. Padang : Universitas
Andalas.
Widyadari S. 2019. Pengaruh Jenis Madu
(Madu Hutan, Madu Randu, dan Madu
Klanceng) dan Lama Fermentasi
Dengan Saccharomyces cerevisiae
Terhadap Karakteristik Fisikokimia
Madu Fermentasi. Skripsi. Malang :
Universitas Brawijaya.
Yusuf, A. 2018. Pengaruh Berbagai
Konsentrasi Garam Dalam Pembuatan
Telur Asin Dari Berbagai Jenis Telur
Terhadap Nilai Organoleptik Sebagai
Sumber Belajar. Skripsi. Malang :
Universitas Muhammadiyah Malang.
Zulfanita, Mudawaroch R, Rinawidiastuti.
2016. Potensi Bawang Putih (Allium
sativum) Sebagai Antibakteri. Skripsi.
Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.

531

You might also like