You are on page 1of 19

Udara Tanah dan Aerase

By : Kemala Sari Lubis


Komposisi Udara Tanah
 Pada tanah beraerase baik komposisi udara tanah mendekati sama
dengan atmosfer luar (terbuka)
 Komposisi udara tanah bergantung pada :
 Waktu dalam setahun
 Suhu
 Kadar air
 Kedalaman di bawah permukaan tanah
 Pertumbuhan akar
 Aktifitas mikrobia
 Pertumbuhan akar
 pH
 Laju pertukaran gas melalui permukaan tanah
Komposisi udara tanah
 Konsentrasi CO2 atmosfer 0,03%, di dalam tanah CO2 bisa
mencapai 10 kali atau bahkan seratus kali lebih besar.
 Peningkatan konsentrasi CO2 berkaitan dengan konsentrasi
O2 meskipun tidak dalam derajat yang sama.
 Konsentrasi O2 dari udara umumnya sekitar 20% maka
peningkatan konsentrasi CO2 sebanyak seratus kali yaitu
0,03 sampai 3% hanya mampu mengurangi konsentrasi O2
sebesar 17%.
Komposisi Udara Tanah
 Pada konsentrasi aerase terbatas, konsentrasi O2 bisa turun
mendekati nol
 Kondisi anaerobik yang berkepanjangan bisa menghasilkan
lingkungan kimia : denitrifikasi, evolusi gas seperti hidrogen
sulfida, metana, etilen serta reduksi oksoda mineral (Besi dan
mangan).
 Perbedaan penting antara udara tanah dan udara atmosfer
adalah : udara tanah ditandai oleh kelembaban relatif(RH)
yang tinggi hampir mendekati 100%, kecuali pada
permukaan tanah selama masa kering yang panjang.
Fraksi Volume Udara Tanah
 Fraksi volume air dan udara saling berhubungan, sehingga
diperoleh persamaan berikut :
fs = f – Ѳ dimana fs = fraksi vvolume udara;
f= porositas total
Ѳ = fraksi volume air (kadar air % volume)
Penciri Aerasi Tanah
 Penciri aerase tanah : kapasitas udara lapang yang tergantung pada
tekstur tanah
 Kapasitas udara lapang : fraksi volume udara di dalam tanah pada
kandungan kadar air saat kapasitas lapang.
 Pada tanah pasir nilai kapasitas udara sebesar 25% atau lebih
 Pada tanah liat kapasitas udara 10% dari total volume tanah
 Tanah dengan agregat kuat, (diameter agregat makro 5 mm atau
lebih), memiliki kapasitas udara 20-30%
Kelemahan Kapasitas Udara Lapang
sebagai Penciri Aerase Tanah
 Nilai indeks ini sulit ditentukan dengan derajat ketelitian yang
baik karena tergantung pada penentuan sebelumnya
(kapasitas lapang dan porositas total)
 Pada suatu nilai kadar air yang tinggi tanah sering berisi
kantung-kantung udara yang terisolasi sehingga meskipung
termasuk dari unsur volume isi udara namun tidak berperan
pada pertukaran gas aktif.
Aerase Tanah
 Respirasi : akar tanaman menyerap oksigen dan melepas
karbondioksida
 Perpindahan oksigen pada tanaman (kec.padi) : dari bagian
atas permukaan tanah (daun dan cabang) menuju ke bagian
bawah permukaan tanah (akar)
 Tidak terjadi pada kecepatan yang cukup besar
 Respirasi akar yang baik : memerlukan tanah teraerasi
Tanah Teraerasi
 Yaitu pertukaran gas yang terjadi antara udara tanah dan
atmosfer pada kecepatan tertentu untuk menghindari
kekurangan oksigen berlebihan yang terbentuk dalam zona
perakaran.
 Gas bisa mengalir dalam bentuk :
1. Kondisi fase udara (pori yang airnya telah didrainase)
2. Pada kondisi terlarut melalui fase cair.
Pertukaran Udara
 Pertukaran udara antara tanah dan atmosfer terjadi dalam 2
mekanisme berbeda :
1. Konveksi (aliran massa): gaya penggerak terdiri dari
gerakan tekanan total dari zona tekanan tinggi ke zona
tekanan rendah.
2. Difusi : gaya pendorong adalah suatu gradien tekanan
parsial (atau konsentrasi) dari suatu unsur penyusun
campuran gas yang menyebabkan molekul-molekul yang
tersebar tidak merata untuk pindah dari zona konsentrasi
tinggi ke zona konsentrasi rendah.
1. Konveksi
 Aliran konveksi udara di dalam tanah lebih mirip aliran air.
 Persamaan : kedua fluida tersebut alirannya digerakkan oleh dan
sebanding gradien tekanan.
 Perbedaan :
a. Air tidak bisa ditekan sedangkan udara bisa ditekan sehingga
kerapatan udara dan viskositasnya sangat tergantung pada
tekanan dan suhu.
b. Air memiliki daya hubung yang lebih besar terhadap permukaan
partikel mineral karenanya tertarik pada leher pori yang sempit
membentuk lapisan kapiler dan lengkungan (meniskus).
Rumus Aliran Konveksi Udara dalam
Tanah
 qv= -(k/η) P

dimana :
qv = pengaliran konveksi volumetrik udara,
k = permeabilitas ruang pori isi udara,
η= viskositas udara tanah,
P = gradien tekanan udara tanah dalam tiga
dimensi
2. Difusi
 Perpindahan secara difusi terjadi pada fase gas dan sebagian
lagi dalam fase cair
 Difusi melalui udara untuk mempertahankan pertukaran gas
antara atmosfer dan tanah.
 Difusi melalui lapisan air dengan berbagai ketebalan : untuk
mempertahankan suplai oksigen ke jaringan hidup dan
pembuangan CO2 dari jaringan hidup.
Proses Difusi
Dijelaskan dengan Hukum Fick :
qd = - D dc/dx

Dimana : qd = debit difusi


D = koefisien difusi
c = konsentrasi
x = jarak
dc/dx = gradien konsentrasi

Difusi sangat bergamtung pada volume total dan tersedianya kelokan


pori yang kontinu untuk proses difusi.
Aerase
 Aerase tergantung pada : fraksi volume pori yang terisi
udara.
 Terhambatnya aerase disebabkan :
a. Drainase buruk
b. Penggenangan air
c. Pemadatan mekanis tanah
Pengukuran Aerase Tanah
 Pendekatan tradisional :
1. Menentukan porositas terisi udara pada kadar air tanah
tertentu.
2. Caranya melalui pengambilan contoh tanah utuh yang
berada pada kapasitas lapang (yakni 2 hari setelah
pemberian air)
3. Porositas terisi udara diukur dengan mengukur beda antara
porositas total (yang didapat dengan pengukuran total)
dengan kadar air volumetrik
Pengukuran Aerase
 Teknik kromatografi gas
Melalui :
Penggunaan semacam alat suntik untuk mengambil contoh
sedikit ( 0,5 ml volume)
• Teknik membran elektroda tertutup (Willey dan Tanner,
1963 dan McIntyre dan Philip, 1964) :elektroda dibungkus
rapat pada tabung yang dimasukkan ke dalam tanah.Volume
sekeliling elektroda harus dibuat setimbang dengan udara
sebelum pengukuran dilaksanakan.
Respirasi Tanah
 Laju keseluruhan respirasi karena aktifitas biologi dalam
tanah adalah jumlah oksigen yang dikonsumsi dan jumlah
karbondioksida yang dihasilkan oleh seluruh profil.
 Keduanya di atas menentukan kebutuhan aerasi.
 Laju respirasi tanah bergantung pada :
a.Suhu
b.Kadar air tanah
c.Bahan organik
d.Aktifitas respirasi organisme makro dan mikro
Alat Pengukur Laju Respirasi
 Yakni : respirometer
 Terdiri dari wadah besar ( 91x91x91 cm) yang diisi tanah
dan ditutup bagian atasnya dengan suatu alat untuk
mempertahankan komposisi atmosfer normal dengan cara
terus-menerus menambahkan atau membuang sejumlah
oksigen dan karbondioksida bila diperlukan.
 Dengan alat ini memungkinkan pengukuran pengeluaran
karbondioksida harian dan konsumsi oksigen tiap jam oleh
tanam yang ditumbuhi tanaman maupun tanah kosong.

You might also like