You are on page 1of 36

 Suhu : pengukuran keadaan panas suatu

tubuh yang berhubungan dengan


kemampuannya untuk memindahkan panas.
 Suhu : pengukuran intensitas atau potensial
energi.
 Suhu mengendalikan gerak untuk aliran
panas dalam bentuk tekanan untuk aliran air.
 diukur dalam tiga skala : Celsius (°C),
Fahrenheit (°F), and Kelvin (K).
 Merupakan faktor terpenting mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
 Kisaran optimum suhu tanah untuk pertumbuhan
tanaman antara 20 dan 30°C.
 Pertumbuhan tanaman menurun secara drastis
jika suhu kurang dari 20°C (suboptimal) dan di
atas 35°C (supraoptimal)
 Regm suhu tanah secara kuat dipengaruhi
lingkungan edapik.
 Pelepasan unsur hara untuk akar tanaman
bergantung pada regim suhu.
 Proses biologi (respirasi tanaman) bergantung
suhu.
 Menentukan laju dan arah proses fisik tanah,
pertukaran energi dan massa dengan
atmosfer, contoh : evaporasi dan aerase
 Menentukan tipe dan laju reaksi kimia yang
terjadi dalam tanah.
 Mempengaruhi proses biologi :
perkecambahan biji, pertumbuhan dan
perkembangan benih, perkembangan akar
dan aktifitas mikrobia.
1. Radiasi
 Radiasi adalah proses transfer panas dimana
emisi energi ditunjukkan dalam bentuk
gelombang elektromagnetik.
 Energi radiasi lapangan dapat juga
dilewatkan melalui suatu keadaan vakum
karena tidak membutuhkan perantara.
 Energi bergerak dalam bentuk paket diskret
yang disebut kuanta atau photon, sehingga
energi bergantung pada panjang gelombang
atau frekuensi.
1. Hukum Wien : panjang gelombang dari intensitas
radiasi maksimal λm dan berbanding terbalik dengan suhu
absolut,
λm = 2900/T
Dimana : λm = intensitas radiasi maksimal (mikron)
T =suhu absolut

2. Hukum Planck :
Eλ= C1/5[exp(C2/λT)-1]
Dimana :Eλ= pengaliran energi yang dipancarkan
pada kisaran panjang gelombang tertentu
C1 dan C2 = konstanta,
T = suhu absolut
3. Hukum Stefan–Boltzmann : jumlah energi
yang diterma oleh suatu tubuh ( Jt) meliputi
semua panjang gelombang adalah sebanding
dengan pangkat empat kekuatan suhu absolut
tubuh (T), dan ditunjukkan seperti berikut :
Jt=σAT4
Dimana : A = irisan melintang suatu tubuh
(m2),
σ =konstanta Stefan– Boltzmann
(5.675×10−8 Wm−2K4)
T = suhu dalam derjat Kalvin
 Radiasi matahari meliputi :
a. cahaya yang terlihat dengan kisaran 0,3-0,7
mm,
b. radiasi infra merah ( > 3mm),
c. radiasi ultra violet ( < 0,3 mm).
 Radiasi gelombang pendek : spektrum
matahari yang jatuh ke permukaan tanah
 Radiasi gelombang panjang : spektrum yang
dipancarkan oleh bumi.
1. Vegetasi
2. Albedo,
3. Ketinggian permukaan (lattitude)
4. Distribusi lahan dan air
 Vegetasi merubah keseimbangan energi
tanah dengan sejumlah cara :
(i) Merubah albedo,
(ii) insulasi permukaan tanah untuk mencegah
pertukaran panas,
(iii) Mengurangi kedalaman penetrasi radiasi
matahari dan
(iv) Meningkatkan pemindahan panas laten
melalui evapotranspirasi.
 Bahagian radiasi matahari yang datang dan
direfleksi kembali ke ruang tanaman atau
tanah disebut albedo.
 Pada kanopi hutan albedo mencapai 25%
untuk tanaman non ekuator dengan penutup
tanah yang rapat (Jury et al., 1991).
 Tanah kering memiliki albedo yang lebih
tinggu daripada tanah basah.
____________________________________________________________________________________________________________________________________
Penutup/
permukaan Albedo (%) Referensi
______________________________________________________________________________________
Pasir pucat (kering) 30–60 Geiger (1965)
Serozem (kering) 25–30 Chudnovskii (1966)
Serozem (basah) 10–12 Chudnovskii (1966)
Chernozem (kering) 14 Chudnovskii (1966)
Chernozem (basah) 8 Chudnovskii (1966)
Liat (kering) 23 Chudnovskii (1966)
Liat (basah) 16 Chudnovskii (1966)
Hutan 5–20 Geiger (1965)
Jagung (New York) 23.5 Chang (1968)
Tebu (Hawaii) 5–18 Chang (1968)
Nenas (Hawaii) 5–8 Chang (1968)
Kentang (Russia) 15–25 Chang (1968)
____________________________________________________________________________________
 Sudut dimana sinar matahari sampai ke
permukaan bumi mempengaruhi jumlah
radiasi yang diterime per unit areal karena 2
hal yakni :
(i) albedo yang tinggi karena sudut dan
(ii) Radiasi adalah hal utama untuk refleksi
dan adsorpsi penyebaran yang lebih tinggi
karena pemindahan melalui atmofir.
 Konduksi merupakan mekanisme transfer
panas yang penting dalam tanah dan
berhubungan dengan perambatan panas
dalam tanah melalui gerak molekular.
 Proses konduksi panas analog dengan difusi
dan keduanya menginginkan kesetimbangan
atau dapat juga merupakan campuran
distribusi energi kinetik molekular.
Berlangsung dari lokasi yang lebih hangat
menuju lokasi lebih dingin.

Hukum Fourier : aliran panas melalui konduksi


dan secara makroskopik – ukuran konduksi
energi panas melalui suatu irisan tanah
digambarkan sbb :
Dimana : qh = flux panas (Js−1),
kT = konstanta atau konduktivitas panas (Jm/s/K),
A= daerah irisan melintang (m2),
T = suhu dalam derjat Kelvin
∂T/∂z = gradien suhu per satuan panjang/kedalaman

Tanda negatif (-) menunjukkan bahwa transfer panas terjadi secara


langsung menurunkan suhu..
Suhu diukur pada beberapa posisi yang berbeda
seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas
 Asumsi datum pada titik A, i.e., z= 0 pada titik
A1 fluks panas yang melewati tanah dan piring
kaca adalah sama , kaca dan gelas bersentuhan
dengan baik dan pemindahan panas lateral
terjadi.
 Jika suhu diukur pada piring di titik A adalah T0
 Hukum Fourier’s tentang fluks panas kolom
melintang dan datar tanah dapat dihitung sbb :
qh = - kT (T2-T0)/L

dan

qh = -kT (T3 – T2)/L


 Perbedaan suhu dari suatu contoh tanah dengan
tebal irisan melintang 30 cm adalah 20°C.
Hitunglah fluks suhu dan pemindahan panas
total dalam keadaan tetap selama 1 jam
(Konduktifitas panas tanah sebesar 1.6 J/ m/s/
°C).
 Penyelesaian :
Dik : kT = 1,6 J/ m/s/°C
T1 = 20oC
L = 30 cm = 0,3 m
t = 1 jam = 3600 detik
 Fluks panas kolom tanah adalah sbb :

Transfer panas total dalam 1 jam


=qh x t = 106.67 x3600=3.84×105J/m2
 Yakni transfer energi panas yang melibatkan pemindahan
massa pembawa panas
 Hukum Newton I tentang hukum pendnginan digunakan
untuk menghitung flux energi yang masuk dan keluar dari
suatu sistem :
qv= CvAv(Ts−T0) atau L*E

Dimana : qv = fluks panas konveksi (Js−1 atau W),


Cv = kapasitas panas volumetrik (Jm−3K−1),
v = kekentalan cairan (m/s),
Ts = suhu tanah yang berkontak dengan cairan (K),
To = suhu cairan paling jauh dari permukaan (K),
L = panas laten penguapan dan
E = tingkat evaporasi.
 Di dalam tanah , fenomena konveksi panas
kurang penting namun selama infiltrasi dan
redistribusi air di dalam profil tanah yang lebih
dingin, konveksi energi panas menjadi penting.
 Konduktifitas panas beberapa logam
(Kal/cm/s/°C)
Aluminium : 9.56
Copper :16.25
Gold : 2.44
Iron : 2.24
Platinum : 0.75
Silver : 7.05
Tungstun : 4.88
 Yakni jumlah energi yang dibutuhkan untuk merubah suhu
suatu tubuh sebesar 1°C oleh adsorpsi atau pelepasan panas.
 Hubungan timbal balik antara volume dan kapasitas panas untuk
tanah kering dituliskan sbb :
Cv=ρb*Cg
 Untuk tanah basah :

 Dimana : ρb = kerapatan lindak basah,


w = kandungan air gravimetri dan
θ = kandungan air volumetrik
 Cv bergantung pada kompossi fase padatan yang terdiri dari
kandungan bahan organik dan kandungan air tanah.
 Kapasitas panas total dapat dihitung dengan
memperhitungkan masing-masing volume
bahan (de Vries, 1975) seperti berikut :

Cv=Σ(fmCm +fwCw +faCa)

fsi = fraksi mineral


fw = fraksi air
fa = fraksi udara
 Jika kerapatan partikel tanah adalah
2.65×103kg/m3, dan kerapatan lindak
1.45×103kg/m3, tanah dalam kondisi jenuh
air. Hitunglah kapasitas panas volumetrik (Cv)
tanah jika kandungan bahan organik adalah
15% dari massa padat.Diketahui kapasitas
panas volumetrik mineral (Cm) = 2×106,
kapasitas panas bahan organik (Co) dan
kapasitas panas air (Cw) masing-masing
2.5×106, dan 4.2×106 J/m3.
 Porositas total tanah dapat dihitung sbb :

 Karena fraksi volume air jenuh sama dengan porositas, maka


:
Fraksi padat volumetrik =1 − 0.453=0.547
 Fraksi bahan organik=0.547 x 0.15 =0.0820
 Fraksi bahan mineral = 0.547 x 0.85=0.464
 Selanjutnya kapasitas panas volumetrik dapat dihitung sbb :

Cv =fmCm +f0C0 +fwCw

Cv=(0.464x2x106)+(0.082x2.5x106)+(0.453x4.2x106)
= 3.04 x106 J/m3
 Suhu tanah mempengaruhi :
a. Perpindahan air tanah
b. Ketersediaan air tanah
c. Aerasi
d. Evaporasi
e. Sifat air : tegangan permukaan, viskositas,
kerapatan

Panas yang disimpan dekat permukaan tanah memiliki


pengaruh kuat terhadap evaporasi tanah.
Suatu yang lebih kering lebih cepat menghangatkan
dan mendinginkan daripada tanah yang lebih basah
karena kapasitas panas airnya lebih banyak.
1.Liquid-in-Glass Thermometer
Ditempatkan langsung dengan tanah atau bahan,
konduksi panas antara termometer dan sekeliling tanah
menyebabkan perubahan pada volume termometer
(Childs et al., 2000; Scott, 2000). Akurasi suhu berkisar
±0.01 s.d ±4°C.

2.Electric Resistance Thermometer


Didasarkan pada efek suhu thermoelectric atau
perubahan resistensi logam dengan perubahan suhu.

3.Termometer Bimetal
Memiliki dua jalur logam, yang diikat bersama-sama .
Strip memiliki koefisien ekspansi suhu yang berbeda. Strip
juga dihubungkan ke penunjuk.
4.Thermoelectric Thermometer
Termometer yang media thermometric medium
merupakan suatu konduktor loga, yang mempunyai
perubahan resistensi dengan suhu. Memperkirakan
suhu dengan kisaran −260°C - 1235°C

5.Thermocouple
Untuk pengukuran suhu tanah, weld tetap pada
suhu referensi sedangkan uang lainnya tetap kontak
dengan tanah (untuk suhu antara −270 - 3000°C).

6.Remote Sensing Thermometer


Berdasarkan monitor radiasi suhu, dapat mengukkur
suhu dari 50 - 6000 K (Childs et al., 2000).
1.Mulsa
Mulsa berwarna terang (seperti : serasah
chopped, mulsa plastik) memantulkan radiasi
matahari yang datang dan mengurangi
jumlah fluks radiasi mencapai permukaan
tanah, selanjutnya menurunkan suhu tanah.
2.Pengolahan
3.Irigasi
4.Drainase
5.Tanaman penutup dan naungan
6.Aplikasi pupuk gelap/cerah
Pengolahan baris tanam meningkatkan suhu permukaan tanah
melalui peningkatan areal yang terpapar matahari dan
kelembaban tanah.
 Pada permukaan 5 cm, atau daerah pembibitan tanah yang tidak
diolah bisa lebih hangat secara lebih lambat di musim semi dan
dingin lebih lambat di musim gugur daripada tanah yang diolah.
 Di bawah permukaan 5 cm, di daerah perakaran , tanah yang
tidak diolah bisa lebih hangat dan lebih basah dari musim salju
hingga semi.
 Variasi amplitudo suhu pada permukaan lebih besar pada tanah
diolah daripada tidak diolah karena konduktifitas panas lebih
besar pada tanah diolah daripada yang tidak diolah.

 Amplitudo menurun lebih cepat pada tanah diolah daripada tidak


diolah. van Duin, 1956).
 Irigasi dengan air dingin selama musim panas
menghasilkan penurunan suhu permukaan
tanah.
 Drainase berpengaruh besar terhadap suhu
tanah.
____________________________________________
Jarak dari aliran (m)
____________________________________________
Pengolahan 0 9 27
____________________________________________
No-till 6.2 6.1 6
Ridge-till 5.4 5.3 5.1
Plow-till 6.2 5.8 5.5
Beds 6 5.7 5.7
_____________________________________________
Source: Modified from Fausey and Lal, 1989.

You might also like