You are on page 1of 34

61

BAB III
BIOGRAFI DAN KARYA CHAIRUL TANJUNG

Chairul Tanjung merupakan sosok yang namanya beberapa tahun


terakhir sering disebut oleh masyarakat sejak terbitnya buku autobiografi Chairul
Tanjung Si Anak Singkong. Cahirul Tanjung adalah salah satu pengusaha yang
merajai dunia bisnis tanah air. Kini namanya berada dalam deretan orang sukses
dan terkaya di Indonesia, bahkan dunia. Sungguh prestasi yang sangat luar biasa.
Kesuksesan yang dicapai Chairul Tanjung, tentunya tidak mudah.
Kesuksesan yang dicapainya merupakan hasil kerja keras. Keprihatinan atas
kondisi ekonomi keluarga pada saat Chairul Tanjung kecil, menjadikan motivasi
Chairul Tanjung untuk bersungguh-sungguh dalam meniti perjalanan hidupnya.
Pengalaman tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga, hingga saat ini
Chairul Tanjung telah sukses menjadi salah satu orang yang diperhitungkan di
Indonesia bahkan dunia.
Keteladanan entrepreneurship Chairul Tanjung terlihat ketika
menyelenggarakan manajemen perusahaan dengan penuh rasa optimis. Visi dan
targetnya jelas, jelas pula strategi objektif dan inisiatif-inisiatif cara mencapainya.
Chairul Tanjung merupakan sosok entrepreneur Indonesia yang mempunyai kiat
manajemen dalam suasana kritis. Sebelum krisis tahun 1998 nayris tidak dikenal.
Namun, berkat semua ditempatkan secara profesional dalam kriteria-kriteria
hitungan terukur dan dikerjakan dalam sistem manajemen tegas serta didukung
oleh usaha keras dan bekerja tuntas Chairul Tanjung telah membuktikan
keberhasilan-keberhasilannya. Chairul Tanjung merupakan sosok entrepreneur
yang pantang menyerah, ketika krisis melanda dunia bisnis yang berdampak pada
grup bisnisnya Chairul Tanjung berkeliling untuk bertemu seluruh eksekutif dan
berpesan pada mereka “kalau krisis itu begitu besar, begitu keras, dan kalaupun
semua orang mati karena krisisnya, pastikan bahwa anda yang terakhir mati.
Kalau krisis itu begitu hebat dan panjang, sehingga hanya satu orang saja yang
sanggup bertahan, pastikan bahwa andalah orangnya. Dan kalaupun krisis itu
tidak menghantam Indonesia karena kita melakukan hal yang benar, maka
62

pastikan kita adalah orang yang paling berbahagia. Itulah tiga pesan sekaligus
motivasi semangat dan optimisme yang disampaikan Chairul Tanjung kepada
ratusan eksekutifnya pada Oktober 2008 saat gelombang krisis finansial Amerika
Serikat melanda dunia, yang imbasnya terasa hingga ke Indonesia (Maheswara,
2012: 130).
Sesuai pernyataan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa dalam
memperjuangkan bisnisnya Chairul Tanjung seperti memperjuangkan
kemerdekaan yang berkaitan dengan urusan hidup dan mati. Chairul Tanjung
selalu siaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan terburuk. Bahkan,
lompatan bisnisnya justru terjadi ketika Indonesia tengah mengalami krisis. Hal
ini membuktikan bahwa Chairul Tanjung mempunyai integritas dalam
menjungjung tinggi filosofis hidupnya yaitu “The Last Standing Man”.
Chairul Tanjung kini menjadi sosok inspiratif dan inovatif sehingga dapat
menjadi inspirasi dan teladan bagi kita semua. Keberanian dan kegigihan Chairul
Tanjung dalam menerjemahkan visi bisnisnya menjadikan dirinya bersahaja
dalam membangun kerajaan bisnisnya. Untuk mengetahui rahasia atau kunci
sukses seorang Chairul Tanjung yang dapat kita tiru dan apa saja sumbangan
pemikirannya terhadap kemajuan bangsa, kita dapat melihat perjalanan studi, karir
bisnis dan kegiatan-kegiatan yang ditekuninya sebagai berikut.

A. Biografi Chairul Tanjung


1. Profil Chairul Tanjung
Chairul Tanjung dilahirkan di Jakarta, 18 Juni 1962. Ayahanda
tercinta bernama Abdul Ghafar Tanjung dan ibunda tercinta bernama
Halimah. Isteri tersayang yang selalu menemani perjuangan Chairul
Tanjung bernama drg. Anita Ratnasari dan anak tercinta yang selalu
membuat kehangatan dan keceriaan di setiap langkah Chairul Tanjung
bernama Putri Indahsari serta seorang putra bernama Rahmat Dwiputra
(Prasetyahadi, 2013: 17-18). Chairul Tanjung dilahirkan ditengah keluarga
yang cukup berada. Ayahnya A.G Tanjung adalah wartawan orde lama yang
menerbitkan surat kabar berpolah kecil. Chairul Tanjung berada di keluarga
63

bersama enam saudara lainnya, Chairul Tanjung mempunyai empat adik


yaitu Chairal Tanjung, Selvi Tanjung, Lukman hakim dan Oki Hertian.
Ketika zaman orde baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena bersebrangan
secara politik dengan penguasa saat itu. Berawal dari kejadian tersebut
Chairul Tanjung bersama keluarganya hidup dalam kesederhanaan, hal itu
yang menjadikan dasar Chairul Tanjung dan keluarga berpikir keras
bagaimana bisa mempertahankan hidup dengan menggunakan fasilitas
seadanya (Mubarok, 2013: 1).
Chairul Tanjung menempuh pendidikan formal dimulai dari sekolah
dasar (SD) Van Lith, Jakarta pada tahun 1975. Kemudian atas arahan dari
ayahnya, Chairul Tanjung melanjutkan studi sekolah menengah pertama
(SMP) di Van Lith, Jakarta pada tahun 1987. SMP Van Lith adalah sekolah
Katolik Belanda yang pada zamannya merupakan sekolah dengan kualitas
terbaik di Jakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
Chairul Tanjung melanjutkan studi di sekolah menengah atas (SMA) Negeri
1 Boedi Oetomo pada tahun 1981 dan pada tahun 1987 Chairul Tanjung
menempuh studi S-1 di Jurusan Kedokteran gigi Universitas Indonesia (UI)
(Gunawan Diredja, 2012: 72-77).
Keprihatinan hidup yang dijalani Chairul Tanjung, membuahkan
keberhasilan. Sukses menjalankan usaha dan mempekerjakan puluhan ribu
orang tidak membuat Chairul Tanjung merasa menjadi aktor utamanya.
Chairul Tanjung tetap profesional dalam bekerja. Bahkan pencapaian
Chairul Tanjung menjadi orang terkaya di dunia pada urutan 937 versi
majalah Forbes dengan total kekayaan senilai USD 2,1 miliar tidak
menjadikan Chairul Tanjung puas atas pencapaiannya. Hal ini terbukti
sampai saat ini perusahaan-perusahaan Chairul Tanjung tetap jaya sekalipun
terkena imbas krisis akhir 1997.
2. Riwayat Karier Chairul Tanjung
Mengingat keterbatasan dalam banyak hal terutama biaya, langkah
apapun selalu menjadi pertimbangan Chairul Tanjung, termasuk setelah
lulus sekolah menegah atas (SMA) dan mulai menapaki bangku perguruan
64

tinggi. Namun, keterbatasn tersebut tidak membuat Chairul Tanjung patah


semangat, ini menjadi modal awal dari semua pencapaian karier bisnisnya
saat ini (Gunawan Diredja, 2012: 1).
Chairul Tanjung memulai berbisnis ketika kuliah di jurusan
kedokteran gigi Universitas Indonesia (UI). Guna memenuhi kebutuhan
kuliah Chairul Tanjung mulai berbisnis berjualan buku kuliah stensilan,
kaos dan membuka usaha fhoto copy dikampusnya. Chairul Tanjung juga
pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorioum di
bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat yang kemudian bangkrut (Mubarok,
2013: 2).
Menjadi pebisnis telah memikat Chairul Tanjung, setelah menutup
toko peralatan kedokteran dan laboratoriumnya, Chairul mencari peluang
baru bisnis kontraktor. Namun, usaha itu kurang berhasil. Kendati demikian,
Chairul Tanjung menjadikan semua itu pelajaran bisnis yang pernah
ditanganinya. Perjalanan bisnis Chairul Tanjung tidak selesai saat masa
kuliah saja, setelah menyelesaikan kuliah di jurusan kedokteran gigi
universitas Indonesia (UI), Chairul Tanjung mendirikan PT Pariarti
Shindutama bersama tiga rekannya pada tahun 1987. Bermodal awal dari
Rp.150 juta dari Bank Exim, Chairul Tanjung memproduksi sepatu anak-
anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak kepadanya karena perusahaan
tersebut langsung mendapat pesanan 160.000 pasang sepatu dari Italia.
Menyusul kesuksesan dalam bisnis sepatu, usaha mereka berkembang ke
produk lain seperti genting, sandal dan properti. Akan tetapi, karena
perbedaan visi berkaitan dengan ekspansi usaha, Chairul tanjung memilih
pisah dan mendirikan usaha sendiri (Rizaldi, 2013: 80-81).
Setelah keluar dari PT Pariarti Shindutama Chairul Tanjung
mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul Tanjung mereposisikan
dirinya ke tiga bisnis inti yaitu: keuangan, properti dan multimedia.
Kepiawaiannya dalam membangun jaringan dan berorganisasi membuat
bisnisnya semakin berkembang pesat. Selanjutnya, Chairul Tanjung
mendirikan sebuah kelompok perusahaan dengan nama Para Group.
65

Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Indi Holindo sebagai father


holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding yakni Para
Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan
investasi) dan Para Inti Propertindo (property) (Maheswara, 2012: 115).
Dibidang keuangan, pada akhir tahun 1995, Chairul Tanjung
mengambil alih Bank Karman yang kini berganti nama menjadi Bank Mega.
Bank Mega termasuk ke dalam Bank yang minim dan hampir mengalami
kebangkrutan. Saldo merah di BI (Bank Indonesia) mencapai 90 miliar lebih
dari 90 persen kredit macet, operasional Bank Mega tanpa teknologi.
Namun ditangan Chairul Tanjung hingga september 2005, tercatat Bank
Mega memiliki nilai buku aset mencapai Rp. 1,5 triliun (Mubarok, 2013:
26). Adapun dibidang investasi, pada awal 2010, Para Group melalui anak
perusahaannya, Trans Corp mengakuisisi 40% saham Carefour, salah satu
ritel raksasa Prancis, senilai lebih dari 3 triliun. Terhitung sejak 19
November 2010 Chairul Tanjung resmi memiliki 100% saham Carrefour
Indonesia (Rizaldi, 2013: 63).
Dibawah naungan Para Group Chairul Tanjung memiliki sejumlah
perusahaan dibidang finansial anatara lain: Asuransi Umum Mega, Asuransi
Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega tbk, Mega Capital
Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang
properti dan investasi perusahaan tersebut membawahi Para Bandung
Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah
Propertindo. Dan dibidang multimedia, Para Group memiliki Trans TV,
Mahagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle dan Trans Studio, pada
bisnis penyiaran dan multimedia Chairul Tanjung berhasil mengakuisasi
TV7 yang nyaris bangkrut. Tarns TV lewat induk perusahaannya pada Juni
2006 membuat MoU untuk membeli sebagian saham TV7 yang dipegang
oleh kelompok Kompas Gramedia, serta mengubah nama perusahaan TV7
menjadi Trans. Chairul Tanjung mengungkapkan dirinya tertarik dengan
dunia penyiaran karena televisi berperan sebagai alat transformasi ke arah
66

yang lebih baik. Selain itu menurutnya masyarakat Indonesia cenderung


menyukai hiburan daripada berita (Maheswara, 2012: 115-116).
Chairul Tanjung sudah 30 tahun bergelut di dunia bisnis. Dimulai
sejak di bangku kuliah di universitas Indonesia pada tahun 1981 sampai
sekarang. Para Group berkembang pesat dan melahirkan beberapa
perusahaan baru. Tiga dekade Chairul Tanjung bergelut dibidang bisnis.
Chairul Tanjung melakukan transformasi sekaligus mengubah logo dan
nama kelompok usaha. Perkembangan Para Group tidak hanya ditingkat
nasional dan telah memiliki banyak kolega dan mitrabisnis di dalam dan luar
negeri. Bagi lidah asing, tentu akan terasa sulit untuk melafalkan kata para.
Secara resmi acara perubahan nama kelompok usaha tersebut
dilakukan pada 1 Desember 2011 dan dikemas dalam sebuah acara makan
siang bersama dengan kalangan pengusaha, ketua lembaga tinggi negara,
para duta besar negara sahabat, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,
direksi dan pimpinan perusahaan BUMN, serta para pemilik dan pemimpin
redaksi media masa.
Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Group menjadi CT Corp
(Chairul Tanjung Corpora). CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub-
holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi
layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan dan sumber daya alam.
Dengan bendera baru CT Corp, diharapkan penyebutan namanya menjadi
lebih mudah diberbagai kalangan khususnya kolega bisnis luar dan dalam
negeri. Perubahan nama dan logo ini sekaligus sebagai bagian dari proses
transformasi untuk melangkah dan spirit untuk mewujudkan Indonesia yang
lebih baik (far a better Indonesia) (Gunawan Diredja, 2012: 338-340).
67

Berikut adalah perkembangan CT Corp dari tahun ke tahun


berdasarkan data urutan tahun (Maheswara, Nendra 2012:121-125).

Tabel 3.1
Perkembangan Chairul Tanjung Corpora
No Tahun Nama Perusahaan
1 1984 Inisiasi aktivitas bisnis formal dalam industri manufaktur sepatu
2 1987 Chairul Tanjung mendirikan Para Group
3 1995 Bergabung dengan Para Multi Finance, sebuah perusahaan
pembiayaan sepeda motor berbagai merek.
4 1996 Mengakuisasi Bank Karman yang kemudian diganti namanya
menjadi Bank Mega.
5 1999 a. Mengakuisisi Indovest Securities, dengan mengganti namanya
menjadi Mega Capital.
b. Mendirikan PT. Televisi Transformasi Indonesia dan
memperoleh izin penyiaran Free-To-Air nasional.
6 2001 a. Mengakuisasi PT Bank Umum Tugu.
b. Trans Tv pertama kali mengudara.
c. Grand opening mall terbesar di Bandung, bandung Supermall
d. Initial Public Offering (IPO) Bank Mega di Jakarta Strock
Exchange pada Rp. 1. 125,00 per lembar, yang kemudian
dikenal dengan nama PT Bank Mega Tbk.
7 2003 Mendirikan PT Asuransi Jiwa Mega Life, sebuah usaha joint-
venture perusahaan asuransi kejiwaan dengan Sinar Mas
Group.
8 2004 a. Mengakuisasi Mega Insurance.
b. Mengubah PT Bank Umum Tugu menjadi Bank Mega Syariah,
sebuah bank pelayanan penuh yang beroprasi di bawag prinsip-
prinsip syariah, fokus pada segmen bisnis mikro dan kecil.
9 2005 a. Penyempurnaan Tower Bank Mega di jalan Kapten Tendean.
68

b. Trans Tv memproduksi 80% local programming in-house.


c. Trans Tv mendapatkan ISO 9001 dan 2000.
10 2006 a. Mengakuisasi major stake di PT Duta Visual Nusantara (TV7),
yang kemudian diganti nama menjadi Trans 7.
b. Mengakuisisi Franchise Coffe Bean Indonesia untuk dikelola
dibawah Trans Coffee.
11 2007 a. Mendirikan Trans Lifestyle di bawah payung bisnis ritel.
b. Mengakuisasi retailer baju-baju high-end Mahagaya Perdana
(dengan berbagai merek).
c. Mengakuisasi PT Naryadelta Prarthana untuk memperoleh
kepemilikan franchise Baskin Robbins.
d. Mendirikan Mega Auto Finance and Mega Central Finance,
perusahaan pembiayaan sepeda motor satu merek.
e. Mendirikan CT Foundation.
f. Mengakuisasi majority interest di PT Anta Tour dan Travel
Service.
g. Merestrukturasi perusahaan sub-holding Trans Corpora dan
mendirikan Trans Media, Trans Lifestyle dan Trans
Entertainment.
h. Memulai konstruksi Trans Studio di Makassar.
i. Trans TV menjadi perusahaan media pertama di dunia yang
memperoleh sertifikasi kualitas internasional untuk industri
media.
12 2008 a. Mengakuisasi Wanmani group di Thailand, distributor produk-
produk mewah dan merek-merek terkenal, seperti:Giorgio
Armani, Emprio Armani, Tod’s, Canali dan Chole.
b. Mengakuisasi major stake di PT Metropolitan Retailmart
(Metro Departement Store).
13 2009 Grand opening Trans Studio Makassar
14 2010 Mengakuisasi retailer terbesar di Indonesia, PT Carrefour
69

Indonesia.
15 2011 a. Grand opening Trans Studio Bandung, taman indoor (indoor
theme park) terbesar di Asia Tenggara 2010.
b. Transformation dari Para Group menjadi CT Corp.
c. Mengakuisasi portal berita terkemuka di Indonesia, detik.com

Sesuai dengan tabel di atas mengenai perkembangan perjalanan


perusahaan yang dimiliki Chairul Tanjung dapat disimpulkan bahwa dalam
menjalankan bisnisnya Chairul Tanjung sangat dinamis. Hal ini terlihat
perkembangannya dari tahun ke tahun mengalami perluasan usaha
diberbagai bidang, bahkan melakukan akuisisi untuk mempercepat laju
perluasan usaha. Disini terlihat sisi ke-entrepreneuran Chairul Tanjung
dengan jelas atas keseriusan dan ketekunan dalam menjalankan
perusahaannya.
3. Sosok Luar Biasa Dibalik Kesuksesan Chairul Tanjung
Ada ungkapan mengatakan “behind successful a man is a women”.
Artinya dibalik kesuksesan seorang pria pasti ada wanita yang luar biasa.
Dibalik kesuksesan Chairul Tanjung sebagai salah satu orang terkaya
Indonesia bahkan dunia, tentu ada sosok yang luar biasa yang berada
dibelakangnya. Berikut adalah sosok luar biasa di balik kesuksesan Chairul
Tanjung, yaitu:
a. Peran Primer Isteri dan Keluarga
Sosok luar biasa di balik kesuksesan Chairul Tanjung adalah isteri
dan keluarga. Wanita luar biasa itu bernama anita. Saat itu, bagi anita
Chairul Tanjung hanya dikenal sebagai mahasiswa yang minim secara
finansial. Akan tetapi, Chairul Tanjung termasuk mahasiswa dengan
tingkat kegiatan paling banyak di dalam dan diluar kampus yang
dilakoninya. Namun semua itu tidak jadi penghalang baginya. Ikatan
keluarga merupakan prioritas (Prasetyahadi, Wahyu 2013:71).
70

Harmonis keluarga yang mereka ciptakan bukan sebuah sandiwara


apalagi sekedar make up sosialita. Semua tantangan dihadapi bersama dan
anita sebagai isteri terus memberikan semangat pantang menyerah kepada
Chairul Tanjung sampai akhirnya sekarang bisa menikmati kesuksesan
bersama.
b. Sosok Ibu di Balik Kesuksesan Chairul Tanjung
Ungkapan surga ada di telapak kaki ibu. Bahkan kalau kita benar-
benar berbakti kepada ibu dengan sepenuh hati dan ikhlas, maka surga
juga akan kita gapai di dunia. Hal ini juga sejalan dengan hadis dari
Bahaz bin Hakim dari ayahnya dari neneknya ra, ia berkata, aku
bertanya:“Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus baik?”. Beliau
bersabda:”Ibumu”.Aku bertanya lagi:”Kemudian siapa?”. Beliau
bersabda:”Ibumu”. Aku bertanya lagi:”Kemudian siapa?.”Beliau
bersabda:”Ibumu”.Aku bertanya lagi:”Kemudian siapa?.”Beliau
bersabda:“Ayahmu, kemudian yang lebih dekat”. (HR Abu Dawud dan
Tarmidzi).
Menurut Chairul ibunya telah meyakinkan dirinya untuk memulai
usaha dan kerja keras secara terus menerus, sehingga sekarang dirinya
telah meraih keberhasilan. Meski ibunda hanya seorang lulusan sekolah
menengah pertama (SMP) namun beliau selalu mementingkan
pendidikan anak-anaknya. Pengorbanan ibu saat itu sangat luar biasa,
setelah kebangkrutan ayahnya, kondisi ekonomi keluarga amat sulit,
namun ibunya tetap mengedepankan pendidikan bagi anak-anaknya.
Ibunya berpandangan bahwa pendidikan mampu memotong tali rantai
kemiskinan. Berkat tekad kuat sang ibu dalam menyekolahkan anak-
anaknya, akhirnya Chairul Tanjung bersama lima saudaranya bisa meraih
sukses (Rizaldi, 2013:84-89).
Dengan demikian bisa penulis simpulkan bahwa kekuatan terbesar
dalam menggapai sukses bukan besarnya modal uang yang kita punya,
bukan kepintaran dan seberapa besar strategi yang dibuat. Namun
71

ketulusan do’a isteri dan ibu serta kerja keras yang menghantarkan kita
menuju gerbang kesuksesan.
4. Kunci Sukses Chairul Tanjung
Kunci sukses Chairul Tanjung seorang pengusaha sukses Indonesia
terangkum dalam beberapa komponen, yaitu meliputi:
a. Benci Kemiskinan dan Pemiskinan
Berawal dari didikan orang tua yang sangat tegas Chairul Tanjung
selalu berpegang teguh kepada prinsip-prinsip yang diajarkan orang
tuanya. Diantara prinsipnya yakni “Agar bisa keluar dari jerat
kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan
segala daya upaya”. Apapun harus diupayakan demi pendidikan formal,
hal ini sebagai bekal utama kesuksesan kehidupan dimasa depan
(Gunawan Diredja, 2012: 8).
Kemiskinan bukan hal yang harus ditakuti karena kemiskinan
merupakan sesuatu yang dinamis. Allah berfirman dalam Al-qur’an surat
An-Najm ayat 84, yang berbunyi:

    

Artinya:
“Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan”.
Berdasarkan studi SMERU, Suharto (2006:132) menunjukan
beberapa kriteria yang menandai kemiskinan:
1) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan,
sandang dan papan);
2) Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak telantar,
wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin,
kelompok marjinal dan terpencil);
72

3) Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,


pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi);
Chairul Tanjung semasa kecil hidup dipinggiran kota metropolitan
tepatnya di Gang Abu, Batutulis dan daerah tersebut merupakan salah
satu kantong kemiskinan Jakarta kala itu. Chairul Tanjung sudah
merasakan hidup keras sejak kecil. Namun, karena kemiskinan itu bukan
sesuatu yang bersifat pararel, melainkan sesuatu yang bisa diusahakan
maka saat ini kehidupan Chairul Tanjung berubah lebih baik. Investasi
pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang diberikan orang
tuanya dan kerja keras Chairul Tanjung untuk memperjuangkan hidup
kini telah mengubah segalanya. Apapun yang disentuh Chairul Tanjung
hampir berhasil disemua bidang.
b. Kerja Keras
Jakoeb Oetomo (2012) mengatakan bahwa kesuksesan Chairul
Tanjung dirintis, dikembangkan dan diperoleh berkat kerja keras, bekerja
tuntas, jujur, punya komitmen, dan sedikit banyak digerakan ambisi.
Berkat kerja kerasnya Chairul Tanjung berhasil mengubah dari nobody
yang tidak diperhitungkan orang menjadi somebody yang diperhitungkan
orang. Hal ini terbukti dengan perjalanan usaha Chairul Tanjung hampir
segala usaha yang didirikan dan dikembangkan Chairul Tanjung tidak
ada yang gagal.
Kerja keras adalah bentuk usaha yang terarah dalam mendapatkan
sebuah hasil, dengan menggunakan energi sendiri sebagai input
(modal+kerja). Seorang pekerja keras mengandalkan energi dirinya
sebagai modal kerja. Oleh sebab itu,seorang pekerja keras akan tampak
lebih sehat, bugar, gesit, tangkas, cekatan, berbinar-binar dan terlihat
lebih optimis. Pekerja keras membutuhkan semua itu untuk dapat
menghasilkan output kerja yang maksimal. Adapun ciri-ciri pekerja keras
yaitu: terlihat dari stamina diri, disiplin, keberdayagunaan dan
ketersediaan diri (Poniman, 2006:150-151).
73

Masyarakat Indonesia beruntung, hidup di negeri yang sangat luar


biasa dengan segala potensi yang dimiliki, baik bagi individu maupun
bangsa. Jika kunci ini (kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas) dilakukan,
maka yakin berhasil. Artinya kita memiliki potensi yang luar biasa bagi
individu dan negara, siapapun yang mempunyai keinginan bekerja keras,
sungguh-sungguh, cerdas dan ikhlas (Prasetyahadi, 2013:67-69).
Dengan demikian dapat disimpulkan seorang pekerja keras
memiliki stamina yang kuat serta kedisiplinan, keberdayagunaan dan
ketersediaan diri yang tinggi. Hal inilah yang akan mampu menghasilkan
output kerja yang maksimal.
c. Kerja Cerdas
Kerja cerdas adalah bentuk usaha terarah untuk mendapatkan
sebuah hasil dengan menggunakan mesin kecerdasan sebagai daya ungkit
prestasi kerja. Dua cara yang paling mutahir dilakukan dalam kerja
cerdas adalah ilmu dan syukur. Otak adalah aset paling berharga dalam
diri manusia. Maka cara bersyukur yang paling baik karena Tuhan YME
(Yang Maha Esa) memberikan otak kepada manusia adalah dengan
banyak menggunakannya dan menjaganya.
Semakin sering kita berfikir maka akan semakin sehat otak
tersebut, karena dendrit-dendrit yang jumlahnya jutaan seperti serabut
dalam kondisi berserakan, akan menjadi tersambung membentuk jaringan
kecerdasan. Artinya kemampuan seseorang untuk bisa menggeser titik
tumpu, sehingga menghasilkan output yang lebih besar dengan input
yang sama tergantung kepada kemampuannya memaksimalkan
kecerdasan tersebut. Inilah yang dimaksud kecerdasan sebagai daya
ungkit prestasi kerja (Poniman, 2006:152-156).
Secara sistematis hasil dari kerja cerdas akan melahirkan empat
bukti perwujuadan yaitu: (1)memperbesar skala, (2)mengefektifkan
sistem, (3)mengkapitalisasi aset, (4) membina anggota tim.
74

d. Kerja Ikhlas
Kerja ikhlas adalah bentuk usaha terarah dalam mendapatkan
sebuah hasil dengan menggunakan kesucian hati sebagai manifestasi
kemuliaan dirinya. Seorang pekerja ikhlas tidak mengeluarkan sedikitpun
energi negatif saat dia bekerja, tidak pernah mengeluh, tidak
membicarakan keburukan orang lain, atasan atau perusahaan (Poniman,
2006:157-158).
Kerja ikhlas yang memiliki nilai tinggi adalah pekerja ikhlas yang
mendahulukan kerja keras dan kerja cerdas. Ikhlas dan sabar dalam
berproses juga menjadi kunci penting karena Chairul Tanjung
mempunyai asumsi bahwa kesuksesan akan datang melalui sebuah proses
(Prasetyahadi, 2013:68).
Seseorang yang telah melakukan aktivitas kerja ikhlas akan
melahirkan empat hal, diantaranya: (1) kapasitas besar, (2) kejernihan
pandangan, (3) keberuntungan besar, (4) banyak memberi manfaat.
Artinya setiap orang yang melakukan aktivitas kerja ikhlas akan terlihat
memiliki kapasitas yang besar dan kejernihan pandangan. Selain itu
hidupnya penuh keberuntungan digunakan untuk memberi manfaat
kepada banyak orang (Poniman, 2006:160).
75

Rumusan dan perbedaan dari ketiga kunci sukses tersebut terletak


pada aktivitas usaha dan sumber kekuatannya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Rumusan dan Perbedaan Tiga Kunci Sukses
Tiga Kunci Berusaha Melaui: Sumber Kekuatan yang
Sukses Digunakan
Kerja Keras Penggunaan energi Kekuatan luar melalui indrawi
diri fisik dan tubuh
metafisik.
Kerja Cerdas Penggunaan Kekuatan dalam yang
kemampuan mengolah bersumber dari mesin otak.
kecerdasan.
Kerja Ikhlas Penggunaan kesucian Kekuatan paling dalam yang
hati (spiritualitas bersumber dari kalbu.
tinggi).

Dari tiga kunci sukses diatas, penulis bisa menyimpulkan bahwa


dengan menggunakan kekuatan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas
maka kita akan mampu menciptakan prestasi-prestasi yang menakjubkan.
Ketiga kunci ini akan lebih maksimal apabila dipraktekan secara
berurutan. Artinya, hasil dari kerja keras menjadi wadah bagi kerja
cerdas dan kerja ikhlas. Kerja cerdas bisa diibaratkan sebuah wadah.
Apabila wadahnya kecil, maka isinyapun akan kecil. Oleh sebab itu,
sebelum melakukan kerja cerdas dan kerja ikhlas besarkan dulu
wadahnya agar daya tampungnya besar. Selanjutnya, kerja cerdas akan
melipatgandakan hasil usaha yang didapat dari kerja keras tersebut.
Setelah itu dengan kerja ikhlas, maka kekuatan dorongan dari kedua jenis
kerja sebelumnya akan menjadi sangat besar sehingga bisa menembus
keterbatasan.
Hal ini menunjukan bahwa kesuksesan seorang konglomerat
Chairul Tanjung tidak lepas dari tiga kunci tersebut, yakni kerja keras,
cerdas dan ikhlas. Sesuatu yang terpenting dari ketiga kunci sukses itu
76

harus dibarengi dengan rasa syukur kepada Tuhan dan sabar. Jika kita
bisa melakukan semua itu maka pencapaian kesuksesan akan sangat
mudah.
5. Pandangan Orang Mengenai Sosok Chairul Tanjung
Chairul Tanjung merupakan salah satu tokoh muda yang sukses
membangun komunitas bisnisnya, bukan perangkat dari sesuatu yang
sudah besar. Perjuangannya dalam membangun apa yang telah dicapainya
samapai saat ini tidk lepas dari kepemimpinan dan visi yang dimilikinya
dalam ikut serta membangun negara ini (Djoko Suyanto, Menteri
Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Kabinet Indonesia Bersatu II).
Sosok Chairul Tanjung mengingatkan konsep filosofis ‘dari tiada
menjadi ada’. Ditangan Chairul Tanjung, konsep itu menjadi rill. Berkat
ketekunan dan kerja kerasnya, Chairul Tanjung berhasil menciptakan
sekian usaha baru yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan banyak
orang. Diantaranya menciptakan lapangan kerja lebih dari 75.000
karyawan dan mengharumkan nama Indonesia di mata Internasional
(Jakob Oetama, Pemimpin Umum Harian Kompas).
Chairul Tanjung memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun
bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-
perusahaan multi nasional. Chairul Tanjung tidak menutup diri untuk
bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari luar negeri. Baginya, ini
bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya
perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan menjadi tuan
rumah di negeri sendiri. Hal ini patut diapresiasi agar Indonesia dapat
bersaing di kancah dunia (Soekarwo, Gubernur Jawa Timur).
Negeri kita Indonesia telah banyak melahirkan putra terbaik, yang
karyanya merupakan manifestasi dari kecintaan kepada negerinya. Sedikit
berbeda dari yang lainnya, kecintaan Chairul Tanjung terhadap Indonesia
selalu diwujudkan dalam kerja keras dan kerja nyata yang dapat juga
dinikmati oleh masyarakat luas. Pemikiran-pemikirannya dapat menjadi
77

mercusuar bagi generasi muda yang memiliki hasrat dan mimpi yang sama
(Tantowi Yahya, Artis, Anggota DPR RI).
B. Karya dan Kiprah Chairul Tanjung
Chairul Tanjung tidak hanya bekerja keras dalam mengerjakan sesuatu.
Kecintaan Chairul Tanjung terhadap Indonesia selalu diwujudkan dalam kerja
nyata yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Semua tugas di emban
dengan komitmen tanggung jawab yang tinggi, apapun yang dikerjakannya
selalu idealis dan totalitas. Sehingga hasil kerja kerasnya tidak pernah
mengecawakan. Berikut beberapa karya dan kiprah Chairul Tanjung sejak
masa sekolah menengah pertama hingga saat ini.
1. Menaikan air ke ketinggian 100 meter mewakili Kelompok Ilmiah Remaja
(KIR)
Dalam Kelompok Kerja Ilmiah Remaja (KIR), Chairul tanjung
terpilih mewakili SMA Negeri 1 Boedi Oetomo (Boedoet) bersama
beberapa teman lainnya. Tepatnya tahun 1979 saat chairul Tanjung duduk
dibangku SMA kelas 2. Kelompok Kerja Ilmiah Remaja (KIR) merupakan
gabungan dari beberapa sekolah terbaik di Jakarta, seperti SMAN 1
Boedoet, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 10. Setiap
sekolah mengirimkan tiga hingga empat orang sebagai perwakilan.
Kemudian dalam Kelompok Kerja Ilmiah Remaja (KIR) semua perwakilan
dikelompokan kedalam beberapa kelompok kecil, yang terdiri dari grup
matematika, grup biologi, grup fisika dan grup kimia. Chairul Tanjung
sendiri masuk ke dalam grup fisika, dan dipercaya sebagai pemimpin grup
tersebut (Gunawan Diredja, 2012: 131).
Kegiatan rapat dan penelitian KIR dilakukan di LIPI di jalan Cik
Ditiro, Jakarta. Dari situ muncul gagasan untuk melakukan kegiatan sosial.
Kegiatan ini merupakan pembelajaran bagi generasi muda yang dianggap
berbakat untuk mengaplikasikan berbagai penemuan teknologi tepat guna
(TTG) ke tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan. Hasil diskusi
internal grup fisika, kami menetapkan Mijan di Semarang sebagai lokasi
untuk kegiatan bakti sosial. Mijen merupakan sebuah kecamatan dibagian
78

barat daya Kota Semarang. Di daerah pertanian dengan ketinggian 200


sampai 400 meter dari permukaan laut ini banyak penduduknya memerlukan
air.
Tim peneliti LIPI dan grup fisika pimpinan Chairul Tanjung
menemukan sebuah solusi penerapan teknologi sederhana, sejenis pompa.
Dengan daya sedemikian kecil, air dengan mudah dialirkan dari sumber air
kerumah penduduk dengan ketinggian 100 meter. Kini Mijen dikenal
sebagai sentra rambutan di Semarang. Salah satu pasar, Krempyeng, bahkan
dinamai Pasar Ace, mengambil nama dari ranmbutan. Rambutan yang
terkenal berkualitas bagus, manis, dan ace dalam bahasa jawa.
2. Ketua mahasiswa FKG (Fakultas Kedokteran Gigi) angkatan 1981 dan
Ketua seluruh angkatan di Universitas Indonesia 1982.
Selama menjadi ketua mahasiswa FKG Chairul Tanjung banyak
melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Pada tahun 1982 Chairul Tanjung
memimpin rekan-rekan mahasiswa FKG melakukan penelitian sekaligus
penyuluhan dan pelayanan serta pengobatan gigi kepada masyarakat di
sejumlah daerah di Indonesia. Chairul Tanjung menetapkan Bengkulu
sebagai tempat pembelajaran awal untuk kemudian disusun program kerja
besar untuk daerah lainnya (Mubarok, 2013: 9).
Selain Bengkulu, Chairul Tanjung dan timnya melakukan kerja
sosial ke sejumlah kota dan kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan
ini diadakan kembali pada tahun 1983 di Sumatera Barat meliputi
Bukittinggi, Pariman hingga seluruh kota Padang. Kegiatan sosial ini
sukses, kegiatan yang direncanakan secara sistematis mendapat respon baik
dari masyarakat terlebih penyusunan laporan kegiatan secara lengkap dan
transparan disusun dalam bentuk buku yang dikemas secara apik dan
menarik (Gunawan Diredja, 2012: 36).
Berbagai kegiatan seperti ini berlanjut bahkan setelah Chairul
Tanjung menyelesaikan studi di UI, pada tahun 1987 kegiatan dengan pola
sejenis dilakukan ke bagian timur Indonesia, Nusa Tenggara Barat. Dan
pada tahun 1993 kegiatan ini dilakukan di Timor Timur provinsi termuda di
79

Indonesia. Kegiatan di Timor Timur menjadi penutup kegiatan sosial


Chairul Tanjung semasa perkuliahan.
3. Ketua koordinator mahasiswa se Jakarta 1984
Kepengurusan Chairul Tanjung di organisasi intern kampus
menghantarkannya menjadi ketua koordinator mahasiswa se Jakarta. Pada
tahun 1984 juga, Chairul Tanjung mendapatkan penghargaan sebagai
mahasiswa teladan tingkat nasional. Event ini diadakan dalam rangka
peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-39 17 Agustus 1984. Chairul
Tanjung mengambil tema “Peran Mahasiswa dalam Pembangunan Negara”
hal ini merupakan substansi pokok dari Tridarma Perguruan Tinggi yang
mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
(Gunawan Diredja, 2012: 27).
4. Pencetus Yayasan Talasemia Indonesia
Kiparah Chairul Tanjung sebagai mahasiswa kedokteran di
Universitas Indonesia tidak berhenti hanya menjadi aktivis intern kampus,
Chairul Tanjung mewujudkan salah satu poin dalam tridarma perguruan
tinggi yakni “pengabdian kepada masyarakat” melalui pengenalan
Talasemia kepada masyarakat Indonesia.
Ide ini berawal dari obrolan bersama Moh Arifin, saat itu sebagai
Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan yang bercerita mengenai
ketiga anaknya yang mengidap penyakit Talesemia mayor. Talasemia tidak
bisa dikatakan penyakit, tetapi kelainan akibat faktor genetik. Setiap
manusia seperti makhluk hidup lainnya membawa serangkaian rantai gen
pembawa sifat, dan pada kasus Talesemia salah satu diantara rantai tersebut
cacat. Produksi sel darah merah oleh tulang sumsum tidak normal, kecil dan
mudah hancur. Seharusnya kuat dan bulat, kondisi ini membuat kulit
penderita terlihat pucat.
Menurut pengalaman banyak pasien seperti dijelaskan Prof Iskandar
Wahidiyat, “Biasanya setelah diketahui mengidap Talesemia mayor, usia
pasien tidak akan panjang, paling lama hanya tujuh hingga delapan tahun
sudah meninggal. Itu pun dengan perawatan rutin”. Tahun 1984, masyarakat
80

Indonesia yang mengetahui benar akan penyakit ini sangat jarang.


Berdasarkan penelitian waktu itu, disebutkan bahwa sebanyak 7 persen dari
total penduduk Indonesia merupakan pembawa sifat Talesemia mayor.
Misalnya 7 persen dari total penduduk 165,5 juta-jumlah penduduk
Indonesia tahun 1984 menurut data Dana Moneter Internasional saja berarti
sudah terdapat 11,3 juta anak bangsa terancam, ini bukan kondisi yang bisa
dibiarkan saja (Gunawan Diredja, 2012: 46).
Melihat kondisi seperti itu, Chairul Tanjung bersama rekan-rekan
aktivis lainnya berdiskusi secara serius untuk membantu memecahkan
permasalahan mengenai penyakit Talesemia minimal menyebarkan
pemahaman terlebih dahulu ke tengah masyarakat. Al-hasil sepakat
diadakan seminar Talesemia. Rencana seminar disusun rapih oleh Chairul
Tanjung sang pemilik ide, dana dialokasikan dari orang tua teman-teman
yang berpenghasilan lebih dan berpengaruh. Digelarlah seminar pertama di
Indonesia dengan tema ‘Talesemia’ di Erasmus Huis. Pemberitaan seminar
melalui media lokal maupun nasional memunculkan antusiasme berbgai
kalangan, bagaimana tidak bisa dibayangkan sebuah kondisi orang tua yang
mengetahui banyak anak-anak tercintanya akan meninggal dalam waktu
yang dekat, ini dorongan utama yang membuat semua kalangan tergerak.
Momentum pengenalan Talesemia kepada masyarakat ada dalam
posisi optimal untuk dilanjutkan menuju tahap berikutnya. Chairul Tanjung
mengajukan usul kepada pihak kemahasiswaan untuk menggelar ‘malam
dana untuk penderita Talesemia’, dan hal itu langsung mendapat
persetujuan. Chairul Tanjung berkeinginan menggelar acara dengan skala
lebih besar dari acara seminar yang telah dilaksanakan, akhirnya Chairul
Tanjung berkordinasi dengan universitas-universitas lain yang ada diwilayah
Jakarta seperti: Universitas Moestopo dan Trisakti dan universitas lainnya.
Tahun 1985, acara ‘malam dana untuk penderita Talesemia’ bisa
terlaksana. Tempat acara di Hotel Borobudur. Tema yang diangkat
mengenai “Talesemia dan Cinta Produk Indonesia”. Pada malam puncak
acara dihadiri oleh empat menteri, seperti Ginandjar kartasasmita yang
81

menjabat sebagai Menteri Muda Peningkatan Produksi Dalam Negeri. Yang


lebih membanggakan, para menteri menyumbangkan barang pribadi mereka
untuk dilelang kepada semua peserta yang hadir. Pada acra malam dana
yang sekaligus dikolaborasikan dengan peragaan busana karya produsen
dalam negeri, peserta yang hadir terdiri dari banya tokoh masyrakat, pejabat
dan pengusaha. Alhasil, malam itu dana yang terkumpul mencapai Rp. 120
juta (Gunawan Diredja, 2012: 50).
Setelah melalui perjalanan yang sangat panjang, terhitung sejak
tahun 1985 Indonesia mulai memiliki bangunan khusus perawatan penderita
Talesemia yang memiliki 20 tempat tidur dilengjapi perlengkapan bagus,
berpendingin ruangan serta sound system untuk membuat nyaman anak-anak
yang dirawat. Kemudian pada tahun 1987 terbentuklah Yayasan Talesemia
yang bertugas mencari dana untuk membantu penderita melalui obat-obatan
dan perwatan serta mengembangkan organisasi hingga keseluruh pelosok
Indonesia. Pengurus yayasan berasal dari berbagai kalangan, salah satunya
adalah Pak Museno, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, beserta istri.
Kegiatan pembangunan gedung khusus perawatan penderita
Talesemia dan pendirian yayasan merupakan rangkaian penutup dari sekian
banyak kegiatan sosial yang Chairul Tanjung lakukan semasa duduk
dibangku perkuliahan.
5. Mendirikan Komite Kemanusian Indonesia (KKI)
Komite kemanusiaan Indonesia (KKI) diperakarsai oleh Chairul
Tanjung bersama tujuh temannya yakni Profesor Sujudi mantan menteri
kesehatan, Mar’ie, Fannie Habibie (Alm), Bondan Winarno, Pratiwi
Sudarmono Husein dan Bambang Rahmadi.
KKI dibentuk sebagai yayasan yang sangat teratur, pekerjaan
yayasan ini membantu menanggulangi krisis ekonomi. Kegiatan KKI riil di
lapangan tanpa campur tangan pemerintah. Daerah kerja dibatasi sementara
di kantong-kantong kemiskinan Jakarta, diantaranya Kapuk dan Cilincing.
(Prasetyahadi, 2013: 78).
82

Tenaga ahli dikirimkan langsung kelapangan di setiap kelurahan


untuk mengumpulkan data dan perkiraan solusi yang dianggap mampu
menyelesaikan masalah kemiskinan. Para tenaga ahli menginap di rumah-
rumah penduduk, hal ini dimaksudkan agar bisa merasakan kesulitan yang
dialami masyarakat. Masyarakat sekitar dilibatkan secara aktif karena
program kerja ini bersifat community development. Setiap kelurahan
termiskin dianggarkan Rp 1 miliar. Anggaran sebesar ini lantas dialokasikan
untuk tiga peruntukan, yakni sebagai stimulus untuk menggerakan ekonomi,
memperbaiki fasilitas umum dan mencegah agar anak-anak tidak sampai
putus sekolah (Mubarok, 2013: 25).
Anggaran kegiatan KKI sejumlah Rp. 1 milliar, anggaran tersebut
dialokasikan sebagai berikut:
a. Rp. 400 juta dialokasikan untuk buruh-buruh pabrik yang terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK). Kemudian diberikan untuk kegiatan
keterampilan budidaya lele, jahit menjahit dan bagi ibu-ibu disarankan
membuat warung.
b. Rp. 300 juta dialokasikan untuk fasilitas umum, seperti: perbaikan jalan,
renovasi sekolah, pembangunan WC umum untuk masyarakat.
c. Rp. 300 juta dialokasikan untuk pencegahan anak-anak agar tidak putus
sekolah. Upaya pencegahan dilakukan dengan cara memberikan beasiswa
bagi setiap individu yang kurang mampu. (Prasetyahadi, 2013: 79).
Tahun 2000 Chairul Tanjung dan KKI melihat sudah mulai tidak ada
lagi hal-hal mendesak yang perlu dilakukan seperti halnya di awal krisis
moneter 1998. Pekerjaan KKI kemudian diarahkan kepada upaya
pencegahan narkoba. Seiring perkembangan dan penelitian dilapangan,
narkoba ternyata sangat dekat dengan perkembangan HIV, terutama
penyebaran melalui jarum suntik. Laksana keping mata uang dengan muka
bersebelahan. Maka pada tahun 2005, pekerjaan KKI bertambah lagi dengan
mengupayakan meminimalkan penyebaran HIV di masyarakat.
Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI) berkantor dirumah Pak Husen
di jalan Brawijaya, lalu sejak tahun 2003 pindah ke jalan Bangka hingga
83

sekarang. Chairul Tanjung pernah memimpin langsung yayasan ini selama


satu tahun, 1998 hingga 1999, dan turun langsung mengerjakan program
pengentasan rakyat dari kemiskinan. Kepengurusan selanjutnya diserahkan
kepada Azis sejak tahun 1999 dan terus memimpin hingga tahun 2010
(Mubarok, 2013: 26).
6. Ketua Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
Oktober 2001, Persatuan Bulu Tangkis Indonesia sedang mencari
figur ketua umum baru yang dipersiapkan untuk menggantikan Subagyo
H.S. Musyawarah Nasional (MUNAS) ke-18 PBSI dilakukan selama dua
hari, 2-4 November 2001, di Hotel Indonesia. Rangakaian Musyawarah
Nasional (MUNAS) dimulai sejak 02 Oktober meliputi pendaftaran, tanggal
03 pelaksanaan Musyawarah Nasional (MUNAS) dan tanggal 04 ditutup.
Chairul Tanjung sebagai calon kandidat Ketua Umum PBSI pada
waktu itu diberikan kesempatan untuk memaparkan visi, misi dan program
kerja secara detail. Setelah melalui serangkaian acara, Musyawarah
Nasional ke-18 PBSI memutuskan Chairul Tanjung sebagai ketua umum
yang baru periode 2001-2005, menggantikan Subagyo H.S (Gunawan
Diredja, 2012: 228-229).
7. Wakil Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia
Berawal dari Muktamar Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI)
ke-8 yang dilaksanakan pada bulan Juli 2010 yang bertemakan tentang
“Meningkatkan Peran Ulama dalam Perbaikan Akhlak Bangsa dan
Pemberdayaan Ekonomi Umat” Chairul Tanjung memulai kiprahnya
sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia. Sebelum
berbicara di forum, Chairul Tanjung menyampaikan kepada ketua MUI K.H
Ma’ruf Amin mengenai ketertinggalan umat islam dibidang ekonomi.
Diantaranya ketertinggalan umat islam dibidang ekonomi karena masyarakat
hanya mendapat ceramah tentang kehidupan di akherat. Chairul Tanjung
dengan tegas berbicara ‘sebetulnya kalau umat kita tidak berdaya secara
ekonomi, yang salah adalah kiainya, MUI-nya bukan masyarakatnya.
Kenapa?alasannya karena masyarakat kita tidak diajarkan oleh para ulama
84

untuk mengejar dunia, selalu mengejar akhirat, padahal orang tidak bisa
mencapai akhirat tanpa melalui dunia’.
Setelah panjang lebar Chairul Tanjung berbicara, dengan sangat
bijaksana ketua MUI K.H Ma’ruf Amin menjelaskan ‘itu ada sejarahnya Pak
Chairul’. Dulu Islam sangat jaya dari segi keduniaan, khususnya pada era
otonom Turki, menguasai besar dunia. Namun, dianggap oleh kelompok lain
keduniaan itu meninggalkan unsur keakhiratan. Harusnya ada
keseimbangan. Oleh sekelompok orang tersebut lantas berbagai praktik yang
dianggap keduniaan tersebut dikurangi, sayang dikuranginya terlalu jauh
sampai akhirnya hilang sama sekali. Jadilah seperti sekarang.
Menurut Usman Yatim (2012) dalam Milis Islam Cyber-Santri
Daarut Tauhid mengatakan Chairul Tanjung menjelaskan jika umat Islam
ingin bangkit dan maju dalam mengelola bisnis, ada tiga aspek yang perlu
dipecahkan. Yaitu sebagai berikut:
a. Aspek Kultural
Aspek ini berkaitan dengan budaya, norma, nilai-nilai, pandangan
hidup, dan kebiasaan yang telah lama mentradisi dalam masyarakat
muslim. Adapun solusi pada aspek kultural adalah dengan
membangkitkan etos bisnis umat sesuai nilai-nilai Islam.
b. Aspek Struktural
Aspek ini berhubungan dengan kebijakan pemerintah yang
berimplikasi pada kehidupan umat Islam. Jalan keluar pada aspek
struktural adalah dengan mendorong keberpihakan pemerintah dalam
bentuk kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam berbisnis terutama
yang berkaitan pada akses informasi dan pemodalan.
c. Aspek Teknis
Aspek teknis berkaitan dengan konsistensi, keseriusan, dan
kompetensi umat Islam dalam pengelolaan bisnis. Pada aspek teknis,
solusinya adalah peningkatan kompetensi, profesionalitas, dan
keterampilan teknis umat Islam dalam pemgelolaan bisnis.
85

Keberanian Chairul Tanjung mengundang semua hadirin temasuk


para ulama untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai hal itu. Berkenaan
dengan agenda musyawarah nasional pada waktu itu ada pemilihan
formatur kepengurusan MUI yang baru. Sejak saat itulah Chairul
Tanjung kemudian diminta dan ditetapkan menjadi wakil ketua Dewan
Penasihat MUI hingga sekarang.
Sejak saat terpilih menjadi wakil ketua Dewan Penasehat MUI
Chairul Tanjung menyusun beberapa buku yang berisi pedoman bagi
para dai. Adapun buku yang sudah rampung dibuat adalah Budaya
Bisnis, Menuju Kebangkitan Ekonomi Umat. Buku ini telah di
distribusikan ke sejumlah pengurus MUI di daerah-daerah di Indonesia.
Melalui buku tersebut diharapkan umat Islam termotivasi untuk bisa
berdiri di kaki sendiri, dan bisa menjadi entrepreneur yang tanggung
(Gunawan Diredja, 2012: 288-289).
8. Menggagas Visi Indonesia 2030
Chairul Tanjung menyampaikan visi Indonesia 2030 tahun 2007
melalui Yayasan Indonesia Forum (YIF). Visi Indonesia 2030 merupakan
sumbangan pemikiran YIF sebagai komponen bangsa yang mengimpikan
Indonesia bisa maju dan sejajar dengan negara-negara besar dunia. Visi
Indonesia 2030 yang digagas Chairul Tanjung dilandasi oleh kajian ilmiah
yang rasional, dipadukan dengan realitas kehidupan nyata masyarakat
Indonesia. Pada tahun 2007, YIF sudah memproyeksikan bahwa pendapatan
per kapita masyarakat Indonesia tahun 2010 akan mencapai 1.838 dollar AS.
Namun, realitasnya pendapatan masyarakat kita ternyata melebihi proyeksi
YIF. Bahkan saat ini pendapatan perkapita sudah lebih dari 3.500 dollar AS.
Chairul Tanjung meyakini pada tahun 2030 pendapatan masyarakat
Indonesia akan melebihi proyeksi yang dibuat YIF tahun 2007.
Chairul Tanjung sebagai Ketua Yayasan Indonesia Forum meminta
dan menunjuk Profesor Suahasil dan Prof Dr Bambang Brodjonegoro
sebagai project officer untuk membuat visi Indonesia 2030. Sekarang
Profesor Dr Bambang Brodjonegoro menjadi pelaksana tugas Kepala Badan
86

Kebijakan Fiskal di Kemeterian Keuangan. Perhitungan mengenai bonus


demografi seperti yang dilontarkan Prof Suahasil kemudian dipadupadankan
dengan perhitungan potensi pangan, energi, air (food, energy,water/FEW).
Itu semua menjadi bahan untuk merumuskan 25 jenis kajian untuk
dituangkan dalam Visi Indonesia 2030. Secara garis besar Chairul Tanjung
dan rekan-rekan yang lain memimpikan Indonesia sejajar dengan negara-
negara besar di dunia, dihuni oleh masyarakat yang sejahtera dengan
kemajuan ekonomi yang dinikmati oleh setiap warga negara Indonesia.
Adapun Visi Indonesia 2030 ditopang oleh empat pilar, yaitu
sebagai berikut:
a. Pengelolaan alam yang berkelanjutan.
b. Mendorong manusia Indonesia supaya masuk dalam lima besar kekuatan
ekonomi dunia dengan pendapatan per kapita 18.000 dollar AS per tahun.
c. Perwujudan kualitas hidup modern yang merata.
d. Sedikitnya 30 perusahaan Indonesia dalam daftar Fortune 500
Companies.
Kajian dari para ahli yang tergabung dalam YIF selesai dibukukan
dan diluncurkan di Istana Negara pada 22 Maret 2007. Kemudian
disampaikan kepada Soesilo Bambang Yudhoyono dan wakil presedin
(waktu itu) Jusuf Kalla. Rangkuman pemikiran diserahkan kepada negara.
Pada peluncuran buku tersebut hadir semua anggota kabinet Indonesia
Bersatu I (KIB I), para duta besar, Kepala Polri, Panglima TNI, dan seluruh
kepala staf, para rektor, dan para pengusaha terkemuka Indonesia.
Chairul Tanjung setelah memimpin Yayasan Indonesia Forum (YIF),
kemudian mendapatkan mandat untuk memimpin Komite Ekonomi
Nasional (KEN) pada pertengahan tahun 2010 melalui SK Presiden. Komite
Ekonomi Nasional (KEN), pada kepengurusan Soeharto bernama Dewan
Ekonomi Nasional (DEN). Berbagai rumusan di YIF dibawa ke KEN,
dijadikan pijakan dalam membaca perubahan tren konsumsi masyarakat
Indonesia hingga tahun 2030. Berawal dari sinilah Chairul Tanjung banyak
mengembangkan bisnis dilingkungan CT Corp. KEN beralamatkan di jalan
87

Medan Merdeka Barat. Untuk mewujudkan mimpi besar Indonesia Chairul


Tanjung mengadakan rapat rutin setiap satu minggu sekali bersama jajaran
anggota KEN.
Chairul Tanjung dengan berbagai ide sanggup membaca peluang,
saat para ahli ekonomi melihat rangkaian data tentang bonus demografi
hanya berupa perhitungan diatas kertas, Chairul Tanjung sebagai pengusaha
mengimplementasikan dengan membuat keputusan bisnis untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat masa depan. Misalnya, trans studio Makassar,
Bandung dan rancangan untuk Jakarta serta kota lainnya diseluruh pelosok
negeri Jakarta (Gunawan Diredja, 2012: 280-282).
9. Ketua yayasan ginjal Indonesia.
10. Delegasi Indonesia untuk Asia Europa Business Forum.
11. Anggota pasific basin economic council.
12. Pengurus yayasan kesenian jakarta.
13. Anggota komite Penasihat Prakarsa Jakarta (Restrukturisasi Perusahaan).
14. Anggota majelis wali amanat Universitas Indonesia.
15. Komisaris utama Chairul Tanjung Corpora (CT Corp), Bank Mega dan
Trans Tv.
16. Menteri koordinator perekonomian
Terhitung tanggal 19 Mei 2014 Chairul Tanjung terpilih
menggantikan Hatta Rajasa sebagai Menteri koordinator perekonomian
pada kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Menurut presiden Soesilo
Bambang Yudhoyono Chairul Tanjung yang kini menjabat sebagai ketua
komite ekonomi nasional (KEN) Banyak memberikan kontribusi dan
kerap memberikan pandangan-pandangan untuk mengatasi ekonomi. Atas
dasar tersebut presiden memilih Chairul Tanjung untuk melanjutkan
kepengurusan Hatta Rajasa. Pelantikan Chairul Tanjung didasarkan
Keputusan Presiden No 41 P tahun 2014. Sesuai keputusan tersebut,
Chairul Tanjung resmi menjabat Menteri Koordinator Perekonomian
menggantikan Hatta Rajasa (www.antarnews.com).
88

Adapun lima manuver Chairul Tanjung setelah menjadi menteri


adalah sebagai berikut:
a. Janji menyelesaikan permasalahn outsourcing dalam waktu lima bulan.
b. Buka peluang diskon bea keluar untuk Freeport dan Newmont.
c. Meminta KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) berkantor dilapangan
banteng untuk memudahkan konsultasi menteri koorditaor
perekonomian.
d. Perbaikan Fasilitas fiskal untuk investor.
e. Blusukan ke daerah dalam rangka percepatan pengembangan
pembangunan ekonomi Indonesia (www.merdeka.com).
Kiprah Chairul Tanjung banyak mendapat perhatian dimata masyarakat,
kiprahnya menyentuh semua bidang yang berkaitan dan berpengaruh langsung
dengan masyarakat. Berkat optimalisasi terhadap dedikasi tinggi terhadap
masyarakat, Chairul Tanjung banyak mendapatkan penghargaan, diantaranya
sebagai berikut:
1. Menerima penghargaan entrepreneurship Asia Pasifik 2009.
2. Menerima penghargaan sebagai marketer terbaik dari Presiden Mark Plus,
Hermawan Kartajaya.
3. Menerima penghargaan museum rekor Indonesia pada acara para merdeka
di Istora Senayan Jakarta.
4. Penghargaan sebagai anggota civitas akademika yang berjasa kepada
fakultas dan universitas.
5. Eksekutif muda berprestasi 1992-1993 dari Studio Seven Production
Jakarta (23 Mei 1993).
6. Tokoh bisnis paling berpengaruh tahun 2005 versi warta ekonomi.
7. Mendapat Gelar Doktor Honoris Causa (HC) UNAIR
Chairul Tanjung mendapat penganugrahan gelar Doktor Honoris
Causa dari Universitas Airlangga (UNAIR) Senin 26 Agustus 2013.
Pemberian gelar Doktor Honoris Causa dinaungi oleh fakultas ekonomi dan
bisnis (FEB) UNAIR. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk
89

penghargaan atas peranan Chairul Tanjung dalam mengembangkan model


ekonomi berkeadilan.
8. Mendapatkan Gelar Doktor Honoris Causa (HC) UNPAD
Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung mendapatkan
gelar doktor kehormatan atau Doctor Honoris Causa dari Universitas
Padjadjaran (UNPAD) Bandung. Pemberian gelar kepada Chairul Tanjung
dikukuhkan di Gedung Graha Sanusi Hardjadinata Universitas padjajaran,
Jalan Dipatiukur Bandung. Chairul Tanjung mengambil disertasi dengan
judul "Inovasi, Kewirausahaan dan Kepemimpinan Mempercepat Indonesia
Maju".
Chairul Tanjung dianggap berjasa dan memiliki karya luar biasa bagi
ilmu pengetahuan khususnya di bidang ekonomi. Chairul Tanjung
menyampaikan beberapa pesan untuk Indonesia agar bisa menjadi negara
bersaing dalam hal ekonomi. Diantara pesan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya manusia harus dibenahi untuk menjadi negara maju,
jadikan sumber daya manusia yang terdidik karena itu modal utama. Jika
sumber daya manusia sudah dibenahi yakin Indonesia akan menjadi
negara maju.
b. Mengenai inovasi. Sumber daya manusia yang selalu berinovasi akan
memunculkan sifat pekerja keras. "Kalau orang Indonesia memiliki sifat
kerja keras, pantang menyerah terhadap keadaan, detail, tidak kompromi
terhadap hasil akhir, disiplin dan perfeksionis dan sadar hidup sebagai
entrepreneur akan mempercepat kemajuan bangsa Indonesia.
Sementara itu Rektor Universitas Padjajaran Ganjar Kurnia
mengatakan penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Chairul
Tanjung dikarenakan hasil karya dalam dunia usahanya berkaitan langsung
dengan masyarakat dan juga akademisi. Pemberian gelar ini melalui proses
dan pertimbangan yang panjang. Dari hasil karyanya kita mendapat
pelajaran di dunia usaha yang bisa bersifat teoritis, hal ini menjadi alasan
Universitas Padjajaran Bandung memberikan gelar doktor kehormatan
(http://www.merdeka.com).
90

Tim promotor melihat, selain disibukkan oleh kegiatan bisnis,


Chairul Tanjung juga kerap memaparkan gagasan dan pemikirannya dalam
bentuk karya tulis ilmiah. Beberapa karya tulis ilmiah Chairul Tanjung
terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3
Beberapa Karya Tulis Ilmiah Cahirul Tanjung
No Judul
Advancing Collaborative Strategy for Excellence yang disampaikan
1
pada acara ASAIHL Conference di Universitas Airlangga, Mei 2013.
Optimalisasi Program Percepatan dan Perluasan Penanggulangan
2 Kemiskinan (P45) disampaikan pada Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Nasional, April 2013.
Indonesia: Economic Growth disampaikan pada Asian Investment
3 Conference yang diselenggarakan oleh Credit Suisse di Hong Kong,
Maret 2013.
Pertanian, Komoditas Pangan Well Poised for Sustainable dan
4 Solusinya disampaikan dalam Sidang Kabinet Indonesia Bersatu II
dalam kapasitas sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional, Maret 2012.
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan disampaikan dalam Sidang
5
Kabinet Indonesia Bersatu II Maret 2013.
Pengelolaan subsidi BBM disampaikan dalam Sidang Kabinet
6
Indonesia Bersatu II, Maret 2013.
Wajah Perekonomian Indonesia Tahun 2013 dan Peran Perpajakan di
7 dalam Pembangunan disampaikan pada pertemuan yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak, Februari 2013.
APBN dan Kebijakan Fiskal Indonesia Tantangan dan Rekomendasi
8 yang disampaikan pada Sidang Kabinet Indonesia Bersatu II, Januari
2013.
Mengatasi Kartel Komoditas Pangan disampaikan pada Sidang
9
Kabinet Indonesia Bersatu II, Januari 2013.
91

Perbaikan Kesenjangan dan Penanggulangan Kemiskinan disampaikan


10
pada Sidang Kabinet Indonesia Bersatu II, Januari 2013.
Peningkatan Peran Pengusaha Pemula dan Lokal dalam Perekonomian
11 disampaikan pada Pertemuan yang diselenggarakan oleh HIPMI di
Bali, Desember 2012.
Kepemimpinan Komunikasi dalam Era Transparansi yang disampaikan
12 pada Luncheon Talk yang dilaksanakan oleh Perhumas, Desember
2012.
Entrepreneurship in South East Asia disampaikan pada Emerging
13 Market Leadership Forum yang diselenggarakan oleh Credit Suisse di
Bali, November 2012.
Arah Penguasaan Teknologi (Menuju 2025 dan 2050) disampaikan
14
pada Kongres Persatuan Insinyur Indonesia, November 2012.
Membangun Kewirausahaan guna membawa Indonesia menuju
15 Kancah Dunia. Orasi Ilmiah disampaikan pada Rapat Terbuka Senat
Universitas Airlangga, Dies Natalis Ke 58, November 2012.
Masa Depan Indonesia Incorporated disampaikan pada Conference of
16
Futurology di Jakarta, Oktober 2012.
Strategi Pengembangan Economic International dalam Percepatan
17 Pembangunan Daerah Tertinggal disampaikan pada Forum
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Oktober 2012.
Crossing The Lead disampaikan pada Forbes Global CEO Conference
18
di Dubai, UAE, Oktober 2012.
Tiger Cubs of the ASEAN Economy-Are they ready to Fulfill Their
19 Role in the Global and Asian Economy? yang disampaikan pada ING
CEO Forum di Singapura, Oktober 2012.
Rise of Business Community in Accelerating Implementation of
20 ASEAN Economic Community disampaikan pada ABC Gala Dinner
yang diselengarakan oleh ASEAN Business Club, September 2012.
21 Transformational Leadership dalam Mencapai Visi Pembangunan
92

Indonesia disampaikan pada forum SESPIBI Bank Indonesia, Juli


2012.
How to Manage Diaspora: the Way Forward disampaikan dalam
22
Congress of Indonesia Diaspora di Los Angeles, USA, Juli 2012.
Indonesia: Well poised for Sustainable economic growth disampaikan
23 dalam Board of Directors Meeting US ASEAN Business Council, Juni
2012.
Memacu Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Merata
24
disampaikan pada Sidang Kabinet Indonesia Bersatu II Mei 2012.
Indonesia’s Economic Prospect disampaikan dalam Forum Dutch
25
Chamber Of Commerce meeting, Februari 2012.
Entrepreneurship and Innovation: Engine of Future Growth
26 disampaikan pada ASEAN Business and investment Summit,
November 2011.
Prospek dan Tantangan Ekonomi Indonesia dalam Menghadapi
27 Persaingan Global disampaikan pada forum Lemhanas, September
2011.
Vision of Indonesia’s Economy and the Role of Science and
Technology as Key Enablers disampaikan pada hari Kebangkitan
28
Teknologi Nasional yang diselenggarakan oleh Kemenristek, Agustus
2011.
Indonesia-the World’s Next Economic Power disampaikan pada
29
International Conference of Futurology, Juli 2011.
Peran Wirausahawan Nasional dalam Visi Ekonomi Indonesia 2025
30
disampaikan pada forum Pertemuan PBNU, Juli 2011.
Building a National Brand: Powering Growth through Culture
31
disampaikan pada World Economic Forum, Juni 2011.
Tinjauan dan Prospek Ekonomi Indonesia disampaikan di Universitas
32
Gajah Mada, April 2011.
33 Leadership dan Entrepreneurship untuk Mewujudkan Indonesia Maju
93

dan Sejahtera disampaikan di Bank Indonesia, Maret 2011.


BUMN Sebagai Agen Perubahan Pada Pembangunan Ekonomi
34
Indonesia disampaikan di Kementerian BUMN, Februari 2011.
Inovasi dan Kreativitas untuk mendukung Pertumbuhan Ekonomi
35
Indonesia disampaikan di ITB, Februari 2011.
Membangun Spirit Entrepreneurship yang Nasionalistik disampaikan
36
di Jawa Post, Februari 2011.
Visi Indonesia 2030 Menuju Indonesia Maju Melalui Peningkatan Jati
37 Diri Bangsa dan Ketahanan Pangan disampaikan pada Dies Natalis
IPB di Bogor, Oktober 2010.
Economic Outlook for Indonesia From Media Industry’s Point of
38
Viewdisampaikan di Asia Pacific MEDIA Forum, Juni 2010
Sumber: http://wartaekonomi.co.id
Berdasarkan ke 38 tulisan terpilih tersebut di atas, tampak jelas
penguasaan serta alur pemikiran Chairul Tanjung untuk mewujudkan tidak
hanya mosaik namun juga suatu Puzzle pemikiran ilmu ekonomi
kewirausahaan yang menempatkan peran inovasi dalam perkembangan
usaha dan kewirausahaan serta landasan bagi payung kepemimpinan yang
menunjukan kemampuan mengambil keputusan dan eksekusi pada waktu
dan ruang yang tepat.
9. Mendapatkan Gelar Doktor Kehormatan dari UiTM
Chairul Tanjung mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (HC)
dari negara tetangga Malaysia yakni dari Universiti Teknologi Mara (UiTM)
pada 13 Juli 2014. Gelar Doktor kehormatan ini merupakan gelar ketiga
yang diraih Chairul Tanjung setelah menerima dari Universitas Airlangga
dan Universitas Padjadjaran. Penyerahan ijazah Doktor Honoris Causa
dilakukan raja Malaysia yang dipertuan oleh Agung Abdul Halim
Mu’adzam Shah di gedung pertemuan UiTM.
Berdasarkan pemaparan diatas disimpulkan bahwa Indonesia memiliki
putera dan puteri terbaik yang kesuksesannya tidak hanya diakui Indonesia tapi
dunia, salah satunya adalah Chairul Tanjung. Kesuksesan tersebut tidak kemudian
94

dinikmati oleh sendiri namun oleh masyarakat luas. Melalui kegiatan bisnisnya
Chairul Tanjung mampu memberikan solusi kepada bangsa baik dari sisi ekonomi
(membuka lapangan kerja) bagi sekian banyak warga Indonesia melalui
perusahaan-perusahaan yang dimilikinya, sisi sosial (bergerak dalam mengatasi
masalah-masalah sosial) dengan didirikannya KKI, sisi kesehatan (bergerak
dibidang kesehatan) melalui pendirian rumah talasemia, jantung dan lain
sebagainya. Hal seperti ini perlu dijadikan apresiasi bagi seluruh masyarakat
Indonesia.
KH Sahal Mahfudz menjelaskan Orientasi baru dalam kesalehan harus
mampu memberi solusi bagi problem sosial. Kesalehan itu membangun etos kerja
diantara sesama. Bahwa masyarakat Indonesia harus bahu membahu dalam
pengentasan kemiskinan, pemberdayaan pendidikan dan pelayanan kesehatan
untuk mengaplikasikan kesholehan sosialnya. Kesholehan sosial lebih
mengutamakan kepentingan orang lain, tetapi berdampak positif bagi dirinya
sendiri. Karena kesempurnaan individu hanya dapat berlangsung melalui
pengalaman praksisnya dalam masyarakat.
Keshalehan sosial Chairul Tanjung tercermin dari kedermawanannya,
tanggungjawab sosialnya dan perhatian kepada sesama, empati dan simpati.
terutama kepada orang-orang yang berada dalam posisi sulit dalam kehidupannya.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya masyarakat Indonesia meneladi kesholehan
Chairul Tanjung demi menciptakan Indonesia negara yang terkenal dengan adat
ketimurannya.

You might also like