You are on page 1of 4

Islamic Worldview dan Akuntansi Syariah

Islamic Worldview

Islam adalah pedoman kehidupan yang memuat yang mengatur moral yang digunakan dalam
kehidupan pribadi maupun dapat juga diterapkan dalam kegiatan korporasi. Sehubungan
dengan tujuan ekonomi Islam adalah mencapai falaah yakni kesuksesan di dunia dan di
akhirah, Beekun (1997) menyampaikan bahwa pelaku bisnis Muslim seta lembaga bisnis
Syariah harus memastikan bahwa perilaku dan kegiatan bisnis yang mereka lakukan
berdasarkan Islam, agar kiranya tujuan falaah dapat tercapai. Beekun (1997) bahkan
menegaskan bahwa setiap aktifitas lembaga bisnis Syariah yang senantiasa berpedoman
kepada Syariat Islam merupakan bentuk dan upaya dalam menjaga eksistensi lembaga bisnis
Syariah tersebut.

Menurut Chapra (1992), worldview (weltanschauung) merupakan satu bentuk asumpsi


implisit dan eksplisit mengenai asal uusul semesta alam dan alam serta tujuan adanya
kehidupan manusia. Faruqi (1992) menambahkan bahwa worldview adalah cara bagaimana
sesorang menjelaskan mengenapa pandangannya atas dunia yang ditempatinya. Dengan
demikian, worldview tidak hanya memengaruhi bagaimana seseorang berfikir namun juga
bagaimana seseorang tadi bertindak serta melakukan aktifitas kehidupannya. Worldview juga
pada akhirnya menentukan kualitas kehidupan manusia.

Untuk itu Sardar (1998) menyampaikan bahwa Islam bukan hanya agama melainkan sebuah
worldview yang terintegrasi dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Islam tidak hanya
menyediakan pedoman yang menjawab secara langsung seluruh permasalahan kehidupan
manusia, namun Islam juga merupakan pedoman bagi manusia dalam mengarungi kehidupan
dalam menemukan jawaban atas permasalahan dan tantangan yang dihadapi manusia.

Sardar (1998) menyimpulkan bahwa pada akhirnya Islam memberikan pedoman kepada
Muslim untuk mempertanggungjawabkan setiap aktifitas yang dilakukan kepada penciptanya
yakni Allah SWT. Hasan (1995) menambahkan bahwa Islam juga merupakan pedoman
dalam mengubah bentuk tanggung jawab aktifitas bisnis yang selama ini hanya dilakukan
dalam bentuk materi menjadi lebuh integral dengan memperhatikan bahwa aktifitas yang
dilakukan oleh lembaga binsis Syariah juga harus dipertanggungjawabkan kepada Allah
SWT.

Untuk itu, pelaku bisnis muslim serta lembaga bisnis Syariah harus
mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan bisnis yang dilakukan tidak hanya kepada
seluruh pemangku kepentingan namun juga kepada Allah SWT. Kesadaran untuk
mempertanggungjawabkan seluruh aktifitas kepada Allah SWT merupakan wujud dari
hubungan antara pengelola dan wakil Allah SWT yakni pelaku bisnis muslim dan lembaga
bisnis Syariah dengan penciptanya yakni Allah SWT (Abdul-Rahman, 2002).

Kehadiran Akuntansi Syariah

Konsep akuntabilitas korporat pada umumnya hanya terbatas kepada bentuk tanggung-gugat
(akuntabilitas) kepada manusia dan pemangku kepentingan lain yang memberikan
amanah/kepercayaan. Namun demikian, Abdul Rahman (2002) menambahkan bahwa dalam
Islam, akuntabilitas tidak hanya kepada pemberi amanah dan pihak yang berkepentingan
namun juga kepada sang Pencipta, Allah SWT. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT
merupakan Tuhan semesta alam, sekaligus Dzat yang memiliki kekuatan absolut dalam
mengatur kehidupan manusia.

Sehubungan dengan konteks tersebut di atas, Shahul (2000) menyampaikan bahwa


Akuntansi tidak dapat diharapkan untuk mencapai falaah secara langsung. Shahul (2000)
berkeyakinan bahwa akuntansi memiliki peranan yang sangat penting dalam mengarahkan perilaku
pelaku bisnis Muslim dan lembaga bisnis Syariah dalam melakukan aktifitas bisnis nya sesuai dengan
ajaran Islam untuk pada akhirnya mencapai tujuan falaah.

Shahul (2003) menjelaskan bahwa Akuntansi Syariah adalah “accounting process” yang
mnyiakan informasi tidak hanya terbatas pada informasi keuangan kepada seluruh pemangku
kepentingan yang dapat membuat pemangku kepentingan memastikan bahwa lembaga
Syariah melakukan seluruh aktifitasnya berdasarkan ketentuan dan prinsip Syariah serta
mmastikan juga bahwa lembaga Syariah mampu mencapai tujuan finansial dan sosialnya.
Shahul (2003) menegaskan bahwa Akuntansi Syariah merupakan media yang digunakan oleh
pelaku bisnis Muslim dan lembaga Syariah untuk mewujudkan akuntabiulitas mereka kepada
penciptanya, Allah SWT.

Shahul (2003) menyatakan bahwa Akuntansi Syariah merupakan bentuk akuntansi yang
dapat menyebabkan pelaku bisnis Muslim dan lembaga kuangan Syariah mencapai tujuan
ekonomi dan sosial dengan senantiasa berpedoman kepada prinsip dan ketentuan Syariah.
Untuk itu, Shahul (2003) juga menegaskan bahwa penggunaan Akuntansi Syariah oleh
lembaga keuangan Syariah, dapat memastikan bahwa perilaku dan aktifitas bisnis lembaga
keuangan Syariah tersebyt sesuai dengan ketentuan dan prinsip Syariah.

Syafei et. al (2004) menyatakan bahwa bank Syariah tidak hanya menyediakan produk yang
sesuai dengan prinsip Syariah, namun juga harus memperhatikan seluruh kepentingan apra
pihak terkait yakni karyawan, lingkungan dan masyarakat muslim pada umumnya. Pada saat
yang bersamaan, melalui penggunaan Akuntansi Syariah, lembaga keuangan Syariah
diupayakan untuk tidak hanya memenuhi tanggung-gugat kepada pemegang saham dan para
pihak yang bekepentingan, namun pada saat yang sama memastikan bahwa seluruh aktifitas
yang dilakukan senantiasa berpedoman kepada ketentuan Syariah sebagai bentuk tanggung-
gugat kepada Allah SWT.
DIVINE INTERVATION AND
BLESSING
(TAUFIQ AND BARAKAH)

OUTPUTS
INPUTS

Human resource Islamic Business Ethics


Accounting RuleISLAMIC
of Conduct Shari’ah Compliance
systems BANK
Islamic Accounting Achieving Ummah
Product/services Standard Prosperity
Organizational Zakat Obligatory
structure
Technology
OF
RULE Fulfillment
Efficiency and
Islamic values CONDUCT Effectiveness
Good Quality Service
ISLAMIC
ACCOUNTI
NG
PROCESS
STANDAR
Daftar Referensi
DS

Abdul-Rahman, A.R. 2002 (a). An Islamic perspective on corporate accountability and


morality, Gadjah Mada International Journal of Business 4(1)
Al-Faruqi, I.R. 1992. Al-Tawhid: its implication for thought and life, Herndon VA, USA,IIIT
Beekun, R.I.1997. Islamic business ethics. Herdon VA: IIIT.
Chapra, U.M.1992, Islam and the economic challenge, Leicester (UK): The Islamic
Foundation
Shahul H.M.I. 2000. The need for Islamic accounting perception of Malaysian Muslims,
accountants, academics on the objective and characteristics of Islamic accounting.
Ph.D Thesis: University of Dundee
Shahul H.M.I. 2003. Islamic accounting a new push. Akauntan Nasional. January/February.
Syafei, A.W, Wardiwiyono, S, Pramono, S. 2004. The Level of Anunual Report Shariah
Conformamnce : A comparative Study of Islamic banks in Indonesia and
Malaysia.Simposium Nasional Ekonomi Islam II. Universitas Brawijaya.

You might also like