Professional Documents
Culture Documents
32362-Article Text-95762-1-10-20230330
32362-Article Text-95762-1-10-20230330
32362-Article Text-95762-1-10-20230330
Abstract: The purpose of this study is to describe the May 13, 1969 Tragedy according to various
existing perspectives. The method used in writing this article uses stages that are usually standard
in historical research, such as starting from selecting topics, gathering sources, verifying which
contains historical criticism and the validity of sources, then proceeding to the interpretation stage
and ending with writing. The results of this study are that the May 13, 1969 Tragedy was an
event of racial riots between ethnic Malays and ethnic Chinese in Malaysia, especially in Kuala
Lumpur, Selangor. The incident which was the result of the Opposition Party's victory march
consisting of the Malaysian People's Movement Party (Parti Gerakan) and the Democratic Action
Party (DAP) resulted in riots that paralyzed the country. In understanding this event, there are
several perspectives such as originating from the Official Sources of the Malaysian Government,
the existence of provocation by the Communist group, the Government's failure to prosper the
Malay ethnicity and the dynamics of Sino-Malay social and economic interaction. From several
existing perspectives, it cannot be decided that the cause of the May 13, 1969 Tragedy was only
due to a single cause but could also be caused by various triggering factors. These factors can be in
the form of socio-economic inequality, political rivalry and security threats from communist
groups.
Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Tragedi 13 Mei 1969
menurut berbagai perspektif yang ada. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel
ini menggunakan tahapan-tahapan yang lazimnya menjadi standard dalam penelitian
sejarah seperti diawali dari pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi yang di
dalamnya memuat atas kritik sejarah dan keabsahan sumber, kemudian dilanjutkan pada
tahap interpretasi dan diakhiri dengan penulisan. Hasil penelitian ini adalah Tragedi 13
Mei 1969 merupakan peristiwa kerusuhan rasial antara etnis Melayu dengan etnis
Tionghoa di Malaysia, khususnya di Kuala Lumpur, Selangor. Peristiwa yang
merupakan dampak pawai kemenangan Partai Oposisi yang terdiri dari Parti Gerakan
Rakyat Malaysia (Parti Gerakan) dan Democratic Action Party (DAP) mengakibatkan
kerusuhan hingga melumpuhkan negara. Di dalam memahami peristiwa ini, terdapat
beberapa perspektif seperti berasal dari Sumber Resmi Pemerintah Malaysia, adanya
provokasi kelompok Komunis, Kegagalan Pemerintah dalam mensejahterakan etnis
Melayu dan dinamika interaksi sosial dan ekonomi Sino-Melayu. Dari beberapa
perspektif yang ada, tidak dapat diputuskan bahwa penyebab Tragedi 13 Mei 1969 hanya
karena sebab tunggal tetapi dapat disebabkan juga dari berbagai faktor yang memicu.
Faktor tersebut dapat berupa ketimpangan sosial-ekonomi, rivalitas politik dan ancaman
keamanan dari kelompok komunis.
kursi yang lebih banyak dari Pilihan Raya sebelumnya, walaupun mereka
besar di Pulau Pinang, Selangor dan Kedah (Baker, 2018). Parti Gerakan
dan keadaan Negara Darurat pada 16 Mei 1969. Karena keadaan darurat
itu pula, maka Pilihan Raya Umum di Malaysia Timur (Sabah & Sarawak)
ditunda.
Tragedi ini mengakibatkan 196 orang tewas dan 439 orang luka-luka
Putra, Tun Dr. Mahathir bin Mohamad dan Leon Comber. Dalam
hal itu yang menjadi ketertarikan peneliti untuk mengkaji tragedi tersebut
penelitian yang relavan. Yang pertama adalah artikel ilmiah yang ditulis
oleh Mohamad Asrol Arpidi Mamat, Ishak Saat, Ahmad Zainudin Husin
Dari Peristiwa 13 Mei 1969”. Prosiding yang ditulis oleh Nor Azlah Sham
perbedaan secara etnis dan agama serta perlu menghindari hal-hal yang
METODE
secara deskriptif.
Hal itupun terjadi di Pulau Pinang yang pada tahun 1957 sedianya
itu. Sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok orang Melayu akan absen
(kongsi gelap) dan “samseng” Melayu di Pulau kerap terjadi yang dikenal
Pada tahun 1964 pun terjadi kerusuhan etnis yang terjadi di Bukit
yang terlibat akhirnya ditahan. Walau dalam keterangan laporan saat itu
melibatkan 5 buah mobil dan lebih dari 15 buah sepeda motor untuk
di saat para peserta pawai melontarkan kata-kata seperti, “Apa polis boleh
negeri dia sudah perentah. Ini negeri bukan Melayu punya”, “Melayu
pergi mati!” dan “ Melayu balek kampong MARA mahu kasi habis” kerap
Malaysia, 1969).
oposisi, seperti Parti Gerakan dan DAP setidaknya mengecam apa yang
dilakukan.
tidak akan berhasil terwujud. Di dalam kasus ini negara dianggap tidak
Rahman Putra)
13 Mei, Sebelum dan Selepas. Buku yang berisi 23 bab ini menjelaskan
kemenangan Partai Oposisi (Parti Gerakan & DAP) atas hasil Pilihan Raya
Umum 1969 di Malaysia Barat dan adanya pengaruh unsur komunis (Parti
1969).
Pilihan Raya (1969), arak-arakan jenazah Lim Soong Seng (9 Mei 1969) dan
Konflik komunal yang terjadi di tahun 1969 itu ada pula yang
Baker)
Sejak Pilihan Raya Umum 1964, Dr. Mahathir bin Mohamad (saat
itu belum mendapat gelar Tun ataupun Datuk Seri) menjadi anggota
Tertinggi UMNO pada tahun 1965. Pada Pilihan Raya Umum 1969,
calon dari PAS, Tuan Guru Haji Yusoff Rawa, akan tetapi Mahathir
“Pelampau”.
Dilemma pun disambut negatif oleh Tengku hingga buku ini dilarang
Dilemma dicabut.
Tengku Abdul Rahman yang korup dan sarat akan nepotisme. Hal ini
etnis Tionghoa dalam hal ekonomi dan Melayu dalam hal politik. Dengan
kolonial Inggris yang tidak diubah dan tetap dijalankan serta diperparah
Pembahasan ini ditulis oleh Jim Baker dalam buku yang berjudul
mengajar.
UMNO) dan kelompok sastra Melayu, mereka tidak senang jika Bahasa
menguasai 85% dari seluruh buruh pertanian dan 95% dari mata
Singapura yang dipimpin oleh PM. Lee Kuan Yew dalam kampanye
DAP.
kursi seperti dalam hasil Pilihan Raya Umum 1964. Parti Perikatan
MCA kehilangan 14 kursi dan MIC kehilangan 1 kursi (Wicks, 1971). MCA
1969.
(Leon Comber)
Leon Comber menulis sebuah buku yang berjudul 13 May 1969, The
2012). Dalam hal ini, mereka diperlukan oleh Inggris untuk menjadi
(Tionghoa dan India/Tamil & Bengal) hampir sama, sebesar 49% dengan
mereka). Pemisah tersebut adalah sifat dari mereka yang sulit terbuka dan
mereka diberikan hak politik yang lebih kuat, salah satunya dengan
Sabah, Sarawak dan Singapura dalam Federasi Malaysia pada tahun 1963,
Tionghoa dan India menang dalam hal ekonomi. Dengan demikian, tetap
tidak begitu saja terjadi. Ada sebuah peristiwa atau kebijakan yang
KESIMPULAN
Rahman Putra yang umum digunakan hingga saat ini. Dalam film Tanda
maupun Tionghoa.
tidak terfokus dalam satu aspek saja (politik), akan tetapi ada aspek
Jomo K.S. dalam Prakata di buku PM Tengku Abdul Rahman Putra edisi
Bahasa Melayu.
tesebut kepada satu pihak dan tidak benar pula apabila pihak yang
dekade 1980an.
DAFTAR PUSTAKA
Esa, M. S., Ationg, R., Othman, I. W., & Jupiter, H. (2021). Isu dan Cabaran
Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Kebangsaan Di Ambang Kemerdekaan
Tanah Melayu. International Journal of Education, Psychology and
Counseling, 6(41), 111–125. https://doi.org/10.35631/ijepc.641009
Hawkins, D., & Drummond, S. (1969). The Malaysian Elections of 1969 : Crisis
for the Alliance. The World Today, 25(9), 394–403.
Jabatan Penerangan Malaysia. (2021). Ini Janji Kita, 5 Prinsip Rukun Negara.
Jabatan Penerangan Malaysia.
Mamat, M. A. A., Saat, I., Husin, A. Z., & Sulaiman, R. (2020). Involvement of
The Communist Era in 13 Mei 1969 Racial Riot. International Journal of
Academic Research in Progressive Education and Development, 9(2), 69–80.
https://doi.org/10.6007/ijarped/v9-i2/7229
Milne, R. S., & Mauzy, D. K. (1973). Malaysia Today. Current History, 65(388),
262–265. https://doi.org/10.1525/curh.1973.65.388.262
Mohd Rus, A. K. A., Mohd Rosli, M. K. A., & Johar, S. N. A. (2021). Pilihan
Raya di Persekutuan Tanah Melayu, 1948-1959 dan Pengenalan First Past
the Post. Akademika, 91(3), 63–77. https://doi.org/10.17576/akad-2021-
9103-06
Rahman, T. A. (1969). May 13 Before & After. Utusan Melayu Press Limited.
Ratnam, K. J., & Milne, R. S. (1970). The 1969 Parliamentary Election in West
Malaysia. Pacific Affairs, 43(2), 203. https://doi.org/10.2307/2755064
Wicks, P. (1971). The New Realism: Malaysia since 13 May, 1969. The
Australian Quarterly, 43(4), 17. https://doi.org/10.2307/20634465