Professional Documents
Culture Documents
Bab 3
Bab 3
Sistem adalah semua unsur yang secara teratur saling berhubungan dan bekerja
sama sehingga menghasilkan sesuatu Sistem Tenaga Listrik adalah hubungan
yang teratur dari beberapa komponen yang terdiri dari Pembangkitan, Transmisi,
Distribusi dan Konsumen sehingga menghasilkan Tenaga Listrik.
Komponen Sistem Tenaga Listrik
1. Pembangkitan
2. Saluran Transmisi
3. Gardu Induk
4. Konsumen Industri
6. Saluran Distribusi
8. Konsumen
Konsumen
Prinsip kerja dalam sistem tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkitan yang
menyalurkan listrik melalui sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari
gardu induk ini listrik dibagi-bagikan kepada pelanggan melalui saluran
distribusi. Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari saluran
transmisi biasanya pelanggan ini membutuhkan tegangan yang besar dan daya
yang besar pula
3.2 Pembangkit
Pada sistem pembangkitan, tenaga listrik yang dihasilkan pada umumnya adalah
tegangan menengah. Selanjutnya dinaikkan tegangannya menjadi tegangan ekstra
tinggi kemudian disalurkan pada sistem penyaluran transmisi. Selain itu tenaga
listrik yang dihasilkan diturunkan tegangannya untuk digunakan pada sistem
kelistrikan pemakaian sendiri pada pembangkit tersebut.
Pembangkit Tenaga Listrik adalah alat atau peralatan yang berfungsi untuk
membangkitkan tenaga listrik dengan cara mengubah energi potensial menjadi
tenaga mekanik selanjutnya menjadi tenaga listrik.
1. Suatu bagian awal dari sistem tenaga listrik yang membangkitkan tenaga
listrik yang terdiri dari instalasi listrik, mekanik, bangunan-bangunan,
fasilitas pelengkap, bangunan serta komponen bantu lainnya
2. Salah satu bagian dari sistem tenaga listrik untuk membangkitkan energi
listrik dengan cara mengubah potensi energi mekanik dari air, minyak,
uap, panas bumi, nuklir, matahari, angin, kombinasi gas dan uap menjadi
energi listrik
Energi listrik yang dihasilkan harus diubah menjadi tegangan yang sesuai untuk
transmisi (dengan alat transformator). Setelah proses ini, arus listrik dialirkan
melalui jaringan kabel transmisi ke daerah yang memerlukan
Pada proses pembangkitan tenaga listrik telah terjadi proses perubahan energi
mekanik menjadi energi listrik
3.2.1 PLTA
Pembangkit listrik ini generator digerakan oleh turbin air dimana perbedaan
ketinggian air mengakibatkan aliran yang tenaga enersianya digunakan untuk
memutar turbin dan pada poros/sumbu yang sama generator pembangkit listrik
dipasang. Pengaturan putaran dan tenaga air dilakukan oleh governor sehingga
tenaga air yang digunakan sesuai dengan yang dibangkitan dan putaran dapat
konstan pada putran yang menghasikan frekwensi 50 Hz
3.3 Penyaluran
Penyaluran adalah proses dan cara menyalurkan energi listrik dari satu
tempat ke tempat lainya atau dari pembangkit listrik ke gardu induk dan dari
gardu induk ke gardu induk lainnya, yang terdiri dari konduktor yang di
rentangkan antara menara (tower) melalui isolator dengan sistem tegangan tinggi
Pada umumnya pusat pembangkit berada ditempat yang jauh dari pusat pusat
beban sehingga diperlukan transmisi untuk menyalurkan energi listrik yang
dibangkitkan ke konsumen. Untuk menghubungkannya diperlukan transmisi atau
penyaluran yang memadai secara panjang dan kapasitas.
Gambar 3.3
Terdapat dua macam transmisi yaitu yang berada diatas dan didalam tanah yang
sering disebut saluran udara dan saluran kabel
3.3.1 SUTET
SUTET (Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi ) 500 kV. Transmisi ini
digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas lebih besar dari 500 MW
sehingga drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi hingga maksimal
dan diperoleh operasinal yang efektif dan efisien. Permasalahannya adalah
konstruksi tiang/tower yang besar, tinggi dan biaya yang sangat mahal karena
isolasinya sangat memerlukan material yang banyak. Transmisi ini cukup efektif
untuk jarak antara 100 km hingga 500 km selebihnya lebih efisien dengan
menggunakan transmisi arus searah (DC).
Gambar 3.3.1
3.3.2 SKTT
• SKTT terdiri dari single core dan three core tergantung pada penampang
konduktor sebagai pertimbangan pabrikasi dan pemasangan dilapangan.
Panjang SKTT berdasarkan daya tampung cable drum yang hanya mampu
300 meter kecuali desain khusus untuk kabel laut yang tanpa sambungan
sepanjang diperlukan.
• Kebutuhan energi listrik yang terus mengalami peningkatan, baik dari segi
kuantitas maupun kualitas.
Penyaluran secara umum mempunyai tiga bagian utama yaitu pondasi, tower
(menara) dan peralatan listrik (konduktor beserta acsesoriesnya). Pada tiap-tiap
bagian, antara satu dengan yang lainnya mempunyai konstruksi dan fungsi yang
berbeda-beda. Antara pondasi yang satu dengan yang lainnya, belum tentu sama.
Ini juga terjadi pada tower dan peralatan listriknya, antara satu dengan lainnya
belum tentu sama.
3.4 Gardu Induk / GI
Gardu induk adalah untuk menurunkan tegangan dari tegangan tinggi yang satu
ke tegangan tinggi lainnya 500/150/70 KV atau ke tegangan menengah 20 kV.
Di GI terpasang Peralatan instalasi seperti, Trafo Tenaga, PMT, PMS, LA, PT,
CT, serta instalasi fasilitas Kontrol, Proteksi, Telekomunikasi, Scada dan instalasi
TM yaitu Kubikel TM 20 Kv untuk Trafo Pemakaian Sendiri.
2. Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah GI (150 KV/ 70 KV).
Gambaran umum Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua macam sumber
tenaga untuk kontrol di dalam Gardu Induk, ialah sumber arus searah (DC) dan
sumber arus bolak balik (AC). Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus
mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan inilah
dipakai baterai sebagai sumber arus searah. Catu daya sumber DC digunakan
untuk kebutuhan operasi relay proteksi, kontrol dan scadatel.
Gardu Induk merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari susunan dan
rangkaian sejumlah perlengkapan yang dipasang menempati suatu lokasi tertentu
untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan
tegangan sesuai dengan tingkat tegangan kerjanya, tempat melakukan kerja
switching rangkaian suatu sistem tenaga listrik dan untuk menunjang keandalan
sistem tenaga listrik terkait.
b. Tegangan DC Arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan) dimana
masing-masing terminal selalu tetap polaritasnya.
c. Genset Sebuah alat yang digunakan untuk memproduksi energi listrik dengan
merubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
induksi elektromagnetik.
d. Rectifier Alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC)
menjadi sinyal sumber arus searah (DC).
e. Baterai Alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaga
dalam bentuk tegangan listrik searah.
Genset merupakan bagian dari AC suplai yang sangat penting sebagai salah satu
sumber tenaga bagi instalasi di dalam sistem kelistrikan Gardu Induk, baik untuk
sistem kontrol maupun sistem-sistem penggerak peralatan Gardu Induk. Genset
diperlukan sekali untuk keadaan darurat, apabila penyediaan listrik utama
teganggu, misalnya suplai dari Trafo PS (pemakaian sendiri) mengalami
kerusakan, pemeliharaan, maupun kondisi sistem Black-Out, sehingga Generator
set dapat menggantikan penyediaan daya listrik untuk keperluan seperti mensuplai
baterai charger, penerangan untuk ruangan operator, penggerak kipas pendigin
transformer, penggerak motor kompressor PMT dan sebagainya.
Instalasi AC pada sistem tegangan tinggi (150 kV) disuplai oleh sebuah trafo yang
merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah tiga fasa yang lazim
disebut trafo pemakaian sendiri. Instalasi AC ini biasanya dibagi dalam beberapa
kelompok pemakaian yang dirancang sesuai dengan kebutuhan masing – masing
kelompok atau grup mulai dari pemilihan Main Circuit Breaker sampai dengan
pemilihan jenis dan ukuran kabel. Pemilihan ini sangat penting untuk menghindari
terjadinya over load yang mengakibatkan MCB trip.
Instalasi Sistem DC
Instalasi sistem DC 250 Volt digunakan untuk menyalurkan suplai DC 250 Volt
yang dipasok dari rectifier atau charger tiga fasa serta dihubungkan dengan baterai
untuk mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk seperti: - Motor -
motor (PMT dan PMS) - Relay proteksi - Instrumen – instrumen - Tripping dan
Closing coil
Instalasi sistem DC 110 Volt digunakan untuk menyalurkan suplai DC 110 Volt
yang dipasok dari rectifier atau charger serta dihubungkan dengan baterai untuk
mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk seperti: - Motor - motor
(PMT dan PMS) - Relay proteksi dan meter - meter digital - Sinyal, alarm dan
indikasi - Tripping dan Closing coil
ini digunakan untuk menyalurkan suplai DC 48 Volt yang dipasok dari rectifier
atau charger serta dihubungkan dengan baterai untuk mengoperasikan peralatan
pada instalasi gardu induk seperti: - Scada / RTU - Teleproteksi Unit -
Komunikasi (PLC) Unit – Continuous Load - Alarm, sinyal dan indikasi
Rectifier adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak-
balik (AC) menjadi arus searah (DC). Rectifier yang terpasang di Gardu Induk
berfungsi untuk mengisi muatan baterai, memasok daya secara kontinu ke beban
dan menjaga baterai agar tetap dalam kondisi penuh.
Baterai Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan
efesiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversible
adalah didalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi
tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi
tenaga kimia (Proses Pengisian), pengisian kembali dengan cara regenerasi dari
elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah
(polaritas) yang berlawanan didalam sel. Tiap sel baterai terdiri dari dua macam
elektroda yang berlainan yaitu elektroda positif dan elektroda negative yang
dicelupkan dalam suatu larutan kimia. Menurut pemakaian baterai dapat
digolongkan kedalam 2 jenis: - Stationary (tetap) - Portable (dapat dipindah-
pindah)
Gardu Distribusi
Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari
instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Trafo
Distribusi, dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk
memasok kebutuhan daya listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan
Menengah (TM 20kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380 V). Konstruksi
Gardu Distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan
tujuan penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan
pemerintah daerah setempat.
Gardu Hubung
Gardu hubung atau disingkat GH atau Switching Substation adalah gardu yang
berfungsi sebagai sarana manuver pengendali beban listrik jika terjadi gangguan
aliran listrik, program pelaksanaan pemeliharaan atau untuk maksud
mempertahankan kontinuitas pelayanan.
Isi dari Gardu Hubung adalah rangkaian saklar beban (Load Break
Switch/LBS), dan atau pemutus tenaga terhubung paralel. Gardu Hubung juga
dapat dilengkapi sarana pemutus tenaga pembatas beban pelanggan khusus
tegangan menengah. Konstruksi gardu hubung sama dengan konstruksi gardu
distribusi tipe beton. Pada ruang dalam Gardu Hubung dapat dilengkapi dengan
ruang untuk gardu distribusi yang terpisah dan ruang untuk sarana pelayanan
kontrol jarak jauh.
Berdasarkan kebutuhannya Gardu Hubung terbagi menjadi :