Professional Documents
Culture Documents
NIM :1910900052
KELAS :MPI/III A
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem
makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh
organisasi.Terdapat banyak definisi mengenai budaya atau kultur sebagaimana
diadaptasi dari bahasa Inggris culture, colore dalam bahasa Latin. Secara harfiah budaya
diartikan sebagai pikiran, akal budi, atau sejumlah pola sikap, keyakinan, dan perasaan
tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku seseorang
dalam suatu masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sweeney & McFarlin (2002:
334) mengemukakan bahwa budaya secara ideal mengkomunikasikan secara jelas
pesan-pesan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu atau bentindak, berperilaku di
sekitar sini (“how we do things around here”). Dari pemikiran tersebut dapatlah
diinterpretasikan bahwa budaya memberikan arahan mengenai bagaimana seseorang
harus berperilaku, bersikap, bertindak dalam suatu komunitas, kata ‘here’ dalam
pengertian di atas mengacu kepada suatu komunitas tertentu, baik itu berbentuk
organisasi, perusahaan, atau masyarakat.
Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-
individu. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang
santai. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya
status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.
B.Fungsi-fungsi budaya
Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi.
1. Batas Sunting
Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan
atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.
2. Identitas
Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.
Komitmen
3. Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar
daripada kepentingan individu.
4. Stabilitas
Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial
yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa
yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
“Dalam definisinya, bersifat samar, tanmaujud, implisit, dan begitu adanya. Tetapi,
setiap organisasi mengembangkan sekmpulan inti yang berisi asumsi, pemahaman, dan
aturan-aturan implisit yang mengatur perilaku sehari-hari di tempat kerja... Hingga para
pendatang baru mempelajari aturan, mereka tidak diterima sebagai anggota penuh
organisasi. Pelanggaran aturan oleh pihak eksekutif tinggi atau karyawan lini depan
membuat publik luas tidak senang dan memberi mereka hukuman yang berat. Ketaatan
pada aturan menjadi basis utama bagi pemberian imbalan dan mobilitas ke atas.