You are on page 1of 9

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Modul 3
Judul Modul KONSEP PENDIDIKAN TARI DAN
PEMBELAJARANNYA
Judul Kegiatan Belajar 1. Pengertian,jenis,unsur dan teknik tari.
(KB) 2. Bentuk, tema dan nilai estetis dalam seni tari.
3. Ragam gerak, musik iringan tari,level dan pola lantai
dalam tari.
4. Pembelajaran Pengetahuan dan Estetika Seni Tari
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta
konsep (istilah KB 1. Pengertian,jenis,unsur dan teknik tari.
dan definisi) di
modul ini
A. Pengertian seni
1. Pengertian dan Jenis Tari Tradisional:

Pengertian :
Menurut Dr. Soedarsono : Tari adalah ekspresi jiwa
manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah.

Menurut Corrie Hartong : Tari adalah perasaan yang


mendesak dari dalam diri manusia, yang mendorong
untuk mencari ungkapan yang berbentuk gerakan yang
ritmis.

Pengertian Tari secara umum : Tari adalah bentuk


seni pertunjukan yang terdiri dari urutan gerakan yang
dipilih secara sengaja. Gerakan ini memiliki nilai estetis
dan simbolis, dan diakui sebagai tarian oleh penampil dan
pengamat dalam budaya tertentu.

Pengertian Tari Tradisional :


Tari Tradisional adalah tari yang tumbuh dan berkembang di
kalangan masyarakat yang memiliki alam pemikiran
tradisional cirinya percaya kepadakekuatan supranatural,
percaya kepada mitologi, kekuatan binatang totem dan
rohleluhur.

Jenis Tari Tradisional:


• Tari Primitif : Tari primitif adalah tari yang
memiliki ciri bentuk gerak, iringan, rias dan busana
yang bersahaja. Tari primitif ada di seluruh dunia pada
waktu masyarakat masih hidup dalam jaman pra-
sejarah, atau sekarang pada suku-suku pedalaman
yang masih melanjutkan tata kehidupan budaya pra-
sejarah. Kepercayaan animisme dan dinamisme
menjadi landasan seluruh aktivitas kehidupan suku-
suku bangsa di pedalaman, sehingga tari primitif
menjadi bagian penting disetiap upacara.

• Tari Rakyat: Tari rakyat adalah tari hasil garapan


rakyat yang memiliki ciri penyajian sederhana dan
masih berpijak pada unsur budaya tradisional. Tari
rakyat umumnya berbentuk tarian bergembira atau tari
pergaulan (Soedarsono,1992: 97- 99).
• Tari Klasik: Tari klasik adalah tari yang semula
tumbuh dan berkembang di istana dalam kalangan raja
dan bangsawan, mencapai kristalisasi artistik yang
tinggi dan telah pula menempuh perjalanan sejarah
yang cukup panjang, sehingga memiliki nilai tradisi .

Tari Non Tradisional : Tari non tradisional adalah jenis


tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat
yang tidak taat kepada pola hidup dan kebiasaan turun-
temurun dan memiliki pola hidup berciri modern. Bentuk tari
non tradisional tidak taat kepada kaidah tari tradisional.
Jenis Tari Non Tradisional:
• Tari kreasi baru
Tari kreasi baru adalah jenis tari tradisional yang
modifikasi menjadi bentuk baru. Ciri tari kreasi baru
adalah pola dan unsur-unsur tari tradisional masih jelas
terlihat, namun dibagian-bagian tertentu diberi bentuk
baru. Modifikasi bentuk tari terlihat dari susunan gerak,
variasi gerak, durasi waktu, ritme dan tempo iringan, atau
tata rias dan busana atau unsur tari tradsional lainnya.

• Tari modern
Tari modern adalah jenis tari yang tumbuh dan
berkembang mulai tahun 1890 dan berlangsung
sampai dengan sekitar tahun 1945 an, ciri yang
sangat menonjol dari tari modern adalah (1) tampilan
gaya individu yang sangat kuat dalam karya tarinya;
dan (2) adanya inovasi yang baru dalam tari
modern.

• Tari Postmodern
Tari postmodern merupakan reaksi para koreografer
yang mendukung gerakan posmodernisme yang
memberikan koreksi kepada modernisme.

• Tari Kontemporer
Tari kontemporer adalah tari yang mencerminkan jiwa
jaman saat ini. Jiwa jaman yang mutakhir. Ciri kekinian
yang cenderung musiman karena mengikuti selera atau
tren bentuk dan gaya hidup yang tercermin dalam food,
fashion dan film, serta pemikiran-pemikiran yang sedang
mutakhir berkembang di masyarakat pada saat ini.

Unsur Tari
Unsur utama tari adalah gerak.

Menurut Soedarsono (1997 81-82) yang mengatakan


bahwa gerak tari adalah gerak yang telah mengalami
perombakan melalui proses distorsi atau stilasi sehingga
menjadi suatu gerakan yang indah dan mampu
menyentuh perasaan manusia. Menggiring pendapat
tersebut, maka tari mempunyai substansi dasar gerak.
Gerak memiliki ruang, tenaga dan waktu sehingga
menjadi bermakna dan dapat dikomunikasikan melalui
simbol-simbolnya.
KB 2. Bentuk, tema dan nilai estetis dalam seni tari.

Tema dalam Tari


Tema adalah pokok pikiran, gagasan atau ide dasar, yang
biasanya diungkapan dalam sebuah tarian, namun
demikian ada pula tarian yang tidak mempunyai tema.
Suatu tarian yang bertema jika gerak-gerak yang ditata
mempunyai keterkaitan dengan tema yang ingin
disampaikan oleh penari pada penonton. Sumber tema
yang dapat dijadikan karya tari, antara lain: pengalaman
hidup, kehidupan binatang, kejadian sehari-hari, cerita
rakyat, legenda, sejarah, upacara tradisional, karya sastra,
permainan, dan sebagainya.

Nilai estetis tari tercermin melalui kemampuan dari


gerakan tari untuk menimbulkan suatu pengalaman
estetis.

KB 3. Ragam gerak, musik iringan tari,level dan pola


lantai dalam tari.

Ragam Gerak
Tari di Indonesia mempunyai berbagai jenis, baik
ditinjau dari bentuk garapan, fungsi, jumlah penari.
Masing-masing daerah di Indonesia berkembang
berbagai bentuk tari, dan di setiap daerah mempunyai
gaya tari yang berbeda. Teknik dalam tari berkaitan
dengan melakukan gerak dan penguasaan gaya dalam
tari tersebut. Gaya dalam tari sering kita sebut dengan
style, yaitu bentuk yang tersusun dari simbol- simbol,
bentuk-bentuk (form) dan orientasi- orientasi nilai
yang mendasarinya, sehingga gaya menandai
identitas dan keseluruhan ciri yang komplek yang
dijadikan dasar bagi seseorang (Royce, 1975 : 54).
Gerak memiliki ruang, tenaga dan waktu sehingga
menjadi bermakna dan dapat dikomunikasikan melalui
simbol-simbolnya.
Gerak secara umum terbagi menjadi dua yaitu:
1) Gerak keseharian atau gerak yang dilakukan sehari-
hari tanpa memiliki unsur ruang, waktu dan tenaga, dan
2) Gerak yang berirama, memiliki aturan dan berekspresi
yang disebut dengan gerak tari.
Gerak pada tari memiliki pesan, tujuan atau makna yang
ingin disampikan kepada penontonnya,
Gerak dalam tari terbagi menjadi:
1) Gerak maknawi (gesture) yaitu gerak yang memiliki
arti seperti gerak kupu-kupu terbang, gerak nelayan
menjala ikan, gerak petani mencangkul, dan
2) Gerak murni (gerak yang tidak memiliki makna). yaitu
gerak yang diciptakan hanya untuk keindahannya saja,
misalnya gerak-gerak yang terdapat dalam tari jaipongan
dan gerakan yang dilakukan oleh para penari latar dan
sebagainya.
Ada dua macam gerak di dalam tari, yaitu:
1) Gerak murni (pure movement), yaitu gerak yang
diciptakan hanya untuk keindahannya saja, contohnya
gerak-gerak dalam tari jaipongan, gerak sabetan (dalam
tari Jawa), dan sebagainya.
2) Gerak maknawi (gesture), yaitu gerak yang
mengandung arti, misalnya gerak menanam padi, burung
terbang, ulap-ulap (dalam tari Jawa), gerak bermain, dan
sebagainya.

Iringan Tari
Iringan di dalam tari memegang peranan penting, tari dan
iringan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu dorongan
atau naluri ritmis.
Musik dalam tari dapat memberikan keselarasan,
keserasian dan keseimbangan yang dipadukan menjadi
satu kesatuan yang hidup. Keselarasan mengandung
maksud antara jiwa dan melodi lagu dengan jiwa gerak-
gerak tari yang diiringinya selaras, sehingga penonton
merasakan keindahan atau kecocokan musikal melalui
pendengaran. Keserasian mengandung maksud kecocokan
antara musik iringan dengan gerak tari melalui indera
penglihatan penonton dan penggarap seni itu sendiri,
sedangkan keseimbangan mengandung maksud kecocokan
rasa musikalitas dengan yang diiringinya yaitu tari (Jazuli,
2008: 10).
Level dalam Tari
Level adalah tinggi rendahnya penari dalam melakukan
gerakan. Level dalam gerak tari dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu level tinggi, sedang, dan rendah. Dalam
gerak tari, level tinggi menunjuk pada gerakan-gerakan
yang mengarah ke garis vertikal, contohnya gerak
melompat, menjinjitkan kaki, tangan cenderung mengarah
ke atas.

Pola Lantai dalam Tari


Pola lantai sering disebut juga dengan disain lantai, yaitu
Desain lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui oleh
seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh
formasi penari kelompok. Secara garis besar ada dua pola
garis dasar dalam pada lantai yaitu garis lurus dan garis
lengkung.
Pada garis lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, ke
samping atau serong. Selain itu garis lurus dapat
membentuk desain huruf V atau kebalikannya, segitiga,
segiempat, huruf T, Y atau desain zig-zag. Garis lurus
memberikan kesan sederhana tetapi kuat. Garis lurus
banyak digunakan pada tari tradisional baik klasik
maupun kerakyatan. Garis lengkung dapat dibuat
melengkung ke depan, ke belakang, ke samping dan
serong.
Sedangkan pada garis dengan desain lengkung dapat
dibuat desain lengkung ular, lingkaran, angka tiga atau
delapan juga bentuk spiral. Garis lengkung memberikan
kesan lembut tetapi juga lemah. Garis lengkung banyak
digunakan pada tari-tarian primitif dan tari-tarian
komunal yang kebanyakan berciri sebagai tari
bergembira, misalnya tari Kecak dari Bali, tari
Serampang DuaBelas dari Sumatera, dan sebagainya.
Level dan pola lantai dalam tari sangat penting untuk
diperhatikan, gabungan beberapa level dan pola lantai
yang digunakan dalam tari akan menghasilkan gerak
yang dinamis dan estetis.

KB 4. Pembelajaran Pengetahuan dan Estetika Seni


Tari

1. Model Pembelajaran
a. Macam-macam Model Pembelajaran :
“Model pembelajaran merupakan pendekatan dalam
mengelolakegiatanpembelajaran, dengan
mengintegrasikan komponen urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran dan pembelajaran,
peralatan dan bahan, sertawaktu yang digunakan
dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan
efisien” (Atwi Suparman, 97:157).
• Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui
Tanya jawab antara guru dan
siswa(Hamdayama, 2014: 31).

• Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah
menyodorkan masalah kepada peserta didik
untuk dipecahkan secara individu atau
kelompok, strategi ini pada intinya melatih
keterampilan kognitifnya peserta didik terbiasa
dalam pemecahan masalah, mengambil
keputusan, menarik kesimpulan, mencari
informasi, dan membuat artefak sebagai
laporan mereka (Yamin, 2013: 81).

• Model Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif atau kelompok
adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan, Ada
empat unsur penting dalam model pembelajaran
kooperatif, yaitu: (1) adanya peserta dalam
kelompok;
(2) adanya aturan jelompok; (3) adanya upaya belajar;
(4) adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta adalah
siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam
setiap kelompok belajar.

• Model Pembelajaran Kontekstual


Contextual Teaching and Learning (CTL)
adalah suatu model pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk.dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.

• Model Pembelajaran Aktif Inovatif


Kreatif Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM)
Pembelajaran merupakan salah satu unsur
penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan
oleh suatu sistem pendidikan. Ia ibarat jantung
dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang
baik cenderung menghasilkan lulusan dengan
hasil belajar yang baik pula. Demikian pula
sebaliknya. Hasil belajar pendidikan di
Indonesia masih dipandang kurang baik.
Sebagian besar siswa belum mampu menggapai
potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh
karena itu, perlu ada perubahan proses
pembelajaran dari kebiasaan yang sudah
berlangsung selamaini.
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan
banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air
adalah Pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan. Dengan demikian pembelajaran
ini dirancang agar mengaktifkan anak,
mengembangkan kreativitas sehingga
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif
dan optimal (Hamdayama, 2014: 42).

Estetika Seni Tari


Estetika merupakan cabang ilmu dari filsafat
yang membahas tentang keindahan.
Pemahaman mengenai prinsip-prinsip estetika
dapat digunakan untuk bekal bagi koreografer
dalam membuat koreografi, sehingga
koreografi menarik dari sisi bentuk, namun juga
bermanfaat bagi orang lain, karena kandungan
pesan yang bermakna dari elemen-elemen
koreografi. Oleh karena itu, pembahasan kali
ini, difokuskan kepada estetika elemen tari
yang berkontibusi besar kepada keindahan
koreografi. Kajian estetika dikemukakan oleh
Gie (1983:11-13 ) meliputi 4 hal, yaitu :
a. Nilai estetis
Persoalan yang muncul adalah sesuatu yang
berkenaan dengan hakikat estetis (keindahan)
yaitu apakah sifat keindahan itu?, bagaimana
sifat keindahan itu?, subjektif atau objektif?,
bagaimana peran keindahan dalam kehidupan
manusia?, bagaimana hubungan keindahan
dengan kebenaran dan kebaikan?
b. Pengalaman estetis
Pengalaman estetis membahahas pengalaman
seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu
objek/ kejadian yang indah. Permasalahan yang
timbul adalah bagaimana ciri-ciri pengalaman
estetis?, mengapa objek seni/kejadian dapat
menimbulkan pengalaman estetis?, gejala-
gejala atau faktor apakah yang dapat
mengganggu/merupakan rintangan dalam
pengalaman estetis tersebut?
c. Perilaku pencipta seni (seniman)
Beberapa persoalan yang dikaji antara lain,
siapakah seniman itu?, Di mana letak
perbedaan antara seniman dan pengrajin?,
bagaimana proses penciptaan sebuah benda
seni?, apakah ada hubungan kepribadian antara
pencipta seni dengan hasil karyanya?
d. Seni itu sendiri
Persoalan yang dikaji adalah adakah kriteria
tertentu untuk menetapkan sebuah hasil karya
sebagai benda bernilai seni?, mana yang lebih
penting? bentuk atau makna karya seni?,
apakah ada hubungan antara karya seni dengan
agama, filsafat dan ilmu.
Pada awal pertumbuhannya, empat ruang
lingkup kajian estetika tersebut digunakan
untuk mengkaji keindahan alam dan seni,
namun pada perkembangannya ruang lingkup
kajiannya terfokus kepada keindahan seni. Seni
menjadi objek kajian estetika karena seni
dianggap lebih dinamis, menarik untuk dikaji
karena seni merupakan hasil kreatifitas manusia
yang selalu berkembang setiap saat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
(Gie:1983) mengemukakan ruang lingkup
kajian Estetika tari meliputi kajian tentang (a)
nilai estetis; (b) pengalaman estetis; (c)
perilaku seniman; dan (d) seni.

Nilai estetis tari merupakan salah satu hal yang perlu


diperhatikan dalam mewujudkan suatu karya tari.
Menurut Harry Sulasianto dkk, nilai estetis dalam tari
dapat dilihat berdasarakan tujuan, fungsi, dan latar
belakang budayanya.
Nilai Estetis dari Segi Unsur Dasar Tari
Unsur ini terdiri dari gerak, ruang, tenaga, ritme, dan
waktu. Begini penjelasannya.
1. Gerak
Karena tari identik dengan gerak, maka unsur ini menjadi
yang utama di dalamnya. Gerak yang dimaksud meliputi
gerak badaniah, seperti gerak tangan, gerak kepala, dan
gerak kaki, sehingga gerak dalam tari merupakan bahasa
atau pengucapan tari.
2. Irama
Irama berfungsi sebagai pendukung gerakan, pengatur
gerak, dan penguat ungkapan gerak.
3. Ruang
Gerak lahir karena adanya ruang. Penggunaan ruang
dalam tari harus disesuaikan dengan kebutuhan gerak.
Jenis dan penggunaan ruang terdiri dari ruang sempit,
ruang luas, dan ruang sedang.
Ruang juga dapat diolah berdasarkan arah hadap dan
tinggi rendah dari badan dengan berbagai arah, yaitu ke
samping, ke depan, ke belakang, ke atas, dan ke bawah
badan, serta ke samping kanan dan kiri badan.
4. Tenaga
Unsur ini sangat diperlukan dalam tari. Suatu gerakan
dalam tarian harus didukung oleh penggunaan tenaga
yang cukup luas sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya, dalam tarian halus diperlukan penggunaan
tenaga lemah yang relatif sedikit. Sedangkan pada tarian
yang lincah membutuhkan penggunaan tenaga yang
sedikit kuat. Sementara itu, untuk tarian gagah diperlukan
penggunaan tenaga yang paling kuat.
5. Waktu
Penggunaan waktu diperlukan untuk mengatur dinamika
tarian. Pada tarian yang halus, misalnya, diperlukan
penyelesaian gerak dalam waktu yang lebih lama.
Unsur-unsur di atas merupakan unsur dasar yang harus
ada dan dikuasai oleh pelaku tari. Dengan memahami
unsur-unsur tari tersebut, penampilan tari di atas
panggung akan lebih hidup dan khidmat untuk ditonton.

Dengan demikian, dari penjelasan di atas dapat diketahui


bahwa tari memiliki nilai pendidikan yang tercermin pada
nilai estetis yang ada di dalamnya.
2 Daftar materi KB 1 :
yang sulit • Jenis tari menurut genre
dipahami di pertunjukan
KB 2 :
• Faktor estetika tari
KB 3 :
• Menentukan nilai estetika dalam tarian
KB 4 :
• Model pembelajaran pengetahuan
tari, estetika tari,dan kreativitas
tari
3 Daftar materi yang 1. Kesesuaian gerak tari dengan tema
sering mengalami 2. Kebahasaan atau lingustik dalam gerak
miskonsepsi 3. Penerapan konsep dan prinsip pembelajaran
pengetahuan tari, estetika tari, dan kreativitas tari

You might also like