You are on page 1of 95

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

(BAKOSURTANAL)
Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46. Cibinong – Bogor
Telp. : 021-8752062, 8752063 Fax. 021-8752064
Website: http://www.bakosurtanal.go.id

PERATURAN
KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

NOMOR : HK.01.04/272.A-KA/XI/2006

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


FUNGSIONAL DI BIDANG SURVEI DAN PEMETAAN

KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil yang diangkat


dalam jabatan Surveyor Pemetaan harus
mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan
fungsional di bidang survei dan pemetaan.

b. bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan dan


pelatihan fungsional Surveyor Pemetaan perlu
menetapkan Peraturan Kepala BAKOSURTANAL
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Fungsional di bidang Survei dan
Pemetaan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang


Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun
1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437);

i
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3547);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000


tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4015);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000


tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 195,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4016);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000


tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 196,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4017);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000


tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4019;

8. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001


tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri
Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 10
Tahun 2005;

9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001


tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintahan Non Departemen sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;

10. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan


Aparatur Negara Nomor:
134/Kep/M.Pan/12/2002 tentang Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka
Kreditnya;

ii
11. Keputusan Bersama Kepala Badan Koordinasi
Survei dan Pemetaan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor:
0T.02/60-KA/VII/2003 Nomor: 26 Tahun 2003
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan dan Angka
Kreditnya;

12. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan


Pemetaan Nasional Nomor:
OT.01.01/01-KA/I/2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Kepala Badan Koordinasi
Survei dan Pemetaan Nasional Nomor: OT.
01.01/03-KA/I/2002;

13. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan


Pemetaan Nasional Nomor:
OT.01.01/02-KA/IV/2001 tentang Balai Penelitian
Geomatika;

14. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan


Pemetaan Nasional Nomor:
OT.01.01/03-KA/IV/2001 tentang Balai
Pendidikan dan Pelatihan Survei dan Pemetaan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI


SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DI BIDANG
SURVEI DAN PEMETAAN

KESATU : Memberlakukan Pedoman Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di bidang Survei
dan Pemetaan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan ini, sebagai acuan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional
di bidang survei dan pemetaan.

iii
KEDUA : a. Pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional
surveyor pemetaan diselenggarakan oleh
BAKOSURTANAL selaku Instansi Pembina.

: b. Instansi lain yang membawahi jabatan


fungsional Surveyor Pemetaan dapat melaksanakan
pendidikan dan pelatihan fungsional Surveyor
Pemetaan setelah mendapatkan persetujuan dari
Instansi Pembina dengan berpedoman kepada
Peraturan ini.

KETIGA : Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Cibinong
Tanggal : 13 November 2006

Kepala Badan Koordinasi Survei


dan Pemetaan Nasional

ttd.

Rudolf W. Matindas
NIP 370 000 145

iv
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Tujuan dan Sasaran.............................................................2
1. Tujuan................................................................................2
2. Sasaran...............................................................................3
3. Tingkatan…………………………………………………………………………3
C. Kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan...............3
1. Kompetensi Tingkat Terampil................................................3
2. Kompetensi Tingkat Ahli.......................................................4
3. Keterkaitan Kompetensi dengan Bahan Ajar...........................6

BAB II KOMPOSISI MATA DIKLAT DAN RANCANG BANGUN PROGRAM


PEMBELAJARAN ........................................................................7
A. KOMPOSISI MATA DIKLAT....................................................7
1. Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil.................................11
2. Komposisi Mata Diklat Tingkat Ahli........................................11
B. RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN....................12

BAB III TENAGA PENGAJAR DAN PENETAPAN WAKTU PENGAJARAN........13


A. Tenaga Pengajar.................................................................13
B. Kriteria dan Penunjukan Tenaga Pengajar.............................13
C. Tata Tertib Tenaga Pengajar................................................14
D. Waktu Pelaksanaan.............................................................15

BAB IV METODE DAN SARANA PEMBELAJARAN.......................................16


A. Penerapan Metodologi Andragogi..........................................16
1. Metode Ceramah Interaktif (MCI)..........................................17
2. Simulasi dan Role Playing.....................................................17
B. Sarana Diklat.......................................................................18

BAB V PERENCANAAN, PEMBINAAN, PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN..20


A. Hakekat Perencanaan Diklat..................................................20
1. Perencanaan Program Diklat..................................................20
2. Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan......21
B. Pembinaan Program Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan..21
1. Penetapan Langkah-langkah Pembinaan..................................22
2. Penetapan Prosedur Pelaporan................................................23
C. Pembiayaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan........24
i
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI........................................................25
A. Penilaian Terhadap Peserta.....................................................25
1. Aspek Sikap/Affective.............................................................26
2. Penguasaan Materi melalui Uji Kompetensi...............................27
3. Evaluasi Kelulusan..................................................................28
4. Kualifikasi Kelulusan...............................................................28
B. Evaluasi Pengajar...................................................................29
C. Evaluasi Penyelenggara..........................................................30
E. Evaluasi Terhadap Kurikulum..................................................30

BAB VII SERTIFIKASI................................................................................32


A. Sertifikasi Pengajar..................................................................32
B. Sertifikasi Peserta....................................................................32

BAB VIII PENUTUP....................................................................................34


Lampiran-1: FORMULIR-FORMULIR ISIAN:......................................35
Lampiran-2: GBPP TINGKAT TERAMPIL:..........................................41
Lampiran-2.1: Matematika Dasar....................................................42
Lampiran-2.2: Pengetahuan Survei dan Instrumentasi......................44
Lampiran-2.3: Pengetahuan Umum Peta..........................................46
Lampiran-2.4: Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer...................48
Lampiran-2.5: Pengantar Sistem Informasi Geografi.........................50
Lampiran-2.6: Pengantar Penginderaan Jauh...................................52
Lampiran-2.7: Pengetahuan Teknologi Informasi.............................54
Lampiran-2.8a: Peta Tematik (Peta Tanah).....................................56
Lampiran-2.8b: Peta Tematik (Peta Kadaster).................................57
Lampiran-3: GBPP TINGKAT AHLI:................................................59
Lampiran-3.1: Pemetaan Dasar.....................................................60
Lampiran-3.2: Penentuan Posisi....................................................62
Lampiran-3.3: Aplikasi Sistem Informasi Geografi...........................64
Lampiran-3.4: Aplikasi Penginderaan Jauh......................................66
Lampiran-3.5: Manajemen Kualitas Data Surta Terpadu...................68
Lampiran-3.6: Aplikasi Pemetaan Tematik.......................................70
Lampiran-3.7: Rancangan Proyek Surta..........................................72
Lampiran-3.8: Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan.....................74
Lampiran-4: GBPP TINGKAT TERAMPIL DAN TINGKAT AHLI:...........75
Lampiran-4.1: Regulasi dalam Jabatan Surveyor Pemetaan..............76
Lampiran-4.2: Simulasi Penghitungan Angka Kredit..........................78
Lampiran-4.3: Citra Diri dan Etika Profesi.........................................80
Lampiran-4.4: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)......................82
Lampiran-4.5: Ergonomi Dalam Budaya Kerja..................................84
Lampiran-4.6: Aspek Perlindungan Konsumen..................................86
Lampiran-4.7: Teknik Publikasi dan Presentasi Surta.........................87

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala Badan


Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) dengan
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor: OT.02/60/KA/VII/2003
dan Nomor 26 Tahun 2003 Pasal 23 yang menyebutkan bahwa untuk
menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan dalam
melaksanakan pembinaan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan,
BAKOSURTANAL sebagai Instansi Pembina berkewajiban untuk
menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan (untuk selanjutnya
disingkat diklat) Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.

Merujuk pada SKB tersebut di atas, maka setiap Pegawai Negeri


Sipil (PNS) yang telah memenuhi ketentuan persyaratan administrasi
untuk dapat diajukan sebagai calon pejabat fungsional Surveyor
Pemetaan wajib mengikuti program diklat Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan Surveyor Pemetaan


secara profesional, BAKOSURTANAL selaku Instansi Pembina, bertugas
untuk:
1. Memotivasi dan menjadi inisiator penyusunan kurikulum diklat
fungsional, dan diklat teknis bagi Pejabat Fungsional Surveyor
Pemetaan.
2. Menyelenggarakan program diklat fungsional dan diklat teknis bagi
Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan.

1
3. Memformulasikan serta menetapkan standar kompetensi Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan.
4. Mempersiapkan serta menyusun formasi Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan.
5. Menjadi inisiator dalam hal pengembangan sistem informasi Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan.
6. Mengupayakan dan memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika
profesi Pejabat Fungsional Surveyor Pemetaan.

B. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor


101 Tahun 2000 tentang diklat Jabatan PNS, diklat Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan bertujuan untuk:
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi
kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;
b. Menciptakan aparatur yang mampu dan siap berperan sebagai
pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Memantapkan sikap dan menumbuhkan semangat pengabdian
yang berorientasi pada pelayanan yang baik sesuai tata aturan
yang berlaku, pengayoman terhadap masyarakat luas, dan
pemberdayaan masyarakat;
d. Menciptakan kesamaan landasan dalam hal membangun visi dan
dinamika pola pikir, serta mematuhi ketentuan kedinasan yang
baku secara nasional dalam melaksanakan tugas pemerintahan
umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan
yang baik.

2
2. Sasaran

Sasaran diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan adalah


terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan
persyaratan Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.

3. Tingkatan

Diklat ini terbagi menjadi dua tingkat yakni untuk Tingkat


Terampil dan Tingkat Ahli. Adapun waktu yang diperlukan untuk
kedua tingkat pelatihan ini adalah:
a. Tingkat Terampil 82 Jam Pelajaran (JPL), dan
b. Tingkat Ahli 82 Jam Pelajaran (JPL).
sedangkan 1 (satu) jam pelajaran sama dengan 45 (empat puluh
lima) menit.

C. Kompetensi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

Kompetensi jabatan PNS adalah kemampuan dan karakteristik yang


dimiliki oleh seorang PNS berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya. Sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai Pejabat Fungsional
Surveyor Pemetaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik, kompetensi jabatan yang perlu dimiliki oleh PNS
pemangku jabatan adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Tingkat Terampil

a. Melakukan penyiapan fasilitas rencana operasional survei


lapangan.
b. Mengecek peralatan mekanis, optik, dan elektronik.

3
c. Merawat peralatan mekanis, optik dan elektronik.
d. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi dan deskripsi sederhana.
e. Melakukan pengukuran sederhana.
f. Membuat gambar hasil pengamatan dan deskripsi sederhana.
g. Menghitung data survei secara sederhana.
h. Menyiapkan bahan-bahan untuk pemetaan analog.
i. Menyiapkan perangkat pemetaan analog.
j. Melakukan penggambaran hasil ukuran sederhana.
k. Melakukan pengukuran detil/pembuatan lembar peta mekanis.
l. Melakukan penggambaran sederhana.
m. Membuat mosaik citra “uncontrol“, dan atau semi kontrol.
n. Menyiapkan fasilitas pengumpulan dan pengolahan data.
o. Menyiapkan fasilitas desain kerangka kontrol survei semi detil.
p. Menyusun rencana operasional survei lapangan sederhana.
q. Membuat sketsa/gambar hasil orientasi dan deskripsi semi detil.
r. Melakukan pengukuran semi detil.
s. Melakukan perekaman data sederhana.
t. Menghitung data survei secara semi detil.
u. Menyusun petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan
data.
v. Menyusun petunjuk pelaksanaan analisis dan evaluasi data.
w. Menyusun rencana operasional survei lapangan detil.
x. Menyajikan data hasil survei secara manual sederhana.
y. Melakukan ploting detil.
z. Memberikan pelayanan informasi pemetaan sederhana.

2. Kompetensi Tingkat Ahli


a. Menyusun desain analisis dan evaluasi data.
b. Menyusun petunjuk pelaksana desain kerangka kontrol survei.

4
c. Menyusun petunjuk evaluasi rencana operasional survei
lapangan.
d. Menyusun pedoman pengecekan peralatan optis.
e. Menyusun rencana survei jangka pendek.
f. Melakukan orientasi/pendahuluan/rekonesen semi detil.
g. Melakukan pengamatan semi detil.
h. Melakukan penafsiran data survei sederhana.
i. Melakukan pengujian hasil penafsiran data survei sederhana.
j. Melakukan penyempurnaan hasil penafsiran data survei
sederhana.
k. Mengendalikan mutu data survei sederhana.
l. Melakukan analisis dan evaluasi data hasil survei semi detil.
m. Menyebarluaskan hasil survei melalui mass media nasional dan
internasional.
n. Memberikan pelayanan informasi semi detil.
o. Memberikan jasa konsultasi sederhana.
p. Menyusun desain kerangka kontrol pemetaan detil.
q. Menyajikan data hasil survei secara otomasi.
r. Menyusun spesifikasi teknis dan petunjuk pelaksanaan
pemetaan.
s. Membuat desain peta skala menengah.
t. Memilih dan menentukan kriteria data analog penunjang.
u. Memilih dan menentukan kriteria data digital penunjang.
v. Melakukan pengolahan dan analisis data digital.
w. Melakukan proses kartografi semi detil dan kartografi detil.
x. Melakukan pengecekan lapangan dan toponimi semi detil.
y. Melakukan supervisi semi detil dan detil.
z. Memberikan jasa konsultasi semi detil dan atau detil.

5
3. Keterkaitan Kompetensi dengan Bahan Ajar

Kumpulan bahan ajar diklat yang sudah disiapkan, harus


mampu menjawab tantangan mendatang, yaitu perkembangan
teknologi informasi survei pemetaan, pembangunan berkelanjutan
sumber daya manusia, otonomi daerah, perencanaan partisipatif
(participative planning), sehingga menghasilkan tatanan
kepemerintahan yang baik (good governance).

Sasaran yang hendak dicapai setiap mata ajar yaitu mata


diklat, merupakan bagian integral dari sistem kurikulum diklat
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Diklat Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan ini difokuskan pada pemenuhan kompetensi
surveyor pemetaan dan lingkup tanggung jawabnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ditetapkan suatu


kurikulum program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
yang terbagi dalam dua jenjang yaitu:

a. Surveyor Pemetaan Tingkat Terampil yang menitikberatkan pada


aspek keterampilan untuk dapat bekerja secara baik sesuai
kompetensi yang harus dimilikinya.

b. Surveyor Pemetaan Tingkat Ahli yang menitikberatkan pada


keahlian dalam melaksanakan kegiatan survei pemetaan sesuai
tingkat ketelitian informasi yang disyaratkan termasuk
menganalisa, mensintesakan, serta memberikan solusi teknis
kegiatan suvei dan pemetaan secara benar dan menghasilkan
informasi yang dapat dimanfaatkan sektor lain yang
memerlukan.

6
BAB II
KOMPOSISI MATA DIKLAT DAN RANCANG BANGUN PROGRAM
PEMBELAJARAN

A. KOMPOSISI MATA DIKLAT

Pada setiap tingkat, mata diklat yang disiapkan dibagi dalam 2


(dua) kelompok, yaitu: Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan dan
Kelompok Wawasan Fungsional.

Mata diklat Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan,


dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang teknologi survei dan
pemetaan dan aplikasinya yang luas kepada seluruh peserta diklat.
Materi ini dipandang perlu mengingat latar belakang peserta cukup
beragam, sementara aktifitas yang dihadapi oleh profesi survei dan
pemetaan di Indonesia juga beraneka ragam, mulai dari penanganan
bencana alam hingga perencanaan tata ruang. Di samping itu
perkembangan teknologi bidang survei dan pemetaan di dunia juga
sangat pesat. Ini semua menjadikan kalangan profesi survei dan
pemetaan dituntut memiliki wawasan yang luas serta termotivasi untuk
senantiasa mengembangkan diri. Khusus untuk mata diklat ”Pemetaan
Tematik” dalam Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan akan diberikan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari instansi yang
bersangkutan dan latar belakang disiplin ilmu dari mayoritas peserta.
Sebagai pilihan mata diklat tematik dapat disampaikan misalnya tentang
Peta Tanah, Peta Hutan, Peta Kadaster, Peta Geologi, Peta Geomorfologi,
Peta Tata Ruang Wilayah, Peta Mitigasi Bencana Alam dan sebagainya.

7
Mata diklat kelompok wawasan fungsional, dimaksudkan agar
setiap peserta diklat dapat memahami serta menguasai seluruh aspek
penunjang profesinya, baik yang mencakup peraturan perundang-
undangan, motivasi diri maupun pengembangan profesi.

Komposisi mata diklat dari kedua tingkat dimaksud terdapat pada


Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini.

8
Tabel 1:
Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil

Mata Diklat Alokasi Teori Praktek


Waktu
Kelompok Wawasan Surta
1. Matematika Dasar 4 JPL 4
2. Pengetahuan Survei dan 8 JPL 4 4
Instrumentasi
3. Pengetahuan Umum Peta 6 JPL 2 4
4. Dasar-dasar Gambar Teknik 6 JPL 2 4
Berkomputer
5. Pengantar Sistem Informasi 6 JPL 2 4
Geografi
6. Pengantar Penginderaan Jauh 6 JPL 2 4
7. Pengetahuan Teknologi Informasi 6 JPL 2 4
8. Pemetaan Tematik (Dalam hal 4 JPL 2 2
ini : Peta Tanah dan Peta
Kadaster)
Kelompok Wawasan Fungsional
1. Regulasi dalam Jabatan Fungsional 8 JLP 8
Surveyor Pemetaan
2. Simulasi Perhitungan Angka Kredit 8 JPL 8
3. Citra Diri dan Etika Profesi 4 JPL 4
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4 JPL 4
5. Ergonomi dalam Budaya Kerja 4 JPL 4
6. Aspek dan Perlindungan Konsumen 4 JPL 4
7. Pengembangan Profesi 4 JPL 4
Jumlah Jam Pelajaran 82 JPL 82

Keterangan :
1. Untuk praktek diisi muatan lokal (disesuaikan latar belakang dan
instansi asal peserta)
2. JPL = Jam Pelajaran, 1 JPL = 45 menit

9
Tabel 2:
Komposisi Mata Diklat untuk Tingkat Ahli

Mata Diklat Alokasi Teori Praktek


Waktu
Kelompok Wawasan Surta
Pemetaan Dasar 6 JPL 4 2
Penentuan Posisi 4 JPL 4
Aplikasi Sistem Informasi Geografi 6 JPL 4 2
Aplikasi Penginderaan Jauh 6 JPL 4 2
Manajemen Kualitas Data Surta Terpadu 8 JPL 4 4
Aplikasi Pemetaan Tematik (Tanah, Kehutanan, 8 JPL 4 4
Kadaster, Kelautan, dsb)
Rancangan Proyek Surta : SIG 4 JPL 2 2
Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan 4 JPL 4
Kelompok Wawasan Fungsional
1. Regulasi dalam Jabatan Fungsional Surveyor 8 JLP 8
Pemetaan
2. Simulasi Perhitungan Angka Kredit 8 JPL 8
3. Citra Diri dan Etika Profesi 4 JPL 4
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 4 JPL 4
5. Ergonomi dalam Budaya Kerja 4 JPL 4
6. Aspek dan Perlindungan Konsumen 4 JPL 4
7. Pengembangan Profesi 4 JPL 4
Jumlah Jam Pelajaran 82 JPL 82

Keterangan:
1. Untuk praktek diisi muatan lokal (disesuaikan latar belakang peserta dan
daerah asal peserta)
2. JPL=Jam Pelajaran, 1 JPL=45 menit

10
1. Komposisi Mata Diklat Tingkat Terampil

Kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan


Tingkat Terampil terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu
Kelompok Wawasan Surta, meliputi 56 % dari total mata
diklat, dengan komposisi sebagai berikut:
a. Bidang pengetahuan terkait dengan teknik dasar survei dan
pemetaan terdiri dari 8 (delapan) mata diklat (lihat Tabel 1).
b. Studi Kasus yang divisualisasikan dalam materi praktikum di
laboratorium dan pemanfaatan alat survei di lapangan.

Kelompok Wawasan Fungsional, meliputi 44 % dari total mata


diklat, yang terdiri atas 7 (tujuh) mata diklat (lihat Tabel 1).

Sistematika mata diklat tersebut di atas tidak menunjukkan


urutan penyampaian materi pada jadwal pelaksanaan diklat.
Diharapkan materi kurikulum yang dipersiapkan telah mencakup
semua komponen diklat secara utuh dan memenuhi aspek
kompetensi dalam diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
yakni aspek cognitive, aspek skill dan aspek attitude pada Tingkat
Terampil.

2. Komposisi Mata Diklat Tingkat Ahli

Kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan


Tingkat Ahli terbagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu:

Kelompok Wawasan Survei dan Pemetaan, meliputi 56 %


dari total mata diklat yang ada pada kurikulum, dengan komposisi
sebagai berikut:

11
a. Bidang pengetahuan terkait dengan metode teknik survei dan
pemetaan terdiri dari 8 (delapan) mata diklat (lihat Tabel 2).
b. Studi kasus yang divisualisasikan dalam materi praktikum di
laboratorium dan pemanfaatan alat survei di lapangan.
c. Uji kompetensi, dalam hal ini dimaksudkan sebagai cara untuk
dapat menilai penyerapan materi mata diklat yang telah
diberikan selama pelatihan.

Kelompok Wawasan Fungsional 44 % dari total mata diklat, yang


terdiri atas 7 (tujuh) mata diklat (lihat Tabel 2).

Pada struktur kurikulum di atas tidak menunjukkan urutan


penyampaian materi pada jadwal pelaksanaan diklat. Begitu pula
mata diklat dari struktur kurikulum telah mencakup semua
komponen diklat yang berbasiskan metode andragogi dan
diperlukan dalam diklat Surveyor Pemetaan untuk Tingkat Ahli.

B. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN.

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) untuk setiap


mata diklat disusun dengan merujuk pada aturan dan saran dari
Lembaga Administrasi Negara. Adapun uraian detil GBPP dari setiap mata
diklat untuk Tingkat Terampil terdapat pada Lampiran-2 dan Lampiran-4,
sedang untuk Tingkat Ahli terdapat pada Lampiran-3 dan Lampiran-4.

12
BAB III
TENAGA PENGAJAR DAN PENETAPAN WAKTU PENGAJARAN

A. Tenaga Pengajar

Tenaga pengajar yang memberikan materi diklat Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan adalah tenaga pengajar yang dipandang
mempunyai kemampuan, pengalaman, tanggung jawab dan latar
belakang pendidikan yang berhubungan dengan survei dan pemetaan.

Tenaga pengajar dapat dipersiapkan dengan memperhatikan


sumber-sumber kepakaran dari bidang ilmu yang berhubungan dengan
survei dan pemetaan yang berkembang di Indonesia. Tenaga pengajar
itu dapat disiapkan baik di lintas instansi pemerintah pusat atau daerah
maupun perguruan tinggi yang memiliki serta mengembangkan bidang
survei dan pemetaan.
Tenaga pengajar pada diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
dapat berasal dari Pejabat Negara, Pejabat Karier, Dosen, Widyaiswara,
Tenaga Pengajar Luar Biasa, dan Pakar dan Praktisi

B. Kriteria dan Penunjukan Tenaga Pengajar

Kriteria untuk menjadi tenaga pengajar pada diklat Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan adalah:
1. Menguasai materi yang diajarkan.
2. Terampil mengajar secara sistematik, efektif dan efisien.
3. Mampu menggunakan metode dan media yang relevan dengan
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sesuai
mata diklat.

13
Untuk pengajar kelompok wawasan survei dan pemetaan, harus
memiliki sertifikat mengajar diklat Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan yang ditetapkan Kepala BAKOSURTANAL. Persyaratan untuk
mendapat sertifikat adalah:
1. Memiliki ijazah minimal S-1; dan
2. Telah mengikuti dan lulus diklat Training of Trainers (TOT)
fungsional surveyor pemetaan yang diselenggarakan oleh
BAKOSURTANAL; atau berpengalaman minimal 3 tahun mengajar
pada bidang tersebut.

C. Tata Tertib Tenaga Pengajar

Sebagai tenaga pengajar pada program diklat Jabatan Fungsional


Surveyor Pemetaan diperlukan adanya kesungguhan dan integritas untuk
melaksanakan tugas, maka disampaikan tata tertib tenaga pengajar
sebagai berikut:
1. Tenaga pengajar wajib memenuhi segenap tata tertib yang telah
ditetapkan oleh penyelenggara diklat Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan;
2. Tenaga pengajar harus memperhatikan jadwal pengajaran yang
telah disampaikan oleh pihak penyelenggara diklat Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan terkait dengan materi yang diajarkan;

3. Tenaga pengajar wajib menyampaikan hasil evaluasi hasil uji


kompetensi mata diklat yang diasuh dalam waktu yang telah
ditentukan oleh penyelengara diklat Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan.

4. Tenaga pengajar wajib mempersiapkan materi uji kompetensi


tentang mata diklat yang diasuh, dan mempersiapkan jawaban dari

14
setiap pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk soal uji
kompetensi.

5. Tenaga pengajar harus berupaya dengan sunguh-sungguh untuk


hadir setiap pertemuan pembahasan yang menyangkut
perkembangan modul diklat ataupun yang terkait dengan program
peningkatan mutu diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
yang diselenggarakan oleh pembina Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan.

6. Tenaga pengajar wajib memberikan bimbingan, baik dalam proses


pengajaran di kelas, di laboratorium serta kegiatan di lapangan.

D. Waktu Pelaksanaan

Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dilaksanakan


selama 82 jam pelajaran (JPL) termasuk praktikum. Satu JPL
memerlukan waktu 45 menit. Apabila dalam satu hari dilaksanakan
selama sekitar 8 sampai 10 JPL, maka total waktu pelaksanaan adalah 10
hari.

15
BAB IV
METODE DAN SARANA PEMBELAJARAN

A. Penerapan Metodologi Andragogi

Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam


program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, maka metode
diklat yang digunakan adalah metode andragogi atau metode
pembelajaran untuk orang dewasa, dimana peserta diklat dipacu
berpartisipasi secara aktif dengan pendekatan “saling asah, asih dan
asuh” di antara peserta. Dalam penerapan pendekatan ini, perlu
dipahami hal-hal sebagai berikut:
1. Peserta diperlakukan sebagai seorang dewasa, dan bukan sebagai
anak-anak.
2. Peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar melalui komunikasi
dua arah, sehingga memberi kesempatan kepada peserta untuk
menyumbangkan pikiran, ide, gagasan dan pengalamannya serta
menunjukkan kemampuan dalam menganalisis masalah dan mencari
pemecahannya.
3. Kekayaan pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk
pengkayaan materi kegiatan belajar yang berorientasi pada masalah-
masalah aktual yang dihadapi peserta, baik selaku staf maupun
pimpinan dalam organisasi.

Berdasarkan pendekatan tersebut, maka metode yang digunakan


dalam proses belajar mengajar diklat Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan antara lain:

16
1. Metode Ceramah Interaktif (MCI)

Metode ceramah interaktif digunakan dalam proses belajar


mengajar yang dikombinasikan dengan tanya jawab/diskusi dan
latihan. Metode ini dinilai masih relevan dengan kebutuhan
penyelenggaraan diklat saat ini, terutama untuk diklat fungsional
seperti program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang
lebih bersifat teknis. Melalui metodologi ceramah interaktif
diharapkan terpupuk rasa kebersamaan sehingga pertukaran
informasi secara baik antara pengajar dengan peserta dapat berjalan
dengan lancar. Melalui metode ini diharapkan selain praktis, juga
memberikan peluang tercapainya dialog dua arah secara serasi dan
seimbang, dan peserta benar-benar mendapatkan tambahan
pengetahuan yang lebih luas atas keikut sertaannya dalam diklat
tersebut.

Termasuk bagian dari metode ini adalah pemberian materi


dengan cara peragaan oleh pengajar.

2. Simulasi dan Role Playing

Dalam simulasi ini para peserta melakukan pembelajaran


dengan memainkan peran dalam situasi tertentu, misalnya praktikum
kelompok yang terkait kegiatan survei dan pemetaan, mendesain
proposal proyek secara kelompok, try-out menghitung angka kredit,
dan lain-lain. Selanjutnya setiap kelompok akan memaparkan hasil
kerja mereka dalam suatu diskusi.

17
B. Sarana Diklat

Sarana dan alat bantu minimal yang harus disediakan oleh


penyelenggara diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan supaya
dapat berjalan optimal adalah sebagai berikut:
1.Ruangan yang memadai untuk sejumlah peserta sehingga semua dapat
mengikuti proses diklat dengan nyaman.
2.Kelengkapan ruang kelas standar yaitu: meja dan kursi peserta,
penerangan yang layak, serta kebersihan dan kenyamanan ruang.
3.Media Standar Klasikal (MSK) yaitu: whiteboard beserta spidol dan
penghapusnya, sebuah komputer untuk pengajar (dapat berupa
laptop atau desktop) dan LCD proyektor beserta layarnya (atau
dinding yang dapat berfungsi seperti layar).
4.Perangkat Komputer untuk praktikum sesuai jumlah peserta yang
membutuhkan. Adanya sarana LAN atau internet akan sangat
membantu untuk praktek.
5.Peralatan instrumentasi dasar seperti: meja lampu (light table),
stereoskop, planimeter, meteran gulung, kompas, GPS handheld
dan lain-lain dalam jumlah yang sesuai keperluan.
6.Peralatan cetak peta seperti printer atau ploter untuk pencetakan hasil-
hasil praktikum.
7.Instrumen spesifik yang relevan dengan latar belakang peserta,
misalnya: theodolit atau total station, waterpass, alat GPS
geodetis, palu geologi, alat pengukur kedalaman, alat pengukur
arus, alat survei tanah dan lain-lain. (Alat-alat ini hanya perlu
tersedia pada saat mata diklat yang membutuhkannya).
8.Sampel-sampel data cetak seperti: peta Peta Rupabumi Indonesia
(RBI), atlas, peta tematik, peta manuskrip (peta buta), print out
data Inderaja dan sebagainya. Data ini diutamakan pada daerah
asal atau daerah kerja mayoritas peserta.

18
9.Sampel-sampel data digital seperti: peta RBI digital, data SIG vektor
dan raster, citra satelit serta data lain yang relevan. Data ini
diutamakan pada daerah asal atau daerah kerja mayoritas peserta.
10. Sampel-sampel barang untuk mata diklat lain seperti sampel
proposal untuk mata diklat Rancangan Proyek Surta; sampel
tulisan populer yang dimuat di media umum untuk mata diklat
Teknik Publikasi; sampel “surveyor kit” untuk mata diklat Ergonomi
dalam Budaya Kerja; sampel bukti fisik DUPAK untuk mata diklat
Simulasi Perhitungan Angka Kredit; dan sebagainya.

19
BAB V
PERENCANAAN, PEMBINAAN, PENYELENGGARAAN DAN PEMBIAYAAN

A. Hakekat Perencanaan Diklat

Perencanaan program diklat Jabatan Fungsional Surveyor


Pemetaan, dapat diartikan sebagai suatu upaya yang terintegrasi dari
keseluruhan komponen penyusun dari suatu program diklat termasuk
pembinaan dan pembiayaan. Program diklat Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan pada hakekatnya sejalan dengan pelaksanaan diklat yang
sudah dikenal selama ini, dan rincian detil dapat disampaikan sebagai
berikut:

1. Perencanaan Program Diklat

Program diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dapat


berfungsi dengan baik, apabila dalam penyusunannya telah
mempertimbangkan secara operasional hakekat dari suatu program
diklat sebagai suatu sistem. Guna menjamin kualitas
penyelenggaraan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan,
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tenaga pengajar yang diperlukan untuk melaksanakan program
diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan dengan
kompetensi yang sesuai struktur kurikulum;
b. Sarana, prasarana dan alat bantu yang diperlukan selama diklat;
c. Jumlah peserta efektif perkelas minimum 20 orang dan
maksimum 30 orang. Untuk mengakomodasi peserta dari instansi
yang tidak memenuhi jumlah yang dipersyaratkan, dapat

20
dilaksanakan diklat dengan peserta dari berbagai instansi dengan
koordinasi Instansi Pembina.
d. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum diklat Jabatan
Fungsional Surveyor Pemetaan dilaksanakan, permohonan
persetujuan yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi
untuk pelaksanaan diklat harus sudah disiapkan.

2. Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

Pada prinsipnya penyelenggara diklat Jabatan Fungsional


Surveyor Pemetaan menjadi tanggung jawab Instansi Pembina,
namun dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan oleh masing
masing instansi secara proporsional dan efektif, instansi pembina
membantu sebagaian tenaga pengajarnya dan menjaga kualitas dari
pelaksanaan diklat itu.

B. Pembinaan Program Diklat Jabatan Fungsional Surveyor


Pemetaan

Teknologi di bidang survei dan pemetaan dari waktu ke waktu


terus berkembang. Demikian pula peralatan yang digunakan dalam
kegiatan survei dan pemetaan terutama yang berkaitan dengan
penginderaan jauh semakin canggih dan mampu menghasilkan data dan
informasi yang cepat dan teliti. Konsekuensi dari perkembangan iptek
tersebut dituntut peran sumberdaya manusia (SDM) yang dapat
menyerap dan menguasai iptek dan mampu mengoperasikan peralatan
survei yang ada saat ini. Sejalan dengan kondisi yang telah diperkirakan
tersebut, maka Instansi Pembina perlu melakukan antisipasi dan
melaksanakan pembinaan program diklat Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan.

21
Menyikapi kondisi yang dapat ditemui pada masa mendatang,
maka perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh prosedur pembinaan
diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan sebagai berikut:

1. Penetapan Langkah-langkah Pembinaan

Pembinaan yang diperlukan untuk tetap dapat menjaga


kualitas hasil diklat secara garis besar dapat disampaikan sebagai
berikut:
a) Pembinaan kurikulum diklat harus dilakukan secara cermat agar
mampu memprediksi kemajuan dan trend pertumbuhan industri
survei dan pemetaan secara global, khususnya yang ada di
Indonesia. Perbaikan kurikulum harus melibatkan tim ahli
penyusun kurikulum dan para Widyaiswara. Minimal setahun
sekali harus dilakukan revisi kandungan dan substansi kurikulum
yang telah dipakai, dengan merujuk masukan dari hasil-hasil
evaluasi diklat yang telah dikerjakan.

b) BAKOSURTANAL sebagai Instansi Pembina, secara aktif


melakukan monitoring yang terkait dengan pengelolaan dan
penyelenggaraan diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
di daerah. Adapun komponen yang harus diperhatikan adalah
yang terkait dengan pengelolaan, penyelenggaraan, upaya
peningkatan tenaga Widyaiswara, serta materi diklat yang
dipakai sesuai tingkat diklat yang dikerjakan.

c) Memberikan kesempatan kepada Widyaiswara dari daerah untuk


mengikuti program peningkatan kemampuan, sejalan dengan
kemajuan teknologi survei dan pemetaan yang bersifat
mendesak.

22
d) Mempersiapkan suatu lokakarya (workshop) tahunan tentang
perkembangan diklat survei dan pemetaan dengan Instansi
Pelaksana diklat di daerah. Adapun tujuannya adalah mengajak
maju bersama-sama dalam upaya mempersamakan visi dan misi
serta antisipasi perkembangan teknologi terbaru yang
dibutuhkan dalam survei dan pemetaan.

e) Memberikan pembekalan ke setiap daerah terhadap metodologi


diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang sesuai
dengan kemajuan teknologi yang ada.

2. Penetapan Prosedur Pelaporan

Sebagai bagian yang patut mendapat perhatian secara


seksama adalah penetapan prosedur pelaporan pelaksanaan diklat
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Seperti ketentuan yang
berlaku bahwa penyiapan laporan akhir dari pelaksanaan diklat
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan merupakan bagian yang
strategis dari kepatuhan akan asas administrasi. Laporan disiapkan
oleh Instansi Pelaksana kepada Instansi Pembina, dan harus
memenuhi sistematika pelaporan yang telah dinyatakan dalam
standar pelaporan hasil program diklat PNS.

Laporan yang dimaksud seyogyanya juga memuat informasi


secara obyektif dan sekaligus menggambarkan hasil-hasil
pelaksanaan diklat yang pernah dikerjakan. Melalui sistem pelaporan
yang benar, maka hasil yang telah dicapai, dengan segala
kekurangannya dapat dijadikan masukan dalam rangka
penyempurnaan penyelenggaraan diklat. Laporan yang telah disusun
dan disampaikan ini juga merupakan dokumen yang dapat dijadikan
23
referensi untuk mencari masukan di dalam upaya meningkatkan
kualitas dari diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan.

C. Pembiayaan Diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan

Biaya diklat dibebankan kepada instansi pelaksana dan/atau


instansi pengirim diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan yang
bersangkutan. Jumlah biaya per peserta ditentukan oleh Instansi
Pelaksana.

24
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan


dilakukan oleh Instansi Pembina terhadap aspek penyelenggaraan diklat,
meliputi penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara, evaluasi pengajar
dan evaluasi pasca diklat.

Penyelenggara diklat harus menyampaikan laporan pemantauan kepada


Instansi Pembina.

A. Penilaian Terhadap Peserta

Penilaian terhadap peserta meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek


sikap/ affective serta penguasaan materi yang terbukti dalam uji
kompetensi.
1. Aspek Sikap/affective (bobot 20 %), merupakan prasyarat bagi uji
kompetensi.
2. Aspek Penguasaan Materi (bobot 80 %) melalui Uji Kompetensi atas
Topik Wawasan Surta dan Topik Wawasan Fungsional.

Uji Kompetensi diadakan setelah sesi pembelajaran selesai


diberikan, dan wajib diikuti oleh seluruh peserta pelatihan. Apabila
karena sesuatu hal peserta pelatihan tidak dapat mengikuti uji
kompetensi serta alasan ketidakikutan peserta dianggap layak oleh
penyelenggara pelatihan, maka peserta wajib ikut uji kompetensi susulan
yang waktunya akan ditentukan oleh pihak penyelenggara pelatihan.
Nilai akhir dari pelatihan ini ditentukan oleh uji kompetensi dengan

25
mempertimbangkan penilaian aspek sikap/ affective dan aspek
penguasaan materi.
Peserta dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai akhir serendah-
rendahnya 60 dari perhitungan skala nilai terendah 0 (nol) dan tertinggi
100.
Berikut adalah penilaian terhadap peserta didasarkan pada ketentuan
sebagaimana disebutkan di atas

1. Aspek Sikap/Affective
Unsur yang dinilai mengenai aspek sikap/affective adalah
sebagai berikut:
a. Integritas Diri
Integritas diri adalah ketaatan, kepatuhan dan komitmen
peserta terhadap seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh
penyelenggara. Indikator integritas diri meliputi:
1) Kehadiran dalam setiap kegiatan diklat
2) Ketepatan waktu penyelesaian dan penyerahan tugas-tugas.
b. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan untuk berkoordinasi dalam
menyelesaikan tugas secara tim, serta mampu meyakinkan dan
mempertemukan gagasan. Indikator kerja sama meliputi:
1) Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama
2) Membina keutuhan dan kekompakan kelompok
3) Tidak mendikte atau mendominasi kelompok
4) Mau menerima pendapat orang lain.
c. Prakarsa
Prakarsa merupakan kemampuan untuk mengajukan
gagasan yang bermanfaat bagi kepentingan kelompok atau
kepentingan yang lebih luas sehingga dicapai tingkat kepuasan
kerja optimal. Indikator prakarsa meliputi:
26
1) membantu membuat iklim diklat yang kondusif dan yang
menggairahkan.
2) mampu membuat saran demi kelancaran diklat
3) aktif mengajukan pertanyaan yang relevan
4) mampu mengendalikan diri, waktu, situasi, dan lingkungan.

Penilaian terhadap sikap/affective peserta dilakukan


berdasarkan pengamatan yang cermat oleh tenaga pengajar,
penyelenggara, dan pihak lain yang secara fungsional bertanggung
jawab dalam proses belajar mengajar selama diklat berlangsung baik
kegiatan di dalam maupun di luar kelas, meliputi:
a. kegiatan belajar di kelas;
b. kegiatan penyusunan studi kasus dan latihan yang diberikan
lainnya;
c. diskusi.
d. Apabila diperlukan diadakan olah raga dan kegiatan lainnya.

Apabila peserta dianggap tidak memenuhi aspek


sikap/affective, maka yang bersangkutan tidak dapat diijinkan untuk
mengikuti uji kompetensi dan yang bersangkutan dianggap gugur.
Pengamatan terhadap unsur sikap/ affective didasarkan pada
(Formulir-1.1).

2. Penguasaan Materi Melalui Uji Kompetensi

Uji Kompetensi terutama difokuskan pada aspek kemampuan


kognitif yang bersifat komprehensif, dilakukan setelah sesi
pembelajaran selesai diberikan. Penyiapan soal uji kompetensi dapat
dilakukan oleh suatu Tim Ahli Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
atau dari para pengajar yang bersangkutan.

27
3. Evaluasi Kelulusan
Evaluasi akhir terhadap peserta diklat didasarkan pada hasil uji
kompetensi dan penilaian pada aspek sikap, aspek penguasaan
materi, serta memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Kehadiran peserta kurang dari 100 % dari total sesi dianggap
gugur, kecuali peserta mendapat izin dari panitia karena
keperluan khusus yang dianggap layak.
b. Peserta yang dianggap gugur harus mengulang diklat pada
tingkat diklat yang diikutinya.
c. Peserta yang mempunyai nilai uji kompetensi dibawah 60
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak dapat diberikan sertifikat.
2) Dapat diberikan Surat Keterangan telah mengikuti diklat
fungsional surveyor pemetaan. Dalam kaitan ini, surat
keterangan tersebut tidak dapat diberikan angka kredit.
3) Diberikan kesempatan paling lama 2 (dua) tahun terhitung
sejak tanggal mulai mengikuti diklat pada tingkat diklat yang
diikutinya.
4) Hasil evaluasi terhadap peserta yang telah dilakukan oleh
penyelenggara dibawa ke dalam rapat evaluasi akhir.
Evaluasi akhir dilakukan untuk menentukan kualifikasi
kelulusan peserta.

4. Kualifikasi Kelulusan
Acuan utama untuk menentukan kualifikasi kelulusan peserta
adalah hasil gabungan antara nilai uji kompetensi, nilai aspek sikap
dan aspek penguasaan materi, dengan ketentuan sebagai berikut:
Sangat Memuaskan (nilai 90,0 - 100)
Memuaskan (nilai 80,0 - 89,9)
28
Baik (nilai 70,0 - 79,9)
Cukup (nilai 60,0 - 69,9)
Tidak Lulus (nilai dibawah 60,0)

B. Evaluasi Pengajar

Aspek yang dinilai dari tenaga pengajar/widyaiswara adalah


sebagai berikut:
a. Pencapaian tujuan instruksional.
b. Sistematika penyajian.
c. Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program diklat.
d. Ketepatan waktu, kehadiran, dan cara menyajikan.
e. Penggunaan metode diklat.
f. Sikap/Affective.
g. Cara menjawab pertanyaan dari peserta.
h. Penggunaan bahasa.
i. Pemberian motivasi kepada peserta.
j. Penguasaan materi.
k. Kerapihan berpakaian.
l. Kerjasama antar pengajar.
m. Kerjasama dengan penyelenggara diklat.

Penilaian atas tenaga pengajar dilakukan peserta dan


penyelenggara diklat dengan menggunakan skala kuantitatif (Formulir 1-
2) disampaikan kepada yang berkepentingan sebagai masukan untuk
peningkatan kualitas tenaga pengajar.

29
C. Evaluasi Penyelenggara

Aspek yang dinilai terhadap kinerja penyelenggara adalah sebagai


berikut:

1 Efektifitas penyelenggara.
2 Kesiapan dan ketersediaan sarana diklat.
3 Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana.
4 Kebersihan kelas, asrama, kantin, dan toilet.
5 Ketersediaan dan kelengkapan bahan diklat.
6 Ketersediaan Laboratorium/peralatan survei.
7 Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan dan sarana ibadah.
8 Pelayanan terhadap peserta dan pengajar :
a. sejauh mana penatausahaan diklat telah dilaksanakan dengan
baik.
b. tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan diklat dalam
satu berkas.

Penilaian terhadap kinerja penyelenggaraan diklat dilakukan oleh


peserta, tenaga pengajar dan Instansi Pembina menggunakan skala
kuantitatif (Formulir 1-3).

D. Evaluasi Terhadap Kurikulum

Dalam rangka mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi, dan tuntutan tugas-tugas Pejabat Fungsional Surveyor
Pemetaan, maka perlu dilakukan evaluasi setiap tahun terhadap
kurikulum diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Evaluasi
terhadap kurikulum dilakukan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan, bekerja sama dengan penyelenggara dan pelaksana
diklat. Evaluasi dilakukan berdasarkan masukan-masukan dari para
30
peserta, tenaga kediklatan, unit pengelolaan data spasial tempat alumni
bekerja, dan unsur-unsur lain yang terlibat dalam penyelenggaraan diklat
Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. Atas dasar evaluasi ini,
dimungkinkan untuk melakukan penyempurnaan kurikulum.
Dalam rangka penyempurnaan kurikulum, setiap pelaksana diklat
diharuskan mendistribusikan kuesioner evaluasi kepada para peserta,
tenaga pengajar/widyaiswara dan komponen lain yang terlibat dalam
penyelenggaraan diklat, termasuk panitia/pengelola inti diklat. Dalam hal
ini, kuesioner evaluasi dibuat oleh Instansi Pelakana.
Aspek-aspek yang perlu dievaluasi meliputi:
1. Kesesuaian kandungan materi diklat dengan tugas pokok dan fungsi
yang ada.
2. Kesesuaian kandungan materi diklat untuk setiap bidang, setiap Mata
Diklat dan setiap pokok bahasan.
3. Lama waktu penyelenggaraan diklat yang diberikan.
4. Kesesuaian antara materi diklat dengan sarana dan prasarana yang
diperlukan.
5. Usulan-usulan materi diklat yang diperlukan untuk masing-masing
jenjang diklat.
6. Pertanyaan lain yang terkait dengan kurikulum diklat.

31
BAB VII
SERTIFIKASI

Sertifikasi diterbitkan oleh Instansi Pembina dan Instansi Pelaksana


dengan Kode Registrasi. Sertifikasi terdiri dari dua macam, yaitu:

A. Sertifikasi Pengajar

Sertifikat pengajar ditandatangani oleh Kepala BAKOSURTANAL.

B. Sertifikasi Peserta

Sertifikat peserta ditandatangani oleh Kepala BAKOSURTANAL dan


kepala Instansi Pelaksana. Kepala BAKOSURTANAL dapat
mendelegasikan kepada Pejabat yang ditunjuk serendah-rendahnya
Eselon II.
Kepala Instansi Pelaksana dapat mendelegasikan kepada Pejabat
serendah-rendahnya Eselon II.
Khusus untuk sertifikat peserta, terdapat daftar nilai yang ditandatangani
oleh penanggung jawab pelaksana diklat.

Peserta yang mempunyai nilai uji kompetensi 60 dan nilai


diatasnya dapat diberikan Sertifikat Kompetensi Surveyor Pemetaan yang
merupakan surat tanda tamat diklat Jabatan Fungsional Surveyor
Pemetaan. Apabila nilai peserta tidak mencapai 60, maka peserta
tersebut tidak diberikan sertifikat.

Jenis dan bentuk serta ukuran Sertifikat Kompetensi Surveyor


Pemetaan ditetapkan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Surveyor Pemetaan.

32
Langkah-langkah untuk memperoleh Kode Registrasi adalah
sebagai berikut.
1. Instansi Pelaksana diklat/penanggung jawab program menyampaikan
daftar dan data peserta kepada Instansi Pembina selambat-
lambatnya hari ketiga setelah pembukaan dengan menggunakan
Formulir -1.4.
2. Instansi Pembina memberikan kode registrasi daftar yang sah.

3. Setelah penutupan diklat, penanggung jawab diklat menyampaikan


daftar peserta yang lulus disertai Kode Registrasinya dalam Sertifikat
Kompetensi Surveyor Pemetaan kepada Instansi Pembina untuk
bahan data base lulusan secara nasional menggunakan Formulir -1.5.

33
BAB VIII
PENUTUP

A. Pedoman ini disusun sebagai panduan bagi Instansi Pembina dan Instansi
Pelaksana diklat Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan, baik di instansi
pusat maupun instansi daerah (provinsi, kabupaten/kota) dan unit kerja
yang menangani kepegawaian.

B. Instansi Pembina dapat memberikan persetujuan atas dasar permintaan


dari instansi lain yang membawahi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan
untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

C. Persetujuan kepada instansi lain yang akan melaksanakan diklat Jabatan


Fungsional Surveyor Pemetaan diberikan dengan menyebutkan secara rinci
jenis/jenjang, tempat (fasilitas), waktu, peserta (jumlah dan latar
belakangnya), pengajar, dan pembiayaan diklat.

34
Lampiran-1
FORMULIR-FORMULIR ISIAN

35
Formulir-1.1

PENILAIAN ASPEK SIKAP/AFFECTIVE


DIKLAT FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN

Instansi Pelaksana : ..............................................................


Kegiatan : Pendalaman Materi/Diskusi/Seminar/
kunjungan Lapangan*
Hari/Tanggal : .............................................................

Indikator
Integritas Kerjasama Prakarsa dan job
No. Nama Diri Satisfaction
Peserta A B C D E F G H I J
L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL L/TL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1
2
3
4
dst
10

Catatan:
* = coret yang tidak perlu
L = Lulus
TL = Tidak Lulus
A = Kehadiran dalam setiap kegiatan
B = Ketepatan Waktu dalam penyelesaian dan penyerahan tugas-tugas
C = Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama
D = Membina keutuhan dan kekompakan kelompok
E = Tidak mendikte atau mendominasi kelompok
F = Mau menerima pendapat orang lain
G = Membuat iklim diklat yang kondusif dan menggairahkan
H = Mampu membuat saran demi kelancaran diklat
I = Aktif mengajukan pertanyaan yang relevan
J = Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi dan lingkungan

………………..,………………..

Penanggung jawab Program


(…………………………..)

36
Formulir-1.2

EVALUASI/ PENILAIAN TERHADAP PENGAJAR


DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN
TINGKAT ……………………………………………………………

Mata Diklat : ................................................................


Nama Pengajar : ................................................................
Hari/Tanggal : ................................................................
Jumlah Sesi : ................................................................

< 60 - 70 - 80 - 90 -
No. Unsur
60 69,9 69,9 89,9 100
Pencapaian Tujuan
Instruktur
Sistematik Penyajian
Kemampuan
menyajikan/memfasilitasi
Program Diklat
Ketepatan waktu, kehadiran
dan cara menyajikan
Penggunaan Metode dan
Sarana Diklat
Sikap/Affective
Cara Menjawab dari
pertanyaan peserta
Penguasaan Materi
Kerapihan Berpakaian
Kerjasama Antar pengajar
Kerjasama dengan
penyelenggara diklat

Catatan :
Sangat Memuaskan 90 - 100
Memuaskan 80 – 89,9
Baik 70 – 79,9
Cukup 60 – 69,9
Tidak Lulus < 60

…………..,………………..

Penanggung jawab Program


(…………………………..)

37
Formulir-1.3

EVALUASI KINERJA PENYELENGGARA


DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN
TINGKAT ..........................................................

Mata Diklat : ....................................................................


Nama Pengajar : ....................................................................
Hari/Tanggal : ....................................................................
Jumlah Sesi : ....................................................................

< 60 - 70 - 80 - 90 -
No. Unsur
60 69,9 79,9 89,9 100
1. Effektifitas penyelenggaraan
2. Kesiapan & Kesediaan
Sarana Diklat
3. Kesesuaian Pelaksanaan
Program dengan Rencana
4. Kebersihan kelas, Asrama,
Kafetaria, dan toilet
5. Ketersediaan
Laboratorium/Studio
Perencanaan
6. Ketersediaan fasilitas Olah
Raga, Kesehatan dan sarana
Ibadah
7. Pelayanan Terhadap Peserta
dan Pengajar
8. Kinerja Panitia
9. Administrasi Diklat :
a. Penatausahaan Diklat
b. Penyusunan Dokumen
dan Bahan Diklat

Catatan:
Sangat Memuaskan 90 - 100
Memuaskan 80 – 89,9
Baik 70 – 79,9
Cukup 60 – 69,9
Tidak Lulus < 60
……………..,………………..

Penanggung jawab Program


(…………………………..)
38
Formulir-1.4

DAFTAR PESERTA
DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN
TINGKAT ....................................................

Instansi Pelaksana : ............................................................


Angkatan : ............................................................
Hari Penyelenggaraan : ............................................................
Tgl. Penyelenggaraan : ............................................................

No. Surat
Alamat
No. Nama & NIP Jabatan/ Penugasan Golongan/ L/P
Instansi Yang
Tempat/Tgl.Lahir Instansi Mengikuti Ruang
Menugasi
Diklat

...................,...................

Pimpinan Lembaga Penyelenggara Diklat

............................................................

39
Formulir-1.5

LAPORAN PENYELENGGARAAN
DIKLAT FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN
TINGKAT................................................................................

Instansi Pelaksana : ...................................................................


Angkatan : ...................................................................
Hari Penyelenggaraan : ...................................................................
Tgl. Penyelenggaraan : ...................................................................
a. Jumlah Peserta : ........orang (..........laki-laki,.........perempuan)
b. Lulus : ……..orang,
dengan rincian predikat penilaian sebagai berikut :
Sangat Memuaskan………..orang; Baik Sekali ........................orang
Memuaskan.....................orang; Baik........................orang
c. Tidak Lulus : ...........orang

Permasalahan yang dihadapi:


a. .......................................................................................................
b. ........................................................………………………...............……..
dst
Saran Perbaikan (untuk Penyelenggaraan Diklat/Instansi Pengirim/Instansi
Pembina);
a. .......................................................................................................
b. ........................................................………………………...............……..
dst.

Penggunaan Kode Registrasi:

No. NAMA/ Tempat/ Jabatan/ Pangkat/ Jenis No.


NIP Tgl. Instansi Golongan Kelamain SKP
Lahir
….. …….. ………… …… ……. ….. …….

...................,...................

Penanggung Jawab Program

..........................................
40
Lampiran-2
GBPP TINGKAT TERAMPIL

41
Lampiran-2.1:
Matematika Dasar

Waktu : 4 JPL (teori dan praktek dilaksanakan sesuai situasi


dan kondisi serta proporsional)
Deskripsi singkat : Mata diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kompetensi bagi Surveyor Pemetaan Pelaksana
Pemula dalam hal memahami konsep dasar
matematika untuk survei dan pemetaan.
Kompetensi : Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan
Dasar memahami konsep dasar matematika untuk survei
dan pemetaan.

Deskripsi Detil :

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Menjelaskan Sifat-sifat  Satuan sudut dan MCI MSK 1
sifat-sifat operasi waktu.
operasi pada  Penjumlahan dan
bilangan yang bilangan perkalian untuk
dipakai dalam satuan sudut dan
survei dan waktu.
pemetaan  Prinsip komutatif
dan distributif dalam
operasi bilangan.
 Presisi dan angka
signifikan.
Menjelaskan Beberapa  Fungsi transenden MCI MSK 1
beberapa fungsi (trigonometris,
fungsi yang matematik logaritmis).
banyak dipakai dan  Koordinat Polar dan
dalam survei trigono- Kartesian.
dan pemetaan metrik  Hitungan Jarak dan
arah.
 Hitungan Luas dari
koordinat.

42
Menjelaskan Operasi  Jenis-jenis Matriks. MCI MSK 1
operasi matriks Matriks  Matrik dalam
dan transformasi
kegunaannya geometri.
Menjelaskan Statistik  Penyajian data MCI MSK 1
operasi statistik Dasar dalam bentuk tabel
dasar dan dan diagram.
kegunaannya  Ukuran pemusatan
(mean, median,
modus).
 Ukuran penyebaran
(kwartil, range,
standard deviasi,
rms, CE).

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

43
Lampiran-2.2:
Pengetahuan Survei dan Instrumentasi

Waktu : 8 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini memperkenalkan pengertian, jenis dan
macam, ruang lingkup, maksud dan tujuan, serta prinsip
kerja peralatan survei.
Kompetensi : Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan
Dasar dapat mengetahui pengertian, ruang lingkup, maksud,
tujuan survei, dan memilih peralatan survei yang tepat
serta sesuai dengan maksud dan tujuan survei, selain
itu diharapkan dapat mengoperasikan peralatan survei
sederhana.

Deskripsi Detil :

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Memilih Jenis,  Survei terestris (alat MCI Meteran, 4
metode metode ukur jarak dan sudut, Pemuta- Kompas,
dan dan alat ukur tinggi– ran film ETS, GPS
peralatan peralatan barometer/waterpas, Demo dan
survei survei. GPS). alat HP satelit
sesuai  Survei hidrografis
tujuan (pasut, batimetri, arus,
survei salinitas).
 Survei udara
(pemotretan udara,
stereoskop).
 Survei tematis alam
(tanah, kehutanan,
geologis, dll).
 Survei tematis sosial
(demografis, ekonomi,
budaya dll).
 Survei rupabumi non
metris (toponimi, batas
wilayah, identifikasi
objek rupabumi).

44
 Alat penunjang survei
(genset, telp satelit,
laptop, dll).
Mengguna- Prosedur Mengecek alat/kalibrasi : Demo Meteran, 4
kan penggu- Alat ukur jarak, alat ukur Praktik Kompas,
peralatan naan alat sudut, alat ukur tinggi, um Baromete
survei survei alat ukur posisi 3D, alat r, GPS
sederhana sederhana baca foto udara (navigasi,
(stereoskop cermin). geodetis)
dan
stereosko
p

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

45
Lampiran-2.3:
Pengetahuan Umum Peta

Waktu : 6 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang peta secara umum.
Kompetensi Dasar : Peserta diklat setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan
dapat mengetahui konsep-konsep dasar peta secara baik
dan benar serta mampu mengevaluasi hubungan
informasi pada peta.

Deskripsi Detil :

Indikator
Pokok
Keberhasil Sub pokok bahasan Metode Media JPL
bahasan
an
Menyatakan Pengertian  Definisi data spasial, peta MCI MSK 2
kembali dan dasar dan peta tematik,
komponen- ruang fungsi peta.
komponen lingkup  Datum, sistem koordinat,
peta peta proyeksi peta dan skala
peta.
 Simbol, desain peta, kaidah
interpolasi dan generalisasi.
 Sistem penomoran peta.
 Riwayat peta dan informasi
tepi.
 Sejarah pemetaan di
Indonesia.
Membaca, Simbol,  Simbol titik, garis dan area. MCI MSK 2
mengiden- garis,  Mencari lokasi dan Prakti- Sample
tifikasikan warna membaca koordinat. kum peta
dan dan teks RBI
 Mengukur arah dan jarak.
menarik pada Plani-
kesimpulan peta  Membaca tinggi dan
membuat profil dari garis meter
dari peta dasar
dasar kontur.
 Mengukur dan menghitung
luas.

46
 Membaca warna pada peta
hipsometri dan peta
rupabumi.
Membaca, Simbol,  Pemahaman umum tentang MCI MSK 2
mengidentif garis, membaca simbol peta praktik Sample
ikasikan warna tematik. um atlas /
dan dan teks  Membaca diagram pada peta
menarik pada peta tematis titik. tematik
kesimpulan peta
 Menghitung kenampakan
dari peta tematik
kontinyu di suatu tempat
tematik
dari peta isoline.
 Mengidentifikasi jenis tema
pada peta tematis area.
MCI : Metode Ceramah Interaktif
MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

47
Lampiran-2.4:
Dasar-dasar Gambar Teknik Berkomputer

Waktu : 6 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas ukuran-ukuran kertas dan
satuan dalam gambar, alat-alat gambar manual dan
digital, dasar-dasar pengoperasian AutoCad serta
perangkat lunak dalam survei dan pemetaan.
Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
mendemonstrasikan dasar-dasar gambar teknik
manual dan berkomputer serta trampil menggambar
dengan komputer.

Deskripsi Detil :

Indikator Pokok
Sub pokok bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan bahasan

Mendemon- Jenis dan  Jenis, berat dan MCI MSK 1


strasikan ukuran ukuran kertas serta
berbagai kertas kegunaannya.
ukuran kertas  Satuan meter dan
dan penggu- inchi.
naannya  Bahasan tentang
warna dan tinta.
Mendemon- Peralatan  Peralatan gambar MCI MSK 1
strasikan gambar manual (rapido,
berbagai manual dan meja gambar,
peralatan digital sablon, jangka,
gambar mistar, dll).
manual dan  Peralatan gambar
digital digital (komputer,
digitizer, scanner,
plotter, printer).
 Pengenalan software
grafik (AutoCAD,
Freehand,
CorelDraw, Mapinfo,
Arcview, Photoshop,
Paintbrush).
 Komparasi software

48
Mengerjakan Gambar  Menjalankan Praktik MSK 4
suatu gambar teknik AutoCAD: um
teknik dengan  Menggambar
sederhana AutoCAD (point, line, pline,
dengan 3dpoly, dll).
perangkat
 Mengedit
lunak
(erase, move, copy,
AutoCAD
pedit, dll).
 Formating
(layer, color,
linetype, dll).
 Menyimpan
(save, export,
import, dll).
 Menampilkan
(3dview, zoom).
 Tools (map, image).
 Mendigitasi on-
screen.
MCI : Metode Ceramah Interaktif
MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

49
Lampiran-2.5:
Pengantar Sistem Informasi Geografi

Waktu : 6 JPL
Diskripsi Singkat : Memberikan penjelasan kepada peserta tentang
definisi, perjalanan sejarah, sistem yang digunakan
pada awal perkembangan, konsep dasar dan
komponen Sistem Informasi Geografis, serta struktur
dan hubungan data spasial
Kompetensi : Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta
Dasar diharapkan mengetahui konsep-konsep dasar Sistem
Informasi Geografis

Deskripsi Detail :

Indikator Pokok Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL


Keberhasilan Bahasan
Mengiden- Konsep  Data MCI MSK 2
tifikasi Dasar dan spasial/geografis.
komponen Komponen  Sistem Informasi.
dasar Sistem  Pengolahan data.
sistem  Penyajian informasi.
informasi  Macam-macam
geografis software dan
hardware.
 Pengelola sistem
informasi.
Memerikan Data  Titik - garis – area. MCI MSK 2
(dapat Spasial  Kontinua dan
menguraika (elemen, diskreta.
n secara sistem dan  Geometri dan
baik) pola) topologi.
komponen  Pola spasial.
data spasial  Filebase dan
database.
 Raster, Vektor dan
teks.
Memerikan Teknik  Teknik pengumpulan MCI MSK 2
(dapat pengumpul data (surveying,
remote sensing, demo Sample
mengurai- an dan data
kan secara analisis digitasi, scanning).
 Konversi data. SIG
50
baik) data dalam  Entry data atribut. vektor
teknologi SIG  Validitas dan akurasi dan
pemasukan data. raster
data SIG  Operasi vektor
dan analisis (Overlay, Clip,
SIG Buffer).
 Operasi raster (local,
fokal, zonal).
 Query.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

51
Lampiran-2.6:
Pengantar Penginderaan Jauh

Waktu : 6 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini menjelaskan dan menambah wawasan
tentang penginderaan jauh (Inderaja), yang meliputi
sistem, data, serta interpretasinya.
Kompetensi : Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta
Dasar diharapkan mengetahui konsep dasar Inderaja

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub pokok bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan bahasan

Mengiden- Prinsip  Definisi Inderaja. MCI MSK 2


tifikasi Dasar  Gelombang Peraga:
prinsip Sensor dan Elektromagnetik. citra
dasar dan produk  Sistem Perekaman
produk data pasif/aktif.
Inderaja Inderaja  Wahana (platform).
 Raster, Pixel, dan
Resolusi (spektral,
spasial, temporal).
 Format citra (BIP, BIL,
BSQ, LAN, TIFF, Geotiff,
JPG).
 Media Penyimpanan
(tape, CD).
Mengiden- Proses  Sumber dan karakteristik MCI MSK 2
tifikasi pengolahan distorsi radiometrik dan
geometrik citra. demo Citra
prinsip dan
dasar penajaman  Koreksi (radiometrik, PC +
proses citra geometrik). soft-
pengolahan  Mosaik citra. ware
citra  Penajaman (spektral, Inderaja
spasial).
 Perentangan.
 Filtering.

52
Mengiden- Interpretasi  Prinsip dasar interpretasi MCI MSK 2
tifikasi visual dan citra. demo citra
prinsip digital  Kunci interpretasi.
dasar  Pengenalan objek utama
ekstrasi permukaan bumi.
informasi  Klasifikasi terselia.
dari citra  Klasifikasi tak terselia.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

53
Lampiran-2.7:
Pengetahuan Teknologi Informasi

Waktu : 6 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang peran teknologi
informasi (TI) untuk mengoptimasi pekerjaan survei
pemetaan.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta memahami seluk beluk teknologi
informasi secara umum, mengenali jenis data, software
dan hardware yang terkait survei dan pemetaan,
mengetahui otomatisasi dengan programming, dan
mampu memperkirakan kebutuhan teknologi informasi
secara sederhana.

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Menjelaska Manfaat  Manfaat TI: akurasi, MCI MSK 2
n manfaat TI kecepatan, fleksibilitas,
TI secara jangkauan.
umum  Mengenali tahapan pekerjaan
yang bisa dimasuki TI.
 Aspek-aspek pembangunan
TI.
Mengiden- Data dan  Format: ASCII dan binary. MCI MSK 2
tifikasi data software  Model raster dan vektor;
dan Format dwg, dxf, shp, fh, bil,
software tif.
 Konverter: ENVI, Global-
Mapper.
 Perintah dasar OS (copy,
mkdir, del, rename, Software
installation.
 Software utama: AutoCAD,
Arc/Info – Arc/View,
FreeHand, Surfer,
Erdas/Envi/Ermapper.

54
 Software penunjang: MS-
Office (Word, Excel), Winzip,
PDF-writer, Antivirus, Visual-
Basic.
 Programming: ExcelBasic,
WordBasic, VisualBasic, Lisp,
SML, Freeware dan
opensource.
Mengidentif Hardware  Hardware utama: PC- MCI MSK 2
ikasi dan Processor, RAM, Harddisk,
hardware jaringan Monitor, USB.
dan  Hardware penunjang: Mouse,
jaringan Printer, Scanner, Cardreader.
 Hardware jaringan Modem,
Ethernet-Card, Hub dan
kabel, Server.
 Menggunakan internet:
Browser (web), E-mail.
MCI : Metode Ceramah Interaktif
MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

55
Lampiran-2.8a:
Peta Tematik (Peta Tanah)

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Pengetahuan umum peta tematik, sebagai contoh: peta
tanah - membahas pengertian, tujuan dan cara
pembuatan, jenis dan skala, cara membaca peta dan
kegunaan peta tanah.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami,
bagaimana cara membaca dan menggunakan, mengenal
jenis dan skala, kebutuhan data dan cara membuat,
instansi pembuat dan prosedur memperoleh peta tanah.

Deskripsi Detail :

Indikator Pokok
Sub pokok bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan bahasan
Menjelas- Pengertian  Pengertian peta, tanah MCI MSK 4
kan dan ruang dan peta tanah. demo
pengertian, lingkup peta  Konsep dasar, tujuan
tujuan dan tanah dan penting- nya
cara pembuatan peta tanah.
membuat,  Prosedur dan kebutuhan
mengenal data pembuatan peta
jenis-jenis tanah.
dan skala,  Jenis, skala dan legenda
memahami peta tanah.
cara  Informasi yang tersedia,
membaca cara membaca dan
dan menggunakan/
mengguna- interpretasi peta tanah.
kan peta  Instansi pembuat peta
tanah. tanah dan cara
memperoleh peta.
MCI : Metode Ceramah Interaktif
MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

56
Lampiran-2.8b:
Peta Tematik (Peta Kadaster)

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Pengetahuan umum peta tematik -
sebagai contoh: peta kadaster - membahas pengertian,
tujuan dan cara pembuatan, jenis dan skala, cara
membaca peta dan kegunaan peta kadaster.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami,
cara membaca dan menggunakan, mengenal jenis dan
skala, kebutuhan data dan cara membuat, instansi
pembuat peta kadaster dan prosedur memperoleh peta
kadaster.

Deskripsi Detail :

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan bahasan
Menjelaskan Pengertian  Pengertian peta, MCI MSK 4
pengertian, dan ruang kadaster dan peta demo
tujuan dan lingkup peta kadaster
cara kadaster  Konsep dasar, tujuan
membuat, dan penting- nya
mengenal pembuatan peta
jenis-jenis kadaster.
dan skala,  Prosedur dan kebutuhan
memahami data pembuatan peta
cara kadaster.
membaca  Jenis dan skala peta
dan kadaster, legenda peta
mengguna- kadaster
kan peta  Informasi yang tersedia
kadaster. dalam peta kadaster,
cara baca,
menggunakan/
interpretasi peta
kadaster.

57
 Instansi pembuat peta
kadaster dan cara
memperoleh peta.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

58
Lampiran-3
GBPP TINGKAT AHLI

59
Lampiran-3.1:
Pemetaan Dasar

Waktu : 6 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini memberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang peta.
Kompetensi Dasar : Peserta diklat setelah mengikuti pelatihan ini dapat
memecahkan beberapa persoalan dengan
menggunakan peta secara baik dan benar serta
mampu mengevaluasi hubungan antara informasi
pada peta dan data dari Inderaja.

Deskripsi Detail :

Indikator Pokok
Sub pokok bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan bahasan

Mengungkap- Pengertian  Definisi data spasial, MCI MSK 2


kan kembali dan ruang peta dasar dan peta
komponen- lingkup peta tematik, fungsi peta.
komponen  Datum, sistem
peta koordinat, proyeksi
peta dan skala peta.
 Simbol, desain peta,
kaidah interpolasi dan
generalisasi.
 Sistem penomoran
peta.
 Riwayat peta dan
informasi tepi.
 Sejarah pemetaan di
Indonesia.
Menggam- Simbol, garis,  Simbol titik, garis dan MCI MSK 2
barkan warna dan area. Prakti- Sam-
kesimpulan teks pada  Mencari lokasi dan kum ple
dari peta peta dasar membaca koordinat. peta
dasar rupa
 Mengukur arah dan
jarak. bumi
 Membaca tinggi dan Plani-
60
membuat profil dari meter
garis kontur.
 Mengukur dan
menghitung luas.
 Membaca warna pada
peta hipsometri dan
peta rupabumi.
Menggamba Simbol, garis,  Pemahaman umum MCI MSK 2
rkan warna dan tentang membaca praktik Sam-
kesimpulan teks pada simbol peta tematik. um ple
dari peta peta tematik  Membaca diagram atlas/
tematik pada peta tematis titik. peta
 Menghitung tema-
kenampakan kontinua tik
di suatu tempat dari
peta isoline.
 Mengidentifikasi jenis
tema pada peta
tematis area.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

61
Lampiran-3.2:
Penentuan Posisi

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang pengertian posisi,
fungsi posisi dalam kaitan survei dan pemetaan,
metode-metode penentuan posisi, peralatan yang
dipakai untuk penentuan posisi.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat memahami peranan posisi
dalam konteks survei dan pemetaan, mengetahui
proses penentuan posisi, mengenal peralatan yang
digunakan dalam penentuan posisi, dapat menentukan
peralatan yang sesuai dengan tingkat ketelitian posisi
yang akan diperoleh.

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Menjelaskan Pendahuluan Sistem-sistem koordinat MCI MSK 1
tentang penentuan (kartesian, polar, geografi, simulasi
pengertian posisi geodetik, geosentrik,
posisi toposentrik) dan arti posisi
dalam kaitan survei dan
pemetaan
Menjelaskan Datum Kerangka kontrol horisontal MCI MSK 1
sejarah horisontal dan vertikal sebagai simulasi
penentuan (lokal dan realisasi penerapan datum
posisi di global) di lapangan, perubahan
Indonesia datum horisontal
Menjelaskan Penentuan Penentuan posisi terestris MCI MSK 1
metode posisi (poligon, mengikat ke simulasi
penentuan secara muka, mengikat ke
posisi terestris/ belakang, triangulasi,
konven- pengukuran jarak)
sional

62
Penentuan Penentuan posisi dengan MCI MSK 1
Posisi teknik Global Positioning
secara System (GPS)
ekstra
terestrial

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard Klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

63
Lampiran-3.3:
Aplikasi Sistem Informasi Geografi

Waktu : 6 JPL
Diskripsi Singkat : Memberikan penjelasan kepada peserta tentang definisi
SIG perjalanan sejarah, sistem yang digunakan pada
awal perkembangan, konsep dasar, komponen sistem,
struktur data spasial serta hubungan data spasial
Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta
diharapkan memahami konsep-konsep dasar SIG serta
mampu mengaplikasikan teori pada situasi praktis
sederhana.

Deskripsi Detail :

Indikator Pokok Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL


Keberhasilan Bahasan
Menjelaskan Konsep Dasar  Data MCI MSK 2
komponen dan spasial/geografis.
dasar sistem Komponen  Sistem Informasi.
informasi Sistem  Pengolahan data.
geografis  Penyajian informasi.
 Macam-macam
software dan
hardware.
 Pengelola sistem
informasi.
Menjelaskan Data Spasial  Titik - garis – area. MCI MSK 2
komponen (elemen,  Kontinua dan
data spasial sistem dan diskreta.
pola)  Geometri dan
topologi.
 pola spasial.
 Filebase dan
database.
 Raster, Vektor dan
teks.
Mendemon- Teknik  Teknik pengumpulan MCI MSK 2
strasikan pengumpulan data (surveying,
remote sensing, demo Sample
teknologi dan analisis data
pemasukan data dalam digitasi, scanning).

64
data SIG SIG  Konversi data. SIG
dan analisis  Entry data atribut. vektor
SIG  Validitas dan akurasi dan
data. raster
 Operasi vektor
(Overlay, Clip,
Buffer).
 Operasi raster (local,
fokal, zonal).
 Query.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

65
Lampiran-3.4:
Aplikasi Penginderaan Jauh

Waktu : 6 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini menekankan pada penambahan
ketrampilan tentang penginderaan jauh, yang meliputi
sistem, data, serta interpretasinya.
Kompetensi : Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta
Dasar diharapkan mampu memecahkan persoalan survei dan
pemetaan yang berkaitan dengan teknologi Inderaja,
mengenali data produk Inderaja yang tepat serta
mendemonstrasikan keahlian menggunakan citra.

Deskripsi Detil :

Indikator Pokok
Sub pokok bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan bahasan
Mendemon- Prinsip Dasar  Definisi Inderaja. MCI MSK 2
strasikan Sensor dan  Gelombang Pera-
prinsip dasar produk data Elektromagnetik. ga:
Inderaja Inderaja  Sistem Perekaman citra
pasif/aktif.
 Wahana (platform).
 Raster, Pixel, dan
Resolusi (spektral,
spasial, temporal).
 Format citra (BIP,
BIL, BSQ, LAN, TIFF,
Geotiff, JPG).
 Media Penyimpanan
(tape, CD).
Melakukan Proses  Sumber dan MCI MSK 2
pengolahan pengolahan karakteristik distorsi demo Citra
citra dan radiometrik dan PC +
penajaman geometrik citra. soft-
citra  Koreksi (radiometrik, ware
geometrik). Inde-
 Mosaik citra. raja
 Penajaman (spektral,
spasial).
 Perentangan.
66
 Filtering.
Mampu Interpretasi  Prinsip dasar MCI MSK 2
melakukan visual dan interpretasi citra. demo citra
ekstrasi digital  Kunci interpretasi.
informasi  Pengenalan objek
dari citra utama permukaan
bumi.
 Klasifikasi terselia.
 Klasifikasi tak
terselia.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

67
Lampiran-3.5:
Manajemen Kualitas Data Survei dan Pemetaan Terpadu

Waktu : 8 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang kualitas data spasial
dan bagaimana mengelola data spasial agar
mendapatkan kualitas terbaik.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat memahami seluk beluk kualitas
data, menilai akurasi data, mampu melakukan kalibrasi
alat sederhana, serta mampu memeriksa peta/data
spasial.

Deskripsi Detil :

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Mengenal TQM/ISO Sisi-sisi TQM sesuai ISO MCI, MSK 2
Manajemen 9000 9000. simulasi
Terpadu dan
demo
Mengenal 10  Coverage (Cakupan). MCI, MSK 2
Konsep 10-C Karakteristik  Content (Isi). simulasi
dalam kualitas data  Currentness (Tingkat dan
kualitas data kemutakhiran). demo
spasial
 Correctness
(Ketelitian).
 Communicative
(Kemudahan
Dibaca).
 Creativity Level
(tingkat pengolahan
data).
 Consistence
(Keseragaman).
 Confirm to Law
(Sesuai hukum yang
berlaku).
 Cost Effective
(Ekonomis).

68
 Contextual (Sesuai
kondisi ekternal).
Menghitung Kalibrasi alat  Studi kasus Praktiku Kom- 2
Akurasi data Akurasi mengkalibrasi GPS m puter
spasial handheld. +
 5 jenis akurasi. LCD-
 Membaca Try-out Pro-
spesifikasi alat atau jector
sensor. GPS
 Hubungan hand
skala peta, akurasi & held
resolusi citra. Print
 Propagasi out
kesalahan. peta
&
citra.
Memeriksa Memeriksa  Memeriksa Praktiku GPS 2
Peta dan peta kertas konsistensi & m hand
Data Spasial kartiografis (in- held.
house). Peta
 Memeriksa Try-out cetak.
correctness di Komp
lapangan. uter
Memeriksa Memeriksa data dari sisi tiap
peta digital basis data digital. peser-
ta +
sam-
ple
data.
MCI : Metode Ceramah Interaktif
MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

69
Lampiran-3.6:
Aplikasi Pemetaan Tematik

Waktu : 8 JPL, disesuaikan dengan kebutuhan instansi peserta


diklat secara proporsional
Deskripsi singkat : Pengetahuan umum peta tematik -
membahas pengertian, tujuan dan cara pembuatan,
jenis dan skala, cara membaca dan kegunaan peta
tematik.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami,
bagaimana cara membaca dan menggunakannya,
mengenal jenis dan skala, kebutuhan data dan cara
membuat, instansi pembuat dan prosedur memperoleh
peta tematik.

Deskripsi Detil : Sebagai contoh peta tematik dalam hal ini peta tanah dan
peta kehutanan

Indikator Pokok
Sub pokok bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan bahasan
Menjelaskan Pengertia  Pengertian peta, MCI MSK -
pengertian, cara n dan tanah dan peta demo
membuat, ruang tanah.
membaca dan lingkup  Konsep dasar,
menggunakan peta tujuan dan
peta tematik. tanah pentingnya
pembuatan peta
tanah.
 Prosedur dan
kebutuhan data
pembuatan peta
tanah.
 Jenis, skala, dan
legenda peta tanah.
 Informasi yang
tersedia dalam peta
tanah, cara
membaca,
menggunakan/
interpretasi peta
tanah.
 Instansi pembuat
70
peta tanah dan cara
memperoleh peta.
Menjelaskan Kegiatan  Pengertian dan MCI MSK -
pengertian, cara Perpetaa ruang lingkup
membuat, n Inventarisasi Hutan
membaca dan Kehutana dan perpetaan
menggunakan n. kehutanan.
peta kehutanan.  Perencanaan.
 Pelaksanaan.
 Pengukuran dimensi
pohon.
 Pelaporan.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

71
Lampiran-3.7:
Rancangan Proyek Survei dan Pemetaan

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang bagaimana
merancang suatu proyek survei dan pemetaan.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat memahami seluk beluk
perancangan dan manajemen (tata laksana) proyek.

Deskripsi Detil

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Menjelaskan Pendahuluan  Terminologi. MCI MSK 1
beberapa  Ukuran dan jenis Demo
aspek Proyek.
perencanaan  Organisasi proyek.
dan tata
laksana proyek
Memberi Perencanaan  Metode MCI MSK 1
contoh proyek perencanaan. simulasi
perancangan  Feasibility studi.
proyek  Estimasi biaya.
 Proposal dan
Negosiasi.
Mampu Tata Laksana  Ide MCI MSK 1
memberi proyek ntifikasi kegiatan. simulasi
contoh tata  Ide
laksana proyek ntifikasi sumber
daya.
 Kua
ntifikasi volume.
 Kua
ntifikasi kapasitas
kerja.
 Ide
ntifikasi jalur kritis.
 Men
yusun jadwal/
milestone.
 Pen

72
gendalian waktu
dan biaya.
 Pen
gendalian mutu.
Meramalkan Audit proyek  Arti audit. MCI MSK 1
situasi audisi  Tahapan audit. Simulasi
proyek  Unsur yang
diperhatikan.
 Proses audit.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

73
Lampiran-3.8:
Teknik Pelaporan Survei dan Pemetaan

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang tata cara membuat
laporan survei pemetaan untuk keperluan dokumentasi
teknis.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat menulis laporan teknis survei
pemetaan yang dilakukannya.

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Menyusun Kisi-kisi  Konsep 5W+1H MCI MSK 2
laporan laporan teknis (What, When-
teknis survei Where, Who, Why -
dan How) dalam
pemetaan pelaporan.
 Sistematika terlacak

(bisa diikuti orang


lain).
 Penempatan
ilustrasi survei dan
pemetaan (foto,
screenshoot, peta).
Menyusun Kisi-kisi  Penonjolan MCI MSK 2
executive executive (Highlights) capaian
summary summary dan kendala.
 Penonjolan apa
yang harus
diputuskan atau
ditindak-lanjuti
executive.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

74
Lampiran-4
GBPP TINGKAT TERAMPIL DAN TINGKAT AHLI

75
Lampiran-4.1:
Regulasi dalam Jabatan Surveyor Pemetaan

Waktu : 8 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang peraturan
perundang-undangan atau peraturan lainnya yang
terkait dengan jabatan fungsional surveyor pemetaan.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat merujuk pada peraturan yang
tepat untuk dapat dijadikan dasar hukum pada
kegiatan survei dan pemetaan.

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Memahami Keputusan  UU Kepegawaian. MCI MSK 4
peraturan Menteri  PP tentang Jabatan
perundang- Negara Fungsional.
undangan Pendaya-  Peraturan yang terkait
yang terkait gunaan dengan pengangkatan
jabatan Aparatur ke dalam jabatan
fungsional Negara Nomor fungsional, kenaikan
Sureyor Nomor pangkat pilihan,
Pemetaan 134/Kep/M.Pa penonaktifan, keluar
n/12/2002 dari jabatan
fungsional,
penghitungan angka
kredit, dll.
Memahami Beberapa UU  UU Pokok Agraria. MCI MSK 4
peraturan yang terkait  UU Tata Ruang.
perundang- profesi survei  UU Pemerintahan
undangan dan pemetaan Daerah.
lainnya yang
 UU Perencanaan.
terkait
dengan  UU Kehutanan.
jabatan  UU Pertambangan.
fungsional  UU Pertahanan.
Sureyor  Peraturan tentang
Pemetaan Kerahasiaan Negara
dan Kebebasan
Memperoleh Informasi
76
Publik.
 Peraturan yang terkait
dengan tugas pokok
dan fungsi
BAKOSURTANAL,
BPN, PU, ESDM,
Bappeda, Baplan
Kehutanan, Balitbang
Pertanian, Dittop-AD,
dsb.
 PP No. 10 Thn. 2000
tentang Tingkat
Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang
Wilayah.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

77
Lampiran-4.2:
Simulasi Penghitungan Angka Kredit

Waktu : 8 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang tata cara dan
prosedur penghitungan angka kredit jabatan
surveyor pemetaan.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat memperkirakan kegiatan-
kegiatan mana yang dapat dihitung angka kreditnya
dan dapat menilai sendiri dengan memasukan nilai
tersebut kedalam Daftar Usulan Penetapan Angka
Kredit (DUPAK).

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Memahami Penghitungan  Keputusan Menteri MCI MSK 2
peraturan yang Angka Kredit Negara Simu-
berkaitan Pendayagunaan lasi
dengan angka Aparatur Negara
kredit jabatan Nomor Nomor
fungsional 134/Kep/M.Pan/12/2
Surveyor 002 tentang Jabatan
Pemetaan. Fungsional Surveyor
Pemetaan dan
Angka Kreditnya
 Keputusan Bersama
Kepala Badan
Koordinasi Survei
Dan Pemetaan
Nasional Dan Kepala
Badan Kepegawaian
Negara Nomor :
0T.02/60-KA/VII/200
3 Nomor: 26 Tahun
2003 tentang
Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Surveyor
Pemetaan Dan

78
Angka Kreditnya.
 Keputusan Kepala
Badan Koordinasi
Survei Dan
Pemetaan Nasional
Nomor :
HK.01.04/54-KA/II/2
006 tentang
Petunjuk Teknis
Penilaian Angka
Kredit Jabatan
Fungsional Surveyor
Pemetaan
 Dan peraturan
terkait lainnya
Memperkirakan Identifikasi  Pengumpulan bukti MCI MSK 6
unsur kegiatan unsur yang fisik kegiatan survei simula
yang dapat dinilai dan pemetaan. si
dinilai angka berdasarkan  Usul penilaian angka
kreditnya Kep. Men. kredit dari Surveyor
PAN Pemetaan dengan
melampirkan bukti
fisiknya.
 Proses penilaian oleh
Tim Penilai.
 Penetapan angka
kredit dan proses
kenaikan
pangkatnya.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

79
Lampiran-4.3:
Citra Diri dan Etika Profesi

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang etika profesi dan
citra diri Pejabat fungsional surveyor pemetaan.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat menunjukkan kepercayaan diri
atas profesinya serta mengenal tugas, fungsi dan
tanggung jawabnya

Deskripsi Detail :

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Membentuk Teknik  Menu Simu- MSK 2
citra diri membentuk mbuhkan dan lasi
citra diri mengelola motivasi.
 Teknik
belajar mandiri
(longlife learning).
 Komu
nikasi horizontal
dalam team
(teamwork).
 Komu
nikasi vertikal dalam
institusi.
Mampu Beberapa isu  Etika Simu- MSK 2
mempertahank utama yang pengukuran (kasus lasi
an etika terkait etika pengukuran vertikal)
profesi profesi  Meng
surveyor enali dan
pemetaan menghindari data
fiktif
 Kaida
h memperkecil dan
memperbesar skala
peta.
 Mema
nipulasi data.

80
 Mema
nfaatkan peta
buatan pihak lain
dalam kaitan dengan
ciptaan pihak lain
(UU No. 19 Th. 2003
tentang Hak Cipta).

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

81
Lampiran-4.4:
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang tata cara menjaga
kesehatan dan keselamatan kerja bagi seorang
surveyor pemetaan.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat mengetahui dan
mendemonstrasikan sebagian cara-cara agar
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman dan
selamat.

Deskripsi Detil :

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Mendemon- Mengenal K3  Menyi MCI MSK 2
strasikan hal- apkan air minum Pemuta
hal yang sehat di lapangan. ran film
berkaitan  Mence
dengan gah dehidrasi.
Keselamatan  Menja
dan Kesehatan ga kebersihan tubuh
Kerja (K3) selama survei.
 PPPK.
 Pakaia
n dan perbekalan
(baju, topi, sepatu
survei).
 Perijin
an/ pemberitahuan
ke masyarakat
tentang aktivitas
survei dan pemetaan
yang dilakukan.

82
Membuat garis Garis besar  Meng MCI MSK 2
besar cara- survival antisipasi gangguan demo Kom
cara survival selama survei : puter
menghadapi daerah tiap
banjir, badai, laut. peser
 Meng ta
hadapi serangga,
lintah, ular dan
satwa lain.
 Meng
antisipasi tersesat.
 Meng
antisipasi tenggelam.
 Pengu
rusan asuransi,
seperti:
Asuransi kecelakaan,
Asuransi kematian,
Asuransi kerugian
karena kerusakan/
kehilangan
peralatan, Asuransi
tanggung jawab
sosial.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

83
Lampiran-4.5:

Ergonomi Dalam Budaya Kerja

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang tata cara membuat
pekerjaan seorang profesional survei dan pemetaan
menjadi nyaman untuk jasmani dan rohani
(ergonomis).
Kompetensi : Setelah menyelesaikan pelajaran ini, seluruh peserta
Dasar mengetahui konsep dasar ergonomi, sukarela
melaksanakan ergonomi kerja dan mampu
mempersiapkan alat-alat pekerjaannya secara tepat
dan benar sesuai asas-asas ergonomis.

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Mengetahui Kiat bekerja  Sekilas Budaya Kerja MCI MSK 2
konsep-konsep efisien  Pengertian Ergonomi
dasar  Kiat bekerja yang
Ergonomi sehat (agar tidak
dalam Budaya cepat lelah mata atau
Kerja lelah pinggang).
 Mengatur sarana
pendukung kerja di
lab (pencahayaan,
ventilasi, tempat
duduk, rak buku, ATK,
tempat sampah).
Mampu Merencanaka  Memili Diskusi M-1 1
menghimpun n survei yang h rute. dan peta
dan ergonomis  Meren Simu- manus
memperbincan canakan logistik. lasi krip
gkan hal-hal  Meng untuk
yang akan amankan sarana dan latihan
membantu prasarana kerja.
ergonomi
 Merek
dalam survei
rut buruh lokal.
bergerak
 Meny
elesaikan administrasi.

84
Mampu Kiat  Memili Prak- M-1 1
menyusun meringkas h jenis bagasi. tikum Baga-
bagasi survei bagasi  Memili si
yang h jenis tas. untuk
ergonomis  Surve latihan
yor Kit
 Melipa
t peta manuskrip.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

85
Lampiran-4.6:
Aspek Perlindungan Konsumen

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang tata cara aspek
bisnis dan perlindungan konsumen dalam kaitannya
dengan profesi survei dan pemetaan.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta menunjukkan sensitivitas atas kondisi
pasar dan konsumen dan mengetahui teknik
pembuatan proposal.

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Mampu Merumus-  Cek list kebutuhan MCI MSK 2
mengidentifi- kan konsumen atas data
kasi seluk- kebutuhan survei dan pemetaan.
beluk konsumen.  Menilai pasar – survei
pelayanan harga kebutuhan
konsumen pemetaan.
 Seputar Harga Satuan
Pokok Kegiatan (HSPK). Con-
toh :
 Seputar Pendapatan
iklan,
Negara Bukan Pajak
con-
(PNBP)
toh
 Seputar periklanan. pro-
 Membuat proposal posal
survei dan pemetaan.
Mampu UU  Bagaimana melayani MCI MSK 2
mengidentifi- Perlindu- pengaduan (komplain).
kasi tatacara ngan  Melacak yang
perlindungan Konsumen. sesungguhnya terjadi
konsumen. ketika ada komplain
bahwa “peta ini salah”
atau “data spasial ini
tidak bisa dipakai”.

MCI : Metode Ceramah Interaktif

86
MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

87
Lampiran-4.7:
Teknik Publikasi dan Presentasi Surta

Waktu : 4 JPL
Deskripsi singkat : Mata diklat ini membahas tentang tata cara
membuat publikasi dan presentasi survei pemetaan
untuk keperluan pengembangan profesi survei dan
pemetaan.
Kompetensi : Setelah menyelesaikan program pembelajaran ini,
Dasar seluruh peserta dapat mengetahui dan
mendemonstrasikan secara sederhana pembuatan
makalah ilmiah survei pemetaan yang dilakukannya
yang dapat dipresentasikan dalam forum-forum
profesi.

Deskripsi Detail:

Indikator Pokok
Sub Pokok Bahasan Metode Media JPL
Keberhasilan Bahasan
Mampu Makalah  Makalah ilmiah dalam MCI MSK 2
membuat ilmiah dan karir jabfung.
garis besar ilmiah  Sistematika dan Format Simu- Con-
pembuatan populer makalah ilmiah. lasi toh
makalah Makalah ilmiah populer. tulisa
ilmiah dan  Kiat agar dimuat. n
ilmiah
populer

Mampu Presentasi  Teknik penyuluhan MCI MSK 2


mendemon- langsung (monolog).
strasikan dan dengan  Teknik audio visual. Simu- PC
teknik alat bantu  Menyiapkan pameran & lasi tiap
presentasi leaflet. peser-
 Mengenal Powerpoint. ta
 Sistematika slide,
master, footer, animasi,
hyperlink.

MCI : Metode Ceramah Interaktif


MSK : Media Standard klasikal: Whiteboard + spidol whiteboard + penghapus
+ Komputer + LCD-Projector

88

You might also like