You are on page 1of 10

BAB XIV

KOMITE KEBIJAKAN SEKTOR KESEHATAN


Pasal Tanggapan Hasil Kritisi dari UU yang lain Usulan/Penjelasan
Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 406
(1) Komite kebijakan sektor Kesehatan
merupakan wadah koordinasi dan
komunikasi dalam rangka akselerasi
pembangunan dan memperkuat ketahanan
sistem Kesehatan.
(2) Komite kebijakan sektor Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyelenggarakan pencegahan dan
penanganan berbagai permasalahan
kebijakan di bidang Kesehatan.
(3) Komite kebijakan sektor Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
(4) Komite kebijakan sektor Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. Menteri sebagai ketua merangkap
anggota;
b. Kepala lembaga pemerintahan
nonkementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
pengawasan Obat dan makanan sebagai
anggota;
c. Kepala lembaga pemerintahan
nonkementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan kependudukan
dan keluarga berencana nasional sebagai
anggota;
d. Ketua dewan jaminan sosial nasional
sebagai anggota; dan
e. Direktur utama badan penyelenggara
jaminan sosial kesehatan sebagai
anggota.
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang
Pasal 407
Komite kebijakan sektor Kesehatan bertugas
mengoordinasikan pelaksanaan akselerasi pembangunan
dan memperkuat ketahanan sistem Kesehatan.
Pasal 408
(1) Komite kebijakan sektor Kesehatan
berwenang:
a. melakukan penelaahan terhadap
berbagai informasi dan data yang relevan
atau berpengaruh terhadap proses
akselerasi pembangunan Kesehatan;
menyusun strategi pencapaian dan
prioritas program dan kegiatan
pembangunan Kesehatan;
b. menetapkan kriteria dan indikator untuk
penilaian pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan Kesehatan;
c. melakukan penilaian terhadap kondisi
stabilitas dan ketahanan sistem
kesehatan;
d. menetapkan langkah koordinasi untuk
mencegah krisis kesehatan dan
memperkuat ketahanan sistem
Kesehatan;
e. merekomendasikan Pemerintah Daerah
melalui menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dalam negeri
untuk mendukung pelaksanaan
akselerasi pembangunan dan
memperkuat ketahanan sistem
Kesehatan; dan
f. melakukan koordinasi peningkatan
program kesehatan masyarakat terutama
yang bersifat promotif dan preventif
dalam rangka akselerasi pembangunan
dan memperkuat ketahanan sistem
Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan kewenangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Komite kebijakan sektor Kesehatan dapat
melakukan koordinasi kepada
kementerian/lembaga, dan pemangku
kepentingan terkait.
Pasal 409
(1) Komite kebijakan sektor Kesehatan
menyelenggarakan rapat secara berkala
atau sewaktu-waktu.
(2) Rapat secara berkala sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan 1
(satu) kali setiap 3 (tiga) bulan.
(3) Rapat sewaktu-waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
berdasarkan permintaan anggota Komite
kebijakan sektor Kesehatan.
Pasal 410
Ketua komite kebijakan sektor Kesehatan melaporkan hasil
pelaksanaan tugas kepada Presiden paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu jika
diperlukan.
Pasal 411
Ketentuan lebih lanjut mengenai komite kebijakan sektor
Kesehatan diatur dengan Peraturan Presiden.
BAB XV
PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal Tanggapan Hasil Kritisi dari UU yang lain Usulan/Penjelasan


Pasal 412
(1) Masyarakat berperan serta, baik secara
perorangan maupun terorganisasi dalam
segala bentuk dan tahapan pembangunan
Kesehatan dalam rangka membantu
mempercepat pencapaian derajat Kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
(2) Peran serta sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup keikutsertaan secara
aktif dan kreatif.
BAB XVI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal Tanggapan Hasil Kritisi dari UU yang lain Usulan/Penjelasan


Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 413
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan
pembinaan terhadap masyarakat dan setiap
penyelenggaraan kegiatan yang berhubungan dengan
Sumber Daya Kesehatan dan Upaya Kesehatan termasuk
Kewaspadaan Wabah, penanggulangan Wabah, dan
kegiatan pasca-Wabah secara terpadu dan
berkesinambungan.
Pasal 414
(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 413 diarahkan untuk:
a. meningkatkan akses dan memenuhi
kebutuhan setiap orang terhadap Sumber
Daya Kesehatan dan Upaya Kesehatan;
b. menggerakkan dan melaksanakan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan;
c. meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan
dan Tenaga Kesehatan; dan
d. melindungi masyarakat terhadap segala
kemungkinan yang dapat menimbulkan
bahaya bagi Kesehatan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan melalui:
a. komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat;
b. sosialisasi dan advokasi;
c. penguatan kapasitas dan bimbingan
teknis;
d. konsultasi; dan/atau
e. pendidikan dan pelatihan.
Pasal 415
(1) Dalam rangka pembinaan, Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dapat memberikan
penghargaan kepada orang atau badan yang
telah berjasa dalam setiap kegiatan
mewujudkan tujuan pembangunan
Kesehatan, termasuk kegiatan Kewaspadaan
Wabah, penanggulangan Wabah, dan pasca-
Wabah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian
penghargaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 416
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya melakukan
pengawasan terhadap masyarakat dan
setiap penyelenggaraan kegiatan yang
berhubungan dengan Sumber Daya
Kesehatan dan Upaya Kesehatan
berdasarkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.
(2) Lingkup pengawasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. ketaatan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan termasuk ketaatan
pelaksanaan norma, standar, prosedur,
dan kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat;
b. ketaatan terhadap standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur
operasional, etika, dan disiplin profesi;
c. dampak Pelayanan Kesehatan oleh
Tenaga Kesehatan;
d. evaluasi penilaian kepuasan pelanggan;
e. akuntabilitas dan kelayakan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan dan
Sumber Daya Kesehatan; dan
f. objek pengawasan lain sesuai
kebutuhan.
(3) Dalam melaksanakan pengawasan,
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
dapat mengikutsertakan masyarakat.
Pasal 417
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dalam
melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 416, dapat mengangkat tenaga pengawas dengan
tugas pokok untuk melakukan pengawasan terhadap
segala sesuatu yang berhubungan dengan Sumber Daya
Kesehatan dan Upaya Kesehatan.
Pasal 418
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 417, tenaga pengawas
mempunyai fungsi:
a. memasuki Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan setiap tempat yang
diduga digunakan dalam kegiatan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan
Upaya Kesehatan;
b. memeriksa perizinan yang dimiliki oleh
Tenaga Kesehatan dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Pasal 419
Setiap orang yang bertanggung jawab atas tempat
dilakukannya pemeriksaan oleh tenaga pengawas
mempunyai hak untuk menolak pemeriksaan apabila
tenaga pengawas yang bersangkutan tidak dilengkapi
dengan tanda pengenal dan surat perintah pemeriksaan.
Pasal 420
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya dugaan
atau patut diduga adanya pelanggaran hukum di bidang
Kesehatan, tenaga pengawas wajib melaporkan kepada
penyidik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 421
Ketentuan mengenai pelaksanaan pengawasan kegiatan
yang berhubungan dengan Sumber Daya Kesehatan dan
Upaya Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 422
(1) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dapat
mengenakan sanksi administratif terhadap
Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang melanggar ketentuan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
(2) Ketentuan mengenai pengenaan sanksi
administratif terhadap Tenaga Kesehatan
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan Menteri.

You might also like