Professional Documents
Culture Documents
Komunikasi Lanjut Usia
Komunikasi Lanjut Usia
V ol. 1 | No.2
*Universitas Padjadjaran
**Universitas Padjadjaran
-75-
Jurnal Communicate Volume 1 No.2 Juni 2016
-76-
Antar Venus & Dina Nabilah/Pengalaman Komunikasi Terapeutik Perawat Orang Lanjut Usia
-77-
Jurnal Communicate Volume 1 No.2 Juni 2016
-78-
Antar Venus & Dina Nabilah/Pengalaman Komunikasi Terapeutik Perawat Orang Lanjut Usia
-79-
Jurnal Communicate Volume 1 No.2 Juni 2016
-80-
Antar Venus & Dina Nabilah/Pengalaman Komunikasi Terapeutik Perawat Orang Lanjut Usia
beberapa cara yaitu ekspresi wajah, sen- meskipun istilah yang digunakan dapat
tuhan, dan bahasa isyarat. berbeda-beda.
Komunikasi non verbal ekspresi wajah Tema yang pertama adalah tema teren-
yang positif, menggunakan sentuhan, cana Komunikasi yang dilakukan antara
posisi duduk berhadapan, mengguna- perawat dengan pasien sudah direnca-
kan bahasa isyarat untuk mendukung nakan Perawat tidak bisa sembarangan
penyampaian pesan. Wajah merupakan saja langsung memulai komunikasi de-
bagian tubuh yang paling ekspresif dan ngan pasien lansia tanpa mempelajari
sering digunakan sebagai dasar penting
komunikasin antar pribadi. Perawat latar belakang diri pasien seperti status,
selama berkomunikasi dengan lansia keluarga dan sebagainya. Hal ini dilaku-
mengungkapkan mereka tersenyum kan untuk menghindari terjadinya miss
hanya ingin mengungkapkan ekspresi communication antara perawat dengan
wajah yang positif dan hanya disesuai- pasien. Apabila perawat tidak menge-
kan saja. Perawat LM dan Rara meng- tahui latar belakang pasien, ditakutkan
ungkapkan walau niat positif untuk menanyakan hal yang sensitif tentang
tersenyum namun ia takut diremehkan diri beliau. Perawat mengatakan ia
apabila terlalu sering dilakukan yang mempersiapkan diri sebaik-baiknya
penting menunjukkan ekspresi wajah dalam artian melupakan masalah priba-
positif. di sebelum berinteraksi dengan pasien
agar tidak berpengaruh saat proses ber-
Kasih sayang, dukungan emosional,
komunikasi.
dan perhatian diberikan melalui sentuh-
an. Perawat Rara dan LM memberikan Perawat mempelajari dokumen sehing-
sentuhan ketika berkomunikasi dengan -
pasien lanjut usia seperti sentuhan/be- kologi pasien sebelum berkenalan. In-
laian kasih sayang di tangan atau tepuk forman TS , LM dan Rara mempelajari
di punggung, Perawat Rara dan LM me- dokumen terlebih dahulu atau minimal
ngatakan ia memberikan sentuhan di ta- memperhatikan pasien tersebut sehari-
ngan saat berkomunikasi dengan lansia. -hari sebelum memulai berkomunikasi.
Hal ini dilakukan agar mencegah kesa-
Berdasarkan pemaparan pengalaman
lahpahaman sehingga menyebabkan ke-
kelima informan penelitian ini, peneliti
gagalan pesan yang ingin disampaikan.
mengemukakan adanya tema-tema pen-
Sementara UMB membuat kontrak wak-
ting yang menjadi pengalaman bersama
tu dan tempat serta menjelaskan mau
para informan. Tema-tema tersebut di-
membicarakan hal apa sebelum berin-
ungkapkan berulang-ulang dan saling
teraksi dengan pasien latar belakang,
menguatkan. Dari pemaparan tersebut
tema-tema yang menonjol di antaranya
perilaku sebelum melakukan komuni-
adalah terencana, mencari tahu, eksplo-
kasi.
rasi, observasi, memberikan apresiasi
dan humor, tabu komunikasi, respek, Tahap selanjutnya adalah tahap orienta-
caring, kejelasan, empati, dan memba- si yaitu tahap perkenalan dengan pasi-
ngun rapport. Kesebelas tema ini selan- en, beberapa perawat juga menamakan
jutnya akan diulas secara khusus dalam tahap bina hubungan saling percaya.
pembahasan berikut. Hampir semua in- Dalam tahap ini biasanya tahap mem-
forman menyatakan tema-tema tersebut perkenalkan diri, menjelaskan peran pe-
-81-
Jurnal Communicate Volume 1 No.2 Juni 2016
rawat, seperti halnya yang diungkapkan Tema berikutnya adalah tema eksplotra-
oleh informan (Tilley dan Watson, 2004). tif. Mengeksplorasi berbeda dengan
melakukan penilaian/judgment). Meng-
Selanjutnya tahap kerja adalah tahap
eksplorasi artinya mau mendengarkan
menjelaskan kegiatan sesuai dengan
secara terbuka tanpa perlu melakukan
yang direncanakan dan menanyakan
evaluasi terhadap klien atau pasien (Til-
keluhan pasien tersebut dan melakukan
ley dan Watson, 2004). Menurut STW
tindak lanjut dari keluhan pasien terse-
dan LM pasien usia Tua lebih senang
but.
didengarkan dan ditampung curahan
Tahapan yang terakhir adalah tahap hatinya tanpa evaluasi.
evaluasi atau tahap terminasi yaitu me-
Tema selanjutnya adalah Observasi.
nyimpulkan kembali hasil kegiatan be-
Observasi dalam hal ini adalah menga-
rupa evaluasi, proses, dan hasil seperti
mati langsung gerak-gerik atau perila-
yang diungkapkan.
ku pasien. Seperti apakah ia termasuk
Tema selanjutnya adalah . orang yang introvert/extrovert, menga-
Sebelum melakukan komunikasi de- mati apakah perasaannya saat akan di-
ngan pasien lanjut usia, perawat me- ajak berbicara itu sedang dalam mood
ngumpulkan data pribadi tentang klien yang baik atau apakah ia sedang sedih
- karena suatu hal hingga mengamati
ga status pernikahan. Perawat di STW dalam artian ketika pasien sedang ada
Karya Bhakti mempelajari dokumen, keluhan, perawat mengetahui bagaima-
laporan check up dengan dokter, hing- na perkembangannya hingga kondisi-
ga menanyakan pasien kepada perawat nya membaik. Tema terencana, mencari
yang sudah berinteraksi lebih dulu. Kon- tahu, dan observasi ini sebenarnya da-
pat dirangkum dalam 1 tema besar yaitu
melakukan komunikasi perawat sudah terencana.
mengetahui kekurangan atau penurun-
Dari pengalaman komunikasi perawat,
tema selanjutnya adalah
di mata, sehingga tahu apakah harus
. Menurut informan
bersuara cukup keras atau standar saja.
LM meskipun tidak semua, tetapi ke-
Selain itu juga kondisi mental apakah
banyakan pasien lanjut usia menyukai
pasien tersebut menderita gangguan
bentuk apresiasi salah satu contohnya
mental seperti schizofrenia hingga post–
adalah pujian, bahkan menurut infor-
stroke yang juga berdampak terhadap
man UMB mengungkapkan bahwa lan-
penurunan kondisi mental lansia seper-
jut usia berada di fase tumbuh kembang
ti kembali ke anak-anak. Status perni-
dimana ia ingin dapat menjadi suri tau-
kahan perawat cari tahu agar perawat
ladan sehingga apabila apresiasi kurang
tidak salah bicara apabila menanyakan
diberikan dapat menyebabkan kegagal-
keadaan cucu/keluarga pasien kepada
an tumbuh kembang. Pujian adalah sa-
lanjut usia yang memutuskan tidak me-
lah satu bentuk apresiasi kepada pasien
nikah. Menurut perawat LM ia mencari
lanjut usia, pujian sederhana, tidak ber-
tahu tentang hobi yang disukai oleh pa-
lebihan sebagai bentuk menghargai kar-
sien agar dapat mengetahui pujian yang
yanya. Sebagai contoh beberapa pasien
akan disukai oleh pasien.
lanjut usia menyukai menulis, sehingga
para direksi di STW membaca tulisan
-82-
Antar Venus & Dina Nabilah/Pengalaman Komunikasi Terapeutik Perawat Orang Lanjut Usia
mereka dan memberikan review. Hal ter- Respek menjadi tema bagi para infor-
sebut adalah salah satu bentuk apresiasi man. Mereka selalu menggunakan ba-
yang diberikan. hasa yang sopan serta bahasa tubuh
yang sopan kepada para pasien lanjut
Humor diberikan oleh perawat lansia
usia. Bahkan mereka bersikap seperti
agar komunikasi yang dijalankan men-
kepada ‘sepuh’ karena memang pasien
jadi lebih menyenangkan dan hangat.
lanjut usia berusia jauh melampaui me-
Menurut LM ia ingin meringankan be-
reka. Informan TS pun pernah menga-
ban pasien yaitu dengan candaan ka-
lami kejadian kurang menyenangkan
rena umumnya para pasien lanjut usia
karena lupa mengucapkan kata ‘permi-
mudah merasa cemas dan sedih.
si’ saat lewat di depan pasien lanjut usia,
Tentang tema , semua sehingga ia menyarankan untuk selalu
informan menyatakan bahkan membe- bersikap sopan dan santun.
rikan pesan kepada peneliti agar ketika
Respek merupakan sikap dan perilaku
berkomunikasi dengan pasien lansia
hormat kepada pasien yang harus dimi-
sebaiknya tidak menyinggung kehi-
liki oleh perawat. Sikap hormat merupa-
dupan pribadi mereka sebelum mereka
kan sikap yang perduli dan menghargai
menceritakannya sendiri. Karena hal ini
semua kebutuhan pasien. Sikap respek
dapat menyinggung perasaan mereka.
ditunjukkan dengan selalu memper-
Apabila memang sangat diperlukan se-
hatikan keluhan pasien, sesuai dengan
baiknya ungkapkan kata ‘maaf’ sebelum
prinsip perawat yang memang bekerja
memulai pembicaraan. Selain itu apabi-
untuk selalu siap melayani pasien. Rasa
la ingin menyampaikan pesan, waktu
hormat yang ditunjukkan perawat me-
yang kurang efektif adalah di siang hari
miliki arti bahwa perawat menerima pa-
karena menurut salah satu informan LM
sien tanpa syarat.
waktu di siang hari adalah waktu untuk
beristirahat pasien lansia sehingga me- Tema caring diungkapkan oleh para
reka mudah mengantuk dan terkadang informan. Perawat Rara menyatakan
‘tidak nyambung’ dengan topik yang ia ingin agar perasaan caring nya da-
dibicarakan. Beberapa informan menya- pat sampai dengan para pasien, hal ini
takan bahwa waktu yang efektif adalah ditunjukkan dengan komunikasi non
di pagi atau sore hari dan sepakat tidak verbal seperti sentuhan dan komunika-
di siang hari. si verbal berupa perhatian kepada pa-
sien. Perawat SWH pun memberikan
Pengertian tabu komunikasi sendiri
sentuhan seperti sentuhan kasih sayang
adalah suatu pantangan atau pelarang-
kepada pasien lanjut usia. Kasih sayang,
an kata atau tindakan komunikasi yang
dukungan emosional, dan perhatian
dianggap tidak diinginkan oleh suatu
diberikan melalui sentuhan. Perawat
kelompok, budaya, atau masyarakat.
memberikan sentuhan ketika berkomu-
Pelanggaran tabu biasanya tidak dapat
nikasi dengan pasien lanjut usia seperti
diterima dan dapat dianggap menye-
sentuhan/belaian kasih sayang di tangan
rang. Dalam setiap kelompok masya-
atau tepuk di punggung. Penggunaan
rakat, terdapat kata-kata tertentu yang
sentuhan saat berkomunikasi dimak-
dinilai tabu. Ketika suatu tindakan di-
sudkan untuk menunjukkan kasih sa-
katakan tabu, maka segala sesuatu yang
yang serta rasa empati di saat berkomu-
berhubungan dengan tindakan tersebut
nikasi, memberikan sentuhan pada saat
juga dianggap tabu.
-83-
Jurnal Communicate Volume 1 No.2 Juni 2016
-84-
Antar Venus & Dina Nabilah/Pengalaman Komunikasi Terapeutik Perawat Orang Lanjut Usia
Hammer, M., Fox, S., and Hampton, M. D. Tilley, S. and Watson, R. (2004). Acco-
(2014). Use of a therapeutic commu- untability in nursing and midwifery.
nication simulation model in pre- Oxford: Wiley-Blackwell.
-licensure psychiatric mental health Wachtel, P. L. (2011). Therapeutic Commu-
nursing: Enhancing strengths and nication. New York: The Guildford
transforming challenges. Nursing Press
and Health 2(1), 1-8.
.
Hurlock, E. B. (2010). Developmental psy-
chology: A Life-Span Approach. New
Delhi: Tata McGraw-Hill Education
Pvt. Ltd.
-85-
Jurnal Communicate Volume 1 No.2 Juni 2016
-86-